LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2013 CCDP-IFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2013 CCDP-IFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA"

Transkripsi

1 C C OA STAL C OM M UN I TY DE VELO P ME N T P ROJE CT ( CCDP) I N TE RNATI ONAL F UND FOR AGR IC ULTURAL DE VEL OP ME N T ( IFA D) KEMEN TE RI AN KELAUTAN DAN P E RIK ANA N RI LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2013 CCDPIFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA TIM KONSULTAN DAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDPIFAD DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GORONTALO UTARA 2013

2 KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Sebuah kebahagiaan bagi kami dapat terpilih menjadi salah satu Kabupaten yang menjadi lokasi sasaran Proyek CCDPIFAD. Proyek ini kami harapkan dapat mendukung program kami di Pemerintah Daerah, khususnya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa proyek CCDPIFAD ini hanya dilaksanakan pada 12 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia dan di tiap Kabupaten hanya dilaksanakan pada 9 desa sasaran. Oleh karena itu, proyek ini wajib untuk kita dukung dan kita sukseskan bersama demi meningkatnya kesejahteraan bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara. Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara telah menyelesaikan tahun 2013 sebagai tahun pertama kegiatan CCDPIFAD dengan segala daya dan upaya dari segenap jajaran pelaksana proyek di tingkat Project Impelementation Unit (PIU) dengan dukungan dari Konsultan dan Project Management Office (PMO) di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Segala kegiatan yang kami lakukan termuat dalam laporan ini sebagai deskripsi sederhana atas kinerja kami di tahun Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Sebaik apapu upaya yang kami lakukan, mungkin masih ditemui kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan. Atas nama Pemerintah Daerah sekaligus sebagai Penanggungjawab PIU CCDPIFAD Kab. Gorontalo Utara, kami memohon maaf atas kekurangan dan kami juga berharap masukan kritik dan saran untuk penyempurnaan pelaksanaan proyek CCDIFAD pada tahun yang akan datang. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakutuhu... Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Selaku, Penanggungjawab PIU CCDPIFAD Kab. Gorontalo Utara T.A i

3 KATA PENGANTAR Suatu kesyukuran bagi kami dapat menyelenggarakan dan merampungkan kegiatan tahun pertama dari Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community Development Project International Fund for Agricultural Development (CCDPIFAD). Semua ini berkat kerja keras semua pihak terlebih kepada masyarakat di desadesa sasaran proyek yang senantiasa turut aktif membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Terima kasih yang setinggitingginya juga kepada rekanrekan di Project Implementation Unit (PIU), Tenaga Pendamping Desa (TPD), District Oversight Board (Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir), rekanrekan staf Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gorontalo Utara, rekanrekan penyuluh di BP4K, Pemerintah Desa, dan pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dengan segenap daya dan upaya untuk pelaksanaan kegiatan proyek CCDPIFAD di Gorontalo Utara. Laporan ini sebagai gambaran atas kinerja proyek untuk tahun pertama. Tentunya masih sarat dengan kekurangan disana sini karena keterbatasan kami sebagai pelaksana. Laporan ini adalah kompilasi dari beberapa laporan yang semuanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proyek CCDPIFAD seperti laporan potensi perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, laporan Inventory Sumberdaya Pesisir dari tim UNG, dan laporan pelaksanaan kegiatan lapangan dari Konsultan dan PIU CCDPIFAD Kab. Gorontalo Utara. Keberhasilan dari proyek ini bukan diukur dari berapa banyak kegiatan yang kita lakukan, tetapi lebih daripada itu, seberapa besar proyek ini dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara. Ini bukan akhir, tetapi baru langkah awal dari sebuah proses. Oleh karena itu, kedepan kita akan terus bergandeng tangan dan saling bahu membahu demi terwujudnya masyarakat pesisir yang sejahtera. Tim Konsultan dan PIU CCDPIFAD Kab. Gorontalo Utara T.A ii

4 DAFTAR ISI HAL KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii vii viii 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek Tujuan Proyek Tujuan Laporan Kegiatan Deskripsi Singkat Capaian Kegiatan Tahun GAMBARAN UMUM KAB. GORONTALO UTARA Kondisi Geografis Potensi Perikanan Panjang Garis Pantai Potensi Perikanan Tangkap Potensi Perikanan Budidaya Produksi Sarana Produksi Rumah Tangga Perikanan Distribusi dan Pemasaran Hasil Perikanan Kelembagaan Nelayan Masyarakat Pesisir GAMBARAN UMUM DESA LOKASI SASARAN PROYEK T.A iii

5 3.1. Desa Katialada, Kecamatan Kwandang T.A iv

6 Letak Administratif Kependudukan Sumberdaya Alam Desa Popalo, Kecamatan Anggrek Kondisi Geografis dan Administratif Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Hutokalo, Kecamatan Sumalata Kondisi Geografis dan Administratif Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Tihengo, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kondisi Geografis dan Administratif Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Imana, Kecamatan Atinggola Kondisi Geografis dan Administratif Pekerjaan Sumberdaya alam Desa Langge, Kecamatan Anggrek Kondisi Geografis dan Administratif Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Dunu, Kecamatan Monano Kondisi Geografis dan Administratif Kependudukan T.A v

7 Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Buluwatu, Kecamatan Sumalata Timur Letak Administratif Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam Desa Kikia, Kecamatan Sumalata Kondisi Geografis dan Administrasi Kependudukan Perekonomian Sumberdaya Alam IMPLEMENTASI KEGIATAN 4.1. Pemilihan Lokasi Proyek Pembentukan Layanan Fasilitator Sosialisasi Desa Pertemuan Desa Perencanaan (Desa sasaran pertama) Penilaian Desa Berbasis Masyarakat Identifikasi Kelompok Seleksi dan Verifikasi Kelompok Fasilitasi Kelompok Sinkronisasi Program Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pokmas Penyusunan dan Pelatihan Sistem Monitoring Sumberdaya Pesisir Pembahasan Proposal RUB bersama DOB Result and Impact Management System (RIMS) Sosialisasi Desa Pengembangan Penilaian Desa Tahap Pengembangan Inventory Sumberdaya Pesisir T.A vi

8 4.17. Annual Income Survey dan Market Study Pencairan BLM Workhsop CoManagement Detailed Village CoManagement Plans Identifikasi Pola Distribusi Pemasaran hasil Perikanan Workshop Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif Pertemuan Desa Monitoring dan Pertemuan Desa Perencanaan Pelatihan Market Awareness Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pokmas Pembentukan dan Pelatihan CoManagement Group Pembangunan balai Informasi Monitoring dan Evaluasi GENDER PRESPEKTIF Keterlibatan Gender dalam Kelompok Sasaran Proyek Kelompok Usaha Prespektif Gender LESSON LEARNED KENDALA IMPLEMENTASI PROYEK REKOMENDASI PENUTUP 82 REFERENSI LAMPIRAN T.A vi i

9 DAFTAR GAMBAR HAL 1. Peta Letak Kabupaten Gorontalo Utara Peta Wilayah Desa Katialada Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Katialada Berdasar Jenis Kelamin Peta Wilayah Desa Popalo, Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Popalo Tahun Akses Jalan Menuju Kawasan Pertambakan Peta Wilayah Desa Hotokalo, kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Hutokalo berdasarkan Jenis Kelamin Kondisi Pantai Desa Hutokalo Peta Wilayah Desa Tihengo Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Tihengo berdasarkan Jenis Kelamin Peta Wilayah Desa Imana kabupaten Gorontalo Utara Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Imana Kondisi Pantai Desa Imana Peta Wilayah Desa Langge Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Langge sampai tahun Peta Wilayah Desa Dunu, kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Dunu Berdasarkan Jenis Kelamin Kondisi Pantai Desa Dunu Peta Wilayah Desa Buluwatu, Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Buluwatu Berdasarkan Jenis Kelamin Kepemilikan Perahu di Desa Buluwatu Peta Wilayah Desa Kikia, Kab. Gorontalo Utara Jumlah Penduduk Desa Kikia berdasarkan Jenis Kelamin T.A vii

10 DAFTAR TABEL HAL 1. Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Jumlah Desa Potensi Perikanan Budidaya Produksi Perikanan Jumlah Perahu/Kapal Motor Jumlah Unit Penangkapan Ikan RTP Budidaya Rumput Laut RTP Budidaya Air Payau/Tambak RTP Budidaya Air Tawar (KJA / Kolam) RTP Budidaya KJA (Laut) RTP Perikanan Tangkap RTP Perikanan Pengolah atau Pemasar Hasil Perikanan Volume dan Nilai Produksi Perikanan melalui TPI Kwandang Volume dan Nilai Produksi Perikanan melalui TPI Gentuma Volume Hasil Perikanan antar pulau/ekspor Parameter Kualitas Perairan Desa Katialada Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja di Desa Popalo Jenis dan Alat Produksi Budidaya Ikan Laut/Payau Parameter Kualitas Perairan Desa Popalo Parameter Kualitas Perairan Desa Hutokalo Produksi Hasil Laut Desa Tihengo Parameter Kualitas Perairan Desa Tihengo Parameter Kualitas perairan Desa Imana Penggunaan Lahan Desa Langge Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja Desa Langge Produksi Hasil Laut Desa Langge sampai tahun Paramater Kualitas Perairan Desa Langge T.A viii viii

11 27. Struktur Mata Pencaharian Masyarakat Desa Dunu Parameter Kualitas Perairan Desa Dunu Parameter Kualitas Perairan Desa Buluwatu Parameter Kualitas Perairan Desa Kikia Daftar Tenaga pendamping Desa dan Penyuluh CCDPIFAD Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa Sasaran Proyek Desa Pengembangan Proyek CCDP IFAD Hasil Pencairan BLM Pokmas Desa Sasaran Proyek T.A ix

12 LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2013 COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDPIFAD) KABUPATEN GORONTALO UTARA 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Coastal Community Development Project International Fund for Agricultural Development (CCDPIFAD) adalah proyek kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD yang mencerminkan kebijakan pemerintah terkait pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan (propoor, projob, progrowth, and prosustainibility) yang juga sejalan dengan kebijakan dan program IFAD. Proyek ini melibatkan kerjasama pemerintah, baik pada tingkat nasional maupun kabupaten/kota dalam hal pendanaan proyek. Pendanaannya menggabungkan pinjaman IFAD dengan persyaratan tertentu yang bersumber dari dana bantuan Pemerintah Spanyol yang dikelola oleh IFAD, pinajaman dan juga hibah dari IFAD, APBN, APBD, serta kontribusi inkind masyarakat pesisir terkait. Ada empat alasan mengapa proyek ini diajukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan mengapa IFAD harus mempertimbangkan untuk mendanainya, yaitu : (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya termasuk kelompok masyarakat miskin sampai sangat miskin; (ii) banyak masyarakat yang memiliki motivasi dan berkomitmen untuk memperbaiki tingkat ekonomi mereka dan bertanggungjawab dalam pembangunan; (iii) adanya peluangpeluang ekonomi yang baik dengan potensi pasar yang kuat terutama untuk produk kelautan dan perikanan yang bernilai tinggi; dan (iv) secara konsisten mendukung kebijakan dan prioritas pemerintah. Proyek ini juga akan merespon pentingnya mengatasi masalah degradasi sumberdaya alam dan perubahan iklim serta T.A P a g e 1

13 memberi pengalaman kepada pemerintah dalam mereplikasi dan merencanakan kegiatan yang lebih baik lagi (scaling up). Semua lokasi proyek terletak di Kawasan Timur Indonesia. Hal ini sesuai dengan Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) dari IFAD untuk memfokuskan proyek pada daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Tiga belas kabupaten/kota dalam 10 provinsi telah terpilih untuk menjadi lokasi proyek berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatankegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk komitmen dan dukungan keuangan pemerintah kabupaten/kota tersebut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil berdasarkan potensinya. Dari setiap kabupaten/kota, akan dikembangkan 15 desa/kelurahan pesisir lalu kemudian diseleksi menjadi 9 desa/kelurahan berdasarkan kriteria antara lain : (i) tingkat kemiskinan tiap lokasi minimal 20%; (ii) motivasi dan kesuksesan berpartisipasi dalam programprogram sebelumnya; (iii) potensi untuk produksi dan pertambahan nilai (value added) kelautan dan perikanan; dan (iv) dimasukkannnya pulaupulau kecil di setiap lokasi kabupaten/kota yang memiliki pulau. Sisanya 6 desa akan dipilih pada tahun ketiga jika 9 desa sebelumnya telah berhasil. Dengan demikian sasaran proyek ini mencakup 180 desa/kelurahan, yang akan dibina selama 5 tahun kegiatan. Salah satu Kabupaten/Kota yang dipilih sebagai lokasi proyek adalah Kabupaten Gorontalo Utara. Pemilihan ini didasari oleh banyak pertimbangan baik itu pertimbangan potensi pesisir dan sumberdaya laut maupun pertimbangan bahwa Kabupaten Gorontalo Utara adalah kabupaten termuda di Provinsi Gorontalo yang sedang melakukan pembenahan dan pengembangan di segala bidang. Dukungan proyek CCDPIFAD terhadap masyarakat pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara tentunya dapat membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir dan meningkatkan perekonomiannya. Selama kurun waktu tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara melalui instansi teknis Dinas Kelautan dan Perikanan telah bersungguhsungguh menjalankan proyek CCDPIFAD dengan tanggungjawab yang tinggi, baik tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban maupun tanggungjawab moril untuk mensukseskan pelaksanaan proyek T.A P a g e 2

14 CCDPIFAD ini. Ini ditunjukkan dengan capaian kegiatan dan serapan anggaran yang mencapai 98% pada akhir tahun Sebuah upaya yang optimal telah dilakukan oleh Project Implementation Unit (PIU) CCDPIFAD meskipun belum dapat mencapai target realisasi 100% karena beberapa kendala teknis berkaitan dengan implementasi lapang. Akan tetapi apa yang telah diraih adalah sebuah capaian yang cukup baik dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara khususnya pada desadesa sasaran proyek. Laporan Kegiatan CCDPIFAD Kabupaten Gorontalo Utara ini disusun sebagai gambaran atas pelaksanaan kegiatan proyek CCDPIFAD di Kabupaten Gorontalo Utara selama tahun TUJUAN PROYEK Coastal Community Development Project International Fund for Agricultural Development (CCDPIFAD) ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil TUJUAN LAPORAN KEGIATAN Penyusunan laporan kegiatan CCDPIFAD Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2013 ini bertujuan untuk : x x x Memberikan deskripsi atas pelaksanaan kegiatan CCDPIFAD di Kabupaten Gorontalo Utara selama kurun waktu tahun 2013; Sebagai dokumentasi atas pelaksanaan kegiatan Project Implementation Unit (PIU) CCDPIFAD Kabupaten Gorontalo Utara; Sebagai bahan monitoring dan evaluasi untuk penyempurnaan pelaksanaan proyek pada tahuntahun selanjutnya. T.A P a g e 3

15 1.4. DESKRIPSI SINGKAT CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2013 Tahun 2013 adalah tahun pertama dalam pelaksanaan proyek CCDIFAD. Pada tahun pertama ini, Intervensi proyek lebih banyak mengarah pada sosialisasi dan deseminasi informasi berkaitan dengan pelaksanaan proyek, halhal yang menjadi aturan teknis proyek, dan halhal lain yang bersifat perencanaan. Implementasi awal pada lokasi sasaran berkaitan dengan persiapan masyarakat sasaran proyek, pengorganisasian masyarakat, pembentukan kelompok, fasilitasi kelompok, dan peningkatan kapasitas kelompok sebagai sasaran proyek. Selain persiapanpersiapan pada sasaran proyek, juga telah dilakukan kegiatankegiatan yang mengarah kepada implementasi teknis seperti fasilitasi penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau dana pengembangan usaha pada kelompokkelompok sasaran, dana pembangunan infrastruktur sarana penunjang pengembangan ekonomi masyarakat pesisir, dan kegiatankegiatan terkait survey dan pemetaan potensi sumberdaya pesisir sebagai baseline data untuk penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pesisir. Total terdapat 18 kegiatan yang termuat dalam Petunjuk Operasional Kegiatan CCDP IFAD tahun 2013 mulai dari rekruitment tenaga pendamping desa hingga monitoring dan evaluasi proyek tahap pertama. Seluruh kegiatan dapat dilaksanakan oleh PIU dengan baik dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya pada kelompokkelompok sasaran proyek. Meskipun salah satu pembangunan balai informasi di satu desa sasaran terhambat proses pencairan anggarannya, namun secara umum semua kegiatan telah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Selain melakukan kegiatan pada desadesa sasaran awal yang berjumlah 3 (tiga) desa, persiapan pada desa pengembangan sebanyak 6 (enam) desa sasaran juga telah dilakukan dan akan diintrodusir dengan kegiatankegiatan teknis pada tahun anggaran Mengingat fokus kegiatan lebih banyak bertumpu pada penyiapan masyarakat sasaran, maka pada tahun pertama ini kegiatan proyek pada Komponen 1 yaitu bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Pesisir lebih diprioritaskan. Cukup banyak item kegiatan mulai dari sosialisasi proyek, penilaian desa yang akan menjadi sasaran proyek, pembentukan kelompokkelompok masyarakat, pembentukan Village Working Group, penyusunan proposal Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), pembangunan T.A P a g e 4

16 sarana dan prasarana, pembangunan pondok informasi, workshop comanagement, dan beberapa survey dilaksanakan oleh PIU pada tahun 2013 ini. Hingga akhir tahun 2013, capaian kegiatan dianggap cukup optimal dengan serapan anggaran mencapai 99%. Dari sisi komponen pengembangan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan, introdusir kegiatan belum banyak dilakukan. Tercatat hanya ada dua kegiatan formil yang berkaitan dengan komponen 2 yang masuk sebagai agenda kegiatan tahun Meskipun begitu, sebenarnya, kegiatankegiatan yang dilakukan pada komponen 1 merupakan pondasi dasar dari apa yang akan dilakembangkan pada komponen 2. Oleh karena itu peran Konsultan Pemberdayaan dan Konsultan Pemasaran menjadi sangat strategis untuk bersamasama menyiapkan pondasi yang baik bagi pelaksanaan program kedepan. Pada periode tahun 2013 ini, Konsultan Pemasaran lebih banyak berperan untuk turut membantu pelaksanaan kegiatan Konsultan Pemberdayaan dalam menyiapkan kelompokkelompok masyarakat, khususnya kelompokkelompok usaha dan kelompok pengolahan dan pemasaran. Kelompokkelompok inilah yang nantinya akan banyak berinteraksi dengan Konsultan Pemasaran untuk mencapai sasaran program dari aspek peningkatan usaha dan ekonomi masyarakat. Selain itu, juga ditunjang oleh Kelompok Sarana dan Prasarana serta Kelompok Pengelola Sumberdaya sebab peningkatan ekonomi perlu ditunjang oleh infrastruktur yang baik dan hanya dapat berjalan berkesinambungan bila kondisi sumberdaya alam terpelihara dengan baik. Oleh karena itu, dalam penyiapan masyarakat konsultan pemasaran juga berperan untuk memberikan arahan dan masukan kepada PIU, TPD, Pemerintah Desa dan masyarakat agar identifikasi kelompok yang dibentuk dapat tepat sasaran dan memiliki potensi untuk pengembangan usaha produktif. Hal ini tentunya hanya dapat dilakukan dengan membina koordinasi dan komunikasi yang baik antara Konsultan pemasaran, Konsultan pemberdayaan, PIU, TPD, Distrik Oversight Board (DOB) atau Komite Pemberdayaan Masyarakat dan stakeholder program lainnya lebih khusus lagi kepada masyarakat yang menjadi sasaran program. Penglibatan dan peningkatan peran serta dari masingmasing stakeholder menjadi kunci pokok dari keberhasilan program. T.A P a g e 5

17 Tidak semua apa yang termuat dalam pedoman pelaksanaan program dapat berjalan persis seperti apa yang diharapkan karena kondisi masingmasing daerah yang spesifik dan unik, namun secara umum perjalanan proyek CCDIFAD di Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2013 ini dapat berjalan seiring dengan rencana proyek dan mencapai target optimal. Deskripsi dari implementasi kegiatan Proyek CCDIFAD akan coba dipaparkan pada laporan ini. T.A P a g e 6

18 2. GAMBARAN UMUM KABUPATEN GORONTALO UTARA 2.1. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Gorontalo Utara dengan ibukota Kwandang, merupakan kabupaten baru, hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo yang diresmikan pada tanggal 26 April Terletak diwilayah pantai utara Provinsi Gorontalo dengan luas wilayah 1777,03 Km2, pada posisi LU dan BT. Gambar 1. Peta Letak Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan yaitu Atinggola, Gentuma Raya, Tomilito, Ponelo Kepulauan, Kwandang, Anggrek, Monano, Sumalata Timur, Sumalata, Biau, dan Tolinggula dengan jumlah desa sebanyak 123 buah. Jumlah penduduk sebanyak jiwa Adapun batas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara, adalah : x x x x Sebelah Utara dengan Laut Sulawesi Sebelah Selatan dengan Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango dan Boalemo Sebelah Barat dengan Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Sebelah Timur dengan Kabupaten Bolmong Utara, Provinsi Sulawesi Utara. T.A P a g e 7

19 Luas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan jumlah Kecamatan dan Desa dapat dilihat pada Tabel berikut ini : Tabel. 1. Luas Wilayah berdasarkan Kecamatan dan Jumlah Desa No Kecamatan Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula Desa Jumlah Pesisir Non Pesisir Luas (km2) 264,55 100,34 88,00 10,40 202,86 66,09 214,62 254,92 249,67 85,85 239,73 JUMLAH ,03 Sumber data: Bappeda & DKP Kab. Gorontalo Utara POTENSI PERIKANAN Panjang Pantai Kabupaten Gorontalo Utara adalah kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo. Panjang garis pantainya mencapai ± 217 Km. Potensi perikanan terbentang luas mulai dari perairan pantai hingga mencapai Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yaitu 200 mil dari garis pantai terluar Potensi Perikanan Tangkap Potensi perikanan tangkap Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut : ƒ 12 mil : ton/thn ƒ ZEE Indoesia : ton/thn ƒ WPP : ton/thn Jumlah : ton/thn T.A P a g e 8

20 Potensi Perikanan Budidaya Tabel 2. Potensi Perikanan Budidaya No Kecamatan Tambak (Ha) Rumput Laut (Ha) B u d i d a y a Air Tawar (Ha) KJA laut (Ha) Mutiar a (Ha) 1 Atinggola Gentuma Raya 9, Tomilito Ponelo Kepulauan Kwandang Anggrek Monano 20 8 Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula 25 Jumlah 605, Produksi Produksi Perikanan sampai dengan 31 Desember 2012 sebagai berikut : Tabel 3. Produksi Perikanan No. Komoditi Produksi (ton) Pemasaran A. Perikanan Tangkap ,35 Mndo, Gtlo, Sby B. 1. Perikanan Budidaya Budidaya Laut Rumput Laut KJA (Ikan Kuwe) Kerang Mutiara ,09 54, ,502,3 Mksr, Mndo, Gtlo Manado, Gtlo Jepang 2. Budidaya Air Payau Udang Bandeng 108,61 286,82 Mksr, Mndo, Gtlo Mndo,Gtlo T.A P a g e 9

21 3. Budidaya Air Tawar Ikan Mas Ikan Nila Sumber: Data Statistik Perikanan DKP Gorut Tahun ,64 7,20 Gtlo Gtlo Sarana Produksi Sarana penangkapan ikan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut : Tabel 4. Jumlah Perahu/Kapal Motor No Kecamatan Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula Perahu Motor Tempel < 5 GT GT Kapal Motor 1020 GT 2030 GT >30 J u m l a h Tabel 5. Jumlah Unit Penangkapan Ikan No Jenis Alat Jumlah Unit Payang Pukat Pantai Pukat Cincin Jaring Insang (Gill Net) Bagan Perahu Pancing Sero Bubu T.A P a g e 10

22 Muroami Lainlain 5 65 J U M L A H Rumah Tangga Perikanan (RTP) Rumah Tangga Perikanan baik yang bergerak dibidang budidaya maupun usaha perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. RTP Budidaya Rumput Laut No Kecamatan RTP Pembudidaya Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula Jumlah Tabel 7. RTP Budidaya Air payau/tambak No Kecamatan RTP Pembudidaya Kwandang Anggrek Tomilito J u m l a h Tabel 8. RTP Budidaya Air Tawar (KJA/Kolam) No Kecamatan RTP Pembudidaya Atinggola Gentuma Raya T.A P a g e 11

23 Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula Jumlah Tabel 9. RTP Budidaya KJA (Laut) No Kecamatan RTP Pembudidaya Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula Jumlah Tabel 10. RTP Perikanan Tangkap No Kecamatan RTP Nelayan Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata T.A P a g e 12

24 10 11 Biau Tolinggula J U M L A H Tabel 11. RTP Perikanan Pengolah/pemasar Hasil Perikanan No Kecamatan RTP Pengolah/Pemasar Atinggola Gentuma Raya Tomilito Ponelo Kep Kwandang Anggrek Monano Sumalata Timur Sumalata Biau Tolinggula J U M L A H Pemasar/1 Pengolah Pemasar Pengolah 24 Pemasar/6 pengolah 18 pemasar/2 pengolah 2.3. DISTRIBUSI DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN Pemasaran Pemasaran produksi hasil perikanan meliputi pemasaran lokal, antar pulau /ekspor. Pemasaran lokal antara lain melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kwandang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 12. Volume dan Nilai Produksi Perikanan Melalui TPI Kwandang sampai dengan 31 Desember 2012 No Bulan Volume (Kg) Nilai (Rp) Rp/Kg Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus T.A P a g e 13

25 September Oktober November Desember JUMLAH Sumber : Data TPI Kwandang dan Statistik Perikanan Tangkap Tahun 2012 Tabel 13. Volume dan Nilai Produksi Perikanan Melalui TPI Gentuma sampai dengan 31 Desember 2012 No Bulan Volume (Kg) Nilai (Rp) Rp/Kg Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember JUMLAH Sumber :Data TPI Gentuma dan Statistik Perikanan Tangkap Tahun 2012 Selanjutnya volume hasil perikanan yang diantarpulaukan sampai dengan 31 Desember 2012 sebagai berikut : Tabel 14. Volume Hasil Perikanan antar pulau/eksport sampai dengan 31 Desember 2012 No Jenis Ikan/Hasil Laut Volume (Ton) Tujuan Rumput Laut Kering Udang Ikan Kering Ikan Teripang Japingjaping Mutiara Cumi 515,353 99, , ,929 8,910 4, ,502,3 21,604 Surabaya/Manado Makasar/Manado/Bitung Bitung/Makasar/Surabaya Makasar/Manado/Bitung/Bolmut Palu Makasar/Palu Jepang Manado/Makassar T.A P a g e 14

26 Rajungan Kepiting bakau Gurita Lobster 5,943 25,756 30,560 1,441 Sumber : Data Statistik P2HP DKP Kab.Gorontalo Utara Tahun 2012 Makassar Makassar/Palu/Manado Makassar/Manado Manado 2.4. KELEMBAGAAN NELAYAN/MASYARAKAT PESISIR Pada umumnya di Kabupaten Gorontalo Utara, instansi teknis Dinas Kelautan dan Perikanan telah memfasilitasi pembentukan kelompokkelompok nelayan/masyarakat pesisir. Selain itu, beberapa program terdahulu yang telah dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat, programprogram pendataan pemerintah Kabupaten/Kota, programprogram dari LSM/NGO lokal maupun asing, PNPM Pesisir, dan lainlain, telah dilaksanakan sehingga pada umumnya telah ada pembentukan kelembagaan nelayan/masyarakat pesisir dalam bentuk Kelompok Tani/Nelayan, Kelompok Usaha Produktif, Koperasi Nelayan, dan lainlain. Pada tingkat Kabupaten organisasi nelayan dipayungi oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) sebagai organisasi yang berinduk pada HNSI Provinsi dan pusat (nasional). Organisasi ini menjadi wadah bagi nelayan untuk menyalurkan aspirasi terkait kepentingan nelayan dan masyarakat pesisir. Sedangkan pada tingkat desa organisasi masyarakat baru pada kelompokkelompok lokal yang pernah dibentuk untuk kepentingan penyaluran program baik dari APBD maupun APBN. T.A P a g e 15

27 3.1. DESA KATIALADA, KECAMATAN KWANDANG 3. PROFIL SINGKAT LOKASI DESA SASARAN Letak Administratif Secara Administratif, Desa Katialada berada di wilayah Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas 9300 m2. Desa Katialada memiliki 4 dusun yaitu: Dusun Mangrove Luas 3487 m2 Dusun Hokimu Luas m2 Dusun YapiYapi Luas m2 Dusun Katang Indah Luas m2 Sumber Profil Desa Desa Katialada memiliki garis pantai sepanjang 16 Km membentang di seluruh wilayah desa. Saat ini, Desa Katialada menjadi sentra pengembangan perikanan tangkap dengan hadirnya Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang sehingga Desa Katialada sudah banyak dihuni oleh masyarakat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut di bawah ini. Gambar 2. Peta wilayah Desa Katialada Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT P a g e 16

28 Penggunaan Nama Katialada sebagai nama desa, pada saat itu wilayah tersebut menjadi tempat hilangnya para raja. Antusias masyarakat terhadap raja mereka yang hilang, masyarakat sering menyebut Katialada yang dalam bahasa gorontalo berarti Kasian Raja Kependudukan Desa Katialada sampai tahun 2013 dihuni oleh 1840 jiwa yang terdiri atas 455 Kepala keluarga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut. Jumlah Laki Laki Jenis Kelamin 929 Perempuan Gambar 3. Jumlah Penduduk Desa Katiaada Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Kantor Desa Katialada, Sumberdaya Alam Tipe pantai berlumbur dan berpasir merupakan yang dominan dari desa ini. Tingginya aktivitas pelayaran dengan kedalam perairan yang dangkal menyebabkan kekeruhan sehingga jarak pandang (visibility), pada saat pengamatan juga rendah yaitu kurang dari 50 cm. Dari hasil pengamatan bahwa kondisi persentase tutupan karangnya sebesar 30% yang di dominasi oleh karang keras. Luasan hutan mangrove di Desa Katialada, Kecamatan Kwandang ±10 Ha, dengan jenis mangrove adalah Shoneratia alba, Brugeira gymnorrhiza, Xylocarpus sp, Xylocarpus granatum, Cariops tagal, Rhizophora mucronata, Avicenia sp. Kualitas lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran atau potensi desa dalam hal ini lingkungan yang akan di bicarakan adalah lingkungan kualitas perairan (fisika dan kimia). Kualitas perairan akan menentukan persyaratan ideal untuk usahausaha perikanan yang akan dilaksanakan kedepan P a g e 17

29 dalam hubungannya dengan budidaya laut (marina aquaculture), dan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepanya. pada Tabel 15 berikut. Data kualitas perairan Desa Katialada dapat di lihat Tabel 15. Parameter Kualitas Perairan Desa Katialada No Parameter Satuan Nilai Fisika 1 Kecerahan % Suhu 0 C Kecepatan Arus m/s TSS mg/l 78 Kimia 1 ph Oksigen Terlarut mg/l Salinitas Data Primer DESA POPALO, KECAMATAN ANGGREK Kondisi Geografis Dan Administrasi 0 / oo 3032 Desa Popalo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat N / dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Laut Sulawesi : Desa Mootilango : Desa Tolongio : Desa Ilangata P a g e 18

30 Gambar 4. Peta wilayah Desa Popalo Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT Kependudukan Sampai tahun 2013, Desa Popalo dihuni oleh jiwa, yang tersebar pada 607 Kepala Keluarga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Jumlah LakiLaki Jenis Kelamin Perempuan Gambar 5. Jumlah Penduduk Desa Popalo Tahun 2013 Sumber : Kantor Desa Popalo, 2013 P a g e 19

31 Perekonomian Untuk memenuhi kebutuhan harian, masyarakat Desa Popalo banyak yang berprofesi sebagai petani sawah dan ladang yaitu 740 orang lakilaki dan 78 orang perempuan, seperti tampak pada tabel berikut : Tabel 16. Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja di Desa Popalo Tahun 2013 No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) L P 1 Petani Buruh Tani PNS Pedagang Keliling 1 5 Nelayan 41 6 Pembantu Rumah Tangga 24 7 TNI Polri 4 8 Pensiunan 2 9 Pengusaha Kecil Menengah 2 10 Dukun Kampung 4 11 Karyawan Swasta 4 12 LainLain 43 Sumber : Kantor Desa Popalo, 2013 Tahun 2013, sektor perikanan dan kelautan mampu mendayagunakan keramba, tambak, alat penangkap ikan, dan lainlain dengan jumlah dan produksi yang berbeda untuk tiap jenisnya seperti pada tabel berikut: Tabel 17. Jenis dan alat produksi budidaya ikan laut/payau Jenis Jumlah Hasil Produksi (Ton/Tahun) Keramba 1 Unit 0,5 Tambak/Empang 41,5 Ha 24 Pancing 4 Unit 1,5 Pukat 12 Unit 6,8 Jala 2 Unit 0,5 Sero 2 Unit 1,3 Sumber : Kantor Desa Popalo, Sumberdaya Alam Pesisir pantai Desa Popalo terdiri dari pantai berlumpur dan berpasir dengan beberapa kawasan diantara di konversi sebagai daerah tambak. Saat pengamatan P a g e 20

32 untuk menuju Desa Popalo dimulai dari Desa Langge selama ± 15 menit dengan P a g e 21

33 perahu katintin. Kondisi terumbu karang di desa ini termasuk kondisi dengan keanekaragaman tertinggi tapi memiliki populasi yang sangat sedikit. Menurut informasi dari hasil wawancara kurangnya jumlah populasi dari karang di perairan desa ini diakibatkan karena aktivitas pengeboman dan pembiusan ikan masih sering terjadi. Gambar 6. Akses Jalan Menuju Kawasan Pertambakan Aneka jenis karang batu seperti Acropora, Lobophyllia dan Montipora dapat kita jumpai dalam berbagai bentuk seperti kompak (masif), menyerupai meja (tabulate), Kelopak bunga (Foliose) dan bercabang (branching) belum lagi terdapatnya komunitas bentik lain seperti kelinci laut (Nudibranch), cacing tabung (christmas worm) dan lili laut (crinoid) dalam jumlah yang besar yang beraneka warna dan bentuk. Luasan hutan mangrove di Desa Popalo, Kecamatan Anggrek 314 Ha, dengan jenis mangrove adalah Brugeira sp, Xylocarpus sp, Soneratia alba, Avicena alba, Avicena lanata, Nipa, Waru. Berdasarkan hasil analisis persentase kelimpahan mangrove adalah Brugeira sp 15%, Rhizophora sp 35%, Xylocarpus sp 6%, Soneratia alba 25%, Avicena alba14%, Avicena lanata 5%. Data kualitas perairan Desa Popalo dapat di lihat pada Tabel berikut. P a g e 22

34 Tabel 18. Parameter Kualitas Perairan Popalo No Parameter Satuan Nilai Fisika 1 Kecerahan % Suhu 0 C Kecepatan Arus m/s TSS mg/l 65 Kimia 1 ph Oksigen Terlarut mg/l 67 3 Salinitas Data Primer / oo DESA HUTOKALO, KECAMATAN SUMALATA Kondisi Geografis Dan Administrasi Desa Hutokalo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat N / Gambar 7. Peta wilayah Desa Hutakalo Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT P a g e 23

35 Kependudukan Masyarakat Desa Hutokalo sampai tahun 2013 dihuni oleh 713 jiwa yang tersebar dalam 176 KK. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Jumlah Laki Laki Jenis Kelamin Perempuan Gambar 8. Jumlah Penduduk Desa Hutokalo Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Kantor Desa Hutokalo, Perekonomian Masyarakat Desa Hutokalo sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan. Di Desa Hutokalo, dapat dijumpai 70 orang nelayan yang seluruhnya menggunakan motor tempel. Selain perikanan tangkap, sektor kelautan dan perikanan juga dijumpai unit pengolahan ikan asin dan keramba jaring apung Sumberdaya Alam Sepanjang pesisir pantai desa ini memiliki tipe pantai berpasir agak kecoklatan. Dengan lebar paras pantai antara 25 meter, desa ini juga memiliki potensi ekosistem terumbu karang. Karang tumbuh secara merata pada tanjung yang mengapit desa. Dari hasil pengamatan dilapangan perkembangan terumbu karang di desa ini mengalami pengaruh oseanografi yang lebih kuat. Komponen biotik karang yang menutupi dasar perairan di sekitar perairan desa ini secara umum tergolong baik dengan persentase tutupan karang sebesar 60 %. Pada kedalaman satu meter jenis karang yang paling banyak ditemukan adalah jenis Acropora bercabang, karang meja, dan yang menjari serta jenis karang otak dan karang lunak (soft coral). Di desa ini P a g e 24

36 umumnya rataan terumbu karang (reef flate) didominasi oleh karang keras (hard coral) dengan dominansi oleh jenis Leptoria sp yang selanjutnya diikuti oleh jenis Acropora sp. Gambar 9. Kondisi Pantai Desa Hutokalo Luasan mangrove di Desa Hutokalo ± 4 Ha, Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan jenis mangrove yang di temukan ada 8 jenis yaitu Rhizophora mucrunata, Brugeira gymnorrhiza, Soneratia Marina, Brugeira parvivlora, Rizophora apiculata, Avicena alba, Aegicerascorniculatum, Pandanus tectorius. Persentase jenis mangrove di Desa Hutokalo Rhizophora mucrunata 50%, Brugeira gymnorrhiza 12%, Soneratia Marina 8%, Brugeira parvivlora 5 %, Rizophora apiculata 20%, Avicena alba 12%, Aegicerascorniculatum 3%, Pandanus tectorius 2%. Kualitas lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran atau potensi desa dalam hal ini lingkungan yang akan dibicarakan adalah lingkungan kualitas perairan (fisika dan kimia). Kualitas perairan akan menentukan persyaratan ideal untuk usahausaha perikanan yang akan dilaksanakan kedepan dalam hubungannya dengan budidaya laut (marine aquaculture), dan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepannya. Data kualitas perairan Desa Hutokalo dapat di lihat pada Tabel berikut. P a g e 25

37 Tabel 19. Parameter Kualitas Perairan Desa Hutokalo No Parameter Satuan Nilai RataRata Fisika 1 Kecerahan % Suhu 0 C Kecepatan Arus m/s TSS mg/l Kimia 1 ph Oksigen Terlarut mg/l Salinitas Data Primer / oo DESA TIHENGO, KECAMATAN PONELO KEPULAUAN Kondisi Geografis Dan Administrasi Desa Tihengo, merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara Tempatnya di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Secara geografis Desa Tihengo terletak pada koordinat N / E, dan berada di depan Pelabuhan Perikanan Pantai Kwandang dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Teluk Kwandang : Teluk Kwandang : Teluk Kwandang : Desa Otila Lebih jelas mengenai wilayah dan batasbatasnya dapat dilihat pada Gambar 10 bawah berikut. P a g e 26

38 Gambar 10. Peta wilayah Desa Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT Kependudukan Desa Tihengo sampai tahun 2013 dihuni oleh 996 dan perempuan seperti pada gambar berikut ini. jiwa yang terdiri lakilaki 499, Jumlah JIwa 498, , ,5 496 LakiLaki Jenis Kelamin Perempuan Gambar 11. Jumlah Penduduk Desa Tihengo Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Kantor Desa Tihengo,2013 P a g e 27

39 Perekonomian Masyarakat Desa Tihengo, mayotitas berprofesi sebagai nelayan. Hal ini disebabkan oleh hampir seluruh wilayah Desa Tihengo langsung berbatasan dengan laut. Selain nelayan, mayarakat juga berprofesi sebagai petani rumput laut untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Produksi perikanan di Desa Tihengo didominasi oleh rumput laut yang mampu memproduksi sampai 70 ton / tahun, untuk potensi lain dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Produksi hasil laut Desa Tihengo Hasil Laut Jumlah ( Ton/Tahun) Tuna 2,4 Kakap 2,88 Tenggiri 1,5 Kuwe 2,5 Sarden 250 Baronang 0,45 Kepiting 8,76 Rumput Laut 70 Sumber : Kantor Desa Tihengo, Sumberdaya Alam Tipe pantai berlumpur dan berpasir merupakan yang dominan dari desa ini. Tingginya aktivitas pelayaran dengan kedalam perairan yang dangkal menyebabkan kekeruhan sehingga jarak pandang (visibility) pada saat pengamatan juga rendah yaitu kurang dari 50 cm. Dari hasil pengamatan bahwa kondisi persentase tutupan karangnya sebesar 30% yang didominasi oleh karang keras. Luas secara keseluruhan mangrove di Desa Tihengo yaitu 7. 2 Ha. Jenis mangrove yang ditemukan di Desa Tihengo, Kecamatan Ponelo Kepulauan terdiri dari Ryzophora mucronata, Brugeira gymnorrhiza, Sonerati sp, Xylocarpus sp, Rhizophora apiculata, Cariops sp. Dari beberapa stasiun pengamatan jenis mangrove di Desa Tihengo Kecamatan Ponelo Kepulauan terlihat bahwa hampir semua stasiun P a g e 28

40 di dominasi oleh jenis Ryzophora mucronata 54.1%, Brugeira gymnorrhiza 12.9%, Sonerati sp 14.3%, Xylocarpus sp 5%, Rhizophora apiculata 26.6%, Cariops sp, 2.5%. Kualitas lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran atau potensi desa dalam hal ini lingkungan yang akan di bicarakan adalah lingkungan kualitas perairan (fisika dan kimia). Data kualitas perairan Desa Tihengo, dapat di lihat pada Tabel berikut. Tabel 21. Parameter Kualitas Perairan Desa Tihengo No Parameter Satuan Nilai Fisika 1 Kecerahan % Suhu 0 C Kecepatan Arus m/s TSS mg/l 78 Kimia 1 ph Oksigen Terlarut mg/l Salinitas Data Primer / oo DESA IMANA, KECAMATAN ATINGGOLA Kondisi Geografis Dan Administrasi Desa Imana merupakan salah satu desa yang terletak di Teluk Imana Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, pada posisi koordinat N / E dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Laut Sulawesi : Desa Ilomata : Desa Dumolodo : Desa Gentuma Raya P a g e 29

41 Gambar 12. Peta wilayah Desa Imana Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT Desa Imana secara administratif terbagi atas 5 dusun yaitu dusun Dusun Oluhuta, Dusun Pante I, Dusun Pante II, Dusun Bungkuduo, Dusun Sawapeya. Penggunaan nama Imana sebagai nama desa didasari oleh pada tahun 1925 terjadi perselisihan antara raja Kaidipang (s ekarang Bolaang Mongondow Utara) dengan kaum serikat islam. Kaum serikat islam pada saat itu menjadi target untuk di bunuh oleh para pasukan raja, sehingga para kaum serikat islam melarikan diri dan bersembunyi di wilayah yang sekarang bernama imana. Seiring dengan perjalanan waktu kaum serikat islam atau kaum beriman hidup secara menetap di tempat tersebut, sehingga sampai saat ini wilayah tersebut di kenal dengan nama Imana yang menurut bahasa kaidipang berarti orangorang beriman P a g e 30

42 Pekerjaan Jiwa Pelajar PNS Nelayan Swasta Petani Buruh Jenis Pekerjaan Gambar 13..Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Imana Sumber : Kantor Desa Imana, 2013 Berdasarkan Gambar 13 di atas terlihat bahwa yang mendominasi dari jenis pekerjaan adalah petani dengan jumlah 255 jiwa, sedangkan nelayan hanya 57 orang, sehingga mengakibatkan pendapatan di bidang perikanan sangat rendah Sumberdaya Alam Nelayan Desa Imana memanfaatkan pantainya sebagai daerah tambatan perahu dan air dengan surut terendah ± 300 m dari bibir pantai. Dilokasi pada saat survey terdapat sebuah tempat filtrasi dan penyulingan air asin ke air tawar untuk disuplay yang nantinya akan digunakan untuk umum. Desa ini mempunyai keanekaragaman hayati laut seperti mangrove dan terumbu karang dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 14. Kondisi Pantai Desa Imana P a g e 31

43 Ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu potensi di wilayah ini sebagian besar merupakan jenis dari family (suku) Acroporidae dengan jenis Montipora secara umum ± 55 %. yang paling dominan. Persentase tutupan karang dari hasil pengamatan Mangrove memiliki peranan penting dalam melindungi daerah pantai dan memelihara habitat untuk sejumlah besar jenis satwa, jenis yang terancam punah dan jenis langka yang kesemuanya sangat berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati di wilayah tertentu. Secara keseluruhan hutan mangrove di Desa Imana Kecamatan Atinggola seluas ± 10 Ha. Telah mengalami perubahan seluas 3 Ha, dan yang belum mengalami perubahan sebanyak 7 Ha. Jenis mangrove yang ditemukan di Desa Imana adalah sebagai berikut Rhizophora mucronata, Brugeira gymnorrhiza, Soneratia alba, Brugeira parvivlora, Rhizophora apiculata, Aegicerascorniculatum, Pandanus Tectorius, Cariops tagal, Avicenia forskal. Kualitas lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan gambaran atau potensi desa dalam hal ini lingkungan kualitas perairan (fisika dan kimia). Kualitas perairan akan menentukan persyaratan ideal untuk usahausaha perikanan yang akan dilaksanakan kedepan dalam hubungannya dengan budidaya laut (marine aquaculture), dan kegiatan yang akan dilaksanakan kedepannya. kualitas perairan Desa Imana dapat di lihat pada Tabel berikut. Tabel 22. Parameter Kualitas Perairan Desa Imana No Parameter Satuan Nilai Fisika 1 Kecerahan % Suhu 0 C Kecepatan Arus m/s TSS mg/l Kimia 1 ph Oksigen Terlarut mg/l 78 3 Salinitas Data Primer / oo 3031 Data P a g e 32

44 3.6. DESA LANGGE, KECAMATAN ANGGREK Kondisi Geografis Dan Administrasi Desa Langge merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara pada posisi koordinat N / E. Desa Langge secara adminstratif terbagi atas 3 Dusun yaitu Dusun Pantai, Dusun Tengah, dan Dusun Polowa yang secara keseluruhan memiliki luas 573,45 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Desa tolongio Sebelah Barat : Desa Tutuwotu Sebelah Timur : Desa Ilodulunga Gambar 15. Peta wilayah Desa Langge Kabupaten Gorontalo Utara Sumber : citra 2013 Terametric, Data Peta 2013 Google MapIT Secara keseluruhan, wilayah Desa Langge baru termanfaatkan untuk pemukiman dan perkantoran, perkebunan dan pemakaman umum dengan luas yang relatif berfariasi. lebih jelasnya penggunaan lahan di Desa Langge dapat dilihat pada tabel berikut : P a g e 33

45 Tabel 23. Penggunaan Lahan Desa Lagge Penggunaan Lahan Luas (Ha) Pemukiman dan Perkantoran 28,75 Perkebunan 15 Pemakaman Umum 0,75 Sumber : Kantor Desa Langge, 2013 Penggunaan nama Langge sebagai nama desa didasari oleh pada saat itu daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon Nangka yang dalam bahasa daerah Gorontalo biasa disebut dengan Langge sehingga pada saat itu daerah tersebut menjadi wilayah untuk mengambil buah nangka. Oleh sebab itu masyarakat pada saat itu jika ingin ke daerah Langge sering menyebut kalimat mo nao de langge yang artinya pergi ke daerah nangka, sehingga nama tersebut terus melekat pada kehidupan keseharian masyarakat Kependudukan Sampai tahun 2013, Desa Langge dihuni oleh 438 Jiwa yang terbagi dalam 117 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk berjenis kelamin lakilaki lebih dominan dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat dilihat secara jelas pada gambar berikut : jiwa LakiLaki Jenis Kelamin Perempuan Gambar 16. Jumlah Penduduk Desa Langge Sampai Tahun 2013 Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Kantor Desa Langge, 2013 P a g e 34

46 Perekonomian Beragam profesi bisa ditemukan di Desa Langge. Dari Petani, Peternak sampai nelayan bisa dijumpai pada daerah ini. Petani lebih dominan dibandingkan dengan profesi lainnya seperti yang tertera pada tabel berikut : Tabel 24. Jenis Pekerjaan dan jumlah pekerja Desa Langge tahun 2013 Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) L P Petani Buruh Tani Peternak 14 0 Nelayan Sumber : Kantor Desa Langge, 2013 Hal menarik yang dijumpai adalah, profesi nelayan atau yang bekerja dibidang perikanan dan kelautan lebih didominasi oleh kaum perempuan dengan jumlah 56 orang dibanding dengan kaum lakilaki yang hanya berjumlah 14 orang. Dari jumlah pekerja tersebut, sampai tahun 2013 masyarakat Desa Langge mampu memproduksi hasil laut seperti pada tabel berikut. Tabel 25. Produksi Hasil Laut Desa Langge Sampai Tahun 2013 Jenis Produksi (Ton/Tahun) Cakalang 0,3 Sarden 0,2 Kuwe (Bobara) 10 Rumput Laut 850 Sumber : Kantor Desa Langge, 2013 Dalam proses penangkapan ikan, masyarakat Desa Langge mayoritas menggunakan Jaring insang yang berjumlah 25 Unit, Bagan Apung dan Hand Line yang masingmasing berjumlah 17 unit dan troling line sejumlah 7 unit Sumberdaya Alam Komunitas mangrove yang padat dengan kondisi pantai yang berlumpur menjadi icon Desa Langge. Jernihnya air laut mengantarkan kita pada saat pengamatan pada titik penyelaman di desa ini diakui oleh pemandangan unik karena hampir 80%, kondisi karangnya di dominasi oleh karang masif. Karang dari famili P a g e 35

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar

Pendahulua n PENDAHULUAN. segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar Pendahulua n A. Latar Belakang PENDAHULUAN Potensi sumberdaya pesisir dan laut di Indonesia begitu beragam baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN INFRASTRUKTUR CCDP-IFAD KELURAHAN PESISIR KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN Realisasi Dana PIU YAPEN Sampai Dengan Bulan November sebanyak 68 % (Sisa 32%)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) KABUPATEN GORONTALO UTARA LATAR BELAKANG Jenis/Nama Bisnis Pembuatan Es Balok

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PIU-CCDP IFAD Kota Ternate Disampaikan Pada Acara : Sinkronisasi Perencanaan dan Review Kegiatan Proyek PMP CCD-IFAD Jakarta, 17 20

Lebih terperinci

Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP

Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP 1 Kata Pengantar Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir ( Coastal Community Development Project, CCDP) didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) di beberapa distrik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan. Kabupten BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo Utara yang merupakan daerah yang didominasi oleh dataran tinggi

Lebih terperinci

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR

KELURAHAN BAROMBONG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya hingga Laporan Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu (Integrated Coatal Managemen-ICM)

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara 1. Kondisi Goegrafis Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Gorontalo dengan luas yang

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROFILE DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN I. PROFIL ORGANISASI 1. Pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang terletak Jalan Ir. Suratin, No. 1 Karawang, dengan luas gedung 645 m 2 berdiri di atas

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari atas 17.508 pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Luas laut Indonesia sekitar 3,1

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 1,2 Yulinda R.Antu, 2 Femy M. Sahami, 2 Sri Nuryatin Hamzah 1 yulindaantu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

rovinsi alam ngka 2011

rovinsi alam ngka 2011 Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO Perencanaan Energi Provinsi Gorontalo 2000-2015 ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO Hari Suharyono Abstract Gorontalo Province has abundace fishery sources, however the

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya 1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP)

PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP) PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki luas wilayah dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km² terdiri dari luas daratan 1,9 juta km², laut territorial 0,3 juta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm 102 108 ISSN 0126-4265 Vol. 41. No.1 PERANAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DALAM PEMASARAN IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) KEC.

Lebih terperinci

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DESEMBER 2013 M. TAUFIK HIZBUL HAQ. Konsultan Individu Bidang Pemberdayaan CCDP IFAD, PIU Kabupaten Lombok Barat. LAPORAN PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia diramaikan oleh isu perubahan iklim bumi akibat meningkatnya gas rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una 46 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.. Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Unauna... Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Tojo Unauna merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

Upaya Pemberantasan Kemiskinann Masyarakat Pesisir MEMBERI NELAYAN KAIL, BUKAN UMPANNYA

Upaya Pemberantasan Kemiskinann Masyarakat Pesisir MEMBERI NELAYAN KAIL, BUKAN UMPANNYA KABUPATEN DELI SERDANG Upaya Pemberantasan Kemiskinann Masyarakat Pesisir MEMBERI NELAYAN KAIL, BUKAN UMPANNYA Sumber: Inovasi Kabupaten di Indonesia, Seri Pendokumentasian Best Practices, BKKSI, 2008

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL Nam dapibus, nisi sit amet pharetra consequat, enim leo tincidunt nisi, eget sagittis mi tortor quis ipsum. PENYUSUNAN BASELINE PULAU-PULAU

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara 58 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0 15 5 34 Lintang Utara dan antara 123 07 127 10 Bujur Timur,

Lebih terperinci

TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA

TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA TINJAUAN ASPEK GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN PULAU JEMUR KABUPATEN ROKAN HILIR PROPINSI RIAU PADA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA - MALAYSIA Tito Latif Indra, SSi, MSi Departemen Geografi FMIPA UI

Lebih terperinci

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN 2014 ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 5 PRIORITAS

Lebih terperinci

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing).

kumulatif sebanyak 10,24 juta orang (Renstra DKP, 2009) ikan atau lebih dikenal dengan istilah tangkap lebih (over fishing). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan di Indonesia cukup besar, baik sumberdaya perikanan tangkap maupun budidaya. Sumberdaya perikanan tersebut merupakan salah satu aset nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE Rancangan Perencanaan Pembangunan Kelurahan Mado Kecamatan Pulau Hiri Selama 3 (tiga) Tahun Berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki ± 18.110 pulau dengan garis pantai sepanjang 108.000 km, serta

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Pulau Tiga merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Natuna yang secara geografis berada pada posisi 3 o 34 30 3 o 39

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %

Lebih terperinci

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Legonkulon berada di sebelah utara kota Subang dengan jarak ± 50 km, secara geografis terletak pada 107 o 44 BT sampai 107 o 51 BT

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dengan garis pantai sepanjang 99.023 km 2 (Kardono, P., 2013). Berdasarkan UNCLOS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan dengan Malili sebagai ibukota kabupaten. Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak

Lebih terperinci

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA 73 VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA Pengelolaan ekosistem wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kecamatan Kayoa saat ini baru merupakan isu-isu pengelolaan oleh pemerintah daerah, baik

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki potensi sumberdaya kelautan dan pesisir yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.. Kondisi Geografi Wilayah Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah kepualauan dengan luas wilayah 75. 907. Km² yang terdiri dari luas lautan 6.3,3 Km² ( 95,80 % ),

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD YASSER AHMED : KONSULTAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KAB. YAPEN 30 NOVEMBER 2013 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE Berdasarkan tinjauan pustaka yang bersumber dari CIFOR dan LEI, maka yang termasuk dalam indikator-indikator ekosistem hutan mangrove berkelanjutan dilihat

Lebih terperinci

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR NO PARAMETER URAIAN 1 Kabupaten/Kota Kota Makasaar 2 Kecamatan/Desa Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan

Bab 4 Hasil Dan Pembahasan Bab 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1. Potensi Sumberdaya Lahan Pesisir Potensi sumberdaya lahan pesisir di Kepulauan Padaido dibedakan atas 3 tipe. Pertama adalah lahan daratan (pulau). Pada pulau-pulau berpenduduk,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di sub-sektor perikanan tangkap telah memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya produksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR NO PARAMETER URAIAN 1 Kabupaten/Kota Kota Makasaar 2 Kecamatan/Desa Kelurahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun dokumen ini disampaikan terima kasih. Pangkalan Balai, November 2013

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun dokumen ini disampaikan terima kasih. Pangkalan Balai, November 2013 KATA PENGANTAR Menyikapi kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) yang diharapkan mampu menjadi penghela kemajuan desa-desa pesisir di Indonesia melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27).

BAB I PENDAHULUAN. dan 25,14 % penduduk miskin Indonesia adalah nelayan (Ono, 2015:27). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nelayan merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan adalah mengukur kualitas hidup, yang merefleksikan aspek ekonomi, sosial dan psikologis. Dalam aspek ekonomi, maka kemampuan untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 95.181 km terdiri dari sumber daya alam laut dan pantai yang beragam. Dengan kondisi iklim dan substrat

Lebih terperinci

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT V. KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 5.1 Kesesuaian Kawasan Budidaya Rumput Laut Keberhasilan suatu kegiatan budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh faktor lahan perairan, oleh

Lebih terperinci