PROSES PEMBENTUKAN ATP MELALUI PROSES AEROBIK. Hasyim

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES PEMBENTUKAN ATP MELALUI PROSES AEROBIK. Hasyim"

Transkripsi

1 PROSES PEMBENTUKAN ATP MELALUI PROSES AEROBIK Hasyim Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) Abstract: Proses Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik. Secara umum, pembentukan ATP didalam mitokondria merupakan hasil dari pemecahan glukosa atau asam lemak (glyserol) secara aerobic menjadi asam piruvat hingga proses akhir berupa transport electron (gambar 6). Sebelum melangkah lebih jauh dalam pembahasan perlu diketahu tentangbeberapa istilah kimia berikut: Acetyl, Acetyl-CoA, NAD +, NADH, FAD +, dan FADH 2. Acetyl merupakan kumpulan dari dua molekul karbon. Contoh dalam pemecahan karbohidrat, asam piruvat kehilangan CO 2 menjadi Asetyl yang berkombinasi dengan ko enzim A membentu acetyl-coa sebelum memasuki siklus krebs. Begitu juga, dalam metabolisme asam lemak, dua kelompok asetyl dibutuhkan dalam proses betaoksidasi dan kemudian memasuki siklus krebs. Setiap aktivitas fisik selalu memerlukan energi, baik yang diperoleh secara anaerobic maupun secara aerobic. Secara anaerobic yang prosesnya terjadi pada sitosol, system energi yang berkerja adalah system energi ATP-PC, dan Alactid Glycolytic. Sedangkan secara aerobic yang terjadi intramitochondria diperoleh melalui tiga proses kimia yaitu (1) Aerobic glycolysis, (2) The Krebs Cycle, dan (3) Electron Transport System (ETS). Sedangkan jumlah ATP terbanyak yang dihasilkan berasal dari system energi aerobic yang terjadi dalam mikondria yaitu 36 ATP. Kata Kunci: ATP, energi, aerobik Pada proses pembentukan ATP melalui proses aerobic terjadi pada organel sel yang disebut Mitokondria. Untuk menambah kedalaman pembahasan, selain proses pembentukan ATP intra-mitokondria, dalam subbab ini akan dibahas juga tentang struktur motokondria. Pada proses dalam mitokondria dihasilkan 36 ATP (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Begitu besarnya ATP yang dihasilkan dibandingan dengan kedua system energi sebelumnya, maka mitokondria dikenal juga sebagai pabrik energi. Berikut ini akan dijelaskan tentang struktur mitokondria dan pembentukan ATP didalam mitokondria. Mitokondria terbentuk dari membrana luar dan membrane dalam yang terlipat berbentuk Krista (Gambar 5). Ruang diantara 2 membran tersebut disebut ruang intrakrista dan ruang disisi dalam membrana dalam disebut ruang matriks. Secara umum mitochondria mengambil tempat dilokasi yang membutuhkan banyak energi. Mitokondria (gambar 4) adalah satuan unit sel yang paling banyak ditemukan didalam sel (gambar 3) dan mempunyai peranan sebagai penghasil tenaga, serta memiliki bentuk yang paling sempurna pada bagian-bagian sel yang memerlukan proses penyediaan energi (Ganong, 1999). Hasil kutipan penulis dari beberapa sumber ada empat penjelasan tentang pengertian mitochondria, yaitu: Menurut Fox and Bower (1993 : 127) Mitochondria merupakan satuan unit sel yang berada didalam sel otot yang mempunyai peranan sebagai tempat pemorosesan terjadinya energi. Dalam jurnal penelitian Suyanto Hadi (Guru besar fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, spesialis rematologi bagian dalam menjelaskan Mitokondrion (jamak mitokondria: berasal dari bahasa Inggris yaitu mitochondrion, mitochondria) yang artinya adalah bagian sel (kompartemen) atau organel tempat proses perubahan sistem (konversi) energi dalam bentuk molekul ATP (adenosine triphosphate) yang dibutuhkan berbagai aktivitas fungsi sel tubuh. (http. Mitokondria berasal dari kata Yunani mito yang berarti benang, dan chondrion yang berarti seperti granul (butiranbutiran), dapat diartikan sebagai organela yang memiliki DNA dengan rangkaian butir-butir yang tersusun 17

2 18 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember Hasyim, Proses 2010, Pembentukan hlm Atp Melalui Proses Aerobik 18 seperti benang. (Penjelasan Prof Xavier Leverve pada Pertemuan Ilmiah Tahunan II Spesialis Kedokteran Okupasi (PERDOKI) 19 Februari 2005 di FKUI ( Pada dasarnya mitokondria itu merupakan struktur yang dapat memperbanyak dirinya sendiri, yang berarti bahwa satu mitokondria dapat membentuk mitokondria kedua, ketiga dan seterusnya, hal ini diperlukan oleh sel untuk meningkatkan jumlah ATP-nya (Guyton, 1996). Ukuran dan bentuk mitokondria ternyata berbeda-beda, beberapa diantaranya hanya berdiameter sebesar beberapa ratus milimikron, dan bentuknya globular, sedangkan yang lain diameternya dapat mencapai 1 mikron hingga 7 mikron dan berbentuk filamen (Guyton, 1996). Meskipun morfologi mitokondria dari sel ke sel bervariasi, namun tiap mitokondria pada dasarnya mempunyai struktur yang menyerupai sosis, yang mempunyai membran luar (outer membrane) dan membran dalam (inner membrane) dan yang terliapt-lipat membentuk rak disebut cristae. Ruang yang terdapat diantara dua membran dinamakan ruang intra cista atau inter membrane dan ruang yang terdapat disisi dalam pada inner membrane disebut ruang matriks. Membran luar mitokondria terdapat enzim yang berkaitan dengan oksidasi biologi, menyediakan bahan mentah untuk terjadinya reaksi didalam mitokondria. Sedangkan enzim yang mengkonversi hasil-hasil karbohidrat terdapat pada siklus Krebs (Tricarboxylat acyd Cycle, atau TCA cycle) serta gula dan air (Sheeler & Bianchi, 1996). Ukuran Mitokondria kira-kira sama dengan bakteri. Pada hepar agak memanjang 0,5-1,0 um x 3 um. Mitokondria seperti juga sel-sel yang lain (benda bebas di sitosol) seperti pada ginjal, pancreas. Bila mitochondria terdapat pada tempat yang terbatas, bentuknya lebih bervariasi. Mitokondria memiliki dua dinding yaitu outer dan inner membran. Dalam memasukkan protein kedalam matrik mitokondria terjadi mekanisme khusus. Pada mitokondria menurut Jutta, B. Mathias, F. Bauer Hans, G.S. Cristian, C.D. Walter, N and Bruner, M (1995) membran bagian luar mitokondria mengandung sebuah protein komplek (MOM Complex) dan membrane dalam (Mim Complex) memiliki fungsi sebagai bagian mesin pengimport protein. Secara lebih jelas lagi, oleh Guyton, (1999), Sherwood, (2001) struktur mitokondria dijelaskan sebagai berikut: Membran luar, Membran luar mengandung protein transport yang disebut porin. Porin membentuk saluran yang berukuran relatif lebih besar di lapisan ganda lipid membran luar; sehingga membran luar dapat dianggap sebagai saringan yang memungkinkan lolosnya ion maupun molekul kecil berukuran 5 kda atau kurang, termasuk protein berukuran kecil. Molekul-molekul tersebut bebas memasuki ruang antar membran, namun sebagian besar tidak melewati membran dalam yang bersifat impermeabel. Ini berarti bahwa dalam hal kandungan molekul kecil, di ruang antar membran bersifat ekuivalen dengan sitosol sedangkan di ruang matriks berbeda. Protein yang terletak pada membran luar meliputi berbagai enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid mitokondria dan enzim-enzim yang mengubah substrat lipid menjadi bentuk lain untuk selanjutnya dimetabolisme di matriks mitokondria. Membran dalam dan Krista, Membran dalam dan matriks mitokondria terkait erat dengan aktivitas utama mitokondria yaitu terlibat dalam siklus asam trikarboksilat, oksidasi asam lemak dan pembentukan energi. Rantai respirasi terdapat dalam membran dalam ini. Ruang antar membrane, Ruang antar membran adalah ruang yang berada di antara membran luar dan membran dalam mitokondria. Ruang ini mengandung sekitar 6% dari total protein mitokondria dan beberapa enzim yang bekerja menggunakan ATP (adenosine triphosphate) yang tengah melewati ruang tersebut untuk memfosforilasi nukleotida lain. Matriks, Sebagian besar (sekitar 67%) protein mitokondria dijumpai pada bagian matriks. Enzim-enzim yang dibutuhkan untuk proses oksidasi piruvat, asam lemak dan untuk menjalankan siklus asam trikarboksilat terdapat pada matriks ini. Rantai respirasi, Rantai respirasi dan inhibitornya dapat dilihat pada Tabel 3 yang juga merupakan ringkasan jalur

3 Hasyim, Proses Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik 19 metabolik mitokondria. Semua kompleks ini berada di membran dalam dan mereka dapat dicapai oleh substrat baik yang berada pada membran maupun pada matriks. Telah diketahui pula berbagai inhibitor rantai respirasi dan efek kliniknya yang dapat dianggap sebagai pengetahuan awal dari mitochondrial medicine. Tabel 3. Kompleks enzim respirasi mitokondria, sub unit yang disintesa oleh mitokondria dan inhibitor rantai respirasi. Kompleks Aktivitas I II III IV V enzim NADH-coQ reductase succinate- coq reductase CoQH2 Cytochrome c reductase Cytochrome c oxidase ATP shyntase Jumlah Polipeptida (yang disintesis di mitokondria) >45[7;ND1-4,4L,5,6] Pusat redoks 8 FeS(3 pusat) 2Cytochrome b 4[tidak ada] Cytochrome c1 2FeS(1pusat) 7-8 [1;cytochrome b] Cytochrome a Cytochrome a3 10 [3;CO I, 2 Cu COII,COIII] Inhibitor Rotenone Piericidine Amytal Malonate Antimycin A CO CN 10-16[2;ATP6,ATP8] tidak relevan Oligomycin Keterangan: NADH : nicotinamide adenine dinucleotide;coq:coenzyme Q;ATP : adenosine triphospate

4 20 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember Hasyim, Proses 2010, Pembentukan hlm Atp Melalui Proses Aerobik 20 Gambar Struktur Sel Gambar Struktur Mitokondria Gambar. Matriks di dalam mitokondria Pembentukan Atp Intra-Mitochondria Secara umum, pembentukan ATP didalam mitokondria merupakan hasil dari pemecahan glukosa atau asam lemak (glyserol) secara aerobic menjadi asam piruvat hingga proses akhir berupa transport electron (gambar 6). Sebelum melangkah lebih jauh dalam pembahasan perlu diketahu tentangbeberapa istilah kimia berikut: Acetyl, Acetyl-CoA, NAD +, NADH, FAD +, dan FADH 2. Acetyl merupakan kumpulan dari dua molekul

5 Hasyim, Proses Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik 21 karbon. Contoh dalam pemecahan karbohidrat, asam piruvat kehilangan CO 2 menjadi Asetyl yang berkombinasi dengan ko enzim A membentu acetyl-coa sebelum memasuki siklus krebs. Begitu juga, dalam metabolisme asam lemak, dua kelompok asetyl dibutuhkan dalam proses betaoksidasi dan kemudian memasuki siklus krebs. Sedangkan, metabolisme asam amino lebih kompleks lagi karena hanya beberapa dari asam pemecahan asam amino yang dapat memasuki siklus krebs. NAD +,(nicotinamide adenine dinucleotide) dan FAD + (flavin adenine dinucleotide) merupakan reseptor hydrogen dan mengangkutnya. Sedangkan NADH dan FADH diturunkan dari NAD + dan FAD + yang berfungsi membawa electron ke system transport electron (Fox dan Bowers, 1993). Pada dasarnya terdapat beberapa reaksi sistem aerobik yang terjadi di dalam mitokondria, yaitu: (1) Aerobic glycolysis, (2) The Krebs Cycle, dan (3) Electron Transport System (ETS) (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Glikolisis Aerobik, Reaksi pertama adalah pemecahan glikogen menjadi CO 2 dan H 2 O disebut glikolisis. Pada dasarnya, hanya terdapat satu perbedaan antara proses glikolisis anaerobic dengan aerobic, yaitu pada glikolisis aerobic tidak terjadi akumulasi asam laktat (Coyle, 1984). Dengan kata lain, terdapatnya aksigen menghambat terbentuknya asam laktat, tetapi tidak terjadi proses pembentukan kembali ATP. Dalam glikolisis, hasil akhinya berupa dua molekul asam piruvat, dua ATP dan 4H. Secara singkat dapat dituliskan dalam rumus kimia berikut: Glukosa + 2 ADP + 2PO4 2 Asam piruvat + 2 ATP + 2ATP dan 4H Asam piruvat yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi molekul asetikoenzim A (asetil KoA). Dalam proses konversi ini, tidak terbentuk ATP, tetapi 4 atom hydrogen yang dilepaskan akan membentuk 6 molekul ATP jika keempat atom hydrogen tersebut di oksidasi, seperti yang akan dibahas dalam siklus asam sitrat atau siklus Krebs. Siklus Asam Sitrat atau Siklus Krebs. Tahap selanjutnya dalam degradasi molekul glukosa dalam mitokondria disebut siklus asam sitrat (juga disebut sebagai siklus asam trikarbosilat atau siklus krebs) (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Harper, 1996; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Siklus ini merupakan suatu urutan reaksi kimia dimana gugus asetil dari asetil-koa dipecah menjadi karbon dioksida dan atom hydrogen. Reaksi ini terjadi di dalam matrik mitokondria. Gambar 7 memperlihatkan urutan reaksi asam sitrat ini. Penjelasan dari rangkaian proses kimia di atas adalah sebagai berikut: Pemecahan asam piruvat menjadi CO 2 dan H 2 O di dalam mitochondria dengan mempergunakan O 2.Setiap molekul asam piruvat kehilangan atom karbon dan 2 atom oksigen sebagai CO 2. Pada bersamaan setiap molekul asam piruvat dioksidasi dengan adanya NAD +, dan kehilangan 2 elektron dan 2 ion H. Elektron sangat penting untuk produksi ATP. Dua molekul karbon yang tersisa setelah setiap molekul asam piruvat kehilangan CO 2, elektron dan ion hidrogen dinamakan kelompok asetil dan kemudian bergabung dengan kelompok lain dinamakan Ko enzim A (Co A) untuk membentuk asetil Ko A. (reaksi A ). Setiap molekul asetil Ko A kemudian masuk ke reaksi rangkaian daur yang dinamakan daur kreb. Pada gambar dapat dilihat bahwa Asetil Ko A bergabung dengan asam oksaloasetat dan kehilangan molekul koenzim A. Hasil reaksinya molekul Asam sitrat. Asam sitrat kemudian dikonversi menjadi asam sis-asonitat dan selanjutnya diubah menjadi asam isositrat. Reaksi B Asam isositrat (dengan bantuan pengangkut elektron, NAD + ) menjadi asam oksalosuksinat. Pada reaksi C Asam oksalosuksinat melepaskan molekul CO 2 dan menjadi asam Alfa-ketoglutarat. Pada reaksi D dilepaskan kembali karbon yaitu pada waktu asam alfa-ketoglutarat mengalami oksidasi dengan NAD + dan kehilangan CO 2 ketika menghasilkan 1 ATP. Didalam reaksi E pengangkut elektron adalah FAD (Flavin Adenin Denukleotida). Pada reaksi F Asam oksaloasetat mengalami regenerasi dan dapat dimulai

6 22 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember Hasyim, Proses 2010, Pembentukan hlm Atp Melalui Proses Aerobik 22 dengan yang baru lagi. Untuk menghasilkan sejumlah ATP yang lebih besar melalui pemecahan asam piruvat secara aerobik, elektron dan ion hidrogen dikeluarkan ke perangkat elektron NAD dan FAD dan harus diangkut ke oksigen melalui sistem transport electron (Armstrong, 1995; Guyton, 1999; Ganong, 1999). Sistem Tranpor Elektron (ETS. Setelah siklus asam sitrat selesai maka proses selanjutnya adalah system transpor electron (ETS). Menurut Armstrong, 1995; Guyton, 1999; dan Ganong, 1999, penjelasan rangkaian reaksi di atas sebagai berikut: Pada sistem transport elektron ion hidrogen dan elektron ditransfer dari persenyawaan yang satu ke persenyawaan berikutnya. Energi kimia dibebaskan pada 3 langkah (A, D, G) untuk menyediakan energi dalam pembentukan ATP dari ADP dan kelompok fosfat. Hilangnya elektron (oksidasi) pada waktu mengalami berbagai persenyawaan adalah bertanggung jawab untuk mengikat fosfat (fosforilasi) terhadap ADP untuk membentuk ATP di dalam mitokondria berhubungan dengan oksidasi molekul yang berurutan dua dalam sistem transport elektron yang diketahui sebagai fosforilasi oksidasi (oxidative phosphorylation). Proses ini menyediakan jumlah ATP yang terbesar untuk kontraksi otot. Reaksi A terjadi oksidasi NADH dan pada reaksi B adalah Flavoprotein H 2 yang mengalami reaksi pada A, sekarang mengalami oksidasi. Dari sini sampai langkah H hanya elektron yang ditransfer diantara persenyawaan, sedangkan 2 ion hidrogen (H + ) yang telah terikat ke flavoprotein H 2 sekarang masuk ke dalam larutan dan dapat dipergunakan lagi pada H, pada reaksi oksidasi-reduksi. Oksigen dari darah menerima 2 elektron dari persenyawaan G (cytochrome oxidase) dan bergabung dengan larutan ion Hidrogen (H + ) untuk membentuk air (H 2 O). Berdasarkan dari keterangan proses pembentukan ATP secara aerobic intramitochondria di atas, maka dapat disederhanakan tentang jumlah ATP yang dihasilkan oleh tiap Reasksi, yaitu sebagai berikut: Step Glycolysis preparatory phase Glycolysis payoff phase coenzyme yield ATP Source of ATP yield -2 Phosphorylation of glucose and fructose 6- phosphate uses two ATP from the cytoplasm. 4 Substrate-level phosphorylation 2 NADH 4 Oxidative phosphorylation. Only 2 ATP per NADH since the coenzyme must feed into the electron transport chain from the cytoplasm rather than the mitochondrial matrix. 2 NADH 6 Oxidative phosphorylation Oxidative decarboxylation Krebs cycle 2 Substrate-level phosphorylation 6 NADH 18 Oxidative phosphorylation 2 FADH 2 4 Oxidative phosphorylation Dikutip dari Sedangkan rangkaian keseluruhan dalam proses pembentukan ATP dari pemecahan glukosa di dalam mitokondria adalah sebagai berikut: ATP dari pemecahan Glukosa secara Aerobik. Adaptasi Mitokondria Terhadap Latihan Aerobik. Penelitian pertama kali yang dilakukan pada tikus muda yang latih dengan berlari di treadmill selama 5 hari/minggu telah berhasil menunjukkan bahwa latihan aerobic berpengaruh dalam peningkatan jumlah mitokondria dalam otot skelet (Holozzy, 1967). Untuk memberikan peningkatan yang berarti, kecepatan dan durasi latihan ditingkatkan secara bertahap, Setelah tiga minggu, tikus berlari dengan kecepatan 31m/menit, dengan suduk kemiringan treadmill 8 0, dan total waktu

7 Hasyim, Proses Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik 23 berlari 120 menit per hari. Latihan dilakukan secara interval dengan 12 kali interval, 10 persesi, istirahat 30 detik diantara sesi interval dan kecepatan interval lari 42 m/menit. Hasil dari penilitian ini adalah terjadi peningkatan kemampuan dayatahan aerobic yang sangat besar. Penemuan hasil tersebut didukung dengan ditemukan bukti bahwa jumlah mitokondria dalam sel otot skelet menjadi lebih banyak dari pada sebelum latihan (Coyle, dkk. 1984). Selain itu, Succinate dehidrogenase, NADH dehidrogenase, NADH-cytocrom c reductase, dan aktivitas cytocrom oksidase per gram otot meningkat duakali lipat sebagai respon atas latihan yang telah dilakukan (Holozzy, 1967). Konsentrasi cytocrom c juga meningkat duakali lipat, ini merupakan bukti bahwa protein enzim dalam mitokondria juga meningkat. Jumlah total protein dalam mitokondria meningkat 60%. Secara umum peningkatan kapasitas respirasi sel meningkat, karena meningkatnya tingkat respon enzyme terhadap aktivasi, transport, dan β oksidasi asam lemak. Enzim yang digunakan dalan oksidasi keton, sklus asam sitrat juga meningkat. Gambar. A. ilustrasi pembentukan energi di dalam mitokondria, dan B.ilustrasi pembentukan Sedangkan perubahan komposisi mitokondria, selain peningkatan enzim yang mencapai tiga kali lipat, adalah peningkatan protein motokondria seperti creatine kinase, adenylate kinase, dan alfaglyserophosphate dehydrogenase yang berperan dalam peningkatan kapasitas respirasi otot (Coyle, dkk. 1984). Peningkatan komposisi ini, membuat mitokondria tampak lebih besar. Latihan Berdasarkan Sistem Energi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam tubuh manusia berkeja dua system energi utama yaitu system energi anaerobic dan aerobic. Aktivitas dalam suatu cabang olahraga, sangat bervariasi. Hal ini menyebabkan jenis system energi predominan dalam tiap cabang olahraga juga berbeda. Dengan mengetahui system energy yang bekerja dalam cabang olahraga tertentu, maka latihan tidak akan menjadi sia-sia (Bompa, 1999). Bagaimana mungkin, seorang sprinter yang sebagian besar energy diperloleh dari system energy anaerobic dilatih dengan lari jarah jauh, tentunya ini sangat tidak sesuai dengan prinsip kekhususan dalam latihan (Hare, 1982; Quinn, 2006). Untuk membedakan system energy yang bekerja pada suatu aktivitas fisik, dapat digunakan acuan waktu dalam melakukan aktivitas sebagai panduaanya, sebagaimana di jelaskan di bawah ini: Tabel. Perkiraan durasi waktu dan klasifikasi system energi yang bekerja menurut fox dan bower, 1993

8 24 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember Hasyim, Proses 2010, Pembentukan hlm Atp Melalui Proses Aerobik 24 Durasi Klasifikasi Energy Supplied By (detik) 1-4 Anaerobic ATP (dalam otot) 4-20 Anaerobic ATP + PC Anaerobic ATP + PC + Glikogen Otot Anaerobic, Lactic Glikogen Otot Aerobic + Glikogen Otot + Error! Hyperlink Anaerobic reference not valid. Laktat Aerobic Glikogen Otot + asam lemak Tabel 4. Perkiraan system energi yang bekerja pada tubuh pada durasi waktu tertentu Latihan untuk system anaerobik (ATP-PC). Untuk membentuk kemampuan ini, sesi latihan dilakukan selama 4 sampai 7 detik dengan intensitas kerja tinggi mendekati puncak kecepatan meter dengan rekavery 30 detik/repetisi dan 5 menit per set, meter dengan 60 detik rekavery, meter shuttle runs dengan 45 detik rekavery. Latihan untuk system laktat anaerobic. Ketika PC yang ada dalam otot telah habis, maka akan dilakukan pemecahan glukosa secara anaerobic agar kebutuhan ATP tetap terpenuhi. Pemecahan dalam keadaan ini, menyebabkan akumulasi asam laktat dan hydrogen dalam otot yang menyebabkan capek. Salah satu contoh latihan untuk membentuk system ini adalah: m fast - 45 detik rekavery sampai pace terlihat sangat lambat, 150 m intervals pada 400 m pace - 20 s rekavery - sampai pace terlihat sangat lambat, m - 3 menit rekavery (lactate recovery training). Terdapat tiga jenis didalam kerja system energi ini, yaitu: Speed Endurance, Special Endurance 1 and Special Endurance 2. Setiap unit dapat dibentuk melalui cara sebagai berikut: Speed Endurance Special Endurance 1 Special Endurance 2 Intensitas % 90 to 100% 90 to 100% Jarak m 150 to 300 m 300 to 600 m No of Repetitions/Set to 5 1 to 4 No of Sets Total Jarak/Sesi m 300 to 1200 m 300 to 1200 m Contoh 3 (60, 80, 100) m m m Latihan Aerobik. Sistem energi aerobic menggunakan protein, lemak, dan karbohidrat (glikogen) dalam membentuk kembali ATP. System Energy ini dapat dibentuk dengan berbagai intensitas (tempo). Jenis tempo berlarinya adalah sebagai berikut: Continuous Tempo berlari lama tapi pelan pada 50 sampai 70%

9 Hasyim, Proses Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik 25 dari detak jantung maksimal. Disini membutuhkan glikogen otot dan glikogen dalam hati. Respon normal dari system ini adalah meningkatkan simpanan glikogen dalam otot dan hati serta aktivitas glikolisis yang juga meningkat. Extensive Tempo berlari terus menerus pada 60 to 80% detak jantung maksimal. Latihan ini sudah menyebabkan akumulasi laktat. Respon normal dari system ini adalah meningkatkan kemampuan tubuh dalam menoleransi laktat serta melatih kerja system dalam mengolah kembali asam laktat yang terbentuk. Intensive Tempo - berlari terus menerus pada 80 to 90% detak jantung maksimal.. Pada latihan ini akan terjadi akumulasi laktat yang sangat tinggi, latihan ini juga membentuk speed endurance dan special endurance serta daya tahan anaerobic. Bentul latihan untuk membentuk system ini: Lari to 5 menit menit rekavery, m - 30 s rekavery, m s rekavery, lari 5-10 km KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setiap aktivitas fisik selalu memerlukan energi, baik yang diperoleh secara anaerobic maupun secara aerobic. Secara anaerobic yang prosesnya terjadi pada sitosol, system energi yang berkerja adalah system energi ATP-PC, dan Alactid Glycolytic. Sedangkan secara aerobic yang terjadi intra-mitochondria diperoleh melalui tiga proses kimia yaitu (1) Aerobic glycolysis, (2) The Krebs Cycle, dan (3) Electron Transport System (ETS). Sedangkan jumlah ATP terbanyak yang dihasilkan berasal dari system energi aerobic yang terjadi dalam mikondria yaitu 36 ATP. Saran Penting bagi para pelatih untuk mengetahui system energi diminan yang berkerja pada cabang olahraga yang dilatihnya. Karena dengan begitu, program yang disusun akan sesuai dan meningkatkan performan atlet ketika bertanding atau berlomba sebagai akibat dari ketepatan pengembangan system energi yang dilatih. Walaupun telah banyak referensi yang telah menyebutkan system energi yang dominant pada cabang olahraga tertentu, masih perlu diadakan lagi kajian tentang system energi dalam aktivitas olahraga, terutama untuk olahraga yang baru berkembang di tingkat Asia Tenggara atau Asia. DAFTAR RUJUKAN Altmand, P.L dan D.S Dittmer., Environmental Biology. Federation of American Society for Eperimental Biology. Pp Available at Sportsjournal.org Amstrong, F.B Buku Ajar Biokimia 3 rd Edition. Jakarta: EGC Bompa, T.O Periodization: Theory and Methodology of Training. Champaign, IL: Human Kinetics. Coyle, dkk, Adaptation of Sceletal Muscle to Endurance Exerciseand Their Metabolic Consequences. American Physilogy Society.Retrieved by Fax 12/03/2003 Fahey T.D. dan G.A. Brooks Exercise Physilogy: Human Bioenergetics and Its Applications. New York: John Wiley. Fox, E. L., dan D. L. Costill, Estimated Cardiorespiratory Responses During Marathon Running. Arch Environ Health. 24: Fox EL, and Bower WR The Phisiological Basic for Exercise and Sport 5 th Ed. WBC. Brown & Bencmark Publisher. Ganong WF Review of Medical Physiology, New Jersey: PrinticHall. Guyton AC and Hal JE Teks Books of Medical Physiology, 9 th Ed. Philadelpia: WB Soudners Company. Hare, Dietrich Principles of Sports Training. Berlin: Sportverlag Berlin.

10 26 Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, Desember Hasyim, Proses 2010, hlm. Pembentukan Atp Melalui Proses Aerobik 26 Hesterlee S. Mitochondrial Disease in Perspective Symptoms, Diagnosisand Hope for The Future.( _6_5.htm) Hickson, J.F., Buono, M.J., Wilmore, J.H. dan Constable, SH Energy Cost Of Weight Training Exercise. National Strength andconditioning Assosiation Journal Vol 3: Hollozy, J.O. Biochemical Adaptation in Muscle. Efect of Exercise onmitochondrial Oxigen Uptake dan Repiratory Enzym Activity insceletal Muscle. Journal Biochemical. 242: Hurltman E.J Studies on Muscle Metabolism of glycogen andaktive Phospate in Man with Special Reference to Exercise and Diet. Scand J Clin Lab Invet (Supll 94). 19:1-63. Karlson Lactate and Phosphagen Concentration in Working Muscleof Man. Acta Physiol Scan (Supll) 358:1-72 Morgan, Beth., Sarah J. woodruuf dan Peter M. Tiidus AerobicEnergy Expenditure During Recreational Weight Training in Females dan Males. Journal of Sports Science and Medicine Vol 2: Retrieved From Philips W.T dan Zuraitis J.R Energy Cost of The ACSM Single Test Resistance Training Protocool. Journal of Strength angconditioning Researh Vol 17: Power, S. K Fundamentals of Exercise Metabolism. ACSM SResourch Manual For Guidelines For Exercise Testing AndPresription: second edition. Indianapolis: A Warley Company. Quinn, Elizabeth The Principles of Sports Conditioning. Retrieved from up date 12/09/06. Downloaded 19/10/2006. Richard A. Berger Applied Exercise Physiologi. United States ofamerica, Philadelphia : Lea and Febiger. Sheeler, Philip and Bianchi, Donald E Cell and Molecular Biology,3 th Ed. New York : John Wiley & Sons, Inc. Sherwood, Laure Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC. ndrion, retrieved nt/full/54/1/101.

Respirasi aerob terjadi secara bertahap adapun tahap-tahapnya : A. Glikolisis Glikolisis merupakan perombakan glukosa menjadi asam piruvat dalam

Respirasi aerob terjadi secara bertahap adapun tahap-tahapnya : A. Glikolisis Glikolisis merupakan perombakan glukosa menjadi asam piruvat dalam BAB I PENDAHULUAN Respirasi aerob adalah Suatu bentuk respirasi seluler yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Respirasi aerob merupakan proses menghasilkan energi oleh oksidasi penuh nutrisi

Lebih terperinci

STRUKTUR MITOCHONDRIA SERTA PROSES PEMBENTUKAN ATP INTRA- MITOCHONDRIAL

STRUKTUR MITOCHONDRIA SERTA PROSES PEMBENTUKAN ATP INTRA- MITOCHONDRIAL STRUKTUR MITOCHONDRIA SERTA PROSES PEMBENTUKAN ATP INTRA- MITOCHONDRIAL Deni Rahman Marpaung Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Abstrak Sistem pembentukan energi pada tubuh ada dua

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY Seluruh sel-sel tubuh memiliki kemampuan mengkonversi makanan (dalam hal ini protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2.

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2. Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI Pendahuluan Manusia memerlukan energi untuk setiap sel-selnya menjalani fungsi kehidupan Adenosine Three Phosphate

Lebih terperinci

A. Respirasi Selular/Aerobik

A. Respirasi Selular/Aerobik UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pendahuluan METABOLISME Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 4 SEL: RESPIRASI Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah ANABOLISME (Pembentukan molekul kompleks

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF OLEH KELOMPOK IV NAMA ANGGOTA : 1. LALU SINGGIH AJI PUTRA 2. NONI MULIANA LISTIAWATI 3. SAMSUL RIZAL UMAMI 4.

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si DISUSUN OLEH : WIDIYA AGUSTINA (A1F013001) FEPRI EFFENDI (A1F013021) DIAN KARTIKA SARI (A1F013047) DHEA PRASIWI (A1F013059) TYAS SRI MURYATI (A1F013073) DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si RESPIRASI Respirasi

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen 1. Pada respirasi terjadi proses pemakaian karbohidrat menjadi piruvat yang disebut... A. siklus Krebs B. siklus Calvin C. fermentasi D. glikolisis E. fiksasi Pada proses glikolisis, glukosa (C6) di pecah

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT

METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk dioksidasi dan menyediakan energi untuk proses metabolisme lain Metabolisme karbohidrat

Lebih terperinci

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Energi & METABOLISME Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion

Lebih terperinci

GLIKOLISIS. DRA.YUSTINI ALIOES.MSI,APT Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang

GLIKOLISIS. DRA.YUSTINI ALIOES.MSI,APT Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang GLIKOLISIS DRA.YUSTINI ALIOES.MSI,APT Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Overview Carbohydrates Metabolisme Glucose Hexokinase Pentose Phosphate Shunt Glucose-6-P Glc-1- phosphate

Lebih terperinci

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain Sistem Energi Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak dan untuk

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS KREBS Pertama kali ditemukan oleh Krebs tahun 1937, sehingga disebut Daur Krebs Merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3. MEKANISME PERNAPASAN Aerob Dan Anaerob Secara kompleks, respirasi diartikan sebagai sebuah proses pergerakan atau mobilisasi energi oleh makhluk hidup dengan cara memecah senyawa dengan ebergi tinggi yakni

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota :

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota : GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS Anggota : Ibrahim Febrizky Hadi Winata Mujibur Rahman (G84070035) (G84070024) (G84070020) DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS *

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS * 1 SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS * Pendahuluan Makanan yang kita makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULER RESPIRASI SELULER 4/18/2015 PRINSIP PEMANENA N ENERGI PROSESPROSES PROSES RESPIRASI SELULER METABOLIS ME YANG TERKAIT

RESPIRASI SELULER RESPIRASI SELULER 4/18/2015 PRINSIP PEMANENA N ENERGI PROSESPROSES PROSES RESPIRASI SELULER METABOLIS ME YANG TERKAIT RESPIRASI SELULER BY : I GEDE SUDIRGAYASA PRINSIP PEMANENA N ENERGI RESPIRASI SELULER PROSESPROSES METABOLIS ME YANG TERKAIT PROSES RESPIRASI SELULER 1 GAMBARAN UMUM HIDUP ITU KERJA SEL BEKERJA UNTUK MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini BIOENERGETIKA Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini 1 BIOENERGETIKA MEMPELAJARI DINAMIKA/ PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA ORGANISME) 2 PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA: 1.REAKSI

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria 2.1.1 Definisi Bioenergetika Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

Fisiologi Tumbuhan. Pendahuluan

Fisiologi Tumbuhan. Pendahuluan Fisiologi Tumbuhan Pendahuluan Fisiologi berasal dari kata physis yang berarti alam, dan logos yang berarti kajian atau ilmu. Orang mempelajari fisiologi tumbuhan bermaksud mencari keterangan-keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau

Lebih terperinci

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat SUMBER-SUMBER ENERGI DAN METABOLISME Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat segera digunakan adalah derivat

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna METABOLISME KARBOHIDRAT Chairul Huda Al Husna IMAJINASI METABOLISME ENERGI KH Lemak Protein ADP + P ATP Transport aktif membran sel Kontraksi otot Reaksi sintesis : hormon, dll Hantaran impuls syaraf Pertumbuhan

Lebih terperinci

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis Energi & METABOLISME Oleh: Mochamad Nurcholis Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion melalui membran. Hukum Termodinamika I : Jumlah energi

Lebih terperinci

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis

Lebih terperinci

Metabolisme : Enzim & Respirasi

Metabolisme : Enzim & Respirasi Metabolisme : Enzim & Respirasi SMA Regina Pacis Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Pengantar Metabolisme Yaitu modifikasi reaksi biokimia dalam sel makhluk hidup Aktivitas sel Metabolit Enzim/fermen Macamnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Glukosa Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari hasil hidrolisis karbohidrat. 1 Karbohidrat

Lebih terperinci

Fungsi utama Siklus Kreb 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.

Fungsi utama Siklus Kreb 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia. URAIAN MATERI A. Glikolisis Glikolisis diperoleh daribahasa yunani glyk manis, dan lysis pemecahan.glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi senyawa triosa (C 3) yaitu piruvat. Siklus asam

Lebih terperinci

KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI

KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1558 KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI Oleh : Eka. Supriatna 1 Jurusan Ilmu Keolahragaan Email : ekasupriatna@ymail.com Abstrak : Di lapangan seorang pelatih

Lebih terperinci

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) METABOLISME merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Transformasi energi selalu mengikuti setiap proses metabolisme. Transformasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Mengapa mempelajari metabolisme? Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Tujuan mempelajari metabolisme mikroorganisme Memahami jalur biosintesis suatu metabolit (primer

Lebih terperinci

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL Gimana UTSnya??? LUMAYAN...????!!? SILABUS PERTEMUAN KE- TGL MATERI 8 15 NOV 9 22 NOV 10 29 NOV KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN ENERGI DALAM SEL) KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN

Lebih terperinci

Sistem Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Selama Latihan Berlangsung. Sefri Hardiansyah

Sistem Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Selama Latihan Berlangsung. Sefri Hardiansyah Sistem Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Selama Latihan Berlangsung Sefri Hardiansyah Abstrak Tujuan latihan adalah meningkatkan kapasitas fungsional tubuh. Selanjutnya diantara berbagai tujuan latihan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan proses-proses pembangkitan energi dalam sel yang terjadi pada mitokondria, sitosol maupun dalam kloroplas. Struktur dan fungsi

Lebih terperinci

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme?

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme? Energi & METABOLISME COURSE TOPICS Week Topics Lecturer 1 Introduction (Course Contract) 2 Biological Materials 3 Cell : Structure and Function 4 Energy and Metabolism 5 Pertumbuhan dan Perkembangan sel

Lebih terperinci

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt.

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kuliah bagian ini diharapkan mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan proses reaksi glikolisis Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat

Lebih terperinci

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or PENGERTIAN BIOKIMIA BIOKIMIA : ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. BIOS

Lebih terperinci

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.

Lebih terperinci

METABOLISME ENERGI TUBUH & OLAHRAGA. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief

METABOLISME ENERGI TUBUH & OLAHRAGA. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief METABOLISME ENERGI TUBUH & OLAHRAGA M. Anwari Irawan Sports Science Brief www.pssplab.com METABOLISME ENERGI TUBUH & OLAHRAGA M. Anwari Irawan Volume 01 (2007) No. 07 1.Pendahuluan Di dalam berbagai jenis

Lebih terperinci

Posforilasi Oksidasi Respirasi Sel. Blok 1.2 Biokimia Fk-Unand

Posforilasi Oksidasi Respirasi Sel. Blok 1.2 Biokimia Fk-Unand Posforilasi Oksidasi Respirasi Sel Blok 1.2 Biokimia Fk-Unand Respirasi Sel Reaksi kimia pada sel hidup antara atom C, H dengan O2 menghasilkan CO2, H2O dan ENERGI C,H : makanan, O2 : udara / air Energi

Lebih terperinci

Karbohidrat. Metabolisme Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat & energi

Karbohidrat. Metabolisme Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat & energi Karbohidrat Metabolisme Karbohidrat Oleh: dr dini Penting utk makhluk hidup sbg bahan nutrisi utama & sbg struktur dasar MH. tanaman: menghasilkan KH (glukosa) mll fotosintesis. Hewan/manusia: konsumen

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (2), Juli Desember 2017: 27-36

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (2), Juli Desember 2017: 27-36 Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 16 (2), Juli Desember 2017: 27-36 STUDI TENTANG KEMAMPUAN AEROBIK DAN ANAEROBIK SISWA SMP YANG BERDOMISILI DI KOTA, PEDESAAN DAN PEGUNUNGAN DI SULAWESI TENGGARA H. Saifu 1

Lebih terperinci

PRINSIP ENERGI METABOLISME

PRINSIP ENERGI METABOLISME PRINSIP ENERGI METABOLISME TUJUAN PEMBELAJARAN MENGETAHUI PRINSIP REAKSI OKSIDASI PADA SIKLUS KREBS MENGETAHUI SUMBER RESIDU ASETIL MENGETAHUI LOKASI ENZIM PADA MITOKONDRIA MENGETAHUI KOMPONEN RANTAI PERNAPASAN

Lebih terperinci

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya

Lebih terperinci

PRODUKSI ASAM LAKTAT PADA EXERCISE AEROBIK DAN ANAEROBIK

PRODUKSI ASAM LAKTAT PADA EXERCISE AEROBIK DAN ANAEROBIK PRODUKSI ASAM LAKTAT PADA EXERCISE AEROBIK DAN ANAEROBIK Hernawati Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung 40154 Telp./Fax. 022-2001937 Email

Lebih terperinci

SISTEM ENERGI DAN LATIHAN FISIK

SISTEM ENERGI DAN LATIHAN FISIK 21 SISTEM ENERGI DAN LATIHAN FISIK AR.Shadiqin Dosen JPOK-FKIP Unlam Abstract :Sports symptomatic behavior change programmed by humans who do. Sports activities are often associated with indicators of

Lebih terperinci

O CH2-C-S-KoA CH2-COOH. O=C-COOH C-CH3 HO-C-COOH HO-C-COOH + HS-KoA + <----> + H2O ----> CH2-COOH S-KoA CH2-COOH CH2-COOH

O CH2-C-S-KoA CH2-COOH. O=C-COOH C-CH3 HO-C-COOH HO-C-COOH + HS-KoA + <----> + H2O ----> CH2-COOH S-KoA CH2-COOH CH2-COOH SIKLUS ASAM SITRAT Lokasi selluler dari siklus asam sitrat Dalam jaringan-jaringan hewan mammalia semua komponen siklus asam sitrat terdapat pada bagian matriks dari mitokhondria, beberapa komponen juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka 3 TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka Otot rangka (skeletal muscle) bertanggung jawab atas pergerakan tubuh secara sadar. Otot rangka disebut juga otot lurik (striated muscle) karena pengaturan

Lebih terperinci

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS 1 SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS Pendahuluan Makanan yang kita makan sehari-hari diuraikan menjadi partikel-partikel kecil di

Lebih terperinci

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( )

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( ) METABOLISME HETEROTROF Kelompok 8 : Mica Mirani (1717021019) Ulin Ni'mah Setiawati (1717021020) Metabolisme Semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup (sel). Reaksi kimia disusun/ diataur

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

Mit Mi ochondria ochondri

Mit Mi ochondria ochondri RESPIRASI 6O 2 + C 6 H 12 O 6 6CO 2 + 6H 2 O + Energy Cellular Respiration: Perubahan Glucose menjadi ATP dengan menggunakan O 2 Proses pembentukan ATP melalui penguraian Glucose dengan adanya Oksigen

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat Metabolisme Karbohidrat Katabolisme = Menghasilkan Anabolisme = Menghabiskan PSIK B 11 UNAND dr. Husnil Kadri Metabolisme Karbohidrat Olha chayo s notes 1 of 18 Glikolisis terjadi sesudah makan Glucosa

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat - 4

Metabolisme karbohidrat - 4 Glukoneogenesis Uronic acid pathway Metabolisme fruktosa Metabolisme galaktosa Metabolisme gula amino (glucoseamine) Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan kadar glukosa darah Metabolisme karbohidrat

Lebih terperinci

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs.

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs. Bab 2 Metabolisme Sel Bab 2 Metabolisme Sel Pengertian metabolisme Peta Konsep komponen enzim Gugus prostetik Ko-enzim Ion-ion organik Cara kerja enzim Teori gembok dan anak kunci Teori kecocokan yang

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat - 2

Metabolisme karbohidrat - 2 Glukoneogenesis Uronic acid pathway Metabolisme fruktosa Metabolisme galaktosa Metabolisme gula amino (glucoseamine) Pengaturan metabolisme karbohidrat Pengaturan kadar glukosa darah Metabolisme karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etanol banyak digunakan dalam dunia industri obat obatan, kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. Penggunaan etanol pada industri bahan bakar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Asam Laktat a. Asam Laktat dan Latihan Laktat merupakan intermediate product dari metabolisme glukosa. Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan 2009

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan 2009 PEROKSISOM BIOGENESIS, STRUKTUR, DAN FUNGSI Oleh Ratna Rosanty Lahay NIP 131836670 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis

Lebih terperinci

4/11/2015. Nugroho Agung S.

4/11/2015. Nugroho Agung S. Protein Makronutrisi Karbohidrat Lemak Nugroho Agung S. Jenis Fungsi Karbohidrat (4 kcal/g) Sumber energi dan bahan energi untuk otot (dari gula dan glikogen) Pengontrol lemak dan kolesterol (dari serat)

Lebih terperinci

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P

Anabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Anabolisme Lipid Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Lemak Hewani dan Nabati Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih

Lebih terperinci

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik. 5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT Carbohydrate

KARBOHIDRAT Carbohydrate KARBOHIDRAT Carbohydrate Di akhir kuliah ini, pelajar-pelajar dapat: By the end of this lecture, students may get: 1. Menjelaskan jenis-jenis karbohidrat. 2. Menmbincangkan ciri-ciri asas bagi heksosa.

Lebih terperinci

KEAKURATAN LATIHAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAEROBIK. Sanusi Hasibuan, Dosen FIK Unimed

KEAKURATAN LATIHAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAEROBIK. Sanusi Hasibuan, Dosen FIK Unimed KEAKURATAN LATIHAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAEROBIK Sanusi Hasibuan, Dosen FIK Unimed sanusihasibuan@unimed.ac.id Abstrak Kemampuan anaerobik adalah kemampuan fungsional tubuh yang dapat dioptimalkan

Lebih terperinci

fosfotriose isomerase, dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3- bisfosfogliserat melalui gliseraldehid 3-fosfat.

fosfotriose isomerase, dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3- bisfosfogliserat melalui gliseraldehid 3-fosfat. 1. GLIKOLISIS PENDAHULUAN Sebagian besar jaringan membutuhkan glukosa meskipun dalam jumlah minimum, terutama otak dan eritrosit. Glikolisis merupakan jalur utama untuk pemanfaatan glukosa dan di sitosol

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

ABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA ABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA Emanuella Tamara, 2016; Pembimbing I : Harijadi Pramono,

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan

Lebih terperinci

METABOLISME LEMAK. Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP

METABOLISME LEMAK. Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP METABOLISME LEMAK Yunita Eka Puspitasari, S.Pi, MP MEMBRAN Pada umumnya, lipid tidak larut dalam air Asam lemak tertentu... (sebutkan )... Mengandung gugus polar Larut dalam air dan sebagian larut dalam

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT

METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT METABOLISME KARBOHIDRAT DIET BERVARIASI P.U. KARBOHIDRAT > FUNGSI KARBOHIDRAT TERUTAMA SEBAGAI SUMBER ENERGI ( DR. GLUKOSA ) MONOSAKARIDA ( HEKSOSA ) HASIL PENCERNA- AN KARBOHIDRAT

Lebih terperinci