BAB I PENDAHULUAN. Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang
|
|
- Fanny Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Fungsi kognitif merupakan hasil interaksi dengan lingkungan yang didapat secara formal dan normal. Gangguan satu atau lebih dari fungsi tersebut akan menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas harian seseorang.(hesti,2008) Pada abad 21 diduga penduduk usia lanjut diseluruh dunia akan meningkat (tahun 2000 mencapai 426 juta atau sama dengan 6,8% total populasi). Jumlah ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2005 mencapai 829 juta (9,7% total populasi). Untuk Asia Tenggara, proporsi penduduk usia di atas 60 tahun akan mengalami peningkatan dari 5% di tahun 1950 menjadi 11,5% di tahun Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 meningkat menjadi 8,2% dari 7,6% total populasi penduduk. Dan jumlah ini akan terus meningkat dan diprediksikan tahun 2020 mencapai 11,4%. Dengan meningkatnya populasi usia lanjut, hal ini berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan, penurunan kemampuan kognitif dan ketidakberdayaan serta ketergantungan. Gangguan kognitif ringan merupakan gejala patologis dan tanda awal bagi demensia maupun Alzheimer pada usia lanjut. Pada penelitian Marhamah di kota Depok yang dilaksanakan bulan November 22
2 Maret 2005, didapati 4.0% usia lanjut yang berumur 60 tahun dijumpai bermasalah dengan kemampuan kognitif. (Marhamah,2007) Sepuluh persen dari orang tua yang berumur 65 tahun dan 50% dari mereka yang lebih tua dari 85 tahun memiliki kerusakan kognitif, mulai dari ringan sampai demensia berat. (Paul, 2010) Gangguan fungsi kognitif merupakan masalah kesehatan yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap kecacatan, morbiditas dan kematian. Faktor pembuluh darah dapat berhubungan dengan perkembangan fungsi kognitif dan dementia.(sugawara dkk,2010) Pengukuran Ankle Brachial Pressure Index adalah merupakan test non invasive untuk menentukan peripheral arterial disease. Ankle Brachial Pressure Index sering dianggap untuk menentukan blocked arteries dan arterial stiffness, dengan menggunakan pengukuran yang bersifat non invasive. Ankle Brachial Pressure Index merupakan hasil dari perbandingan antara sistolik pergelangan kaki dengan sistolik brakial dan digunakan untuk menilai keparahan daripada oklusi arteri pada tungkai. Penurunan daripada ABI menunjukkan adanya peripheral arterial disease yang disebabkan oleh atherosclerosis. Dalam sebuah studi berbasis komunitas besar di Amerika Serikat, didapati ABI yang rendah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif selama 7 tahun penelitian dan studi kohort lainnya termasuk Edinburgh Artery Study dan Honolulu Asia Aging Study menunjukkan bahwa ABI yang rendah memiliki nilai prediktif untuk 23
3 resiko gangguan fungsi kognitif di masa depan dan meningkatkan resiko demensia. (Sugawara dkk, 2010; Laurin, 2007; Migliacci, 2008) Ankle Brachial Pressure Index, merupakan marker untuk atherosclerosis yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut.(johnson, 2010) Pada penelitian lain menunjukkan bahwa ABI yang rendah merupakan prediktor awal untuk penurunan fungsi kognitif.(raffnsson, 2009) Pada studi dari Heart Outcomes Prevention Evaluation Study (HOPE) menunjukkan bahwa ABI merupakan prediktor yang kuat untuk kejadian kardiovaskular dan untuk semua kasus mortalitas walaupun diukur secara sederhana dengan palpasi daripada arteri di tungkai.(migliacci, 2008) Ankle BrachiaI Pressure Index mempunyai peranan sebagai marker untuk atherosclerosis, dan hubungannya dengan cardiovascular disease (CVD). Pengukuran ABI telah direkomendasikan sebagai bagian untuk menentukan resiko dan sebagai primary prevention dari CVD pada individu asimptomatis. Ada konsensus yang menyatakan bahwa abnormal ABI dengan asimptomatis individu dikategorisasikan ke dalam kategori resiko tinggi terhadap CVD untuk kedepannya.(khan, 2008) Peripheral Arterial Disease merupakan bentuk umum dari peripheral vascular disease (PVD), sebagai hasil dari atherosclerosis pada arteri arteri yang mensuplai ekstremitas bawah (seperti abdominal aorta, iliac, femoral, popliteal, tibial). Dimana PAD mempengaruhi orang dewasa 24
4 16% diatas usia 55 tahun, termasuk didalamnya 10% asymptomatic PAD (stage I), 5% claudicatio intermittent (stage II), 1 % chronic leg ischemia (stages III IV). Peripheral Arterial Disease berhubungan dengan komorbid atherosclerosis pada arteri koroner dan arteri carotid. Peripheral Arterial Disease (PAD) dianggap sebagai faktor resiko yang signifikan untuk stroke. Atherosclerosis dan banyak faktor resikonya seperti hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, merokok telah diketahui mempunyai efek yang merusak fungsi kognitif dan ada kemungkinan bahwa penurunan fungsi kognitif bersamaan dengan penyakit ini.(waldstein dkk,2003;tapiheru, 2008) Peripheral arterial disease pada ekstremitas bawah merupakan penyakit umum yang mempengaruhi 12 juta masyarakat Amerika serikat. Atherosclerosis merupakan penyebab utama pada peripheral arterial disease pada anggota gerak bawah.(khan, 2008) Diketahui bahwa atherosclerosis pada tungkai bawah menunjukkan manifestasi yang utama terhadap patologi sama dengan sistem arteri lainnya. Dan sejumlah studi menyatakan bahwa hubungan antara ABI dengan fungsi kognitif dijumpai. Adanya ABI yang rendah mempunyai korelasi dengan cardiovascular disease dan mortalitas. (Sugawara dkk, 2010; Laurin, 2007) Pada US community based study, dinyatakan bahwa ABI yang rendah berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif selama 7 tahun follow up. Studi kohort lainnya termasuk Edinburgh artery study dan 25
5 Honolulu Asia Aging study, menunjukkan bahwa nilai ABI yang rendah merupakan nilai prediktif bagi faktor resiko terhadap gangguan fungsi kognitif dan meningkatnya resiko dari dementia. (Sugawara dkk, 2010) Pada population based Rotterdam study, Breteler et al(cit, Waldstein,dkk,2003) menemukan bahwa individu individu dengan ABI <0,90 (diagnostic sebagai PVD) menunjukkan kinerja yang menurun pada MMSE jika dibandingkan dengan pasien yang mempunyai nilai ABI yang lebih besar. Adanya PVD, sebagaimana dinilai oleh ABI, juga telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif pada MMSE dan test perceptuo motor speed selama periode tiga sampai tujuh tahun, khususnya diantara individu individu yang memiliki allele 4 apo E. Pada studi Honolulu Asia Aging study, PAD merupakan penyakit umum pada populasi tua. Peripheral arterial disease merupakan akumulasi dari atherosclerosis pada tungkai bawah yang mempengaruhi sampai 30 % dari North Americans dan Eropa dengan umur > 55 tahun, dan setengahnya merupakan asimptomatis.(laurin, 2007) Pada suatu studi epidemiologi dilakukan pengujian terhadap fungsi kognitif dan peripheral arterial disease pada populasi umum. Dengan analisis cross sectional, dimana peripheral arterial disease (PAD) mempunyai hubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan pengukuran dengan Mini Mental State Examination. Dua penelitian melaporkan dimana subjek yang diperiksa dengan nilai ABI yang rendah dan apolipoprotein (Apo) E ε4 allele memiliki penurunan fungsi kognitif yang 26
6 besar. ApoE ε4 allele telah dilaporkan adanya perubahan hubungan dari faktor resiko penyakit serebrovaskular lainnya terhadap fungsi kognitif dan Alzheimer disease. Tidak diketahui dengan pasti peripheral artery disease (PAD) berhubungan secara klinis dengan dementia. Faktor resiko pembuluh darah, termasuk atherogenic dan stroke related damage, diketahui mempunyai peranan dalam vascular dementia, tetapi bukan merupakan bukti yang signifikan terlibat dalam Alzheimer disease. Oleh karena itu, hipotesis daripada studi ini menyatakan bahwa ABI berhubungan dengan dementia,vascular dementia dan Alzheimer disease. (Laurin 2007;Elwood 2002). Pada population based Rotterdam study, menemukan bahwa individu individu dengan ABI <0,90 (diagnostic sebagai PVD) menunjukkan hubungan signifikan pada MMSE yang rendah jika dibandingkan dengan pasien yang mempunyai nilai ABI yang lebih besar. Adanya PVD, sebagaimana dinilai oleh ABI, juga telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif pada MMSE dan test perceptuo motor speed selama periode 3 sampai 7 tahun, khususnya diantara individu individu yang memiliki allele 4 apo E.(Waldstein 2003) Atherosclerosis stenosis terjadi pada ekstremitas bawah, tekanan berkurang pada arteri di tungkai, hal ini menimbulkan nilai ABI yang rendah. Ankle brachial pressure index dengan nilai <0.90 dianggap patologis, yang menunjukkan adanya PAD. Dibandingkan dengan angiography, sensitivity dari nilai ABI yang rendah pada tungkai dengan 27
7 arteri stenosis 50% adalah sekitar 90% dan spesifisitas adalah sekitar 98%. Pada large scale epidemiological studies, menunjukkan adanya hubungan antara nilai ABI yang rendah dengan yang meningkatkan resiko coronary death, cerebrovascular death. Pada systematic review yang terbaru, spesifisitas dari nilai ABI yang rendah dapat menjadi prediksi untuk cardiovascular outcomes di masa depan meningkat (88% cardiovascular mortality). (Letz 2007) Mini Mental State Examination (MMSE) terdiri atas 5 kemampuan kognitif yang terdiri atas orientasi (skor maksimum 5), registrasi (skor maksimum 3), Atensi dan kalkulasi (skor maksimum 5),mengingat kembali / Recall (skor maksimum 3), kemampuan bahasa (skor maksimum 9). total keseluruhan skor MMSE maksimal 30, dan bila skor MMSE<24 menandakan adanya masalah dengan kemampuan kognitif. (Marhamah,2007). Pada penelitian Kochhann 2009, distribusi pendidikan terhadap MMSE dikategorikan dengan grup yang dibagi atas 0-5 tahun pendidikan disebut pendidikan rendah, pendidikan sedang adalah 6 11 tahun dan pendidikan tinggi adalah bila> 12 tahun. Dengan median MMSE score : 29 (>9 tahun pendidikan), 26 ( 5 8 tahun pendidikan), 22 (0 4 tahun pendidikan). 28
8 I.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang penelitian penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan Ankle Brachial pressure Index dengan gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut. I.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Ankle Brachial pressure Index dengan gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut Tujuan Khusus Untuk mengetahui hubungan nilai ankle brachial pressure index dengan fungsi kognitif usia lanjut Untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian Untuk mengetahui distribusi subjek penelitian berdasarkan fungsi kognitif Untuk mengetahui distribusi subjek penelitian berdasarkan nilai Ankle brachial pressure index Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan fungsi kognitif Untuk mengetahui hubungan diabetes melitus dengan fungsi kognitif 29
9 Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif Untuk mengetahui hubungan merokok dengan fungsi kognitif I.4. HIPOTESIS Ada hubungan nilai Ankle Brachial Pressure Index (ABI) dengan gangguan fungsi kognitif usia lanjut. I.5. MANFAAT PENELITIAN Dengan mengetahui hubungan antara ankle brachial pressure index dengan fungsi kognitif pada usia lanjut, maka penelitian ini: 1. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk membuat rencana pencegahan bagi pasien usia lanjut yang belum mengalami gangguan fungsi kognitif, sehingga diharapkan dapat memperlambat atau mengurangi kejadian gangguan fungsi kognitif pada usia lanjut. 2. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara ankle brachial pressure index dengan gangguan fungsi kognitif. 30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) memperkirakan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada arteri yang mendarahi lengan atau kaki. Arteri dalam kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini terdapat setidaknya 1,3 milyar perokok di seluruh dunia. Jumlah ini mencakup hampir sepertiga jumlah populasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup
1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tidak dapat mempergunakan insulin secara baik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun pagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menyebabkan gangguan neurologis berdasar berat ringannya gangguan pembuluh darah. Pada stroke, gejala utama yang timbul adalah defisit neurologis mendadak, didahului
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke bukan lagi penyakit yang asing bagi masyarakat luas belakangan ini. Sudah banyak orang yang mengalaminya, mulai dari usia produktif sampai usia tua dan mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi kognitif merupakan aktifitas mental secara sadar seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.FUNGSI KOGNITIF Fungsi kognitif merupakan aktifitas mental secara sadar seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan bahasa. Berdasarkan Kolegium Neurologi Indonesia,2008,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronik yang terjadi pada arteri akibat adanya disfungsi endotel. Proses ini ditandai oleh adanya timbunan plak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO (2012) penderita DM dunia di tahun 2000 berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang sampai saat ini masih memberikan masalah berupa luka yang sulit sembuh dan risiko amputasi yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (DM) merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease (penyakit tidak menular) yang mempunyai prevalensi
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung
ABSTRAK Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung Ananda D. Putri, 2010 ; Pembimbing I : H. Edwin S., dr, Sp.PD-KKV FINASIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibrilasi atrium (FA) telah menjadi masalah kesehatan utama pada skala global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok penduduk lanjut usia, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
Lebih terperinciHUBUNGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEKS DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.39, No.2, Agustus 2016, hal.58-64 HUBUNGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEKS DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA Lydia Susanti 1, Yuliarni Syafrita 1 Artikel Penelitian Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang kependudukan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan stroke, dimana didapatkan data 6 juta orang meninggal dunia, dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan angka kejadian penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia terjadi akibat pertambahan usia yang progresif
20 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Peningkatan angka kejadian penyakit kronik degeneratif yang berhubungan dengan usia terjadi akibat pertambahan usia yang progresif pada penduduk dunia. Diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup seseorang. Tiap tahunnya terdapat 795.000 orang yang terserang
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular (communicable disease) dan penyakit tidak menular (non-communicable disease). Data tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronis yang merupakan masalah kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) memperkirakan di Asia Tenggara ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi obesitas telah meningkat secara dramatis di Amerika Serikat,
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Prevalensi obesitas telah meningkat secara dramatis di Amerika Serikat, dan juga di berbagai negara di dunia (Mokdad,dkk, 2000; WHO 2000).Telah diketahui bahwa obesitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian terbanyak di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka morbiditas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak secara gradual yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah gangguan vaskular yang disebabkan oleh proses aterosklerosis atau tromboemboli yang mengganggu struktur maupun fungsi aorta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30% dari seluruh kematian
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit tidak menular (Non Comunicable Disease) terdiri dari penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes, penyakit ini bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit serebrovaskuler yang paling sering terjadi sekarang ini adalah stroke. Stroke dapat didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan segala aspek seperti perekonomian, teknologi dan kesehatan memberikan dampak pada usia harapan hidup yang makin meningkat. Peningkatan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Sekitar 10% orang tua yang berusia lebih dari 65 tahun dan 50% pada usia yang lebih dari 85 tahun akan mengalami gangguan kognitif, dimana akan dijumpai gangguan yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patologis karena hilangnya sebagian besar nefron fungsional yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/ kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...
DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Lembar Persetujuan... ii Penetapan Panitia Penguji... iii Kata Pengantar... iv Pernyataan Keaslian Penelitian... v Abstrak... vi Abstract...... vii Ringkasan.... viii Summary...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apolipoprotein atau apoprotein dikenal sebagai gugus protein pada lipoprotein. 1 Fungsi apolipoprotein ini adalah mentransport lemak ke dalam darah. Karena lemak tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena terdapat gangguan aliran darah ke otak, sehingga mengakibatkan munculnya gejala defisi neurologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembunuh kedua dari daftar penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik adalah stroke. Stroke telah bertanggung jawab atas kematian 6.7 juta manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian pertama pada negara-negara berkembang. Di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS)
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI
PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit jantung, kanker. dan stroke menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit jantung, kanker dan stroke menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas.
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Diantara begitu banyak persoalan kesehatan, masalah stroke menjadi masalah penting bukan hanya di Indonesia melainkan juga di hampir banyak negara. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di negara yang sedang berkembang diprediksikan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin
Lebih terperinciFORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE)
97 LAMPIRAN 2. FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE) Nama Pasien : Dokter : Tanggal Pemeriksaan : Fisioterapi : Variable Score Normal Orientasi Sekarang Tahun berapa? 1 Musim apa? 1 Tanggal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang: Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan serta meningkatnya sosial ekonomi dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker, demikian juga diberbagai negara di dunia
Lebih terperinciKORELASI ANTARA NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LANJUT USIA ARTIKEL ILMIAH
KORELASI ANTARA NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN STATUS KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LANJUT USIA CORRELATION BETWEEN ANKLE BRACHIAL INDEX SCORE WITH COGNITIVE STATE IN THE ELDERLY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi yang sejalan dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke sebagai penyebab kematian ketiga masih merupakan masalah kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1 dari 15 orang yang meninggal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN STATUS PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TERKONTROL SEDANG
HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN STATUS PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAP) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 TERKONTROL SEDANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki
14 BAB.I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menghadapi beban ganda di bidang kesehatan, yaitu penyakit menular yang masih tinggi diikuti dengan mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan jenis pendekatan cross sectional study yaitu pengambilan sampel hanya dilakukan sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat pertambahan usia yang progresif pada populasi penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Dengan prevalensi 15% di negara berkembang, dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demensia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Demensia akan mengganggu kegiatan sehari-hari lansia maupun hubungan sosial lansia dengan lingkungannya,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB 3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode sekat lintang yang menilai hubungan ABI
BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ini dilakukan dengan metode sekat lintang yang menilai hubungan ABI dengan kolesterol total pada pasien SN. 3.2. Tempat dan Waktu penelitian 3.2.1. Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global. Prevalensi DM meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan
LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung saat ini telah menjadi masalah serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu sindrom neurologi dengan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PADA LANSIA PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH DENGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PADA LANSIA PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Strata 1 Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab kecacatan dan peringkat kedua penyebab kematian di dunia. 1 Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi angka morbiditas dan mortalitasnya. Dalam laporannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAD PADA DIABETISI
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN A DIABETISI Tori Rihiantoro *, Purbianto ** Kasus DM dari tahun-ketahun semakin meningkat dan menjadi penyebab dari beberapa penyakit kardiovaskuler termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami tekanan darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi dapat dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan masalah global, dimana angka morbiditas dan mortalititasnya tinggi. Prevalensi di Amerika diperkirakan 82.6 juta orang mengalami
Lebih terperinci