ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H"

Transkripsi

1 ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR Oleh RAHMA SARTIKA H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 ABSTRAK RAHMA SARTIKA. H Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi dengan Program GMATH-KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Di bawah bimbingan Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting dalam perbaikan perekonomian. Hampir di setiap kota atau daerah terdapat koperasi dengan beragam usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satu koperasi di Bogor yang masih aktif saat ini adalah Koperasi Mitra Karsa. Usaha yang dijalankan antara lain usaha toko, simpan pinjam dan kantin. Perkembangan usaha Koperasi Mitra Karsa menghadapi kendala dalam hal permodalan. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan penambahan modal dari luar. Dimana untuk pengajuan pinjaman pada suatu lembaga perbankan dibutuhkan laporan keuangan. Namun Koperasi Mitra Karsa merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa. Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari permasalahan ini adalah : (1) Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa, (2) Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa, (3) Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATH- KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa. (4) Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program GMATH-KOPERASI setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra karsa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa sedangkan data sekunder yang digunakan bersumber dari buku-buku referensi perpustakaan, internet, dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan dilakukan secara sengaja. Data yang akan digunakan dalam sistem akuntansi adalah data yang terurut berdasarkan tanggal transaksi. Secara teoritis penelitian ini tidak menggunakan sampel tetapi lebih kepada studi kasus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan transaksi-transaksi yang sering terjadi pada Koperasi Mitra Karsa antara lain,, penerimaan simpanan anggota, dan cicilan pinjaman. Proses pembentukan model sistem akuntansi di Koperasi Mitra Karsa dimulai dari pengklasifikasian akun, pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar serta laporan laba rugi dan neraca. Model sistem yang dibuat disesuaikan dengan transaksi keuangan Koperasi Mitra Karsa dan dilakukan dengan menggunakan program GMATH- KOPERASI. Berdasarkan penerapan sistem akuntansi yang telah dilakukan dengan GMATH-KOPERASI pada neraca bulan Januari 2009 terjadi peningkatan. Hal ini dapat dibandingkan dari data pada awal periode (1 Januari 2009) dengan periode akhir (31 Januari 2009). Pada awal periode total yang diperoleh adalah

3 Rp dan pada akhir periode nilai neraca adalah Rp ,58. Terjadi peningkatan senilai Rp ,58. Dari data yang ada pada bulan Januari 2009 dihasilkan total nilai transaksi Rp ,42. Sisa Hasil Usaha atau laba periode berjalan yang yang dihasilkan senilai Rp ,58. Penilaian keefektifan dan keefisienan pencatatan keuangan Koperasi Mitra Karsa dengan menggunakan Program GMATH-KOPERASI yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner pada pihak Koperasi Mitra Karsa disimpulkan bahwa ratarata responden berpendapat dengan menggunakan program GMATH-KOPERASI, pencatatan dan pelaporan keuangan Koperasi Mitra Karsa lebih baik dibandingkan pencatatan secara manual yang selama ini digunakan oleh Koperasi Mitra Karsa.

4 ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RAHMA SARTIKA H PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 Judul Skripsi : Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan Program GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Nama : Rahma Sartika NIM : H Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, (Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) (Farida Ratna Dewi, SE. MM) NIP NIP Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) NIP

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 19 Mei Penulis merupakan puteri ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Ruhiyat dan Ibu Ermis Suhermy. Pada tahun 1992 penulis masuk Sekolah Dasar Rimba Putera dan lulus tahun Penulis kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan lulus tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor dan lulus tahun Pada tahun 2004 penulis diterima menjadi mahasiswa Diploma III Program Studi Manajemen Bisnis Koperasi, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2007 dengan memperoleh predikat terbaik III pada Program Studi Manajemen Bisnis Koperasi. Selama menempuh pendidikan, penulis telah mengikuti kegiatan praktek lapang di PRIMKOPAD YONIF 300/RBK Cianjur dan PT. Liza Herbal International Bogor, Jawa Barat. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Insitut Pertanian Bogor.

7 KATA PENGANTAR Alhamdullilahirabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, anugerah dan hidayah-nya yang dilimpahkan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Dengan Program GMATH-KOPERASI Pada Koperasi Mitra Karsa Bogor. Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan kali ini penulis berterima kasih kepada : 1. Orang tua yang selalu mendukung doa dan materi dalam penyelesaian studi. 2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar dan Farida Ratna Dewi, SE. MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, arahan dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi. 3. Bapak Ir. Rachman Effendi, MSc dan Drs. Mansyuri serta keluarga besar Koperasi Mitra Karsa Bogor yang berkenan memberikan kesempatan untuk dijadikan objek penelitian. 4. Pegawai dan staf sekretariat Ekstensi Manajemen yang selalu menjembatani setiap kegiatan perkuliahan dan pada masa bimbingan. 5. Ibu Heti Mulyati, STP. MT. selaku dosen penguji. 6. Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan, dorongan dan semangat. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan agar dapat menuju perubahan yang lebih baik lagi. Semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Bogor, Februari 2010 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Pengertian Prinsip Asas Jenis dan Bentuk Modal Akuntansi Akuntansi Berbasis Komputer Sistem Akuntansi Akun Dalam Koperasi Akun Harta Akun Kewajiban Akun Modal Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha) Akun Biaya Kode Akun Laporan Keuangan Pengertian Efektifitas dan Efisiensi Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis Data dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Koperasi Sejarah Koperasi Mitra Karsa... 32

9 4.1.2 Struktur Organisasi Kegiatan Usaha Koperasi Mitra Karsa Keuangan Sistem Akuntansi di Koperasi Mitra Karsa Program Akuntansi GMATH-KOPERASI Siklus Kerja Model Sistem Akuntansi Pembentukan Model Sistem Akuntansi Pengumpulan Bukti Transaksi Pengklasifikasian Akun Neraca Saldo Awal Jurnal Umum Pembuatan Buku Besar Pembuatan Laporan Keuangan Penerapan Sistem Akuntansi Penilaian keefektifan dan Keefisienan Program GMATH-Koperasi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 60

10 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Jumlah koperasi di Bogor Tahun Contoh kode numerial Contoh kode kelompok Contoh kode blok Klasifikasi nomor dan nama akun di koperasi Mitra Karsa Biaya penyusutan aktiva tetap koperasi Mitra Karsa Januari Jenis-jenis transaksi Kriteria efektivitas dan Efisiensi penggunaan program GMATH-KOPERASI... 54

11 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Kode akun kelompok Kerangka pemikiran penelitian Diagram sistem akuntansi Struktur organisasi koperasi Mitra Karsa Tampilan utama program GMATH-KOPERASI Urutan sistem akuntansi Tampilan set up akun dan saldo awal Tampilan set up jurnal umum Tampilan membuka buku besar Tampilan membuka laporan laba rugi Tampilan ketika membuka neraca Grafik kuesioner... 55

12 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Daftar pertanyaan wawancara Saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari Jurnal umum koperasi Mitra Karsa bulan Januari Buku besar kas koperasi Mitra Karsa bulan Januari Laporan laba rugi koperasi Mitra Karsa bulan Januari Laporan neraca saldo awal koperasi Mitra Karsa bulan Januari Laporan neraca akhir koperasi Mitra Karsa bulan Januari Kuesioner penelitian... 91

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia. Peran dan kedudukannya sangat penting dalam perbaikan perekonomian, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) juga terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selama tahun 2000 sampai 2003 peranan usaha mikro, kecil dan menengah dalam penciptaan nilai tambah terus meningkat dari 54,51 persen pada tahun 2000 menjadi 56,72 persen pada tahun Sebaliknya peranan usaha besar semakin berkurang dari 45,49 persen pada tahun 2000 menjadi 43,28 persen pada tahun Usaha kecil menengah menyediakan 43,8 persen kebutuhan barang dan jasa nasional, sementara usaha besar 42,1 persen dan impor 14,1 persen (Wahyono, 2009). Dalam masa itu, pertumbuhan ekonomi usaha mikro dan kecil sebesar 4,1 persen, usaha menengah tumbuh sebesar 5,1 persen sedang usaha besar hanya tumbuh 3,5 persen. Pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah telah meningkatkan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,37 persen dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,1 persen. Usaha mikro, kecil dan menengah memiliki keunggulan pertumbuhan PDB dalam sektor sekunder yang tumbuh masing-masing sebesar 5,60 persen, 4,65 persen dan 5,36 persen pada periode , sedang usaha besar hanya tumbuh sebesar 3,36 persen, 3,60 persen dan 4,04 persen pada periode yang sama. Melihat perkembangannya tersebut, usaha mikro, kecil dan menengah di sektor sekunder dan tersier relatif potensial dikembangkan di masa mendatang mengingat memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. (Wahyono, 2009).

14 Sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 bangun usaha yang sesuai dengan asas kekeluargaan adalah koperasi. Salah satu peraturan yang mengatur tentang perkoperasian adalah UU No. 25 Tahun Undangundang ini menyatakan bahwa koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai bagian integral dari perekonomian nasional koperasi mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat. Melihat peran dan kedudukannya tersebut, maka koperasi diharapkan dapat lebih menunjukkan hasil yang lebih baik daripada yang selama ini telah dicapai. Dalam hal ini juga diperlukan peran serta pemerintah dan masyarakat untuk turut mengembangkan koperasi. Sebagaimana diungkapkan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam pidato sambutan peringatan HUT Koperasi Ke-62 tanggal 15 Juli 2009, yang mengemukakan bahwa Koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) memiliki peranan yang penting bagi perekonomian Indonesia di masa depan terlepas dari makin globalnya perekonomian dunia. Mengingat hal tersebut maka Presiden SBY menyerukan masyarakat Indonesia untuk melakukan gerakan go local dengan menghidupkan dan mengembangkan koperasi serta usaha kecil dan menengah (KUKM) ke seluruh tanah air dalam upaya mengurangi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. ( 2009). Masyarakat tentu sudah tidak asing lagi dengan koperasi, hampir di setiap kota atau daerah terdapat berbagai macam koperasi dengan beragam usahanya, tak terkecuali di Kota Bogor, Jawa Barat. Jenis-jenis koperasi antara lain Koperasi Konsumsi, Koperasi Waserda, Koperasi Kredit (Simpan Pinjam), Koperasi Produksi, Koperasi Jasa, dan Koperasi Serba Usaha. Setiap tahun jumlah koperasi terus bertambah. Namun pada kenyataannya, banyak koperasi yang vakum atau mati suri. Badan hukumnya ada, tetapi vakum aktivitasnya. Faktor-faktor yang menyebabkan koperasi vakum kegiatan, antara lain karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM),

15 kelembagaan, pemasaran, permodalan, pengelolaan keuangan yang belum tertib, keterbatasan jaringan dan lemahnya kemampuan mengakses teknologi informasi ( 2009). Perkoperasian di Bogor juga mengalami hal yang sama meski jumlah koperasi terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi koperasi yang vakum setiap tahun hampir ± 30 persen dari jumlah keseluruhan koperasi yang terdaftar di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bogor. Perkembangan jumlah koperasi di Bogor pada tahun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Koperasi di Bogor Tahun Tahun Jumlah Koperasi Yang Aktif Yang Pasif/Vakum Sumber : Deprindagkop Bogor, 2009 Salah satu penyebab kevakuman koperasi di Bogor adalah permodalan dimana koperasi masih menghadapi kendala yang cukup serius. Banyak koperasi yang akhirnya gulung tikar karena tidak dapat meneruskan atau mengembangkan usahanya yang disebabkan kurangnya modal. Pemerintah sebenarnya sudah mengupayakan untuk meningkatkan modal Koperasi serta Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), salah satunya adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bekerjasama dengan beberapa perbankan dalam menyalurkan kredit. Akan tetapi, baru sedikit Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang mendapat pinjaman dari perbankan karena tidak dapat memenuhi persyaratan atau prosedur pengajuan pinjaman secara lengkap. Alasan yang mendasar adalah koperasi tersebut tidak dapat menunjukkan bukti operasional dan keuntungan koperasi sebagai badan usaha dalam bentuk laporan keuangan.

16 Sebagaimana salah satu syarat pengajuan kredit pada perbankan adalah menyertakan laporan keuangan, dimana laporan tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan perbankan dalam menerima atau menolak pengajuan kredit. Kurangnya kemampuan manajerial dalam bidang keuangan tidak hanya berdampak pada sisi eksternal saja, dalam hal ini untuk mendapatkan modal dari luar, namun pelaporan keuangan yang dibuat juga sebagai acuan perusahaan untuk mengetahui secara pasti keadaan keuangan perusahaan dan bagaimana kinerjanya secara pasti, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk perencanaan perusahaan ke depan. Sama halnya dengan Koperasi Mitra Karsa Bogor yang kekurangan modal sehingga tidak dapat mengembangkan bisnisnya serta memenuhi permintaan pinjaman para anggota dengan jumlah yang besar. Untuk mengembangkan usahanya maka Koperasi Mitra Karsa membutuhkan penambahan modal dari luar. Namun Koperasi Mitra Karsa merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini dikarenakan sistem pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana hanya berupa pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang dalam kas, sehingga catatan keuangan yang ada hanya menunjukkan saldo kas yang dimiliki Koperasi Mitra Karsa. Padahal dalam kenyataannya, pihak yang memberikan pinjaman kredit pada Koperasi Mitra Karsa membutuhkan laporan keuangan yang dapat menggambarkan keadaan keuangan Koperasi Mitra Karsa secara menyeluruh. Oleh karena itu, Koperasi Mitra Karsa membutuhkan sistem informasi akuntansi yang dapat membantu dalam penyusunan database dan laporan keuangan perusahaan. Tidak hanya untuk pengajuan kredit saja tetapi juga untuk membenahi administrasi yang masih kurang terorganisir yang berakibat sulitnya mengambil suatu keputusan manajemen yang tepat Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa? 2. Bagaimanakah sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa?

17 3. Bagaimana penerapan sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI setelah disusun? 4. Bagaimana keefektifan dan keefisenan program GMATH-KOPERASI tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra Karsa? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh Koperasi Mitra Karsa. 2. Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk Koperasi Mitra Karsa. 3. Menerapkan sistem akuntansi menggunakan program GMATH- KOPERASI pada Koperasi Mitra Karsa. 4. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program GMATH-KOPERASI tersebut setelah diterapkan dalam jangka waktu tertentu pada Koperasi Mitra Karsa Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Koperasi, sistem akuntansi ini dapat membantu dalam pembenahan data-data administrasi sehingga menjadi lebih rapi dan terorganisir serta membantu dalam pembuatan laporan keuangan. 2. Bagi Peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan skripsi ataupun studi pustaka untuk pengalaman topik di bidang keuangan Batasan Penelitian Penerapan model sistem akuntansi program GMATH-KOPERASI pada penelitian ini hanya diterapkan dalam transaksi atau kegiatan keuangan Koperasi Mitra Karsa selama satu bulan yakni pada bulan Januari Penelitian ini hanya membahas sistem akuntansi Program GMATH- KOPERASI dan tidak membahas sistem akuntansi sejenis lainnya.

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Pengertian Koperasi berasal dari bahasa Latin Coopere, yang dalam bahasa Inggris disebut Cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation berarti bekerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama (Sitio dan Tamba, 2001). Terdapat beberapa definisi koperasi yang selama ini dikenal. International Labour Organization dalam Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa Cooperative defined as an association of persons usually of limited means, who have voluntary joined together to achieve a common economic end through the formation of a democratically contolled business organization, making equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking. Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001), mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar. Bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Menurut Hatta yang terkenal dengan julukan Bapak Koperasi Indonesia dalam Sitio dan Tamba (2001) mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Pengertian koperasi juga tertuang dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Menurut Undang-Undang ini, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

19 hukum koperasi, berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan Prinsip Prinsip koperasi adalah ketentuan-ketentuan pokok yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi (Sitio dan Tamba, 2001). Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain. Prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah yang termuat pada pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Adapun prinsip koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut : 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Anggota koperasi tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Keputusan seseorang untuk menjadi anggota koperasi hasrus berdasarkan pada kesadaran dan kesiapan untuk menanggung resiko yang timbul dari keputusannya tersebut. Keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota dan terhadap seluruh anggotanya, koperasi wajib melaksanakan manajemen yang terbuka. 3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal Balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota ataupun sebaliknya terbatas, tidak semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimasud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar, sebagai nilai pengganti terhadap pengorbanan anggota.

20 5. Kemandirian Koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, yang dilandasi oleh kepercayaan pada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Prinsip kemandirian mengharuskan para anggota untuk berpartisipasi sebesar-besarnya terhadap koperasi, baik dalam kedudukannya sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa. 6. Pendidikan perkoperasian Melalui pendidikan, anggota dipersiapkan dan dibentuk untuk menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai-nilai dan prinsip-prinsip serta praktik-praktik koperasi yang benar. 7. Kerjasama antar koperasi Kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan yang ada, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang dalam pendayagunaan sumber daya yang terbatas Asas Koperasi Indonesia memiliki asas kekeluargaan dan kegotongroyongan. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran dan budi hati nurani manusia untuk bekerjasama dalam koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus serta pemilikan dari para anggota atas dasar kebenaran dan keadilan serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. Asas kegotongroyongan menunjukkan bahwa pada koperasi terdapat keinsyafan dan semangat bekerjasama, rasa bertanggungjawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama (Anoraga dan Widiyanti, 2003) Jenis dan Bentuk Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Menurut Anoraga dan Widiyanti (2003), koperasi dapat dibagi menjadi lima golongan, yaitu :

21 1. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi merupakan koperasi yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak. Pihak-pihak yang mendirikan koperasi konsumsi ini biasanya adalah pegawai negeri, buruh, karyawan dan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang berusaha memperoleh barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan murah. 2. Koperasi Kredit/Koperasi Simpan Pinjam Koperasi kredit/koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. 3. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan barang-barang, baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orangorang anggota koperasi. 4. Koperasi Jasa Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. 5. Koperasi Serba Usaha/Koperasi Unit Desa (KUD) KUD bertujuan untuk mengembangkan ideologi dan kehidupan perkoperasian serta kesejahteraan anggota khususnya, kemampuan daya kreasi, usaha anggota untuk meningkatkan produksi dan. Yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa yang merupakan daerah kerja KUD.

22 Menurut Partomo dan Soejoedono (2002), koperasi juga dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu : 1. Koperasi Primer Koperasi yang anggotanya adalah orang-orang (minimal 20) yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani para anggotanya tersebut. 2. Koperasi Sekunder Koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi (minimal tiga) karena kesamaan kepentingan ekonomis mereka berfederasi (bergabung) untuk tujuan efesiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya Adapun jenis koperasi menurut status hukum yang dimilikinya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal) Koperasi yang telah memiliki badan hukum koperasi dan karenanya dapat melakukan badan hukum koperasi dan melakukan tindakan hukum yang berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya. 2. Lembaga kerjasama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak berbadan hukum. Yaitu kegiatan kerjasama ekonomi masyarakat karena kesamaan kebutuhan atau kepentingan ekonomi di antara para anggotanya Modal Menurut pasal 41 dan 42 UU No. 25 Tahun 1992, modal koperasi terdiri dari modal sendiri, modal pinjaman, dan modal penyertaan. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, Bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.

23 2.2. Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Soemarso (1999) menyatakan bahwa akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung pengertian bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi yang diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Proses dimana akuntansi menghasilkan informasi adalah sebagai berikut : pertama, perusahaan mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian perusahaan mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem akuntansinya guna pemenuhan kebutuhan informasi tersebut. Akhirnya sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka (Warren, 2006) Akuntansi Berbasis Komputer Awal tahun 1990-an di tengah maraknya penggunaan komputer pribadi, pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi akuntansi berbasis sistem operasi DOS (Disk Operating System). Saat itu program yang paling populer adalah DacEasy Accounting (DEA). DEA merupakan metode yang pertama dikenal dan diajarkan di beberapa perguruan tinggi maupun lembaga kursus. Sejalan dengan perekembangan teknologi informasi. Sistem operasi komputer mulai bergeser ke windows. Program aplikasi lain mulai dikenal seperti MYOB, Peschtree, Accpacc, Simply Accounting, Platinum, Accounting Professional, dan Quick Book yang merupakan produk luar negeri. Program aplikasi akuntansi buatan

24 Indonesia antara lain Accurate2000, Zahir Accounting dan Jamparing (Arifin dan Wicaksono, 2006). Prosedur pengoperasian aplikasi akuntansi komputer sebenarnya tidak jauh berbeda dengan akuntansi manual seperti pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun penghubung dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi manual. Hanya dengan sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, rincian piutang maupun hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin dan Wicaksono, 2006) Sistem Akuntansi Menurut Chairul (2002), sistem akuntansi merupakan gabungan dari formulir-formulir, catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data dalam suatu badan usaha, dengan tujuan menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam mengawasi usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan. Formulir atau dokumen merupakan media untuk merekam suatu transaksi keuangan yang terjadi, yang berfungsi sebagai bukti adanya transaksi. Sedangkan catatan adalah pembukuan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi sepanjang masa. Jadi sistem akuntansi adalah sarana pengawasan manajemen yang dilaksanakan melalui prosedur tata kerja yang mengacu pada struktur organisasi, dengan perlengkapan media formulir-formulir dan cara pencatatan yang tepat untuk menghasilkan informasi keuangan yang benar yang biasanya diwujudkan dalam bentuk neraca, perhitungan laba rugi dan arus kas serta laporan manajemen yang lain.

25 2.5. Akun Dalam Koperasi Akun merupakan suatu alat untuk mencatat transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban atau biaya. Tujuan penggunaan akun untuk mencatat data transaksi yang menjadi dasar dalam menyusun laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang aktivitas perusahaan dari hari ke hari (Arifin dan Wicaksono, 2006). Sedangkan menurut Ridho Assegaf menyatakan bahwa akun atau perkiraan adalah pos-pos yang digunakan untuk menyimpulkan seluruh kenaikan dan penurunan untuk harta tertentu seperti kas atau harta, hutang, modal, pendapatan dan biaya ( 2006). Menurut Sitio dan Tamba (2001), secara umum akun-akun dalam koperasi adalah sebagai berikut : Akun Harta Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas/equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan (Sitio dan Tamba, 2001). 1. Kas dan Bank a. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. b. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi : a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi. b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi. c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang penggunaannya dibatasi.

26 Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi, kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi dan disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau aktiva jangka panjang tergantung pada jangka waktu pembatasannya. Kemudian, kas dan bank bukan milik koperasi disajikan secara terpisah sebagai aktiva titipan. 2. Piutang Piutang pada koperasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Piutang yang timbul karena produk atau jasa kepada anggota. Piutang ini harus disajikan secara terpisah di neraca sebagai piutang dari anggota. b. Piutang yang timbul karena produk atau jasa kepada bukan anggota. c. Piutang kepada koperasi lain. d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha dari koperasi lain yang pencairannya tergatung pada persyaratan yang disepakati. Piutang ini mengandung ketidakpastian sehingga dicatat dan diakui pada saat telah pasti realisasinya. 3. Persediaan Persediaan pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi persediaan komoditi program dan komoditi umum (nonprogram). Komoditi program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah. Berdasarkan standar akuntansi keuangan koperasi, persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus dibayar berdasarkan ketentuan berlaku. 4. Harta Investasi/Aktiva Investasi Di koperasi, investasi atau penyertaan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu investasi pada koperasi lainnya dan investasi pada badan usaha non koperasi. Investasi yang sifatnya permanen, dimana jangka waktunya tidak terbatas tidak dapat

27 diperjualbelikan, seperti simpanan pokok atau simpanan wajib pada koperasi lain. Investasi yang sifatnya permanen ini disajikan secara terpisah sebagai aktiva investasi. 5. Harta Tetap/Aktiva Tetap Harta tetap pada koperasi dapat dikelompokkan menjadi: a. Harta tetap yang diperoleh untuk keperluan pengembangan usahanya sendiri b. Harta tetap dari pemerintah yang dikelola koperasi atas dana bergulir (revolving fund). c. Harta tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah Akun Kewajiban Kewajiban pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan bukan anggota. Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Sebaliknya, kewajiban yang timbul dari transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku. Kemudian, simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan jatuh temponya. Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU disajikan sebagai kewajiban lancar, kecuali ditetapkan oleh rapat anggota tidak dibagi. (Sitio dan Tamba, 2001) Akun Modal Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi dan donasi. Setiap bentu balas jasa atas simpanan yang diberikan oleh koperasi kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota (Sitio dan Tamba, 2001) Akun Pendapatan/Penerimaan (Sisa Hasil Usaha) Pendapatan pada laporan laba rugi sebuah koperasi terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut : a. Pendapatan yang timbul dari transaksi produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

28 b. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung persyaratan / ketentuan yang ditetapkan. Menurut standar akuntansi koperasi, maka pendapatan yang diperoleh yang diperoleh dari transaksi produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan yang timbul sehubungan dengan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha lainnya (Sitio dan Tamba, 2001) Akun Biaya Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melakukan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan (Sitio dan Tamba, 2001). Beban pada koperasi dapat dibedakan sebagai berikut : a. Beban pokok produk adalah pengorbanan yang timbul sehubungan dengan transaksi produk kepada anggota. b. Beban Usaha adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha koperasi. c. Beban Lain-lain adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha Kode Akun Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu, kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diinget, konsisten, sederhana, dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada ( 2009).

29 Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun akan sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, serta kode kombinasi huruf dan angka ( 2009). 1. Kode Numerial Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh Kode Numerial Kode Akun Nama Akun Harta Kas Piutang Usaha Perlengkapan (Bahan Habis Pakai) Peralatan Tanah Gedung Kewajiban Utang usaha Utang gaji Utang bank Modal : Modal Vira Pendapatan : Pendapatan usaha Pendapatan sewa Beban : Beban gaji Beban perlengkapan Beban listrik, air dan telepon 2. Kode Desimal Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.

30 a. Kode Kelompok Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode masing-masing. 1 Kelompok akun Golongan akun Jenis akun 2 3 Contoh : Gambar 1. Kode akun kelompok Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Contoh Kode Kelompok Kode Akun Kelompok Akun Harta Modal Pendapatan Golongan Akun Harta Lancar Harta Tetap Modal Vira Pendapatan Usaha Pendapatan di luar usaha Jenis Akun Kas Piutang Usaha... Peralatan... Prive Vira Pendapatan jasa service

31 Lanjutan Tabel 3. Kode Akun Kelompok Akun Beban Golongan Akun Beban usaha Beban luar usaha Jenis Akun Pendapatan sewa Beban Gaji Beban Perlengkapan Beban Bunga... b. Kode Blok Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomor , kewajiban diberi nomor , Modal diberi nomor , Pendapatan nomor dan beban nomor Secara rinci contoh kode blok dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Contoh Kode Blok Kode Akun Golongan Akun Harta Harta Lancar Kas Piutang Usaha Harta Tetap Peralatan Kewajiban Utang Lancar Utang Usaha Utang jangka panjang Utang bank Pendapatan Pendapatan Usaha Pendapatan jasa service Pendapatan luar usaha Pendapatan sewa Beban Beban Usaha Beban Gaji Beban Luar Usaha Beban bunga

32 2.7. Laporan Keuangan Menurut Sitio dan Tamba (2001), laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Dilihat dari sisi format pelaporan, maka laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha, pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara. Secara umum laporan keuangan meliputi : 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu ikhtisar dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Dalam laporan Laba Rugi ini juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Apabila beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss). 2. Laporan Ekuitas Koperasi adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas koperasi yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha belum dibagi. 3. Laporan Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada tanggal tertentu biasanya akhir bulan atau akhir tahun. Salah satu bentuk neraca adalah bentuk akun (account form) karena menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, dimana aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan kewajiban ekuitas pemilik di sebelah kanan. Bentuk lain dari neraca adalah bentu laporan (report form), yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah aktiva. 4. Laporan Arus Kas (Cashflow) adalah suatu ikhtisar penerimaan kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian :

33 a. Aktivitas Operasi Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi biasanya berbeda jauh dari jumlah laba bersih periode berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima dan dibayar secara tunai. b. Aktivitas Investasi Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan aktiva tetap atau permanen. c. Aktivitas Pendanaan Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh pemilik Pengertian Efektivitas dan Efisiensi Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut Hidayat dalam (2009) efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon dalam (2009) adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif Efisiensi menurut Mulyamah dalam (2009) merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian efisiensi menurut Hasibuan dalam (2009) adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumbersumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

34 2.9. Penelitian Terdahulu Ervillia (2009) mengadakan penelitian tentang sistem akuntansi dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah Waroeng Cokelat Bogor. Peneliti membuat model sistem akuntansi sederhana dengan menggunakan program Microsoft Excel Semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan dicatat dan dimasukkan dalam microsoft excel 2007 sehingga data tersusun rapi dan lebih akurat. Pada akhirnya penelitian ini dapat menghasilkan suatu laporan keuangan berupa laporan neraca dan laporan laba rugi yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk pengajuan penambahan modal pada investor-investor dalam upaya mengembangkan volume usaha perusahaan. Utami (2007) dalam skripsinya yang berjudul Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan, membangun Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang dapat menghasilkan output berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi serta Buku Pembantu Persediaan. Hasil penelitian ini menghasilkan model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai diterapkan pada UKM A adalah Sistem Informasi Akuntansi yang menggunakan Microsoft Excel, menggunakan metode pencatatan akrual yang dapat menghasilkan Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi, Buku pembantu persediaan, serta evaluasi kinerja keuangan UKM A, yang akan memenuhi kebutuhan penanaman modal di UKM A. Skripsi mengenai sistem perumusan dan penerapan akuntansi juga dilakukan oleh Fansuri (2006). Dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah di UKM OZY Air Craft Model Bogor, peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang sudah ada di UKM tersebut. Pada akhirnya penelitian ini mengukur efektifitas dan efisiensi dari sistem yang dibuat berdasarkan pada input, process, output, benefit dan impact. Hasil dari penelitian ini adalah model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering digunakan oleh Aircraft Model.

35 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sebuah usaha yang dinilai cukup memadai tentu mengalami persaingan yang cukup ketat. Koperasi sebagai badan usaha kerakyatan yang memiliki prospek cemerlang juga tidak lepas dari persaingan. Untuk mencapai keberhasilan dan dapat bersaing dengan usaha sejenis lainnya maka koperasi harus memiliki kondisi yang baik dalam berbagai aspek baik aspek keuangan, pemasaran maupun pengelolaan sumber daya manusia. Pada penelitian ini aspek yang menjadi sorotan utama adalah kondisi koperasi diamati dari kondisi pencatatan keuangannya yang telah dilakukan selama ini. Beberapa koperasi belum menerapkan sistem pencatatan yang rapi dan tertib, dimana sistem pencatatan keuangan belum baik. Salah satu koperasi yang belum memiliki pencatatan keuangan yang baik adalah Koperasi Mitra Karsa, sehingga penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Mitra Karsa. Penelitian ini berisi tentang bagaimana pencatatan keuangan yang baik dengan menggunakan sistem akuntansi yang sesuai dengan aktivitas keuangan koperasi tersebut. Setiap koperasi tentu memiliki aktivitas keuangan berupa transaksitransaksi penerimaan maupun pengeluaran tiap periode tertentu. Mengidentifikasi transaksi-transaksi tersebut menjadi sebuah informasi akun yang terperinci merupakan langkah awal mengumpulkan data keuangan. Selanjutnya akun yang didapat diklasifikasikan menjadi sebuah akun-akun dan dikelompokkan sesuai dengan kelompok akun yang dimasukkan ke dalamnya. Akun-akun yang telah dikelompokkan selanjutnya dapat dijadikan sebagai bagian sistem akuntansi yang akan dibentuk nantinya. Pada Koperasi Mitra Karsa sistem akuntansi yang sudah ada yang mencerminkan aktivitas keuangan mereka adalah buku harian kas masuk dan kas keluar. Akan tetapi, sistem akuntansi tersebut belum dapat menginformasikan kondisi keuangan koperasi secara terperinci. Pihak manajemen koperasi sendiri menginginkan sistem akuntansi yang lebih baik yang dapat membantu mereka dalam menyusun laporan keuangan sehingga

36 memudahkan pihak manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat bagi kemajuan koperasi. Tidak hanya pihak manajemen, anggota Koperasi Mitra Karsa juga mengharapkan agar sistem pencatatan koperasi menjadi lebih baik terutama dalam kemudahan mengakses informasi catatan keuangan setiap anggota koperasi. Oleh karena itu, perlu dibentuk suatu sistem akuntansi yang ideal yang dapat memenuhi harapan dari pihak manajemen dan anggota Koperasi Mitra Karsa. Pembentukan sistem akuntansi dilakukan berdasarkan pada sistem akuntansi koperasi yang tidak berbeda jauh dengan sistem akuntansi pada perusahaan dagang. Tahapan yang akan dilakukan adalah pembuatan nama akun, pembentukan jurnal, pembentukan buku besar, dan pembentukan laporan keuangan. Sistem akuntansi yang akan dibentuk akan disesuaikan dengan kemampuan dan aktivitas Koperasi Mitra Karsa. Penerapan sistem akuntansi ini dilakukan pada jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dengan acuan dari transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh Koperasi Mitra Karsa. Setelah dilakukan penerapan maka dilakukan penilaian kefektifan dan keefisienan penerapan sistem akuntansi. Penilaian dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan sebelumnya dengan pelaksanaan pencatatan dengan sistem akuntansi yang telah dibentuk. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR Oleh RAHMA SARTIKA H24076103 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 KOPERASI SISWA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 15 MEI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut. BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Dilihat asal katanya, istilah koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain adalah segala

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 telah digariskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi a. Pengertian Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) a. Pengertian Sisa Hasil Usaha Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 dan 2 Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor) Oleh PUSPA ERVILLIA H

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor) Oleh PUSPA ERVILLIA H ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor) Oleh PUSPA ERVILLIA H 24066037 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU). Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan sebagaimana yang disebut dalam pasal 33 UUD 1945. Salah satu bentuk badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rentabilitas 2.1.1 Pengertian Rentabilitas Koperasi tiap tahun diharuskan oleh undang-undang hukum dagang membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi menengah memiliki perbedaan dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Kompetensi Dasar 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1. Definisi Koperasi Dilihat asal kata, istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris coorperation yang berarti usaha bersama. Dengan arti lain segala bentuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan Kerja Praktek bertujuan untuk memberikan pengenalan kepada penulis mengenai kinerja dan aktivitas-aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi keadaan masyarakat yang semakin hari semakin sulit. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tata perekonomian nasional terdapat tiga sektor kekuatan penggerak ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta dan koperasi.

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Akuntansi Informasi merupakan suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, sangat dibutuhkan oleh bermacam pihak yang berkepentingan. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial diharapkan dapat berperan dalam pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya. Salah satu keberhasilan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II AKUN DAN KODE AKUN

BAB II AKUN DAN KODE AKUN 7 BAB II AKUN DAN KODE AKUN 2.A. Pengertian Akun/Perkiraan. 2.B. Akun. 2.C. Laporan Keuangan dan unsur-unsurnya. A. PENGERTIAN AKUN/ PERKIRAAN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Pencatatan transaksi usaha yang terjadi dalam perusahaan dilakukan berdasarkan konsep persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan BAB 3 LAPORAN KEUANGAN Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian laporan keuangan 2. Membedakan dan menggolongkan jenis aktiva dan pasiva 3.

Lebih terperinci

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa

Lebih terperinci

BAB XV AKUNTANSI UTANG

BAB XV AKUNTANSI UTANG BAB XV AKUNTANSI UTANG A. PENGERTIAN Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari utang dan modal. Utang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri Pengelolaan Keuangan 3 Permodalan Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya. Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi. Banyak koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal tersebut bertentangan dengan semakin sulitnya memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RINGKAS SALING BERBAGI & SITUS DOWNLOAD SILABUS SPEKTRUM 2008 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINCI BAB 1 PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI RINGKAS SALING BERBAGI & SITUS DOWNLOAD SILABUS SPEKTRUM 2008 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINCI BAB 1 PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI RINGKAS SALING BERBAGI & SITUS DOWNLOAD SILABUS SPEKTRUM 2008 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKAS DAFTAR ISI RINCI iii iv v vii viii BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB 2 SETUP DATABASE AWAL 13 BAB 3 ENTRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut: Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu bagi peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation,

BAB III LANDASAN TEORI. Basic.NET 2003 dan Microsoft SQL Server Menurut Anoraga (1995:8), koperasi berasal dari kata co dan operation, BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi 2.1.1.1. Pengertian Menurut Undang-Undang Nomer 25/1992 pasal 1 butir 1, yang dimaksud dengan Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian nasional yang memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri dalam menjalankan fungsi sosial dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KD 5.7. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

KD 5.7. Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa KD 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Laporan Keuangan Tujuan utama dari siklus akuntansi suatu perusahaan, yaitu untuk menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang memuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PAPER KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT Disusun oleh: Dr. Hj. Renny Supriyatni, S.H., M.H. NIP. 19570214 199302 2 001 Merupakan Bahan untuk Penyuluhan

Lebih terperinci