PEMODELAN DAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 kv BERDASARKAN PRIORITAS
|
|
- Ida Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMODELAN DAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 kv BERDASARKAN PRIORITAS ABSTRAK Nadya Amanda Pritami, I Made Ardita Y Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi faktor utama meningkatnya kebutuhan listrik di Indonesia. Kondisi fluktuasi beban yang sangat cepat ini harus diantisipasi dengan ketersediaan pembangkit yang memadai. Apabila beban meningkat tetapi suplai yang diberikan turun maka akan terjadi overload. Overload ini mengakibatkan suplai akan padam karena neraca suplai daya dengan beban tidak seimbang. Load shedding adalah metode tahapan pemisahan beban secara terencana untuk mengatasi terjadinya penurunan frekuensi yang disebabkan oleh kenaikan beban pada generator. Skripsi ini akan menjelaskan tahapan load shedding pada system distribusi 20 kv dan berdasarkan pada prioritas. Prioritas beban sangat berpengaruh terhadap tahapan load shedding. Kata kunci : Daya, Load shedding, Prioritas beban ABSTRACT A high population growth has become a major factor from increasing electricity demand in Indonesia. The conditions of rapid load fluctuations must be anticipated by the availability of adequate power plant. If the load increases but the supply decreases there will be overloaded. The effect of this overload conditions will cause the supply is outages due to between supply and load is unbalanced. Load shedding is a method of unburdening stages planned to address the decline in frequency caused by the increase in the load on the generator. Load Priority greatly affect the load shedding stage Keyword : Load Shedding, Load Flow, Load Priority I. PENDAHULUAN Dalam Kehidupan manusia aktivitas penggunaan listrik terus berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini diakibatkan karena listrik sudah menjadi bagian penting bagi kemajuan peradaban manusia di berbagai bidang, baik dari sisi ekonomi, teknologi, sosial dan budaya manusia. Adanya perkembangan penggunaan listrik ini membutuhkan penanganan secara maksimal dan juga antisipasi yang tepat. Apalagi dengan adanya kondisi fluktuasi beban menjadi sangat tinggi. Pada suatu sistem tenaga listrik dapat terjadi ketidakseimbangan antara kapasitas pembangkitan dan kebutuhan beban. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan karena
2 gangguan dari dalam dan dari luar sistem. Dari dalam bisa disebabkan karena umurnya peralatan yang sudah tua. Gangguan dari luar sistem yaitu terputusnya saluran trasnmisi utama, terlepasnya salah satu atau lebih unit pembangkit atau penambahan beban secara tibatiba. Gangguan ini mengakibatkan kontinuitas pelayanan listrik dapat berkurang atau tidak handal Penanganan dalam hal ini adalah dengan dilakukan nya load shedding secara bertahap berdasarkan prioritas yang sudah ditentukan. Load Shedding (pemisahan beban) adalah suatu bentuk tindakan pemisahan beban yang terjadi secara otomatis ataupun manual untuk pengamanan operasi dari unit-unit pembangkit yang kemungkinan dapar mengalami terjadinya padam total (Black Out). Selain untuk menangani gangguan seperti undervoltage, terkadang load shedding juga digunakan untuk mengatasi gangguan saat pembangkitan mengalami terjadinya trip satu unit pembangkit. Dalam melakukan pemisahan beban ada tahap-tahap yang harus dilakukan agar beban yang dilepaskan tidak berlebihan ataupun kekurangan, sehingga sistem dapat stabil kembali. Tahap-tahap dalam pemisahan beban ini disesuaikan dengan beban yang telah dikelompokkan. Kemudian akan dipilih dan diurutkan sesuai dengan prioritas nya. II. TINJAUAN TEORITIS Sistem Distribusi pada Sistem Tenaga Listrik Distirbusi merupakan segmen yang menghubungkan antara sisi transmisi dengan konsumen, biasanya dimulai dari gardu distribusi dan berakhir di konsumen. Topologi yang umum digunakan di distribusi adalah radial, ring, mesh, ataupun spindle, semakin besar suatu kota, maka akan semakin rumit jaringannya, dan semakin rumit jaringan tersebut, semakin banyak komponen sistem tenaga listrik yang bisa terhubung. Berikut adalah skema umum dari distribusi : Gambar 1 Skema Umum Distribusi
3 Secara umum, terdapat dua metode dalam pendistribusian tenaga listrik, yaitu distribusi langsung ataupun tidak langsung. Sistem distribusi langsung merupakan sistem penyaluran listrik yang tidak melalui jaringan transmisi terlebih dahulu, umumnya dilakukan apabila lokasi pembangkit dekat dengan konsumen. Sementara sistem distribusi tidak langsung dilakukan jika lokasi Pembangkit Listrik dan konsumen berjauhan, sehingga dibutuhkan saluran transmisi. Saluran distribusi ini terhubung dengan pusat-pusat beban yang terbagi menjadi berbagai macam golongan. Penggolongan PLN untuk pelanggan listrik di Indonesia adalah sebagai berikut : Pelanggan Residensial Merupakan pelanggan rumah tangga biasa, atau masyarakat umum. Pelanggan Sosial Merupakan golongan yang bersifat sebagai sarana sosial, contohnya tempat-tempat ibadah atau puskesmas. Pelanggan Bisnis Golongan ini biasa digunakan oleh kantor-kantor ataupun supermarket maupun minimarket, dengan kata lain merupakan bangunan yang bisa menghasilkan uang walaupun tidak memproduksi barang. Pelanggan Industri Berbeda dengan pelanggan bisnis, untuk kelas industri, pelanggan merupakan bangunan yang mampu menghasilkan uang namun harus ada barang yang dihasilkan, contohnya pabrik-pabrik ataupun percetakan. Pelanggan Publik Pelanggan ini digunakan untuk fasilitas umum, seperi penerangan lampu. Pemisahan Beban Pemisahan beban merupakan salah satu fenomena yang terjadi di suatu sistem tenaga listrik yang mengijinkan adanya beberapa beban keluar dari sistem sehingga menghasilkan kestabilan sistem tenaga listrik. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya beban lebih pada sistem, sehingga untuk dapat mengembalikan kondisi sistem agar seperti sediakala diperlukan pemisahan beberapa beban tertentu. Suatu sistem tenaga listrik yang bekerja secara normal memiliki daya yang dihasilkan oleh pembangkit yang besarnya sama dengan jumlah daya
4 permintaan beban dan rugi-rugi daya transmisi. Adanya ketidaknormalan yang disebabkan oleh terjadinya beban lebih pada umumnya dipicu oleh beberapa hal, antara lain : Ada pembangkit yang lepas dari sistem yang mengakibatkan beban yang seharusnya disuplai oleh pembangkit tersebut menjadi tanggungan pembangkit lain. Adanya gangguan pada saluran transmisi sehingga ada beberapa beban yang tidak dapat disuplai oleh salah satu pembangkit dalam sistem interkoneksi. Akibat gangguan berupa beban lebih dapat mempengaruhi keseimbangan antara daya yang dibangkitkan dan permintaan beban sehingga menyebabkan beberapa hal yang dapat mengganggu kestabilan sistem, yaitu seperti penurunan tegangan sistem. Sebagian besar beban pada suatu sistem tenaga listrik memiliki faktor daya tertinggal (lagging) sehingga membutuhkan suplai daya reaktif yang cukup tinggi. Ketika terjadi gangguan pada salah satu generator dalam sistem interkoneksi maka pada generator yang lain akan terjadi kelebihan beban. Sehingga kebutuhan daya reaktif akan semakin meningkat, bahkan lebih besar bila dibandingkan dengan yang mampu dihasilkan oleh generator dan arus yang ditarik pun semakin meningkat. Akibatnya turun tegangan yang terjadi semakin besar dan menyebabkan kondisi yang tidak aman bagi generator. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pemisahan beban. Namun, turun tegangan bisa juga diakibatkan oleh adanya gangguan lain seperti misalnya gangguan hubung singkat. Sebelum dilakukan suatu pemisahan beban yang bertujuan untuk pemulihan sistem, hendaknya pemisahan beban ini memenuhi beberapa kriteria antara lain: 1. Pemisahan beban dilakukan secara bertahap dengan tujuan apabila pada pemisahan tahap pertama sistem belum juga pulih masih dapat dilakukan pemisahan beban tahap berikutnya untuk memperbaiki sistem. 2. Jumlah beban yang dilepaskan hendaknya seminimal mungkin sesuai dengan kebutuhan sistem tenaga listrik. 3. Beban yang dilepaskan adalah beban yang memiliki prioritas paling rendah dibandingkan beban lain dalam suatu sistem tenaga listrik. Oleh sebab itu seluruh beban terlebih dahulu diklasifikasikan menurut kriteria-kriteria tertentu. 4. Pemisahan beban harus dilakukan tepat guna.
5 Keempat kriteria tersebut harus terpenuhi, dengan begitu pemisahan beban aman untuk dilakukan. Pemisahan Beban akibat Penurunan Tegangan Sistem Secara sederhana, filosofi pemisahan beban akibat penurunan tegangan sistem adalah ketika sistem mengalami gangguan dan tegangan menyusut sampai pada level tertentu untuk waktu yang telah ditentukan, beban yang telah dipilih kemudian dilepaskan. Tujuannya adalah ketika beban dilepaskan saat sistem mengalami gangguan, tegangan akan pulih ke tingkat yang dapat diterima dan dengan demikian dapat menghindari meluasnya gangguan yang dapat meruntuhkan sistem. Dalam pemisahan beban akibat penurunan tegangan sistem diperlukan perencanaan sistem yang dapat menentukan jumlah beban dan waktu tunda. Undervoltage Load Shedding ini bisa menjadi alternatif biaya rendah saat ada proyek untuk membangun jalur transmisi baru. III. PERENCANAAN SIMULASI PEMISAHAN BEBAN Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelompokkan beban terhadap rencana pemisahan beban pada sistem distribusi 20 kv. Pertama-tama dibuat terlebih dahulu one line diagram sebuah sistem distribusi pada suatu daerah yang dinamakan greek menggunakan software ETAP (Electrical Transient Analysis Program). Sistem distribusi daerah greek yaitu merupakan sistem distribusi yang dibuat oleh penulis dan dimodelkan oleh penulis. Sistem ini di suplai oleh sebuah Gardu Induk 150 kv. Sistem distribusi ini juga memiliki trafo cadangan sebesar 150 kv. Besar kapasitas pada masing-masing gardu induk adalah sebesar 60 MVA. Gardu Induk pada sistem distribusi daerah greek ini terdiri dari 6 penyulang yaitu : a. Penyulang ZBZ b. Penyulang Omega Chi c. Penyulang Kappa Tau d. Penyulang Tri Pi
6 e. Penyulang Lambda Psi f. Penyulang Beta Gamma Masing-masing penyulang ini memiliki beban yang sudah dikelompokkan. Beban yang terdapat pada sistem ditribusi daerah greek ini antara lain adalah, beban rumah tangga, beban bisnis, dan juga beban Industri. Sistem distribusi ini juga memiliki beberapa pelanggan VIP yang sudah ditentukan. Berikut adalah konfigurasi sistem distribusi Greek : Gambar 3 Konfigurasi Sistem Distribusi Greek Lalu setelah One Line Diagram berhasil disimulasikan langkah berikutnya adalah membuat tahapan-tahapan pemisahan beban. Pemisahan Beban adalah fenomena pada sistem tenaga listrik yang mengijinkan beberapa beban keluar dari sistem demi tercapainya kestabilan sistem tenaga listrik itu sendiri. Pada skripsi ini pemisahan beban diberlakukan pada sistem distribusi 20 kv yang beban nya telah dikelompokkan. Saat sistem distribusi daerah greek mengalami gangguan yaitu, terjadinya trip pada Gardu Induk 150 kv maka seluruh beban yang menjadi tanggungan Gardu Induk 150 kv ini akan menjadi tanggungan dari trafo cadangan yang telah tersedia. Namun karena trafo cadangan pada sistem distribusi daerah greek ini memiliki tanggungan sendiri maka trafo cadangan tidak mampu bekerja maksimal. Maka pada sistem akan terjadi kejadian undervoltage pada bus-bus tertentu, yang disebabkan karena adanya beban yang berlebih. Dalam hal ini dibutuhkan tindakan pemisahan beban agar sistem dapat berjalan normal sampai Gardu Induk bisa bekerja kembali. Pemisahan beban yang dilakukan akan disesuikan dengan prioritas. Di sistem distribusi daerah greek ada 6 penyulang utama, adapun jumlah
7 dan pemilihan beban yang dilepas harus diperhitungkan terlebih dahulu dan ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat prioritas beban tersebut bagi sistem. Pada sistem distribusi daerah greek ini tingkat prioritas beban yang dilepaskan dapat dilihat dari : a. Besar daya yang diserap b. Sensitifitas terhadap kegiatan perekonomian c. Kualitas layanan Besar daya masing-masing penyulang adalah : Tabel 1 Nilai Besar daya dan Presentase tiap Penyulang Penyulang Besar daya beban yang ditanggung (kva) Presentase (%) ZBZ 969,5 1,61 Omega Chi ,75 Kappa Tau 2742,5 4,57 Tri Pi 12219,5 20,37 Lambda Psi 4464,5 7,44 Beta Gamma ,05 Pada tabel di atas terdapat nilai presentase. Nilai presentase ini didapatkan dari perbandingan beban yang ditanggung dengan kapasitas trafo dikalikan 100% atau secara rumus : x 100% Contoh : Penyulang ZBZ, Besar daya beban yang ditanggung = 969,5 kva, kapasitas trafo gardu induk = kva
8 x 100% = 1,61 % Berdasarkan perhitungan di atas maka jika berdasarkan besar daya yang diserap urutan nya adalah : Tabel 2 Nilai Urutan Tahapan berdasarkan Besar Daya yang Diserap Penyulang Nilai ZBZ 6 Omega Chi 5 Kappa Tau 4 Tri Pi 1 Lambda Psi 3 Beta Gamma 2 Sensitifitas terhadap kegiatan perekonomian nya dilihat dari tipe beban yang terdapat pada penyulang di sistem tersebut. Untuk beban rumah tangga, beban ini memilki waktu kerja maksimum pada jam 6 sore sampai kira-kira jam malam dan akan menurun sesudah jam 12 malam. Untuk beban industri, pukul 5 pagi beban mulai menanjak dan mencapai maksimum kira-kira pada pukul 8 pagi, waktu semua mesin industri beroperasi. Hal seperti itu akan konstan sampai menjelang habis waktu kerja, tetapi menurun pada waktu istirahat siang. Sehabis istirahat siang akan naik lagi dan akan menurun sekitar jam 4-5 sore. Untuk beban bisnis, memiliki sensitifitas yang hampir sama dengan beban industri, namun setelah istirahat siang akan tetap naik hingga malam hari. Sekitar pukul 10 baru
9 menurun. Berdasarkan aspek sensitifitas terhadap perekonomian maka urutan tahapan pemisahan beban nya adalah : Tabel 3 Nilai Urutan Tahapan Beban berdasarkan Sensitifitas terhadap Kegiatan Perekonomian Penyulang Nilai ZBZ 1 Omega Chi 3 Kappa Tau 4 Tri Pi 6 Lambda Psi 2 Beta Gamma 5 Untuk aspek kualitas layanan dilihat berdasarkan pertimbangan apakah pelanggan tersebut termasuk pelanggan VIP, dan juga dilihat dari besarnya daya aktif yang digunakan pelanggan. Semakin besar daya aktif pelangga maka akan semakin mendapatkan pelayanan yang tinggi. Berdasarkan kualitas layanan tahapan pemisahan beban nya adalah : Tabel 4 Nilai Urutan Tahapan Beban berdasarkan Kualitas Layanan Penyulang Nilai ZBZ 1 Omega Chi 2 Kappa Tau 6
10 Tri Pi 5 Lambda Psi 3 Beta Gamma 4 Dari ketiga aspek tersebut maka kita bisa meberikan nilai pada tiap penyulang mana yang harus dipisahkan terlebih dahulu hingga yang paling akhir. Berikut adalah tahapan pemisahan nya : Tabel 5 Nilai Tahapan Pemisahan Beban Setelah dibuat tahapan-tahapan pemisahan beban, hal berikutnya yang dibuat adalah skenario simulasi pemisahan beban. Dalam simulasi pemisahan beban kali ini, skenario nya adalah ketika trafo gardu induk pada sistem distribusi mengalami gangguan atau mengalami trip. Maka trafo cadangan harus menyuplai semua beban yang menjadi tanggugan dari trafo gardu induk. Agar trafo cadangan ini dapat bekerja secara maksimal maka diperlukan beberapa tahap pmisahan beban. Pada sistem distribusi greek dilakukan 4 tahap pemisahan beban agar trafo cadangan dapat bekerja secara maksimal. Tahap pemisahan beban yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Saat semua circuit breaker di semua penyulang bagian bawah dilepas. 2. Saat hanya satu penyulang yang dilepas. 3. Saat hanya dua penyulang yang dilepas. 4. Saat tiga penyulang yang dilepas. 5. Dan seterusnya hingga sistem bekerja secara optimum.
11 Simulasi yang akan dilakukan ada 2 variasi, variasi akan dilakukan pada trafo cadangan. Variasi pertama adalah saat trafo cadangan menanggung beban 15,68%. Variasi kedua adalah saat trafo cadangan menanggung beban 24,25%. IV. SIMULASI DAN ANALISIS PEMISAHAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV BERDASARKAN PRIORITAS BEBAN Hasil Simulasi Pemisahan Beban pada Sistem Distribusi 20 kv Pada bab sebelumnya telah dijelaskan skenario pemisahan beban pada sistem distribusi greek. Skenario yang dilakukan ada 2 macam variasi. Variasi pertama, yaitu saat trafo cadangan menanggung beban sebesar 15,68% yang berarti trafo cadangan hanya bisa memberikan sebesar 38,11 % karena baik trafo cadangan maupun trafo induk hanya mampu bekerja menanggung beban maksimal sebesar 53,8% dari kapasitasnya. Variasi kedua adalah saat trafo cadangan menanggung beban sebesar 24,25% yang berarti trafo cadangan hanya bisa memberikan kinerja sebesar 29,55%. Dalam simulasi ini akan diamati nilai tegangan nya dan %susut tegangan nya, nilai tegangan akan dianggap normal jika berada dalam nilai 95% ke atas. Saat nilai tegangan nya di bawah 95% berarti tegangan mengalami keadaan undervoltage. Secara garis besar, tahapan-tahapan dalam melakukan simulasi aliran daya hingga memperoleh data hasil simulasi adalah sebagai berikut : Hasil simulasi pada variasi pertama adalah : Tabel 6 Hasil simulasi variasi pertama
12 Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa saat trafo gardu induk trip maka sistem melampaui kapasitasnya yang membuat beberapa bus tidak bekerja secara optimum. Setelah dilakukan tahap pemisahan beban maka hasil nya adalah : 1. Tahap Pertama Tabel 7 Hasil Simulasi Variasi Pertama Tahap Pertama
13 2. Tahap Kedua Tabel 8 Hasil Simulasi Variasi Pertama Tahap Kedua \ 3. Tahap Ketiga Tabel 9 Hasil Simulasi Variasi Pertama Tahap Ketiga
14 4. Tahap Keempat Tabel 10 Hasil Simulasi Variasi Pertama Tahap Keempat Hasil Simulasi pada variasi kedua adalah : Tabel 11 Hasil Simulasi Variasi Kedua
15 Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa saat trafo gardu induk trip maka sistem melampaui kapasitasnya yang membuat beberapa bus tidak bekerja secara optimum. Setelah dilakukan tahap pemisahan beban maka hasil nya adalah : 1. Tahap Pertama Tabel 12 Hasil Simulasi Variasi Kedua Tahap Pertama 2. Tahap Kedua Tabel 13 Hasil Simulasi Variasi Kedua Tahap Kedua
16 3. Tahap Ketiga Tabel 14 Hasil Simulasi Variasi Kedua Tahap Ketiga 4. Tahap Keempat Tabel 15 Hasil Simulasi Variasi Kedua Tahap Keempat
17 5. Tahap Kelima Tabel 16 Hasil Simulasi Variasi Kedua Tahap Kelima Keterangan warna pada tabel : Merah : Keadaan tegangan pada bus dalam kondisi di bawah nilai normal Ungu : bus dalam keadaan tidak lagi bekerja karena pengaruh CB yang dipisahkan Hitam : Keadaan tegangan pada bus dalam kondisi normal Analisis Hasil Simulasi Berdasarkan hasil dari ETAP, untuk simulasi dengan variasi pertama, dalam keadaan normal, didapatkan bahwa trafo gardu induk dapat bekerja dalam keadaan maksimal yaitu sebesar 53,8%. Jadi beban yang dapat ditanggung oleh trafo gardu induk adalah sebesar kva. Dengan kapasitas yang sama yang dimiliki trafo cadangan, berarti trafo cadangan hanya dapat bekerja maksimal sebesar 53,8%. Pada sistem distribusi greek diketahui bahwa trafo cadangan bekerja sebesar 15,68% yaitu setara dengan menanggung beban sebesar kva. Saat trafo gardu induk mengalami gangguan, trafo cadangan bekerja sebesar 69,49%. Hal ini membuat sistem menagalami undervoltage karena kelebihan beban. Maka diberlakukan lah sistem pemisahan beban secara bertahap sesuai dengan prioritas nya.
18 Langkah awal yang dilakukan adalah dengan melepas semua circuit breaker pada bagian bawah atau melepaskan gardu hubung. Sehingga arus hanya dialirkan dari circuit breaker bagian atas. Dari hasil simulasi langkah awal ini membuat persen susut tegangan di beberapa bus meningkat hal ini merupakan hal yang wajar karena sistem tidak lagi di supplai dari atas dan bawah. Langkah kedua adalah dengan melepaskan beban pada penyulang ZBZ. Saat satu penyulang dilepaskan terlihat bahwa sudah ada bus yang kembali ke keadaan normal dan bus yang lain masih dalam keadaan critical namun persen susut tegangan nya mulai menurun. Karena sistem belum dapat berjalan optimum maka dilakukan langkah ketiga, yaitu dengan melepaskan beban pada penyulang Lambda Psi. Saat dua peyulang dilepaskan dapat dilihat pada hasil simulasi bahwa banyak bus yang sudah kembali pada keadaan normal dan persen susut tegangan menurun cukup besar. Pada langkah ketiga sistem pun belum berjalan secara optimum maka kembali dilepaskan satu buah penyulang lagi. Langkah keempat melepaskan penyulang Omega Chi. Saat tida penyulang dilepaskan semua bus kembali dalam keadaan normal dan sistem kembali bekerja dalam keadaan optimum. Saat trafo cadangan mampu memberikan 38,11% kapasitasnya hanya dibutuhkan 4 tahap untuk membuat sistem berjalan dalam keadaan optimum. Pada simulasi dengan variasi kedua yaitu saat trafo cadangan bisa memberikan 29,55% dari kapasitasnya terlihat bahwa hasil yang didapat cukup berbeda dari hasil simulasi dengan variasi pertama. Pada saat trafo gardu induk mengalami trip, hasil dari simulasi menunjukkan bahwa ada beberapa bus yang mengalami kondisi kritis. Hal ini disebabkan karena trafo cadangan bekerja melebihi batas maksimalnya. Maka dilakukan pemisahan beban secara bertahap sesuai dengan tahapan yang sudah ditentukan. Langkah pertama adalah dengan memisahkan semua circuit breaker di bagian bawah dan juga melepaskan gardu hubung, sehingga semua suplai diberikan dari bagian atas. Dengan langkah ini terlihat bahwa beberapa bus justru mengalami kenaikan susut tegangan, ini merupakan hal yang wajar karena sistem tidak lagi di suplai dari dua arah. Kemudian langkah kedua yang dilakukan adalah dengan memisahkan satu penyulang, yaitu penyulang ZBZ. Hasilnya beberapa bus sudah ada yang kembali ke keadaan normal dan beberapa bus menunjukkan adanya penurunan susut tegangan. Pada langkah ini sistem belum berjalan optimum.
19 Langkah ketiga adalah dengan memisahkan dua penyulang yaitu penyulang ZBZ dan penyulang Lambda Psi, dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa aada tambahan beberapa bus yang sudah kembali normal dan untuk beberapa bus yang masih kritis, presentase susut tegangan ya sudah menurun dan hampir mendekati nilai normal. Namun sistem belum berjalan secara optimum. Langkah keempat adalah dengan memisahkan tiga penyulang yaitu penyulang ZBZ, penyulang Lambda Psi dan penyulang Omega Chi. Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa ada beberapa tambahan bus yang kembali ke keadaan normal, kemudian bus yang normal %tegangan nya mengalami kenaikan menuju kinerja yang optimum. Dapat dilihat juga beberapa bus yang dalam keadaan kritis mengalami penurunan presentase susut tegangan dan sudah sangat mendekati nilai normal. Namun sampai pada tahap keempat ini sistem belum berjalan secara optimum. Langkah kelima adalah dengan memisahkan tiga penyulang yaitu penyulang ZBZ, penyulang Lambda Psi, penyulang Omega Chi dan penyulang Tri Pi, hasil simulasi pada tahap ini menunjukkan bahwa semua bus sudah kembali ke keadaan normal dan nilai %tegangan nya juga tinggi hampir mendekati 100% itu artinya sistem sudah mampu bekerja secara optimum. Dalam variasi kedua sistem dapat bekerja secara optimum setelah dilakukan lima tahap pemisahan beban. Simulasi yang dilakukan ada dua variasi. Keadaan yang divariasikan adalah keadaan trafo cadangan saat bisa memberikan 38,11% kapasitasnya dan saat bisa memberikan 29,55% kapasitasnya. Dalam simulasi ini dikondisikan kedua trafo dapat bekerja maksimal pada kondisi 53,8%. Dapat dilihat pada hasil simulasi bahwa saat sistem dengan trafo cadangan menanggung beban yang lebih sedikit maka tahap yang dilakukan dalam pemisahan beban juga lebih sedikit. Ini dikarenakan trafo cadangan mampu memberikan kapasitas lebih banyak pada sistem, sehingga hanya dibutuhkan sedikit beban yang dipisahkan dari sistem. Hal ini menunjukkan bahwa presentase beban yang dipisahkan berbanding terbalik dengan presentase kapasitas yang dapat diberikan trafo cadangan. V. KESIMPULAN Ada dua variasi yang dilakukan pada skenario pemisahan beban yaitu saat trafo cadangan hanya mampu memberikan 38,11% dan 29,55% dari kapasitasnya. a. Saat trafo cadangan memberikan 38,11% kapasitasnya dibutuhkan 4 langkah pemisahan beban hingga sistem dapat berjalan secara optimum.
20 b. Saat trafo cadangan memberikan 29,55% kapasitasnya dibutuhkan 5 langkah pemisahan beban hingga system dapat berjalan secara optimum 2. Tegangan rata-rata bus pada sistem setelah dilakukan pemisahan beban saat variasi pertama adalah 95% dan saat variasi 2 tegangan rata-rata bus adalah 96% hingga 98%. 3. Pada saat variasi dua memiliki hasil tegangan rata-rata bus yang lebih tinggi karena pada langkah kelima penyulang yang dipisahkan memiliki kapasitas beban yang tinggi. 4. Sistem pemisahan beban mampu membuat system kembali berjalan secara optimum. KEPUSTAKAAN [1] Ro Sakya, I Made Load Shedding Strategy in Jawa Bali Power System. Majalah Teknologi & Energi.Vol. 3 No.3. [ ] Juli [2] Undervoltage Load Shedding Task Force Technical Studies Undervoltage Load Shedding Guidelines. Jurnal Western System Coordinating Council. [3] Shervin Shokooh.2005.Intelligent Load Shedding Need for a Fast and Optimal Solution.Jurnal IEEE PCIC Europe [4] Bidang Operasi Sistem PT. PLN (Persero) P3BJB (2012). Operasi Sistem Jawa-Bali. Gandul: Operasi-SJB.
SIMULASI PEMISAHAN BEBAN BERDASARKAN TINGKAT FLUKTUASI BEBAN PADA SUBSISTEM TENAGA LISTRIK 150KV
SIMULASI PEMISAHAN BEBAN BERDASARKAN TINGKAT FLUKTUASI BEBAN PADA SUBSISTEM TENAGA LISTRIK 150KV Samia Sofyan, I. Made Ardita Y. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk atau pusat beban yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat, baik pada sektor rumah tangga, penerangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat seiring perkembangan kemajuan teknologi dan pembangunan. Penggunaan listrik merupakan faktor yang penting dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern saat ini, tenaga listrik memegang peranan penting dalam perkembangan sektor industri, salah satunya PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Sebagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh
B-468 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh David Firdaus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciEVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU
EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciTugas Mingguan Peserta OJT Angkatan 13 Th. 2009
Tugas Mingguan Peserta OJT Angkatan 13 Th. 2009 WATAK FREKUENSI SISTEM PADA SAAT TERJADI HILANG DAYA PEMBANGKIT Disusun oleh: Haryo Praminta Sedewa YG/ES/0282 PT PLN(persero) AP2B Sistem Kalselteng WATAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) Suralaya mampu membangkitkan listrik berkapasitas 3400 MW dengan menggunakan tenaga uap. Tetapi perlu diketahui bahwa di dalam proses
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya jumlah penduduk maka sistem distribusi tenaga listrik juga berkembang. Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: FAJAR WIDIANTO D 400 100 060 JURUSAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Diajukan oleh: INDRIANTO D 400 100
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat Syahrul Hidayat, Ardyono
Lebih terperinciPanduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY
42 UNIT 4 PERBAIKAN UNJUK KERJA SALURAN DENGAN SISTEM INTERKONEKSI A. TUJUAN PRAKTIKUM a. Mengetahui fungsi switch pada jaringan interkoneksi b. Mengetahui setting generator dan interkoneksinya dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan data PLN APB Jawa Barat tahun 2014, subsistem Cirata 150 kv disuplai oleh dua unit IBT 500 MVA pada tegangan 500/150 kv di Gardu Induk Tegangan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern ini tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh umat manusia saat ini memiliki ketergantungan yang sangat besar dengan energi listrik. Listrik sudah menjadi
Lebih terperinciANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0
ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN 2012-2016 DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0 Sigit Wisnu Habsoro *), Agung Nugroho, and Bambang Winardi Jurusan Teknik
Lebih terperinci: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000
ABSTRAK Salah satu teknik untuk memperbaiki jatuh tegangan adalah dengan pemasangan (DG) Distributed Generation. Salah satu teknologi Distributed Generation yang ada di Bali adalah PLTS Kubu Karangasem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam penggunaan daya listrik, mutlak dibutuhkan sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC
B19 Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC Firdaus Ariansyah, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2
TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2 WIJAYA KHISBULLOH -------2208100001-------- Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.
ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.0 Fajar Widianto, Agus Supardi, Aris Budiman Jurusan TeknikElektro
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A121 Studi Analisa Stabilitas Transien Sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) 5kV Setelah Masuknya Pembangkit Paiton MW Pada Tahun 221
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu sistem penyalur energi listrik pada tingkat tegangan yang diperlukan, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Lebih terperinciSTUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR
STUDY KASUS BLACKOUT 30 SEPTEMBER 2007 SISTEM SUSELTRABAR Indar Chaerah Gunadin Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin email :indar_chaerah@yahoo.com Abstrak Pada sistem interkoneksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Faktor pertumbuhan baik itu pertumbuhan ekonomi, industri serta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.
ABSTRAK Penyulang Menjangan merupakan sistem jaringan tegangan menengah 20 kv yang melayani daerah Gilimanuk dan sebagian Buleleng. Penyulang Menjangan memiliki total gardu terpasang sebanyak 69 Gardu,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di masyarakat kian meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi listrik pada seluruh aspek kehidupan manusia. Energi listrik merupakan
Lebih terperinciIndar Chaerah G, Studi Penurunan Frekuensi pada Saat PLTG Sengkang Lepas dari Sistem
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 STUDI LAJU PENURUNAN FREKUENSI PADA SAAT PLTG SENGKANG LEPAS DARI SISTEM SULSELTRABAR Indar Chaerah G Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciEVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI (N-1)
Evaluasi Keandalan Sistem Tenaga Listrik Subsistem Krian Gresik 150 kv Dengan Metode Analisis N-1 EVALUASI KEANDALAN SISTEM TENAGA LISTRIK SUBSISTEM KRIAN GRESIK 150 KV DENGAN METODE ANALISIS KONTINGENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memicu kebutuhan akan energi, terutama energi listrik. Masalah listrik menjadi polemik yang berkepanjangan dan memunculkan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv
Analisis Kestabilan Transien di PT. Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv Waskito Aji, Ardyono Priyadi, dan Margo Pujiantara Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal berasal dari sebuah pembangkit listrik dan melalui
Lebih terperinciDAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014
DAFTAR ISI Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi Lembar Pengesahan ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinci2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.
DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x
Lebih terperinciSTUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN
Teknologi Elektro, Vol.,., Juli Desember 0 9 STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN I P. A. Edi Pramana, W. G. Ariastina, I W. Sukerayasa Abstract
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat terjadi pelepasan beban dari suatu sistem tenaga listrik dapat menimbulkan tegangan lebih transien. Apabila suatu sistem tenaga listrik tidak mampu menyuplai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor, masyarakat
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun kedepan, penambahan kapasitas listrik secara nasional akan menjadi prioritas pemerintah. Akan tetapi, selain permasalahan pada distribusi
Lebih terperinciKata kunci : Hubung Singkat 3 Fasa, Kedip Tegangan, Dynamic Voltage Restorer, Simulink Matlab.
ABSTRAK Banyaknya gangguan yang timbul dalam pendistribusian energi listrik dapat mengakibatkan menurunnya kualitas daya listrik. Salah satu gangguan yang timbul dalam pendistribusian tenaga listrik yaitu
Lebih terperinciANALISA DAN SIMULASI STABILITAS TRANSIEN DENGAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PT. INDO BHARAT RAYON SKRIPSI
ANALISA DAN SIMULASI STABILITAS TRANSIEN DENGAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PT. INDO BHARAT RAYON SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciNama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.
Nama : Ririn Harwati NRP : 2206 100 117 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KURVA P-V UNTUK GI 500 kv DALAM RANGKA MENGANTISIPASI VOLTAGE COLLAPSE. Rusda Basofi
PENGEMBANGAN KURVA P-V UNTUK GI 500 kv DALAM RANGKA MENGANTISIPASI VOLTAGE COLLAPSE Rusda Basofi 2210100025 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. Dr. Eng. Rony Seto Wibowo, ST., MT Peningkatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...
DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS
F.10. Analisis dampak pemasangan distributed generation (DG)... (Agus Supardi dan Romdhon Prabowo) ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum 4.1.1 Profil Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 07
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka
Lebih terperinci2014 ANALISIS KOORDINASI SETTING OVER CURRENT RELAY
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alat proteksi pada STL (Sistem Tenaga Listrik) merupakan bagian yang penting di bidang ketenagalistrikan seperti pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI FUSE
STUDI KOORDINASI FUSE DAN RECLOSER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM. 6 GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Riko Jogi Petrus Pasaribu (1),
Lebih terperinciKOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK
Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE Chandra Goenadi, I.G.N
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban
JUNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-170 Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban Baghazta
Lebih terperinciJurnal Emitor Vol.16 No. 01 ISSN
ANALISIS ALIRAN BEBAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DI KSO PERTAMINA EP GEO CEPU INDONESIA DISTRIK 1 KAWENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6 CAHYO KUMOLO PT.PROLINDO ADITYA PRIMA JL. PERAK TIMUR NO. 52 SURABAYA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta, tepatnya di PT PLN (persero) APJ (Area Pelayanan Jaringan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern saat ini, energi lisrik merupakan salah satu elemen yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat dalam beraktifitas, baik digunakan untuk keperluan rumah
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS EKONOMIS TERHADAP PERTUMBUHAN BEBAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION TAHUN DI PENYULANG MAYANG
ANALISIS TEKNIS EKONOMIS TERHADAP PERTUMBUHAN BEBAN MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION TAHUN 2013-2017 DI PENYULANG MAYANG SKRIPSI Oleh : Diana Nur Fitriga NIM 091910201031 PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciKOKO SURYONO D
ANALISIS DROP TEGANGAN SALURAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG WONOGIRI 8 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik
Lebih terperinciANALISA KESEIMBANGAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG KUTILANG SUPPLY DARI GI SEDUDUK PUTIH MENGGUNAKAN ETAP 12.6
ANALISA KESEIMBANGAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG KUTILANG SUPPLY DARI GI SEDUDUK PUTIH MENGGUNAKAN ETAP 12.6 LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciStudi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Studi Kestabilan Sistem dan Pelepasan Beban (Load Shedding) Berdasarkan Standar IEEE di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV N. Nuswantara 1 W.G. Ariastina 2 A. A. N. Amrita 3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam dunia yang sedang berkembang, energi listrik merupakan aspek sangat penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat berperan penting
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DI PT. PRIMATEXCO INDONESIA BATANG
STUDI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DI PT. PRIMATEXCO INDONESIA BATANG TUGAS AKHIR Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Teknik Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem tenaga listrik. Studi aliran daya terus mengalami perkembangan baik di jaringan distribusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini tingkat pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciAnalisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw
Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,
Lebih terperinciSTUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA
STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA Erni Noviyani 1), Junaidi 2), Purwo Harjono 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail:
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS
BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)
Lebih terperinciANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM
SKRIPSI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I MADE YOGA DWIPAYANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP
ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP 12.6.0 Dennis Satria Wahyu Jayabadi *), Bambang Winardi, and Mochammad Facta Departemen
Lebih terperinciANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)
ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv
39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang
Lebih terperinciANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV
TUGAS AKHIR RE 1599 ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV IKA PRAMITA OCTAVIANI NRP 2204 100 028 Dosen
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik merupakan bentuk energi
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling
Lebih terperinciANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL
Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.PLN (Persero) Merupakan perusahaan listrik terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pendistribusian dan berusaha men-suplay energi listrik dengan seoptimal
Lebih terperinci