LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KECAMATAN DIMEMBE, KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KECAMATAN DIMEMBE, KABUPATEN MINAHASA UTARA"

Transkripsi

1 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KECAMATAN DIMEMBE, KABUPATEN MINAHASA UTARA Jeklin Linda Tambariki Universitas Klabat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia serta perbedaan signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual. Responden dalam penelitian ini adalah lansia usia 60 tahun ke atas, pria dan wanita, dan lansia potensial (mandiri) yang berdomisili di desa Laikit, Dimembe, Warukapas, Tetey, dan Lumpias. Jumlah respondent adalah 157. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-Experimental dengan desain One Group Pre Test-Post Test, dan rumus yang digunakan adalah Chi-Square Contingency dan Wilcoxon Sign Test. Hasil aspek kualitas hidup menggunakan Chi-square Contingency yaitu Pada penggunaan Wilcoxon Sign Test, didapati bahwa aspek fisik (0.046), mental (1.000), sosial (0.000), dan spiritual (1.000) mengacu pada nilai (α = 0.05). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia, dan ada perbedaaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia jika ditinjau dari aspek fisik dan sosial. Sebaliknya, tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan aspek mental dan spiritual. Kata Kunci: latihan fisik, kualitas hidup, lansia Abstract This study aimed to analyze the relationship between physical exercise and elderly quality of life and the significant difference in the elderly quality of life based on the physical, mental, social, and spiritual aspects. The respondents in this study were adults aged 60 years or older, men and women, and potential elderly people (independent) living in Laikit, Dimembe, Warukapas, Tetey, and Lumpias villages. The total number of respondents was 157. The research method employed was Quasi-Experimental with One Group Pre Test-Post Test design, and the formulas used were Chi-Square Contingency and Wilcoxon Sign Test. The result of quality of life using Chi-Square Contingency was Based on the use of Wilcoxon Sign Test, it was found that physical aspect (0.046), mental aspect (1.000), social aspect (0.000), and spiritual aspect (1.000) refered to the value α = The results of this study revealed that there was significant correlation between physical exercise and the elderly quality of life, and there was significant difference in the elderly quality of life based on the physical and social aspects. On the other hand, there was no significant difference based on mental and spiritual aspects. Keywords: physical exercise, quality of life, elderly people

2 73 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kualitas hidup adalah kesehatan manusia seutuhnya dalam empat aspek yang saling berhubungan yaitu fisik, mental, sosial, dan spiritual (Clemency, 2003). Latihan fisik bukan hanya memberikan kesegaran jasmani, tetapi juga memberikan tubuh yang sehat, otot dan tulang yang kuat, terhindarnya dari berbagai macam penyakit, usia yang panjang, hidup lebih produktif, dan tubuh yang nyaman. Menurut Yus (2008), sebanyak 2,7 juta penduduk di Indonesia merupakan penduduk berusia lanjut yang terlantar, sehingga terdapat permasalahan yang mengikuti perkembangan lansia yaitu aktivitas berkurang, produktivitas menurun, dan terjadi perubahan dari segi sosial budaya sehingga membuat kurangnya perhatian dan penghormatan terhadap lansia (Bachtiar dalam Jakarta Pelita, 2009). Memahami kualitas hidup khususnya dalam perawatan kesehatan, di mana pada era globalisasi ini, latihan fisik untuk meningkatkan kualitas hidup tidak mudah diterapkan pada perawatan lansia guna meningkatkan kualitas hidup. Sehubungan dengan hal-hal di atas maka perlu diadakan penelitian dengan judul Latihan Fisik dan Kualitas Hidup Pada Lansia di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Perumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: 1. Apakah ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup keseluruhan pada lansia di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek fisik di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek mental di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik? 4. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek sosial di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik? 5. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek spiritual di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik? JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP

3 Tujuan Setelah meninjau masalah dan latar belakang, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. untuk mengetahui apakah ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup keseluruhan pada lansia di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara; 2. untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek fisik di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik; 3. untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek mental di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik; 4. untuk mengidentifikasi apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek sosial di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik; dan 5. untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia dari aspek spiritual di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik. Manfaat Penelitian Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan dalam memulihkan keadaan optimal secara fisik, mental, sosial, dan spiritual pada lansia. Begitu pula bagi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara, kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya kepada lansia. Untuk institusi pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menambah informasi sebagai referensi untuk melakukan penelitian mendatang dalam masalah yang sama. Hipotesis Null Ho 1 : Ho 2 : Ho 3 : Ho 4 : Ho 5 : Tidak ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek fisik. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek mental. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek sosial. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek spiritual.

4 73 TINJAUAN PUSTAKA Latihan Fisik Pada lansia terdapat kekhawatiran saat melakukan aktivitas yaitu takut jatuh dan takut merasa sakit yang akan menyebabkan kelumpuhan dan ketergantungan yang besar; lansia beresiko besar mengalami situasi yang menyebabkan nyeri (Potter & Perry, 2005). Stanley dan Beare (2006) menyatakan bahwa hambatan-hambatan partisipasi lansia dalam latihan fisik adalah isolasi sosial, depresi, gangguan tidur, kurang transportasi, kurang tempat yang aman untuk latihan, iklim yang tidak mendukung, gangguan citra tubuh, ketakutan akan kegagalan, dan jenis kelamin. Hasil Penelitian Tentang Latihan Fisik Penelitian dari National Institute on Aging (2008) mengatakan bahwa fisik lansia yang berusia 90 tahun menjadi lemah. Kemudian diadakan penelitian dengan latihan otot tubuh yang sederhana selama 10 minggu. Hasil menunjukkan bahwa lansia yang duduk di kursi roda dapat menggunakan tongkat untuk berjalan. Rentang gerak dan aktivitas lain yang tidak berlebihan bermanfaat bagi lansia dan dapat dimasukkan dalam keadaan asuhan keperawatan rutin (Dawe & Moore-Orr, 1995 dalam Stanley & Beare, 2007). Berdasarkan penelitian Hoeger dan Hoeger (2004), manfaat pelatihan aerobik adalah peningkatan kapasitas pembawa oksigen dalam darah, peningkatan kekuatan otot jantung, dan penurunan tekanan darah dan lemak darah. Kualitas Hidup Keadaan yang baik mempunyai arti yang lebih daripada sekedar tidak sakit; itu berarti mengambil langkah untuk mencegah penyakit dan menuntun pada keadaan yang lebih kaya atau berharga, lebih seimbang dan lebih puas dalam hidup (Hales, 2001). Menurut UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No. 13/199) Pasal 1 Ayat 1: Kesehjateraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asazi manusia sesuai dengan Pancasila (Hamid, 2007). Fisik. Sehat secara fisik dihasilkan dengan mengatur kebiasaan makan yang benar, melatih fisik dengan teratur, menghindari kebiasaan yang berbahaya, membuat informasi, dan sanggup mengambil keputusan tentang kesehatan (Edlin & Golanty, 1997 dalam Clemency, 2003). Kesehatan fisik termasuk juga dalam kesanggupan melakukan aktivitas sehari-hari (Donatelle, 2002). Menurut UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No. 13/1998) Pasal 1 Ayat 2: Lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, dan mereka dibagi dalam dua kategori yaitu lanjut usia potensial (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia potensial adalah JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP

5 lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Sedangkan lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Hamid, 2007). Mental. Menurut Hales (2001), kesehatan mental adalah keseimbangan antara emosi dan mental status yang berkaitan dengan apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan. Sosial. Kesehatan sosial adalah kesanggupan interaksi secara efektif dengan orang lain dan lingkungan sosial untuk meningkatkan kepuasan hubungan interpersonal dan melengkapi peran sosial (Edlin, et al., 1997 dalam Murray & Zentner, 2006). Spiritual. Spiritual meliputi dimensi vertikal (hubungan seorang dengan Tuhan) dan dimensi horizontal yang memantulkan dan mengeluarkan kembali pengalaman yang benar-benar dari suatu hubungan dengan Tuhan lewat suatu nilai kepercayaan, gaya hidup, kualitas hidup, dan interaksi dengan orang lain dan alam (Stole, 1989 dalam Taylor, 2002). Penelitian yang lain juga menunjukan bahwa melakukan program olahraga dapat meningkatkan secara efektif dan memelihara penampilan fisik pada lansia (Taguchi, et al., 2010). Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa depresi dan kegelisahan adalah masalah kesehatan mental yang memakan korban yang sangat parah terhadap kualitas hidup dan mengancam kelangsungan hidup (Murphy, 2008). METODOLOGI Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi-Experimental, dan desain penelitian adalah One Group Pre Test-Post Test yaitu rancangan yang tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (Notoatmodjo, 2002) Statistik Data dihitung dengan menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS). Untuk menjawab pernyataan masalah nomor 1 (apakah ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup keseluruhan pada lansia), dibuat hipotesa Ho 1 yaitu tidak ada hubungan signifikan antara latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia dengan menggunakan analisis statistik Chi Pearson Contingency Coeficient-Chi Square. Untuk menjawab pernyataan masalah nomor 2 (apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia berdasarkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual di

6 73 Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik, dibuat hipotesa Ho 2 yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek fisik di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik, Ho 3 yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek mental di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik, Ho 4 yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek sosial di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik, dan Ho 5 yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek spiritual di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik. Analisis statistic yang digunakan adalah Willcoxon Sign Test. Teknik Penentuan Lokasi, Populasi, dan Sampel Cakupan dalam penelitian ini adalah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, pria dan wanita, dan lansia yang potensial (mandiri) yang berdomisili di desa Laikit, Dimembe, Warukapas, Tetey, dan Lumpias. Batasan dalam penelitian ini adalah lansia yang tidak potensial (tidak mandiri) dan berdomisili di desa Matungkas, Wasian, Phinilih, Klabat, dan Tatelu Rondor. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia (lanjut usia) yang memiliki kriteria: (1) berumur 60 tahun ke atas, (2) potensial (mandiri), (3) pria dan wanita, (4) tinggal di wilayah Minahasa Utara, dan (5) bersedia menjadi responden. Sampel yang menjadi bagian dalam populasi penelitian ini adalah convenience sampling yaitu memilih anggota dari populasi untuk dijadikan sampel di mana sesukanya peneliti (Kountur, 2003). Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 157 orang. HASIL PENELITIAN Hubungan Antara Latihan Fisik dan Kualitas Hidup Pada Lansia Tabel 1 menunjukan hasil dari kualitas hidup keseluruhan. Kualitas hidup dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu sangat buruk, baik dan sangat baik. Berdasarkan hasil data kualitas hidup keseluruhan, didapati bahwa responden yang sebelumnya (pre-test) melakukan latihan fisik memiliki kualitas hidup baik (128 responden) dan sangat baik (29 partisipan), sedangkan hasil yang didapat sesudah melakukan latihan fisik (post-test) adalah sangat buruk (0 responden), baik (102 responden), sangat baik (55 responden). JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP

7 Table 1 Data Kualitas Hidup Kesuluruhan (Chi-square Contingency) Gabungan Kualitas Hidup Pre & Post Test Nomor Kualitas Hidup Pre & Post Test Total PRE TEST POST TEST Baik Sangat Baik Total Tabel 2 menunjukan bahwa hasil yang didapat secara keseluruhan adalah ada hubungan yang signifikan anatara latihan fisik dan kualitas hidup (p = 0.001). Untuk itulah Ho 1 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup pada lansia di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara gagal diterima. Tabel 2 Hasil Kualitas Hidup Keseluruhan (Chi-square Contingency) Value Approx. Sig Nominal by Contingency * nominal coefficient N of valid cases 314 Keterangan: α=0.05, * = signifikan Perbedaan yang Signifikan Pada Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari Aspek Fisik, Mental, Sosial, dan Spiritual Sebelum dan Sesudah Mendapat Latihan Fisik Kualitas hidup ditinjau aspek fisik. Tabel 3 menunjukan bahwa dalam data aspek fisik, terdapat 4 responden yang mengalami perubahan setelah melakukan latihan fisik, sedangkan terdapat 153 responden yang tidak mengalami perubahan kualitas hidup fisik mereka. Tabel 3 Data Aspek Fisik (Willcoxon Sign Test) N Mean Rank Sum of Ranks Kualitas Hidup Negative Ranks 0 (a) Fisik Post-Test Positive Ranks 4 (b) Kualitas Hidup Ties 153 c) Fisik Pre-Test Total 157 a. Kualitas hidup fisik post-test < kualitas hidup fisik pre-test b. Kualitas hidup fisik post-test > kualitas hidup fisik pre-test c. Kualitas hidup fisik post-test = kualitas hidup fisik pre-test

8 73 Tabel 4 menunjukan hasil kualitas hidup fisik pre- dan post-test. Hasil yang didapat adalah p = Dengan demikian, Ho 2 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek fisik di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik gagal diterima. Tabel 4 Hasil Aspek Fisik (Willcoxon Sign Test) Kualitas Hidup Post Test-Kualitas Hidup Fisik Pre Test Z (a) Asymp. Sig. (2-tailed).046* a. Based on negative ranks b. Wilcoxon Signed Ranks Test α = 0.05 Keterangan: * = Signifikan Kualitas hidup ditinjau dari aspek mental. Tabel 5 menunjukan data dari kualitas hidup mental di mana tidak terjadi perubahan pada kualitas hidup mental para responden setelah melakukan latihan fisik. Terdapat 157 responden dengan kualitas hidup mental post-test yang sama dengan kualitas hidup mental pre-test. Tabel 5 Data Aspek Mental (Willcoxon Sign Test) N Mean Rank Sum of Ranks Kualitas Hidup Negative Ranks 0 (a) Mental Post-Test Positive Ranks 0 (b) Kualitas Hidup Ties 157 (c) Mental Pre-Test Total 157 Tabel 6 menunjukan hasil kualitas hidup mental pre dan post test, tidak ada perbedaan yang signifiakn setelah melakukan latihan fisik dengan hasil p=1.000, maka Ho3: tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek mental di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesudah mendapat latihan fisik, diterima. Tabel 6 Hasil Aspek Mental (Willcoxon Sign Test) Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test α = 0.05, Keterangan: TS = Tidak Signifikan Kualitas Hidup Mental Post-Test Kualitas Hidup Mental Pre-Test.000 (a) TS JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP

9 Kualitas hidup ditinjau aspek sosial. Tabel 7 menunjukkan data kualitas hidup social. Berdasarkan data, terjadi perubahan kualitas hidup pre- dan post-test pada 22 responden setelah melakukan latihan fisik, sedangkan pada 153 responden, tidak terjadi perubahan dalam kualitas hidup sosial. Tabel 7 Data Aspek Sosial (Willcoxon Sign Test) N Mean Rank Sum of Ranks Kualitas Hidup Negative Ranks 0 (a) Sosial Post-Test Positive Ranks 22 (b) Kualitas Hidup Ties 157 (c) Sosial Pre-Test Total 157 Tabel 8 menunjukkan hasil kualitas hidup sosial pre- dan post-test. Hasil yang didapat adalah p = Ini berarti latihan fisik memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup sosial para responden. Itulah sebabnya Ho 4 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek sosial di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara gagal diterima. Tabel 8 Hasil Aspek Sosial (Willcoxon Sign Test) Kualitas Hidup Post-Test Kualitas Hidup Sosial Pre-Test Z (a) Asymp. Sig. (2-tailed).000** a. Based on negative ranks b. Wilcoxon Signed Ranks Test α = 0.05, Keterangan: ** = sangat signifikan Kualitas hidup ditinjau aspek spiritual. Tabel 9 menunjukkan data kualitas hidup spiritual di mana tidak terjadi perubahan dalam kualitas hidup spiritual setelah melakukan latihan fisik pada 157 responden. Tabel 9 Data Aspek Spiritual (Willcoxon Sign Test) N Mean Rank Sum of Ranks Kualitas Hidup Negative Ranks 0 (a) Spiritual Post-Test Positive Ranks 0 (b) Kualitas Hidup Ties 157 (c) Spiritual Pre-Test Total 157

10 73 Tabel 10 menunjukan hasil kualitas hidup spiritual pre dan post test, hasil yang di dapat p=1.000, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kualitas hidup spiritual setelah diberikan latihan fisik, itulah sebabnya Ho5: tidak ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek spiritual di Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara sebelum dan sesduah mendapat latihan fisik, diterima. Tabel 10 Hasil Aspek Spiritual (Willcoxon Sign Test) Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks b. Wilcoxon Signed Ranks Test α = 0.05, Keterangan: ** = sangat signifikan Kualitas Hidup Post-Test Kualitas Hidup Spiritual Pre-Test.000 (a) TS KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pernyataan masalah yaitu apakah ada hubungan antara latihan fisik dan kualitas hidup keseluruhan pada lansia di Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, didapati ada hubungan yang signifikan antara latihan fisik dan kualitas hidup keseluruhan (0.001). Pada pertanyaan apakah ada perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup lansia ditinjau dari aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual, didapati ada hubungan yang signifikan pada aspek fisik (0.046) dan sosial (0.000); sebaliknya, tidak terdapat perbedaan signifikan pada aspek mental (1.000) dan spiritual (1.000). Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan penentuan kebijakan dalam menangani dan merawat lansia yang berumur 60 tahun ke atas, memberikan pengetahuan kepada para responden dan keluarga tentang bagaimana cara memulihkan keadaan seoptimal mungkin, serta menambah pengetahuan kepada keluarga untuk memberikan dukungan, perhatian, dan perawatan lansia dengan baik. PERSANTUNAN Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya penelitian ini. Untuk Universitas yang memberikan sarana dan prasarana, terima kasih. Kepada semua yang terlibat dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak dan kepada keluarga dalam bimbingan secara moril, terima kasih banyak. REFERENSI Clemency, M. (2003). Sehat prima dari abad kedua puluh satu. Bandung: Indonesia Publishing House. JKU, Vol. 1, No. 1, Juni 2012 LATIHAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP

11 Donatelle, R. J. (2002). Access to health. New York: Benyamin Cummings. Hales. D. (2001). An invitation to health. Belmont: Thomson Learning. Hamid, H (2007). Departemen Sosial RI: Penduduk lanjut usia di Indonesia dan masalah kesejahteraanya. Diambil dari name=news&file=article&sid=522 Hoeger, W., & Hoeger, S. (2004). Principles and labs for fitness and wellness. Belmont: Thomson. Jakarta Pelita. (2009). Jumlah lansia terlantar makin membengkak (agama dan pendidikan). Diambil dari &id=32503 Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: PPM. Murphy, K. (2008). Shedding the burden of depression and anxiety. American Journal of Nursing, 38(4): Murray, R. B. & Zentner, J. P (2006). Health promotion stategies through the life span. Diambil dari National Institute on Aging (2008). Diambil dari Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter, A. P & Perry, A. G. (2005). Fundamental keperawatan (ed. 4). Jakarta: EGC. Stanley, M., & Beare, P. G. (2007). Buku ajar keperawatan gerontik (ed. 2). Jakarta: EGC. Taguchi, N,. Higaki, Y,. Inoue, S,. Kimura, H, & Tanaka, K. (2010). Effects of a 12- month multicomponent exercise program on physical performance, daily physical activity and quality of life in very elderly people with minor disabilities. Journal of Epidemology, 20(1), Taylor, E. J. (2002). Spiritual care: Nursing theory, research and practice. New Jersey: Prentice Hall. Yus, A (2008). Sebanyak 2,7 juta penduduk lansia terlantar. Diambil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *  ABSTRAK Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan tujuan penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pendidikan : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Sofya Azharni Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994 Agama : Islam Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 17

Lebih terperinci

Lampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi

Lampiran 2. Berat badan patokan untuk perhitungan kecukupan gizi Lampiran 1. Kurva standar kafein Absorbansi 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 y = 0.0502x + 0.0146 R 2 = 0.9971 Absorbansi Linear (Absorbansi) 0 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi (ppm) Lampiran 2. Berat badan patokan untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya, Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), sedang melaksanakan kegiatan penelitian berjudul

Lebih terperinci

IRMA MUSTIKA SARI J

IRMA MUSTIKA SARI J HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS Digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator suatu variabel. Kuesioner dikatakan reliabel ketika jawaban seseorang terhadap pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin

usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid jenis_kelamin LAMPIRAN Karakteristik Responden Frequencies Statistics usia jenis_kelamin N Valid 38 38 Missing 0 0 Frequency Table usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 9 17 44.7 44.7 44.7 10

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018 HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA

PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA PENDIDIKAN KESEHATAN JIWA MENINGKATKAN KEKEBALAN IMUN DARI STRES PADA LANSIA (Mental Health Education Increase the Immune Degree of Stress on the Elderly) Rita Rahmawati*, Rindayati** * Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul Jurnal yang berjudul ABSTRAK Irmawati Nur.. Pengaruh Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Activities Daily Living sterhadap Kualitas Hidup Lansia di Desa Raharja Kecamatan Wonosari Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN Latihan Box Skip...(Rosalita Annaningdyas) 1 PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN EFFECT OF BOX SKIP TRAINING ON THE LEG

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

67 Lampiran 2. Kuesioner kepatuhan Eight Items Morisky Scale yang telah dimodifikasi (pretest / posttest) yang ditujukan pada pasien dewasa 68 Lampiran 3. Kuesioner kepatuhan Eight Items Morisky Scale

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung

LAMPIRAN. Pengukuran Tekanan Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Tekanan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Pengukuran Darah Lansia Pada Pelatihan Senam Lansia Menurunkan Darah Lansia Di Banjar Tuka Dalung LAMPIRAN Peserta Senam Lansia Di Banjar Tuka Desa Dalung MASTER TABEL Darah Lansia Di Banjar Tuka

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 5 No. 1 Januari 2018 P-ISSN : 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online) http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/jpe PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1950 jumlah lanjut usia di dunia sebanyak 205 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2000 telah meningkat menjadi 606 juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara 108 LAMPIRAN B 109 SKALA PENELITIAN UNIERSITAS SUMATERA UTARA IDENTITAS Nama : Kelas/Sekolah : Tempat/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : 110 PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 80 Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 81 Lampiran 2 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah: Nama : Fredrik Lay

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI Digunakan untuk menentukan apakah dua perlakukan sama atau tidak sama Uji parametrik Uji non parametrik: T- test asumsi: distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PENELITIAN

DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran 1 1. Rumah Tanaman DOKUMENTASI PENELITIAN 2. Tanaman Purun, Mendong dan Padi Liar 3. Tahap Aklimatisasi 5. Tahap Penyiapan Air Lindi 6. Penyiraman Air Lindi pada Tanaman Uji 7. Kondisi Tanaman

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. Tetti Solehati Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sigit Eko Prasetio J210100028 FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2008). Lansia adalah seseorang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup/terusmenerus secara alamiah, tidak

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN GANGGUAN PSIKOLOGI PADA TENAGA KERJA TERPAPAR KEBISINGAN DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR.

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1Hasil Pengolahan Data Sampel 4.1.1Gambaran Umum Sampel Subjek dalam penelitian ini adalah remaja wanita penari balet sebanyak 52 orang yang memiliki range usia 10 s/d 20 serta range

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA 29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h

DAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h DAFTAR PUSTAKA 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2012. h. 7-71. 2. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Subjek Dekripsi (karakteristik) data subjek dengan total subjek yang diteliti sebanyak 50 subjek yaitu lansia yang tinggal di dua panti wreda di Jakarta,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECEMASAN SISWA MENJELANG UJIAN AKHIR SEMESTER DI SMAN 4 DENPASAR. Odilia Dea Novena 1, Krisna Dinata 2

PENINGKATAN KECEMASAN SISWA MENJELANG UJIAN AKHIR SEMESTER DI SMAN 4 DENPASAR. Odilia Dea Novena 1, Krisna Dinata 2 PENINGKATAN KECEMASAN SISWA MENJELANG UJIAN AKHIR SEMESTER DI SMAN 4 DENPASAR Odilia Dea Novena 1, Krisna Dinata 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD LESTARI SURABAYA SKRIPSI. OLEH: Yuliana Lepo NRP:

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD LESTARI SURABAYA SKRIPSI. OLEH: Yuliana Lepo NRP: PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD LESTARI SURABAYA SKRIPSI OLEH: Yuliana Lepo NRP: 9103013040 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR SKALA MANAJEMEN WAKTU Nama : Periode Penilaian : Fasilitator : Tanggal Penilaian : PETUNJUK PENGERJAAN 1. Bacalah pernyataan pada lembar berikut ini dengan cermat dan jujur.

Lebih terperinci

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD 1 Eko A. Papilaya 2 Kustina Zuliari 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA Herry Prasetyo 1, Petrus Nugroho D.S 2 1,2 Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Purwokerto Poltekkes Semarang

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: OKTAFIA EKAWATI 12.1.01.01.0286 Dibimbing oleh :

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM NEGERI DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM NEGERI DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD NEGERI 173398 DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL MASALAH KEPERAWATAN PASIEN KANKER PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS UDAYANA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Kuisioner Penelitian HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KEPARAHAN OSTEOARTHRITIS 69 70 71 72 73 Lampiran 2. Sample Informed Consent SURAT PERMINTAAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. spiritual merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kualitas hidup. yang optimal (Optimum Aging). (Hurlock, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. spiritual merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kualitas hidup. yang optimal (Optimum Aging). (Hurlock, 1992). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang muncul pada lansia seperti kemunduran fisik, penurunan fungsi seksual, perubahan aspek psikoseksual, perubahan dalam peran di masayarakat maka

Lebih terperinci

PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK

PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK PENGARUH PERINGATAN KESEHATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK TERHADAP MOTIVASI PEROKOK UNTUK BERHENTI MEROKOK Abstraksi Kampanye anti-rokok dengan menggunakan peringatan kesehatan bergambar terbukti memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan usia harapan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan usia harapan hidup, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan telah meningkatkan kesejahteraan sosial dan derajat kesehatan masyarakat, yang dampak positifnya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat,

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : INDAH PUSPITASARI 080201077

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIS PUSPITA WARDANI 201110201136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN Responden yang terhormat, Saya, Rima Handayani, Mahasiswa Program Master Science Sekolah Pasca Sarjana IPB dengan Mayor

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 ALAT UKUR PENELITIAN

LAMPIRAN 1 ALAT UKUR PENELITIAN 51 LAMPIRAN 1 ALAT UKUR PENELITIAN SKALA UNTUK KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS RYFF S PSYCHOLOGICAL WELL-BEING Keterangan: 1 : Sangat Tidak Setuju 2 : Tidak Setuju 3 : Agak Tidak Setuju 4 : Agak Setuju 5: Setuju

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: THOHA REVANANDA 201010201075 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Kesejahteraan 2.1.1 Definisi Kesejahteraan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1989) adalah keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, kemakmuran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA ISSN : 2087 2879 HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA Relationship Of Psychosocial Change With Quality Of Life In Gampong Lamceu Kuta Baro Subdistrict Aceh Besar Regency In 2012

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com

Lebih terperinci

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO G2B308003 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BELAJAR KELAS 2012/2013 SKRIPSI SKRIPSI. Oleh : K SURAKARTAA. Juli commit to user

BELAJAR KELAS 2012/2013 SKRIPSI SKRIPSI. Oleh : K SURAKARTAA. Juli commit to user PENGARUH PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATANN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT ANAK TUNAGRAHITA KELAS VIII DI SLB-B-C BINA KARYA INSANI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegawatadaruratan dapat terjadi kapan saja dan umumnya mendadak serta tidak terencana, gawat adalah kondisi yang mengancam nyawa dan darurat adalah perlunya tindakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT AND THE ELDERLY

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Diny Vellyana 1, Arena Lestari 2, Asri Rahmawati 3 1,2,3 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja atau young people adalah anak yang berusia 10-19 tahun (World Health Organization, 2011). Pada periode ini manusia mengalami masa transisi dengan kebutuhan kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 % dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat 2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007). Disebut

Lebih terperinci

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,

Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tuesday, April 29, 2014 http://www.esaunggul.ac.id/article/osteoporosis-konsumsi-susu-jenis-kelamin-umur-dan-daerah-di-dki-ja

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Relationship Of Sleep Quality With Elderly Gymnastic

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci