DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah (DPKBD) Kabupaten Bogor Tahun Renstra ini merupakan penjabaran dari RPJMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi DPKBD. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Tahun Renstra DPKBD juga memuat sasaran kegiatan berupa indikator output kegiatan sebagai upaya untuk menyusun suatu perencanaan yang terpadu dan berorientasi pada hasil. Penyusunan Renstra ini secara teknis berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, serta Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun Semoga apa yang telah dicanangkan dalam Renstra DPKBD ini dapat dilaksanakan sesuai harapan. Amiin., Januari 2012 i

2 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iv v BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I Landasan Hukum I Maksud dan Tujuan I Sistematika Penulisan I-7 GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi II-1 DPKBD 2.2 Sumber Daya DPKBD II Kinerja Pelayanan DPKBD II Tantangan dan Peluang Pengembangan II-32 Pelayanan pada DPKBD ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas III-1 dan Fungsi 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah III-1 dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Penentuan Isu-isu Strategis III-8 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi IV Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah IV Strategi dan Kebijakan IV Peta Strategi Dinas Pengelolaan Keuangan dan IV-11 Barang Daerah BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF V-1 ii

3 BAB VI INDIKATOR KINERJA DPKBD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD VI-1 BAB VII PENUTUP VII-1 iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Pegawai DPKBD Kabupaten Bogor Tahun 2013 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Jumlah Pegawai DPKBD yang Menduduki Jabatan dan Pelaksana Tahun 2013 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2013 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Pendidikan Tahun 2013 Tabel 2.5 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Tahun 2013 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Jumlah Pegawai DPKBD yang Mengikuti Perjenjangan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah DPKBD Tahun Sarana Kerja yang Terdapat di DPKBD Tabel 2.9 Perkembangan APBD Kabupaten Bogor Tahun Tabel 2.10 Tabel 2.11 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 5.1 Tabel 6.1 Review Pencapaian Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor Pemetaan Analisa SWOT DPKBD Tujuan dan Sasaran Pelayanan DPKBD Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif DPKBD Kabupaten Bogor Tahun Indikator Kinerja DPKBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 4.1 Bagan dan Struktur Organisasi DPKBD Perkembangan Anggaran Pendapatan Kabupaten Bogor Tahun Perkembangan Komposisi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah Tahun Perkembangan Anggaran Belanja Aparatur dan Belanja Publik, Komposisi Belanja Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan dalam APBD Kabupaten Bogor Tahun 2013 Komposisi Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal Terhadap Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Peta Strategi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah v

6 LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : 050/463/Kpts/Per-UU/2012 TANGGAL : 30 Agustus 2012 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , maka setiap SKPD harus menyusun Rencana Strategisnya dengan mengacu pada RPJMD tersebut. Hal ini sejalan dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 151 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Renstra-SKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator kinerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif. Renstra SKPD menjadi sangat penting karena merupakan rencana kegiatan untuk mengetahui dimana organisasi berada saat ini, arahan kemana organisasi harus menuju, dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan yang disepakati dalam jangka waktu/periode 5 tahun kedepan. Oleh karena itu, Renstra SKPD harus merupakan sebuah analisis dan pengambilan keputusan stratejik tentang masa depan unit kerja daerah dalam menempatkan dirinya (positioning) pada masa yang akan datang serta memberikan petunjuk tentang mengerjakan suatu program/kegiatan yang benar (doing the right things). I-1

7 Ketentuan mengenai tata cara penyusunan Rencana Strategis SKPD telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang merupakan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dimana di dalamnya terdapat pedoman penyusunan Renstra SKPD yang wajib diacu oleh seluruh SKPD. Ketentuan lainnya yaitu Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menyebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di atas, maka Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah (DPKBD) Kabupaten Bogor perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) DPKBD Tahun sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Renstra DPKBD Kabupaten Bogor ini merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun dan dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. 1.2 LANDASAN HUKUM Penyusunan Renstra DPKBD Kabupaten Bogor Tahun didasarkan pada : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8), sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan I-2

8 mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); I-3

9 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang I-4

10 Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan I-5

11 Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 40); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5). 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Renstra DPKBD Kabupaten Bogor Tahun dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada DPKBD Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah. Tujuan Renstra DPKBD Kabupaten Bogor Tahun adalah untuk dijadikan landasan atau pedoman dalam penyusunan Renja DPKBD, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan dan barang daerah, I-6

12 serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan DPKBD Kabupaten Bogor. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Penyusunan Renstra DPKBD Kabupaten Bogor dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra DPKBD. Dalam proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapatrapat internal serta melibatkan Stakeholders DPKBD dalam rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam menyusun Renstra DPKBD. Sistematika penulisan Renstra DPKBD Kabupaten Bogor Tahun sebagai berikut : BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan. GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab II menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya DPKBD, Kinerja Pelayanan DPKBD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DPKBD. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab III menjelaskan mengenai Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan DPKBD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, dan Penentuan Isu-isu Strategis. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab IV menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta I-7

13 BAB V BAB VI Strategi dan Kebijakan DPKBD Kabupaten Bogor Tahun RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab V menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di DPKBD untuk periode tahun INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab VI mengemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. BAB VII PENUTUP Bab VII mengemukakan kaidah-kaidah pelaksanaan Renstra bahwa Renstra merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun dan sebagai pelaksanaan tahap ketiga dari RPJPD Kabupaten Bogor Tahun serta menjadi pedoman dalam penyusunan Renja SKPD. I-8

14 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DPKBD 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DPKBD Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah (DPKBD) Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di bidang pengelolaan keuangan dan barang daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut DPKBD Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang keuangan dan barang daerah; 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang keuangan dan barang daerah; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang keuangan dan barang daerah; 4. Pengelolaan kesekretariatan dinas; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Adapun susunan organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor terdiri dari : 1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan II-1

15 c. Sub Bagian Keuangan. 3. Bidang Anggaran, membawahkan : a. Seksi Anggaran Pendapatan; dan b. Seksi Anggaran Belanja. 4. Bidang Perbendaharaan, membawahkan : a. Seksi Kas Daerah; dan b. Seksi Pengelola Belanja Tidak Langsung. 5. Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi, membawahkan : a. Seksi Akuntansi; b. Seksi Pelaporan; dan c. Seksi Teknologi Informasi. 6. Bidang Pengelolaan Barang Daerah, membawahkan : a. Seksi Perencanaan Kebutuhan; b. Seksi Penatausahaan dan Administrasi; dan c. Seksi Penataan dan Pendayagunaan. 7. Unit Pelaksana Teknis (UPT); dan 8. Kelompok Jabatan Fungsional. Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1 berikut : II-2

16 Gambar 2.1 Bagan & Struktur Organisasi DPKBD Adapun tugas pokok dan fungsi dari Sekretariat dan masingmasing Bidang adalah sebagai berikut : 1. SEKRETARIAT Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan kesekretariatan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan; b. Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian; c. Pengelolaan keuangan; dan d. Pengelolaan situs web. II-3

17 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris dan dibantu oleh : i. Sub Bagian Program dan Pelaporan; ii. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan iii. Sub Bagian Keuangan. SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan; b. Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat; c. Pengelolaan penyusunan anggaran Dinas; dan d. Pengelolaan situs web. SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha; b. Pengelolaan barang/jasa; c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi; dan d. Pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian. SUB BAGIAN KEUANGAN Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan Dinas. Untuk II-4

18 menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Penatausahaan keuangan Dinas; dan b. Penyusunan pelaporan keuangan Dinas. 2. BIDANG ANGGARAN Bidang Anggaran mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rancangan APBD. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Anggaran mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan pembiayaan daerah; b. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rancangan anggaran belanja daerah; dan c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Seksi Anggaran Pendapatan; dan ii. Seksi Anggaran Belanja. SEKSI ANGGARAN PENDAPATAN Seksi Anggaran Pendapatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rancangan anggaran pendapatan. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Anggaran Pendapatan mempunyai fungsi: 1. Penyiapan bahan kebijakan analisis rancangan anggaran pendapatan dan pembiayaan daerah; dan 2. Penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan pembiayaan daerah. II-5

19 SEKSI ANGGARAN BELANJA Seksi Anggaran Belanja mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan penyusunan rancangan anggaran belanja. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Anggaran Belanja mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan kebijakan analisis rancangan anggaran belanja daerah; dan b. Penyusunan rancangan anggaran belanja daerah. 3. BIDANG PERBENDAHARAAN Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan perbendaharaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perbendaharaan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan kas daerah; dan b. Pengelolaan belanja tidak langsung. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Seksi Kas Daerah; dan ii. Seksi Pengelola Belanja Tidak Langsung. SEKSI KAS DAERAH Seksi Kas Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dalam melaksanakan pengelolaan kas daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kas Daerah mempunyai fungsi : 1. Penyiapan bahan kebijakan teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah; 2. Pelaksanaan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah; 3. Pelaksanaan penyimpanan uang daerah; 4. Pelaksanaan penyediaan dana keuangan daerah; II-6

20 5. Pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah; 6. Pelaksanaan penagihan piutang daerah; dan 7. Pelaksanaan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah. SEKSI PENGELOLA BELANJA TIDAK LANGSUNG Seksi Pengelola Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dalam melaksanakan pengelolaan belanja tidak langsung. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Pengelola Belanja Tidak Langsung mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan kebijakan teknis pelaksanaan belanja tidak langsung; dan b. Pelaksanaan penatausahaan belanja gaji dan tunjangan, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tak terduga. 4. BIDANG AKUNTANSI DAN TEKNOLOGI INFORMASI Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan akuntansi dan pelaporan keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi : 1. Pengelolaan akuntansi keuangan daerah; 2. Pengelolaan pelaporan keuangan daerah; dan 3. Pengelolaan sistem informasi akuntansi dan pelaporan keuangan daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi dipimpin oleh Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Seksi Akuntansi; ii. Seksi Pelaporan; dan II-7

21 iii. Seksi Teknologi Informasi. SEKSI AKUNTANSI Seksi Akuntansi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi dalam melaksanakan akuntansi keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Akuntansi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan kebijakan teknis pelaksanaan akuntansi keuangan daerah; dan b. Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah secara kronologis dan sistematis. SEKSI PELAPORAN Seksi Pelaporan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi dalam melaksanakan pengelolaan pelaporan keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Pelaporan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan kebijakan teknis pengelolaan pelaporan keuangan daerah; b. Pelaksanaan penyusunan laporan bulanan, triwulan, semester pertama dan prognosis serta laporan akhir tahun keuangan daerah; dan c. Pelaksanaan penyusunan laporan kinerja keuangan daerah. SEKSI TEKNOLOGI INFORMASI Seksi Teknologi Informasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Teknologi Informasi dalam melaksanakan pengelolaan teknologi informasi keuangan daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Teknologi Informasi mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan kebijakan teknis pelaksanaan teknologi informasi keuangan daerah; dan II-8

22 b. Pelaksanaan penyediaan informasi keuangan daerah. 5. BIDANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan barang daerah. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan analisis kebutuhan barang daerah; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penatausahaan dan administrasi barang daerah; dan c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penataaan dan pendayagunaan barang daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Pengelolaan Barang Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang dan dibantu oleh : i. Seksi Perencanaan Kebutuhan; ii. Seksi Penatausahaan dan Administrasi; dan iii. Seksi Penataan dan Pendayagunaan. SEKSI PERENCANAAN KEBUTUHAN Seksi Perencanaan Kebutuhan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengelolaan Barang Daerah dalam melaksanakan analisis perencanaan kebutuhan barang daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Perencanaan Kebutuhan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis analisis perencanaan kebutuhan barang daerah; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis standarisasi barang dan harga. II-9

23 SEKSI PENATAUSAHAAN DAN ADMINISTRASI Seksi Penatausahaan dan Administrasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengelolaan Barang Daerah dalam melaksanakan penatausahaan dan administrasi barang daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Penatausahaan dan Administrasi mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penatausahaan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis administrasi barang daerah; c. Pelaksanaan penyusunan neraca barang daerah; dan d. Pelaksanaan pengamanan barang daerah. SEKSI PENATAAN DAN PENDAYAGUNAAN Seksi Penataan dan Pendayagunaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengelolaan Barang Daerah dalam melaksanakan penataan dan pendayagunaan barang daerah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Penataan dan Pendayagunaan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pendataan, penataan, dan pendayagunaan barang daerah; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pendayagunaan dan produktivitas barang daerah. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah, Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian. Setiap kelompok jabatan fungsional akan dipimpin oleh seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan dinas. Nama dan jumlah jabatan fungsional akan ditentukan II-10

24 berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 2.2 SUMBER DAYA DPKBD 1. Kondisi Umum Pegawai Jumlah pegawai keseluruhan pada DPKBD Kabupaten Bogor sebanyak 87 orang yang terdiri dari PNS dan tenaga honorer. Untuk selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Jumlah Pegawai DPKBD Kabupaten Bogor Tahun 2014 No PEGAWAI JUMLAH (orang) % 1. PNS 84 96,55 2. KONTRAK/HONORER 3 3,45 JUMLAH ,00 Berdasarkan tabel 2.1 menunjukkan bahwa 96,55% pegawai DPKBD adalah PNS, dan 3,45% adalah Tenaga Kontrak/Honorer yang belum diangkat menjadi pegawai tetap. a. Jumlah Pegawai yang Menduduki Jabatan Struktural dan Pelaksana Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor, maka pengisian formasi jabatan struktural di DPKBD terdiri dari eselon II, III dan IV yaitu sebanyak 19 orang dan sisanya sebanyak 68 orang adalah pelaksana. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini. II-11

25 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai DPKBD yang Menduduki Jabatan dan Pelaksana Tahun 2014 No JABATAN/STAF JUMLAH (orang) % 1 Eselon II 1 1,15 2 Eselon III 5 5,75 3 Eselon IV 13 14,94 4 Fungsional Pelaksana 68 78,16 Jumlah ,00 b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Pangkat Dari 84 jumlah pegawai yang berstatus PNS di DPKBD terdapat 5,95% pegawai berstatus golongan IV, golongan III sebanyak 72,62%, dan yang berstatus golongan II sebanyak 21,43%. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Pangkat/Golongan Tahun 2014 No GOLONGAN JUMLAH (orang) % 1 IV 5 5,95 2 III 61 72,62 3 II 18 21,43 4 I - - Jumlah ,00 Adapun komposisi Tenaga Honorer adalah sebagai berikut : a. S-1 : 1 orang b. D-3 : 1 orang c. SMA : 1 orang c. Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai DPKBD Kabupaten Bogor tahun 2014 terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan terendah SLTP/Sederajat dan tingkat pendidikan II-12

26 tertinggi adalah Pasca Sarjana (S-2) dengan komposisi sebesar 27,38%. Pegawai dengan tingkat pendidikan Sarjana (S-1) memiliki prosentase terbesar yaitu 48,81%. Pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA memiliki prosentase sebesar 20,24%. Sedangkan pegawai dengan tingkat pendidikan D-3, D-2 dan SLTP memiliki prosentase terendah masing-masing sebesar 1,19%. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.4 berikut : Tabel 2.4 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Pendidikan Tahun 2013 No PENDIDIKAN JUMLAH (orang ) % 1. Pasca Sarjana (S-2) 23 27,38 2. Sarjana (S-1) 41 48,81 3. Diploma (D-3) 1 1,19 4. Diploma (D-2) 1 1,19 5. SLTA/Sederajat 17 20,24 6. SLTP/Sederajat 1 1,19 Jumlah ,00 Berdasarkan tabel 2.4, dengan komposisi pegawai mayoritas berlatar belakang pendidikan sarjana yaitu sebanyak 48,81% diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja DPKBD Kabupaten Bogor sehingga output yang dihasilkan dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah menjadi lebih baik dan mampu mencapai hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian sesuai dengan penciri ke-21 untuk mencapai Kabupaten Termaju di Indonesia yang merupakan visi Kabupaten Bogor Tahun II-13

27 d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 29,21% pegawai dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana dengan 4 jenis disiplin ilmu sedangkan tingkat pendidikan sarjana sebesar 46,07% terdiri dari 8 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.5 berikut : Tabel 2.5 Jumlah Pegawai DPKBD Berdasarkan Kesarjanaan/Disiplin Ilmu Tahun 2013 No KESERJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang) A PASCASARJANA (S-2) % 1. Magister Manajemen (MM) 10 11,91 2. Magister Ekonomi (ME) 2 2,38 3. Magister Hukum (MH) 1 1,19 B 4. Master of Science (MSi) 10 11,91 SARJANA (S-1) 1. Akuntansi (SE.Ak/Ak.) 7 8,33 2. Ekonomi Manajemen (SE) 20 23,81 3. Agama (S.Ag) 1 1,19 4. Teknik (ST) 3 3,57 5. Ilmu Sosial (S.Sos) 4 4,76 6. Komputer (S.Kom) 1 1,19 7. Hukum (SH) 5 5,95 C DIPLOMA (D-3) 1 1,19 D DIPLOMA (D-2) 1 1,19 E SLTA/SEDERAJAT 17 20,24 F SLTP/SEDERAJAT 1 1,19 JUMLAH ,00 Berdasarkan tabel 2.5 di atas, pegawai DPKBD secara garis besar telah memenuhi kualifikasi yang diperlukan oleh organisasi. Disiplin ilmu pegawai DPKBD yang bervariasi sangat dibutuhkan dalam perumusan pengelolaan keuangan II-14

28 dan barang daerah di Kabupaten Bogor. Dengan demikian diharapkan kompetensi kedisiplinan ilmu yang ada menjadikan pengelolaan keuangan dan barang daerah di Kabupaten Bogor semakin berkualitas. e. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Penjenjangan Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai di lingkungan DPKBD juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 84 pegawai DPKBD terdapat1,19% yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM II atau sejenisnya, 3,57% yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III, 15,48% yang telah mengikuti penjenjangan PIM IV atau sejenisnya dan sisanya yakni 79,76% belum mengikuti Diklat Perjenjangan seperti yang disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Jumlah Pegawai DPKBD yang Mengikuti Penjenjangan No DIKLAT PENJENJANGAN JUMLAH (orang) % 1. Diklat PIM II 1 1,19 2. Spama/Diklat PIM III 3 3,57 3. Adum/Adumla/Diklat 13 15,48 PIM IV 4. Belum Mengikuti Diklat 67 79,76 Perjenjangan Jumlah ,00 2. Kondisi Umum Anggaran Anggaran Belanja DPKBD Kabupaten Bogor setiap tahunnya ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Anggaran belanja yang dievaluasi dalam penjelasan Renstra II-15

29 adalah anggaran belanja daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Tahun Anggaran 2012 dan 2013, mengingat Keputusan Bupati Nomor: 050/463/KPTS/Per- UU/2012 tanggal 30 Agustus 2012 tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Tahun , hal ini sesuai dengan pembentukan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang bedasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang mulai operasional pada Januari Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, DPKBD selain sebagai SKPD juga sebagai SKPKD, sehingga anggaran yang dikelola meliputi anggaran DPKBD selaku SKPD dan anggaran PPKD. Komposisi anggaran PPKD diperuntukan untuk Belanja Tidak Langsung Non Pegawai yang terdiri dari Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa, serta Belanja Tidak Terduga. Sedangkan Belanja DPKBD selaku SKPD terdiri dari Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Langsung yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal. Perbandingan perkembangan anggaran belanja DPKBD secara keseluruhan tahun , yaitu anggaran belanja tahun 2013 naik sebesar 50,86% dibandingkan tahun 2012 dari Rp menjadi Rp Kenaikan terbesar pada komposisi Belanja Tidak Langsung Non Pegawai yang merupakan anggaran PPKD. Kenaikan anggaran belanja langsung yang mendukung pencapaian visi dan misi DPKBD sebesar Rp II-16

30 (9,93%), anggaran tahun 2012 sebesar Rp dan anggaran tahun 2013 sebesar Rp Demikian pula dengan realisasi belanja secara keseluruhan, terjadi kenaikan realisasi belanja tahun 2013 sebesar 50,86% dibandingkan tahun 2012 yaitu dari Rp menjadi Rp Sementara itu, bila dilihat berdasarkan realisasi anggaran, maka rata-rata realisasi belanja daerah Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah dalam kurun waktu sebesar 88,28%. Namun jika dilihat kinerja keuangan DPKBD dalam pelaksanaan program/kegiatan terlihat adanya peningkatan kinerja yang cukup baik, realisasi keuangan belanja lagsung terhadap anggarannya di tahun 2012 sebesar 81,42% dan tahun 2013 mencapai 92,82%. Tabel 2.7 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah DPKBD Tahun TAHUN ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp.) % , ,26 3. Kondisi Umum Sarana Kerja Sarana kerja yang terdapatpada DPKBD Kabupaten Bogor terlihat dalam tabel 2.8 di bawah ini : Tabel 2.8 Sarana Kerja Yang Terdapat di DPKBD No Uraian Banyaknya Satuan 1 Tanah ±4.050 m 2 2 Gedung Gedung I 1620 m 2 Gedung II 700,40 m 2 Ruang Arsip I 75 m 2 Ruang Arsip II 35 m 2 Ruang Genset 6 m 2 Pos Keamanan I 9 m 2 Pos Keamanan II 1,5 m 2 3 Listrik 1 Jaringan II-17

31 No Uraian Banyaknya Satuan 4 Air 1 Jaringan 5 Telepon 5 Line (1 faks) 6 Area Parkir 900 m 2 7 Ruang Rapat 2 Ruang 8 Halaman Kantor 840 m 2 9 Koperasi 1 Ruang 11 Brankas 13 Buah 12 Mushola 36 m 2 13 Kendaraan Roda 4 15 Unit 14 Kendaraan Roda 2 25 Unit 15 Meja Rapat 44 Set 16 AC 51 Unit 17 Komputer PC 128 Unit 18 Komputer Notebook 45 Unit 19 Meja Kerja 159 Unit 20 Kursi Kerja+Kursi Lipat 284 Unit 21 Filling Cabinet 57 Unit 22 Rak Arsip 156 Unit 23 Infokus 5 Unit 24 Jaringan Internet dan 4 Jaringan Astinet 25 Area Taman Luar 1 Area 26 Lemari Arsip 65 Unit 27 Printer 106 Unit 28 Faksimail 3 Unit 29 Kipas Angin Gantung 9 Unit 30 Lemari Arsip/Besi 55 Unit 31 Lemari Kaca 20 Unit 32 Sound System 3 Unit 33 Kursi Tamu 5 Unit 34 Papan Visualisasi 3 Unit 35 Pesawat Telepon 19 Unit 36 Rak Kayu 26 Unit 37 Stabilisator/UPS 22 Unit 38 Televisi 3 Unit 39 Whiteboard 5 Unit 40 Wireless 2 Unit 41 Camera 2 Unit 42 Mesin Tik 2 Unit II-18

32 No Uraian Banyaknya Satuan 43 Microphone 4 Unit 44 Handy Talky 7 Unit 2.3 KINERJA PELAYANAN DPKBD Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah memiliki peran ganda yaitu sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sehingga DPKBD memiliki peran yang strategis dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah. Keuangan daerah merupakan faktor yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintah daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya. Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah, tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. DPKBD selain mengelola anggaran selaku SKPD juga memiliki tugas dalam pengelolaan keuangan daerah yang meliputi penganggaran dalam bentuk penyusunan APBD, penatausahaan keuangan daerah, dan pertanggungjawaban keuangan daerah dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Walaupun terjadi penataan organisasi dalam kurun waktu , namun fungsi pengelolaan keuangan daerah tetap berjalan sehingga II-19

33 sebagai bahan evaluasi bisa digambarkan perkembangannya selama lima tahun. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah, yang mana Struktur APBD merupakan satu kesatuan terdiri dari: (1) Pendapatan Daerah; (2) Belanja Daerah, dan (3) Pembiayaan Daerah. Struktur APBD Kabupaten Bogor periode menunjukkan perkembangan yang positif, baik dari sisi pendapatan maupun belanja, seperti disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.9 Perkembangan APBD Kabupaten Bogor Tahun (dalam ribu rupiah) URAIAN ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI PENDAPATAN 1,977,151,994 2,178,137,511 2,407,143,206 2,511,474,973 3,312,332,600 3,451,759,696 3,747,041,814 3,974,405,353 4,504,277,319 4,572,332,367 Pendapatan Asli Daerah 321,074, ,903, ,351, ,263, ,836, ,125, ,453,125 1,068,548,454 1,164,506,393 1,261,034,564 Dana Perimbangan 1,395,963,550 1,524,291,997 1,549,097,574 1,611,993,764 1,710,592,054 1,781,177,919 1,963,877,056 2,048,587,761 2,299,110,842 2,310,876,712 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 260,114, ,941, ,694, ,217,252 1,003,904, ,455, ,711, ,269,138 1,040,660,084 1,000,421,091 BELANJA 2,380,595,223 2,179,663,902 2,785,944,410 2,628,940,223 3,565,174,554 3,237,756,699 4,146,847,170 3,674,001,336 5,192,700,712 4,614,270,730 Belanja Tidak Langsung 1,266,963,761 1,168,003,421 1,418,667,356 1,391,768,798 1,725,455,227 1,660,958,255 1,865,941,065 1,779,883,679 2,246,094,109 2,071,735,671 Belanja Langsung 1,113,631,462 1,011,660,481 1,367,277,054 1,237,171,425 1,839,719,327 1,576,798,444 2,280,906,105 1,894,117,657 2,946,606,603 2,542,535,059 Surplus/(Defisit) (403,443,229) (1,526,391) (378,801,204) (117,465,250) (252,841,954) 214,002,997 (399,805,356) 300,404,017 (688,423,393) (41,938,363) PEMBIAYAAN NETTO 403,443, ,735, ,801, ,801, ,841, ,702, ,805, ,804, ,423, ,793,492 Penerimaan Pembiayaan Daerah 432,306, ,323, ,208, ,208, ,335, ,196, ,705, ,704, ,723, ,793,492 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 28,863,460 28,588,645 23,407,750 23,407,750 8,494,000 8,494,000 78,900,000 78,900,000 63,300,000 57,000,000 Anggaran Pendapatan Kabupaten Bogor selama tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan rata-rata sebesar 23,17%/tahun, dengan persentase peningkatan tertinggi terjadi pada Tahun 2011 sebesar 37,60%. II-20

34 Gambar 2.2 Perkembangan Anggaran Pendapatan Kabupaten Bogor Tahun Peningkatan PAD yang signifikan terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, hal tersebut seiring dengan adanya perubahan kebijakan tentang pengelolaan pajak daerah, terutama setelah terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana terdapat pelimpahan kewenangan pengelolaan beberapa jenis pajak pusat dan pajak provinsi kepada daerah, yaitu BPHTB, PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan serta Pajak Air Tanah. Sehingga dengan adanya kewenangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor mampu mengidentifikasi potensi pendapatan menjadi lebih akurat sehingga mendorong peningkatan PAD nya secara signifikan. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus meningkat dari tahun ke tahun, walaupun komposisi terbesar penyumbang pendapatan Kabupaten Bogor masih berasal dari Dana Perimbangan. Namun demikian, pencapaian PAD yang memberikan kontribusi lebih dari 20% terhadap total pendapatan daerah merupakan angka diatas rata-rata komposisi PAD terhadap total pendapatan daerah kabupaten/kota pada umumnya yang hanya berkisar 7% - 10% (Kementerian Dalam Negeri, 2012). II-21

35 Gambaran perkembangan komposisi target pendapatan daerah kurun waktu , sebagaimana tergambar dalam grafik sebagai berikut : Gambar 2.3 Perkembangan Komposisi PAD, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun Sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik (good governance) dan meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, maka DPKBD melakukan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah, terutama melalui peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah yaitu dengan pengelolaan APBD yang efektif. Sebagaimana telah dijelaskan di awal, pengelolaan APBD selain berkenaan dengan pengelolaan pendapatan daerah, yakni bagaimana pola pendistribusian pendapatan daerah melalui pengelolaan belanja daerah yang diarahkan untuk pembiayaan program pembangunan dan pelayanan publik. Dalam pengelolaan belanja daerah selalu mengarahkan belanja daerah untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, dengan prioritas utama untuk mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Bogor, terutama yang II-22

36 berkenaan dengan optimalisasi aspek Pendidikan, Kesehatan dan Daya Beli Masyarakat. Di sisi komposisi belanja daerah, alokasi belanja daerah terutama untuk peningkatan proporsi belanja yang memihak kepentingan publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan Pemerintahan serta dalam penggunaannya tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang mampu memberikan dukungan kepada program-program strategis daerah. Upaya tersebut dapat dilihat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, bahwa belanja daerah dalam APBD proporsinya paling besar digunakan untuk belanja publik yang komposisinya lebih dari 60% dan sisanya untuk membiayai belanja aparatur. Secara rinci perkembangan proporsi alokasi belanja publik dan belanja aparatur dalam APBD Kabupaten Bogor kurun waktu , digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.4 Perkembangan Anggaran Belanja Aparatur dan Belanja Publik Tahun Pemerintah Kabupaten Bogor berkomitmen terhadap peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik yang terlihat dalam lima tahun terakhir, persentase anggaran belanja aparatur dari tahun ke tahun menurun dan sebaliknya II-23

37 anggaran belanja publik persentasenya meningkat. Selain itu, selama lima tahun terakhir anggaran belanja secara umum diarahkan pula untuk memenuhi rencana anggaran belanja untuk setiap bidang urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Sejalan dengan prioritas utama pembangunan di Kabupaten Bogor yang berupaya mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), alokasi belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD proporsinya terbesar untuk mendorong peningkatan indeks pendidikan (belanja bidang pendidikan), indeks kesehatan (belanja bidang kesehatan), dan program-program yang mendorong peningkatan kemampuan daya beli masyarakat melalui penyiapan, pembangunan dan optimalisasi sarana dan prasarana serta infrastruktur yang berkaitan langsung dengan aktivitasaktivitas ekonomi masyarakat. Untuk alokasi belanja bidang pendidikan dan kesehatan yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten Bogor, secara umum tergambarkan dalam grafik sebagai berikut : Gambar 2.5 Komposisi Belanja Bidang Pendidikan dan Bidang Kesehatan dalam APBD Kabupaten Bogor Tahun 2013 II-24

38 Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa alokasi anggaran bidang pendidikan telah mencapai 32,92% dari total anggaran belanja dalam APBD Kabupaten Bogor dimana berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20% dari total anggaran belanja daerah. Begitu juga untuk penyediaan anggaran Bidang Kesehatan telah mencapai 13,55% dari total belanja daerah, hal tersebut telah melampaui ketentuan pada Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa besaran anggaran kesehatan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran belanja daerah. Selain alokasi anggaran untuk bidang pendidikan dan bidang kesehatan yang telah melampaui batas minimal, proporsi alokasi anggaran dalam APBD sesuai dengan peraturan perundang-undangan, juga tidak mengesampingkan dukungan anggaran untuk bidang lainnya yang juga menjadi Prioritas Nasional, Propinsi, maupun Kabupaten Bogor. APBD Kabupaten Bogor senantiasa mendorong optimalisasi percepatan pembangunan daerah, tercermin dari alokasi proporsi anggaran belanja langsung paling besar dialokasikan untuk anggaran belanja modal yang mencapai 54,82% dari total belanja langsung, yang diarahkan untuk pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur lainnya yang mendukung peningkatan aktivitas ekonomi daerah (jalan, jembatan, irigasi, pasar, terminal dan lain-lain). Selain belanja modal, belanja daerah juga dialokasikan untuk belanja barang dan jasa serta belanja pegawai guna mendorong, mendukung, serta meningkatkan kapasitas program pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat yang menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Gambaran komposisi per jenis belanja langsung yang dialokasikan dalam APBD Kabupaten Bogor, digambarkan dalam grafik sebagai berikut: II-25

39 Gambar 2.6 Komposisi Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal terhadap Anggaran Belanja Langsung Tahun 2013 Dalam kurun waktu lima tahun ( ), anggaran belanja daerah senantiasa meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan daerah Anggaran Realisasi Realisasi Anggaran Gambar 2.7 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Hal ini menunjukkan Kinerja APBD yang ditunjukkan oleh belanja daerah yang dipergunakan dalam rangka mendanai II-26

40 pelaksanaan urusan pemerintahan terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang pelaksanaannya dilakukan bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang lain. Beberapa rasio yang dapat diterapkan di sektor publik adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio utang. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar (current ratio) adalah rasio standar untuk menilai kesehatan organisasi yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk menyelesaikan utang-utang jangka pendek yang dimilikinya. Rasio kas (cash ratio) adalah tolok ukur kesehatan organisasi yang menggambarkan kemampuan kas organisasi untuk menutup utang-utang jangka pendeknya. Sedangkan rasio cepat (quick ratio) adalah tolok ukur kesehatan organisasi yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk menutup utang-utang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar selain persediaan yang dimilikinya. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan daerah berupa aset, kewajiban (utang) dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek. Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. II-27

41 Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun 2013, pertumbuhan jumlah aset daerah Pemerintah Kabupaten Bogor mencapai 10,57%. Aset tersebut berupa aset tetap, tanah, gedung dan bangunan serta sarana mobilitas dan peralatan kantor yang semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas pemerintahan. Kewajiban Pemerintah Kabupaten Bogor pada tahun 2013 pertumbuhannya sebesar 24,04%. Ekuitas Dana yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan Dana Cadangan, merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Bogor pada tahun 2013 pertumbuhan sebesar 10,55% yang berarti bahwa ekuitas dananya cukup tinggi. Untuk melihat pencapaian kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah dalam kurun waktu dapat digambarkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah selama periode tersebut. Kinerja suatu lembaga pemerintah dapat dicapai karena adanya dukungan pendanaan. Pendanaan untuk melaksanakan tugas dan fungsi DPKBD berasal dari APBD Kabupaten maupun APBD Propinsi Jawa Barat. Komponen Pendapatan Asli Daerah menunjukkan pertumbuhan dengan trend positif yaitu rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 12,10% dan realisasi anggaran rata-rata pertumbuhannya sebesar 18,12%. Sedangkan komponen Belanja Tidak Langsung secara keseluruhan pertumbuhannya positif yaitu anggaran sebesar 17,24% dan realisasi sebesar 9,03%. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung pertumbuhannya negatif yaitu anggaran sebesar -13,98% dan realisasi sebesar -4,97%. II-28

42 Tabel 2.10 Review Pencapaian Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor NO Indikator Kinerja Sesuai dengan Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Optimalnya Penerimaan Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah a. Penerimaan Pendapatan (Rp.) 74,575,835,000 78,712,207,000 89,595,827,596 96,256,458, % % b. Kelengkapan Dokumen/Dasar Hukum perencanaan, pelaksanaan/ penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah - Jumlah Dokumen yang tersusun 239 Dokumen 196 Dokumen 239 Dokumen 196 Dokumen % % - Jumlah Peraturan Perundang-undangan yang tersusun 50 Peraturan 89 Peraturan 75 Peraturan 108 Peraturan % % - Jumlah Jaringan 1 Jaringan 1 Jaringan - 1 Jaringan % - Jumlah SKPD yang terdampingi 76 SKPD 78 SKPD 76 SKPD 78 SKPD % % - Jumlah Peserta Bimtek dan Sosialisasi 76 Orang 383 Orang 76 Orang 383 Orang % % - Jumlah SPD 410 SPD 410 SPD 410 SPD 515 SPD % % Tertib Administrasi dan Dokumen Pengelolaan Barang Daerah - Jumlah Dokumen yang Tersusun 10 Dokumen 7 Dokumen 10 Dokumen 7 Dokumen % % - Jumlah Peraturan Perundang-undangan 14 Peraturan 18 Peraturan 14 Peraturan 18 Peraturan % % yang tersusun - Jumlah Data Profil Aset 15 Kecamatan 15 Kecamatan - 15 Kecamatan % - Jumlah Peserta Sosialisasi dan Pembinaan 76 Orang 156 Orang 76 Orang 156 Orang % % Tertib Penataan dan Pendayagunaan Aset - Jumlah Dokumen Alas Hak Tanah 100 Dokumen 100 Dokumen 100 Dokumen 100 Dokumen % % - Jumlah SK Pendayagunaan yang Tersusun 20 Peraturan 30 Peraturan 40 Peraturan 47 Peraturan % % - Jumlah Bidang Tanah yang Ditertibkan 20 Bidang Tanah 15 Bidang Tanah 20 Bidang Tanah 15 Bidang Tanah % % - Jumlah Gambar Ukur Sementara 14 GS 14 GS 14 GS 14 GS % % II-29

43 Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor NO Indikator Kinerja Sesuai dengan Tugas dan Fungsi SKPD Anggaran Realisasi 1. PENDAPATAN DAERAH 74,575,835,000 79,396,577,000 89,595,827,596 96,256,458, % % 6.46% 7.43% Pendapatan Asli Daerah 74,575,835,000 79,396,577,000 89,595,827,596 96,256,458, % % 6.46% 7.43% - Hasil Retribusi Daerah 1,174,960,000 1,298,266,000 1,498,360,562 1,305,654, % % 10.49% % - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 32,132,713,000 13,244,856,000 32,132,646,250 13,244,856, % % % % yang Dipisahkan - Lain-lain PAD yang Sah 41,268,162,000 64,853,455,000 55,964,820,784 81,705,947, % % 57.15% 46.00% 2. BELANJA DAERAH 408,934,517, ,909,130, ,328,031, ,981,889, % 85.26% 50.86% 40.89% Belanja Tidak Langsung 384,055,039, ,559,940, ,070,646, ,595,054, % 84.91% 53.51% 41.78% - Belanja Pegawai 4,196,742,000 6,571,517,000 3,889,660,249 6,339,581, % 96.47% 56.59% 62.99% - Belanja Hibah 110,242,258, ,131,383, ,440,100, ,448,641, % 85.17% 81.54% 61.65% - Belanja Bantuan Sosial 21,996,872,000 12,299,500,000 13,365,500,000 9,784,000, % 79.55% % % - Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 54,703,158,000 84,153,922,000 51,927,138,224 78,015,626, % 92.71% 53.84% 50.24% - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 176,017,194, ,403,618, ,485,814, ,502,106, % 88.03% 51.35% 39.18% - Belanja Tidak terduga 16,898,815,000 20,000,000,000 9,962,433,408 1,505,098, % 7.53% 18.35% % Belanja Langsung 24,879,478,000 27,349,190,000 20,257,384,496 25,386,834, % 92.82% 9.93% 25.32% - Belanja Pegawai 11,906,925,000 12,927,000,000 10,564,000,000 12,461,550, % 96.40% 8.57% 17.96% - Belanja Barang dan Jasa 9,532,291,000 10,845,861,000 7,785,121,096 9,582,572, % 88.35% 13.78% 23.09% - Belanja Modal 3,440,262,000 3,576,329,000 1,908,263,400 3,342,712, % 93.47% 3.96% 75.17% 3. PEMBIAYAAN 399,805,356, ,423,393, ,805,360, ,793,492, % % 72.19% 73.78% Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun Pertumbuhan 478,705,356, ,723,393, ,705,360, ,793,492, % % 57.03% 57.05% 78,900,000,000 63,300,000,000 78,900,000,000 57,000,000, % 90.05% % % II-30

44 DPKBD memiliki fungsi ganda yaitu sebagai SKPKD dan SKPD sehingga berimplikasi pada besarnya anggaran yang tertuang dalam DPA DPKBD. Belanja daerah terbagi atas belanja yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yaitu belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa, bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Dari kelima komponen belanja tersebut terjadi peningkatan yang signifikan pada belanja hibah, hal ini disebabkan pada tahun 2013 dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sehingga terjadi peningkatan anggaran hibah untuk instansi vertikal untuk pengamanan Pilkada. Pada anggaran belanja untuk menunjang kegiatan DPKBD selaku SKPD, komponennya meliputi belanja tidak langsung yaitu belanja pegawai untuk membayar gaji pegawai DPKBD (PNS). Sedangkan pada komponen belanja langsung terjadi peningkatan anggaran belanja sebesar 9,93%. Penambahan anggaran tersebut disesuaikan dengan kebutuhan guna meningkatkan pelayanan SKPD. Jika dilihat rasio capaian belanja langsung di Tahun 2013 terjadi peningkatan dibandingkan Tahun 2012 sebesar 11%, hal ini disebabkan perencanaan dan ketepatan dalam pelaksanaan kegiatan mulai membaik. Realisasi belanja langsung di Tahun 2013 mencapai 92,82%, anggaran yang tidak terserap disebabkan oleh adanya efisiensi pada pos belanja perjalanan dinas dan makanan dan minuman rapat, selisih penawaran pada belanja modal, serta pencairan anggaran belanja pegawai disesuaikan dengan hari kerja efektif. Realisasi belanja langsung Tahun 2012 sebesar 81,42% hal ini disebabkan karena belanja modal realisasinya hanya 55,47% karena terdapat kegiatan pembangunan jaringan SIPKD yang mengalami gagal lelang, namun dianggarkan kembali pada Tahun 2013 dan telah terealisasi sehingga target pada Renstra tetap tercapai. II-31

45 2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PADA DPKBD DPKBD dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pengelolaan keuangan dan barang daerah tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada DPKBD Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan pengelolaan keuangan dan barang daerah yaitu dinamika pembangunan daerah yang bergerak cepat sebagai akibat adanya perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari. Seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, yang tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Hal ini dilakukan agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan. Analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal dengan menggunakan metode SWOT Analisis, yang memetakan lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan), sedangkan lingkungan eksternal meliputi Opportunity (Peluang) danthreaths (Ancaman). Adapun masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S): 1. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang cukup memadai; 2. Adanya produk hukum daerah sebagai landasan hukum pelaksanaan pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang daerah; II-32

46 3. Dukungan anggaran yang memadai dari pimpinan daerah dan legislatif; 4. Adanya SIPKD sebagai alat bantu pengelolaan keuangan daerah yang terstandarisasi oleh Departemen Dalam Negeri untuk seluruh PEMDA dan terintegrasi antar SKPD dengan DPKBD selaku SKPKD; 5. Adanya ATISISBADA sebagai alat bantu pengelolaan barang daerah yang terintegrasi antara SKPD dengan DPKBD (selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah). KELEMAHAN (W): 1. Kualitas pegawai belum memadai; 2. Kemampuan SDM yang tidak merata di SKPD/Kecamatan dalam Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah; 3. Masih kurangnya jumlah pegawai pada DPKBD (kuantitas); 4. Belum terlaksananya sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan barang daerah secara optimal. 2. Lingkungan Eksternal PELUANG (O): 1. Banyaknya penyedia jasa yang bergerak dalam bidang teknologi informasi khususnya sistem aplikasi pengelolaan keuangan dan barang daerah yang dapat menyederhanakan pengolahan data; 2. Harmonisnya hubungan eksekutif dan legislatif serta antara anggota Muspida di Kabupaten Bogor; 3. Dekatnya Ibukota Kabupaten Bogor dengan Ibukota Negara dan Ibukota Provinsi yang memudahkan koordinasi dan komunikasi perihal pengelolaan keuangan dan barang milik daerah. II-33

47 ANCAMAN (T): 1. Dinamisnya perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan dan barang daerah; 2. Adanya perbedaan persepsi atau interpretasi kebijakan pengelolaan keuangan dan barang daerah antara pengawas dan pemeriksa dengan pengelola; 3. Jaringan teknologi informasi, sarana dan prasarana yang tidak merata antar SKPD/Kecamatan; 4. Adanya rotasi SDM di SKPD/Kecamatan. II-34

48 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, DPKBD Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut antara lain: 1. Pengelolaan keuangan daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini lebih disebabkan belum adanya pemahaman yang mendalam dari aparatur mengenai perencanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuangan daerah. 2. Pelaksanaan pengelolaan barang daerah pada periode belum diimplementasikan secara optimal. Hal ini terlihat dari belum akuratnya data mengenai jumlah dan jenis barang daerah yang dimiliki serta bukti kepemilikan atas barang tersebut. 3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Perumusan visi dan misi Kabupaten Bogor memerlukan landasan filosofis yang digali dari nilai-nilai budaya dan sejarah perkembangan masyarakatnya. Landasan filosofis ini harus dapat memberikan wawasan mengenai kondisi alam dan kehidupan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bogor. Semboyan Prayoga, Tohaga, Sayaga, serta moto juang Tegar Beriman (Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) menjiwai seluruh pernyataan visi dan misi Kabupaten Bogor. Prayoga, Tohaga, Sayaga berarti mengutamakan persatuan, kekokohan dan kekuatan pendirian dan perjuangan. Sedangkan Tegar Beriman menggambarkan suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor yang III-1

49 maju dan sejahtera yang ditandai dengan terjaminnya ketertiban dan keamanan serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi di kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun merupakan tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun Berdasarkan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMD tahap kedua, RPJMD tahap ketiga ini ditujukan untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan daerah melalui pengembangan dan percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai bidang/urusan pemerintahan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun pada tanggal 14 Agustus 2014 bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA. III-2

50 Pernyataan visi bermakna bahwa Kabupaten Bogor telah mencapai atau berada pada tingkat kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. Termaju juga berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai suatu wilayah terus melakukan pengembangan diri untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar. Ada pun termaju merupakan suatu kondisi yang pencapaiannya dapat diukur dengan melihat 25 penciri yang terdiri dari : 1. Seluruh RSUD dan Puskesmas terakreditasi; 2. Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan; 3. Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia; 4. Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia tahun; 5. Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional; 6. Penduduk miskin turun menjadi 7% - 5%; 7. Tercapainya Rata-rata lama sekolah (RLS) 9 tahun; 8. Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia; 9. Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia; 10. Pelayanan perijinan berstandar ISO; 11. Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional; 12. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia; 13. Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk terbanyak di Indonesia; 14. Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan; 15. Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat; 16. Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH); 17. Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap; III-3

51 18. Mendorong terbangunnya Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); 19. Seluruh masyarakat mempunyai KTP-el; 20. Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia; 21. Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 22. Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah; 23. Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa; 24. Tidak ada daerah terisolir; 25. Terbangunnya masjid besar di setiap kecamatan. Membandingkan penciri tersebut dengan kabupaten lain di Indonesia dengan harapan memotivasi untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor pada kondisi aman, sentosa, makmur (telah terpenuhinya kebutuhan dasar) sesuai dengan standar hidup yang layak bagi kemanusiaan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur berdasarkan pencapaian IPM dalam lima tahun ke depan. Dari 25 penciri Termaju Kabupaten Bogor yang menjadi tanggung jawab DPKBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu penciri ke- 21 Mencapai Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam upaya memperoleh opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah maka sedikitnya ada 4 (empat) kriteria yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan; 2. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures); 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan 4. Efektivitas sistem pengendalian intern. Keempat kriteria tersebut juga harus dipenuhi oleh Laporan Keuangan SKPD yang menjadi dasar dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, untuk itu kebijakan yang akan dilakukan oleh DPKBD yaitu akan menyiapkan aturan-aturan yang jelas, detail, dan berkekuatan hukum sehingga dapat dijadikan III-4

52 acuan/pedoman oleh SKPD dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dan barang daerah. Hal ini dikarenakan pencapaian WTP tidak hanya bertumpu pada DPKBD semata namun tetap menjadi perhatian SKPD karena Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bogor merupakan konsolidasi dari laporan keuangan SKPD. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Misi Kabupaten Bogor adalah: Misi Pertama : Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat; Misi Kedua : Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata; Misi Ketiga : Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; Misi Keempat : III-5

53 Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan; Misi Kelima : Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Penjelasan yang terkandung di dalam rumusan kelima misi Pemerintah Kabupaten Bogor tersebut di atas sebagai berikut: Misi Pertama yaitu Meningkatkan kesalehan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial dan keagamaan dengan menjamin sepenuhnya hak-hak dasar masyarakat. Misi Kedua yaitu Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumber daya alam dan pariwisata. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta meningkatkan kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. Misi Ketiga yaitu Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuatitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan swadaya masyarakat dalam memelihara dan membangun kualitas sarana dan prasarana publik. Misi Keempat yaitu Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam III-6

54 membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif, dan dilandasi akhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Misi Kelima yaitu Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam terus menjaga cita-cita dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Upaya pencapaian visi dan misi tersebut, DPKBD sesuai tugas pokok dan fungsinya akan berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 5 yaitu Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama antar Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan tujuan terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih, dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi. Adapun sasaran dari Misi ke-5 Pemerintah Kabupaten Bogor yang sesuai dengan tupoksi DPKBD yaitu Tertatanya administrasi dan pertanggungjawaban keuangan dan barang daerah dengan indikator sasaran Tertib administrasi dan dokumentasi pengelolaan keuangan daerah serta Tertib administrasi dan dokumentasi pengelolaan barang daerah. Sasaran Tertatanya administrasi dan pertanggungjawaban keuangan dan barang daerah dapat dicapai dengan strategi yaitu : 1. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah; dan 2. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan barang daerah. Arah kebijakan dari strategi Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah yaitu peningkatan transparansi, validitas, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah yang III-7

55 akan direalisasikan melalui Program Peningkatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah. Sedangkan Arah kebijakan dari strategi Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan barang daerah yaitu Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan barang daerah yang akan direalisasikan melalui Program Pengelolaan Barang Daerah. 3.3 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada DPKBD Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pengelola keuangan dan barang daerah. Berdasarkan identifikasi permasalahan dan juga analisa SWOT yang telah dilakukan pada bab 2, sebagai berikut : Tabel 3.1 Pemetaan Analisa SWOT DPKBD Internal (+) Kekuatan (+) Peluang 1. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang cukup memadai 2. Adanya produk hukum daerah sebagai landasan hukum pelaksanaan pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang daerah 3. Dukungan anggaran yang memadai dari pimpinan daerah dan legislatif 4. Adanya SIPKD sebagai alat bantu pengelolaan keuangan daerah yang terstandarisasi oleh Departemen Dalam Negeri untuk seluruh PEMDA dan terintegrasi antar SKPD dengan DPKBD selaku SKPKD 5. Adanya ATISISBADA sebagai alat bantu pengelolaan barang daerah yang terintegrasi antara SKPD dengan DPKBD (selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah) (-) Kelemahan (-) Ancaman Eksternal 1. Banyaknya penyedia jasa yang bergerak dalam bidang teknologi informasi khususnya sistem aplikasi pengelolaan keuangan dan barang daerah yang dapat menyederhanakan pengolahan data 2. Harmonisnya hubungan eksekutif dan legislatif serta antara anggota Muspida di Kabupaten Bogor 3. Dekatnya Ibukota Kabupaten Bogor dengan Ibukota Negara dan Ibukota Provinsi yang memudahkan koordinasi dan komunikasi perihal pengelolaan keuangan dan barang milik daerah 1. Kualitas pegawai belum memadai 1. Dinamisnya perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan dan III-8

56 Internal barang daerah Eksternal 2. Kemampuan SDM yang tidak merata di SKPD/Kecamatan dalam Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah 3. Masih kurangnya jumlah pegawai pada DPKBD (kuantitas) 4. Belum terlaksananya sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan barang daerah secara optimal 2. Adanya perbedaan persepsi atau interpretasi kebijakan pengelolaan keuangan dan barang daerah antara pengawas dan pemeriksa dengan pengelola 3. Jaringan teknologi informasi, sarana dan prasarana yang tidak merata antar SKPD/Kecamatan 4. Adanya rotasi SDM di SKPD/Kecamatan Berdasarkan tabel pemetaan tersebut, maka dapat dirumuskan isu-isu strategis yang menjadi acuan atau dasar dalam menentukan program dan kegiatan prioritas untuk lima tahun ke depan ( ): Strategi S-O Strategi S-O merupakan strategi penggunaan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi S-O yang diterapkan yaitu penyempurnaan sistem informasi pengelolaan keuangan dan barang daerah secara online dan terintegrasi dengan seluruh SKPD. Strategi W-O Strategi W-O merupakan strategi mengatasi kelemahan internal untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi W-O yang diterapkan yaitu peningkatan kapabilitas pegawai. Strategi S-T Strategi S-T merupakan strategi penggunaan kekuatan internal untuk dapat mengatasi ancaman yang ada. Strategi S-T yang diterapkan yaitu peningkatan pemahaman aparatur mengenai pengelolaan keuangan dan barang daerah. III-9

57 Strategi W-T Strategi W-T merupakan strategi mengatasi kelemahan internal untuk dapat menanggulangi ancaman yang ada. Strategi W-T yang diterapkan yaitu penyesuaian peraturan perundang-undangan yang ada di daerah seiring dengan adanya perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat. III-10

58 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi merupakan gambaran mengenai masa depan yang ingin diwujudkan. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) disebutkan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Visi Kabupaten Bogor adalah Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia Dalam rangka mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tersebut dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor menetapkan visi untuk periode sebagai berikut : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang Transparan, Akuntabel, dan Profesional Visi tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan seluruh penggunaan sumber daya yang dimiliki yang meliputi Man, Money, Material, dan Method guna mencapai perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, serta pertanggungjawaban keuangan dan barang daerah yang transparan, akuntabel dan profesional. IV-1

59 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pengertian transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Akuntabel menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, jujur, serta dapat diverifikasi. Sehingga untuk menjadi organisasi yang akuntabel harus memenuhi kriteria: 1. Jujur 2. Dapat Diverifikasi 3. Netral Sedangkan Profesional dalam arti bahwa DPKBD Kabupaten Bogor tahu betul bagaimana, dengan apa dan kemana pengelolaan keuangan dan barang daerah diarahkan. 2. Pernyataan Misi Misi adalah penjabaran visi yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. IV-2

60 Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Misi Kabupaten Bogor adalah: Misi Pertama : Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Misi Kedua : Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumber daya alam dan pariwisata. Misi Ketiga : Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi Keempat : Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi Kelima : Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun serta Visi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang telah ditetapkan, tugas pokok dan fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah, dan masukanmasukan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), ditetapkan Misi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor sebagai berikut: Misi Pertama: Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Misi ini mengandung makna bahwa pengukuran pengelolaan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan secara sederhana IV-3

61 dapat diukur berdasarkan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dengan hasil audit Wajar Tanpa Pengecualian. Dalam situs resmi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia ( disebutkan bahwa sedikitnya ada 4 (empat) kriteria untuk mendapatkan hasil audit/opini Wajar Tanpa Pengecualian yaitu : 1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan; 2. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures); 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan 4. Efektivitas sistem pengendalian intern. Misi Kedua: Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah Misi ini mengandung makna bahwa hal-hal yang berkaitan dengan administrasi, perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian barang milik daerah harus dilaksanakan/ditatausahakan dengan tertib. Tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik daerah akan sangat mendukung upaya pencapaian hasil audit dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian yang telah ditetapkan dalam misi pertama. Misi Ketiga: Meningkatkan Penguatan Sumber Daya Organisasi Misi ini mengandung makna bahwa organisasi/lembaga dapat membangun dan mengembangkan organisasi berlandaskan administrasi publik sesuai dengan tuntutan masyarakat, membangun dan mengembangkan SDM yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung jawab, membangun dan mengembangkan teknologi informasi keuangan dan barang milik daerah yang modern dan terintegrasi serta sarana dan prasarana strategis lainnya. IV-4

62 4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH Tujuan merupakan penjabaran visi dan misi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang. Oleh karena itu tujuan strategis ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan strategis, sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi dan visi. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka DPKBD Kabupaten Bogor akan dapat mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai, sejalan dengan hal tersebut sasaran jangka menengah DPKBD Kabupaten Bogor yang telah dirumuskan dalam RPJMD adalah Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah yang Transparan, Akuntabel, dan Profesional. Perumusan tujuan dan sasaran DPKBD Kabupaten Bogor Tahun selanjutnya dijabarkan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Misi Pertama Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai misi pertama tersebut adalah sebagai berikut: Tujuan Meningkatkan kualitas sistem perencanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuangan daerah. IV-5

63 Sasaran : 1. Terwujudnya sistem perencanaan keuangan daerah yang transparan dan efektif yang berorientasi kepada anggaran kinerja; 2. Terwujudnya penatausahaan keuangan daerah yang tertib dan lengkap sesuai aturan; 3. Terwujudnya pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akuntabel. Misi Kedua Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah Tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai misi kedua tersebut adalah sebagai berikut: Tujuan Peningkatan tertib administrasi pengelolaan dan optimalisasi fungsi barang milik daerah dalam pelayanan kepada masyarakat Sasaran : 1. Terwujudnya perencanaan pengadaan barang daerah yang akurat; 2. Terwujudnya pelayanan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah yang optimal; 3. Terwujudnya penatausahaan barang milik daerah yang tertib dan akuntabel. Misi Ketiga Meningkatkan Penguatan Sumber Daya Organisasi Tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai misi ketiga tersebut adalah sebagai berikut: Tujuan Peningkatan kualitas SDM serta sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pengelolaan keuangan dan barang daerah Sasaran : 1. Terwujudnya kualitas SDM yang profesional; IV-6

64 2. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kinerja DPKBD; 3. Terwujudnya pengelolaan keuangan dan barang daerah DPKBD yang akuntabel. 4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut di atas dan dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun ekternal organisasi maka rumusan strategi dan kebijakan pada DPKBD adalah sebagai berikut : Visi: Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang Transparan, Akuntabel, dan Profesional Misi 1: Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan Terwujudnya sistem Peningkatan ilmu Meningkatkan kualitas sistem perencanaan pengetahuan Pemahaman dan perencanaan, keuangan daerah aparatur dalam Pengetahuan penatausahaan, dan yang transparan dan pengelolaan Aparatur atas pertanggungjawaban efektif yang keuangan dan Peraturan keuangan daerah berorientasi kepada barang daerah Perundangundangan anggaran kinerja yang berlaku Terwujudnya Peningkatan kualitas Meningkatkan penatausahaan perencanaan, kualitas sumber keuangan daerah pengelolaan, daya serta tertib dan lengkap administrasi koordinasi dengan sesuai aturan penatausahaan, Pemerintah Pusat pertanggungjawaban keuangan daerah terutama Kementerian yang mengeluarkan kebijakan mengenai pengelolaan keuangan Terwujudnya Peningkatan tertib Meningkatkan pertanggungjawaban dokumen kualitas sumber pelaksanaan APBD pertanggungjawaban daya aparatur yang yang akuntabel pelaksanaan APBD mampu melakukan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akuntabel IV-7

65 Misi 2: Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Peningkatan tertib Terwujudnya perencanaan Peningkatan kualitas 1 Meningkatkan pemahaman dan administrasi pengadaan barang Perencanaan pengetahuan aparatur pengelolaan dan daerah yang Pengadaan Barang atas peraturan optimalisasi akurat Daerah perundang-undangan fungsi barang yang berlaku milik daerah 2 Tersedianya data yang dalam pelayanan terinci mengenai kepada masyarakat inventarisasi barang milik daerah Terwujudnya Optimalisasi Meningkatkan kualitas pelayanan dalam penataan, sumber daya serta pemanfaatan dan pengadministrasia koordinasi dengan pendayagunaan n dan pemerintah Pusat terutama barang milik pendayagunaan Kementerian yang daerah yang barang daerah mengeluarkan kebijakan optimal mengenai pengelolaan barang milik daerah Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan tertib kualitas penatausahaan kualitas pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah barang milik penatausahaan daerah barang milik daerah sesuai dengan aturan Terwujudnya peningkatan PAD yang berlaku Peningkatan pemberdayaan potensi sumber daya yang menjadi sumber PAD Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendukung teroptimalisasinya potensi PAD Misi 3: Meningkatkan Penguatan Sumber Daya Organisasi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Peningkatan Terwujudnya Terpenuhinya Sarana Meningkatkan tata kualitas SDM kualitas SDM yang dan Prasarana Aparatur tertib pengelolaan dan serta sarana dan profesional yang memadai dan pendayagunaan aset prasarana untuk sesuai dengan daerah menunjang kegiatan pengelolaan Tersedianya sarana dan kebutuhan daerah Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Melakukan survey awal kebutuhan sarana dan keuangan dan prasarana penunjang kinerja prasarana penunjang barang daerah penunjang kinerja DPKBD kinerja DPKBD DPKBD Terwujudnya Terlaksananya prinsipprinsip Meningkatkan pengelolaan pengelolaan pemahaman dan keuangan dan keuangan dan barang penggunaan teknologi IV-8

66 Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan barang daerah daerah yang baik dan informasi DPKBD yang sesuai aturan akuntabel berdasarkan best practice Meningkatnya Pelaksanaan survey Melaksanakan kepuasan klien kepuasan klien (SKPD implementasi reformasi (SKPD dan dan masyarakat) birokrasi berdasarkan masyarakat) atas arahan Menteri PAN pelayanan DPKBD dan RB Strategi 1 Dalam rangka terwujudnya sistem perencanaan keuangan daerah yang transparan dan efektif yang berorientasi kepada anggaran kinerja dibutuhkan strategi peningkatan ilmu pengetahuan aparatur dalam pengelolaan keuangan dan barang daerah dengan kebijakan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan aparatur atas peraturan perundang-undangan yang berlaku. Strategi 2 Dalam rangka terwujudnya penatausahaan keuangan daerah yang tertib dan lengkap sesuai aturan dibutuhkan strategi peningkatan kualitas perencanaan, pengelolaan, administrasi penatausahaan, pertanggungjawaban keuangan daerah dengan kebijakan meningkatkan kualitas sumber daya serta koordinasi dengan Pemerintah Pusat terutama Kementerian yang mengeluarkan kebijakan mengenai pengelolaan keuangan. Strategi 3 Dalam rangka terwujudnya pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akuntabel dibutuhkan strategi peningkatan tertib dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dengan kebijakan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang mampu melakukan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akuntabel. Strategi 4 Dalam rangka terwujudnya perencanaan pengadaan barang daerah yang akurat dibutuhkan strategi peningkatan kualitas IV-9

67 perencanaan pengadaan barang daerah dengan kebijakan (1) Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan aparatur atas peraturan perundang-undangan yang berlaku dan (2) Tersedianya data yang terinci mengenai inventarisasi barang milik daerah. Strategi 5 Dalam rangka terwujudnya pelayanan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah yang optimal dibutuhkan strategi optimalisasi penataan, pengadministrasian dan pendayagunaan barang daerah dengan kebijakan meningkatkan sumber daya serta koordinasi dengan pemerintah Pusat terutama Kementerian yang mengeluarkan kebijakan mengenai pengelolaan barang milik daerah. Strategi 6 Dalam rangka meningkatnya kualitas penatausahaan barang milik daerah dibutuhkan strategi peningkatan kualitas pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah sesuai dengan aturan yang berlaku dengan kebijakan meningkatkan tertib penatausahaan barang milik daerah. Strategi 7 Dalam rangka terwujudnya peningkatan PAD dibutuhkan strategi peningkatan pemberdayaan potensi sumber daya yang menjadi sumber PAD dengan kebijakan meningkatkan kualitas dan kuantitas pendukung teroptimalisasinya potensi PAD. Strategi 8 Dalam rangka terwujudnya kualitas SDM yang profesional dibutuhkan strategi terpenuhinya sarana dan prasarana aparatur yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan daerah dengan kebijakan tertibnya pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah. Strategi 9 Dalam rangka tersedianya sarana dan prasarana penunjang kinerja DPKBD dibutuhkan strategi pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja DPKBD dengan kebijakan melakukan IV-10

68 survey awal kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kinerja DPKBD. Strategi 10 Dalam rangka terwujudnya pengelolaan keuangan dan barang daerah DPKBD yang akuntabel dibutuhkan strategi Terlaksananya prinsip-prinsip pengelolaan keuangan dan barang daerah yang baik dan sesuai aturan berdasarkan best practice dengan kebijakan meningkatkan pemahaman dan penggunaan teknologi informasi. Strategi 11 Dalam rangka meningkatnya kepuasan klien (SKPD dan masyarakat) atas pelayanan DPKBD dibutuhkan strategi pelaksanaan survey kepuasan masyarakat (IKM) kepada SKPD dan masyarakat dengan kebijakan melaksanakan implementasi reformasi birokrasi berdasarkan arahan Menteri PAN dan RB. Strategi dan kebijakan tersebut dirumuskan dalam kerangka mewujudkan pernyataan yang terkandung dalam visi dan misi DPKBD. 4.4 PETA STRATEGI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH Berdasarkan sasaran untuk setiap misi DPKBD maka berikut akan dilakukan pengujian apakah setiap sasaran sudah sesuai visi dan misi dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Bogor Tahun Pengujian dilakukan menggunakan metode balance scorecard. Pada dasarnya metode ini dilakukan untuk memetakan sasaran strategis sebuah pemerintahan yang tertuang dalam dokumen perencanaan. Terkait dengan kegiatan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah Tahun , maka dilakukan pemetaan sasaran dengan sebuah alat bantu berupa peta strategi sebagai berikut: IV-11

69 Gambar 4.1 Peta Strategi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah PETA STRATEGI DPKBD KABUPATEN BOGOR Visi : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah yang Transparan, Akuntabel, dan Profesional Misi : Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Barang Milik Daerah Meningkatkan Penguatan Sumber Daya Organisasi Perspektif Stakeholder Terwujudnya perencanaan pengadaan barang daerah yang akurat Terwujudnya pelayanan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah yang optimal Terwujudnya kualitas penatausahaan barang milik daerah Terwujudnya peningkatan PAD Masyarakat Warga SKPD Perspektif Konsumen Meningkatnya kepuasan SKPD atas pelayanan DPKBD Meningkatnya kepuasan Warga atas pelayanan DPKBD Perumusan Kebijakan Pelayanan, Pengelolaan, dan Pengembangan Pengawasan dan Penegakan Regulasi Perspektif Proses Internal Terwujudnya sistem perencanaan keuangan daerah yang transparan dan efektif yang berorientasi kepada anggaran kinerja Terwujudnya penatausahaan keuangan daerah tertib dan lengkap sesuai aturan Terwujudnya pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang akuntabel SDM Organisasi Informasi Perspektif Kelembagaan Terwujudnya kualitas SDM yang profesional Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kinerja DPKBD Terwujudnya pengelolaan keuangan dan barang daerah DPKBD yang akuntabel IV-12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 7 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR KEPUTUSAN KEPALA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR Nomor :.. Lampiran : 1 (satu) dokumen TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan pertanian diarahkan pada pertanian industrial unggul berkelanjutan. Dengan demikian budidaya atau usaha tani harus dilihat sebagai bioindustri,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SIAK 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI. a. Tugas Pokok dan Fungsi. Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN (RPJMD) Tahun 20162021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Kabupaten Pandeglang dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku diantaranya UndangUndang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan rangkaian kegiatan dari dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan Pemerintah Daerah dalam seluruh aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, April 2014 Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor

KATA PENGANTAR. Cibinong, April 2014 Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Strategis Perubahan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Rencana Strategis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12 Tabel.T-III.C.1 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2009-2011 Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Rp) Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp) Prosentase

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Kerangka Keuangan Masa Lalu Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah serta Pendanaan saat ini bahwa Daerah Otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif...

Bab V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan Indikatif... DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1.2. Landasan Hukum... 1.3. Maksud dan Tujuan... 1.4. Hubungan renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dengan Dokumen

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2017 BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN III 1 RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2017 3.1.KINERJA KEUANGAN MASA LALU No Kinerja keuangan daerah masa lalu merupakan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1.KINERJA KEUANGAN MASA LALU Kinerja keuangan daerah masa lalu merupakan informasi yang penting untuk membuat perencanaan daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan dinas pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU Pemerintah Kabupaten gresik dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - 61 - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Dasar yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengacu pada batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Raba - Bima, Januari 2013 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BIMA. DRS. MUKHTAR, MH Pembina Tk.I/IVb

KATA PENGANTAR. Raba - Bima, Januari 2013 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BIMA. DRS. MUKHTAR, MH Pembina Tk.I/IVb RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BIMA 2013-2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR P uji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Renstra Dinas Energi

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016 BAB V ANALISIS APBD 5.1. Pendapatan Daerah Sebagai daerah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kondisi keuangan daerah Provinsi Kaltara tergolong belum stabil terutama pada tahun 2013. Sumber

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010-2015 Place Photo Here, Otherwise Delete Box Rencana Strategis (RENSTRA) KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Rokan Hulu Pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN PERTAMA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Review 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

Lebih terperinci

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015

BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 BAGIAN UMUM KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 Bagian Umum TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bagian

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN BARANG DAERAH Indikator Rencana Tahun 2013 1 URUSAN WAJIB 1 20 BIDANG URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Medan tahun 2005-2009 diselenggarakan sesuai dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance) yang merupakan tuntutan masyarakat, mengharuskan pemerintah menyelenggarakan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014

PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 PROFIL DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2014 1. SEJARAH DPPKA Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam usaha peningkatan pendapatan daerah ini

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN, DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Tahun 2008 2012 Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan APBD. Hal tersebut memiliki konsekuensi terhadap semua unit kerja yang ada di Kabupaten

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR Drs. I S M U N I, MM Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Blitar 2017 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG 5 WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Indonesia sebagai Negara terbesar keempat dari jumlah penduduk, memiliki peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 2011 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Rencana Kerja (RENJA) Tahun

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2005-2010 Kebijakan anggaran berdasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 2004 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2004 DENGAN MENGHARAP

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN B A B III 1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2010-2015 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Data realisasi keuangan daerah Kabupaten Rembang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci