HUBUNGAN DEPRESI DAN DEMENSIA PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI PRIMER JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
|
|
- Veronika Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN DEPRESI DAN DEMENSIA PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI PRIMER JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum DANU KAMAJAYA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
2
3 HUBUNGAN DEPRESI DAN DEMENSIA PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI PRIMER DanuKamajaya*, Bambang Joni Karjono** Latar Belakang Hipertensi mempengaruhi seluruh sistem aliran darah, termasuk pembuluh darah pada otak. Jika pembuluh darah otak ini terganggu, risiko terjadinya gangguan fungsi kognitif otak meningkat. Gangguan kognisi pada usia lanjut, khususnya demensia dapat muncul karena depresi. Hubungan dari depresi dan demensia pada usia lanjut dengan hipertensi sangat kompleks. Usia lanjut dengan hipertensi mungkin dapat menderita demensia tanpa mengalami depresi. Tujuan Mengetahui hubungan antara depresi dan demensia pada lanjut usia dengan hipertensi ( hipertensi + depresi dan hipertensi tanpa depresi ). Metode Penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional selama bulan Mei Juni 2014 di poli rawat jalan penyakit dalam Rumah Sakit Tentara Semarang. Depresi dinilai dengan skala depresi geriatri ( SDG ), dan demensia dinilai dengan skor Mini Mental StateExamination ( MMSE ). Hasil Penelitian dilakukan terhadap 50 pasien lanjut usia hipertensi. Terdapat sedikit lanjut usia hipertensi yang menderita depresi ( 28 % ) dan sedikit yang menderita demensia (12%). Tidak ada perbedaan gangguan kognitif ( demensia ) pada lanjut usia hipertensi antara kelompok hipertensi + depresi dan hipertensi tanpa depresi (p=0,331). Korelasi antara depresi dan demensia pada lanjut usia dengan hipertensi sangat lemah dan tidak signifikan ( r = 0,033 dan p = 0,205 ) dan rasio prevalensi demensia pada lanjut usia dengan hipertensi yang mengalami depresi adalah RP = 2,571dengan interval kepercayaan 95 % antara 0,527 17,087. Kesimpulan Adanya depresi pada Lanjut usia tidak bermakna sebagai hal yang mempengaruhi untuk timbulnya demensia ( pseudodemensia ). Kata Kunci : Depresi, Demensia, Lanjut Usia, Hipertensi Primer, MMSE, SDG. * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ** Kepala bagian geriatri Imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang
4 THE RELATIONSHIP OF DEPRESSION AND DEMENTIA IN ELDERLY PATIENTS WITH PRIMARY HYPERTENSION Danu Kamajaya*, Bambang Joni Karjono** Background Hypertension affects the entire blood system, including the blood vessels in the brain. If the blood vessels of the brain is interrupted, the risk of impaired cognitive brain function increases. Impaired cognition in the elderly, particularly dementia may arise because of depression. The relationship of depression and dementia in the elderly with hypertension are complex. Elderly people with hypertension may be suffering from dementia without depression. Aim To determine the relationship between depression and dementia in the elderly with hypertension (hypertension + depression and hypertension without depression). Methods Observational study with cross-sectional design of the study, during the month of May-June 2014 in Rumah Sakit Tentara, Semarang. Depression was assessed with the geriatric depression scale (GDS), and dementia assessed with the Mini Mental StateExamination score (MMSE). Result The study was conducted on 50 elderly patients with hypertension. Elderly with depression was 28 % from total population and elderly suffering from dementia was 12% from total population. There is no difference in cognitive impairment (dementia) in elderly with hypertension among the group with depression and the group without depression ( p = 0,331 ). Correlation between depression and dementia in elderly with hypertension was very weak and not significant (r=0.033, p=0.205) and the prevalence ratio was PR = 2,571( 95% CI = ). Conclusion The presence of depression in the elderly with hypertension as a couse of dementia ( pseudodementia ) was not significant. Keywords Depression, Dementia, Elderly, Hypertension Primer, MMSE, GDS.. * Undergraduate student of Faculty of Medicine Diponegoro University ** Section Head of Geriatrics Faculty of Medicine Diponegoro University / Dr. Kariadi Hospital Semarang
5 PENDAHULUAN Stuktur kependudukan secara global, Indonesia termasuk berstruktur tua. Hal tersebut terjadi sejak tahun Data UN, World Populaion Prospects : the 2010 revision, penduduk usia lanjut baik dunia, asia dan indonesia diprediksikan lebih besar dari jumlah penduduk < 15 tahun. 1 Penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Data penyakit tidak menular berdasarkan laporan rumah sakit melalui Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010 (rumah sakit yang mengirim laporan untuk rawat jalan (RL2B) adalah 41,05% dari total jumlah RS yang teregistrasi dalam SIRS), 10 peringkat terbesar penyakit penyebab rawat jalan dari seluruh penyakit rawat jalan pada kelompok usia tahun dan 65+ tahun yang paling tingggi adalah hipertensi esensial. 1 Hipertensi mempengaruhi seluruh sistem aliran darah termasuk pembuluh darah yang menuju otak. Jika pembuluh darah otak ini terganggu risiko terjadinya gangguan fungsi otak meningkat. Bahkan terdapat penelitian penyakit kardiovaskuler, termasuk hipertensi meningkatkan resiko demensia, dan menyarankan bahwa terapi hipertensi yang terkontrol dapat mengurangi risiko demensia di kemudian hari. 2,3 Penelitain lain menunjukan dimana keadaan tekanan darah sistol di bawah 140 mmhg dan diastol dibawah 45 mmhg juga meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer. 4 Gangguan kognisi pada usia lanjut sendiri, khususnya demensia dapat muncul karena depresi. Gangguan kognisi karena depresi tersebut sering disebut pseudodemensia. Di antara orang tua dengan depresi, sekitar stengahnya menunjukan penurunan yang signifikan pada tes kognisi, khususnya perhatian, kecepatan psikomotor dan fungsi eksekusi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui frekuensi lanjut usia dengan hipertensi yang mengalami depresi, mengetahui frekuensi lanjut usia dengan hipertensi yang mengalami demensia, serta menganalisa hubungan antara depresi dan demensia pada lanjut usia dengan hipertensi ( hipertensi + depresi dan hipertensi tanpa depresi ).
6 METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross-sectional yang dilakukan di poli rawat penyakit dalam Rumah Sakit Tentara Semarang. Penelitian ini menggunakan sampel 50 lanjut usia yang telah didiagnosis hipertensi dan sedang menjalani terapi. Semua lanjut usia harus dalam keadaan sadar. Hipertensi yang diambil adalah hipertensi primer. Sampel yang memenuhi kriteria delirium tidak diikut sertakan dalampenelitian ini. Penelitian ini menggunakan kuesioner Skala Depresi Geriatri ( SDG ) untuk menilai adanya depresi dan Mini Mental State Examination ( MMSE ) untuk menilai adanya demensia. Teknik pengisian kuesioner yaitu dengan wawancara kepada responden secara langsung dan atau di bantu oleh orang yang menemani berobat. Sebelum dilakukan wawancara, terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian, kemudian menandatangani informed consent apabila setuju. Depresi atau distres psikologis menyeluruh merupakan kondisi pasien yang tertekan. Untuk mengetahui pasien tersebut depresi salah satunya dengan menggunakan kuesioner Skala Depresi Geriatri ( SDG ). Skor SDG dikategorikan sebagai berikut : total nilai: 0-9 = normal; = depresi. 5 Fungsi kognitif merupakan proses berpikir dan mengamati. Pada demensia fungsi ini mengalami penurunan. Untuk menilai status fungsi kognitif seseorang salah satunya dengan menggunakan kuesioner Mini Mental Examination ( MMSE ). Skor MMSE dapat dikatergorikan menjadi baik / normal : 25 30, gangguan kognitif : Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan software komputer. Semua data yang diperoleh prtama kali akan dilakukan analisis univariat dan disajikan secara deskriptif. Selanjutnya, hipotesis khusus akan dilakukan uji hubungan. Hubungan antara kedua variabel dilakukan uji korelatif yang sesuai dengan skala variabel dan juga diuji menggunakan uji komparatif chisquare dengan tabel 2 x 2 jika tidak memenuhi syarat dilakukan uji statistik fisher s exact.
7 HASIL PENELITIAN Responden sebagian besar tidak mengalami depresi ( 72 % ). Depresi yang ditemukan pada lanjut usia hipertensi sangat sedikit ( 28 % ). Lima puluh responden hampir semuanya tidak menderita demensia ( gangguan kognitif ) pada saat itu ( 88 % ). Demensia atau gangguan kognitif yang ditemukan pada lanjut usia hipertensi sangat sedikit ( 12 % ). Hal tersebut pada tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Umum Lanjut Usia Hipertensi Karakteristik N ( % ) Jenis Kelamin - Laki - laki - Perempuan Usia > 70 Lanjut Usia Hipertensi dengan - Depresi - Tanpa depresi Lanjut Usia Hipertensi dengan - Demensia - Tanpa demensia 14 ( 28 % ) 36 ( 72 % ) 29( 56,9 % ) 21 ( 41,2 % ) 14 ( 28 % ) 36 ( 72 % ) 6 ( 12 % ) 44 ( 88 % ) Total 50 Hubungan antara variabel status kognitif dan depresi pada lanjut usia dengan hipertensi primer dianalisis dengan uji komparatif serta korelatif. Analisis data didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna mengenai timbulnya demensia pada kelompok hipertensi + depresi dan hipertensi tanpa depresi dengan nilai p = 0,331. Hubungan korelasi antara depresi dan demensia pada lanjut usia hipertensi memiliki kekuatan korelasi sangat lemah r = 0,033, dan memiliki korelasi yang tidak bermakna p = 0,205. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
8 Tabel 2. Hubungan lanjut usia hipertensi yang mengalami depersi dengan kejadian demensia ( pseudodemensia ). Lanjut Usia Status Kognitf Gangguan Kognitif Normal Jumlah Hipertensi + Depresi Hipertensi Tanpa Depresi Jumlah RP = 2,571, 95 % IK = 0,527-17,087 Jika dihitung rasio prevalensi didapatkan RP = 2,571 ( > 1 ) dengan interval kepercayaan 95 % antara 0,527 17,087. Hal tersebut menunjukan adanya depresi tidak bermakna sebagai hal yang mempengaruhi untuk timbulnya demensia atau dalam hal ini terjadinya pseudodemensia. PEMBAHASAN Karakteristik reponden menurut jenis kelamin menunujukan bahwa jumlah lanjut usia hipertensi lebih banyak perempuan di bandingkan lanjut usia laki laki dari seluruh lanjut usia yang yang menderita hipertensi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh proporsi jumlah lanjut usia perempuan yang lebih banyak dibanding jumlah lanjut usia laki laki sesuai dengan data yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik RI tahun Data susenas 2012 menunjukan presentase lanjut usia laki laki 6,9 % dan wanita 8,2 % dari seluruh warga negara Indonesia. 1, 7, 8 Prevalensi depresi pada lanjut usia hipertensi pada penelitian sebelumnya menenjukan jumlah yang sangat sedikit. Salah satu penelitian di Belanda menyatakan prevalensi depresi pada lanjut usia hipertensi adalah 5 %. 9 Hal tersebut sama seperti yang peneliti temukan. Lima puluh sampel dari lanjut usia hipertensi sedikit yang mengalami depresi ( 28 % ). Penelitian di Inggris menunjukan demensia yang terjadi pada lanjut usia hipertensi yang menjalani terapi sangat banyak ditemukan ( 73 % ). Sampel lanjut usia di inggris tersebut setidaknya menerima salah satu terapi hipertensi. 10
9 Penelitian lain di Perancis menunjukan sedikit lanjut usia yang mengalami demensia pada lanjut usia hipertensi yang menjalani terapi dibandingkan dengan yang tidak menerima terapi ( 38 % ). 11 Pada penelitian yang saya lakukan menunjukan jumlah demensia pada lanjut usia hipertensi sangat sedikit dari pada penelitian di Inggris ( 12 % ). Hal tersebut sama seperti yang ditemukan di Perancis bahkan jauh lebih sedikit. Hubungan depresi dan demensia sendiri hingga saat ini banyak penelitian yang saling tumpang tindih. Depresi dianggap berpengaruh dalam timbulnya demensia. Beberapa mengganggap demensia dapat timbul karena depresi dan muncul hanya sesaat yang sering disebut sebagai sindroma demensia dari depresi atau pseudodemensia. 12,13 Beberapa penelitian baru memasukan depresi sebagai gejala psikologis ( behavioural and psychological symtoms ) yang merupakan hal yang umum muncul pada demensia. 14,15 Depresi juga dianggap sebagai gejala prodromal dari penyakit demensia alzheimer. 14,16 Data yang peneliti peroleh adanya depresi pada lanjut usia hipertensi tersebut tidak bermakna sebagai sebab timbulnya demensia. Terdapat kemungkinan depresi awal yang terdeteksi oleh skrining skala depresi geriatri tersebut belum tentu akan menimbulkan demensia ( pseudodemensia ). Sebagian besar lanjut usia depresi yang peneliti temukan masih kooperatif, bisa diajak wawancara, dan dapat menjawab pertanyaan dari kuesioner MMSE. Beberapa hal yang mungkin berpengaruh dalam timbulnya demensia dalam penelitian ini tidak diperhitungkan, misalnya : aktivitas fisik, diabetes melitus, gangguan profil lipid ( kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL ), serta beberapa gangguan jantung pembuluh darah lain. Berbagai hal tersebut tidak diekslusi dengan alasan sampel nantinya akan terlalu spesifik dan akan susah mendapatkan sampel jika terlalu banyak diekslusi. Berbagai hal tersebut tidak diperhitungkan dalam beberapa pengolahan data, dan mungkin mempengaruhi hasil yang ada.
10 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Lanjut usia hipertensi sedikit yang menderita depresi ( 28 % ). 2. Lanjut usia hipertensi sedikit yang menderita demensia ( 12 % ). 3. Adanya depresi pada lanjut usia hipertensi tidak bermakna sebagai penyebab demensia ( pseudodemensia ). Saran dalam penelitian ini adalah : 1. Sampel yang dipakai hendaknya bervariasi melibatkan beberpa tipe rumah sakit. 2. Penelitian depresi dan demensia hendaknya terus dikembangkan mengingat berbagai pengertian tentang pseudodemensia mulai berganti dan hubungan keduanya masih terus dipertanyakan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Bambang Joni Karjono, Sp.PD K- Ger, Prof.Dr.dr Suprihati, M.Sc. Sp. THT KL ( K ), dr. Bantar Suntoko Sp.PD K R, dan pihak Rumah Sakit Tentara Semarang, serta seluruh lanjut usia yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini dan memberi masukan dalam penulisan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Kementrian Kesehatan RI, 2013 : 2-5, 9, Duron E, Hanon O. Vascular risk factors, cognitve decline, and dementia : Review. Paris, France : Dove Press Jaurnal, 2008;4(2): Ligthart SA, van Charante EPM, van Gool WA, Richard E. Treatment of cardiovascular risk factors to prevent cognitive decline and dementia: a systematic review. Netherlands : Dove Press Journal, 2010; 6 : Petitti DB, Crooks VC, Buckwalter JG, Chiu V. Blood pressure levels before dementia. Arch Neurol. 2005;62(1):
11 5. Yesavage, J.A., Brink, T.L., Rose, T.L., Lum, O., Huang, V., Adey, M., Leirer, V.O. Development and Validation of a Geriatric Depression Screening Scale: A Preliminary Report. Journal of Psychiatric Research 1983; 17: Rabadi MH, Rabadi FM, Edelstein L, Peterson M. Cognitively Impaired Stroke Patients Do Benefit From Admission to an Acute Rehabilitation Unit. Arch Phys Med Rhabil, 2008; 89 : Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil Penduduk Lanjut Usia Jakarta, 2010 : U.S. Census Bureau, International Data Base. Mid-year Population by Older Age Groups and Sex - Custom Region Indonesia United Stade Results%20&T=2&A=separate&RT=0&Y=2010&R=123&C=ID. [ diakses 3 juli 2014] 9. Ringoir L, Pedersen S. S, Widdershoven J. W. M. G, Pop V. J. M. Prevalence of Psychological Distress in Elderly Hypertension Patients in Primary Care. Neth Heart J 2014; 22: Welsh J. T, Gladman J. R, Gordon A. L. The Treatment of Hypertension in People with Dementia : a systematic review of observational studies. BMC Geriatric 2014, 14 : Duron E, Hanon O. Hypertension, Cognitive Decline and Dementia. Review Archives of Cardiovascular Diseases 2008; 101 ( 3 ) : U.S Department of Health and Human Service. Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, editor : National Institutes of Health, Arie T. Pseudodementia. British Medical Journal 1983; 286(6374): Feldman HH, Jacova C, Robillard A, et al. Diagnosis and Treatment of Dementia. Review CMAJ 2008; 178 ( 7 ) : Linde RVD, Stephan BCM, Matthews FE, et al. Behavioural and Psychological Symtoms in The Older Population without Dementia
12 Relationship with Socio-Demographics, Health and Cognition. BMC Geriatric 2010; 10 : Fernandes M, Gobartt AL, Balana M. Behavioural Symtoms in Patient with Alzheimer s Disease and Their Association with Cognitive Impairment. BMC Neurology 2010; 10 : 87.
Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia. dengan Hipertensi Primer LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Hipertensi Primer LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran
Lebih terperinciHubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 Kedokteran
Lebih terperinciHubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup
1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tidak dapat mempergunakan insulin secara baik.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang lemah atau mengalami kemunduran dalam aspek fisik dan mental yang di sebabkan
Lebih terperinciGAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Lebih terperinciA.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2
HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DENGAN HIPERTENSI SISTOLIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK ENDOKRIN RUMAH SAKIT UMUM SANGLAH PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat
i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan Faktor Risiko Stroke Non Hemoragik Dengan Fungsi
Lebih terperinciHUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut. Kementrian Kesehatan RI, 2013 : 2-5, 9, 12.
DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Kementrian Kesehatan RI, 2013 : 2-5, 9, 12. 2. Duron
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciPERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL
PERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien, keluarga, maupun tenaga kesehatan yang merawat, karena tidak menonjol
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan utama di dunia karena menjadi penyebab kematian ketiga di dunia dan menjadi penyebab pertama kecacatan. 1-3 Kemajuan teknologi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke bukan lagi penyakit yang asing bagi masyarakat luas belakangan ini. Sudah banyak orang yang mengalaminya, mulai dari usia produktif sampai usia tua dan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia. Menurut laporan pada Global Burden of Disease (2014), PJK merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi dapat dibagi menjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan
Lebih terperinciAbstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Arya Widyatama 1, Imam Rusdi 2, Abdul Gofir 2 1 Student of Medical Doctor, Faculty of Medicine,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015
ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015 Veronica Shinta Setiadi, 2016. Pembimbing I : Budi Widyarto L., dr., MH Pembimbing II :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016
HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016 Iis Sri Nurasyifa 1) Siti Novianti dan Nur lina 2) Mahasiswi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit tidak menular (Non Comunicable Disease) terdiri dari penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes, penyakit ini bertanggung jawab
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Fitri Maulidia 1 ; Yugo Susanto 2 ; Roseyana
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN FIBRILASI ATRIUM TERHADAP PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Strata-1 Kedokteran Umum ROFAT ASKORO BIMANDOKO
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HUBUNGAN ANTARA GLAUKOMA DENGAN DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Karla Kalua G0011124 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar, meningkat dari sekitar 6.5 milyar di tahun 2006. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diikuti dengan
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN CAREGIVER TERHADAP FAKTOR RISIKO, PENCEGAHAN, DAN KOMPLIKASI JATUH PADA LANSIA YANG DI OPNAME DI RUMAH SAKIT IMMANUEL
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN CAREGIVER TERHADAP FAKTOR RISIKO, PENCEGAHAN, DAN KOMPLIKASI JATUH PADA LANSIA YANG DI OPNAME DI RUMAH SAKIT IMMANUEL Daniel 1310125 Pembimbing 1: Vera, dr., Sp.PD., K-Ger Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.
BAB IV METODE PENILITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Klinik VCT RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Juni2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja
Lebih terperinciGAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG Tria Coresa 1, Dwi Ngestiningsih 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lebih terperinciINTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3
INTISARI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI CUKA KABUPATEN TANAH LAUT M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd.,
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER
PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB. HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN Raymond Sebastian Tengguno, 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan segala aspek seperti perekonomian, teknologi dan kesehatan memberikan dampak pada usia harapan hidup yang makin meningkat. Peningkatan jumlah
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Prevalensi DM meningkat
Lebih terperinciPOLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk yang cukup besar. Di samping populasi yang terus meningkat, Indonesia juga mengalami peningkatan angka
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi
51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipertensi, yang memberikan kontribusi 7.1 juta kematian per tahun. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pola gaya hidup masa kini yang semakin berkembang telah menyebabkan meningkatnya angka kejadian hipertensi pada banyak orang. Diperkirakan sekitar 20% populasi orang
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI
PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang
Lebih terperinciTHE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013
THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013 Ercho, NC, Berawi K, Susantiningsih T Medical Faculty of Lampung University Abstract Obesity
Lebih terperinciHIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J
PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DAN TANPAA HIPERTENSI DI RSUD MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Kedokteran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lemak adalah substansi yang tidak larut dalam air dan secara kimia mengandung satu atau lebih asam lemak. Tubuh manusia menggunakan lemak sebagai sumber energi, pelarut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang: Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan serta meningkatnya sosial ekonomi dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan menyebabkan
Lebih terperinciPENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI
PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI OLEH Karina Nathania Gunawan NRP: 1523014027 2017 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciPREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciHUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran GITA PUSPANINGRUM G0013103
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciNI PUTU AYU UTARI LAKSMI G
PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DAN LANSIA TANPA PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DI PANTI WERDHA TRESNA WANA SERAYA KESIMAN DENPASAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibrilasi atrium (FA) telah menjadi masalah kesehatan utama pada skala global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok penduduk lanjut usia, terutama
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN
HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN Fazidah A. Siregar, Achsan Harahap, dan Rasmaliah Departemen Epidemiologi
Lebih terperinciAKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.
PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE 10 APRIL 30 MEI 2015 Halisah 1, Riza Alfian
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA
ABSTRAK PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA Hanny Rusli Indrowiyono,2010, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno,dr.,Drs,AIF Hipertensi merupakan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyebab kematian ketiga didunia, dengan angka mortalitas tertinggi di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah. Dari data WHO,
Lebih terperinciCIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Lebih terperinciHUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran BAGUS DWI PRASETYO
Lebih terperinciPENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha Staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup 1. Tempat : Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan GunungPati 2. Waktu : Oktober 2012 Desember 2012 3. Disiplin ilmu : Ilmu Kedokteran Jiwa B. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA <200 mg/dl DAN ANTARA mg/dl
PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL () INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperincisebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek
BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER
ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012
HUBUNGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN INFORMED CONCENT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI - JUNI 2012) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciKORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciPREVALENSI SUSPEK DEMENSIA PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BANJARANGKAN II TAHUN Pinky Pradika Shandy 1 ABSTRAK
PREVALENSI SUSPEK DEMENSIA PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BANJARANGKAN II TAHUN 2015 Pinky Pradika Shandy 1 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang didapat secara formal dan normal. Gangguan satu atau lebih dari fungsi tersebut akan menyebabkan gangguan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains.
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mencangkup keilmuan Biokimia, Geriatri, Neurosains. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksakan di Unit Rehabilitasi Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinci