KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN LAYANAN JASA TEKNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN LAYANAN JASA TEKNIS"

Transkripsi

1 F Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN LAYANAN JASA TEKNIS Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI (07) Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri (12) Hasil : Mewujudkan iklim usaha dan kebijakan yang kondusif melalui perumusan dan analisa kebijakan dan iklim di sektor industri, pelaksanaan kebijakan dan iklim di bidang penelitian dan pengembangan industri sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Unit Eselon II/Satker : BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN (412528) Kegiatan : Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kimia Kemasan (1864) Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Terwujudnya hasil litbang yang siap diterapkan oleh industri untuk meningkatkan daya saing industri; 2. Terwujudnya kerjasama litbang antar lembaga litbang, PT, dan dunia usaha; 3. Terwujudnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha; 4. Meningkatnya kemampuan LPK; 5. Layanan operasional perkantoran, manajemen, dan gaji BB Kimia Kemasan. Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Jumlah layanan jasa teknis Volume : 9 layanan A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum Hal 1 dari 18

2 Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 38/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja, disebutkan bahwa (BBKK) mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan sesuai kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri. 2. Gambaran umum Sebagai Unit Pelaksana Teknis, BBKK memberikan pelayanan jasa teknis kepada masyarakat industri. Hasil dari pelayanan yang diberikan tersebut akan menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Perkembangan jumlah PNBP BBKK selama 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut : Sumber Penerimaan Tahun Litbang 0 5,500, ,173, Pelatihan Teknis Operasional 163,564,300 49,240,000 59,600, Pengujian Bahan dan Barang 1,357,487,550 1,314,742,000 1,413,920, Konsultansi 2,580,000 22,100,000 9,000, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Barang 2,500, ,670, ,085, Kalibrasi 234,435, ,640, ,816, Sertifikasi Sistem Mutu 58,392, ,492, ,820, Rancang Bangun dan Perekayasaan Penanganan Pencemaran 99,715, ,944, ,381, JPT Lainnya 2,155, , , Total JPT (Rp) 1,920,829,350 2,262,734,200 2,829,026, Pertumbuhan JPT (%) Sumber : LAKIP BBKK Tahun 2013 Jumlah PNBP BBKK selalu menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu target dan pagu PNBP BBKK tahun 2015 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun Perbandingan kegiatan pada output Layanan Jasa Teknis pada tahun 2012 dan 2014 adalah sebagai berikut : Tahun Jumlah Jenis layanan (layanan) Kerjasama litbang 2. Penyelenggaraan laboratorium Anggaran Hal 2 dari 18

3 Tahun Jumlah (layanan) 3. Pengendalian Mutu 4. Kalibrasi 5. Sertifikasi produk Jenis layanan 6. Penyelenggaraan diklat 7. Konsultansi 8. Standardisasi 9. Pengendalian cemaran Penyelenggaraan laboratorium 2. Pengendalian mutu 3. Pengendalian cemaran 4. Kalibrasi 5. Sertifikasi produk 6. Penyelenggaraan diklat 7. Konsultansi 8. Standardisasi Penyelenggaraan laboratorium 2. Pengendalian mutu 3. Pengendalian cemaran 4. Kalibrasi 5. Sertifikasi produk 6. Penyelenggaraan diklat 7. Konsultansi 8. Kerjasama Litbang Anggaran sebagai berikut : Kegiatan yang akan dilaksanakan BBKK pada tahun anggaran 2015 adalah Tahun Jumlah Jenis layanan (layanan) Penyelenggaraan laboratorium 2. Pengendalian Mutu 3. Pengendalian cemaran 4. Penyelenggaraan Kalibrasi 5. Sertifikasi produk 6. Penyelenggaraan diklat 7. Penyelenggaraan Konsultansi 8. Sintesa Hidrogenated Oilblend 9. Penyelenggaraan Perekayasaan Anggaran Hal 3 dari 18

4 Gambaran umum dari masing-masing layanan jasa teknis tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan Laboratorium Laboratorium uji BBKK yang disebut dengan LUK-BBKK, terdiri dari beberapa laboratorium, seperti Laboratorium Kimia Aneka yang melayani uji aneka produk kimia, Laboratorium Makanan dan Minuman yang melayani pengujian makanan dan minuman sesuai permintaan konsumen ataupun sesuai SNI, Laboratorium Mikrobiologi yang melayani uji mikro dari berbagai produk, Laboratorium Kemasan Bahan dan Ritel yang melayani uji produk kemasan, Laboratorium Kemasan Transport yang melayani uji kemasan transport sesuai peraturan transportasi, Laboratorium Cemaran yang melayani uji Cemaran padat cair dan gas dan Laboratorium Instrumen yang dilengkapi alat alat uji instrumen kimia untuk mendukung pengujian laboratorium laboratorium dilingkungan BBKK. Pengujian merupakan kegiatan utama di BBKK yang tentu akan memberikan penerimaan kepada Negara melalui biaya uji (PNBP), dan merupakan penerimaan terbesar dari jasa yang diberikan oleh BBKK. Itulah sebabnya kegiatan pengujian dilaboratorium BBKK harus mendapat perhatian yang cukup besar, karena dapat membantu industri dalam pemastian mutu atau dalam mendukung standardisasi produk. 2.1 Tujuan Melakukan pengujian mutu produk industri dalam pemastian mutu atau dalam mendukung standardisasi produk. 2.2 Indikator Keluaran Banyaknya sampel uji yang masuk ke laboratorium, yang dapat di ukur dengan jumlah penerimaan PNBP dan juga banyaknya penambahan perluasan ruang lingkup pengujian yang mampu diberikan oleh BBKK. 2.3 Keluaran Laporan Hasil Uji (LHU) untuk semua produk yang telah dilakukan pengujiannya. LHU tersebut menunjukkan hasil dari pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Hal 4 dari 18

5 2. Pengendalian Mutu (BBKK) adalah salah satu institusi yang bergerak dalam pelayanan jasa teknis bagi dunia industri dengan bidang layanan yaitu jasa pengujian, jasa kalibrasi, sertifikasi produk, penanggulangan penemaran, konsultansi, pelatihan, perekayasaan, penelitian dan penyebaran informasi khususnya mendukung program pengembangan industri nasional bidang kimia dan kemasan. Dalam pelaksanaan pengujian khususnya dalam rangka sertifikasi produk, maka sampel uji harus diambil langsung oleh petugas pengambil contoh (PPC) ke industri untuk menjamin bahwa produk memenuhi persyaratan. BBKK sebagai lembaga uji dan kalibrasi, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sampling contoh uji dalam rangka pengendalian mutu. 2.1 Tujuan Memberikan layanan permintaan PPC, baik dari LSPro BBKK atau LSPro lain yang sudah kerjasama dengan BBKK. 2.2 Indikator Keluaran Terlaksananya sampling produk berupa berita acara pengambilan contoh dan laporan hasil uji dari setiap produk yang di sampling. 2.3 Keluaran Laporan Hasil Uji dari setiap produk yang disampling. 3. Pengendalian Cemaran Sampai saat ini BBKK telah ikut aktif dalam menunjang tercapainya kelestarian sumber daya alam, dengan membantu industri untuk pengawasan pencemaran yang ditimbulkannya ke lingkungan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah berupa sampling dan pengujian limbah industri sesuai baku mutu yang telah ditetapkan untuk masing-masing jenis industri. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kemampuan personil yang ada dan ketersediaan alat-alat sampling dan uji cemaran yang lengkap di BBKK. 2.1 Tujuan Kegiatan pengendalian cemaran akan menghasilkan data hasil uji dari kegiatan sampling dan analisis. Data tersebut dapat dilihat melalui sertifikasi pengujian yang dikeluarkan oleh laboratorium cemaran dan digunakan sebagai informasi tentang kualitas lingkungan yang dianalisis. Hal 5 dari 18

6 2.2 Indikator Keluaran Banyaknya industri yang menguji kondisi cemaran lingkungan industri. 2.3 Keluaran Laporan hasil uji kondisi lingkungan industri yang dipantau 4. Penyelenggaraan Kalibrasi telah memberikan jasa kalibrasi sejak tahun 1994 hingga saat ini. Laboratorium Kalibrasi berada dalam LUK-BBKK dengan menerapkan sistem mutu ISO dan telah memperoleh akreditasi dari komite akreditasi nasional (KAN). Untuk dapat memberikan pelayan kalibrasi kepada industri, maka harus didukung dengan peralatan dan keuangan yang cukup terutama dalam operasional dilaboratorium dan industri. Hasil dari pelayanan kalibrasi akan menjadi masukan bagi negara berupa PNBP yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Untuk menjamin pelayanan kalibrasi tetap dilaksanakan secara prima, maka harus dilaksanakan dengan cara profesional yang tentu memerlukan biaya. 2.1 Tujuan Kegiatan kalibrasi akan menghasilkan data akurasi dan presisi dari setiap alat ukur. Data tersebut dapat dilihat melalui sertifikasi kalibrasi yang dikeluarkan oleh laboratorium kalibrasi dan digunakan sebagai referensi untuk melakukan kegiatan pengukuran. 2.2 Indikator Keluaran Banyaknya kalibrasi alat yang masuk ke laboratorium atau permintaan kalibrasi di industri, yang dapat di ukur dengan jumlah penerimaan PNBP dan juga banyaknya penambahan perluasan ruang lingkup kalibrasi yang mampu diberikan oleh BBKK. 2.3 Keluaran Laporan Kalibrasi alat untuk semua alat yang telah dilakukan kalibrasinya. Sertifikat tersebut menunjukkan hasil dari kalibrasi alat yang telah dilakukan. 5. Sertifikasi Produk Dengan diberlakukannya Asean-China Free Trade Area (A-CFTA), maka salah satu hal yang sangat penting dalam menghambat masuknya produk China ke Indonesia Hal 6 dari 18

7 yaitu dengan memberlakukan SNI wajib. Pemberlakuan SNI wajib memerlukan keberadaan Lembaga Penilai Kesesuaian (LPK), dimana salah satunya adalah Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro). Lembaga sertifikasi produk (LSPro) Chempack telah diakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tahun 2007 untuk 13 ruang lingkup dan pada tahun 2011 telah dilakukan re-akreditasi dengan jumlah ruang lingkup 50 komoditi, dimana 21 komoditi merupakan SNI wajib dan harus berlabel SNI. Melihat akan tuntutan semakin banyaknya pemberlakukan SNI wajib, maka LSPro Chempack dituntut untuk dapat memperluas sertifikasinya untuk produk-produk unggulan di dalam negeri agar tidak mudah diserbu oleh produk asing. Saat ini dipandang perlu untuk memperluas lagi ruang lingkup pelayanan khususnya produk-produk kimia dan kemasan yang diwajibkan memiliki sertifikat tanda penggunaan. Pendukung untuk perluasan ruang lingkup harus tersedianya laboratorium terakreditasi dan personel pendukung (Auditor dan PPC). Salah satu kendala untuk perluasan ruang lingkup adalah jika belum adanya laboratorium yang sudah terakreditasi maka LSPro harus melaksanakan verifikasi dan evaluasi ke laboratorium yang akan disubkontrak. Personel pendukung seperti PPC dan auditor harus diberikan pengetahuan produk sesuai ruang lingkupnya. SNI (SPPT-SNI) yang bebas dari bahan berbahaya bagi kesehatan manusia seperti: Migrasi dari bahan kemasan ke isi/makanan, dan makanan yang mengandung Melamin dan Formalin. Disamping itu beberapa komoditi yang harus segera mengikuti SNI wajib tahun 2015 seperti: Detergen Serbuk, Mainan Anak, biskuit, susu bubuk, Gula Kristal Putih dll. Perluasan ruang lingkup ini juga dengan mempertimbangkan kemampuan laboratorium uji yang ada di, sehingga diharapkan dapat memudahkan pihak industri untuk mensertifikasi produknya karena pelayanan sekaligus dengan pengujian produk. Pemerintah saat ini terus mengembangkan standardisasi produk yang beredar di pasar. Hal ini dimaksud agar dapat dengan mudah mengendalikan mutu produk. Dengan adanya perluasan ruang lingkup akreditasi untuk lembaga sertifikasi produk, maka diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kepada dunia usaha dan juga adanya proteksi kesehatan dari bahan berbahaya. Juga diharapkan akan dapat meningkatkan penerimaan BBKK dan tentu menambah penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dari penyelenggaraan sertifikasi produk. Perusahaan yang sudah diberikan SPPT SNI selain dilakukan pengujian di Pabrik juga harus dilakukan pengujian barang di pasar, hal ini merupakan salah satu jaminan LSPro kepada konsumen tentang kekonsistenan produk. Hal 7 dari 18

8 LSPro membuat jadwal pengawasan dengan melakukan pengambilan contoh dipasar dan melakukan pengujian di laboratorium 2.1 Tujuan Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan sertifikasi produk dan sampling produk bertujuan membantu pemerintah dan perusahaan dalam kelancaran penerapan SNI, terutama dalam program penerapan SNI wajib. 2.3 Indikator Keluaran Jumlah perusahaan yang telah disertifikasi dan jumlah ruang lingkup akreditasi yang bertambahnya ruang dan jumlah peningkatan PNBP. 2.3 Keluaran Terwujudnya penerapan dan pengawasan penerapan produk bertanda SNI. 6. Penyelenggaraan Diklat Seiring dengan meningkatnya tuntutan Kompetitor bagi perusahaan sejenis terutama dalam bidang kimia dan kemasan untuk produk, maka para produsen produk kimia dan kemasan ataupun penggunanya perlu mengatasi dan menghadapi tututan mutu produk hasil produksinya serta tampilan produk dengan penggunaan bahan atau kemasan yang baik dan memenuhi syarat. Oleh karena itu setiap produsen kimia dan kemasan maupun pengguna perlu meningkatkan pengetahuan dan pengembangan SDM personil dalam bidangnya, tentunya dengan tetap memanfaatkan keunggulan komperatif dan juga perlu bergerak menuju penciptaan kompetitis yang dinamis. Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut di atas, maka BBKK sesuai tugas pokok dan fungsinya memberikan jasa pelatihan teknis di bidang Kimia, Kemasan dan Cemaran. 7. Penyelenggaraan Konsultansi BBKK sebagai lembaga pemerintah dengan tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dalam kegiatan di bidang kimia, kemasan serta produksi bersih, telah menentukan tujuan organisasi, diantaranya mewujudkan kompetensi BBKK untuk jasa pelayanan teknis yang mencakup pengujian, sertifikasi, standardisasi, kalibrasi, konsultansi, pelatihan, rancang bangun dan perekayasaan industri. Hal 8 dari 18

9 Jasa pelayanan teknis yang disediakan juga didukung oleh kompetensi sumber daya manusia serta infrastruktur yang ada di BBKK. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kegiatan litbang yang telah berjalan dan yang direncanakan dalam program kegiatan lima tahunan (Renstra). Oleh karena itu, di bagian pengembangan kompetensi khususnya untuk kegiatan konsultansi akan diindentifikasikan paketpaket konsultansi di bidang kimia, kemasan serta produksi bersih dengan penyesuaian pada kompetensi yang ada di BBKK. Lebih lanjut paket-paket ini akan dipublikasikan untuk memperkenalkan kemampuan BBKK dalam menunjang kemajuan industri Indonesia di bidang kimia dan kemasan serta produk bersih. Pada dunia industri, terutama yang menghasilkan produk berupa barang, sangat membutuhkan pengakuan terhadap mutu produk yang dihasilkan industri tersebut. Hal ini merupakan jaminan kualitas keamanan dan kenyamanan dari produk yang diproduksi untuk konsumen yang mengunakan produk tersebut. Ukuran dari jaminan kualitas produk telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia. Bahwa untuk mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI), produsen paling tidak harus memenuhi dua persyaratan utama. Yakni, pertama, menjamin kualitas produk yang diproduksi lulus uji kualitas di laboratorium yang berwenang untuk mengeluarkan sertifikat lulus uji. Kedua, telah menerapkan Sistem managemen Mutu (SMM). Pada umumnya usaha mikro, kecil, dan menengah lainnya, untuk menerapkan SMM ini jelas tidak mudah. Hal ini disebabkan kebiasaan mereka dengan mangemen tradisional tanpa penyesuaian dengan SMM yang mengacu pada Pedoman ISO 9001;2008. Oleh karena itu, di bagian pengembangan kompetensi khususnya untuk kegiatan konsultansi akan diidentifikasikan paket-paket konsultansi untuk membantu usaha mikro, kecil, dan menengah lainnya, dalam hal menerapkan sistem dokumentasi yang memenuhi standar nasional maupun inetrnasional. Dengan demikian akan membantu mereka menerapkan managemen mutu. 2.1 Tujuan Menyediakan paket-paket konsultansi di bidang kimia, kemasan, KI-HKI dan Bimbingan set up dokumen Sistim Manajemen Mutu serta melaksanakan kegiatan konsultasi dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh industri di bidang kimia dan kemasan. 2.2 Indikator Keluaran Kegiatan konsultansi yang direncanakan oleh BBKK, diantaranya : 1. Konsultansi Teknis Bidang Kimia dan Kemasan. 2. Pendaftaran KI HKI. 3. Dokumen Sistim Manajemen mutu. Hal 9 dari 18

10 Paket-paket ini akan dipublikasikan untuk memperkenalkan kemampuan BBKK dalam menunjang kemajuan industri Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tujuan BBKK dalam bidang jasa pelayanan teknis yang didukung oleh kompetensi sumber daya manusia serta infrastruktur yang ada di BBKK. 2.3 Keluaran Tersedianya dan terlaksanannya paket-paket Konsultansi Teknis, set up dokumen sistim manajemen mutu dan pendaftaran KI HKI. 8. Sintesa Hidrogenated Oilblend Derivatisasi Dengan PT. Sinar Meadow Internasional Sinar Meadow adalah perusahaan Joint Venture antara Sinar Mas Group Indonesia dan Goodman Fielder Australia yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun Di Indonesia, PT. Sinar Meadow memproduksi lemak dan minyak konsumsi berbahan dasar minyak kelapa sawit; antara lain Margarin, Shortening, Lemak khusus (Specialty Fats) dan berbagai macam Minyak Goreng untuk keperluan industri. Oilblend merupakan campuran dua atau lebih minyak nabati. Untuk mengembangkan suatu produk. PT. Sinar Meadow International pada tahun ini mempercayakan pengembangan produknya dengan melakukan kerjasama penelitian di Balai Besar Kimia Kemasan dalam proses hidrogenasi oilblend untuk menghasilkan hydrogeneted oilblend dari minyak kelapa dengan minyak lainnya (COSO) dengan spesifikasi Iodin Value (IV) kecil dari 1 dan juga hydrogenated oilblend minyak sawit dan minyak lainnya (PESO) dengan IV sama dengan 46. Pada penelitian ini akan dilakukan proses hidrognasi dengan variabel jenis katalis, waktu proses, dan kecepatan pengadukan. 2.1 Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah diperolehnya produk hidrogenated oilblend (COSO) dengan IV lebih kecil dari 1 dan produk hidrogenated oilblend PESO dengan IV sama dengan Indikator Keluaran Adanya produk hydrogenated COSO dengan IV lebih kecil dari 1 dan produk hydrogenated PESO dengan IV Keluaran Keluaran berupa data kondisi optimum dan konsisten metode menghasilkan produk hydrogenated COSO dan produk hydrogenated PESO Hal 10 dari 18

11 9. Penyelenggaraan Perekayasaan BBKK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan sesuai kebijakan teknis. Salah satu tugas dalam pengembangan kompetensi adalah melakukan penyiapan bahan alih teknologi dan rancang bangun dan perekayasaan industri. BBKK telah banyak melakukan rancang bangun perekayasaan industri antara lain peralatan unit proses produksi, peralatan uji, dan peralatan pengolahan limbah industri. Peralatan unit proses produksi antara lain peralatan pembuatan minyak sulfonat (bahan pelunak kulit) skala pilot plan, unit alat pengolah sabut kelapa, unit alat pengolah TBS-CPO dan unit alat fraksinasi minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia karena keunggulan komparatifnya. Nilai ekspor minyak atsiri dari Indonesia pada 2009 mencapai US$ 100 juta. Adapun volume ekspor minyak atsiri sekitar 2500 ton per tahun. Diharapkan ekspor minyak atsiri tiap tahun mengalami peningkatan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai ekspor minyak atsiri pada Januari- Maret 2011 sebesar US$ Nilai ini melonjak 32,26% dibandingkan nilai ekspor tiga bulan pertama tahun lalu yang hanya mencapai US$ Dengan terbukanya pasar global masih terbuka kesempatan mengembangkan produksi minyak atsiri di Indonesia. Namun demikian, industri minyak atsiri di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar. Sebagian besar minyak atsiri yang diekspor, dihasilkan oleh petani kecil atau para penyuling skala kecil yang tersebar di daerah. Usaha kecil dan menengah masih berkutat pada proses produksi minyak atsiri kasar yang diperoleh dari penyulingan. Selain itu hanya menjadi pengumpul untuk kemudian dijual kepada perusahaan besar dengan mutu minyak atsiri yang seadanya. Sesuai dengan tugas dan fungsi BBKK khususnya seksi alih teknologi dan inkubasi akan memberikan jasa pelayanan rancang bangun alat fraksinasi minyak atsiri kepada kalangan usaha/ industry minyak atsiri dengan harapan akan meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. 2.1 Tujuan Tujuan kegiatan ini memberikan pelayanan jasa rancang bangun peralatan fraksinasi minyak atsiri. Hal 11 dari 18

12 2.2 Indikator Keluaran Terlaksananya kerjasama pembuatan peralatan fraksinasi minyak atsiri dengan unit usaha lain. 2.3 Keluaran Keluaran kegiatan ini adalah kerjasama rancang bangun unit peralatan fraksinasi minyak atsiri. A. Penerima Manfaat Penerima manfaat dari masing-masing kegiatan ini adalah : 1. Internal BBKK : - Meningkatkan pendapatan BBKK. 2. Eksternal (masyarakat industri): - Memenuhi kebutuhan jasa pelayanan teknis industri kimia dan kemasan. B. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan per masing-masing layanan jasa teknis adalah sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan Laboratorium Melakukan pengujian sesuai dengan kebutuhan atau permintaan Industri untuk sampel yang masuk atau disampling ke laboratorium BBKK. Pelaksanaan pengujian di BBKK berjalan setiap saat selama tahun 2015, berupa pengujian di laboratorium untuk sample yang dikirim oleh industri ke BBKK atau dengan sampling yang dilakukan oleh BBKK dalam rangka penerapan SNI wajib. 2. Pengendalian Mutu Kegiatan pengendalian mutu melalui pengambilan contoh uji dilaksanakan berdasarkan permintaan dari LS Pro atau instansi lainnya, selanjutnya dilaksanakan penugasan petugas PPC untuk melaksanakan pengambilan contoh ke industri. Contoh diambil sesuai dengan jumlah dan tipe yang ditetapkan dalam rencana sampling (sampling plan). Selanjutnya contoh diserahkan ke laboratorium untuk di uji. Hal 12 dari 18

13 3. Pengendalian Cemaran Melakukan sampling dan pengujian sesuai dengan kebutuhan atas permintaan dan kontrak dengan industri untuk sample yang masuk atau disampling ke BBKK. 4. Penyelenggaraan Kalibrasi Mengikuti sistem mutu sesuai dengan standar ISO 17025: 2005 dan peraturan yang berlaku. 5. Sertifikasi Produk Kegiatan penyelenggaraan LS Pro dan sampling produk dilaksanakan melalui penerapan sistem mutu sesuai pedoman KAN 401 dan 402 secara konsisten dan berkelanjutan dan proses setifikasi sesuai dengan aturan yang berlaku. 6. Penyelenggaraan Diklat a. Membuat perencanaan yang matang untuk mengadakan pelatihan b. Mendata Masyarakat/UKM yang belum mengikuti Diklat c. Menyelenggarakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan industri 7. Penyelenggaraan Konsultansi Dalam melaksanakan program kerja Tahun Aggaran 2013 agar dicapai kemampuan kinerja secara optimal, maka seksi konsultansi membuat suatu rencana kerja/kegiatan yang meliputi : a. Membuat daftar kompetensi BBKK untuk jasa konsultansi di bidang kimia, kemasan serta produk bersih, jasa konsultansi set up dokumen dan jasa konsultansi untuk pembuatan dokumen UKL- UPL b. Melakukan kegiatan publikasi dan jasa konsultansi di bidang kimia, kemasan serta produk bersih, jasa konsultansi set up dokumen dan jasa konsultansi tentang pencegahan pencemaran lingkungan hidup. c. Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia dibidang Kekayaan Intelektual (KI) dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) melalui diklat dan training baik internal maupun eksternal. d. Mengupdate informasi mengenai perkembangan dan informasi terkini seputar dokumen sistem mutu dan menjalin network dengan instansi terkait. e. Melaksanakan kegiatan pelayanan jasa konsultansi baik teknis maupun non teknis bagi dunia industri maupun perseorangan. f. Melakukan inventarisasi hasil hasil litbang BBKK, untuk mengidentifikasi kemungkinan dilakukan pendaftaran Paten KI-HKI. Hal 13 dari 18

14 8. Sintesa Hidrogenated Oilblend Derivatisasi Dengan PT. Sinar Meadow International Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu percobaan pendahuluan untuk mengetahui perkiraan kondisi, optimalisasi kondisi dengan beberapa variabel (tekanan, waktu dan pengadukan) dan validasi metoda terpilih. 9. Penyelenggaraan Perekayasaan Melalui kegiatan publikasi bekerjasama dengan bagian pemasaran tentang kemampuan Balai dalam rancang bangun alat fraksinasi diharapkan akan menarik industri/ usaha minyak atsiri untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka melalui redistilasi maupun fraksinasi. Pada kerjasama ini, barang modal akan diadakan oleh pihak pemesan. Rancang bangun diawali dengan diskusi antara tim dengan pihak pemesan, pembuatan desain peralatan, pabrikasi, ujicoba proses dan evaluasi. 2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan 1. Penyelenggaraan Laboratorium Tahapan pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut : - Melakukan pengujian di tiap-tiap laboratorium; - Kursus, training/ upgrade untuk analis; - Pemeliharaan alat laboratorium; - Penerapan sistem mutu laboratorium. Matriks pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : No Kegiatan Bulan ke Pengujian laboratorium 2 Kursus, Training analis 3 Pemeliharaan alat laboratorium 4 Penerapan sistem mutu laboratorium 2. Pengendalian Mutu Tahapan pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu produk adalah sebagai berikut: - Penerimaan permintaan sampling / pengendalian mutu; - Penugasan; - Penyerahan sampel uji ke laboratorium; - Pelatihan Personel; - Pemeliharaan alat sampling. Hal 14 dari 18

15 Tahapan pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu adalah sebagai berikut : No Kegiatan Bulan ke Pelaksanaan sampling ke industri 2. Kursus, Training PPC 3. Pemeliharaan peralatan sampling 3. Pengendalian Cemaran Tahapan pelaksanaan kegiatan pengendalian cemaran : - Melakukan sampling cemaran sesuai dengan permintaan industri; - Menetapkan metode uji untuk masing-masing kegiatan; - Melakukan pengujian ; - Evaluasi hasil ; - Pembuatan laporan hasil uji. Pelaksanaan kegiatan sampling dilakukan di industri yang membutuhkan jasa sampling BBKK dan pengujian cemarannya dilakukan dilaboratorium cemaran padat, cair dan udara BBKK. Matriks pelaksanaan kegiatan pengendalian cemaran dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No Kegiatan Bulan ke- 1. Pelaksanaan Sampling 2. Pelaksanaan Pengujian 3. Pelaksanaan konsultansi pencegahan pencemaran Penyelenggaraan Kalibrasi Secara umum pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan laboratorium kalibrasi dilaksanakan sejak penerimaan peralatan yang akan dikalibrasi sampai pada pelaksanaan kalibrasi dan selanjutnya proses pembuatan sertifikat hasil kalibrasi. Kegiatan penyelenggaraan laboratorium kalibrasi dilaksanakan di. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No Kegiatan Bulan ke Pelaksanaan Kalibrasi di laboratorium 2 Kursus, Training Pengkalibrasi 3 Pelaksanaan Kalibrasi di lokasi industri 4 Penerapan sistem mutu laboratorium 5 Pemeliharaan alat Hal 15 dari 18

16 5. Sertifikasi Produk Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : - Penerapan Sistem Mutu LS Pro; - Pelayanan proses sertifikasi bagi perusahaan; - Pelaksanaan perluasan ruang lingkup akreditasi; - Surveilance visit oleh KAN; - Pengambilan contoh dan uji barang di pasar. Pelaksanaan kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan sertifikasi dan sampling produk dilaksanakan oleh Personel LSPro Chempack dan petugas pengambil contoh / PPC. Tahapan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No Kegiatan Bulan ke Penerapan sistem mutu di LS Pro 2 Perluasan ruang lingkup LS Pro 3 Surveilance visit KAN 4 sertifikasi Produk Industri 5 Pengambilan contoh uji barang di pasar 6. Penyelenggaraan Diklat Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No. Kegiatan Bulan ke Rapat 2 Pengajuan Proposal 3 Merekrut peserta 4 Pelaksanaan Pelatihan 5 Laporan Kegiatan 7. Penyelenggaraan Konsultansi Agar tercapainya program kerja secara optimal dan dapat terlaksananya kegiatan yang sudah ditentukan, seksi konsultansi membuat teknis pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : - Pembuatan daftar kompetensi BBKK. - Membuat paket-paket konsultansi set up dokumen mutu dan set up dokumen UKL UPL. - Survey dan publikasi ke industri, dinas-dinas di daerah dan direktorat terkait. Hal 16 dari 18

17 - Evaluasi dari hasil survey an publikasi. - Membuat Gap Analysis atau Business Check Up. - Melaksanakan kegiatan konsultansi set up dokumen mutu dan set up UKL UPL. - Melaksanakan kegiatan konsultansi di bidang kimia, kemasan serta produksi bersih. - Evaluasi pelaksanaan kegiatan. - Pembuatan laporan kegiatan. Tahapan kegiatan konsultansi adalah sebagai berikut : No Jenis Kegiatan Bulan Pembuatan daftar kompetensi BBKK 2. Pembuatan paket-aket konsultansi 3. Survey dan publikasi 4. Evaluasi hasil 5. Pembuatan Gap Analysis 6. Kegiatan konsultansi (set up SMM) 7. Kegiatan konsultansi teknis 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan 9. Pembuatan laporan kegiatan 8. Sintesa Hidrogenated Oilblend Derivatisasi Dengan PT. Sinar Meadow International Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No. Kegiatan Bulan ke Studi pustaka dan studi lapangan 2. Pengadaan alat dan bahan 3. Percobaan laboratorium meliputi percobaan pendahuluan, optimalisasi dan validasi 5. Analisa hasil percobaan dan pengolahan data 6. Laporan 9. Penyelenggaraan Perekayasaan Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada matriks dibawah ini : No. Kegiatan Bulan ke Publikasi pemasaran 2. Penyiapan Desain 3. Penyiapan Bahan Hal 17 dari 18

18 No. Kegiatan Bulan ke Pembuatan/pabrikasi alat 5. Uji coba peralatan dan evaluasi 6. Laporan C. Waktu Pencapaian Keluaran Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Januari Desember tahun D. Biaya yang Diperlukan Pada tahun anggaran 2014, alokasi biaya untuk output ini adalah sebesar Rp ,- (dua milyar sembilan ratus enam puluh tiga juta lima ratus lima puluh ribu rupiah), sedangkan total biaya yang direncanakan pada tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp ,- (tiga milyar enam puluh tiga juta sembilan ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah) dengan rincian biaya per kegiatan sebagai berikut : No Jenis Layanan Biaya (Rp) 1. Penyelenggaraan Laboratorium Pengendalian Mutu Pengendalian Cemaran Penyelenggaraan Kalibrasi Sertifikasi Produk Penyelenggaraan Diklat Penyelenggaraan Konsultansi Sintesa Hidrogenated Oilblend Penyelenggaraan Perekayasaan Total Jakarta, 23 September 2015 Penanggung Jawab, Umar Habson NIP Hal 18 dari 18

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN F-3..0. Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 205 864.997 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (09) Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) LAYANAN JASA TEKNIS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) LAYANAN JASA TEKNIS KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) LAYANAN JASA TEKNIS Kementerian Negara/Lembaga Unit Eselon I Program Hasil Unit Eselon II/Satker Indikator Kinerja Satuan Ukur dan Jenis Keluaran Volume Kementerian

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2010-2014 (REVISI II) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perindustrian RI UNIT ORGANISASI : Badan Pengkajian Kebijakan,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BALAI BESAR/BARISTAND INDUSTRI

MENTERI KEUANGAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BALAI BESAR/BARISTAND INDUSTRI 1 MENTERI KEUANGAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BALAI BESAR/BARISTAND INDUSTRI Kementerian Negara/Lembaga : PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. GAMBARAN UMUM KINERJA TAHUN BERJALAN 1. Aspek Keuangan. Baristand Industri Surabaya dalam melaksanakan tugas pokoknya didukung oleh anggaran yang bersumber dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA (RENKIN) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA (RENKIN) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2012 RENCANA KINERJA (RENKIN) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN 2012 Lampiran 1 FORMULIR

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana APBN APBN APBN APBN APBN APBN

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana APBN APBN APBN APBN APBN APBN RENCANA UMUM PENGADAAN Melalui Swakelola K/L/D/I SATUAN KERJA : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN : BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN ANGGARAN : 2017 No Nama Volume Pagu 1 Penelitian dan 2 Penelitian dan 3 Penelitian

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI MINYAK GORENG SAWIT SNI 7709 : 2012 Depok, 21 April 2017 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 1

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. SNI. Gula Putih Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68/Permentan/OT.140/6/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

Revisi ke : 05 Tanggal : 18 Desember 2014

Revisi ke : 05 Tanggal : 18 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Mainan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/M-IND/PER/10/2013 TENTANG

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI Halaman : 1 dari 9 I. SELEKSI 1. Permohonan 1) Surat Aplikasi Permohonan 2) Dokumen permohonan SPPT SNI disertai dengan melampirkan dokumen legal perusahaan, daftar informasi terdokumentasi, diagram alir

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1553,2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Minyak Goreng Sawit. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-IND/PER/12/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PRODUK KAWAT BAJA BETON PRA-TEKAN UNTUK KEPERLUAN KONSTRUKSI BETON SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

2016, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan L

2016, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan L No.17, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. LPK Terdaftar ASEAN. Sertifikat Produk. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website  PETUNJUK TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA BAB I KETENTUAN UMUM 1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) baterai primer adalah dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Balai Besar Tekstil yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 778/MPP/Kep/11/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website  PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 73/IAK/Per/10/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34/M-IND/PER/4/2007

Lebih terperinci

Skema sertifikasi produk

Skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Skema sertifikasi produk Kategori produk tangki

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM 1.1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) Baterai Primer adalah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 19/M-IND/PER/2/2009 T E N T A N G PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014 LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014 1. Kebijakan Pelayanan Publik A. Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Pelayanan Publik BBPK sebagai berikut:

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG SKEMA SERTIFIKASI BISKUIT SNI 2973 : 2011 Depok, 21 April 2017 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 1 Halaman : 1

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya) KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya) DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BATAM, 11

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.227, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pupuk Anorganik Majemuk. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-IND/PER/2/2014 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) LAMPU SWA-BALAST UNTUK PELAYANAN

Lebih terperinci

Rencana Kinerja TA DAFTAR ISI

Rencana Kinerja TA DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 D. Ruang Lingkup... 3 BAB II PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1449, 2015 KEMENPERIN. Melamin Perlengkapan Makan Minum. Wajib. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/M-IND/PER/9/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1169, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Pendingin Ruangan. Lemari Pendingin. Mesin Cuci. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1455, 2015 KEMENPERIN. Kaca Bangunan. Blok Kaca. Wajib. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/M-IND/PER/9/2015 TENTANG NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KERTAS DAN KARTON UNTUK KEMASAN PANGAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Pemberlakuan. SNI. Produk Melamin. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/2/2012 TENTANG PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : T E N T A N G PEMBERLAKUAN SECARA WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BATERAI PRIMER

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : T E N T A N G PEMBERLAKUAN SECARA WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BATERAI PRIMER PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : T E N T A N G PEMBERLAKUAN SECARA WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BATERAI PRIMER MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 15 Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Oleh : Dr. HARI ADI PRASETYA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG 2014 Dasar Hukum Peraturan Menteri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KACA UNTUK BANGUNAN BLOK KACA SPESIFIKASI DAN METODA UJI SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Pemberlakuan. SNI. Semen. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/M-IND/PER/2/2012 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Halaman : 1 dari 7 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilen, resertifikasi dan perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 75/Permentan/OT.140/11/2011 TENTANG LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1 STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP. 19770625 200312 1 002 (No HP. 08121569151) data\:standardisasi_gun 1 REFERENSI Internet SAE Hand Book Volume 1-4 PP No 102 Tahun 2000 tentang SNI UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Balai Besar Tekstil (BBT) Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2015 KEMENPERIN. Biskuit. Wajib. Standar Nasional Indonesia. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/M-IND/PER/7/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe No.1451, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Helm. Kendaraan Bermotor Roda Dua. Wajib. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-IND/PER/9/2015 TENTANG

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN IVIENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 72jr.l-IND/PER/7/2010

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN IVIENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 72jr.l-IND/PER/7/2010 ,,\ I \ Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN IVIENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 72jr.l-IND/PER/7/2010 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KOREK API GAS SECARA WAJIB

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD)

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN LAYANAN INTERNAL (OVERHEAD) Kementerian Negara/ Lembaga Unit Eselon I Program Hasil : Unit Eselon II/Satker Kegiatan Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 49/M-IND/PER/7/2008

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P No.1730, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. SNI. Air Mineral Demineral. Air Mineral CAlami. Air Minum Embun. Pemberlakuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1455, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Seng Oksida. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66/M-IND/PER/12/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL 1 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Standar adalah spesifikasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212,2012 PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/M-IND/PER/2/2012 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PUPUK ANORGANIK TUNGGAL SECARA

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN FASILITASI PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI TAHUN ANGGARAN 2016

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN FASILITASI PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI TAHUN ANGGARAN 2016 KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN FASILITASI PENGEMBANGAN SDM INDUSTRI TAHUN ANGGARAN 2016 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Perindustrian (019) Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal (01) Program : Program

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENINGKATAN STANDARISASI PRODUK INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI, ELEKTRONIKA, TELEMATIKA DAN ANEKA SUB KEGIATAN FASILITASI ISO 9001:2008 PADA INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DI KABUPATEN

Lebih terperinci