BAB II URAIAN TEORITIS. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
|
|
- Suhendra Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II URAIAN TEORITIS II. 1 Komunikasi II Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2006 : 9). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambinglambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun nonverbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama (Rudy, 2005: 1). Di antara para ahli sosiologi, ahli psikologi, ahli politik di Amerika Serikat, yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland. Menurut Carl.Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang
2 amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals) (Effendy, 2006 : 10). Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communiaction in Society, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who says what in which channel to whom with what effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan yakni: a. Komunikator Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita. b. Pesan Pesan adalah pesan-pesan, informasi, atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang. c. Saluran atau Media Komunikasi Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya simbolsimbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian.
3 d. Komunikan Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator pengirim/penyampaian pesan), yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. e. Efek Efek adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan (Rudy, 2005: 4). II.1.2 Tujuan Komunikasi Kegiatan komunikasi ini lazimnya dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu: a. Untuk mengetahui sesuatu b. Untuk memberitahu sesuatu, dan c. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain agar berbuat sesuatu Secara keseluruhan atau garis besarnya, tujuan komunikasi adalah untuk tercapainya saling pengertian (mutual understanding), pemahaman bersama (common understanding), atau kesepakatan timbal balik (mutual agreement). Dengan demikian, tingkat keberhasilan (pencapaian tujuan) komunikasi dapat dilihat atau dinilai dari dimana atau sejauh mana saling pengertian dan kesepakatan dapat tercapai oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi itu (Rudy, 2005: 2). II.1.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian/peristiwa atau perbuatan melakukan hubungan, kontak, interaksi satu sama lain (pada umumnya di antara makhluk hidup, walau lebih jauh dalam era cyber technology ini telah pula dimungkinkan komunikasi dengan komputer dan robot) berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. Proses komunikasi yang baik adalah apabila hubungan/interaksi dalam rangka penyampaian pesan/informasi/berita/ pengertian yang dilakukan tertuju kepada
4 penerima pesan/informasi itu, dan secara timbal-balik, disampaikan melalui saluran-saluran (media) yang cocok/tepat/sesuai dan isi pesan disusun dengan sebaik-baiknya secara jelas, tegas, pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan itu (Rudy, 2005: 2). II.1.4 Hambatan Komunikasi Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinkah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses. 1. Gangguan. Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasi sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. 2. Kepentingan. Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. 3. Motivasi Terpendam. Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikianlah pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasinya.
5 4. Prasangka. Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional (Effendy, 2003: 45-49) II.1.5 Bentuk, Ruang Lingkup dan Jenis Komunikasi Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup (scope)- nya dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya. 1. Bidang Komunikasi Yang dimaksud dengan bidang di sini adalah bidang kehidupan manusia, di mana di antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas; dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut: a. Komunikasi sosial (social communication) b. Komunikasi organisasional/manajemen (organizational/management communication) c. Komunikasi bisnis (business communication) d. Komunikasi politik (political communication) e. Komunikasi internasional (international communication) f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi tradisional (traditional communication)
6 2. Sifat Komunikasi Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasi sebagai berikut: a. Komunikasi verbal (verbal communication) 1. Komunikasi lisan (oral communication) 2. Komunikasi tulisan (written communication) b. Komunikasi niverbal (nonverbal communication) 1. Komunikasi kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain. c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) d. Komunikasi bermedia (mediated communication) 3. Tatanan Komunikasi Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan. Berdasarkan situasi komunikan, maka klasifikasi menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut: a. Komunikasi pribadi (personal communication) b. Komunikasi massa (mass communication) c. Komunikasi kelompok (group communication) 4. Teknik Komunikasi Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani technikos yang berarti keterampilan atau keperigelan. Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi: a. Komunikasi informative (informative communication) b. Komunikasi persuasive (persuasive communication) c. Komunikasi pervasive (pervasive communication) d. Komunikasi koersif (coersive communication) e. Komunikasi instruktif (instructive communication) f. Komunikasi manusiawi (human communication) II.1.6 Metode Komunikasi Istilah metode atau dalam Bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk
7 kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis. Atas dasar pengertian di atas metode komunikasi meliputi kegiatankegiatan yang terorganisir sebagai berikut: a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism) b. Hubungan masyarakat (public relation) c. Periklanan (advertising) d. Propaganda e. Perang urat syarat (psychological warfare) f. Perpustakaan (library) g. Lain-lain (Effendy, 2003: 52-56) II.2 Komunikasi Massa II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat kita pungkiri jika kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film (Ardianto, 2007: xiii). Komunikasi massa, seperti bentuk komunikasi lainnya (komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok atau komunikasi organisasi), yang memiliki sedikitnya enam unsur, yakni komunikator (penyampai pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), efek, dan umpan balik (Ardianto, 2007: 2) Komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media (media massa) kependekan dari media of mass communication.
8 Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, pada awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern (Nurudin, 2007: 3-4) Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, dalam Ardianto, 2007: 3), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi- keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah- keduanya disebut dengan media cetak; serta media film. (Ardianto, 2007: 3) Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, dalam Ardianto, 2007: 3).
9 Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (Ardianto, 2007: 3) Ini berarti proses yang terjadi antara media massa cetak (yakni majalah dinding) dengan pembacanya (yakni siswa) adalah suatu proses komunikasi massa. II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa a. Pengawasan (surveillance) Fungsi pertama komunikasi massa menurut Joseph R. Dominick ternyata sama dengan fungsi yang pertama juga berdasarkan pendapat Harold Lasswell. Akan tetapi, Dominick memberikan penjelasan yang agak luas. Dikatakannya bahwa surveillance mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan pengawasan. Orang-orang media itu, yakni para wartawan surat kabar dan majalah, reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan lain-lain berada di mana-mana di seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh. Informasi itu disampaikan kepada organisasi-organisasi media massa yang dengan jaringan luas dan alat-alat yang canggih disebarkannya ke seluruh jagatraya. Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis: 1. Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman topan, letusan gunung api, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak (program televisi diinterupsi untuk memberitakan peringatan bahaya tornado), dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita surat kabar atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara atau
10 masalah pengangguran. Akan tetapi, memang banyak informasi yang tidak merupakan ancaman yang perlu diketahui oleh rakyat. 2. Pengawasan instrumental (istrumental surveillance) Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrumental. Yang juga perlu dicatat ialah bahwa tidak semua contoh pengawasan instrumental seperti disebutkan di atas terjadi yang kemudian dijadikan berita. Publikasi-publikasi Skala kecil dan yang lebih spesifik seperti majalah-majalah atau jurnal-jurnal pengetahuan atau keterampilan juga melakukan tugas pengawasan. Bahkan fungsi pengawasan dapat dijumpai pula pada isi media yang dimaksudkan untuk menghibur. b. Interpretasi (interpretation) Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Tajuk Rencana dan komentar merupakan pemikiran para Redaktur media tersebut mengenai topik berita yang paling penting pada hari Tajuk Rencana dan komentar itu disiarkan. Fungsi interpretasi ini acap kali mendapat perhatian utama para pejabat pemerintah, tokoh politik, dan pemuka masyarakat karena sering bersifat kritik terhadap kebijaksanaan pemerintah. c. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Banyak contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yangmenghubungkan kebutuhan dengan produkproduk penjual. Contoh lainnya ialah hubungan para pemuka partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu. d. Sosialisasi Seperti halnya dengan MacBride, Joseph R. Dominick juga menganggap sosialisasi sebagai fungsi komunikasi massa. Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Di antara jenis-jenis media massa, televisi termasuk media yang daya pervasinya paling kuat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini wajar karena insan-insan yang belum berusia dewasa ini belum mempunyai daya kritik, sehingga ada kecenderungan mereka meniru perilaku orang-orang yang dilihat mereka pada layar televisi tanpa
11 menyadari nilai-nilai yang terkandung. e. Hiburan (entertainment) Seperti halnya dengan MacBride, bagi Dominick pun hiburan merupakan fungsi media massa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar. Demikian fungsi-fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas bahwa pernyataan mengenai fungsi komunikasi massa di masyarakat akan sejajar dengan pernyataan mengenai bagaimana fungsi pada taraf individual. Apabila analisis kita alihkan dari analisis makro ke analisis mikro, maka pada taraf individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses-and gratifications model atau model penggunaan dan pemuasan. Secara sederhana model ini menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengan menggunakan media. Dewasa ini kebanyakan media massa melancarkan kegiatannya dengan model tersebut sebagai pendekatan fungsional. Dari paparan di atas, fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat disederhanakan menjadi empat fungsi saja, yakni: 1. menyampaikan informasi (to inform) 2. mendidik (to educate) 3. menghibur (to entertain) 4. mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2006: 29-31) II.2.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang artinya gabungan berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan menjadi sumber informasi. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Artinya, khalayak dengan beragam pendidikan, jenis kelamin, umur, status sosial, ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki kepercayaan atau agama yang beragam.
12 Menurut Herbert Blumer (dalam Nurudin, 2004: 20), adapun ciri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai berikut : a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen, artinya mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. b. Berisi individu-individu yang tidak tabu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Sehingga pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah Komunikasi berlangsung dari media massa ke khalayak dan tidak terjadi sebaliknya. Walaupun komunikasi terjadi dua arah, tetapi bukan kepada semua khalayak. Misalnya telepon interaktif yang dilakukan oleh penyiar dan khalayak. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesan kepada khalayak. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik. 7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyampaian informasi melalui media massa. (Effendy, 2006:21-26) II.2.4 Efek Komunikasi Massa Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Yang diklasifikasikan sebagai efek kognitif (cognitive effect), efek afektif (affective effect) dan efek konatif yang sering disebut efek behavioral (behavioral effect).
13 1. Efek Kognitif Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Contoh, pesan komunikasi melalui media massa yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan sebagainya. 2. Efek Afektif Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, senang sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dan lain-lain perasaan yang hanya bergejolak dalam hati, misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, gemes, sinis, kecut dan sebagainya. 3. Efek Konatif Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media messa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan/atau efek afektif. Dengan lain perkataan, timbulnya efek konatif setelah muncul kognitif dan efek afektif (Effendy, 2003: ).
14 II. 3 Teori AIDDA Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangat penting. Strategi komunikasi harus luwes sedemikan rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Para ahli komunikasi cenderung untuk sama-sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan apa yang disebut A-A Procudure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA. Lengkapnya adalah sebagai berikut: A = Attention (Perhatian) I = Interest (Minat) D = Desire (Hasrat) D = Decision (Keputusan) A = Action (Kegiatan) Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor daya tarik komunikator (source atrractiveness), yang juga pernah disinggung di depan.
15 Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya; dengan lain perkataan pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian ini ialah dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan yang negatif bukan attention arousing, melainkan anxiety arousing, menumbuhkan kegelisahan. William J. McGuare, seorang ahli komunikasi kenamaan menegaskan dalam karyanya Persuasion bahwa anxiety arousing communication menimbulkan efek ganda. Di satu pihak ia membangkitkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan preventif. Di lain pihak rasa takut tersebut flight to fight yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian sama sekali. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja
16 pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decission), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 2003: ). Tabel 2 Deskripsi model AIDDA tentang Majalah Dinding A Attention (perhatian) Kehadiran Majalah Dinding mampu menarik perhatian para siswa. I Interest (minat) D Desire (hasrat) Ketertarikan mulai timbul pada diri siswa terhadap majalah dinding. Dalam hal ini disebabkan oleh dimensi-dimensi penting yang dalam majalah dinding. Dimensi-dimensi tersebut dapat ditimbulkan dengan rubrikrubrik yang menarik. Hasrat/kemauan para siswa untuk ikut serta dalam pembuatan majalah dinding yang diinginkan. D Decision (keputusan) A Action (tindakan) Setelah timbulnya hasrat pada diri siswa, maka akan menghantarkannya kepada suatu keputusan, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan mading. Tindakan para siswa yang telah ikut serta dalam pembuatan mading, dan secara terusmenerus ingin berbagi dalam mading.
17 II. 4 Majalah Dinding sebagai Salah Satu Media Massa Cetak II. 4.1 Pengertian Majalah Dinding Majalah dinding atau yang biasa diakronimkan menjadi mading adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduanya. Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia majalah dinding atau lebih dikenal dengan mading adalah suatu media yang berperan sebagai sarana/tempat informasi tentang ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang isinya sangat beragam, dan merupakan hasil kreativitas dari siswa, buah pemikiran guru maupun karya-karya kreatif dan informasi lainnya. Kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta, daya cipta. Media massa cetak merupakan salah satu alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) oleh sebab
18 itu agar pesan yang disampaikan oleh media massa cetak dapat diterima secara efektif oleh khalayaknya maka media massa cetak harus memiliki daya tarik ( Boove (dalam Liliweri, 1992: 75) mengemukakan media massa cetak yang baik harus memiliki daya tarik, antara lain: 1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, gaya penulisan dan aktualitas berita. 2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/foto dan kualitas kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna). 3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media massa cetak tersebut II. 4.2 Manfaat Majalah Dinding Mading memiliki banyak manfaat, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Media Komunikasi Mading adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkup tertentu. Mading yang dipasang di balai RW, halaman kantor desa, gereja, masjid, sekolah atau di fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan keperluan yang aktual.
19 2. Wadah Kreativitas Pada umumnya kegiatan anak muda tidak pernah sepi dari kreativitas, misalnya olahraga, olah seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan pula aktivitas ekspresi tulis. Lewat karya tulis akan tersalurkan dua macam manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi Penulis, majalah dinding adalah tempat untuk mencurahkan bermacam ide. Beragam gagasan, pikiran, daya cipta, bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Maka tepatlah apabila mading digunakan sebagai wadah curahan kreativitas kawula muda karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang murah. Dari sisi lain, pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisantulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Mading dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang lain. Sebagai anak muda yang peka terhadap sekelilingnya, dengan melihat fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja timbul persoalan, maka mading akan menjadi dorongan untuk melahirkan tulisan guna melepaskan atau menumpahkan segala macam gagasan dan pikirannya.
20 3. Menanamkan Kebiasaan Membaca Dunia akan menjadi luas bila kita senang membaca. Untuk itu, kegemaran membaca harus ditanamkan. Dalam hal ini, mading punya andil yang besar. Mading dapat tampil setiap saat tanpa dihadang oleh sejumlah kesulitan. Mading dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka waktu yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya menghendaki, mading dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan yang bersifat aktual sesuai lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis masyarakat sedang-sedang saja, mading dapat diganti tiap bulan atau tiap-tiap minggu. 4. Pengisi Waktu Banyak kawula muda tidak dapat mengisi waktu luangnya dengan baik. Kelebihan energinya dibuang percuma. Dengan mengobrol ditepi jalan, merokok, minum, membentuk "geng", mencoret-coretkan identitas "kelompoknya" dengan cat semprot (baca:pilok) di sembarang tempat dan masih banyak lagi yang lain. Semua itu sebenarnya dapat ditangguhkan dengan membaca mading, kemudian aktif menulis. Apabila kelebihan tenaga yang diboroskan itu digunakan untuk menulis dalam lembaran mading, tentu akan banyak bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwanya. Di samping itu, tentu juga bermanfaat bagi pihak lain. 5. Melatih Kecerdasan Berpikir Membaca mading akan membangkitkan gairah untuk mencari bacaan lain lewat "umpan" yang disajikan dalam mading. Sangat mungkin sajian-sajian mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan
21 menjadikan mading berperan sebagai perangsang bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap. Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siapa pun akan bertambah. Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Dengan demikian, jelas bahwa mading menjadi "terminal awal" yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya kecerdasan. 6. Melatih Berorganisasi Menghadirkan selembar mading berarti mengorganisasikan sekelompok orang. Mading menuntun semua yang terlibat di dalamnya untuk berorganisasi. Mading adalah perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan mading, secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait dengan aktivitas di dalamnya. Mading akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan perencanaan- perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang yang menjalin kerjasama antarbagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara langsung atau tidak mading menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
22 7. Mendorong Latihan Menulis Berdasarkan pengalaman, banyak penulis yang menggunakan media mading sebagai wahana berlatih. Berawal dari senang menulis hal-hal yang sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya dalam bidang kepenulisan secara lebih profesional ( II. 5 Tindakan Berkreasi II.5.1 Tindakan II Definisi Penelitian Tindakan Untuk membantu memperoleh pemahaman menyeluruh tentang hakikat penelitian tindakan, dibawah ini disajikan sejumlah definisi yang diterjemahkan dari berbagai sumber. a. Penelitian tindakan merupakan pengumpulam informasi yang sistematik yang dirancang untuk menghasilkan perubahan sosial ( Bodgan dan Biklen dalam Suwarsih, 2009: 9) b. Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pemecahan dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam (Bodgan dan Biklen dalam Suwarsih, 2009: 9). II Tujuan dan Fungsi Penelitian Tindakan Penelitian tindakan lebih ditujukan untuk memperoleh pengetahuan untuk situasi atau sasaran khusus daripada pengetahuan yang secara ilmiah tergeneralisasi. Semua penelitian tindakan memiliki dua tujuan utama, yakni
23 untuk meningkatkan dan melibatkan. Penelitian tindakan bertujuan untuk mencapai tiga hal berikut: a. peningkatan praktik b. peningkatan (atau pengembangan profesional) pemahaman praktik oleh praktisinya, dan c. peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktik (Grundy dan Kemmis dalam Suwarsih, 2009: 24-25) Dengan kata lain, tujuan utama penelitian jenis ini adalah untuk mengubah perilaku penelitinya, perilaku orang lain, dan/atau mengubah kerangka kerja organisasi atau struktur lain, yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku peneliti-penelitinya dan/atau perilaku orang lain. Penelitian tindakan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja. Di sekolah dan ruangan kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima kategori fungsi sebagai berikut: a. sebagai alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi spesifik atau untuk meningkatkan keadaan tertentu dengan cara tertentu; b. sebagai alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri; c. sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem yang dalam keadaan normal menghambat inovasi dan perubahan; d. sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti; e. sebagai alat untuk menyediakan alternative bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas (Suwarsih, 2009: 26).
24 II Ciri-ciri Penelitian Tindakan Secara umum penelitian tindakan memiliki ciri-cirsebagai berikut (Cohen dan Manion, 1980; Burns, 1999): 1) Situasional, konteksual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. 2) Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis. 3) Fleksibel dan adaptif, dan oleh karenanya memungkinkan adanya perubahan selama masa percobahan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di tempat kejadian/pelaksanaan. 4) Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melaksanakan praktik dengan cara tertentu. 5) Self-evaluative, yaitu modifikasi secara kontinyu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan praktik dengan cara tertentu. 6) Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan. 7) Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis. II Perbedaan Penelitian Tindakan dengan Penelitian lainnya a. penelitian tindakan berbasis praktisi b. penelitian tindakan difokuskan pada pembelajaran c. penelitian tindakan melingkupi praktik profesional yang bagus, dan melampauinya. d. Penelitian tindakan dapat mengarah pasa peningkatan pribadi dan sosial e. Penelitian tindakan responsive terhadap situasi-situasi sosial f. Penelitian tindakan menuntut pertanyaan tingkat tinggi g. Penelitian tindakan secara disadari bersifat politis h. Fokus penelitian tindakan ada perubahan dan diri adalah fokus perubahan i. Praktisi bertanggung jawab atas tindakannya sendiri j. Penelitian tindakan menekankan nilai-nilai sebagai dasar praktik (Suwarsih, 2009: 18). II.5.2 Berkreasi II Pengertian Berkreasi Berkreasi yaitu menghasilkan sesuatu sebagai hasil buah pikiran; mencipta. Berkreasi adalah membuat sesuatu yang belum ada sebelumnya menjadi ada. Prinsip dasar dari berkreasi adalah memberi nilai tambah pada
25 benda-benda, cara kerja, cara hidup dan lain sebagainya agar senantiasa muncul ide-ide baru yang lebih baik daripada ide yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan pengertian tentang tindakan dan berkreasi tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tindakan berkreasi dalam penelitian ini adalah suatu sikap yang muncul akibat adanya penelitian yang dapat menimbulkan hasrat dan keinginan individu untuk menghasilkan sesuatu sebagai hasil dari buah pikirannya
LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si.
LINGKUP KOMUNIKASI Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. Pengantar llmu Komunikasi merupakan llmu yang mempelajari, menelaah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambanglambang yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
Lebih terperinciLuas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat khususnya remaja sering melupakan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat. Dimana para remaja sering melupakan dan tidak perduli
Lebih terperinciIKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU
IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU
Lebih terperinciPokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow
Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter 01 Komunikasi Massa Pada Perkembangan Teknologi Komunikasi massa
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi
Lebih terperinciUnsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi
Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Tiga konseptualisasi komunikasi 1. Komunikasi sebagai tindakah satu-arah Penyampaian pesan Co: Seseorang bercerita mengenai suatu masalah. Menurut Michael Burgoon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pembelajaran menulis dengan menggunakan media sudah banyak dilakukan. Meskipun demikian, penelitian ini tetap masih menarik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari
Lebih terperinciKOMUNIKASI YANG EFEKTIF
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi
MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus
Lebih terperinciPERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO
PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa kita pada era komunikasi massa. Komunikasi pada awalnya sederhana berubah menjadi kompleks. Sejak ditemukannya mesin cetak
Lebih terperinciTipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P
Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,
Lebih terperinciMuhammad Ghozali
PICTURE HEALTH WARNING DI KOTAK ROKOK TERHADAP MINAT MEROKOK SISWA (Studi korelasional komunikasi visual peringatan bahaya merokok di kotak rokok terhadap minat merokok siswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa, telepon, surat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications
Lebih terperinciPertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN
Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN BROADCASTING SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI Apa sebenarnya komunikasi itu? Menurut pendapat Carl I Hovland yang mengetengahkan definisinya mengenai Science of Communication
Lebih terperinciMODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK
MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi bukan hanya sekedar sebuah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan terjadi begitu cepat dalam berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya
Lebih terperinciMATERI KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI UNIKOM BANDUNG
MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI UNIKOM BANDUNG Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Pendidikan Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak mendapat perhatian di lingkungan ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi
Lebih terperincimemperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Bahan ajar Pertemuan 7 & 8 PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI A.BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI 1. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi
Lebih terperinciModul Komunikasi Bisnis
BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan
Lebih terperinciKOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai
Lebih terperinciMODUL TIGA KOMUNIKASI
MODUL TIGA KOMUNIKASI A. KOMUNIKASI Yang dimaksud dengan komunikasi di sini adalah komunikasi manusia (human communication), yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kata komunikasi berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendasar. Salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Televisi Sebagai Media Massa Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan satu hal yang mendasar. Salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Menurut kerlinger, teori ini adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi proposi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang
Lebih terperinciTujuan dan Akibat Komunikasi. Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si
Tujuan dan Akibat Komunikasi Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Tujuan Komunikasi Tujuan Komunikasi dari Sudut kepentingan sumber Tukjuan Komunkasi dari sudut kepentingan penerima 1. memberikan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah
Lebih terperinciKomunikasi Bisnis Kelompok 7 1
1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yaitu dengan melaksanakan kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambanglambang yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan mendasar karena, sikap individu baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah
Lebih terperinciFUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM TELEVISI. (Studi Kasus Program Acara Bukan Empat Mata di Trans 7)
FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM TELEVISI (Studi Kasus Program Acara Bukan Empat Mata di Trans 7) Hastika Yanti Nora (kaneea_pink@yahoo.co.id) M. Chaerul Latief (mcl_wongsemarang@yahoo.com) Yuliyanto Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan
Lebih terperinciKomunikasi massa dan efek media terhadap individu
Click to edit Master title style Komunikasi massa dan efek media terhadap individu Click to edit Master subtitle style *Rahmawati Z Komunikasi massa Sistem komunikasi massa Oleh komunikator professional
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk
Lebih terperinciKOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0
KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0 PENGERTIAN KOMUNIKASI Communicatio (Latin) Communis Sama Secara etimologis komunikasi
Lebih terperinciKomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
Lebih terperinciKOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.
KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (feedback) dan respon yang sesuai dengan keinginan atau tujuan komunikator.
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Komunikasi adalah seni menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran-saluran dengan harapan mendapatkan umpan balik (feedback) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas
Lebih terperinciKURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran
KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013
PSIKOLOGI KOMUNIKASI oleh : Drs. Riswandi, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, informasi berkembang dengan pesat dan semakin aktual sehingga membuat masyarakat ingin selalu mengakses perkembangan informasi. Dalam proses
Lebih terperinciPengertian Komunikasi
Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
Lebih terperinciDiat Nurhidayat, M.Ti Erdiwansyah, ST., MT Universitas Negeri Jakarta
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Diat Nurhidayat, M.Ti Erdiwansyah, ST., MT Universitas Negeri Jakarta PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Pengenalan Teknologi Informasi TEKNOLOGI BERASAL DARI BAHASA YUNANI YAITU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi dan komunikasi. Alat komunikasi manusia yakni bahasa bersifat manusiawi, dalam arti hanya
Lebih terperinciPENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON
PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON (Studi Eksplanatif Kuantitatif mengenai Pengaruh Terpaan Tayangan Program Acara Warna TRANS7 Episode Seputar Fashion dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka Teori adalah menggambarkan dari teori yang mana suatu problem riset berasal (seperti dalam beberapa studi eksperimental), atau dengan teori yang mana
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat
Lebih terperinciProses dan efek Media
Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan
Lebih terperinci