MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : A S E R A N I, S. P d NIP PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 TANJUNG

2 LEMBAR PERSETUJUAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIOVISUAL DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG O l e h : A s e r a n i, S. P d NIP Proposal ini telah disetujui oleh Kepala SMK Negeri 1 Tanjung untuk dilakukan Penelitian Tindakan Kelas Tanjung, 30 Juni 2011 Peneliti, Aserani, S.Pd NIP Menyetujui : Kepala SMK Negeri 1 Tanjung, Drs. Bambang Wahono, MM. NIP ii

3 KATA F PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT. yang mana berkat rahmat dan izin-nya jualah sehingga dapatlah peneliti menyusun proposal PTK ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Penyusunan proposal PTK ini adalah dalam rangka memenuhi tugas tindak lanjut dari mengikuti pendidikan dan pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis PTK yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Tanjung dari tanggal 14 sampai dengan 16 Juni 2011, sekaligus juga merupakan sebuah upaya peneliti untuk mengembangkan diri khususnya berkaitan dengan upaya peningkatan profesionalitas guru. Harapan peneliti, kiranya proposal ini layak diajukan untuk ditindaklanjuti ke kegiatan penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadual yang telah disusun. Atas segala perhatian dan dukungan semua pihak, khususnya bapak Kepala SMK Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan dukungan moril dan bantuan fasilitas sehingga proposal ini bisa terselesaikan, dan selanjutnya nanti melakukan penelitian tindakan kelas, kami haturkan banyak terimakasih. Juga kepada bapak nara sumber pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis PTK yang telah memberikan pembekalan ilmu dan keterampilan tentang pembimbingan penyusunan PTK, kami haturkan penghargaan dan terimakasih. Kepada Allah jualah kita berserah diri, semoga kita mampu terus berkarya menoreh kebaikan buat negeri ini. Amin. iii Tanjung, 30 Juni 2011 Peneliti,

4 DAFTAR ISI HAL : LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ii iii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi dan Batasan Masalah 4 C. Rumusan Masalah 5 D. Tujuan Penelitian 5 E. Kegunaan Penelitian 6 II. KAJIAN PUSTAKA 8 A. Kajian Teori 8 B. Hipotesis Tindakan 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 19 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 19 B. Setting Penelitian 20 C. Faktor Yang Diteliti 20 D. Skenario Tindakan 21 E. Data dan Cara Penggalian Data 25 F. Teknik dan Alat Pengumpul Data 25 G. Analisis Data 26 H. Jadual Waktu Penelitian 26 IV. DAFTAR PUSTAKA 27 iv

5 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN SENI MUSIK MELALUI PEMBERDAYAAN MEDIA AUDIO VISUAL DI TINGKAT X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 TANJUNG I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni budaya memiliki peran sentral dalam pengembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Disamping itu, pembelajaran seni budaya juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran seni budaya, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan serta berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Seni musik sebagai bagian dari unsur seni budaya, merupakan seni yang mempunyai daya ekspresi yang paling halus dan paling langsung dibandingkan dengan bidang seni lainnya. Melalui seni musik kita dapat menerka bahkan mengerti suasana hati dan aspirasi penciptanya atau seseorang yang membawakan musik tersebut (pemain musik atau penyanyinya/yang menyanyikan). Segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan melalui seni yang lain, ternyata secara lengkap, jelas dan gamblang dapat diungkapkan melalui seni musik. Pengungkapan perasaan, ide dan gagasan, ternyata lebih mudah menyatakannya melalui seni musik. Bahkan kemungkinan salah pengertian, salah paham, salah persepsi, sangat kecil, bila diungkapkan melalui seni musik. Demikian juga kemampuan sugestif yang dimiliki seni musik sungguh tidak diragukan lagi. Dalam hubungan ini Machlis (2009:2) "memahami musik sebagai bahasa emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada 1

6 2 umumnya yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada mempunyai tautan hubungan dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ide-ide yang spesifik, sedangkan nada menyugestikan pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan tersebut". Uraian di atas hanya sebagian dari eksistensi musik, fungsi dan manfaatnya, yang tentunya masih banyak lagi fungsi dan manfaat lainnya yang dapat diberikan oleh seni musik. Dengan alasan inilah mungkin sehingga pihak Kementerian Pendidikan Nasional memasukkan seni budaya (termasuk seni musik di dalamnya) ke dalam muatan kurikulum sekolah. Untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran seni musik, peran guru diharapkan dapat menentukan kualitas pembelajaran yang baik. Sehubungan dengan ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat guna. Disamping itu, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pembelajaran ini, guru juga dituntut agar dapat mengupayakan terciptanya kondisi pembelajaran yang efektif. Upaya ini menurut Usman (2008:16)... "menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,

7 3 pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran". Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran kurang jalan. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya penggunaan media di dalam proses pembelajaran, akibatnya maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu memberdayakan berbagai media di dalam proses pembelajaran, karena dengan penggunaan media dapat memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau, mampu dan bersemangat dalam belajar. Dari sekian banyaknya media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, menurut hemat kami media audio visual adalah media yang sangat cocok digunakan dalam proses pembelajaran seni musik, karena media audio visual memiliki beberapa kecocokan dan keunggulan, antara lain : 1. Karena seni musik medianya adalah bunyi dan suara, maka penggunaan media audio dalam pembelajarannya adalah sangat cocok; 2. Karena di dalam penampilan musik tidak saja diperlukan bunyi dan suara tetapi juga perlu didukung oleh gerakan-gerakan yang artistik, maka tentu penggunaan

8 4 media visual dalam pembelajarannya adalah sangat cocok; 3. Di dalam mempelajari musik seyogyanya diperlukan sejumlah alat musik yang dapat ditunjukkan dan dimainkan di depan kelas. Seorang guru tidak mungkin mampu membawa dan memainkan semua alat musik tersebut, karena keterbatasan alat musik yang tersedia di sekolah, juga keterbatasan kemampuan guru dalam memainkan alat musik, karena jarang sekali ada guru musik yang merangkap sebagai seniman musik yang serba bisa. Disamping itu, kalau alat musik tersebut selalu di bawa ke kelas tentu sangat merepotkan dan cukup menyita waktu. Maka, dengan menggunakan media audio visual, memungkinkan semua alat musik dapat ditunjukkan kepada siswa, bahkan semua alat musik tersebut dapat dimainkan, kendati hanya berupa gambar bergerak; 4. Jika penggunaan media audio visual benar-benar diberdayakan, akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan efektifitas dalam pembelajaran seni musik; B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan meningkatkan efektifitas pembelajaran seni musik, yaitu : 1. Sebagian besar guru masih belum tepat dan seksama didalam membuat perencanaan pembelajaran, sehingga efektifitas pembelajaran belum dapat dicapai; 2. Sebagian besar guru masih belum maksimal dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang tepat guna untuk menunjang pencapaian efektifitas dalam pembelajaran; 3. Sebagian besar guru masih belum tepat dalam memilih dan menerapkan metode

9 5 mengajar dalam kegiatan pembelajaran; 4. Sebagian besar guru masih belum tepat dalam melakukan strategi belajar mengajar sehingga efektifitas pembelajaran belum dapat dicapai; 5. Sebagian besar guru masih belum mampu menunjukkan sikap dan prilaku yang baik dalam mengelola kelas sehingga keefektifan dalam pembelajaran sulit diwujudkan; 6. Sebagian besar guru masih belum tepat di dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, sehingga efektifitas dalam pembelajaran di kelas sulit dicapai; Dari enam identifikasi masalah di atas, ada satu masalah yang menjadi perhatian peneliti, yakni tentang pemilihan dan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di kelas, yang dalam penelitian ini di fokuskan pada pemberdayaan media audio visual dalam pembelajaran seni musik, sehingga batasan masalah dalam penelitian ini adalah, "apakah pemberdayaan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran seni musik, dapat meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di kelas". C. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dan hasil pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan peneliti sesuai dengan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan pemberdayaan media audio visual dapat meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran seni musik?" D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

10 6 1. Mengungkapkan apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa tingkat X Akuntansi 2 dalam pembelajaran seni musik; 2. Mengetengahkan apakah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran seni musik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tingkat X Akuntansi 2; 3. Mendeskripsikan bagaimana kondisi aktivitas belajar siswa tingkat X Akuntansi 2 pada saat penggunaan media audio visual diterapkan; E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Bagi Siswa a. Siswa tingkat X Akuntansi 2 semakin berminat, termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran seni musik; b. Meningkatnya pemahaman siswa tingkat X Akuntansi 2 terhadap materi pelajaran seni musik; c. Kondisi aktivitas pembelajaran seni musik di kelas X Akuntansi 2 semakin meningkat dan kondusif; d. Secara umum efektitifitas pembelajaran seni musik di kelas X Akuntansi 2 semakin meningkat; 2. Kegunaan Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru yang lain dalam mengajarkan seni musik maupun bidang seni lainnya, terutama di SMK Negeri 1 Tanjung.

11 7 3. Kegunaan Bagi Sekolah Pihak sekolah dapat membuat kebijakan dengan mendorong para guru dan memfasilitasinya untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan prestasi sekolah.

12 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pentingnya Efektifitas Dalam Pembelajaran "Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat, motivasi dan semangat siswa dalam belajar" (Usman, 2008:22). Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan adanya minat, seorang siswa akan mengikuti atau melakukan sesuatu yang diminatinya itu. William James dalam Suryadi (1983:35), menilai bahwa : "Minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa". Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas sangat menentukan tingkat aktivitas pembelajaran secara keseluruhan. Disamping menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar siswa, guru juga dituntut mampu di dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Memang antara minat dengan motivasi merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling menunjang. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, ia akan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh tentang sesuatu itu. Sebaliknya, seseorang yang termotivasi terhadap sesuatu, pasti tumbuh dalam dirinya minat atau keinginan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sesuatu itu. Sulit memang menentukan, apakah minat yang mempengaruhi motivasi atau motivasi yang mempengaruhi minat seseorang. Yang jelas, motivasi itu bisa muncul dari dalam diri seseorang, yang kita kenal dengan istilah motivasi instrinsik, bisa juga timbul sebagai akibat 8

13 9 pengaruh dari luar diri seseorang (pengaruh lingkungan), yang kita kenal dengan istilah motivasi ekstrinsik. Menurut Fathurrohman (2007:21), ada sepuluh strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang diantaranya adalah : "... Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran". Minat dan motivasi adalah sebuah potensi sekaligus daya yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, atau kondisi organisme yang membuat seseorang menjadi siap dan bersemangat dalam melakukan sebuah aktivitas. Indikator fisik yang terlihat secara lahiriyah yang menunjukkan apakah siswa aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, menurut Sudjana dalam Tafsir (2008:146), dapat dilihat pada lima segi, diantaranya : "...Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya; Usaha mendorong, membina gairah/semangat belajar dan berpartisipasi dalam proses pengajaran secara aktif; Menggunakan berbagai metode mengajar dan pendekatan multimedia; Dukungan media pengajaran". Minat, motivasi dan semangat belajar yang telah tertanam dalam diri siswa, sebagai reaksi dari akibat adanya perlakuan positif seorang guru dalam proses pembelajaran, merupakan modal potensial sekaligus langkah strategis yang dapat mengantarkan siswa ke jenjang pemahaman terhadap pelajaran. Dengan kata lain, siswa yang berminat, punya motivasi dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, memiliki peluang yang besar untuk dapat memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan kepadanya. Sebab, bagaimana mungkin siswa dapat memahami pelajaran jika minat, motivasi dan semangat belajarnya kurang atau tidak ada sama sekali. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas dalam pembelajaran sangat penting bahkan sangat diperlukan karena dapat meningkatkan pemahaman

14 10 terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Jika sebagian besar siswa, bahkan mungkin seluruh siswa di kelas dapat mengikuti dan memahami pelajaran yang sedang di ajarkan guru, maka sudah pasti tingkat aktivitas atau kondisi aktivitas pembelajaran akan semakin baik, mantap dan kondusif, dan pada gilirannya nanti hasil nilai evaluasi belajar siswa pun cenderung akan lebih baik atau meningkat. 2. Pengertian dan Unsur-unsur Seni Musik Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi dan suara sebagai media penciptaannya. Walaupun beraneka ragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita dengar setiap hari, namun tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik, karena segala macam bunyi-bunyian baru dapat dikatakan musik apabila bunyi tersebut "berirama dan terasa indah bila didengarkan". Walaupun cukup banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang "apa itu musik?", namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini sebagai pengertian yang paling lengkap. Menurut Jamalus dalam Aserani (2011:1) berpendapat bahwa : "Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi sebagai satu kesatuan". 3. Pengertian Media Gearlach dan Ely (1971:34), menyebutkan bahwa: "Media apabila dipahami

15 11 secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap". Kemudian Atwi Suparman (1977:16), mendefinisikan: "Media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik". Menurut Mirhanuddin (1986:2): "Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh penyebar ide atau pembagi pengalaman, sehingga gagasan atau pengalaman itu sampai kepada orang lain sebagai penerima". 4. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari kata "medium" yang artinya "perantara" atau "pengantar". Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar. "Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang dibahas" (Munir, 2008:138). 5. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Rahayu (2010:65), "Ada enam fungsi pokok media dalam proses pembelajaran, adalah : 1. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan

16 12 tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar secara efektif; 2. Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi pembelajaran. Ini berarti media merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru; 3. Media, dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pembelajaran. Oleh karenanya, penggunaan media harus mengacu kepada tujuan dan bahan pembelajaran; 4. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, yang digunakan untuk sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik perhatian peserta didik; 5. Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu peserta didik menangkap pengertian; 6. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar"; Lebih detail lagi, menurut Fathurrohman (2007:67), "Fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, diantaranya : 1. Menarik perhatian siswa; 2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran; 3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan); 4. Mengatasi keterbatasan ruang; 5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif;

17 13 6. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan; 7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar; 8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar; 9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta; 10. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran". Adapun manfaat penggunaan media dalam pembelajaran, menurut Munir (2008:138), menyebutkan bahwa : "Ada beberapa kelebihan media pembelajaran yang dapat memberikan dukungan terhadap keberhasilan pembelajaran, yaitu : 1. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana; 2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat, dirasakan atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tubuh manusia pada mata pelajaran sains; 3. Media tersebut dapat membantu peserta didik memahami, mudah mengingat dan mengungkapkan kembal, karena media yang dipergunakan dapat membantu guru menyajikan informasi secara elebih mudah dan cepat serta jelas; 4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan kreatifitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik; 5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik;

18 14 6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback). Misalnya menggunakan rekaman video, compact disc, tape recorder atau televisi; 7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu obyek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal, namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran; 8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka dapat langsung melihat, memegang atau merasakan tumbuhan tersebut; 9. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan keterampilan (psikomotor); 10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal; 11. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya". 6. Jenis-jenis Media Pembelajaran Dilihat dari daya liputnya, jenis-jenis media dibagi menjadi 2 yaitu : Pertama, media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh tempat dan ruang. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat khusus, seperti media film, slide dan sebagainya, harus digunakan di tempat

19 15 yang tertutup dan agak gelap. Menurut Fathurrohman (2007:68), dikatakan bahwa : "Jika dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi atas pertama, media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaan tidak sulit. Kedua, media kompleks yakni media dengan bahan yang sulit didapat atau tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal" Menurut Nana Sudjana dalam Turnip (2009:28), bahwa : "Jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi enam, yaitu media grafis (bagan, diagram, poster, kartun dan komik), media fotografi, media proyeks (OHP, slide/animasi dan film), media audio, media visual tiga dimensi, serta media lingkungan dan manusia". 7. Media Audio, Visual dan Audio Visual dalam Pembelajaran Media yang telah dikenal dewasa ini tentu tidak hanya terdiri dari dua atau tiga jenis saja, tetapi lebih banyak dari itu. Klasifikasinya pun bermacam-macam, bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, bahan serta cara pembuatannya. Kalau dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam : a. Media audio. Adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, piringan hitam, cassette recorder, CD, Mp3 dan sebagainya. Media audio ini tentu hanya cocok ditujukan bagi siswa yang alat dengarnya normal. b. Media visual. Adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan saja. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), fhoto, gambar atau lukisan, termasuk tulisan (bahan cetakan). Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol

20 16 yang bergerak seperti film bisu, film kartun tanpa suara, dan sebagainya. c. Media Audiovisual. Adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media di atas (audio dan visual). Media audiovisual terdiri dari : audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara; audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film, video cassette (VCD). Antara unsur suara dan gambar, ada yang berasal dari sumber yang sama (satu sumber), seperti film, VCD, ini disebut audiovisual murni. Ada pula antara suara dan gambar berasal dari sumber yang berbeda, seperti gambar yang ditampilkan, suaranya berasal dari manusia, rekaman tape recorder, seperti slide proyektor, film strip suara dan cetak suara, ini disebut audiovisual tidak murni. 8. Pemilihan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing, oleh karena itu maka diharapkan kepada para guru agar dapat menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat tatap muka dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai penggunaan media yang semula dimaksudkan untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran, malah justeru dapat menjadi penghalang atau penghambat dalam proses pembelajaran. Pemilihan media audiovisual dalam pembelajaran seni musik didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : a. Materi pelajaran seni musik lebih di arahkan pada suara dan bunyi, maka dalam

21 17 penyajiannya diperlukan media yang mendukung suara dan bunyi tersebut. Disamping itu, materi pelajaran seni musik juga berhubungan dengan gerak dan laku, antara lain : bagaimana cara dan teknik memainkan alat musik, bagaimana posisi pemain di atas panggung pada saat pagelaran musik ditampilkan, bagaimana mengenalkan bentuk dan wujud alat musik, dan sebagainya, tentu dalam penyajian materi seni musik ini diperlukan media visual, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak; b. Belajar seni musik tentu memerlukan sejumlah alat musik yang perlu ditunjukkan dan diperagakan/dimainkan di depan kelas. Mengingat berbagai keterba-tasan yang dimiliki sekolah (terutama dalam hal penyediaan alat musik), juga keterbatasan guru dalam hal penguasaan alat musik (sebagian besar guru bukan pemain musik/musisi yang serba bisa), maka keberadaan media audiovisual benar-benar sangat membantu dalam keberlangsungan proses pembelajaran; c. Memperoleh media audiovisual dewasa ini relatif mudah dan murah, jenis dan macamnya pun sangat banyak dan beragam, sehingga memungkinkan guru dapat menggunakan dan memanfaatkannya dalam proses pembelajaran; d. Berdasarkan pengalaman dalam mengajar dan pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, nampaknya penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran seni musik sangat diminati siswa; Berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media pembelajaran ini, menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006:137), dikemukakan bahwa : "Nilai praktis dari media audiovisual dalam pembelajaran, diantaranya : a. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar; b. Dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar

22 18 bertambah mantap". Rivai (2009:2) mengemukakan beberapa alasan berkenaan dengan manfaat (nilai praktis) penggunaan media audiovisual, diantaranya : a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran". B. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan memberdayakan media audiovisual pada pembelajaran seni musik, maka efektifitas pembelajaran di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung akan meningkat."

23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendekatan ini dipilih karena masalah yang dikaji adalah masalah yang bersifat praktis dan terfokus pada proses belajar mengajar, dan segera dicarikan solusinya. Proses pengkajian PTK dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berdaur yang meliputi (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) observasi, dan (d) refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Suhardjono dalam Aqib, 2007:53). Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Permasalahan Rencana Tindakan Siklus I Refleksi Observasi Permasalahan baru hasil refleksi Siklus II Rencana Refleksi Tindakan Observasi Permasalahan baru hasil refleksi Siklus III Rencana Refleksi Tindakan Observasi Bila Permasalahan belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar : Alur penelitian tindakan kelas oleh Suhardjono 19

24 20 B. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung Kabupaten Tabalong. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah, karena : 1. SMK Negeri 1 Tanjung merupakan tempat bertugas peneliti sebagai guru, sejak Maret 1994 hingga sekarang; 2. Lokasi SMK Negeri 1 Tanjung dengan rumah tempat tinggal peneliti sangat dekat sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian; 3. Berdasarkan rencana pembagian tugas mengajar semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung merupakan salah satu kelas tempat peneliti mengajar seni budaya; Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan September 2011 sampai dengan Nopember 2011 (Jadual terlampir). Subyek yang diteliti adalah guru seni musik dan siswa tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung. C. Faktor Yang Diteliti. Faktor yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor siswa, yaitu mengamati aktivitas kegiatan belajar siswa tentang materi pelajaran seni musik dengan menggunakan media audiovisual; 2. Faktor Guru, yaitu mengamati kegiatan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada materi seni musik dengan menggunakan media audiovisual; 3. Faktor hasil belajar, yaitu nilai proses dan nilai evaluasi;

25 21 D. Skenario Tindakan Skenario tindakan dalam penelitian ini menggunakan tiga siklus yaitu sebagai berikut : 1. Siklus I a. Perencanaan Tahapan ini dimulai dengan menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Di dalam proses penelitian tindakan ini, keberadaan peneliti dan guru tentu dibedakan, maka dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan yang sudah disepakati hendaknya dilakukan secara bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat, sehingga kualitas penelitian dapat dijaga. Rangkaian kegiatan perencanaan dimaksud meliputi : 1) Meminta ijin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian; 2) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar;. 3) Menentukan pokok bahasan dan materi pembelajaran; 4) Menyusun skenario pembelajaran; 5) Menyusun dan menyiapkan LKS; 6) Menyiapkan sumber/bahan belajar; 7) Menyiapkan format evaluasi; 8) Menyiapkan format observasi pembelajaran;

26 22 9) Menentukan guru yang akan dijadikan kolaborasi dalam pembelajaran; b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran mulai dilaksanakan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah dilatihkan kepada si pelaksana tindakan (guru yang ditunjuk) untuk diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenario yang direncanakan. Guru memberikan mata pelajaran tentang seni musik dengan menggunakan media audiovisual, dengan tahapan sebagai berikut : - Tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang seni musik dengan menggunakan media audiovisual; - Tahap inti pembelajaran meliputi: Siswa mengikuti pelajaran sampai memperhatikan dan mengamati media audiovisual yang ditampilkan guru; Siswa mencatat apa yang dipelajari dan mendiskusikannya dengan siswa lainnya; - Tahap kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan siswa, menyimpulkan materi pelajaran, melakukan evaluasi dan menutup pelajaran. c. Pengamatan dan Observasi Tahap ini sebenarnya telah berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penerapan media audiovisual sedang dilaksanakan oleh guru. Peneliti sebagai observer melakukan observasi

27 23 terhadap apa yang sedang dilaksanakan oleh guru tersebut, serta mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan audiovisual sedang dilangsungkan. Secara sederhana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, diantaranya mengamati tentang: 1) Bagaimana minat, motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran; 2) Situasi dan kondisi kelas selama kegiatan belajar mengajar berlangsung; 3) Sejauhmana keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran; 4) Sejauhmana nilai evaluasi yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung atau setelah proses tindakan dilakukan. d. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam tahap refleksi ini, hasil pengamatan yang telah dilakukan kemudian dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya. Hal-hal yang perlu dilakukan pada kegiatan tahap refleksi ini, diantaranya : 1) Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul; 2) Melakukan evaluasi tindakan berdasarkan hasil pengamatan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap jenis tindakan; 3) Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi, skenario,

28 24 tentang hasil LKS, dan sebagainya; 4) Menyimpulkan hasil siklus pertama untuk dijadikan acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II dan III Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua dan ketiga pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan observasi, dan refleksi. a. Perencanaan Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya (pengembangan program tindakan kedua atau ke tiga). b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua dan ke tiga ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, hanya saja pada beberapa hal mungkin perlu adanya peningkatan atau perubahan tindakan (tindakan yang disesuaikan); c. Pengamatan dan Observasi Hal-hal yang di amati pada siklus ke dua dan ketiga ini juga seperti pada siklus pertama, hanya saja mungkin ada beberapa tambahan pengamatan yang diperlukan, atau ada beberapa komponen tindakan yang perlu pengamatan lebih seksama atau lebih serius dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya. d. Refleksi Maksud melakukan refleksi juga sama seperti siklus sebelumnya, hanya saja

29 pada refleksi siklus ke dua dan ke tiga ini lebih di arahkan pada evaluasi tindakan siklus sebelumnya. 25 E. Data dan Cara Penggalian Data Jenis data yang diperlukan dan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data empiris yaitu data yang berhubungan dengan perbuatan, pengalaman, peristiwa, kejadian dalam kegiatan tindakan kelas. Sumber datanya adalah guru dan siswa tingkat X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tanjung. Disamping itu, data juga diperoleh melalui : 1. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dinayatakan atau diuji dengan bilangan/ angka yang diwujudkan dalam bentuk nilai evaluasi, misalnya pre-test, post-test, ulangan harian dan sebagainya. 2. Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dinyatakan atau diuji dengan bilangan/angka, seperti semangat belajar siswa, aktivitas kelas dan sebagainya. Cara penggalian data dalam penelitian ini adalah melalui : 1. Observasi, yaitu dengan melakukan peninjauan dan pengamatan ke lokasi penelitian (ruang kelas) serta melihat dan megamati langsung bagaimana penerapan media audiovisual dalam kegiatan proses pembelajaran seni musik yang dilakukan oleh guru di dalam kelas; 2. Test, yaitu melakukan evaluasi dari hasil penerapan media audiovisual di kelas. Evaluasi ini dilakukan baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil akhir kegiatan pembelajaran; F. Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik tes,

30 observasi dan wawancara, dan alat pengumpul datanya berupa butir soal, lembar kerja siswa, lembar observasi dan pedoman wawancara. 26 G. Analisis Data Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak menggunakan uji statistik; 2. Menggunakan analisis deskriptif; 3. Observasi maupun test menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, penilaian dan refleksi/aplikasi; H. Jadual Waktu Penelitian Waktu Pelaksanaan Kegiatan (bulan - minggu ke) No. Uraian Kegiatan September 2011 Oktober 2011 Nopember Penyusunan rancangan penelitian x 2. Persiapan sarana dan alat x 3. Pelaksanaan tindakan 1 x 4. Pelaksanaan tindakan 2 x 5. Pelaksanaan tindakan 3 x 6. Pengumpulan data x 7. Analisa data x 8. Penyusunan konsep hasil dan laporan PTK x x x 9. Pengetikan laporan PTK x x

31 IV. DAFTAR PUSTAKA Aserani Bahan Diklat Seni Budaya bidang Seni Musik. Tanjung: SMK Negeri 1. Atwi Suparman Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka. Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Djamarah, Bahri, Syaiful Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama. Gearlach dan Ely General Methods of Effektif Teaching. New York: Thomas Y. Growell Company. Machlis, Sudharsono Pelajaran Seni Musik. Jakarta: PT. Gramedia. Mirhanuddin Media Pendidikan. Banjarmasin: Yayasan Badan Penerbit UNLAM Munir Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta. Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Depdikbud. Rahayu, Sadbudhy, Endang Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Sekarmita. Rivai, Ahmad Media Pendidikan. Surabaya: Insan Cendekia. Suryadi, A Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Bina Cipta. Tafsir, Ahmad Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Turnip Media Pendidikan. Jakarta: Gramedia. 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS

UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN KONDISI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI KELAS O l e h : ASERANI, S.Pd NIP. 132091026 Karya Tulis Gagasan Sendiri Yang Disusun Sebagai Bahan Bacaan dan Didukomentasikan Pada Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang. memiliki bagian-bagian yang rumit, seperti yang diungkapkan oleh 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Media 1. Pengertian Media Ada beberapa tafsiran tentang pengertian media, sebagian orang menyatakan bahwa media merujuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit,

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA AL-QUR AN BERDASARKAN ILMU TAJWID DAN PRAKTEKNYA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AL-QUR AN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU PERMAINAN

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMANFAATAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Johannes Jefria Gultom Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dipilih

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni di sekolah, merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR Nina Sundari 1 ABSTRAK Tujuan artikel ini yaitu untuk mengetahui langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG Nanik Sudaryati 9 Abstrak: Pada tahun pelajaran sebelumnya, sebagian besar peserta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif 1. Pengertian Menulis Pada dasarnya menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016) ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hilman Sugiarto, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri dalam sektor logam di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Direktur Basis Industri Manufaktur

Lebih terperinci

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung

MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung Mendengarkan merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur, yaitu: - Mendengar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PKn Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Yang saya dengar, saya lupa Yang saya lihat, saya ingat

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd.

PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PEMANFAATAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN Yuni Wibowo, S.Pd. PENDAHULUAN Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Triyanto (2009:7) menyatakan

Lebih terperinci

Endang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan

Endang Srininsih Guru SMPN 4 Mataram. menyanyi sesuka mereka tanpa memperdulikan adanya aturanaturaan e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Penerapan Teknik Vokal yang Baik dan Benar dengan Menggunakan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Bernyanyi Mata Pelajaran Seni Budaya pada Siswa Kelas VII

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR Abstrak Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

BAB VI MEDIA PENGAJARAN

BAB VI MEDIA PENGAJARAN BAB VI MEDIA PENGAJARAN 6.1. Pendahuluan Konsep teknologi pengajaran dapat dicari jejaknya sejak zaman Yunani Purba. Sekalipun batasan, konsep, model dan teorinya sudah tidak cocok dengan pengajaran masa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut Asosiasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh: ERNAWATI NIM : A1D109166

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, indikator kompetensi pedagogik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang yang terletak di JL. Candimulyo, KM. 4, Candimulyo, Magelang. SMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua makhluk hidup. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa aktivitas adalah keaktifan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dan tantangan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompleks, karena harus berpacu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapakan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsurunsur musik,

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI (PTK Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII B Semester Gasal SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.

Pengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar. MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah sistem untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta dapat menjadi aset bangsa demi mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum telah diakui bahwa pendidikan merupakan penggerak utama bagi pembangunan. Pendidikan (pengajaran) prosesnya diwujudkan dalam proses belajar mengajar. Proses

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Meyta Pritandhari Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro meyta.pritandhari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diklat dapat: memahami pengertian media pendidikan. menentukan langkah-langkah

Lebih terperinci

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan

Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan Pengertian dan Klasifikasi Media Pendidikan KOMUNIKASI YANG BERHASIL F F F MEDIA F Media Kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO PEMBACAAN CERPEN BERMUATAN BUDAYA NASIONAL INDONESIA UNTUK KOMPETENSI MENELAAH KARYA SASTRA BAGI PEMELAJAR BIPA Lerry Alfayanti 1, Sarwiji Suwandi 2, Retno Winarni 3

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Aswin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to improve motivation and learning

Lebih terperinci