PENGARUH FINANCIAL DISTRESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FINANCIAL DISTRESS"

Transkripsi

1 PENGARUH FINANCIAL DISTRESS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ABSTRAK Oleh: WINDA JULIANA NPM : Tlpn : windajuliana@rocketmail.com Pembimbing I : Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc, Akt Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda Opini audit going concern sebagai variabel dependen diukur dengan variabel dummy. Financial distress sebagai variabel independen diukur dengan menggunakan metoda Revised Altman. Opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel kontrol diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dengan dugaan hipotesis bahwa financial distress berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 141 perusahaan, namun setelah digunakan teknik purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 21 perusahaan dengan perioda pengamatan selama 5 tahun ( ). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menggunakan tingkat signifikasi 5% menunjukkan bahwa variabel financial distress mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dan opini audit tahun sebelumnya mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kata Kunci : Opini audit going concern, financial distress, opini audit tahun sebelumnya

2 THE EFFECT OF FINANCIAL DISTRESS TOWARDS THE ACCEPTANCE OF AUDIT OPINION GOING CONCERN IN MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD ABSTRACT By: WINDA JULIANA NPM : Tlpn : windajuliana@rocketmail.com Pembimbing I : Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc, Akt This research aims to find out the effect of financial distress towards the the acceptance of audit opinion going concern in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange period. Audit opinion going concern as dependent variable is measured with dummy variables. Financial distress as independent variable is measured with Revised Altman method. Audit opinion in the previous years as controling variable is measured with dummy variables. The hypothesis are financial distress negatively affect the acceptance of audit opinion going concern and the previous year audit opinion positively affect the acceptance of audit opinion going concern. Population of data which used in this research are 141 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange, but after using purposive sampling method only 21 companies qualified for being sample with 5 years observation period. Hypothesis examining using logistic regression analysis. The results of the research using 5% level of significance shows financial distress negatively significant affect the acceptance of audit opinion going concern and the previous year audit opinion positively significant affect the acceptance of audit opinion going concern. Keywords : Audit opinion going concern, financial distress, the previous year audit opinion.

3 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan global telah mengubah bentuk perekonomian dunia dan sebagian besar di setiap negara merasakan dampak dari krisis keuangan global termasuk negara-negara di Asia salah satunya adalah Indonesia yang membawa dampak yang signifikan terhadap keberadaan entitas bisnis. Contohnya adalah kelangsungan hidup perusahaan di Indonesia. Dikarenakan mengalami keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang mendapatkan opini audit Qualified Going Concern dan Disclaimer (Praptitorini dan Januarti, 2007). Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas bisnis, sehingga jika suatu entitas bisnis tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai satu perioda atau satu tahun kedepan, maka going concern perusahaan diragukan dan entitas bisnis tersebut mengalami masalah (Petronela, 2004). Banyak kasus mengenai manipulasi data keuangan yang tidak dapat dideteksi dan informasi mengenai going concern yang belum diungkapkan oleh auditor menyebabkan hilangnya kepercayaan pengguna informasi kepada auditor itu sendiri. Sehingga apabila masalah ini terus berlanjutan maka akan berdampak pada hilangnya kepercayaan terhadap auditor dan menyebabkan kerugian pada pihak lain pengguna informasi seperti stakeholders dan shareholders. Auditor sebagai pihak independen yang diharapkan dapat mendeteksi kecurangan dan mengungkapkan informasi mengenai laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit para pemakai laporan keuangan diharapkan dapat membuat keputusan dengan benar. Menurut SA Seksi 341 (IAPI, 2011) auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah ada kesangsian terhadap perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit. Dengan demikian, topik mengenai

4 going concern sangat menarik untuk dilakukan penelitian karena masih sering terjadi dan berhubungan dengan kepentingan banyak pihak baik eksternal dan internal perusahaan. Auditor dapat memberikan opini audit going concern jika terdapat keraguan pada perusahaan dalam menjalankan kelangsungan usahanya selama setahun kedepan terhitung dari dikeluarkannya laporan audit (IAPI, 2011). Opini audit going concern merupakan kabar buruk bagi pengguna laporan keuangan baik internal (stakeholders) maupun eksternal (shareholders). Masalah yang sering timbul adalah sulit untuk memperkirakan going concern suatu perusahaan, sehingga auditor menghadapi pilihan antara moral dan etika dalam memberikan opini audit going concern. Hal ini disebabkan adanya self fulfilling prophecy (Venuti, 2007). Penyebab lainnya adalah tidak terdapatnya pedoman penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna, 1994). Perusahaan akan menerima opini audit going concern jika terdapat masalah pada pendapatan, reorganisasi, ketidakmampuan dalam membayar bunga, menerima opini audit going concern tahun sebelumnya, dan dalam proses likuidasi mengalami modal yang negatif, arus kas negatif, pendapatan operasi negatif, modal kerja negatif, mengalami kerugian selama 2 s/d 3 tahun berturut-turut, laba ditahan negatif (Mutchler, 1985 dalam Januarti, 2009). Perkiraan pada perusahaan akan mengalami kebangkrutan dimasa mendatang dan keraguan terhadap kelangsungan hidup perusahaan juga merupakan pertimbangan bagi auditor dalam pengeluaran opini audit going concern. Kondisi kebangkrutan suatu perusahaan yang mengalami financial distress, yaitu adalah keadaan dimana kondisi keuangan perusahaan selama perioda tertentu menghasilkan laba bersih (net profit) negatif selama beberapa tahun yang akhirnya akan mengarah ke kebangkrutan dan arus kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk melakukan tindakan perbaikan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan (Endri, 2009). Carcello dan Neal (2000) dalam Setyarno, dkk., (2006) menyatakan bahwa semakin buruk kondisi keuangan perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra (2005) mengatakan bahwa tingkat prediksi

5 kebangkrutan dengan menggunakan model prediksi mencapai tingkat keakuratan 82% dibandingkan dengan menggunakan metoda lain seperti hanya melihat laba bersih sebelum pajak yang negatif dan menyarankan penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Masalah financial distress akan mengarah pada going concern yang diragukan dalam waktu pantas. Ross et al., (2002) menyatakan bahwa financial distress akan menyebabkan perusahaan mengalami gangguan dalam keuangan seperti: arus kas negatif, rasio keuangan yang buruk, dan gagal bayar pada perjanjian utang. Fanny dan Saputra (2005) dan Setyarno,dkk (2006) menemukan bukti bahwa jika kondisi perusahaan dengan kondisi kinerja keuangan yang baik maka kemungkinan kecil perusahaan tersebut akan mendapat opini going concern dari auditor. Hal ini bertentangan dengan penelitian Januarti (2009) bahwa financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk menganalisa pengaruh faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yaitu financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama perioda Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur sebagai sampel karena sektor manufaktur dominan di Asia, khususnya di Indonesia (Achmad et al., 2009), menjaga homogenitas data sehingga hanya menggunakan perusahaan manufaktur saja, untuk menghindari terjadinya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain (Setyarno, dkk., 2006), memiliki peran yang relatif besar dalam nilai ekspor Indonesia terhadap perekonomian dan memiliki tingkat kompetisi yang kuat sehingga rawan terhadap kasus-kasus kecurangan dan masalah going concern. Judul penelitian ini adalah Pengaruh Financial Distress terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

6 1.3. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah Perumusan Masalah Apakah financial distress berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern? Batasan Masalah Proksi yang digunakan untuk mengetahui keadaan financial distress perusahaan adalah metoda Revised Altman karena metoda ini menurut Fanny dan Saputra (2005) yang paling tepat jika dibandingkan dengan The Zmijeski Model dan The Springate Model. Revised Altman merupakan revisi dari The Altman Model sehingga dapat digunakan untuk perusahaan manufaktur yang go publik Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: Menganalisis pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda tahun Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Dapat menjadi bukti empiris serta memberikan kontribusi tambahan terhadap penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. 2. Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang ilmu akuntansi, terutama berkaitan dengan pengauditan, khususnya dalam bidang keputusan pemberian opini audit. 3. Bagi pemberi pinjaman (kreditur) mengenai informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan perusahaan mana saja yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang telah diberikan. 4. Bagi praktisi akuntan publik terutama bagi auditor dalam memberikan penilaian keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup (going concern) perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dengan memperhatikan kondisi keuangan pada perusahaan.

7 5. Bagi investor, saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menyatakan adanya hubungan kontrak antara agent (manajemen) dengan principal (pemilik). Dalam pandangan keagenan, timbulnya konflik kepentingan antara principal atau pemegang saham dan agent perusahaan karena kemungkinan adanya tindakan dari agent yang tidak sesuai dengan kepentingan principal. Agent mungkin enggan mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh principal, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan (Januarti, 2009). Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen, yaitu akuntan publik (auditor) yang memiliki tugas memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit (Januarti, 2009). Masalah timbul ketika banyak terjadi kegagalan audit (audit failures) yang menyangkut opini audit going concern (Mayangsari, 2003). Penyebabnya adalah masalah self fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern dalam laporan auditnya. Hal ini terkait dengan kekhawatiran auditor tentang akibat opini going concern yang justru dapat mempercepat financial distress. Namun dilain pihak, opini audit going concern yang diungkapkan dengan secepatnya dapat mempercepat upaya perbaikan perusahaan yang akan mengalami financial distress. Masalah kedua yang menyebabkan audit failures adalah tidak ada pedoman penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna, 1994) Dengan adanya konflik ini, principal diharapkan dapat lebih awal mendeteksi financial distress dan kemudian bertindak aktif menganalisa penyebab financial distress sehingga dapat mengendalikan kondisi tersebut. Penurunan dalam kinerja perusahaan setelah munculnya tahap awal financial distress dapat berkelanjutan sebagai akibat dari manajemen yang buruk.

8 2.2 Signaling Theory Signaling theory adalah pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik dan pihak luar (investor, kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan memiliki integritas dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan mempercayai keandalan informasi keuangan yang disampaikan agent, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang dapat memberikan pendapat tentang laporan keuangan seperti auditor independen. Sinyal opini yang diberikan oleh auditor independen merupakan sinyal yang mencerminkan keandalan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan yang telah di audit Opini Audit Going Concern Going concern merupakan kelangsungan hidup usaha suatu entitas bisnis. Dengan adanya going concern maka suatu entitas bisnis dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek (Setyarno dkk, 2006). SA Seksi 508 paragraf 11 huruf c (IAPI, 2011) menyatakan bahwa keragu-raguan yang besar pada kemampuan entitas usaha untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jadi jika terdapat keragu-raguan yang besar terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan keberlangsungan hidupnya, maka auditor dapat memberikan opini audit going concern. SA Seksi 341 (IAPI, 2011) memberikan petunjuk bagi auditor mengenai dampak kemampuan entitas usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor yaitu: a. Tanggung Jawab Auditor Auditor bertanggung jawab mengevaluasi jika terdapat keraguan mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar

9 mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus: 1) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan 2) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. b. Prosedur Audit Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut. c. Pertimbangan atas Kondisi dan Peristiwa Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa di antaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut: 1) Trend negatif. Sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek. 2) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan. Sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa,

10 penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metoda pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aset. 3) Masalah intern. Sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. 4) Masalah luar yang telah terjadi. Sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan, membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. d. Pertimbangan atas Rencana Manajemen 1) Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak negatif merugikan dari kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan entitas usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor akan mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion). 2) Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa di atas, maka auditor mempertimbangkan keefektifan rencana tersebut, yaitu: a) Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) b) Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan auditee mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

11 c) Jika auditor berkesimpulan rencana tesebut efektif tapi auditee tidak mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). e. Pertimbangan Dampak Informasi Kelangsungan Hidup Entitas Terhadap Laporan Auditor Apabila setelah mempertimbangkan rencana dari manajemen, auditor berkesimpulan terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor harus mempertimbangkan dampak yang kemungkinan timbul pada laporan keuangan dan cukup atau tidaknya pengungkapannya. Beberapa informasi yang dapat diungkapkan meliputi: 1) Kondisi atau peristiwa yang menimbulkan kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, 2) Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh peristiwa atau kondisi tersebut 3) Evaluasi manajemen terhadap signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa dan faktor-faktor yang melemahkan dampak negatifnya, 4) Kemungkinan diberhentikannya operasi suatu waktu, 5) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan), 6) Informasi mengenai kemungkinan pulihnya kembali keadaan satuan usaha, atau klasifikasi aset yang dicatat atau klasifikasi utang. 2.4 Financial Distress Financial distress merupakan gambaran kesehatan atas kinerja keuangan sebuah perusahaan sebenarnya dalam suatu perioda kerja. Hofer (1980:20) dalam (Endri, 2009) mengumpamakan kondisi financial distress sebagai suatu kondisi dari perusahaan yang mengalami laba bersih (net profit) negatif selama beberapa tahun dan juga sebagai indikasi perusahaan mengarah ke kebangkrutan. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 47 menyatakan bahwa jika perusahaan mengalami kerugian sebesar 50% dari modal perusahaan, maka perusahaan berkewajiban mendaftarkan perusahaan dalam pengadilan dan

12 mengumumkannya dalam surat kabar resmi. Tetapi jika perusahaan mengalami kerugian sebesar 75% maka perusahaan tersebut demi hukum bubar dan para pengurus bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas perjanjian-perjanjian yang telah terjadi setelah mereka tahu mengenai kerugian tersebut. Agar kebangkrutan tidak terjadi menurut pasal 48, perusahaan harus membuat kas cadangan untuk menutupi kerugian yang terjadi untuk sebagian atau seluruhnya. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, dalam pasal 2, perusahaan dikatakan bangkrut apabila debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor tidak dapat membayar satu utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih dengan keputusan pengadilan yang diajukan permohonan kepailitan oleh Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal atau Menteri Keuangan. Pembubaran atau likuidasi perseroan dalam Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas dalam pasal 142 ayat 1, dapat terjadi karena: a. Berdasarkan keputusan RUPS. b. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. c. Berdasarkan penetapan pengadilan. d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan. e. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang. f. Karena dicabutnya izin usaha perseroan sehingga mewajibkan perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan merupakan indikasi terjadinya kebangkrutan pada perusahaan. Pengguna laporan keuangan sering kali menganggap bahwa opini audit going concern sebagai tanda perusahaan akan segera mengalami kebangkrutan atau tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Mc Keown (1991) dalam Januarti (2009) juga mengemukakan

13 perusahaan yang tidak pernah mengalami financial distress, auditor tidak pernah memberikan opini audit going concern dan sebaliknya, jika kondisi keuangan perusahaan semakin memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern dari auditor. Pada perusahaan yang kondisi keuangannya buruk, maka banyak ditemukan indikator masalah going concern. Fanny dan Saputra (2005) menemukan bahwa penggunaan model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit dibandingkan dengan The Zmijeski model dan The Springate model. Penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, et al., (2006) juga berhasil membuktikan bahwa model prediksi kebangkrutan Altman berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Model yang telah dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya digunakan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang private melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaanperusahaan manufaktur yang go publik. Hasil penelitian yang dikembangkan Altman: Z' = 0,717Z1+ 0,874Z2 + 3,107Z3 + 0,420Z4 + 0,998Z5 Dalam hal ini: Z1 = net working capital / total assets Z2 = retained earnings / total assets Z3 = earnings before interest and taxes / total assets Z4 = book value of equity / book value of debt Z5 = sales / total assets Kriteria yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model diskriminan adalah dengan melihat zone of ignorance yaitu daerah nilai Z, dimana dikategorikan sebagai berikut:

14 TABEL 2.1 Kriteria titik cut off Model Z Score Kriteria Nilai Z Tidak bangkrut/ sehat jika Z lebih dari (>) 2,99 Bangkrut jika Z kurang dari (<) 1,20 Daerah rawan bangkrut (grey area) 1,20-2, Pengembangan Hipotesis 1. Financial Distress dan Opini Audit Going Concern Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra (2005) menyarankan penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor dikarenakan memiliki tingkat prediksi kebangkrutan mencapai tingkat keakuratan 82% untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setyarno, dkk (2006) dan Fanny dan Saputra (2005) penggunaan model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan dalam pemberian opini audit dibandingkan jika menggunakan The Zmijeski model dan The Springate model untuk memprediksi keadaan financial distress perusahaan. Financial distress merupakan faktor perusahaan yang banyak dipakai untuk memprediksi going concern atau keberlangsungan hidup perusahaan dan kebangkrutan yang akan terjadi. Mc Keown (1991) dalam Januarti (2009) mengemukakan bahwa perusahaan yang tidak pernah mengalami financial distress, auditor tidak pernah memberikan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress ( Z Score rendah) berpeluang mendapatkan opini audit going concern dari auditor karena perusahaan tersebut mengindikasikan kelangsungan hidupnya diragukan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ha : Financial distress berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini going concern

15 3. METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 sampai 2010 yang meliputi laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan-perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metoda penyampelan bersasaran (Purposive Sampling). Oleh karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 hingga tahun 2010 dan tidak sedang berada pada proses delisting pada perioda tersebut. 2. Memiliki laporan auditor independen yang dipublikasi bersamaan dengan perioda pengamatan, dan opini yang diterima adalah going concern unqualified / qualified opinion dan going concern disclaimer opinion maupun opini non going concern. 3. Mengalami laba bersih setelah pajak negatif sekurang-kurangnya dua perioda laporan keuangan selama perioda pengamatan ( ). Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No Kriteria Jumlah Akumulasi 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Perusahaan manufaktur yang melakukan delisting tahun (20) dari BEI 3 Mengalami laba bersih setelah pajak negatif sekurangkurangnya (92) 29 dua perioda laporan keuangan dan memiliki laporan auditor independen yang dipublikasi bersamaan selama perioda pengamatan ( ) 4 Tidak ada data penelitian (8) 21 Jumlah sampel total selama perioda penelitian 105

16 3.3.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel Dependen (Y) Variabel dependen pada penelitian ini adalah opini audit (Audit Opinion). Opini audit diukur dengan menggunakan variabel dummy, bernilai 1 untuk opini going concern dan bernilai 0 untuk opini non going concern. Opini going concern dalam penelitian ini terdapat pada unqualified opinion with explanatory, qualified opinion dan disclaimer Variabel Independen (X) Dalam penelitian ini terdapat satu variabel independen yang akan diuji tehadap opini audit going concern yang diterima perusahaan dari auditor independen. Variabel independen tersebut adalah sebagai berikut: Financial Distress (X1) Financial distress diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Revised Altman, yang terkenal dengan istilah Z score. Z score yang merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa perioda sebelum terjadinya kebangkrutan. Formulanya adalah: Z = 0.717Z Z Z Z Z5 Dalam hal ini: Z1 = net working capital/ total assets Z2 = retained earnings/ total assets Z3 = earnings before interest and taxes/ total assets Z4 = book value of equity/ book value of debt Z5 = sales/ total assets Variabel Kontrol Opini Audit Tahun Sebelumnya Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidup pada perusahaannya, semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan (Januarti, 2009). Variabel ini menggunakan variabel dummy,

17 1 jika opini audit tahun sebelumnya opini audit going concern dan 0 jika opini audit tahun sebelumnya opini audit non going concern. 3.5 Alat Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regretion), yang variabel terikatnya merupakan non parametrik (nominal) dan variabel bebasnya merupakan parametrik (rasio). Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap satu variabel dependen yang merupakan variabel dummy. Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2007). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Ln = α + β1 FD + β2 PO Keterangan: GC FD PO α = Opini going concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini non going concern) = Prediksi kebangkrutan menggunakan persamaan revised Altman = Opini audit tahun sebelumnya (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika non going concern) = konstanta = kesalahan residual Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

18 a. Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Adapun hasilnya jika ( Ghozali, 2007): 1. Jika nilai statistik Homer dan Lemeshow s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya 2. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. b. Uji Model Fit Uji model fit digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak terhadap data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka Ho harus diterima atau Ha harus ditolak (Ghozali, 2007). Statistik yang digunakan berdasarkan metode maximum likelihood. Metode maximum likelihood adalah mencari koefisien regresi sehingga probabilitas kejadian dari variabel dependen bisa setinggi mungkin atau semaksimal mungkin. Besarnya probabilitas yang memaximumkan kejadian ini disebut log of Likelihood (LL) (Widarjono, 2010). Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, -2 dikalikan dengan LL sehingga menjadi -2LL. Semakin kecil nilai -2LL, yang memiliki nilai minimum 0, maka semakin baik model dan sebaliknya semakin besar nilai -2LL semakin kurang baik model (Widarjono, 2010) c. Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter dapat dinilai melalui koefisien regresi dari masing-masing variabel yang diuji apakah menunjukkan bentuk suatu hubungan antar variabel dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sign) untuk

19 melakukan pengujian hipotesis. Apabila terlihat angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Hasil pengujian secara statistik menunjukkan jumlah sampel (N) penelitian sebanyak 105 yang merupakan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama perioda dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Variabel financial distress yang diproksi dengan Z Score menunjukkan bahwa nilai Z Score minimum yang dihasilkan adalah sebesar 1.548,47 dimiliki oleh PT Hanson International, Tbk pata tahun Pada tahun 2009 PT Hanson International tidak melakukan penjualan. Hal ini menunjukan bahwa semakin rendah nilai Z Score maka semakin buruk kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan nilai Z Score maksimum adalah sebesar 9,96 yang dimiliki oleh PT Intanwijaya Internasional, Tbk pada tahun Ini berarti bahwa semakin baik nilai Z Score maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan. Ini berarti bahwa berdasarkan nilai Z Score yang dimiliki oleh PT Intanwijaya Internasional pada tahun 2010 memiliki kondisi keuangan yang paling sehat di antara semua observasi penelitian dan PT Hanson International, Tbk pada tahun 2009 mengalami keadaan financial distress paling buruk. Total observasi (SUM) financial distress dalam penelitian ini adalah 2.377, 93. Rata-rata (Mean) nilai Z Score yang diperoleh dengan cara membagi total observasi (SUM) dengan total sampel penelitian (N) adalah -22,6470 menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang dalam berada sampel berada dalam kondisi financial distress. Standar deviasi yang menunjukan ukuran penyebaran financial distress yaitu sebesar 170,85710, artinya jarak antara nilai minimum dan nilai maksimum dari nilai rata-rata (mean) adalah 170,85710.

20 4.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik. Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh financial distress dan opini audit tahun sebelumnya dengan penerimaan opini audit going concern. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikasi (α) 5% Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test) Analisa pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan ini dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Secara statistik menunjukkan bahwa nilai dari pengujian Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test nilai chi square adalah 8,196 dengan signifikansi sebesar 0,415. Dengan tingkat signifikansi lebih besar dari tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05 artinya H0 tidak dapat ditolak (diterima) karena model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2007). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya Uji Model Fit (Overall Model Fit) Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model (overall model fit). Pengujian overall model fit dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Secara statistik menunjukkan perbandingan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block number = 0) dengan nilai -2LL akhir (Block number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 135,012. Setelah dimasukkan kesebelas variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 54,406. Penurunan nilai -2 log likehood menunjukan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu financial

21 distress dan variabel kontrol yaitu opini audit tahun sebelumnya kedalam model penelitian ini akan memperbaiki model fit penelitian ini Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,741 yang berarti variabilitas variabel dependen opini audit going concern yang dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen (financial distress) dan variabel kontrol (opini audit tahun sebelumnya) adalah sebesar 74,1%, sedangkan sisanya sebesar 25,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian Matrik Klasifikasi Matrik klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada auditee (Setyarno, dkk, 2006). Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern adalah sebesar 95,7%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 66 laporan keuangan yang diprediksi menerima opini audit going concern dari total 69 laporan keuangan yang menerima opini audit going concern. Kekuatan prediksi model perusahaan yang menerima opini audit non going concern adalah sebesar 86,1%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 31 laporan keuangan yang diprediksi menerima opini audit going non concern dari total 36 laporan keuangan yang menerima opini audit going non concern. Tingginya persentase ketepatan tabel klasifikasi tersebut mendukung tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap data hasil prediksi dan data observasinya yang menunjukkan sebagai model regresi logistik yang baik Uji Koefisien Regresi Secara statistik menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikasi 5%. Dari pengujian persamaan regresi logistik diatas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : Ln =- 0, ,630 FD + 2,112 PO

22 Konstanta -0,032 artinya jika financial distress dan opini audit tahun sebelumnya, mengalami kenaikan sebesar 1%, maka opini audit going concern akan turun sebesar 0,032% untuk perusahaan yang opini audit going concern atau opini audit non going concern dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). Koefisien regresi financial distress -1,630 artinya jika financial distress mengalami kenaikan sebesar 1%, maka opini audit going concern akan turun sebesar -1,630% untuk perusahaan yang opini audit going concern atau opini audit non going concern dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). Koefisien regresi opini audit tahun sebelumnya positif 2,112 artinya jika opini audit tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 1%, maka opini audit going concern akan naik sebesar 2,112% untuk perusahaan yang opini audit going concern atau opini audit non going concern dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus) Estimasi dan Interprestasinya Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel 4.8 Variables in the Equation pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka Ha diterima, jika tingkat signifikan > 0,05, maka Ha tidak dapat diterima. Dari hasil perhitungan berdasarkan tabel 4.8 secara statistik maka disimpulkan bahwa financial distress berdasarkan memiliki koefisien -1,630 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,05).Dari hasil tersebut dapat disimpulkan financial distress berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa perusahaan dengan financial distress berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini going concern diterima. Variabel Kontrol (Opini Audit Tahun Sebelumnya) Hasil koefisien regresi yang terdapat pada tabel 4.8 untuk variabel kontrol yaitu opini audit tahun sebelumnya menunjukan arah positif 2,112 dengan tingkat signifikansi 0,003 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.

23 4.3 Pembahasan Pengaruh financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern Menurut Altman, perusahaan dikatakan bangkrut jika hasil Z Score lebih kecil dari 1,20 yaitu perusahan-perusahaan dalam lampiran 3. Dari 105 sampel dalam penelitian ini terdapat 78 sampel yang masuk dalam kategori bangkrut. Artinya dalam penelitian ini 74,29% perusahaan diindikasikan bangkrut. Indikasinya adalah sebagian besar perusahaan tersebut memiliki masalah diefisiensi likuiditas, diefisiensi ekuitas, laba ditahan yang negatif dan EBIT yang mengalami kerugian. Selain itu, perusahaan dikatakan rawan bangkrut jika hasil Z Score antara 1,20-2,99 yaitu perusahan-perusahaan dalam lampiran 3. Dari 105 sampel dalam penelitian ini hanya 22 sampel atau 21% yang masuk dalam kategori rawan bangkrut. Indikasinya adalah perusahaan tersebut memiliki masalah diefisiensi likuiditas, diefisiensi ekuitas, laba ditahan yang negatif dan EBIT yang mengalami kerugian. Dan, perusahaan dikatakan sehat jika hasil Z Score lebih besar dari 2,99 yaitu perusahan-perusahaan dalam lampiran 3. Dari 105 sampel dalam penelitian ini hanya 5 sampel atau 2,8% yang masuk dalam kategori sehat yaitu hanya PT Intanwijaya Internasional Tbk yang selama 5 tahun yaitu tahun nilai Z Score nya sehat, padahal PT Intanwijaya internasional memiliki masalah berupa nilai EBIT yang negatif pada tahun 2006, 2009, dan Hasil pengujian secara statistik terhadap variabel financial distress yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Revised Altman pada tabel 4.8 secara statistik menunjukkan nilai koefisien regresi negatif sebesar 1,630 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 artinya jika financial distress mengalami kenaikan sebesar 1%, maka opini audit going concern akan turun sebesar -1,630% untuk perusahaan yang opini audit going concern atau opini audit non going concern dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). Didasarkan pada hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa financial distress perusahaan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Revised Altman signifikan pada tingkat signifikan 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa hipotesis ini dapat diterima dan dari hasil pengujian terhadap hipotesis tersebut, diperoleh bukti empiris bahwa financial distress perusahaan yang diproksikan

24 dengan model prediksi kebangkrutan Z Score Revised Altman berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan financial distress (nilai Z Score semakin rendah) maka kualitas audit yang akan diterima oleh auditee semakin rendah sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Seorang auditor akan sangat memperhatikan kondisi keuangan perusahaan dalam menerbitkan opini audit going concern. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, dkk (2006) bahwa financial distress yang diproksikan dengan Z Score yang menghasilkan hasil yang signifikan dan memiliki pengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern perusahaan oleh auditor. Pada variabel kontrol yaitu opini audit tahun sebelumnya secara statistik menunjukan nilai koefisiensi positif 2,112 dengan tingkat signifikansi 0,003 lebih kecil dari 0,05 (5%). Hal ini menunjukan bahwa jika opini audit tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 1%, maka opini audit going concern akan naik sebesar 2,112% untuk perusahaan yang opini audit going concern atau opini audit non going concern dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). Hal ini menunjukan bahwa opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit going concern mempengaruhi pertimbangan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Jadi dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern tahun berjalan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, dkk (2006), Praptitorini dan Januarti (2007) dan Januarti (2009), dimana mereka menemukan bukti empiris bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

25 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai pengaruh financial distress yang dapat mempengaruhi auditor dalam pemberian opini audit going concern, maka dapat ditarik kesimpulan: a. Financial distress yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Revised Altman Z Score secara statistik berpengaruh signifikan dengan penerimaan opini audit going concern dengan nilai koefisien negatif sebesar 1,630 dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa financial distress perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dan hipotesis penelitian dapat diterima. b. Hasil Opini audit tahun sebelumnya secara statistik berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai kosfiesiensi positif 2,112 dengan signifikansi 0,003 (<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dalam pemberian opini audit going concern pada perioda berjalan. 5.2 Keterbatasan Penelitian Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya : 1. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perioda penelitian hanya lima tahun yaitu tahun , sehingga belum dapat melihat kecenderungan tren penerbitan opini audit going concern dalam jangka panjang. 3. Variabel yang digunakan dalam penelitian hanya satu variabel saja, yaitu financial distress. 5.3 Saran Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

26 1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dengan memasukkan seluruh jenis industri, baik industri manufaktur, perdagangan, jasa, maupun keuangan sebagai obyek penelitian sehingga dapat lebih bervariasi. Namun harus diperhatikan mengenai perbedaan karakter tiap jenis perusahaan tersebut. Selain itu juga menambah rentan waktu penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang dengan tetap membedakan antara perioda kondisi krisis ekonomi global dan ekonomi normal. 2. Kepada manajemen perusahaan hendaknya mengenali lebih dini tanda-tanda kebangkrutan usaha dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya sehingga dapat mengambil kebijakan sesegera mungkin guna menghindari masalah tersebut. DAFTAR PUSTAKA Achmad Tarmizi, Rusmin, J. Nelson, Greg Tower The Inquitous Influence of Family Ownership Structures on Corporate Performance. Journal of Global Business Issues, Vol.3 Issue 1 pp.41. Agoes, Sukrisno Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. Altman, E.I Financial Ration, Discriminant Analysis and Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Financial (September, 1968). Altman, E Accounting Implications of Failure Predictions Models. Journal of Accounting, Auditing and Finance. Summer Altman, E dan McGough, T Evaluation of a Company as A Going Concern. Journal of Accountancy. December Altman Housing Finance for Low Income Groups. Rotterdam. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) AICPA Professional Standards. New York: AICPA. Arens, Alvin, Loebbecke Auditing An Integrated Approach Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Endri Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman s Z-Score. Perbanas Quarterly Review. Vol. 2, No. 1. Maret 2009.

27 Fanny, Margaretta dan Saputra, S Opini Audit Going Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII Fraser, M. Lyn Understanding Financial Statement, 4th Edition. New Jersey: Prentice-Hall, inc. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hofer, CW Strategic Management: A case book in policy and planning. Minesota: West Publishing Institut Akuntan Publik Indonesia Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Januarti, Indira Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XII (6): Jensen, M. and Meckling, W Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics 3. pp Joanna, L. Ho The Effect of Experience on Consensus of Going-Concern Judgments. Behavioral Research in Accounting Vol 6. pp Jusuf, Amir Abadu Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat Kitab Undang-undang Hukum Dagang Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan A Neural Network Approach to The Prediction of Going Concern Status. Mayangsari, Sekar Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. McKeown, J, Mutchler, J dan Hopwood. W Towards an Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies. Auditing: A Journal Practice & Theory. Supplement Mulyadi Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat Mutchler, J A Multivariate Analysis of the Auditor's Going Concern Opinion Decision. Journal of Accouning Research. Autumn Petronela, Thio Perkembangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN 2.1 Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada perusahaan yang mempunyai masalah keuangan, tapi dianggap masih mampu untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PENELITIAN VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN KUALITAS AUDIT (X1) OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA (X2) OPINI AUDITOR TENTANG GOING CONCERN (Y) PREDIKSI KEBANGKRUTAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan A. Objek / Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori harapan sebagai teori pendukung (supporting theory). Disamping itu bab ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diambil yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

Oleh: Kata kunci: Going Concern, Kondisi Keuangan Perusahaan, Debt Default, Opini Audit Going Concern Tahun Sebelumnya.

Oleh: Kata kunci: Going Concern, Kondisi Keuangan Perusahaan, Debt Default, Opini Audit Going Concern Tahun Sebelumnya. PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DI INDONESIA ABSTRAK Oleh: RIVAN APRIYAN NPM : 0811031049

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan obligasi yang diperingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan kontrak antara agen (manajer) dengan prinsipal (pemilik). Prinsipal dalam teori agensi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai keseluruhan orang, kejadian, atau benda yang berada dalam suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan manufaktur yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Bagian ini akan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan, pengukuran dari tiap-tiap variabel, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2008-2012. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang manufaktur. Perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian suatu Negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan indikator utama untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pemilihan sampel dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan hidup usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pasar modal mengalami perkembangan yang pesat. Pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan memiliki suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor mau menanamkan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang telah go public berjenis miscellaneous industry dan data diperoleh dari Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri dari variabel terikat (dependent variable)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan global pada saat ini mengharuskan perusahaan berfikir tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

Lebih terperinci

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris: Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang Terdaftar di BEI 2007-2011). Retno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan suatu entitas unit usaha yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan semakin meningkat.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yaitu dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu akuntansi perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kasus mengenai manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memakai data laporan keuangan audit perusahaan yang masuk dalam Bursa Efek Indonesia yang tergolong kedalam jenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern. Judul Nama : : Analisis Pengaruh Disclosure, Debt default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peramalan manajemen tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern karena perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti akan melaporkan dan menerbitkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak semata menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi bertujuan menjaga kelangsungan hidup (going

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan didirikannya suatu entitas atau perusahaan selain untuk memperoleh laba ada juga tujuan serta tanggung jawab besar yang harus dibebankan oleh perusahaan. Tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Audit Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir telah terjadi krisis finansial dan kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir telah terjadi krisis finansial dan kasus hukum yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun terakhir telah terjadi krisis finansial dan kasus hukum yang melibatkan kerugian bagi Negara, masyarakat luas, dan perusahaan hingga bubarnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Teori agensi dan hubungannya dengan opini auditor tentang going Menurut Jensen dan Smith (1984) teori agensi adalah konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual

Lebih terperinci

Ana Rahmawatul Faizah

Ana Rahmawatul Faizah PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, DISCLOSURE, PERKARA PENGADILAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang melibatkan manipulasi atas data keuangan perusahaan besar. Pada tahun 2011 publik dibuat terkejut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi tidak pasti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan kira-kira selama 4 (bulan) dengan menggunakan data dari perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian untuk skripsi ini berlangsung pada Maret 2016 s.d selesai yang dilakukan pada perusahaan manufaktur pada sektor industri dasar dan kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan jumlah bank di Indonesia begitu pesat dan menciptakan persaingan begitu besar, yang akhirnya menimbulkan praktik-praktik tidak sehat. Dimana

Lebih terperinci

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE Wita Kurnia Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Wita_selomita@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul dengan krisis multidimensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pernyataan Standar Audit No.30 Seksi 341 (SPAP, 2011) mendefinisikan audit going concern sebagai berikut: Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas

Lebih terperinci

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Nama: Ni Putu Evi Kusumayanti NIM:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Jenis or Independen Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian disusul dengan krisis multidimensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori agensi, menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Going concern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opinion Shopping Demi menghindari penerimaan opini going concern, biasanya perusahaan melakukan auditor switching (pergantian auditor). Teoh (1992) dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi mandat kepada pihak lain, yaitu agen. Agen disini melakukan semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi mandat kepada pihak lain, yaitu agen. Agen disini melakukan semua BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antara principal dan agen yang pertama kali dikemukakan oleh Jensen

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan 22 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk keperluan analisis dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non

Lebih terperinci

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, PERUBAHAN STRUKTUR DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SECARA VOLUNTARY Lanny Wijaya Stefanus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( ) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas,

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO, DAN PEMBERIAN OPINI TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Lebih terperinci

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH KUALITAS AUDIT, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013 Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis global yang terjadi pada akhir-akhir ini merupakan sebagian rangkaian dari krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang kemudian disusul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Astuti dan Ramantha (2014) Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh audit fee, opini going concern, financial distress,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel sehingga suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada bulan Desember 2010. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian di Pojok Bursa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Dalam Statement of Financial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), IDX Statistics Book, Indonesian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan)/individuindividu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto, 2012: 93).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. B. Jenis Data Jenis data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi atau universe adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan)/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Subagyo dan Djarwanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit

Lebih terperinci

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA ISSN 1411-0393 TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Bambang Suryono *) ABSTRAK Standar Auditing Seksi 341 (dalam S tandar Profesional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 100 perusahaan kecil yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau mendukung perumusan hipotesis dalam penelitian ini, selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder atau data yang diambil dari pihak kedua.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan selain untuk memaksimalkan laba (profit), perusahaan juga mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci