KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali. dr. Ketut Suarjaya, MPPM Pembina Tingkat I NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali. dr. Ketut Suarjaya, MPPM Pembina Tingkat I NIP"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2011 ini bisa diselesaikan pada waktunya. Profil kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 merupakan kelanjutan dari profil-profil sebelumnya dan merupakan salah satu wujud akuntabilitas di Dinas Kesehatan Provinsi Bali dengan menampilkan data dan informasi sesuai dengan tahun yang tercantum. Dalam penyusunan Profil ini digunakan data dari unit pelaksana program baik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun di Dinas Kesehatan Provinsi serta sumbersumber terkait. Oleh karena itu Profil Kesehatan ini merupakan rangkuman dan rekapitulasi data dari masing-masing unit kegiatan dengan hasil cakupan tahun Sesuai dengan tujuan penyusunannya, tentunya Profil Kesehatan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan atau pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan di tahun mendatang. Walaupun Profil ini sudah berusaha menggunakan pedoman profil yang terbaru dengan data terpilah menurut jenis kelamin, namun dalam kenyataannya belum juga dapat menampilkan data terpilah secara keseluruhan karena belum semua program dapat menampilkan data terpilah secara utuh. Oleh karena itu untuk tahun selanjutnya diharapkan kepada semua program agar menyesuaikan instrumen pelaporannya sehingga tahun depan semua data sudah terpilah menurut jenis kelamin. Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Profil ini, maka untuk peningkatan dalam penyusunan Profil yang akan datang maka saran-saran penyempurnaan akan diterima dengan senang hati. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah terlibat dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2011 tak lupa kami ucapkan terima kasih. Denpasar, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM Pembina Tingkat I NIP Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI....2 C. SISTEMATIKA BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK... 4 A. GEOGRAFI Letak Wilayah Luas Wilayah Iklim... 5 B. KEADAAN PENDUDUK C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI D. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU PENDUDUK Saran Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Saran dan Akses terhadap Sanitasi Dasar Rumah Sehat Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu (AKI) Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 ii

5 5. Angka Kematian Kasar B. MORBIDITAS Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas dan Rumah Sakit Status Gizi Penyakit Menular Penyakit Potensial KLB/Wabah BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan Imunisasi B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat C. PENCEGAHAN DAN PEMBERABTASAN PENYAKIT Pengendalian Penyakit Polio Pengendalian TB Paru Pengendalian Penyakit ISPA Penanganan Penyakit HIV,AIDS dan IMS Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Pengendalian Penyakit Malaria D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Pemberian Kapsul Vitamin A Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN A. TENAGA KESEHATAN Distribusi SDM Kesehatan berdasarkan sebaran geografis wilayan Tenaga Medis Tenaga Keperawatan Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 iii

6 4. Tenaga Kefarmasian Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Gizi Tenaga Keteknisan Medis B. Sarana Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah Saki Pemerintah Rumah Sakit Swasta C. PEMBIAYAAN KESEHATAN BAB VI JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA A. Prosedur Pelayanan B. Hasil Capaian BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN B. SARAN LAMPIRAN TABEL Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 iv

7 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel 2.2. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per keluarga, dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun Tabel 3.1. Angka Kematian Kasar per 1000 Penduduk Provinsi Bali Tahun Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 5.1. Pola 10 Besar penyakit pada pasien di Puskesmas di Provinsi Bali Tahun Pola 10 Besar penyakit Pasien Rawat Inap di RSUD se-bali Di Provinsi Bali Tahun Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD se-bali di Provinsi Bali Tahun Persentase Status Gizi Balita (BB/U) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Kasus Rabies Pada Manusia di Provinsi Bali Tahun 2008 Tanggal 9 Maret Jumlah dan Jenis Tenaga Medis Berdasarkan Kelamin. Tabel 5.2. Jumlah dan Persentase Tenaga Keperawatan di Provinsi Bali Tahun Tabel 5.3. Distribusi Tenaga Perawat menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun Tabel 5.4. Tabel 5.5. Tabel 5.6. Tabel 5.7. Distribusi Tenaga Perawat Gigi menurut unit kerja dirinci menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Distribusi Tenaga Bidan menurut unit kerja Dirinci Menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Distribusi Tenaga Kefarmasian di Kabupaten/Kota Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Distribusi Tenaga Kefarmasian menurut unit kerja di Provinsi Bali Tahun Tabel 5.8. Jumlah Tenaga Kesmas di Provinsi Bali Tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 v

8 Tabel 5.9. Distribusi Tenaga Kesmas Menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun Tabel Jumlah Tenaga Gizi di Provinsi Bali Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel Distribusi Tenaga Gizi Menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun Tabel Distribusi Tenaga Keteknisan Medis Menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun Tabel Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Tabel Data Puskesmas Dengan Fasilitas Rawat Inap tahun Tabel Jumlah Puskesmas Pembantu Per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Tabel Data RS Pemerintah di Provinsi Bali Tahun Tabel Data RS Swasta di Provinsi Bali Tahun Tabel Tabel 6.1. Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan di Provinsi Bali Tahun 2009/2011. Jumlah Peserta JKBM Menurut Distribusi Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali tahun Tabel Besar Penyakit Rawat jalan JKBM di Puskesmas Tahun Tabel Besar Penyakit Rawat Inap di Puskesmas tahun Tabel 6.4. Total kunjungan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas jejaring JKBM Tahun Tabel 6.5. Total Kunjungan Pelayanan Kesehatan di RS JKBM tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 vi

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Piramida Penduduk Bali Tahun Gambar 2.2. Persentase Keluarga Dengan Sumber Air Minum Terlindung Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 2.3. Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Jamban Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 2.4. Persentase Rumah Sehat Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 2.5. Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 3.1. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Tahun Gambar 3.2. AKB Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 3.3. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH Tahun Gambar 3.4. AKABA Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar 3.5. Angka Kematian Ibu (AKI) per KH Tahun Gambar 3.6 AKI Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011 Gambar 3.7. Estimasi Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Di Provinsi Bali Tahun Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TB paru Provinsi Bali tahun 2000 s/d Gambar 3.9. Cakupan Penemuan Peneumonia balita Menurut Kabupaten/Kota tahun Gambar Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Kabupaten/Kota Provinsi Bali tahun Gambar Tren API Malaria Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Gambar Incidence Rate (IR) Campak Per Menurut Kabupaten/Kota Tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 vii

10 Gambar Tren Incidence Rate (IR) DBD Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Gambar Tren CFR DBD Provinsi Tahun 2000 s/d Gambar 4.1. Persentase Cakupan K1 dan K4 Provinsi Bali Tahun Gambar 4.2. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) di Provinsi Bali Tahun Gambar 4.3. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Provinsi Bali Tahun Gambar 4.4. Gambar 4.5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Bali Tahun Cakupan Persalinan Oleh tenaga Kesehatan di Kab/Kota Prov. Bali Tahun Gambar 4.6. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Manurut Kab/Kota Tahun Gambar 4.7. Gambar 4.8. Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kab/Kota Tahun Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota Tahun Gambar 4.9. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN2) Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Murid SD/MI Per Kab/Kota Tahun Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat sesuai Standar Per Kab/Kota Tahun Gambar Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi di Provinsi Bali Tahun Gambar Cakupan Imunisasi Campak Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Persentase Desa UCI Tahun Gambar Cakupan TT2+ Pada Ibu Hamil Menurut Kab/Kota Tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 viii

11 Gambar Pencapaian BOR dan BTO Rumah sakit di Prov. Bali Tahun Gambar Pencapaian LOS dan TOI Rumah Sakit di Prov. Bali Tahun Gambar Pencapaian GDR dan NDR per 1000 paqsien Keluar Rumah sakit di Prov. Bali Tahun Gambar Cakupan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Provinsi Bali Tahun Gambar Perbandingan Realisasi Program JPKM Provinsi Bali Tahun 2010 dengan Gambar Persentase BTA Positif Terhadap Suspek Tahun Gambar Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita di Provinsi Bali Tahun Gambar Jumlah Kasus Baru HIV dan AIDS di Provinsi Bali Tahun Gambar Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) Tahun Gambar Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe Tahun Gambar Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tabelt Fe3 Menurut Kab/Kota Gambar Persentase Balita Mendapatkan Kapsul Vitamin A Tahun Gambar Persentase Anak Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Persentase Pemberian ASI Eksklusif Tahun Gambar Persentase Pemberian ASI Eksklusif 6 bulan Menurut Kab/Kota Tahun Gambar Persentase Kunjungan Balita Yang ditimbang di Posyandu Menurut Kab/Kota Tahun Gambar 5.1. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan Di Provinsi Bali tahun Gambar 5.2. Jumlah dan Jenis Tenaga Medis Dirinci Menurut Kabupaten/Kota tahun Gambar 5.3. Jumlah dan persentase Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 ix

12 Gambar 5.4. Perbandingan Jumlah Tenaga Medis Menurut Jenisnya di Provinsi Bali Tahun Gambar 5.4. Distribusi Tenaga Dokter Spesialis Di Provinsi Bali Tahun Gambar 5.6. Distribusi Tenaga Dokter Umum di Provinsi Bali Tahun Gambar 5.7. Distribusi Dokter Umum Menurut Unit Kerja di Provinsi Bali tahun Gambar 5.8. Gambar 5.9. Jumlah dan Persentase Dokter Gigi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Distribusi Tenaga Dokter Gigi Menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun Gambar Jumlah dan Persentase Tenaga Kesehatan Menurut kabupaten/kota Tahun Gambar Distribusi tenaga bidan berdasarkan status kepegawaian Provinsi Bali Tahun Gambar Distribusi Tenaga Keterapisan Fisik Menurut Kabupaten/Kota Tahun Gambar Distribusi Keterapisan Fisik Menurut Unit Kerja Provinsi Bali Tahun Gambar Jumlah Tenaga Keteknisan Medis Dirinci Menurut Jenis Tenaga Di Provinsi tahun Gambar Distribusi Tenaga Keteknisan Medis Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gambar Persentase Keberadaan Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan di Provinsi Bali Tahun 2011 Gambar Proporsi Anggaran Kesehatan Bersumber APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, BLN/PHLN dan Lain-lain di Provinsi bali Tahun Gambar 6.1. Alur Pelayanan JKBM Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 x

13 DAFTAR LAMPIRAN TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten di Provindi Bali Tahun 2010 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kabupaten di Provinsi Bali Tahun Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Bali Tahun Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas dirinci menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan dan Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang melek huruf di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Kematian Ibu Maternal menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban dan Meninggal terhadap Jumlah Penduduk dirinci menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 AFP Rate, % TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita ditangani di Provinsi Bali Tahun 2010 HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual, DBD dan Diare pada Balita ditangani di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 11 Persentase Penderita Malaria diobati di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 12 Persentase Penderita Kusta selesai berobat di Provinsi Bali Tahun 2010 Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 xi

14 Tabel 13 Kasus Penyakit Filariasis ditangani di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Kunjungan Neonatus, Bayi dan Bayi BBLR yang ditangani di Provinsi Bali Tahun 2010 Status Gizi Balita dan Jumlah Kecamatan Rawan Gizi di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4), Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah PUS, Peserta KB Baru, dan KB Aktif menurut Kabupaten dan Puskesmas di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 21 Pelayanan KB Baru menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Bayi, Balita yang mendapat Pelayanan Kesehatan menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Wanita Usia Subur dengan Status Imunisasi TT menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Akses Ketersediaan Darah untuk Bumil dan Neonatus yang dirujuk di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi ditangani menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 xii

15 Tabel 29 Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat (GADAR) di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 30 Jumlah dan Persentase Desa/Kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 Jam menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 31 Jumlah Penderita dan Kematian serta Jumlah Kecamatan dan Desa yang terserang KLB di Provinsi Bali tahun 2010 Tabel 32 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 33 Tabel 34 Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang baik menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 35 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila di Provinsi Bali Tahun 2010 Cakupan Wanita Usia Subur mendapat Kapsul Yodium di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV-AIDS di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar di Provinsi Bali Tahun 2010 Ketersediaan Obat sesuai dengan kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar di Provinsi Bali Tahun 2010 Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 xiii

16 Tabel 45 Tabel 46 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Sehat di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah dan Persentase Posyandu menurut Strata dan Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 47 Persentase Rumah Sehat menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 48 Persentase Keluarga memiliki Akses Air Bersih di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Institusi dibina Kesehatan Lingkungannya di provinsi Bali Tahun 2010 Persentase Rumah/Bangunan yang diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 55 Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan di Provinsi Bali tahun 2010 Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan di Provinsi Bali tahun 2010 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Sarana Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 60 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2010 Tabel 61 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2010 Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 xiv

17 Tabel 62 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Provinsi Bali tahun 2010 Tabel 63 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Bali Tahun 2010 Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 xv

18 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang relative lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang terbit setiap tahun. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2011 disusun berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Lembaga/Badan yang terkait. Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2011 ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/kota tahun 2010 (berdasarkan data terpilah jenis kelamin) yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

19 B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI Profil Kesehatan Provinsi Bali merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan pencapaian target indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik. C. SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang Latar Belakang disusunnya Profil Kesehatan, tujuan serta isi secara ringkas daripada Profil Kesehatan serta Sistematika dari penyajiannya. BAB II GAMBARAN UMUM Pada bab ini diuraikan Keadaan Umum daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administrative dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam bab ini diuraikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka harapan hidup, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

20 kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya. BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI PROGRAM JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) Bab ini berisikan tentang hasil pelayanan yang telah dilakukan dalam program unggulan Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh masyarakat Bali termasuk biaya yang telah terealisasi untuk pelaksanaan program tersebut. BAB VII SIMPULAN Bab ini menyajikan tentang ha-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan berdasarkan hasil analisis sederhana dari masingmasing hasil pelaksanaan program kesehatan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian program kesehatan dan 79 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator Kabupaten/kota sehat dari semua Kabupaten/kota dan indikator pencapaian kinerja standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

21 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. GEOGRAFI Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Bali sebagai Pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Ceningan, Nusa Lembongan dan Pulau Serangan yang terletak di sekitar kaki Pulau Bali serta Pulau Menjangan yang terletak di bagian Barat Pulau Bali. 1. Letak Wilayah. Secara geografis Provinsi Bali terletak pada posisi antara l 53 ll l 48 ll Lintang Selatan dan l 53 ll l 40 ll Bujur Timur. Provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang dibatasi oleh Selat Bali pada bagian Barat sedangkan pada bagian Timur berbatasan dengan Pulau Lombok dengan dibatasi oleh Selat Lombok. Pada bagian Utara terdapat Laut Jawa dan bagian Selatan terdapat Samudra Indonesia. 2. Luas Wilayah Luas wilayah Provinsi secara keseluruhan sebesar 5.636,66 km 2 atau 0,29 % dari luas kepulauan Indonesia. Daerah Pemerintahan Provinsi Bali saat ini terbagi menjadi 9 (sembilan) Kabupaten/Kota. Kota Denpasar sebagai daerah terbaru merupakan pecahan Kabupaten Badung yang mulanya merupakan ibukota dari Kabupaten Badung. Sembilan Kabupaten/Kota yang dimaksud adalah : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

22 Tabel 2.1. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali N0 KABUPATEN/KOTA IBUKOTA 1 Buleleng Singaraja 2 Jembrana Negara 3 Tabanan Tabanan 4 Badung Mangupura 5 Denpasar Denpasar 6 Gianyar Gianyar 7 Bangli Bangli 8 Klungkung Semarapura 9 Karangasem Amlapura 3. Iklim Provinsi Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim dan terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Suhu rata-rata di Bali sekitar 21,9-33,4 o C dengan kelembaban udara rata-rata 73,3-82,1 %. Curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 0,0 s/d 425,4 mm dan tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari dan Pebruari, sedang terendah pada bulan Juni, Juli dan Agustus. B. KEADAAN PENDUDUK Jumlah penduduk Bali pada tahun 2011 berdasarkan hasil perhitungan secara geometris (dibantu oleh BPS) yang didasarkan pada hasil sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Bali sebesar jiwa. Adapun rincian kependudukan Provinsi Bali secara garis besar sebagai tabel berikut ini. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

23 Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2011 Kab/Kota Luas Wilayah Jml Rumah tangga Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio Kepadatan (per KM 2 ) Ratarata Jiwa/RT Buleleng 1.365, ,31 460,78 3,57 Jembrana 481, ,81 313,72 3,45 Tabanan 839, ,79 505,76 3,81 Badung 418, , ,43 4,08 Denpasar 127, , ,25 3,55 Gianyar 368, , ,54 4,35 Klungkung 315, ,68 544,91 3,64 Bangli 520, ,50 416,70 3,66 Karangasem 839, ,32 475,37 3,68 BALI , , ,75 BALI , ,74 BALI , , BALI , ,11 BALI , , ,16 BALI , ,07 BALI , ,76 3,78 Sumber : Hasil Perhitungan Geometris dibantu BPS Prov. Bali. Berdasarkan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2010 dan perhitungan geogmetris untuk penduduk tahun 2011, dapat diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

24 Gambar 2.1. Piramida Penduduk Bali Tahun 2010 dan Tahun 2011 TAHUN TAHUN Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Sumber : Th dari BPS, Th 2011 Dihitung secara geometris Kalau di lihat secara seksama perubahan komposisi penduduk antara tahun 2010 dengan tahun 2011 ternyata tidak ada perbedaan yang berarti, baik secara keseluruhan maupun per kelompok umur. C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI Badan Pusat Statistik mencatat produk domestik regional bruto Provinsi Bali pada tahun 2011 meningkat sebesar 6,49% dibanding 2010 dengan pertumbuhan pada seluruh sektor ekonomi.. Besaran PDRBBali 2011 mencapai Rp. 73,47 triliun atas dasar harga berlaku. Pada 2010, PDRB Bali atas dasar harga berlaku hanya Rp. 66,69 triliun dan atas harga konstan sebesar Rp. 20 triliun. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Bali adalah sektor perdangangan, hotel dan restoran sebesar 2,76%, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 1,38%. Sementara sektor-sektor lain memberi sumbangan di bawah 1%. Pertumbuhan tertinggi pada sektor pertambagan dan penggalian yaitu sebesar 10,51% dan terendah pada sektor pertanian sebesar 2,23%, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 9,97%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,65%, sektor bangunan 7,88%, sektor listrik, gas dan air bersih 7,35%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

25 % Sumber Air Minum Terlindung ,22% dan sektor pengangkutan dan komunikasi 5,97%. Sementara sektor yang menguasai hajat pokok hidup orang banyak atau pertanian hanya tumbuh dibawah 5% dengan mencatat pertumbuhan terendah sebesar 2,23%.ktor pertanian sebesar 1,76%. D. KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU PENDUDUK Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering kali mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator sebagai berikut : 1. Sarana Air Bersih yang Digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas Secara nasional berdasarkan data tahun 2010, 90% kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik (tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Kalau dilihat distribusinya per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut : Gambar 2.2 Persentase Keluarga Dengan Sumber Air Minum Terlindung Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Provinsi Buleleng Denpasar Karangasem Klungkung Jembrana Badung Tabanan Bangli Gianyar Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

26 Pada gambar 2.2. terlihat bahwa sebagaian besar (75,58%) keluarga di Provinsi Bali sudah menggunakan sumber air minum terlindung, hanya ada tiga Kabupaten yang masih berada di bawah rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Gianyar (70,26%), Kabupaten Bangli (58,81%) dan kabupaten Tabanan (18,46). Jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2010 (79,7%) ternyata terjadi penurunan, oleh karena itu diharapkan pemegang program untuk mencermati secara serius. 2. Sarana dan Akses terhadap Sanitasi Dasar Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Data tahun 2011, memperlihatkan bahwa angka kepemilikan sanitasi dasar tertinggi adalah kepemilikan terhadap pengelolaan air limbah sebesar 67,00%, sedangkan kepemilikan tempat sampah sebesar 62,06% dan kepemilikan jamban sebesar 57,06%. Walaupun angka ini sudah berada diatas target MDGs, yaitu : 55,5% untuk akses pembuangan tinja yang layak dan 28,7% untuk rumah tangga yang menangani sampah dengan baik, akan tetapi khususnya untuk kepemilikan jamban telah terjadi penurunan dibandingkan dengan angka Riskesdas tahun 2010 untuk Provinsi Bali sebesar 73,0% dan bahkan berada di bawah angka nasional hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 69,7%. Jika dibandingkan dengan daerah lain, Provinsi Bali memiliki sarana dan prasarana yang relatif lebih memadai seharusnya hal itu tidak terjadi. Kalau kita lihat capaian kepemilikan jamban untuik masing-masing Kabupaten/Kota di provinsi Bali tahun 2010, seperti gambar berikut : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

27 % Kepemilikan Jamban Gambar 2.3. Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Jamban Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Tabanan Denpasar Badung Karangasem Bangli Klungkung Jembrana Provinsi Buleleng Gianyar Kabupaten/Kota dengan kepemilikan jamban tertinggi adalah Kota Denpasar (100%), Kabupaten Tabanan (95,18%) dan Kabupaten Karangasem (85,54%). Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Buleleng (17,64%), Kabupaten Gianyar (21,29%) dan Kabupaten Jembrana (30,97%). 3. Rumah Sehat Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, tetapi juga mempunyai fungsi yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga yang sehat dan sejahtera. Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas 2010 adalah apabila memenuhi tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen, jenis lantai bukan tanah, teredia jendela, ventilasi cukup, pencahayaannya alami cukup, dan tidak padat huni. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

28 % Rumah Sehat Gambar 2.4 Persentase Rumah Sehat Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Klungkung Denpasar Badung Jembrana Tabanan Provinsi Gianyar Buleleng Bangli Karangasem Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011, Kabupaten/Kota yang mempunyai rumah sehat tertinggi adalah berturut-turut Kota Denpasar (98,19%), Kabupaten Klungkung (92,27%) dan Kabupaten Jembrana (92,00%), sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki rumah sehat terendah adalah Kabupaten Bangli (71,24%), Kabupaten Karangasem (71,35%) dan Kabupaten Gianyar (80,61%). 4. Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bias ratusan. Misalnya tentang gizi: makan beraneka ragam makanan, minum tablet darah, mengkonsumsi Garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanaka semua perilaku kesehatan. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di lakukan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

29 untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu : a. persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan b. memberi bayi ASI eksklusif c. menimbang balita setiap bulan d. menggunakan air bersih e. mencuci tangan dengan air brsih dan sabun f. menggunakan jamban sehat g. memberantas jentik di rumah sekali seminggu h. makan buah dan sayur setiap hari i. melakukan aktifitas fisik setiap hari j. tidak merokok di dalam rumah. Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS Bagi Rumah Tangga : Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Anak tumbuh sehat dan cerdas. Anggota keluarga giat bekerja. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Bagi Masyarakat: Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

30 % Rumah Tangga ber PHBS Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain. Gambar 2.5 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Badung Denpasar Jembrana Klungkung Provinsi Karangasem Gianyar Bangli Buleleng Tabanan Data yang berasal dari pemegang program Promosi Kesehatan Kabupaten/Kota dan sudah divalidasi dengan data pemegang program Promosi Kesehatan diketahui bahwa persentase rumah tangga yang ber PHBS di Provinsi Bali Tahun 2011 sebesar 69,39%, dengan persentase tertinggi ada di Kabupaten Klungkung (76,87%), Kabupaten Jembrana (76,86%) dan Kota Denpasar (76,45%), sedangkan terendah berada di Kabupaten Buleleng (63,11%) dan Tabanan (69,37%). Kedua Kabupaten terendah berada di bawah rata-rata Provinsi. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

31 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN D erajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan di Provinsi Bali digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa peyakit. A. MORTALITAS Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKB, AKABA, AKI dan Angka Kematian Kasar (AKK). 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

32 Angka Kematian Bayi Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Thn 1986 s/d Bali Nasional Tahun Sumber : Riskesdas 2007 dan Profil Kesehatan Kab. Kota se-bali tahun 2011 Memperhatikan gambar 3.1. terlihat bahwa AKB di Provinsi Bali dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2010 menunjukan kecenderungan menurun dan sudah lebih rendah dari angka kematian bayi secara nasional.tapi tahun 2011 ini kembali terjadi peningkatan menjadi 7,21 per 1000 kelahiran hidup, masih lebih rendah dibandingkan dengan angka AKB nasional yang masih menggunakan angka hasil SDKI 2007 sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya diprediksi sebagai pengaruh dari berlakunya Jampersal dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali (JKBM), yang menyebabkan semakin meningkatnya masyarakat memeriksakan kesehatan pada pelayanan kesehatan. Data kematian bayi belum bisa dibedakan per jenis kelamin karena belum semua Kabupaten/Kota menampilkan data secara terpilah. Berdasarkan Profil Kabupaten/Kota tahun 2011 dapat dilihat bahwa Kabupaten/Kota dengan AKB terendah adalah Kota Denpasar (1,78 per 1000 KH), Kabupaten Badung (4,93 per 1000 KH) serta Kabupaten Buleleng (5,97 per 1000 KH). Sedangkan AKB tertinggi terdapat di Kabupaten Jembrana (14,08 per 1000 KH) dan Kabupaten Klungkung (11,80 per 1000 KH). Gambaran AKB per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Gambar III.2 di bawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

33 Angka Kematian Balita Per 1000 KH AKB Per 1000 KH Gambar 3.2. AKB Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Klungkung Jembrana Bangli Tabanan Provinsi Karangasem Badung Tabanan Buleleng Denpasar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai , sedang dengan nilai dan rendah dengan nilai <20. Sesuai dengan profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011, capaian nilai AKABA sebesar 6,76 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA pada target MDGs termasuk kategori rendah. Gambar 3.3 Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 KH Thn 2005 s/d Tahun Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

34 AKABA Per 1000 KH Berdasarkan capaian nilai AKABA pada tingkat Kabupaten/Kota, diketahui AKABA terendah ada di Kota Denpasar sebesar 3,09 per 1000 KH dan AKABA tertinggi ada di Kabupaten Bangli yaitu sebesar 15,34 per 1000 KH. Gambaran AKABA menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar 3.4. berikut ini. Gambar 3.4. AKABA Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Gianyar Bangli Jembrana Karangasem Provinsi Badung Klungkung Tabanan Denpasar Buleleng Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan dan juga data capaian program, AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Pada gambar 3.5. berikut nampak adanya kecendrungan penurunan AKI sejak tahun 2000 sampai dengan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

35 AKIPer KH Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu (AKI) per KH Thn 2000 s/d Tahun Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Pada gambar 3.5. terlihat bahwa AKI dari tahun 2000 sampai dengan 2011 sangat fluktuatif. Dalam 4 tahun terakhir terlihat ada kecendrungan penurunan yang signifikan, namun tahun 2011 kembali mengalami kenaikan yang tajam menjadi 84,2. Kalau dilihat sebaran AKI perkabupaten/kota tahun 2011, AKI tertinggi ada di Kabupaten Bangli sebesar 134,59 per KH dan terendah ada di Kabupaten Tabanan yaitu sebesar 40,01 per KH. Gambaran capaian AKI per kabupaten/kota seperti terlihat pada Gambar 3.6. di bawah ini : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

36 AKI Per KH Gambar 3.6. Cakupan AKI Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun Jembrana Bangli Klungkung Badung Denpasar Gianyar Karangasem Provinsi Buleleng Tabanan Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Pada gambar di atas terlihat bahwa capaian AKI di Provinsi Bali Tahun 2010 sebesar 57,56 per KH, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan target MDGs sebesar 110 per KH dan juga lebih rendah dibandingkan terget nasional tahun 2010 yaitu sebesar 110 per KH dan bahkan seluruh Kabupaten/Kota di provinsi Bali telah mencapai target. Hal ini menunjukkan bahwa program kesehatan ibu dan anak sudah tepat sasaran. 4. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat besarnya Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH). Umur Harapan Hidup pada saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk. Selain itu, UHH juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi UHH di Provinsi Bali dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Perkembangannya dari tahun 2000 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada gambar berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

37 Umur Harapan Hidup (Tahun) Gambar 3.7. Estimasi Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Di Provinsi Bali Tahun Tahun UHH Sumber : BPS Provinsi Bali Dengan memperhatikan gambar diatas terlihat bahwa secara estimasi peningkatan umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Bali setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dan rata-ratanya lebih tinggi dari rata-rata Umur Harapan Hidup nasional. 5. Angka Kematian Kasar (AKK) Menurut hasil Supas 1995 angka kematian kasar di Propinsi Bali 8,3 per 1000 penduduk. Berdasarkan estimasi BPS, CDR Bali dalam tahun 1997 adalah 4,09 per penduduk. Dalam Buku Data Bali Membangun 1999, angka kematian kasar Bali tahun 1998 dan 1999 menjadi 10,6 per penduduk dan tahun 2001 diperkirakan (estimasi BPS) angka kematian kasar 6 per penduduk dan tahun 2002 belum ada angka yang pasti demikian pula untuk tahun Sedangkan tahun 2004 dari hasil survey Derajat Kesehatan Bali oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali bekerja sama dengan PS IKM UNUD mendapatkan AKK sebesar 3,06 per penduduk. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

38 Terlihat disini AKK sangat fluktuatif (naik turun), hal ini menandakan bahwa pencatatan kependudukan kita terutama kematian masih belum tertib/baik. Tabel 3.1. Angka Kematian Kasar per Penduduk Propinsi Bali Tahun SUMBER TAHUN AKK Supas 1995 Data Bali Membangun Estimasi BPS Data Bali Membangun Estimasi BPS Hasil survey UNUD Estimasi BPS ,3 7,06 4,09 10,6 10,6 6, ,06 B. MORBIDITAS Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. 1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas dan Rumah Sakit Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas tahun 2009 menunjukkan kasus terbanyak adalah infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas dengan jumlah kasus kasus dengan perincian seperti tabel berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

39 Tabel 3.2 Pola 10 Besar penyakit pada Pasien di Puskesmas Di Provinsi Bali tahun 2011 No. Nama Penyakit Jumlah 1 Infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas Penyakit pada otot dan jaringan pengikat Hipertensi Kecelakaan dan rudapaksa Penyakit kulit alergi Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas Penyakit kulit infeksi Gastritis Diare (termasuk tersangka kolera) Sumber : Bidang Bina Yandas Dnkes Prov. Bali tahun 2011 Pada pasien rawat inap di RSUD se-bali tahun 2011, pola gambaram 10 penyakit terbanyak menunjukkan pola yang berbeda. Diare, gastroenteritis memiliki jumlah kasus terbanyak yaitu 5495 kasus, diatas DBD yang tahun lalu berada paling atas, dengan perincian sebagai berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

40 Tabel 3.3 Pola 10 Besar penyakit pada Pasien rawat Inap di RSUD se Bali Di Provinsi Bali tahun 2011 No. Nama Penyakit Jumlah 1 Diare, gastroenteritis Demam Berdarah Dengue Pneumonia Demam Thipoid dan parathipoid Penyakit Appendiks Infark serebral Bronchitis, empisema & penyakit paru-paru Penyakit hipertensi lainnya Hipertensi essensial (primer) Dispepsia 1391 Sumber : Bidang Bina Yandas Dinkes Prov. Bali tahun 2011 Sedangkan pada pasien rawat jalan di RSUD se-bali tahun 2011, demam yang sebabnya tidak diketahui memiliki jumlah kasus tertinggi yaitu sebesar kasus, menurun dibandingkan dengan tahun lalu sebesar kasus. Adapaun rinciannya sebagai berikut Tabel 3.4 Pola 10 Besar penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD se Bali Di Provinsi Bali tahun 2010 No. Nama Penyakit Jumlah 1 Demam yang sebabnya tidak diketahui Infeksi saluran nafas bagian atas akut lain Diare, gastroenteritis Penyakit kulit & jaringan sub ikutan lainnya Dispepsia Nyeri perut dan panggul Asma akibat kerja Hipertensi essensial (primer) Penyakit telinga & prosesus mastoid Bronchitis, empisema & penyakit paru 4402 Sumber : Bidang Bina Yandas Dinkes Prov. Bali tahun 2011 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

41 2. Status Gizi Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan karena anaknya pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi lain (akut). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh, pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan IMT/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat), misalnya mengidap penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Untuk status gizi balita di Provinsi Bali dengan indikator BB/U belum bisa ditentukan dari hasil penimbangan yang dilakukan di Posyandu karena cakupan penimbangan balita di Posyandu belum mencapai 85% yaitu balita yang ada, hanya balita (44,88%) yang datang ke posyandu dan ditimbang. Namun demikian kita tetap dapat melihat hasil penimbangannya untuk delapan Kabupaten/Kota kecuali Kabupaten Badung menggunakan data PSG tahun Oleh karena itu kita tidak dapat melihat angka Prevalensi Status Gizi untuk Provinsi karena sumber data yang berbeda. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

42 Tabel 3.5. Persentase Status Gizi Balita (BB/U) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2011 No Kabupaten Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 1 Buleleng 0,03 2,03 97,35 0,59 2 Jembrana 0,02 2,49 97,22 0,27 3 Tabanan 0,02 2,82 96,45 0,71 4 Badung 1,30 6,10 88,80 3,90 5 Denpasar 0,06 0,80 98,60 0,54 6 Gianyar 0,04 2,18 97,26 0,52 7 Klungkung 0,14 2,47 97,12 0,27 8 Bangli 0,25 5,66 92,68 1,41 9 Karangasem 0,04 0,00 99,65 0,31 Sumber : Profil Kes. Kabupaten/Kota Tahun Penyakit Menular a. TB Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi hasil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG s. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Disamping itu untuk mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Succes Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Succes Rate dapat membantu dalam mengetahui kecendrungan meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Berikut ini gambaran SR untuk Provinsi Bali tahun 2000 s/d Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

43 Angka Kesembuhan (%) Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TB paru Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Tahun Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa capaian SR pada tahun sangat fluktuatif, sebagain besar berada di atas target 85% kecuali tahun 2005, 2006 dan tahun Untuk tahun 2011 sudah berada di atas target Renstra Dinas dan target nasional tahun 2010 yaitu sebesar 85%. Tapi dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi penurunan namun masih diatas 85%. Besar kecilnya angka kesembuhan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya angka drop out, yang juga akan berimbas pada besar kecilnya angka penemuan penderita TB MDR (Multi Drug Resisten) yang semakin merebak belakangan ini, disamping juga adanya pengaruh dari peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS. b. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pnemonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

44 Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2011 sebesar 10,7 jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 74,46%. Jika dibandingkan dengan penemuan kasus tahun 2009 sebesar 10,16% terjadi peningkatan penemuan yang tidak begitu signifikan. Berikut ini ditampilkan angka cakupan penemuan pneumonia balita menurut Kabupaten/Kota tahun Gambar 3.9. Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Menurut Kabupaten/Kota Tahun Klungkung Jembrana Karangasem Gianyar Denpasar Provinsi Tabanan Bangli Buleleng Badung Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota Tahun 2011 Pada tingkat Kabupaten/Kota dapat diketahui bahwa rata-rata yang cakupan penemuannya kurang dari 15%, dan Kabupaten yang penemuannya tertinggi adalah Kabupaten Klungkung yaitu 37,6%. Sedangkan Kabupaten dengan penemuan terendah adalah Badung sebesar 2.4%. c. HIV/AIDS HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

45 Kasus HIV dan AIDS (orang) hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui. Kasus HIV/AIDS menunjukkan tren peningkatan setiap tahun. Sampai dengan Desember 2011 jumlah kumulatif kasus HIV mencapai 435 kasus dan AIDS mencapai 557 kasus. Gambar berikut menampilkan jumlah kumulatif kasus AIDS setiap Kabupaten/Kota di Bali. 250 Gambar Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun HIV AIDS 50 0 Denpasar Buleleng Gianyar Tabanan Badung Bangli Jembrana Klungkung Karangasem Besaran kasus juga dapat dlihat dengan menggunakan Case Rate AIDS yang diperoleh dengan membandingkan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlah penduduk per penduduk. Case Rate AIDS Bali secara nasional pada tahun 2009 termasuk tertinggi ke kedua sebesar 45,4 setelah Papua. Sedangkan tahun 2010 Case Rate Provinsi Bali sebesar 24,05 per penduduk dan tahun 2011 sebesar 14,03 per penduduk dan jumlah kematian keseluruhan 44 orang. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

46 d. Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Pada tahun 2011, di Provinsi Bali ditemukan kasus baru kusta sebesar 65 orang penderita, 13 orang penderita kusta PB dan 52 orang penderita Kusta MB. Dari 65 orang tersebut, sebagian besar (42 orang) berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 23 orang berjenis kelamin wanita. Kalau digabungkan dengan kasus sebelunya, jumlah kasus keseluruhan berjumlah 104 orang, 68 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 36 orang berjenis kelamin perempuan dan angka prevalensi secara keseluruhan sebesar 0,3 per penduduk. e. Penyakit Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umunya adalah wilayah terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu : - Endemis Tinggi bila API > 5 per 1000 penduduk - Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - < 5 per 1000 penduduk - Endemis Rendah bila API 0 1 per 1000 penduduk - Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau API = 0. API Provinsi Bali tahun 2010 sebesar 0.01 per 1000 penduduk sama dengan API tahun 2009, dengan persentase penderita positif terbanyak ada di Kabupaten Klungkung sebesar Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

47 API (per 1000 ppdk) 1,09% dan ada 2 kabupaten/kota yang tidak ada penderita malaria yaitu Kabupaten Bangli dan Kota Denpasar. Berikut Tren API di Provinsi Bali tahun Gambar Tren API Malaria Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Tahun Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Dengan memperhatikan API di Provinsi Bali dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa Provinsi Bali termasuk daerah endemis rendah dan API tahun 2009, 2010 dan 2011 merupakan capaian yang paling rendah, dengan mendapatkan penanganan yang lebih baik bukan tidak mungkin penyakit malaria bisa dieliminasi. 4. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada tahun 2011 terdapat 230 kasus TN yang dilaporkan oleh sebagian besar Kabupaten/Kota, hanya Kabupaten Buleleng, Jembrana, Gianyar dan Klungkung yang tidak melaporkan kasus, dan kasus terbanyak ada di Kota Denpasar sebesar 148 kasus, 119 diantaranya berjenis kelamin laki-laki, 22 orang diantaranya meninggal dunia. Kalau dilihat Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

48 dari jumlah kasus antara tahun 2010 dengan 2011 terjadi peningkatan kasus yang sangat besar, hal ini patut mendapatkan perhatian dari pengelola program tentang peningkatan kasus tersebut atau kebenaran laporan yang ada, karena kalau di hitung CFR seluruh kasus ternyata cukup besar yaitu 11,74%. b. Difteri Penyakit Difteri disebabkan oelh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Jumlah kasus difteri tahun 2011 sebanyak 1 kasus berjenis kelamin laki-laki yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kuta Selatan Kabupaten Badung dengan CFR 100%. c. Campak Campak disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Tahun 2011 ditemukan 211 kasus, menurun dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 256 kasus campak dengan incidence rate sebesar 0,53 per penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 0,41 per penduduk. Berikut ini ditampilkan incidence rate (IR) campak menurut kabupaten/kota tahun Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

49 Gambar Incidence Rate (IR) Campak Per Menurut Kab/Kota Tahun Badung Karangasem Provinsi Tabanan Jembrana Buleleng Denpasar Bangli Klungkung Gianyar Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 IR tertinggi berturut-turut ada di kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan dan terendah ada di Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar dengan jumlah kasus 0. d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umunya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Tahun 2011 terdapat 2 kasus Polio yang terjadi di Kabupaten Karangasem dengan perincian 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP Rate minimal sebesar 2/ anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2011 di Provinsi Bali ditemukan non Polio AFP Rate sebesar 1,89/ anak usia < 15 tahun, terjadi penurunan dibanding tahun 2010sebesar 2,78/ anak usia < 15 tahun, angka ini sudah lebih rendah dibandingkan dengan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

50 IR (per pddk) AFP rate mnimal yang ditetapkan oleh Kemeterian Kesehatan. Walaupun telah terjadi penurunan berturut-turut selama 3 tahun, namun jika dihubungkan dengan cakupan imunisasi lengkap pada bayi tahun 2011 yang sudah mencapai 97,96%, hal itu seharusnya tidak terjadi. Oleh karena itu, program imunisasi perlu lebih dimantapkan lagi begitu juga usaha dalam penemuan kasus AFP. 4. Penyakit Potensial KLB/Wabah a. Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Pada tahun 2011, terdapat kasus, kasus diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya (1.331) kasus berjenis kelamin perempuan, dengan jumlah kematian 8 orang, menurun dibandingkan tahun 2010 sebanyak 35 orang. Dengan demikian IR DBD pada tahun 2011 sebesar 75,1 per penduduk dan CFR sebesar 0,27%. Berikut ini gambaran IR dan CFR DBD tahun Gambar 3.13 Tren Incidence Rate (IR) DBD Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Sumber : Profil Kesehatan kab/kota Tahun 2011 Walaupun IR tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011, akan tetapi CFR tahun 2010 lebih rendah dibandingkan dengan tahun IR tahun 2010 yang tinggi Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

51 CFR (%)) disebabkan karena tahun tersebut terjadi hujan sepanjang tahun yang memicu berjangkitnya DBD, sedangkan tahun 2011 tidak terjadi hujan sepanjang tahun. CFR yang meningkat di tahun 2011 terjadi karena keterlambatan penderita dibawa ke pelayanan kesehatan. Gambar Tren CFR DBD Provinsi Bali Tahun 2000 s/d Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Kalau dibandingkan dengan angka bebas jentik tahun 2011 sebesar 91,40% atau menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar 96,52% sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi IR DBD, seharusnya IR DBD tahun 2011 mengalami peningkatan. Ini berarti ada hal yang belum tepat dalam pelaksanaan program penanggulangan DBD, untuk itu perlu dilakukan evaluasi penatalaksananan penyakit DBD secara menyeluruh. Sedangkan CFR, kalau dibandingkan dengan target Renstra Dinas tahun sebesar < 1 %, CFR tahun 2010 sudah melampaui target. b. Penyakit Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

52 Penyakit saluran pencernaan seperti Diare masih cukup tinggi ditemukan di Propinsi Bali. Pada tahun 2011 diperkirakan jumlah kasus diare sekitar kasus, dinataranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya (81.437) kasus berjenis kelamin perempuan, dengan perhitungan perkiraan kasus bahwa diantara 1000 orang penduduk diperkirakan sebanyak 411 orang mengalami diare dan hanya 10% datang ke pelayanan kesehatan. Kalau dibandingkan dengan perkiraan kasus tahun 2010 sebesar kasus, terjadi peningkatan signifikan di tahun 2011 menjadi , hal ini menunjukan masih perlunya peningkatan sanitasi lingkungan. c. Rabies Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan srigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Penyakit dengan CFR tinggi ini terus menyebar ke berbagai wilayah di Provinsi Bali. Sampai dengan akhir tahun 2011, seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali sudah terdapat kasus rabies. Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies yaitu : GHPR (kasus Gigitan Hewan Penular Rabies), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR), dan Lyssa. Berikut gambaran perkembangan kasus rabies di Provinsi Bali. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

53 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1, Badung RS Sanglah Gambar 3.16 Jumlah Kasus GHPR dan VAR di Provinsi Bali Tahun 2011 Gianyar Tabanan Buleleng Bangli Denpasar Jembrana Klungkun g Karangas em GHPR 1,976 1,549 1,548 1,123 1, VAR 1,976 1,549 1,548 1,123 1, Tabel 3.6 Kasus Rabies Pada Manusia di Provinsi Bali Tahun 2008 sampai tanggal 2 Maret Total Kab/Kota Ks pos Ks pos Ks pos Ks pos Ks pos Denpasar Badung Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Bangli Jembrana Buleleng JML Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

54 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN S ecara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah stiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun terakhir, khususnya tahun 2011 di Provinsi Bali. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

55 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Seorang ibu mempunyai peran sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seseorang yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kendungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anak. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun pelayanan kesehatan swasta. Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, AKI, AKB dan AKABA di Indonesia termasuk tinggi. Menurut data SDKI 2007, AKI sebesar 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA 44 per 1000 kelahiran hidup. Dalam upaya pencapaian MDG s dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per kelahiran hidup. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. Salah satu upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas yang dilaksanakan di Provinsi Bali adalah dengan menerapkan program pusat berupa Jaminan Persalinan (Jampersal) serta melalui Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), disamping juga selalu berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan, antara lain peningkatan status Pukesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap dengan pelayanan PONED. a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

56 berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar. Ditetapkan bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Cakupan kunjungan ibu hamil terdiri dari cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trisemester pertama sekali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Cakupan k1 dan K4 di Provinsi Bali dalam empat tahun terakhir dapat dilihat dibawah ini; Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

57 cakupan (%) Gambar 4.1. Persentase Cakupan K1 dan K4 provinsi Bali Tahun Cakupan K Cakupan K Tahun Cakupan K1 Cakupan K4 Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2010 terjadi selisih antara cakupan K1 dan K4 sebesar 5,89%, kemudian sampai dengan tahunn 2011 sudah semakin mengecil menjadi 5,2%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga kehamilannya. Hal ini dapat meminimalisir kematian ibu melahirkan. Gambar di atas menyajikan hasil capaian K1 tahun 2011, yang menunjukkan pencapaian indikator K1 sebesar 98,9%, yang berarti belum memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan Tahun untuk tahun 2011 mematok angka 100%. Kabupaten Badung, Jembrana dan Kota Denpasar merupakan daerah dengan pencapaian K1 100%, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

58 sedangkan Kabupaten Bangli adalah kabupaten dengan pencapaian K1 terendah, yaitu sebesar 96,1% Gambar 4.2. Cakupan Pelayananan Ibu Hamil (K1) Provinsi Bali Tahun Jembrana Badung 100 Denpasar 98.9 Provinsi 98.3 Gianyar Klungkung Tabanan Buleleng 96.1 Karangasem Bangli Sumber : Profil Kesehatan Kabupate/Kota Tahun 2011 Dari seluruh Kabupaten Kota, 3 Kabupaten/Kota telah mencapai target Renstra Dinas yaitu Kabupaten Jembrana, Badung dan Kota Denpasar. Sedangkan hasil capaian indikator cakupan pelayanan K4 tahun 2011 sebesar 93,7% yang berarti juga belum mencapai target Renstra Dinas tahun 2010 sebesar 95%, hanya 2 Kabupaten/Kota yang telah mencapai target Renstra Dinas yaitu Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar dibawah ini; Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

59 Denpasar Gambar 4.3. Cakupan Pelayananan Ibu Hamil K4 Provinsi Bali Tahun Badung Provinsi Tabanan 93.2 Jembrana 93.2 Karangasem Gianyar Buleleng 91.1 Klungkung 86.9 Bangli Sumber data : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 b. Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap AKI. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Sedangkan dalam target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per kelahiran hidup pada tahun 1992, serta meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Gambar 4.4. memperlihatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 yang cendrung meningkat. Pada tahun 2010 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Bali telah mencapai 97,31% yang berarti telah mencapai target K4 tahun 2010 sebesar 92,39. Sedangkan tahun 2011 terjadi penurunan walaupun kecil menjadi 97,1%, masih diatas target MDG s tahun Terjadinya penurunan ini sangat ironis karena dari pemerintah pusat sudah disiapkan biaya persalinan lewat program jampersal. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

60 Linakes (%) Gambar 4.4 Cakupan pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Bali tahun 2006 s/d Tahun Sumber : Profil Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2011 Untuk melihat distribusi persalinan oleh tenaga kesehatan untuk masing-masing Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Bali tahun 2011, dapat dilihat pada gambar berikut; Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

61 Gambar 4.5. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kab/Kota Prov. Bali Tahun Denpasar Jembrana Badung Provinsi Karangasem Gianyar Bueleng Bangli Tabanan Target SPM 2015 : 90% Klungkung Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Gambar 4.5. memperlihatkan bahwa kabupaten Jembrana merupakan Kabupaten dengan pencapaian tertinggi (103,1%), diikuti Kota Denpasar (100%) dan Kabupaten Badungh (99,1%) dan Karangasem (97,2%). Sedangkan Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten dengan pencapaian terendah (92.5%), diikuti oleh Kabupaten Gianyar (94%) dan Kabupaten Buleleng (94.2%). Target indikator persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Renstra Dinas tahun sebesar 100%, ini berarti Provinsi Bali belum mencapai target tersebut dan hanya 2 Kabupaten/Kota yang mencapai terget yaitu Jembrana dan Kota Denpasar. Namun bila dibandingkan dengan target SPM sesuai dengan KEPMENKES RI NO. 828/MENKES/SK/IX/2008, bahwa target SPM tahun 2015 untuk indikator pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah sebesar 90%, ini berarti sudah semua Kabupaten/Kota di Provinsi Bali telah mencapai target. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

62 c. Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelaah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Gambar 4.6. Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kab/Kota Tahun Denpasar Jembrana Provinsi Badung Klungkung Karangasem Bangli Tabanan Gianyar Buleleng Target SPM 2015 : 90% Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Dibandingkan dengan target SPM 2015, maka seluruh Kabupaten/Kota sudah mencapai target dengan capaian tertinggi ada di Kabupaten Jembrana (98,6%) dan terendah ada di Kabupaten Bangli (90.8%). Adapaun capaian Pfrovinsi untuk tahun 2011 adalah sebesar 95,1% atau mamsih dibawah target renstra Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

63 d. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmhg, diastole > 90 mmhg, oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Gambar 4.7. memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi kebidanan menurut kabupaten/kota pada tahun 2011, ternyata hanya Kabupaten Gianyar yang mencapai 100,1%, sedangkan Kabupaten/Kota lainnya tidak ada yang mencapai target SPM 2015 yaitu 80% dan yang paling rendah terjadi di Kabupaten Karangasem yaitu 41.6%. Secara provinsi juga belum mencapai target SPM bahkan masih di bawah angka capaian Bali secara Nasional berdasarkan laporan Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI tahun 2010 sebesar 73.8 Gambar 4.7. Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kab/Kota Tahun Klungkung Gianyar Buleleng Badung Provinsi Bangli Denpasar Tananan Target SPM 2015 : 80% Karangasem Jembrana Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

64 Neonatus risti/komplikasi meliputi asfeksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit. Pada tahun 2011 cakupan penanganan neonatal komplikasi yang dilaporkan sebesar 59,1%, dengan kisaran cakupan terendah sebesar 34,8% di Kabupaten Buleleng dan tertinggi sebesar 88,1% di Kabupaten Gianyar. Sementara target standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan untuk indikator tersebut yang harus dicapai tahun 2010 adalah sebesar 80% dan. Gambaran cakupan penanganan komplikasi neonatal per Kabupaten/Kota tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut, Gambar 4.8. Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota Tahun Target SPM 2010 : 80% Buleleng Karangasem Jembrana Bangli Provinsi Badung Klungkung Tabanan Denpasar Gianyar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

65 e. Kunjungan Noenatal 3 Kali (KN Lengkap) Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguang kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah nenggunakan buku KIA. Pencapaian target pelayanan kesehatan bayi berdasarkan laporan rutin tahun 2011 yaitu cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) Provinsi Bali sebesar 96,66%, tidak bisa dibandingkan dengan KN3 tahun 2010 karena laporan tahun 2010 belum lengkap, begitu juga tidak bisa dibandingkan dengan target renstra Dinas tahun karena belum menentukan target KN3. Gambar 4.9. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) Menurut Kab/Kota Tahun BALI Denpasar Buleleng Karangasem Jembrana Bangli Target Renstra Dinas 2010 : 91% Klungkung Gianyar Tabanan Badung Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

66 Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan minimal 2 kali menjadi 3 kali. Sampai dengan tahun 2010 data KN lengkap tersebut belum terkumpul. f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayana kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulalsi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 101,9%, dengan cakupan tertinggi ada di Kabupaten Gianyar sebesar 191,6%. Angka persentase yang melebihi 100% ini karena tingginya jumlah penduduk pendatang yang masuk ke Kabupaten Gianyar, Badung dan Klungkung, termasuk yang mamsih bayi. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

67 Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kab/Kota Tahun Badung Gianyar Tabanan Karangasem Buleleng Jembrana Provinsi Klungkung Denpasar Bangli Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 g. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayana kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A 2 kali setahun (bulan Februari dan Agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan di Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit, Bidan Praktek Swasta serta sarana / fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK oleh petugas kesehatan. Pemberian vitamin A dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan. Pada tahun 2011 cakupan pelyanan kesehatan anak balita (12-59 bulan) sebesar 82,11%, sementara yang harus dicapai berdasarkan SPM 2010 adalah 90% belum mencapai target SPM. Terjadi disparitas pencapaian cakupan yang cukup besar antara Kabupaten/Kota dengan capaian tertinggi di Kabupaten Buleleng dan Tabanan sebesar 100% berbanding dengan Kabupaten dengan capaian terendah yaitu Karangasem sebesar Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

68 ,45%. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per kabupaten/kota dapat dilihat pada Gambar di bawah ini; Gambar Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut Kab/Kota Tahun Tabanan Buleleng Bangli Jembrana Klungkung Karangasem Gianyar Denpasar Badung Provinsi Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin komplek, yang biasanya berkaitan dengan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 disebutkan bahwa untuk masalah kesehatan mata sebesar 1,1% anak usia 6-14 tahun mengalami kelainan refraksi dan 0,2% mengalami kebutaan. Untuk proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut, sebesar 21,6% terjadi pada anak usia 5-9 tahun dan 20,6% pada anak usia tahun. Sementara karies gigi aktif yang terjadi pada anak usia 12 tahun adalah 29,8% dan anak di atas usia 12 tahun sebesar 43,9%. Sedangkan anak usia 12 tahun dengan karies gigi sebanyak 36,1% dan anak di atas 12 tahun sebanyak 72,1%. Untuk status gizi pada anak usia > 15 tahun, yang kurus 14,8% dan yang obesitas 10,3 %. Angka anemi pada anak usia <14 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

69 tahun 9,8%, sementara pada anak usia > 15 tahun, pada perempuan 19,7% dan pada laki-laki 13,1 %. Hasil survei kecacingan 2009 oleh Ditjen P2PL menyebutkan 31,8% siswa SD menderita kecacingan. Sebelum dilakukan pelayanan kesehatan terhadap siswa SD dan setingkat terlebih dahulu dilakukan penjaringan sasaran. Untuk tahun 2011 jumlah siswa SD dan setingkat yang terjaring sebanyak dengan distribusi untuk setiap Kabupaten/Kota seperti gambar dibawah; Gambar Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Per Kab/Kota Tahun Bangli Buleleng Klungkung Provinsi Gianyar Tabanan Badung Denpasar Jembrana Karangasem Sumber : profil kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Sedangkan pencapaian cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan stingkat tahun 2011 sebesar 51.05%, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebesar 30,49%, pencapaian setiap kabupaten/kota terlihat pada gambat dibawah ini; Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

70 Gambar Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Per Kab/Kota Tahun Bangli Buleleng Tabanan Badung Denpasar Jembrana Karangasem Klungkung Provinsi Gianyar Sumber : Profil Kesehatan Kabup;aten/Kota Tahun Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritas untuk menggunakan alat/cara KB Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana salah satunya dapat dilihat dari cakupan peserta KB aktif dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor, seperti terlihat pada gambar berikut ini. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

71 Gambar Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Kab/Kota Tahun Bangli Tabanan Jembrana Gianyar Badung Buleleng Denpasar Provinsi Klungkung Karangasem Sumber : Profil Kesehatan kabupaten/kota Tahun 2011 Kabupaten/Kota dengan pencapaian cakupan peserta KB aktif tertinggi adalah Kabupaten Tabanan (96,07%), Bangli (94,75%) dan Gianyar (89,28%), Sedangkan persentase peserta KB aktif terendah adalah Kabupaten Karangasem (77,08%), Badung (77,24%) dan Buleleng (83,22%). Perlu diperhatikan Kabupaten dengan pencapaian terendah ini yaitu Kabupaten Badung, dimana daerah ini selain pencapaian cakupan KB aktifnya rendah juga merupakan daerah tujuan dari penduduk pendatang, sehingga akan terjadi ledakan penduduk yang tidak terkendali. Persentase peserta KB aktif menurut metode kontrasepsi yang sedang digunakan tahun 2011 terlihat pada Gambar dibawah ini. Pada tahun 2011 IUD dan suntikan yang paling banyak digunakan sebagai alat kontarsepsi oleh PUS yaitu masing-masing sebesar 44,03% dan 37,51%, sebaliknya obat vagina merupakan metode kontrasepsi yang tidak ada peminatnya. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

72 Gambar Persentase peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Di Provinsi Bali Tahun IUD MOP MOW Implan Suntik Pil Kondom Obat Vagina Lainya Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan prov. Bali tahun Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typus, radang selaput otak, radang paru-paru dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif, munisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS pada orang yang mengalami luka kecelakaan. a. Imuniasi Dasar pada Bayi Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Oleh karena itu harus dipertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Target tersebut sejalan dengan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

73 target Renstra Kemenkes 2014 yang menetapkan target cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Provinsi Bali tahun 2010 telah mencapai target cakupan imunisasi campak sebesar 92,11% dan kembali meningkat di tahun 2011 menjadi 97,96%. Dengan demikian Bali telah mampu mencapai target imunisasi campak yang ditetapkan oleh WHO dan target Kemenkes RI Angka tersebut menurun dibandingkan dengan pencapaian tahun 2009 yaitu sebesar 99,95%. Gambar 4.16 Cakupan Imunisasi CampakMenurut Kab/Kota Tahun Jembrana Badung Buleleng Tabanan Klungkung Bangli Karangasem Denpasar Provinsi Gianyar Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Dari 9 Kabupaten/Kota, hanya Kabupaten Bangli yang belum mencapai target WHO dan Kemenkes RI karena pencapaiannya masih berada di bawah 90%, padahal pada tahun 2010, pencapaian Kabupaten Bangli sudah mencapai target. Hal inilah yang menyebabkan pencapaian secara Provinsi menjadi menurun. Menurut hasil Riskesdas 2007, pendidikan dan pengeluaran perkapita berhubungan dengan persentase anak umur bulan yang mendapatkan imunisasi dasar termasuk juga campak. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga maka semakin tinggi pula persentase anak mendapatkan imunisasi. Begitu pula dengan pengeluaran perkapita, bahwa semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi pula anak mendapatkan imunisasi dasar. Persentase di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

74 Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam kurun waktu satu tahun. Target UCI tahun 2011 menurut Renstra Dinas Kesehatan sebesar 100%. Sedangkan pencapaian target UCI tahun 2011 sudah mencapai target Renstra Dinas yaitu 100%, meningkat dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 99,58%. Gambar 4.17 Persentase Desa Mencapai UCI Tahun % Sumber Seksi Pencegahan Penyakit Tahun 2011 b. Imunisasi pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang masih jauh dari mondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkenan tetanus. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan meternal adalah 1) pertolongan persalinan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

75 yang aman dan bersih; 2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan surveilans. Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, penacatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu mapun WUS tidak hamil) belum seragam dan cakupan uminisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari vakupan K4. Cakupan TT2+ di Provinsi Bali dari tahun ke tahun cendrung stagnan yaitu dari 103,44% tahun 2010 menurun menjadi 100,45% di tahun 2011, dengan distribusi seperti gambar berikut. Gambar 4.18 Cakupan TT2+ Pada Ibu Hamil Menurut Kab/Kota Tahun Jembrana Gianyar Tabanan Bangli Denpasar Badung Klungkung Provinsi Karangasem Buleleng B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat dan lain-lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

76 pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Lenght of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur RS. Tahun 2011 Angka penggunaan tempat tidur RSU Singaraja, RSU Tabanan, RSUP Sanglah, RSU Wangaya, RSU Sanjiwani Gianyar, RSJP Bangli, RS Amlapura yang memenuhi BOR ideal (60-80%). Untuk RS Swasta yang mempunyai BOR ideal antara lain : RS. Kasih Ibu Kedonganan, RS Surya Husada, RS Puri Raharja, RS Kasih Ibu, RSAB Ari Santi RS dan RS Prima Medika. Dan secara keseluruhan RS di Propinsi Bali (Pemerintah, ABRI maupun Swasta) mempunyai BOR rata-rata 61,63%, berarti secara keseluruhan sudah mencapai target dari BOR ideal (60-80%). Tahun 2010 angka penggunaan tempat tidur (BOR) di Provinsi Bali sebesar 53,09%, masih di bawah BOR ideal. Tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit dari tahun 2002 sampai 2010 dapat dilihat pada gambar 4.19 BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (biasanya satu tahun), beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Pada tahun 2011 BTO rumah sakit telah melebihi angka ideal yaitu lebih dari 50 kali (50,92 kali) menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar 52,97 kali. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

77 Gambar Pencapaian BOR dan BTO Rumah Sakit di Prov. Bali Tahun BOR BTO BOR BTO Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari. Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat digunakan kembali (rata-rata lama tempat tidur kosong antara pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya tempat tidur kosong pada kisaran 1-3 hari. Gambaran LOS dan TOI rumah sakit di provinsi Bali sebagai berikut Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

78 Gambar Pencapaian LOS dan TOI Rumah Sakit di Prov. Bali Tahun LOS TOI LOS TOI sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Dari gambar diatas terlihat bahwa dari tahun 2003 sampai dengan 2011 angka LOS di Proviinsi Bali berkisar antara 3,27 hari sampai 4,43 hari hari dan belum mencapai angka ideal karena masih dibawah 6-9 hari. Begitu pula halnya dengan angka TOI dari tahun 2003 sampai dengan 2010 berkisar antara 3,12 sampai 5,07 hari dan bahkan selama 9 tahun tersebut tidak pernah angka TOI mencapaiu angka ideal, bahkan ditahun 2011 menurun tajam menjadi 2,76 GDR adalah angka kematian umum setiap penderita keluar rumah sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per pasien keluar. Pada tahun 2011 angka GDR di provinsi Bali sebesar 33,03 kamatian per pasien, dari seluruh rumah sakit yang ada tidak satupun rumah sakit yang ada di Provinsi Bali memiliki GDR di atas 45 per pasien. Kalau di lihat per pengelola rumah sakit, ternyata rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah rata-rata angka GDR dari tahun 2003 sampai 2010 sebagain besar > dari 45 per pasien. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

79 Gambar Pencapaian GDR dan NDR per pasien Keluar Rumah Sakit di Prov. Bali Tahun GDR NDR GDR NDR Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 NDR adalah angak kematian pasien setelah dirawat 48 jam per pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25 per pasien keluar. NDR sejak tahun 2003 sampai 2011 berkisar antara 8,42 sampai 17,6 per pasien keluar. Dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per pasien keluar. 2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar merupakan suatu upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

80 yang terkendali. Di Provinsi Bali JPK Pra Bayar meliputi Askes, JPKM, Jamsostek, Kartu Sehat, Dana Sehat dan lainnya. Tahun 2011 cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Prabayar sebesar 93,79 dengan perincian seperti gambar berikut; Gambar Cakupan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Provinsi Bali Tahun ( % ) Askes Jamostek Jamkesmas Lainnya/JKBM Jenis Jaminan Pemeliharaan Kes. sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2010 Untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin, pemerintah pusat telah membantu dengan program Askekin/Jamkesmas yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar yercapai derajat kesehatan msyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Cakupan program Jamkesmas tahun 2011 dan dibandingkan dengan cakupan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar berikut; Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

81 Gambar Perbandingan Realisasi Program JPKM Provinsi Bali Tahun 2010 Dengan Sararan Rawat Jalan Rawat Inap Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2010 dan 2011 D. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya itu ditindaklanjuti dengan kegaiatn surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Tahun 2011 dijumpai adanya 2 kasus polio di Provinsi Bali yaitu dari kabupaten Karangasem dengan jenis kelamin 1 laki-laki dan 1 perempuan, walaupun ditemukan 25 kasus AFP pada kelompok umur <15 tahun. 2. Pengendalian TB Paru Upaya dalam penanggulangan TB paru setiap tahunnya semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan. Pada gambar 4.23 memperlihatkan persentase TB Paru BTA+ terhadap suspek TB Paru selama 6 tahun terakhir ( ). Selama enam tahun tersebut persentase TB Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

82 Paru BTA+ terhadap suspek TB Paru tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu 10,75% dan terendah terjadi tahun 2006 yaitu 7,91% Gambar Persentase BTA Positif Terhadap Suspek Tahun ( % ) sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Menurut standar, persentase BTA + diperkirakan 10% dari suspek yang diperkirakan di masyarakat dengan nilai yang ditoleransi 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (,5%) kemungkinan disebabkan penjaringan suspek terlalu longgar. Banyak orang tidak memenuhi kriteria suspek atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Dengan demikian, sejak tahun persentase BTA+ terhadap suspek masih dalam batas yang ditolerir, atau petugas kesehatan mampu mendiagnosis kasus BTA+ sesuai standar. 3. Pengendalian Penyakit ISPA Menurut hasil survei mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005, sebanyak 22,30% bayi maupun balita meninggal karena ISPA. Dari angka tersebut sebanyak 23,60% kematian disebabkan oleh pneumonia. Program pemberantasan penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagin atas pneumonia berat dan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

83 pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebgian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus pneumonia juga menggambarkan penetalaksanaan kasus ISPA. Tahun 2011, angka cakupan penemuan penderita pneumunia pada balita mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu dari 74,46% di tahun 2010 menjadi 10,7 di tahun Berikut ini gambaran cakupan dari tahun sebagai berikut. Gambar Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita di Provinsi Bali Tahun ( % ) Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Penanganan Penyakit HIV, AIDS dan IMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV dan AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Hasil pelaksanaan surveilans HIV dan AIDS selama empat tahun terakhir menggambarkan peningkatann kasus HIV dan AIDS sebagai berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

84 Gambar Jumlah Kasus Baru HIV dan AIDS di Provinsi Bali Tahun ( 250 % ) Laki-laki Perempuan Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Pada gambar diatas terlihat bahwa, baik pada HIV maupun AIDS kasus pada jenis kelamin laki-laki selalu lebih tinggi. Oleh karena penularan penyakit ini sangat berkaitan dengan perilaku maka dalam penanggulangannya perlu dicari terobosan yang sekiranya dapat merubah perilaku laki-laki terutama yang berhubungan dengan sek yang sehat. 5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Upaya pemberantasan DBD terdiri dari 3 hal yaitu : 1) peningkatan kegaiatn surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini; dan 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

85 Gambar Cakupan Angka Bebas Jentik (ABJ) Tahun ABJ Target Sumber : Profil Kesehatan kab/kota tahun Dari Gambar diatas terlihat bahwa sejak tahun belum pernah cakupan angka bebas jentik (ABJ) mencapai target ( 95%), walaupun dari tahun ke tahun ABJ cendrung mengalami peningkatan, dan angka tertinggi terjadi tahun 2010 sebesar 93,62%. Dalam lima tahun terakhir, setiap terjadi kasus DBD telah tertangani dengan baik dengan cakupan penanganan sebagai besar 100% kecuali pada tahun 2009 cakupan penanganannya sebesar 96,34%. 6. Pengendalian Penyakit Malaria Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan reemerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebabkan malaria. Selain itu, malaria umumnya merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit dijangkau dan banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang. Oleh karena itu, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam MDGs. Pemberantasan malaria digalakkan melalui gerakan masyarakat yang dikenal dengan Gerakan Berantas Kembali Malaria atau Gebrak Malaria telah dicetuskan pada tahun Gerakan ini merupakan embrio pengendalian malaria yang berbasis kemitraan dengan berbagai sektor dengan slogan Ayo Berantas Malaria. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

86 a. Kasus Baru Malaria Sesuai dengan hasil Riskesdas 2010, angka kasus baru Malaria di Bali terendah dibandingkan dengan Provinsi lain yaitu 3,4% dan tertinggi di Papua sebesar 261,5%. Besarnya kasus baru malaria di kawasan luar Jawa-bali adalah 42,2 per mil atau hampir 6 kali angka kasus baru malaria di kawasan Jawa-Bali (7,6 per mil). b. Persentase Penderita Malaria yang Diobati Persentase penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita malaria yang diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun dibandingkan dengan tersangka malaria dan atau positif malaria yang datang ke sarana pelayanan kesehatan. Dalam lima tahun terakhir ( ), persentase penderita malaria yang diobati sebagain besar sudah mencapai 100%, kecuali tahun 2009 dengan pencapaian 93,94%, berarti sebagian besar tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan diobati sesuai pengobatan standar. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain anemi gizi besi, kekurangan vitamin A dan gangguan akibat kekurangan yodium. 1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Anemi gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalah darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan zat besi (fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

87 Gambar Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe Tahun Fe1 Fe Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet penambah darah (Fe) selama tahun terlihat ada kecendrungan naik setiap tahun, baik cakupan Fe1 maupun Fe3, namun dalam 2 tahun terakhir (2010 dan 2011) masih lebih rendah dari tahun Pada tahun 2011 cakupan pemberian Fe1 naik menjadi 98,23% dan Fe3 naik menjadi 93,50%. Sebaran cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

88 Gambar Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 Menurut Kab/Kota Badung Denpasar Tabanan Provinsi Jembrana Karangasem Gianyar Klungkung Buleleng Bangli Sumber : Profil Kabupaten/Kota Tahun 2011 Kabupaten dengan cakupan tertinggi adalah Kabupaten Badung dankota Denpasar (98,40%) dan terendah Kabupaten Bangli (85,98%). Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care (ANC). Analisis cakupan K4 dengan Fe3 sering menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar, hal ini disebabkan karena belum optimalnya koordinasi sistem pencatatan dan pelaporan antar program terkait. 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan anak balita enam bilan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A. Persentase cakupan pemberian vitamin A balita dalam 5 tahun terakhir seperti gambar berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

89 Gambar Persentase Anak Balita Mendapatkan Kapsul Vitamin A 2X Tahun Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Dalam 5 tahun terakhir, sudah berturut-turut selama 3 tahun terakhir cakupan pemberian vitamin A 2x pada anak balita menunjukkan kenaikan dan di atas 80%, sedangkan dalam 3 tahun sebelumnya menunjukkan kecendrungan menurun dan paling rendah terjadi tahun 2008 (61,03%) dengan rata-rata angka cakupan dibawah 80%. Pada tahun 2011 cakupan pemberian vitamin A 2x pada anak balita sebesar 95,88% dengan distribusi cakupan pada setiap kabupaten/kota sebagai berikut. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

90 Gambar Persentase Anak Balita Yang Mendapat Kapsul Vitamin A 2x Menurut Kab/Kota Tahun Badung 100 Klungkung 100 Tabanan Denpasar Karangasem Gianyar Provinsi Jembrana Bangli Buleleng Sumber : profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011 Gambar diatas memperlihatkan bahwa hanya Kabupaten Badung dan Klungkung yang cakupannya mencapai 100% sedangkan 2 Kabupaten dengan nilai terendah adalah Buleleng (87,53%) dan Bangli (91,68) sekaligus lebih rendah dari ra-rata Provinsi. 3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cara pemberian makakan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

91 Gambar Persentase Pemberian ASI Eksklusif Tahun Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun Dalam 5 tahun terakhir, cakupan pemberian ASI eksklusif sangat fluktuatif. Dibandingkan dengan cakupan tahun 2009 (46.25%), pada tahun 2010 turun menjadi 36,54%, tapi kembali naik tajam tahun 58,65, namun dari tahun mengalami peningkatan secara drastis. Cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan tahun 2011 menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar di bawah. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

92 Gambar Persentase Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan Menurut Kab/Kota Tahun Gianyar Denpasar Badung Jembrana Provinsi Klungkung Bangli Buleleng Karangasem Tabanan Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011 Kabupaten/Kota dengan cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan terendah berturut-turut yaitu Kabupaten Tabanan (48,7%) dan Kabupaten Karangasem (54,9%), sedangkan kabupaten dengan cakupan tertinggi adalah Kabuipaten Gianyar (74,3%) dan Denpasar (65,2%). 4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khusunya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

93 Gambar Persentase Kunjungan Balita Yang Ditimbang di Posyandu Menurut Kab/Kota Tahun Tabanan Denpasar Klungkung Badung Bangli Gianyar Karanagsem Provinsi Jembrana Buleleng Sumber : Profil Kesehatan kab/kota tahun 2011 Cakupan penimbangan balita di posyandu yang tertinggi ada di Kabupaten Tabanan (95,00%), Denpasar (83,4%) dan Klungkung (83.1%), sedangkan cakupan terendah ada di Kabupaten Buleleng (53,1%) dan Jembrana (67,8%). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

94 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN U paya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut : A. TENAGA KESEHATAN Sumber daya manusia (SDM) Kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara efektif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Jenis tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisan medis. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2011 seeprti yang dikutip dari dokumen data dan informasi Program Pengembangan dan pemberdayaan Sumber daya Kesehatan Provinsi Bali tahun 2011 adalah seperti gambar berikut: Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

95 1. Distribusi SDM Kesehatan berdasarkan sebaran geografis wilayah Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2011 adalah seperti tabel berikut: Gambar 5.1. Jumlah Dan Jenis Tenaga Kesehatan Di Provinsi Bali tahun dok.s dok. dok. pera bida farm Kes Sanit Gizi Kete Kete pesia umu gigi wat n asi mas arian rapia knisa lis m n n fisik medi Laki s Perempuan Jumlah Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali Tahun Tenaga Medis Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Pelayanan medis menurut Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif, kuratif serta rehabilitatif. Lebih lanjut juga disebutkan, yang dimaksud dengan dokter adalah dokter umum, dokter gigi, dokter Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

96 spesialis, dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kodekteran gigi di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Profesi kedokteran menurut keputusan konsil Kedokteran Indonesia No. 20 tahun 2006 tentang Pengesahan Standar Pendidikan Profesi Dokter adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang diperolah melalui pendidikan yang berjenjang, serta kode etik yang bersifat melayani masyarakat sesuai dengan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran. Jumlah tenaga medis (dokter, dokter gigi dan dokter spesialis) yang ada di Provinsi Bali saat ini sesuai data yang dikumpulkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD, RSUP, RS Swasta dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta berjumlah orang (1196 laki-laki dan 910 perempuan). Dengan rincian seperti table berikut : Tabel 5.1 Jumlah dan Jenis tenaga medis berdasarkan Jenis kelamin No Tenaga Medis Laki Perempuan Jumlah 1 Dokter Spesialis Dokter umum Dokter Gigi Jumlah Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali tahun 2011 Jumlah dan jenis tenaga medis diinci menurut Kabupaten/Kota seperti grafik berikut : adalah Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

97 Gambar 5.2. Jumlah dan jenis Tenaga Medis Dirinci Menurut Kabupaten/Kota Tahun Jem tbn bul Bdg Dpr Gia Klu Bgl K. Prov SPESIALIS Asem UMUM GIGI Jumlah dan pesentase tenaga medis menurut Kabupaten/Kota seperti Grafik berikut : Gambar 5.3. Jumlah dan Persentase Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 Karangasem % Bangli % Klungkung % Gianyar % Provinsi % JembranaTabanan % 9.78% Denpasar % Buleleng % Badung % Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

98 Sebaran tenaga medis di Provinsi Bali sebagian besar terkonsentrasi di Kota Denpasar yaitu sebanyak : 25,17%, dan distribusi paling kecil terdapat di Kabupaten Bangli sebesar 4,46%. Perbandingan jumlah masing-masing tenaga medis, dapat dilihat pada grafik di bawah. Dokter Gigi % Gambar 5.4. Perbandingan Jumlah Tenaga Medis Menurut Jenisnya di provinsi Bali Tahun 2011 Dokter Umum % Dokter spesialis % Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

99 1) Distribusi Tenaga Dokter Spesialis Menurut Kabupaten/Kota Jumlah dan sebaran dokter spesialis di Provinsi Bali dirinci menurut kabupaten adalah sebagai berikut : Gambar 5.5. Distribusi Tenaga Dokter Spesialis Di Provinsi Bali tahun 2011 KAB. BULELENG RSUD : 29 org RS SWASTA :12 org KAB. BADUNG RSUD : 27 org RS SWASTA: 17 org KAB. BANGLI RSUD :13 org KAB. KARANGASEM RSUD : 8 org KAB. JEMBRANA RSUD : 15 org RS SWASTA : 2 org KAB. TABANAN RSUD : 37 org RS SWT: 3 org KAB. KOTA DENPASAR RSUD : 46 org RS SWASTA : 138 org DINKES PROV. BALI RSUP & RSJ : 270 org KAB. KLUNGKUNG RSUD : 15 org RS SWASTA :3 org KAB. GIANYAR RSUD : 30 org RS SWASTA : 11 org SARKES LAIN: 4 Og Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

100 2). Distribusi Dokter umum menurut kabupaten dan unit kerja Distribusi tenaga dokter umumdi Provinsi Bali disajikan pada gambar : Gambar 5.6. Distribusi Tenaga Dokter Umum Di Provinsi Bali Tahun 2011 Kab.Jembrana Puskesmas : 21 RSUD : 19 RS Swasta : 5 Dinkes Kab : 5 JUMLAH : 50 org Kab.Buleleng Puskesmas : 55 org RS Pem : 28 org RS Swasta : 19 org Dinkes Kab : 3 Jumlah : 105 org Kab.Bangli Puskesmas : 13 org RSPem : 23 org Dinkes /UPT : 17 org Jumlah : 53 org Kab.Karangasem Puskesmas : 43 RSUD : 32 org Dinkes Kab : 3 org Jumlah : 78 org TABANAN: PUSK : 69 Org RSUD : 37 org RS SWT : 4 Sarkes lian : 1 org Dinkes/ UPT: 5 Org Jumlah : 116 org KLUNGKUNG Puskesmas : 28 RS Pem : 24 RS Swasta : 5 Dinkes /UPT : 13 Jumlah : 70 org BADUNG : Puskesmas : 63 org RS Pem : 26 org RS Swasta : 33 org Sarkes lain : 2 org Dinkes Kab : 7 org Jumlah : 1 org KOTA DENPASAR Puskesmas : 51 org RS Pem : 53 org RS Swasta : 143 org Sarkes Lain : 4 org Dinkes/UPT:5org Jumlah : 256 org Dinkes Prov/sarkes lainnya : 106 org Kab.Gianyar Puskesmas : 68 org RS Pem : 20 org RS Swasta : 8 org Sarkes lain : 3 org Dinkes Kab : 4 org Jumlah : 103 org Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

101 Distribusi dokter umum di Provinsi Bali sebagian besar terpusat di Kota Denpasar yaitu sebanyak 362 orang (33,90%), dan yang paling sedikit terdapat di Kabupten jembrana sebanyak 50 orang (4.68%). Berdasarkan gambar diatas juga dapat diketahui jumlah dokter umum yang berkerja di unit pelayanan ( Pukesmas, Rumah sakit pemerintah, RS Swasta dan Sarana kesehatan lain ) sebanyak 982 orang (91,95%). Sedangkan jumlah dokter umum yang bekerja bukan di unit pelayanan (Institusi Pendidikan dan latihan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi) sebanyak 86 orang (8,05%). Data mengenai jumlah dokter umum yang bekerja di unit pelayanan dan bukan pelayanan disajikan pada grafik 4.4 Gambar 5.7 Distribusi Dokter Umum Menurut Unit Kerja Di Provinsi Bali Tahun JUMLAH PERSEN PUSK RS PEM RS SARKES DINKES/ UNIT BUKAN SWASTA LAIN UPT YANKES UNIT JUMLAH YANKES 86 PERSEN ) Distribusi Dokter Gigi menurut Kabupaten dan Unit Kerja Distribusi dokter gigi relatif lebih merata dibandingkan dengan tenaga medis lainnya, namun distribusi tenaga dokter gigi terbanyak masih terdapat di Kota Denpasar dan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

102 yang paling sedikit ada di Kabupaten Jembrana. Data jumlah dan sebaran dokter gigi dirinci menurut kabupaten disajikan pada grafik di bawah ini Gambar 5.8. Jumlah dan Persentase Dokter Gigi menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2011 B angli; 28; 8,86% K r.asem ; 21; 6,65% P rovinsi; 16; J embrana; 13; 5,06% 4,11% T abanan; 51; 16,14% ungkung; 17; 5,38% B uleleng; 29; 9,18% G ianyar; 50; 15,82% B adung; 39; 12,34% Denpasar; 52; 16,46% Jumlah dan sebaran dokter gigi menurut unit kerja disajikan pada gambar berikut: Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

103 Gambar 5.9. Dsitribusi Tenaga Dokter Gigi Menurut Unit Kerja Di Provinsi Bali tahun 2011 Kab.Buleleng Puskesmas : 24 org RS Pem : 6org RS Swasta : 2 org Jumlah : 32 org Kab.Badung Puskesmas : 28 org RS Pem : 10 org RS Swasta : 1 org Jumlah : 39 org Kab.Bangli Puskesmas : 25 org RS Pem : 3org Jumlah : 38 Kab.Karangasem Puskesmas : 17 org RS Pem : 4 org Jumlah : 21 org Kab.Jembrana Puskesmas : 8 org RS Pem : 2 org RS Swasta : 0 org Dinkes Kab : 3 org Jumlah : 13 org Kab.Tabanan Puskesmas : 39 org RS Pem : 9org Dinkes Kab : 2 org Jumlah : 50 org Kab.Klungkung Puskesmas : 12 org RS Pem : 6 org RS Swt : 1 org Jumlah :19 org Kab.Gianyar Puskesmas : 38 org RS Pem : 9 org RS Swasta : 2 org Dinkes Kab : 1 org Jumlah : 50 org Kota Denpasar Puskesmas : 32 org RS Pem : 10 org RS Swasta : 38 org Sarkes lain : 10 org Jumlag : 90 org Menurut unit kerja menunjukan jumlah dokter gigi terbanyak bekerja unit pelayanan puskesmas sebanyak 221 orang (61.73%), menyusul di rumah sakit pemerintah 76 orang (21,23%), Sarana rumah sakit swasta 44 orang (12,29%) dan Unit pelayanan non kesehatan sebanyak 7 orang (1,95%). 2. Tenaga Keperawatan Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga keperawatan adalah perawat dan bidan. Perawat adalah tenaga professional di bidang perawatan kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

104 yang terlibat dalam kegiatan perawatan. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan dan pemulihan orang yang luka atau pasien yang menderita penyakit akut atau kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat dan penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan kesehatan. Perawat juga terlibat dalam riset medis dan perawatan serta menjalankan berbagai fungsi non klinis yang diperlukan untuk perawatan kesehatan. a. Jumlah Tenaga Keperawatan Secara keseluruhan, tenaga keperawatan di provinsi Bali yang bekerja di institusi pelayanan pemerintah dan swasta, dan di unit non pelayanan berjumlah orang dengan perincian perawat orang, perawat gigi 409 orang. Tenaga keperawatan paling banyak bertugas di Kota Denpasar dengan jumlah orang (24,26%) dari seluruh jumlah tenaga keperawatan yang ada di seluruh Bali. Jumlah tenaga keperawatan paling sedikit ada di Kabupaten Jembrana yaitu 204 orang (3,67%) seperti table berikut : Tabel 5.2. Jumlah dan Persentase Tenaga Keperawatan di Provinsi Bali Tahun 2011 NO Kabupaten perawat perawat gigi jumlah persen jumlah persen 1 Jembrana 204 3, ,13 2 Tabanan 551 9, ,60 3 Buleleng , ,31 4 Badung 390 7, ,80 5 Denpasar , ,11 6 Gianyar 496 8, ,74 7 Klungkung 308 5, ,82 8 Bangli 290 5, ,31 9 Karangasem 302 5, ,80 Dinkes Prov. UPT/Sarkes 10 lain , ,36 Sarkes lain TOTAL , ,00 Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

105 b. Distribusi Tenaga Keperawatan Data mengenai distribusi tenaga perawat di unit pelayanan kesehatan dirinci menurut Kabupaten seperti tabel berikut: Tabel 5.3. Distribusi tenaga Perawat menurut Unit Kerja di Provinsi Bali Tahun 2011 Unit Pelayanan Kes Jml sub Non NO Kabupaten Rs unit unit Total Pusk RSU/RSUD Swt yan Yan 1 Jembrana Tabanan Buleleng Badung Denpasar Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Dinkes Prov. UPT/Sarkes lain Jumlah persentase 23,09 51,54 23,02 97,64 2,36 100,00 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga perawat yang bekerja di unit pelayanan kesehatan sebanyak orang (97,64%). Dari jumlah tersebut sebagian besar 51,54 % bekerja di Sarana Kesehatan Pemerintah seperti RSUP dan RSUD, di puskesmas sebanyak (23,09%) orang dan di Rumah sakit swasta sebanyak orang (23,02%). Sedangkan jumlah perawat yang bekerja di unit Non kesehatan sebanyak 131 orang (2,36%). Distribusi tenaga perawat gigi berdasarkan unit kerja dirinci menurut kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2011 disajikan pada Tabel berikut : Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

106 Tabel 5.4 Distribusi Tenaga Perawat Gigi menurut unit Kerja dirinci menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2011 NO Kabupaten Unit Pelayanan Kes Jml sub unit yan Non unit Yan Total Pusk RSU/ RSUD Rs Swt 1 Jembrana Tabanan Buleleng Badung Denpasar Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Dinkes Prov. UPT/Sarkes lain Jumlah persentase 66,01 22,74 4,65 93,40 6,60 100,00 Distribusi tenaga perawat gigi menurut unit kerja diketahui bahwa jumlah tenaga perawat gigi yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS Pemerintah, dan RS Swasta) sebanyak 382 orang (93,40%) dengan perincian : 270 orang (66,01%) bekerja di puskesmas, 93 orang (22,74%) bekerja di rumah sakit Umum Daerah atau RSUP, dan 19 orang (4,65%) bekerja di rumah sakit swasta dan 27 orang 6,60% bekerja di Sarana Non Pelayanan Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

107 c. Tenaga Bidan Jumlah dan persentase tenaga bidan di provinsi bali tahun 2011 seperti grafik berikut : Gambar Jumlah dan Persentase Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 Bangli % Klungkung % Gianyar % Karangasem 227 Jembrana 7.82% DinkesProvinsi % Tabanan % 14.31% Buleleng % Badung Denpasar % 17.99% Gambar di atas menunjukan bahwa distribusi tenaga bidan di Provinsi Bali sebagian besar terdapat di Kota Denpasar yaitu sebanyak 522 orang atu 17, 99%. Sedangkan kabupaten yang jumlah bidannya paling sedikit terdapat di Kabupaten Klungkung 199 orang (6,86%) Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali KATA PENGANTAR Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 211 ini bisa diselesaikan pada waktunya. Profil kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i P r o f i l K e s e h a t a n P r o v i n s i B a l i T a h u n xv

KATA PENGANTAR. i P r o f i l K e s e h a t a n P r o v i n s i B a l i T a h u n xv KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2013 ini bisa diselesaikan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, April 2011 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali. dr. I Nyoman Sutedja, MPH Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Denpasar, April 2011 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali. dr. I Nyoman Sutedja, MPH Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2010 ini bisa diselesaikan pada waktunya. Profil kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 dapat diterbitkan untuk merespon

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI

KATA PENGANTAR PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI KATA PENGANTAR Puja Astuti Angayubagia kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016 dapat diterbitkan untuk merespon tingginya kebutuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 203.269 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.581 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.164.800 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 Penanggung Jawab Pelaksana Tim Penyusun : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi : - dr. Muhammad

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 85 Sarkes yang memiliki Labkes 100 % C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 86 Rumah Tangga ber-phbs 64.56 % 87 Posyandu Aktif 53.07

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem KATA PENGANTAR Berkat Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sanghyang Widhi

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci