PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010 Listrianah Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemnekes Palembang ABSTRAK Tujuan : mengetahui gambaran perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dan anak SDN 167 Palembang tahun Menyikat gigi adalah cara yang umum untuk membersihkan deposit lunak ( sisa-sisa makanan dan plak ) pada permukaan gigi dan gusi. Plak adalah suatu bahan yang merugikan kesehatan gigi, menyikat gigi merupakan cara yang paling mudah, murah, praktis, dan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi yaitu cara frekuensi, durasi, bahan serta teknik-teknik menyikat gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak lebih jelek dibandingkan orang dewasa, karena anak-anak masih sangat tergantung pada orang tua dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai kebersihan dan kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Metode : penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, pengambilan sample dilakukan secara aksidental, dilakukan pada 190 orang anak Sekolah Dasar. Sampel dibagi menjadi 2 (dua) yaitu 95 orang anak SD Islam Azzahrah dan 95 orang anak SDN 167 Palembang. Kesimpulan : diketahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun Dengan menggunakan uji statistik T test, didapat nilai T tabel (0,05;188) = 1,973 dan nilai alpha = 0,05, didapat hasil bahwa terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, dimana nilai Thitung (3,853) > T tabel (1,973) dan nilai P.value (0,000) < alpha (0,05). Kata Kunci : Anak SDI Az-zahrah, Anak SDN 167 Palembang, Kebiasaan Menyikat Gigi, Pengetahuan Tentang Menyikat gigi.

2 PENDAHULUAN Latar belakang Sampai saat ini karies masih merupakan problema dalam Ilmu Kedokteran Gigi dan di Indonesia prevalensinya cukup tinggi. Karena itu penanggulangannya, terutama pencegahannya tetap memerlukan perhatian. Apalagi dengan perubahan pola makanan seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Melihat keadaan seperti disebutkan di atas jelas bahwa pencegahan perlu digalakkan. Di samping itu mungkin perlu dicari cara pencegahan yang mudah, murah, dan tepat (Sundoro, Edi Hartini, 2005). Lubang gigi yang disebut karies, merupakan penyakit gigi yang paling sering terjadi, Pemicunya adalah kombinasi faktor jenis makanan anak, lamanya sisa makanan berada di mulut, dan cara pembersihan mulut. Jenis makanan yang mengandung sukrosa atau manis sangat berbahaya bagi kesehatan gigi. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan perhatian orang tua dalam menyikapi hal ini, mengingat pentingnya mempertahankan gigi susu sampai masanya ia harus tanggal. Puncak karies pada gigi terjadi di usia 13 tahun atau pada masa pubertas di mana hanya tersisa 5 persen dari seluruh gigi susu (Pratiwi, Donna, 2009) Dalam kesehatan gigi dan mulut pencegahan primer sangat diutamakan. Hal ini dapat diterapkan dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut misalnya dengan cara menggosok gigi. Meskipun telah dikatakan bahwa menggosok gigi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut, namun keraguan tentang bentuk sikat gigi, cara menyikat gigi, frekuensi dan lamanya menyikat gigi, dan yang paling penting adalah waktu yang digunakan individu dalam menyikat gigi (Sriyono,Niken Widyanti, 2005). Dalam upaya peningkatan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut pertama-tama yang harus dilakukan adalah memberikan pengertian kepada masyarakat dalam rangka menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Faktor lingkungan dan prilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak usia sekolah. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul Perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010 dalam penulisan karya tulis ini, karena pada anak usia sekolah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat minim. PERUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun TUJUAN PENELITIAN 1.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak-anak kelas II SDN 167 Palembang tahun Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang tahun Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II anak SDN 167 Palembang tahun Mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDI Az-zahrah dengan anak SDN 167 Palembang tahun METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian secara deskriptif analitik yaitu untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif kemudian melihat perbedaan antara dua populasi mengenai suatu keadaan (Notoadmodjo,S,2005). WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di SD Islam Azzahrah dan SDN 167 Palembang pada bulan Desember POPULASI DAN SAMPLE Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak kelas II A SDN 167 Palembang.

3 PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data. Pelaksanaan 1.Pertanyaan diukur dengan nilai masingmasing item dan dijumlahkan secara keseluruhan dimana terdapat 5 pertanyaan masing-masing pertanyaan memiliki jawaban ya dan tidak, total nilai jika menjawab seluh pertanyaan dengan ya = 5 dan tidak = 0 2.Mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara memberikan lembar kuiesioner kepada objek penelitian. 3.Mengumpulkan kembali lembar kuesioner. 4.Mengurutkan data yang telah didapat. 5.Memasukkan data hasil pemeriksaan dalam bentuk tabel PENGOLAHAN DATA Menurut Hastono (2001) agar penelitian menhasilkan informasi yang benar, maka pengolahan data dilakukan menggunakan program komputer dengan tahapan-tahapan yang benar yaitu : a) Editing : Merupakan kegiatan pengecekan isian kuesioner, apakah jawaban yang di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten b) Koding : Merupakan kegatan mengubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka/bilangan, untuk mempermudah pada saat menganalisa data dan juga mempercepat proses entry data. c) Processing : Setelah kedua kegiatan diatas selesai dan benar, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner dengan menggunakan paket program komputer d) Entry : Memasukkan data ke dalam komputer e) Cleaning:Merupakan kegiatan mengecek ulang data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak ANALISIS DATA 1 Analisis Univariat Analisis univariat dipakai untuk menjelaskan / mendeskripsikan dari masingmasing variabel penelitian. Bentuknya tergantung dari jenis datanya, tampilan data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang, penyajian dalam bentuk diagran batang akan lebih menjelaskan dalam bentuk visual dan dapat membantu dalam memahami ciri-ciri penting yang ada pada sebaran frekuensi. Tujuannya adalah untuk melihat kelayakan data dari gambaran data sebagai bahan pertimbangan untuk analisa lebih lanjut. Untuk data numerik digunakan nilai Mean, Median, dan Standar Deviasi (Hastono, 2001) 2 Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar di SDN 167 palembang dan SD Az-zahrah palembang tahun 2010 maka dilakukan uji statistk (Uji T) pada tingkat kepercayaan 95% dengan alpha = 0,05. Tampilan data dalam bentuk tabel dan diagram batang. Dilakukan uji - T tidak berpasangan / Independent Sample T Test dengan menggunakan kompuetrisasi, dengan batas kemaknaan : P Value < 0,05 = ada perbedaan yang bermakna (tolak Ho) P Value > 0,05 = Tidak ada perbedaan yang tidak bermakna (terima Ho) HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Analisis dilakukan terhadap masingmasing variabel dari hasil penelitian. Pada análisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari masing-masing variabel. Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, didapat gambaran sebagai berikut : 1. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total score sebesar 294 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean 3.09

4 Adapun Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pada anak kelas II SDN 167 disajikan berdasarkan tabel berikut ini Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Anak Kelas II SDN 167 Kebiasaan Menyikat Gigi Baik Kurang Persentase 49,5% 50,5% Total % Dari tabel dan grafik 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, jumlah anak kelas II SDN 167 yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%). 2. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total skor sebesar 550 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean 3.90 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Pada Anak Kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010 Kebiasaan Menyikat Gigi Baik Kurang Persentase 63,8 % 36,2 % Total % 3.Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SDN 167 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SDN 167 Skor / Total Kebiasaan menikat gigi siswa Rata-rata (Mean) Tengah (Median) Estándar Deviasi Minimum Maksimum 95 3,12 3,00 1, Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SDN 167 yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,12 dengan nilai median 3,00 dan stándar deviasi 1,572. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan menyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5 4. Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SD Islam Azzahrah Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SD Islam Azzahrah siswa Ratarata (Mean) Tengah (Median) Stándar Deviasi Min. Maksimum

5 Skor / Total Kebiasaan menikat gigi 141 3,90 5,00 1, Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SD Islam Azzahrah Palembang yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,90 dengan nilai median 5,00 dan stándar deviasi 1,390. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan emnyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah Analisis Bivariat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kebiasaan Skor Kebiasaan Menyikat Gigi Siswa kelas II menyikat gigi pada anak kelas II siswa SDN 167 dan siswa SD Islam Az-zahrah melalui uji beda dua mean (Uji T) dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5.5 Hasil Uji T sampel tidak berpasangan data skor kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar (SD) Negeri 167 Palembang dan SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010 Mean Std. Deviasi Hasil Uji T_Test SDN 167 Palembang 95 3,12 1,572 SD Az-Zahrah Palembang 141 3,90 1,390 0,000 PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah anak kelas II SD Islam Azzahrah yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 90 orang (63,8%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 51 orang (36,2%). Dan jumlah anak kelas II SDN 167 Palembang yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%). Hal ini berarti anak kelas II SD Islam Az-zahrah mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi lebih banyak dibandingkan dengan anak kelas II SDN 167 Palembang. Selain itu, dari hasil uji statistik T test didapat hasil nilai P Value (0.000) > nilai alpha (0,05), hal ini berarti ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Azzahrah dengan SDN 167 Palembang tahun Hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan dan perilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak usia sekolah. Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Terdapat teknik yang berbeda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Selama ini ada anggapan bahwa anak-anak belum mempunyai kemampuan motorik yang diperlukan dalam menyikat gigi sampai mereka berusia 7 atau 8 tahun, tetapi beberapa penelitian (Poche dkk, 1982) menunjukkan bahwa anak berusia 3 dan 4 tahun sudah dapat belajar menyikat gigi dengan benar. (Kent,G.G. & Blinkhorn,A.S, 2005). Pada setiap langkah anak-anak diharapkan memegang sikat gigi membentuk sudut 45º dengan permukaan gigi, serta menggunakan gerakan penyikatan yang halus. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kebiasaan menyikat gigi khususnya menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak yaitu : (1) Pendidikan orang tua, (2) Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi, (3) Tingkat penghasilan orang tua, (4) Sikap orang tua, dan (5)Motivasi anak untuk menyikat gigi setelah makan pagi. Dari beberapa faktor

6 yang berpengaruh diatas, yang sangat berpengaruh adalah pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi. KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada seluruh anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak kelas II SDN 167 Palembang pada bulan Desember 2010 yang berjumlah 190 orang sampel, untuk mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Diketahuinya kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah sebanyak 90 orang (63,8%) dan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi anak kelas II SDN 167 Palembang sebanyak 47 orang (49,5%). 2. Ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun Saran 1. Bagi Pembaca dan masyarakat agar dapat menerapkan dan mendampingi anak menyikat gigi, ketika anak sudah siap untuk belajar menyikat gigi. 2. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada siswa Sekolah Dasar, dengan jumlah sampel dan tempat yang berbeda. 3. Bagi Instansi, hendaknya memberikan penyuluhan tentang cara merawat kesehatan gigi dan mulut, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Suatu hal yang terpenting adalah penyuluhan terhadap para orang tua, karena dalam hal ini peran orang tua sangat mempengaruhi. 4. Agar dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut kepada para orang tua, karena kesehatan gigi anak sangat tergantung kepada sikap orang tua 5. Bagi masyarakat, khususnya para orang tua agar dapat memotivasi anak-anak mereka untuk menyikat gigi setelah makan pagi, karena hal ini adalah salah satu pencegahan untuk terjadinya penyakit gigi dan mulut DAFTAR PUSTAKA Darmawan,L. (2007). Kiat merawat gigi yang tepat dan efektif. Jakarta,PT. Gramedia Pustaka Utama, Hal 16 Notoadmodjo,S.(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.Cetakan Ketiga. Jakarta:Rinek Cipta, Hal 138,188 Pratiwi, Donna.2009.Gigi Sehat dan Cantik.Jakarta:Kompas, Hal Srigupta,A.A.2004.Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta:Prestasi Pustaka. Hal Sundoro, Edi Hartini.2005.Serba-Serbi Ilmu Konservasi Gigi.Jakarta:UI Press, Hal.18 Widyanti, Niken Ilmu Kedoketran Gigi Pencegahan. Yogyakarta ; Medika Fakultas Kedokteran UGM. Hal 51-54

7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian termasuk Explanatory Research, karena hubungan variabel - variabelnya dijelaskan dengan pengujian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 Norfai 1 dan Eddy Rahman 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah mulut bisa terjadi karena karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyangga gigi dan karies gigi (Anonim, 2004). Salah satu penyebab terjadinya penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyangga gigi dan karies gigi (Anonim, 2004). Salah satu penyebab terjadinya penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit gigi dan mulut penduduk Indonesia masih tinggi. Penyakit gigi dan mulut yang sering diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah 46 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas I Denpasar Selatan berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM ABSTRAK RAHMIDIAN SAFITRI Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram e-mail

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain 35 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan (Anwar dan Prihartono, 2003). Desain penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA Asmaul Husna 1 dan Budi Suryana 2 1,2 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani * PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT Desi Andriyani * Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan pada umumnya,masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat dari hasil Riset Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Yogyakarta berdiri di atas lahan dengan luas 2150 m 2 dengan luas 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SD Muhammadiyah Kalangan Banguntapan berlokasi di Kalangan, Baturetno, Bangutapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses tumbuh kembang sangat terkait dengan faktor kesehatan, dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat diharapkan terjadi proses tumbuh kembang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak PERBEDAAN PENGGUNAAN KEPALA SIKAT GIGI LURUS DAN KEPALA SIKAT GIGI MELENGKUNG TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK PADA SISWA-SISWI KELASVI SD NEGERI 066038 KELURAHAN MANGGA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN Rawati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sakinah 1*, Herlina 2 1 STIKes Prima Prodi IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai investasi bangsa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi

Lebih terperinci

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang ANALISIS CARA MENYIKAT GIGI DENGAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR GEREJA PENTAKOSTA RANOKETANG ATAS KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Anneke A. Tahulending 1),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasi. Penelitian Analitik yaitu menganalisis hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional corelasi, merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat bersamaan (H.Alimul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan banyak dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rangcangan penelitian. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan aspek penting dari kesehatan umum yang dapat didefinisikan sebagai "standar kesehatan jaringan mulut yang memungkinkan seorang individu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian orang tua terhadap kesehatan gigi anak, kurangnya mengenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan tahun 2007, sebanyak 75% gigi masyarakat Indonesia mengalami karies (gigi berlubang). Angka ini, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah, salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang (Oktrianda, 2011).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi, BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas yaitu peran pengawas minum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Design ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana obyek penelitian hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini terdiri dari rancangan penelitian dan metode penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut yang sehat berarti memiliki gigi yang baik dan merupakan bagian integral dari kesehatan umum yang penting untuk kesejahteraan. Kesehatan mulut yang buruk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Unsafe Action : Posisi gadget. Jarak pandang gadget Lamanya waktu gadget. Keluhan Subyektif Gangguan Kesehatan Mata Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

Lebih terperinci

*coret yang tidak perlu

*coret yang tidak perlu 44 Lampiran 1. Persetujuan Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur / Kelamin : tahun, Laki-laki* / Perempuan* Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah I Yogyakarta pada tanggal 4 April 2017. SMP Muhammadiyah I Yogyakarta merupakan sekolah menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian deskriptif. bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel bebas Variabel terikat Gaji pekerja : 1. Gaji yang diterima pekerja 2. Penggunaan gaji untuk kesehatan Keikutsertaan BPJS kesehatan Kebijakan pemilik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku kesehatan terhadap kejadian karies gigi pada murid

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif bersifat comparative study, yaitu metode dengan cara membandingkan persamaan untuk mencari faktor-faktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG Ferdinan Fankari*) *) Program studi Keperawatan Gigi **) Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I I. Pendahuluan A. Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang dan cenderung meningkat pada setiap dasawarsa. Hasil penelitian

Lebih terperinci

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali Luh Pitriyanti * 1, Ni Wayan Septarini. 2 1-2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 Hanna D.L Damanik *, Ridwan *, Darmadi Lubis ** * Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian piranti ortodonti cekat saat ini semakin banyak digunakan di masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena masyarakat mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disainnya yaitu penelitian preeksperimental

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan yang berkesinambungan karena memiliki dampak yang sangat luas, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Oleh DWI NILAM LAKORO NIM. 841 411 132

Lebih terperinci

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Ngatemi Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jakarta I Email : Ngatemi01@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner nyeri leher aksial. Pengujian dilakukan dengan uji Cronbach s

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Desain penelitian adalah kasus kontrol berpadanan (matched) retrospektif. Disain kasus kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan menganalisis untuk mencari hubungan antar variabel melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci