HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ALIH FUNGSI LAHAN DAN MOTIF EKONOMI DENGAN PERILAKU PENJUAL LAHAN PERTANIAN
|
|
- Hartanti Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ALIH FUNGSI LAHAN DAN MOTIF EKONOMI DENGAN PERILAKU PENJUAL LAHAN PERTANIAN (Studi Pada Pemilik Lahan Pertanian Di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya) Oleh Hj. TATIN SESYETI, SITI FADJARAJANI, Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarja, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya ABSTRACT This study aimed to determine the relationship between knowledge of land use change and economic motives to the behavior of agricultural land sellers. The hypothesis in this study were (1) there is a relationship between knowledge of land conversion to agricultural land seller behavior (2) there is a relationship between economic motives seller behavior of agricultural land; and (3) there is a relationship between knowledge of land use change and economic motives to the behavior of sellers of agricultural land. This research method using descriptive method with questionnaires and documentation. Analysis of the data using simple regression test and multiple regression test. The population used in this study is the seller of agricultural land in the village of Kampung Bojongkoneng Singasari Singaparna District of Tasikmalaya District, amounting to 52 people and samples in this study were 52 people with totaly sampling technique. Based on the analysis it can be concluded that (1) there is a correlation knowledge of land conversion to agricultural land seller behavior. The relationship of knowledge over the land to the sale of the correlation coefficient (r) of This implies that knowledge of land use change and economic motives will affect the behavior of sellers of agricultural land (2) there is a relationship of economic incentives to conduct agricultural land sellers. Economic motives associated fositif the seller's behavior amounted to 0,703 farms. This implies that the better the economic motive semakinm makanpenjualannya would be good also, (3) there is a correlation knowledge of land use change and economic motives to the behavior of sellers of agricultural land. The relationship of knowledge over the land and economic motives seller behavior farmland with a correlation coefficient (r) obtained at This implies that knowledge of land use change and economic motives related to the behavior of sellers of agricultural land. Advice to sellers of agricultural land in order to improve knowledge about land use change, hence the need for efforts to increase knowledge. Keywords: knowledge, economic motives, and behavior 1
2 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ALIH FUNGSI LAHAN DAN MOTIF EKONOMI DENGAN PERILAKU PENJUAL LAHAN PERTANIAN (Studi Pada Pemilik Lahan Pertanian Di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya) Oleh Hj. TATIN SESYETI, SITI FADJARAJANI, Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarja, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perubahan penggunaan lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) ada hubungan antara pengetahuan konversi lahan terhadap perilaku penjual lahan pertanian (2) ada hubungan antara motif ekonomi perilaku penjual lahan pertanian; dan (3) ada hubungan antara pengetahuan perubahan penggunaan lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji regresi sederhana dan uji regresi ganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penjual lahan pertanian di Desa Kampung Bojongkoneng Singasari Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten yang berjumlah 52 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 52 orang dengan teknik pengambilan sampel totaly. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat pengetahuan korelasi konversi lahan terhadap perilaku penjual lahan pertanian. Hubungan pengetahuan atas tanah dengan penjualan koefisien korelasi (r) dari 0,563. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang perubahan penggunaan lahan dan motif ekonomi akan mempengaruhi perilaku penjual lahan pertanian (2) ada hubungan insentif ekonomi untuk melakukan penjual lahan pertanian. Motif ekonomi terkait fositif perilaku penjual sebesar peternakan. Ini berarti bahwa semakin baik motif ekonomi semakinm makanpenjualannya akan baik juga, (3) terdapat pengetahuan korelasi perubahan penggunaan lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Hubungan pengetahuan atas tanah dan motif ekonomi penjual perilaku lahan pertanian dengan koefisien korelasi (r) yang diperoleh di 0,735. Ini berarti bahwa pengetahuan tentang perubahan penggunaan lahan dan motif ekonomi yang terkait dengan perilaku penjual lahan pertanian. Saran untuk penjual lahan pertanian dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang perubahan penggunaan lahan, maka kebutuhan untuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Kata kunci: pengetahuan, motif ekonomi, dan perilaku 2
3 A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan terhadap PDB, penyedia lapangan kerja dan penyedia pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi negara industri. Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri pertanian primer dalam kapasitas penyediaan pangan, dalam kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi dari lahan pertanian. Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian serta adanya potensi yang besar membuat sektor ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. Potensi itu misalnya pada saat ini harga komoditas pertanian seperti beras, jagung kedelai di dunia yang semakin meningkat, serta sektor pertanian yang tidak mudah terkena dampak krisis ekonomi dunia. Oleh sebab itu pembangunan pertanian perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih efisien. Terkait dengan hal bercocok tanam, sektor pertanianlah yang paling utama berperan. Namun, pertumbuhan penduduk dan dinamika pembangunan telah menggeser pemanfaatan lahan yang akhirnya menimbulkan kompleksitas permasalahan Lahan yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam (pertanian), berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi pemanfaatan. Berubahnya pemanfaatan lahan pertanian ke non pertanian dapat disebut juga sebagai alih fungsi lahan. Lahan pertanian selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan. Perubahan tersebut dikarenakan 3
4 memanfaatkan lahan untuk kepentingan hidup manusia. Kebutuhan akan lahan non pertanian cenderung terus mengalami peningkatan, seiring pertumbuhan dan perkembangan peradaban manusia, maka penguasaan dan penggunaan lahan mulai beralihfungsi. Alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali apabila tidak ditanggulangi dapat mendatangkan permasalahan yang serius, antara lain dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan (Iqbal dan Sumaryanto, 2007). Kecenderungan terus meningkatnya kebutuhan akan lahan ini menyebabkan alih fungsi lahan pertanian sulit untuk dihindari. Tingginya alih fungsi lahan di wilayah Jawa Barat, seperti di Kabupaten Tasikmalaya akan berdampak pada keberlangsungan usaha pertanian. Saat ini pembangunan perumahan memang marak terjadi, hal tersebut disebabkan lokasinya dekat dengan Kabupaten Tasikmalaya sehingga menjadi daya tarik untuk membangun sarana pemerintahan di sana. Hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan kawasan budidaya pertanian dengan tingkat kesuburan yang cukup tinggi dengan didukung irigasi teknis pada sebagian besar areal persawahan yang ada. Desa Singasari adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Singasari merupakan desa yang berdiri sejak tahun Bertani sawah dan berladang adalah dasar perekonomian sebagian besar masyarakat Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Di sawah dan diladang inilah mereka menghasilkan makanan pokok berupa padi dan palawija seperti : kedelai, kacang tanah, ubi jalar, dan jagung. Komoditi lain yang menonjol ditanam adalah sayur-sayuran seperti kol, mentimun dan lain-lain. Kegiatan bertani dan berladang sebagian besar dilakukan di atas sawah dan ladang milik sendiri. Hanya sedikit masyarakat yang menggarap sawah atau ladang milik orang lain. Sawah dan ladang yang ditanami oleh penduduk Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya merupakan lahan yang sangat subur, karena ditunjang oleh sistem pengairan yang baik yaitu dari sungai-sungai kecil yang mengalir di sepanjang Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dan sumber mata air. Dengan kesuburan tanah yang 4
5 demikian, memungkinkan petani menanam padi sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Untuk menghindari gangguan dan serangan hama, maka penduduk melakukan pola tanam bergantian antara padi dengan palawijaya dan melakukan pengolahan sawah secara intensif. Selain itu, petani juga menggunakan pupuk buatan dan obat-obatan pemberantas hama. Dalam mengolah lahan pertanian, penduduk di Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya menggunakan tenaga manusia dan tenaga ternak (sapi atau kerbau) yang dipergunakan untuk membajak sawah. Pengolahan tanah untuk penanaman padi diawali dengan menggarap areal persemaian dengan cara membolak-balik tanah lalu meratakannya menggunakan cangkul. Untuk mempercepat pengolahan tanah, masyarakat biasanya menggunakan tenaga ternak (sapi atau kerbau). Lama pengolahan tanah per hektar dengan tenaga kerbau atau sapi yang dilakukan petani berkisar antara tiga sampai lima jam. Bagian tanah yang tidak dapat dijangkau dengan bajak, dilakukan menggunakan cangkul Setelah pengolahan tanah, pekerjaan berikutnya semua ditangani langsung oleh tenaga manusia. Untuk sistem pengairan pesawahan sangat baik. Sawah-sawah yang landai bisa mendapatkan air sepanjang tahun, sebagai khas daerah ini pada kebanyakannya hampir setiap RW warga memiliki kolam penampungan air sekaligus untuk memelihara ikan baik untuk komersil maupun untuk konsumsi sendiri (Buku Monografi Desa Singasari, 2013). Alih fungsi lahan terjadi di desa Singasari Kabupaten Tasikmalaya disebabkan semakin pesatnya sektor pemerintahan ini mengakibatkan banyak pengalihan fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Banyak lahan-lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi bangunan-bangunan fisik seperti jalan, perkantoran dan lain-lain. Dengan berdiri Kabupaten Tasikmalaya sebagai kabupaten tersendiri menuntut adanya pembangunan berbagai infrastruktur sehingga permintaan lahan pertanian yang ada menjadi cukup besar. Akibatnya banyak lahan pertanian yang beralih fungsi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu terjadinya alih fungsi lahan juga mungkin dikarenakan kurangnya insentif atau perhatian sektor pertanian ini oleh pemerintah, sehingga masyarakat beralih ke sektor lainnya seperti sektor industri maupun perdagangan. Akibat dari alih fungsi 5
6 lahan adalah berkurangnya lahan pesawahan, ladang, dan kolam sekitar 30%. Sebagian besar atau 70% wilayah Desa Singasari berubah menjadi lahan pemukiman warga dan sarana umum dan perkantoran pemda Kabupaten, Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah menjadi salah satu ancaman yang serius terhadap keberlanjutan kehidupan di desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Semakin banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya disebabkan karena secara geografis Kabupaten ini terletak pada persimpangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Kabupaten Tasikmalaya juga terletak di daerah jalur Garut-Tasikmalaya yang banyak menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa, pertumbuhan industri di sepanjang jalan ini juga cukup pesat. Intensitas alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan, dan sebagian besar lahan sawah yang beralihfungsi tersebut justru yang produktivitasnya termasuk kategori tinggi atau sangat tinggi. Lahan-lahan tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis atau semi teknis dan berlokasi di kawasan pertanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan kelembagaan penunjang pengembangan produksi padi telah maju. Alih fungsi lahan ini akan mengakibatkan jumlah produksi padi yang semakin berkurang. Dari latar belakang tersebut membuat penulis tertarik dan ingin mengadakan penelitian dengan mengambil judul Hubungan Antara Pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan Perilaku penjual lahan pertanian (Studi Pada Pemilik Lahan Pertanian Di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya) B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengetahuan alih fungsi lahan Definisi pengetahuan menurut kamus Longman Dictionary of Contempolary Couse by Paul Procter all adalah sebagai berikut: Knowledge contenming to couse someone to know or to become know to (by) someone, artinya pengetahuan menyebabkan seseorang mengetahui orang lain tahu karena adanya yang memberi tahu. Jadi pada prinsipnya tahu adalah, tahu mengerjakan (know to do), tahu bagaimana (know how), dan tahu mengapa (know why). 6
7 Pengertian pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1121) merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan sesuatu. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan akan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Menurut Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Menurut Lilis Nur Fauziah (2005) menyebutkan bahwa alih fungsi lahan yang terjadi di Indonesia bukan hanya karena peraturan perundang-undangan yang tidak efektif, baik itu dari segi substansi ketentuannya yang tidak jelas dan tegas, maupun penegakannya yang tidak didukung oleh pemerintah sendiri sebagai pejabat yang berwenang memberikan izin pemfungsian suatu lahan. Tetapi juga tidak didukung oleh tidak menarik nya sektor pertanian itu sendiri. Langka dan mahalnya pupuk, alat-alat produksi lainnya, tenaga kerja pertanian yang semakin sedikit, serta diperkuat dengan harga hasil pertanian yang fluktuatif, bahkan cenderung terus menurun drastis mengakibatkan minat penduduk (atau pun sekedar mempertahankan fungsinya) terhadap sektor pertanian pun menurun. Pengetahuan alih fungsi lahan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal meliputi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural yang dibatasi pada pengetahuan fungsi lahan, pengertian alih fungsi lahan, penyebab alih fungsi lahan, dampak alih fungsi lahan, dan kebijakan alih fungsi lahan. 7
8 2. Motif Ekonomi Terry yang dikutip Moekiyat (1983: 10), menyatakan bahwa motif adalah dorongan prilaku yang timbul dalam diri individu yang mendorong ia untuk bertindak. Selanjutnya A. Malik, mengatakan bahwa motif adalah daya atau kemauan keras dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif ekonomi adalah suatu dorongan atau usaha pada masyarakat pemilik lahan pertanian untuk menciptakan situasi, kondisi serta aktivitas guna mencapai tujuan meliputi dimensi motif intrinsik dan ekstrinsik yang dibatasi pada: a. Motivasi intrinsik, antara lain: - Keinginan untuk hidup sejahtera untuk pribadi - Keinginan untuk hidup sejahtera untuk lingkungan b. Motivasi ekstrinsik, antara lain: - Ingin mendapat perhatian - Ingin mendapat pujian - Ingin mendapat penghargaan 3. Perilaku Penjual Lahan Pertanian Soekidjo Notoatmodjo (1997:118) menyatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung. Sarwono (1992: 6) mengatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan-perbuatan manusia, baik terbuka (over behavior) maupun yang tidak terbuka (cover behavior). Perilaku terbuka merupakan tingkah laku yang dapat ditangkap langsung oleh indra misalnya menyapu, mengemudi, dan lain-lain. Perilaku yang tidak terbuka adalah tingkah laku yang tidak dapat ditangkap langsung oleh indera, misalnya motivasi, sikap, minat dan emosi. Menurut Skinner (1938), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Perilaku tertutup Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas. 8
9 b. Perilaku terbuka Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dengan mudah dipelajari. Perilaku penjual lahan pertanian didefinisikan sebagai perbuatanperbuatan manusia, baik terbuka maupun tertutup untuk bertindak, beraktivitas, dan berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidup sebaik-baiknya yang meliputi tiga bentuk yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan kongkrit yang dibatasi pada kegiatan penjualan lahan pertanian. C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif korelasional, sebab penelitian ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa atau fenomenafenomena yang telah dan sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi objek penelitian masa kini. Menurut Hadari Nawawi (2007:67), bahwa metode deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subjek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis korelasional yaitu ingin menemukan ada tidaknya hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh penjual lahan pertanian di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 52 orang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pengambilan sampel dengan teknik total sampling, yaitu semua anggota populasi sasaran dijadikan sampel penelitian yaitu 52 orang siswa. Untuk memperoleh data maka peneliti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi lapangan (field observation), angket, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. 9
10 D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dengan perilaku penjual lahan pertanian Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dengan perilaku penjual lahan pertanian dilakukan uji statistik, yaitu uji t dengan kriteria uji (dua sisi). Langkah pertama adalah mencari koefesien korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara variabel-variabel. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Koefisien Korelasi Antara Variabel X 1 dan Y Model R R Square Model Summary Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Koefisien korelasi antara variable X 1 dan Y diperoleh 0,563 artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara variabel pengetahuan alih fungsi lahan (X 1 ) berpengaruh terhadap variabel perilaku penjual lahan pertanian (Y) atau korelasi yang bersifat nyata dan bersifat positif. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X 1 dan variabel Y diperoleh (0,563) 2 x 100% = 31,70 %. Nilai dari koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa 31,70% hal ini berarti variabel pengetahuan alih fungsi lahan (X1) mempengaruhi variabel perilaku penjual lahan pertanian (Y) sebesar 31,70%, sedangkan variabel sisanya 68,30% dipengaruhi variabel lain. Kemudian dilakukan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis regresi antara variabel X 1 dan variabel Y. Hasil perhitungan diperoleh seperti hasil berikut ini : 10
11 Tabel 2 Regresi Linier Antara Variabel X 1 dan Y ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Pengetahuan b. Dependent Variable: Perilaku Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Pengetahuan a. Dependent Variable: Perilaku Dari tabel ANOVA di atas dapat dikatakan bahwa variabel X 1 yaitu pengetahuan alih fungsi lahan memiliki hubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 karena probabilitas jauh di bawah 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara linear antara pengetahuan alih fungsi lahan (variabel X 1 ) dengan perilaku penjual lahan pertanian (variabel Y) Hubungan antara motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian Untuk mengetahui hubungan antara motif ekonomi dengan perilakunya lahan pertanian dilakukan uji statitistik. Dari pengolahan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3 Koefisien Korelasi Antara Variabel X 2 dan Y Model R R Square Model Summary Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Motif 11
12 Koefisien korelasi antara variable X2 dan Y diperoleh 0,703, artinya dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara variabel motif ekonomi (X 2 ) berpengaruh terhadap variabel perilaku penjual lahan pertanian (Y) atau korelasi yang bersifat nyata dan bersifat positif. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X 2 dan variabel Y diperoleh (0,703) 2 x 100% = 49,40 %. Nilai dari koefisien determinasi menunjukkan bahwa 49,40% hal ini berarti variabel motif ekonomi (X 2 ) mempengaruhi variabel perilaku penjual lahan pertanian (Y) sebesar 49,40%, sedangkan variabel sisanya 50,60% dipengaruhi variabel lain. Kemudian dilakukan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis regresi antara variabel X dan variabel Y. Hasil perhitungan diperoleh seperti hasil berikut ini: Tabel 4 Regresi Linier Antara Variabel X 2 dan Y ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Motif b. Dependent Variable: Perilaku Model Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) Motif a. Dependent Variable: Perilaku Dari tabel ANOVA di atas dapat dikatakan bahwa variabel X 2 yaitu motif ekonomi memiliki hubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 karena probabilitas jauh di bawah 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara linear antara motif ekonomi (variabel X 2 ) dengan perilaku penjual lahan pertanian (variabel Y). t Sig. 12
13 4.1.2 Hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian dlakukan melalui uji F. Hasil pengolahan data melalui program SPSS diperoleh nilai Anova sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Pengujian Anova ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), Motif, Pengetahuan b. Dependent Variable: Perilaku Dari tabel ANOVA di atas dapat dikatakan bahwa variabel X 1 yaitu pengetahuan alih fungsi lahan dan X 2 yaitu motif ekonomi memiliki hubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian dengan tingkat signifikansi sebesar karena probabilitas jauh di bawah 0.05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan secara simultan antara variabel pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi pada tabel dibawah ini: Tabel 7 Koefisien Korelasi dan Determinasi Model R R Square Model Summary Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), Motif, Pengetahuan 13
14 Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,735 angka ini menunjukan bahwa variabel pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi mempunyai hubungan sebesar 0,735 dengan perilaku penjual lahan pertanian. Angka 0,735 rnenunjukan hubungan yang baik antar variabel penelitian. Selanjutnya perhitungan koefisien determinasi pada derajat hubungan antara variabel X 1, X 2 dan variabel Y diperoleh (0,735) 2 x 100% = 54,00 %. Nilai dari koefisien determinasi tersebut, menunjukkan bahwa 54,00% hal ini berarti 54,00% perilaku penjual lahan pertanian ditentukan oleh pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi, sedangkan sisanya 46,00% berhubungan dengan faktor lain diluar kedua variabel tersebut. Berdasarkan angka koefesien determinasi diketahui bahwa pengetahuan alih fungsi lahan dalam penelitian ini secara simultan berkaitan dengan perilaku penjual lahan pertanian. 2. Pembahasan a. Hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dengan perilaku penjual lahan pertanian Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa pengetahuan alih fungsi lahan (X1) memberikan kontribusi pada perilaku penjual lahan pertanian sebesar 0,563 artinya bahwa perilaku penjual lahan pertanian di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ditentukan oleh pengetahuan alih fungsi lahan sebesar 31,70%. Dengan demikian semakin tinggi : pengetahuan alih fungsi lahan maka semakin baik perilaku penjual lahan pertanian. Dalam menghadapi pembangunan, sektor pertanian masih terdapat banyak persoalan besar yang harus diselesaikan, salah satu diantaranya adalah permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang saat ini terus mengalami peningkatan. Menurut Utomo (1992) Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah berubahnya satu penggunanaan lahan ke penggunanaan lahan lainnya. Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan sawah dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang sebelumnya diawali dengan 14
15 transaksi jual beli lahan sawah. Proses alih fungsi lahan sawah pada umumnya berlangsung cepat jika akar penyebabnya terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan sektor ekonomi lain yang menghasilkan surplus ekonomi (land rent) jauh lebih tinggi (misalnya untuk pembangunan kawasan industri, kawasan perumahan, dan sebagainya) atau untuk pemenuhan kebutuhan mendasar (prasarana umum yang diprogramkan pemerintah, atau untuk lahan tempat tinggal pemilik lahan yang bersangkutan). Proses alih fungsi lahan sawah cenderung berlangsung lambat jika motivasi untuk mengubah fungsi terkait dengan degradasi fungsi lahan sawah, misalnya akibat kerusakan jaringan irigasi sehingga lahan tersebut tidak dapat difungsikan lagi sebagai lahan sawah. Alih fungsi lahan pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya kebutuhan infrastruktur seperti, perumahan, jalan, industri, perkantoran, dan bangunan lain menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat di beberapa sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut juga membutuhkan lahan yang lebih luas sehingga terjadi peningkatan kebutuhan lahan untuk pembangunan, sementara ketersediaan lahan relatif tetap menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan lahan. Kebanyakan lahan yang dialihfungsikan umumnya adalah lahan-lahan pertanian karena land rent (sewa lahan). Menurut Barlowe, sewa ekonomi lahan (land rent) mengandung pengertian nilai ekonomi yang diperoleh oleh satu bidang lahan bila lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi. Land rent lahan pertanian relatif lebih tinggi penggunaannya untuk non-pertanian dibandingkan dengan lahan pertanian yang dikelola oleh petani (Putri 2009). Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi sruktur ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke perkotaan) yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non-pertanian (Supriyadi 2004). Persoalan ini harus dicarikan solusi pemecahannya karena melihat juga dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan ini dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Adanya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah akan 15
16 mempengaruhi produksi beras yang mana merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Menurut Lilis Nur Fauziah (2005) menyebutkan bahwa alih fungsi lahan yang terjadi di Indonesia bukan hanya karena peraturan perundang-undangan yang tidak efektif, baik itu dari segi substansi ketentuannya yang tidak jelas dan tegas, maupun penegakannya yang tidak didukung oleh pemerintah sendiri sebagai pejabat yang berwenang memberikan izin pemfungsian suatu lahan. Tetapi juga tidak didukung oleh tidak menarik nya sektor pertanian itu sendiri. Langka dan mahalnya pupuk, alat-alat produksi lainnya, tenaga kerja pertanian yang semakin sedikit, serta diperkuat dengan harga hasil pertanian yang fluktuatif, bahkan cenderung terus menurun drastis mengakibatkan minat penduduk (atau pun sekedar mempertahankan fungsinya) terhadap sektor pertanian pun menurun. Menurut Irawan (2005),ada dua hal yang mempengaruhi alih fungsi lahan. Pertama, sejalan dengan pembangunan kawasan perumahan atau industri di suatu lokasi alih fungsi lahan, maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri dan pemukiman yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan oleh investor lain atau spekulan tanah sehingga harga lahan di sekitarnya meningkat. Kedua, peningkatan harga lahan selanjutnya dapat merangsang petani lain di sekitarnya untuk menjual lahan. Mencermati alih fungsi lahan memberikan dampak buruk bagi perilaku penjual lahan pertanian, maka dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang alih fungsi lahan. Pengetahuan merupakan pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal tentang keadaan seseorang yang secara sadar mengetahui tentang fungsi lahan, pengertian alih fungsi lahan, penyebab alih fungsi lahan, dampak alih fungsi lahan, dan kebijakan alih fungsi lahan. Dengan pengetahuan alih fungsi lahan yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap perilaku penjual lahan pertanian. Sebaliknya, jika pengetahuan alih fungsi lahan dari masyarakat rendah, maka akan menurunkan perilaku penjual lahan pertanian. 16
17 b. Hubungan antara motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, motif ekonomi berhubungan positif dengan perilaku penjual lahan pertanian sebesar 0,703. Hal ini berarti bahwa perilaku penjual lahan pertanian di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ditentukan oleh motif ekonomi sebesar 49,40%. Semakin baik motif ekonomi maka perilakunya pun akan semakin baik pula. Laju penggunaan lahan akan semakin meningkat seiring dengan pembangunan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya permintaan akan lahan mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian. Menurut Pakpahan (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi atau konversi lahan sawah ke penggunaan non-pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat wilayah yaitu faktor yang tidak langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan konversi dan faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat petani yaitu faktor yang langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi. Sumaryanto dan Tahlim (2005) mengungkapkan bahwa pola konversi lahan dapat ditinjau dalam beberapa aspek. Lazimnya motif tindakan ada 3: (a) untuk pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal, (b) dalam rangka meningkatkan pendapatan melalui alih usaha, (c) kombinasi dari (a) dan (b) seperti pembangunan rumah sekaligus dijadikan tempat usaha. Dengan demikian, motif memberikan dorongan yang kuat bagi seseorang. Motif adalah dorongan prilaku yang timbul dalam diri individu yang mendorong ia untuk bertindak. Motif juga dikatakan sebagai daya atau kemauan keras dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motif ekonomi yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap perilaku penjual lahan pertanian. Sebaliknya, jika motif ekonomi dari masyarakat rendah, maka akan menurunkan perilaku penjual lahan pertanian. 17
18 c. Hubungan antara pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian Berdasarkan basil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS, diketahui bahwa pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi mempunyai hubungan yang positif terhadap perilaku penjual lahan pertanian di Kampung Bojongkoneng Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dibuktikan dengan basil uji F yang menunjukan bahwa F hitung > F tabel yaitu 28,783 > 2,87. Kedua hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebesar 0,735. Koefesien korelasi sebesar 0,735 termasuk kedalam keeratan hubungan yang sedang. Koefisien determinasi dalam penelitian ini diperoleh sebesar 54,00%, ini berarti bahwa pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi berhubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian, sedangkan sisanya sebesar 46,00% berhubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Menurut Kustiawan (1997) dalam hasil kajiannya menyatakan bahwa ada faktor yang berpengaruh terhadap proses alih fungsi lahan pertanian sawah, yaitu (1) Faktor Eksternal adalah faktor-faktor dinamika pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi yang mendorong alih fungsi lahan sawah ke penggunaan non-pertanian, (2) Faktor-faktor Internal adalah kondisi sosial ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan yang mendorong lepasnya kepemilikan lahan, dan (3) Faktor Kebijaksanaan Pemerintah. Alih fungsi lahan pertanian dapat terjadi karena latar belakang sosial maupun ekonomi pemilik lahannya. Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini mendorong para pemilik lahan pertanian khususnya sawah untuk menjual lahan yang dimilikinya karena terdesak kebutuhan hidup. Iming-iming harga jual lahan yang tinggi juga akan menjadi daya tarik yang kuat dari para makelar tanah. Bagi pemilik lahan pertanian yang hanya menggantungkan kehidupannya pada usaha pertanian akan sulit dipisahkan dari lahan pertanian yang dimilikinya. 18
19 Mereka tidak berani menanggung resiko atas ketidakpastian penghidupannya setelah lahan pertaniannya berpindah alih kepada orang lain. Disamping itu, status sosial penduduk pedesaan masih ada yang dikaitkan dengan luas kepemilikan lahannya (Witjaksono, 1996 dalam Ilham dkk, 2004). Perilaku penjual lahan pertanian akan dipengaruhi oleh pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi. Dengan demikian pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi akan berpengaruh pada perilaku penjual lahan pertanian E. PENUTUP 1. Simpulan a. Ada hubungan pengetahuan alih fungsi lahan dengan perilaku penjual lahan pertanian. Hubungan pengetahuan alih fungsi lahan dengan penjualan koefisien korelasi (r) sebesar 0,563. Hal ini mengandung makna bahwa pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi akan berpengaruh pada perilaku penjual lahan pertanian. b. Ada hubungan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Motif ekonomi berhubungan fositif dengan perilaku penjual lahan pertanian sebesar 0,703. Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik motif ekonomi makanpenjualannya pun akan semakin baik pula. c. Ada hubungan pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian. Hubungan pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi dengan perilaku penjual lahan pertanian dengan koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,735. Hal ini mengandung makna bahwa pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi berhubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian. 2. Saran a. Pemahaman petani pemilik lahan pertanian memiliki hubungan positif dengan perilaku penjual lahan pertanian, oleh karena itu diperlukan peningkatan pemahaman pengetahuan tentang alih fungsi lahan, b. Motif ekonomi memiliki hubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian, maka untuk meningkatkannya perlu adanya upaya-upaya untuk peningkatan motif ekonomi. 19
20 c. Penelitian ini terbatas pada variable pengetahuan alih fungsi lahan dan motif ekonomi, maka perlu penelitian lanjutan yang mengungkap factorfaktor yang berhubungan dengan perilaku penjual lahan pertanian secara mendalam dengan melibatkan variable-variabel lainnya, diantaranya latar belakang social ekonomi keluarga, kondisi social masyarakat, kebijakan pemerintah dan perubahan iklim. Selain itu, karena cakupan penelitian ini masih terbatas, maka diharapkan penelitian selanjutnya cakupannya lebih luas misalnya pemilik lahan pertanian di tingkat Kabupaten Tasikmalaya. 20
21 DAFTAR PUSTAKA Anugrah, Fany. (2005). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Institut Pertanian Bogor, Bogor Data Profil Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tidak Diterbitkan Fauziah, Lilis Nur. (2005). Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Penggunaan Non Sawah Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Iqbal, M dan Sumaryanto. (2007). Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kustiawan. (1997). Pengertian Alih Fungsi Lahan. http.//repository.ipb.ac.id. diunduh tanggal 6 Agustus 2014 Lestari. (2009). Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor. Makmun, Abin Syamsuddin. (2003), Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya. Pakpahan A, Sumaryanto, Syafaat. (1993). Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah Ke Penggunaan Non Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor Ruswandi A. (2005). Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ruswandi M. (2007). Konversi Lahan Pertanian dan Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di Kawsan Bandung Utara. Jurnal tanah dan Lingkungan. Vol.9. no.2: Sardiman, AM (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta. Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito Bandung. Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Umar, Husen. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Usman, Mohammad Uzer. (1992). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Widodo, Ari (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis. Bandung: UPI Winoto J. (1995). Alih Guna Lahan Pertanian: Permasalahan dan Implikasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 21
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet ALIFA AMELIA 10210562 LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.
83 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan menggunakan program SPSS, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok
Lebih terperinciDAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2 Abstract: This research aimed to analyze (1) The influence
Lebih terperinciHubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung
139 LAMPIRAN 2 Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung Dependent Variable: Belanja Langsung Linear.274 19.584 1 52.000 57.441.239 The independent variable is Jumlah penduduk
Lebih terperinciAndry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.
Andry Wirawan 10210772 Manajemen Ekonomi 2013 Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet. Latar Belakang Sebagai studi kasus tentang produk dan harga,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah
Lebih terperinciPENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO
PENGARUH INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO Sunarti Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo sunarti.panuntun@ymail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK
PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK RAHMI SRI GUSTIANI 133402065 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciSena Aradea Manajemen Ekonomi 2013
Sena Aradea 16210440 Manajemen Ekonomi 2013 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Rokok Sampoerna Mild Di Kalangan Mahasiswa Universitas Gunadarma Latar Belakang Seiring dengan semakin banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada
Lebih terperinciBAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
BAB 11 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Selain regresi linier sederhana, metode regresi yang juga banyak digunakan adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk penelitian yang
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nama : Ridwan Maulana NPM : 16212320 Pembimbing : Widiyarsih, SE.,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS
A. PENGUJIAN HIPOTESIS BAB IV ANALISIS DATA Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI
ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI Nama : BAYU AGUNG PRAMONO NPM : 11212375 Pembimbing : Widiyarsih, SE., MM Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA
PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA Nama : SUNTORO AJI NPM : 17212198 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Toto
Lebih terperinciPENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN
PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri
Lebih terperinciPENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP JUMLAH PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN SURYA JAYA TASIKMALAYA. Agnes Sekarini
PENGARUH PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP JUMLAH PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN SURYA JAYA TASIKMALAYA Agnes Sekarini Muktisari Rt 04 Rw 05 Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat (agnessekarini5@gmail.com) Program
Lebih terperinciRudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013
Rudi Aditia Hartono 16210622 Manajemen Ekonomi 2013 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Kepuasan Konsumen Dalam Memilih Pelayanan Jasa Steam Mobil Flamboyan. Latar Belakang 1. Jumlah volume kendaran
Lebih terperinciPENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT
207 PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT Lestariningsih 1, Baqiyatus Sholichah 2 1,2 STKIP PGRI Sidoarjo e-mail: 1) lestariningsih@stkippgri-sidoarjo.ac.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional.sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada
Lebih terperinciNama : Neneng Badriah NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Harjanto Sutedjo, SSi.MMSi
PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang) Nama : Neneng Badriah NPM : 15212281 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA Dra. Hj. Istiatin, SE. MM istiatinumi@gmail.com Hj. Sudarwati, SE. MM sudarwatiuniba@gmail.com (Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen UNIBA)
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA, FASILITAS DAN PELAYANAN PADA YAMIEN 88 CIJANTUNG Nama : Santi Kusuma NPM : 16211598 Kelas : 3EA11 Pembimbing : Reni Anggraini, S.E., MMSI. LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENDIDKAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 3 WADASLINTANG WONOSOBO
PENGARUH TINGKAT PENDIDKAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 3 WADASLINTANG WONOSOBO Yuliana Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo anay806@yahoo.com
Lebih terperinciLuas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg)
A. Ketersediaan Beras Tahun Ketersediaan Beras (Kg) Luas Panen Padi (Ha) Harga Beras (Rp/kg) Jumlah penduduk (Juta jiwa) Konsumsi beras (Kg/kap/tahun) Y X1 X2 X3 X4 2001 1.832.426.000 801.948 2.523 11.647.958
Lebih terperinciPENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)
Nama : Eric Rahmana NPM : 12212524 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Anisah, SE., MM PENULISAN ILMIAH Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK
PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK Nama NPM Kelas : Stevanus Immanuel : 1A214460 : 3EA10 Latar Belakang Suatu kondisi
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS X SMK PUSPAJATI BULUSPESANTREN KEBUMEN
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS X SMK PUSPAJATI BULUSPESANTREN KEBUMEN Siti Khurotun Azizah 1, Sri Kustilah 2 Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)
ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD) Nama : Karina Oktaviani NPM : 11209873 Pembimbing : Dr. Budi Prijanto Latar Belakang dan
Lebih terperinciPENGARUH MINAT DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 2 PURWOREJO
PENGARUH MINAT DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 2 PURWOREJO Chulasoh Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo chu.lasoh@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat manusia beraktivitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kompensasi Pada Perusahaan Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawannya sesuai dengan jasa yang karyawan berikan kepada perusahaan. Jasa
Lebih terperinciPENGARUH STATUS SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA
25 PENGARUH STATUS SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA Oleh: Riama Al Hidayah (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstract: This research aimed to investigate
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO
PENGARUH MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Kumalasari Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
BAB 10 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis regresi linier merupakan salah satu jenis metode regresi yang paling banyak digunakan. Regresi linier sederhana terdiri atas satu variabel terikat (dependent)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Land Rent Land rent adalah penerimaan bersih yang diterima dari sumberdaya lahan. Menurut (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah hasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi. Lahan berfungsi sebagai tempat manusia beraktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. nafkah. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan Pertanian Sumberdaya lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki banyak manfaat bagi manusia, seperti sebagai tempat hidup, tempat mencari nafkah. Lahan merupakan
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN
PENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN Oleh: Eko Wahyu Widayat Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan ABSTRAK Kinerja karyawan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Sumberdaya Lahan Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
Lebih terperinciNama : Bayu Aprian NPM : Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih, SE., MM
PENGARUH HARGA, IKLAN INTERNET, PELAYANAN, DAN KEAMANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA TRANSPORTASI OJEK ONLINE PADA PT. GOJEK INDONESIA Nama : Bayu Aprian NPM : 11212383 Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara
Lebih terperinciRegresi Linear Sederhana (Tunggal)
Regresi Linear Sederhana (Tunggal) Analislah variabel X dan Y dengan menggunakan teknik Regresi Linear Sederhana, dengan langkah-langkah: No. X X2 Y No. X X2 Y 2 0 6 2 2 5 2 0 2 5 22 3 4 6 3 0 9 6 23 0
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen. Analisis ini untuk mengetahui arah
Lebih terperinciHasil Output SPSS 16.0 For Windows
Hasil Output SPSS 16.0 For Windows Correlations Ling.Keluarga Prestasi Belajar Motivasi Ling.Keluarga Pearson Correlation 1.116.341 ** Sig. (2-tailed).242.000 N 104 104 104 Prestasi Belajar Pearson Correlation.116
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Alih fungsi atau konversi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Alih fungsi
Lebih terperincipenggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.
Pada standar IFRS terdapat penggunaan metode nilai wajar. Salah satu penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berjumlah 37 mahasiswa yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA DAN UNIVERSITAS NASIONAL) Nama : Nurul Irmawati NPM
Lebih terperinciJURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER
PENGARUH MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGGUNAAN ALAT UKUR Riduan 1, Samidjo 2 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H
Lebih terperinciPENGARUH PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE
PENGARUH PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE 2008-2012 Nama : Eko Hadi Hartoko NPM : 12212426 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F.
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO
PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO Nama : Isnaen Reza Saputra NPM : 13211740 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM Latar
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro
Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro Nama : Yelsi Karmayanti NPM : 19213422 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Rina Sugiarti,SE
Lebih terperinciPENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA Nama : Siti Rokayah NPM : 27212086 Pembimbing : Dr. Renny Nur ayni, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Financial Leverage, Return On Equity (ROE) dan Firm Size terhadap Tingkat Underpricing (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public
Lebih terperinciX. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH
X. ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUSAHAAN LAHAN SAWAH Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang hubungan antara pengusahaan lahan sawah dengan pendapatan usahatani padi. Dalam kenyataannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah karyawan atau pegawai divisi fashion pada PT. Mitra Adiperkasa, tbk sebanyak 52 karyawan
Lebih terperinciPENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus pada McDonald s Kelapa Dua Depok)
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus pada McDonald s Kelapa Dua Depok) Nama : Sari Octafiani NPM : 18213279 Pembimbing : Heru Purnomo, SE, MM. Latar Belakang Bidang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN. Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Sebelum membagikan kuesioner kepada 100 responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas pertanyaan kuesioner kepada
Lebih terperinciPengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan
Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan Subsektor Bank Periode 2008-2012) Latar Belakang Sejak terjadinya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUMBER FAJAR INTI ABADI SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUMBER FAJAR INTI ABADI SKRIPSI Oleh Eddy Susanto 1200992034 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2013 I. Abstrak PT. SUMBER FAJAR
Lebih terperinciAstari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak
83 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN DAN EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS Astari Kalsum Eny Wahyuningsih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan data-data yang diperoleh saat melakukan penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskrispsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskrispsi Data Penelitian yang berjudul Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Sukoharjo
Lebih terperinciProgram Studi PendidikanEkonomi Fakultas Keguruan danilmu Pendidikan Universitas Riau
1 PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA TENTANG KOPERASI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI SRI MERSING SMK N 1 TEBING TINGGI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI Novita Riansani 1,Henny Indrawati
Lebih terperinciPengetahuan dan Sikap tentang Koperasi serta Implikasinya terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Mahasiswa
Pengetahuan dan Sikap tentang Koperasi serta Implikasinya terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Mahasiswa Oleh A.Rony Yulianto Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP-Universitas Pancasakti Tegal email:
Lebih terperinciEdu Geography
Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,
Lebih terperinciARGEN PURNAREZKA EA01
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMILIHAN KREDIT PADA BANK PERMATA (Studi kasus Bank PERMATA Djuanda Pecenongan) ARGEN PURNAREZKA 11210014 3EA01 LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah Ekspor Kentang, Harga Lokal, Harga Ekspor, Nilai Tukar, PDB Singapura dan Jumlah Produksi
92 Lampiran 1. Jumlah Ekspor Kentang, Harga Lokal, Harga Ekspor, Nilai Tukar, PDB Singapura dan Jumlah Produksi Tahun Bulan Jumlah (Kg) Harga lokal Harga Ekspor Nilai Tukar PDB Singapura Jumlah Produksi
Lebih terperinciPENGARUH KELOMPOK ACUAN, KESADARAN MEREK, PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI ERTIGA (Studi Kasus Konsumen Sunmotor Jakarta)
PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KESADARAN MEREK, PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI ERTIGA (Studi Kasus Konsumen Sunmotor Jakarta) Nama : Selvian Nuriah NPM : 16212910 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciPengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1
Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Nama :Farah Npm :122100606 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Rooswhan Budhi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Jumlah Penduduk Sumatera Utara (1996-2010) Tahun Jumlah Penduduk 1996 11.306.300 1997 11.463.400 1998 11.754.100 1999 11.955.400 2000 11.513.973 2001 11.722.548 2002 11.847.075 2003 11.890.399
Lebih terperinciPENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany
PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany (agnes.agrifany@gmail.com) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE
BAB VII HUBUNGAN BAURAN PROMOSI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN HONEY MADOE 7.1. Hubungan Bauran Promosi Terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran HONEY Madoe Bauran komunikasi pemasaran meliputi
Lebih terperinciBAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS)
BAB 13 ANALISIS LINTAS (PATH ANALISIS) Berbagai macam penelitian yang dilakukan pada tanaman umumnya hanya mengkorelasikan sifat-sifat tanaman secara umum. Namun demikian, untuk mendapatkan gambaran tentang
Lebih terperinciTiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK
Tiara Puri Yasinta 18213897 Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK Pendahuluan Latar Belakang Persaingan dunia bisnis yang semakin
Lebih terperinciPENGARUH ETIKA PROFESI, PROFESIONALISME, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDIT LAPORAN KEUANGAN
PENGARUH ETIKA PROFESI, PROFESIONALISME, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS AUDIT LAPORAN KEUANGAN Nama : Fairuz Fuad NPM : 22211605 Pembimbing : Riyanti, SE.,MM I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada
Lebih terperinciPENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PERUSAHAAN DAN DAMPAKNYA PADA LABA OPERASI (Studi Kasus Pada PT. Cakra Putra Parahyangan)
PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PERUSAHAAN DAN DAMPAKNYA PADA LABA OPERASI (Studi Kasus Pada PT. Cakra Putra Parahyangan) Hilda Saida Rahmah 113403166 Email : hilda.shun@gmail.com Program
Lebih terperinci: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PATCO ELEKTRONIK TEKNOLOGI GOBEL INDUSTRIAL COMPLEX Nama : Zerry Olander Npm : 15209193 Jurusan : Manajemen
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian
Lebih terperinciISSN DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN
ISSN 0216-8138 52 DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN Oleh I Ketut Suratha Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Bali Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS LAYANAN INTERNET BANKING KLIKBCA TERHADAP KEPUASAN NASABAH
PENGARUH KUALITAS LAYANAN INTERNET BANKING KLIKBCA TERHADAP KEPUASAN NASABAH Nama : Arlinda Budiana NPM : 11212159 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Dr. Kartika Sari PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciAnalisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital.
Prayoga Setioutomo 15210379 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Analisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital. Latar Belakang Masalah Salah satu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil
Lebih terperinciNama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01
Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Promosi, dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen McDonald s (Survey pada 100 Responden Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok) Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : 14211307
Lebih terperinciCahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI
ANALISIS PENGARUH PERIODE PERPUTARAN HUTANG DAGANG DAN RASIO LANCAR, TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur sektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan membandingkan teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Cecep Hidayat 1 ; Ferdiansyah 2 1,2 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,
Lebih terperinciNama : Dea Rizka Amelia Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Bagus Nurcahyo, SE., MM
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2009-2015 Nama
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah analisis korelasi terangkum pada Tabel 5.1 berikut ini. Model Summary b
58 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpelasi Hasil Penelitian 5.1.1 Hasil Interpelasi Penelitian Pengaruh Ratio Karyawan yang diterima dan Tingkat Absensi terhadap Tingkat Produktivitas Pengujian pengaruh
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian Normalitas Organizational Behavior O_B.109 50.193.972 50.268 Job Attitudes J_A.128 50.039.944 50.019 Knowledge Sharing K_S.079 50.200 *.969 50.205 *. This is a lower
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk. Muhammad Dzulqarnain
Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap PT Astra International Tbk Muhammad Dzulqarnain 14210663 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu perusahaan tidak akan terlepas dari permodalan yaitu pemenuhan
Lebih terperinci