D. Kronologis Gangguan (2)

Transkripsi

1 D. Kronologis Gangguan (2) Kasus 1_SC : Hubung singkat pada bus bkr 14 Kasus 2_SWD&Stama_off : Generator SewaDiesel dan Swatama lepas Page 21

2 D. Kronologis Gangguan (3) Kasus 31_LS1 : Pl Pelepasan Bb Beban tahap pertama Kasus 32_LS2 : Pelepasan Beban tahap kedua Page 22

3 D. Kronologis Gangguan (4) Kasus 33_LS3 : Pl Pelepasan Bb Beban tahap ketiga Kasus 4_BSW&TNS : Beban Bosowa (30 MW) dan Tonasa Lepas (10 MW) Page 23

4 D. Kronologis Gangguan (5) Kasus 51_OverSpd1 : Generator Suppa unit 4, 5, dan 6 lepas ( akibat overspeed ) Kasus 52_OverSpd2 : Generator Sengkang unit 1 dan bilibili lepas ( akibat overspeed ) Page 24

5 D. Kronologis Gangguan (6) Kasus 53_OverSpd3 : Pl Pelepasan Bb Beban tahap empat Kasus 6_BlackOut: Padam Total pada sistem Page 25

6 E. Analisis Kontingensi (1) Screening Analisis Kontingensi Output Kontingensi Class Kontingensi Page 26

7 E. Analisis Kontingensi (2) Bottle neck sistem Losses MW Hasil Screening Kegagalan Pola Operasi Pelepasan CB Beban Page 27

8 E. Analisis Kontingensi (3) kelas kontingensi Kelas kontingensi untuk kasus generator lepas Generator trip f terendah urutan class kontingensi Gen Sengkang Gen Sengkang Gen Sengkang Gen Bakaru Gen PLTU Gen Mits Gen SewaDiesel Gen Suppa Gen Suppa Gen Suppa Gen Suppa Gen Suppa Gen Suppa Gen Swatama Gen Swatama Gen Palopo Gen Bilibili Gen Makale Gen Masamba kasus yang pernah ada adalah lepasnya gen Bakaru. Oleh karena itu di dalam Tugas Akhir ini digunakan kasus gen Bakaru lepas yaitu kasus black out 30 September 2007 Page 28

9 G. Output Analisis Kontingensi (1) Saluran Transmisi jalur tengah Output Resetting Load Shedding Maintenance peralatan Page 29

10 G. Output Analisis Kontingensi (2) Penambahan saluran transmisi jalur tengah saluran transmisi 150 kv dari bus Maros ke bus Sidrap yang berjarak sekitar 120 km. saluran transmisi 150 kv dari bus Maros ke bus Sungguminasa yang berjarak sekitar 10 km. LS 1,2,3 ditambah Penambahan saluran transmisi jalur tengah Kondisi sebelum penambahan saluran transmisi jalur tengah Losses = MW dan 22 MVAR Dengan catatan pada saat sebelum pemasangan saluran transmisi jalur tengah : 2 x 10 MVAR pada bus Pangkep 70 kv 2 x 5 MVAR pada bus Tlama 70 kv 1 x 10 MVAR pada bus Tello 70 kv 2 x 20 MVAR pada bus Daya 70 kv 4 x 5 MVAR pada bus Bosowa 20 kv 1 x 5 MVAR pada bus Tlama 20 kv Kondisi setelah penambahan saluran transmisi jalur tengah Losses = MW dan MVAR Setelah pemasangan saluran transmisi jalur tengah, kapasitor bank yang terpasang hanya pada bus Bosowa 20 kv yang berkapasitas 1 x 5 MVAR. Page 30

11 G. Output Analisis Kontingensi (3) Page 31

12 G. Output Analisis Kontingensi (4) Pengaturan ulang prosedur Pelepasan Beban Keadaan awal UFR Freq LWBP WBP (MW) (MW) I II III IV Setelah dilakukan pengaturan ulang LS 1 frekuensi 49.0 Hz beban yang dilepas 6 % LS 2 frekuensi 48.8 Hz beban yang dilepas 6 % LS 3 frekuensi 48.6 Hz beban yang dilepas 9 % LS 4 frekuensi 48.4 Hz beban yang dilepas 9 % LS 1 LS 2 TOTAL LS 3 Page 32

13 DAFTAR ISI PENDAHULUAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN TEORI PENUNJANG SIMULASI DAN ANALISIS KESIMPULAN DAN SARAN Page 33

14 Kesimpulan Penambahan saluran transmisi jalur tengah dilakukan untuk mengurangi rugi-rugi transmisi akibat karakteristik sistem yang bottle neck. Dilkk Dilakukan pengecekan berkala kl pada peralatan lt sehingga dapat berfungsi dengan baik dan dapat bekerja secara optimal tanpa mengganggu sistem. mengubah besarnya persentase pelepasan beban dan menaikkan batas kerja dari iufr. Page 34

15 Saran Menambahkan Generator pada sistem di bagian Selatan. Generator yang ditambahkan sebaiknya memiliki Momen Inersia dan damping yang kuat agar sistem tidak mudah goyang. Control generator harap di aktifkan sehinggadapat merespon perubahan secara cepat. Page 35

16 Referensi [1] Chaerah. G, Indar. Study Kasus BlackOut 30 September Sulawesi Selatan dan Barat. ITS [2] Chaerah. G, Indar. Laporan Studi Transien Sulawesi Selatan dan Barat bab III. Makasar [3] Bagian Operasi, Evaluasi Operasi Tenaga Listrik Sistem Sulawesi Selatan, PT. PLN (Persero) AP2B Sistem Sulsel, Makassar, 2007 [4] Marsudi, Djiteng, 2006, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta : Graha Ilmu. [5] Penangsang, Ontoseno. Kestabilan Sistem Tenaga Listrik Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga Listrik 2, Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. [6] Chaerah.G,Indar. Study Kasus BlackOut 30 September Sulawesi Selatan dan Barat.. ITS [7] Prabha Kundur, 1994, Power System Stability and Control, McGraw Hill, Inc. [8] Hadi Saadat, 1999, Power System Analysis, McGraw Hill, Inc. [9] Mirza, Peningkatan Kestabilan Tegangan Di Sistem Kelistrikan Jawa Bali Dengan Manajemen Cadangan Daya Reaktif BAB II, Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya [10] Dimas F.U.P, Patriandari, Ririn H, 2009, Stabilitas Frekuensi Pada Sistem 500 kv Jawa Bali, ITS. Surabaya. [11] Bagian Scada, Spesifikasi i Tki Teknis, Fungsi EMS,DMS dan DTS, PT. PLN (Persero), Jakarta, 2008 Page 36

17 Ski Sekian Terima Kasih Page 37