MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN CATU DAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN CATU DAYA"

Transkripsi

1 telk telk telk LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN CATU DAYA telk SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2 telk telk LEMBAR PENGESAHAN MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK DAN CATU DAYA Materi : Unit I : Motor DC Shunt Unit II : Motor DC Seri Telah disetujui dan disahkan untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan praktikum di Laboratorium Ketua Program Studi D - Teknik Telekomunikasi Eka Wahyudi, S.T.,M.Eng telk Disusun Oleh: Arief Hendra Saptadi, S.T., M.Eng Purwokerto, 28 Januari 2015 Mengesahkan, telk Kaur. Laboratorium Teknik Elektronika & Teknik Digital Jaenal Arifin, S.T., M.Eng ii

3 telk telk telk Tata Tertib Laboratorium 1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam yang telah ditentukan pihak kampus dan dilarang menggunakan kaos dan sandal. 2. Mahasiswa tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman dan makan atau minum didalam ruang laboratorium.. Laboratorium digunakan untuk aktivitas praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan terkecuali mendapat ijin dari pengelola laboratorium. 4. Pengguna dilarang mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang ada di laboratorium tanpa seijin pengelola laboratorium. 5. Menjaga kebersihan laboratorium dan membuang sampah pada tempatnya. 6. Mematuhi segala prosedur yang ditentukan pengelola laboratorium. Tata Tertib Praktikum di Laboratorium telk A. Sebelum Praktikum 1. Praktikan wajib mematuhi tata tertib laboratorium yang berlaku. 2. Praktikan harus menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.. Praktikan harus menguasai dasar teori dari unit modul yang akan dilakukan. 4. Praktikan akan diberi dan briefing pre-test oleh asisten atau dosen pengampu praktikum. 5. Praktikan melakukan pendaftaran mata kuliah praktikum yang diambil pada KRS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan laboratorium. 6. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah disediakan. 7. Praktikan wajib hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan. B. Selama Praktikum 1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten. 2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen pengampu.. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten. 4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan, setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau arus tanpa seijin asisten. iii

4 telk telk telk telk 5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu setelah terjadinya kerusakan. 6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada dosen praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter (terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan praktikum susulan. 7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan terhadap para asisten atau dosen pengampu. 8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu praktikum. C. Setelah Praktikum 1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten, bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah. 2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.. Praktikan akan diberi pos-test oleh asisten praktikum atau dosen pengampu. D. Ketentuan Lain 1. Praktikum susulan diselenggarakan hanya untuk mahasiswa yang berhalangan hadir pada saat praktikum dikarenakan sakit, menikah, orang tua/wali atau saudara kandung meninggal, dan dispensasi mengikuti kegiatan dari kampus. 2. Praktikum susulan akan terselenggara, jika mahasiswa yang bersangkutan dapat menunjukkan surat keterangan resmi seperti, surat keterangan sakit dari dokter dan surat dispensasi dari bagian akademik.. Penyelenggaraan praktikum susulan hanya diperbolehkan atas sepengetahuan pengelola laboratorium. iv

5 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 I. TUJUAN PRAKTIKUM UNIT I MOTOR DC SHUNT 1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja motor DC Shunt secara umum. 2. Mahasiswa mampu merakit motor DC shunt dan unit-unit pendukungnya.. Mahasiswa mampu mengatur penyalaan motor DC Shunt baik tanpa maupun dengan resistor starter. 4. Mahasiswa mampu menganalisa parameter keluaran (tegangan, arus dan rotasi mesin) terhadap tegangan sumber yang berbeda-beda. 5. Mahasiswa mampu memahami pengaruh pengaturan koneksi motor DC tanpa resistor starter terhadap arah putaran motor. II. ALAT DAN BAHAN 1. 1 set trainer praktikum Multifunction Machine dari Leybold beroperasi sebagai motor DC Shunt 2. Multimeter.. Kalkulator. III. DASAR TEORI Struktur Motor DC Shunt Mesin-mesin DC terdiri dari stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang statis (tidak bergerak) dari motor dan terbuat dari baja padat atau pada motor-motor yang lebih modern berupa lembaran besi yang berlapis. Stator terdiri dari kumparankumparan eksitasi (exciter) yang menimbulkan gaya gerak listrik saat berinteraksi dengan rotor. Rotor merupakan bagian yang dinamis (berotasi) dan terdiri dari kumparan jangkar (armature) dan komutator. Pada motor DC Shunt, kumparan eksitasi terletak paralel terhadap armature (yang terdiri dari kumparan-kumparan kabel tipis). Kumparan eksitasi pada motor DC Shunt dapat diberikan suplai sumber tegangan terpisah atau sistem semacam ini disebut motor DC eksitasi terpisah. telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 1

6 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Starting motor DC Shunt dengan Resistor Starter Saat awal penyalaan, motor DC memiliki arus total yang sedemikian besar karena armature masih dalam posisi diam. Arus yang besar ini dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen di dalam motor DC. Sebagai pencegahnya, dilakukan pemasangan resistor starter seri terhadap armature untuk membatasi arus total. Gambar 1-1: Starter untuk Motor DC Shunt Pemasangan ini dilakukan dengan menghubungkan kumparan eksitasi terhadap ujung dari resistor starter lewat sebuah rel. Ini untuk memastikan bahwa tegangan penuh telah diberikan secara konstan terhadap kumparan eksitasi selama penyalaan. Tegangan pada armature akan berubah dengan adanya pengubahan nilai pada resistor starter variabel. Sebagai akibatnya, hal ini juga akan mempengaruhi kecepatan motor. Rangkaian Ekuivalen Motor DC Shunt: L+ L- U telk Tanpa Resistor Starter I TOT U A A 1 R A A 2 I A U E E 1 E 2 I E R E telk Dengan Resistor Starter Keterangan: U = Tegangan Sumber (V); U A = Tegangan Armature (V); U E = Tegangan Exciter; U R = Jatuh Tegangan di Resistor Starter (V); I E = Arus Exciter (A); I A = Arus Armature (A); I TOT = Arus Sumber (A); R S = Resistor Starter (); %R = Persentase Nilai dari Resistor Starter (%) Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 L+ L- U I TOT U R U A A 1 R A A 2 R S I A U E E 1 E 2 telk I E R E 2

7 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 I TOT = I A + I E U E = I E R E U = U A + I A R A Nilai-nilai: Karena R A 0, maka: U = U E U A I TOT = I A + I E U E = I E R E U R = %R R S I A U = U A + U R + I A R A Nilai-nilai: Karena R A 0, maka: U U R + U A U E Koneksi dan Arah Rotasi pada Motor DC Shunt Penunjukan koneksi dan arah arus menentukan arah rotasi dari mesin. Arah rotasi dapat ditentukan dengan melihat pada sisi kemudi dari motor. Cakram sabuk (belt disks) atau kopling dapat ditemukan disana. Ada dua jenis rotasi untuk mesin yaitu searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Koneksi dari mesin DC memiliki penunjuk yang sama untuk motor maupun generator. Penunjuk koneksi: Armature Kumparan Shunt Kumparan Eksitasi Terpisah A1 A2 E1 E2 F1 F2 Jika sebagai contoh, dalam sistem numerik alfabet, B1 berarti ujung awal dari kumparan maka simbol dengan huruf yang sama namun dengan digit berikutnya, misalnya B2, berarti ujung akhir dari kumparan yang sama. Sudah ditentukan bahwa untuk rotasi searah jarum jam, arus mengalir melalui setiap kumparan dari bagian awal menuju bagian akhir, yaitu dari digit rendah (1) ke digit tinggi (2). Pada motor kumparan shunt, arus mengalir dari A1 ke A2 dan dari E1 ke E2 untuk rotasi searah jarum jam. telk Arah rotasi dari armature ditentukan oleh arah medan eksitasi dan medan silang armature (armature cross-field). Oleh karenanya, pembalikan arah rotasi dilakukan dengan mengubah arah dari salah satu medan magnetik, atau cukup dengan salah satu arus yang menimbulkan medan magnetik tersebut. Pembalikan arah rotasi kebanyakan dilakukan dengan membalik arah arus pada armature. Dalam kasus ini, yaitu arah arus pada kumparan komutasi, dan jika diperlukan, kumparan kompensasi juga harus dibalik. Lihat gambar 1-2 (a) dan 1-2 (b). telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201

8 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 (a) Searah Jarum Jam (b) Berlawanan Jarum Jam Gambar 1-2: Pengaturan Arah Rotasi Motor DC Shunt Karakteristik Motor DC Shunt Karakteristik sebuah Motor DC dapat dipelajari dengan membaca rating pada plat mesin. Dengan membaca nilai-nilai rating, maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui parameter-parameter pada motor DC tersebut. Berikut ini contoh plat rating pada suatu mesin: Typ G 805 G - Motor Hersteller Nr 220 V 55 A 10 kw S1 cos? - I.KL.F IP 2 telk 1500 min -1 - Hz Err 180 V VDE 050/ A Gambar 1-: Plat Rating dari motor DC Shunt Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 telk 4

9 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Berikut ini informasi yang diperoleh dari plat rating di atas: Nilai Simbol Keterangan 220 V U (Tegangan Sumber) 55 A I A (Arus Armature) 180 V U E (Tegangan Eksitasi) 2,4 A I E (Arus Eksitasi) 10 kw P N (Daya motor nominal) 1500 min -1 n N (Kecepatan nominal motor / rpm) Parameter-parameter yang dapat dihitung dari data-data diatas: 1. Arus Total (I tot ) : I tot = I A + I E = ,4 = 57,4 A. 2. Daya Masukan (P 1 ) : P 1 = U I tot = ,4 = 12.6 kw. Torsi Nominal (M N ) : PN 9, ,55 M N 6,7 Nm n N Daya Keluaran (P 2 ) : 1 = kecepatan sudut ( detik ω 2 π P 2 n 60 2,14 n 60 M n M ω atau 9,55 P 2 = P N atau P 5. Efisiensi ( N ) : η N telk P2 P 1 M N n 9,56 ) / radian n 9,55 P 9,55 M n 6, ,56 N , telk Motor dapat dioperasikan dengan tegangan armature nominal sebesar 220 V. Arus Nominal yang mengalir ke dalam jalur masukan armature dan pada kondisi beban nominal. Tegangan eksitasi nominal pada kumparan eksitasi. Pemakaian arus pada kumparan eksitasi yang dipanaskan. Motor dapat dibebani dengan daya sebesar ini pada operasi terus-menerus (S1) Ini adalah kecepatan rotor saat motor berjalan pada beban nominal. 10 kw telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 5

10 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 IV. PROSEDUR PRAKTIKUM A. Plat rating Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter 1. Untuk mencatat data-data plat rating maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 Mesin Multi-fungsi Temukan letak plat rating pada motor DC Shunt.. Salin bentuk plat rating tersebut sebagaimana aslinya ke lembar praktikum. 4. Tuliskan data-data penting pada plat rating tersebut ke dalam tabel data pada lembar praktikum. 5. Lakukan perhitungan untuk paramater-parameter motor DC Shunt pada lembar praktikum. B. Karakteristik Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Shunt tanpa resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Multimeter Digital GDM-809 & Multimeter Zero Left Tachometer Mekanis/Digital - 2. Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Shunt untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran Pasang Tachometer pada mesin DC. Hidupkan mesin, atur tegangan (U) pada 50 V dengan memperhatikan Multimeter Zero Left. Catat nilai Rotasi (min -1 ) ke Tabel Data I. Catat juga hasil pembacaan Arus Total (I tot ) dan Tegangan Nominal (U N ) di tabel tersebut. 5. Atur tegangan ke 100 V, ulangi langkah ke-4 di atas. Matikan mesin kembali setelah selesai. telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 6

11 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 C. Pengaturan Arah Rotasi Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Shunt tanpa resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Shunt untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran. 4. Setelah keseluruhan rangkaian diperiksa oleh instruktur lab, hidupkan motor. 5. Amati arah putaran dari motor DC Shunt. Tuliskan pada Tabel Data II mengenai arah putaran ( Searah Jarum Jam / Berlawanan Jarum Jam ) pada baris Koneksi I. 6. Matikan motor. Pastikan semua power supply dalam keadaan off. 7. Rakitlah rangkaian motor DC Shunt untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran Setelah keseluruhan rangkaian telah diperiksa oleh instruktur lab, hidupkan motor kembali. 9. Amati arah putaran dari motor DC Shunt. Tuliskan pada Tabel Data II mengenai arah putaran ( Searah Jarum Jam / Berlawanan Jarum Jam ) pada baris Koneksi II. 10. Matikan motor kembali. CATATAN: telk telk Untuk memudahkan pengamatan arah rotasi, atur tegangan sumber (U) ke nilai yang menghasilkan rotasi dengan nilai rpm yang serendah mungkin. D. Karakteristik Motor DC Shunt dengan Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Shunt dengan resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Multimeter Digital GDM-809 & 8801 telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 7

12 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Jumlah Deskripsi Nomor 1 Multimeter Zero Left Starter Tachometer Mekanis/Digital - 2. Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Shunt untuk penyalaan dengan resistor starter seperti pada Lampiran Atur Resistor Starter pada posisi 100 %. Pasang Tachometer. 5. Hidupkan mesin DC. Atur dan jaga Tegangan Sumber (U) ke 100 V dengan memperhatikan Multimeter Zero Left. Ukur nilai Arus Armature (I A ), Tegangan Armature (U A ), dan Kecepatan Motor (min -1 ). Catat hasilnya pada tabel data III di Lembar Praktikum. 6. Ubah nilai Resistor Starter menjadi 80 %, dan lakukan kembali langkah ke- 9 diatas (tanpa menghidupkan kembali mesin dan mengatur tegangan sumber lagi). Ulangi untuk seluruh nilai Resistor Starter lainnya. V. PERTANYAAN telk 1. Jelaskan kegunaan pemasangan resistor starter pada motor DC Shunt! 2. Berdasarkan tabel data II, isikan nilai P 1 berdasarkan rumusan teori pada Unit I. Gambarkan grafik dalam kertas milimeter antara Daya Masukan (sumbu horizontal) dan kecepatan rotasi (sumbu vertical) berdasarkan data dan hasil perhitungan. Berdasarkan grafik tersebut, apa kesimpulan anda?. Bandingkan gambar rangkaian pada Lampiran dan 4 untuk motor DC Shunt tanpa resistor starter. Jelaskan letak perbedaan koneksinya dan pengaruhnya terhadap arah rotasi (dengan mengacu pada tabel data III)! 4. Lihat kembali tabel data III. Gambarkan grafik dalam kertas milimeter antara nilai persentase resistor starter atau %R (sumbu horizontal) dan kecepatan rotasi (sumbu vertical) berdasarkan data dan hasil perhitungan. Berdasarkan grafik tersebut, bagaimana kesimpulan anda? telk 5. Jika daya keluaran: P 2 = U A I A, maka hitung daya keluaran untuk setiap nilai resistor starter dari tabel III! Hitung pula torsi (M N ) untuk setiap daya keluaran tersebut dengan menggunakan data rotasi motor dari tabel III! Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 8

13 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 I. TUJUAN PRAKTIKUM UNIT II MOTOR DC SERI 1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja motor DC Seri secara umum. 2. Mahasiswa mampu merakit motor DC Seri dan unit-unit pendukungnya.. Mahasiswa mampu mengatur penyalaan motor DC Seri baik tanpa maupun dengan resistor starter. 4. Mahasiswa mampu menganalisa parameter keluaran (tegangan, arus dan rotasi mesin) terhadap tegangan sumber yang berbeda-beda. 5. Mahasiswa mampu memahami pengaruh pengaturan koneksi motor DC tanpa resistor starter terhadap arah putaran motor. II. ALAT DAN BAHAN 1. 1 set trainer praktikum Multifunction Machine dari Leybold beroperasi sebagai motor DC Seri 2. Multimeter.. Kalkulator. III. DASAR TEORI Struktur Motor DC Seri Mesin-mesin DC terdiri dari stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang statis (tidak bergerak) dari motor dan terbuat dari baja padat atau pada motor-motor yang lebih modern berupa lembaran besi yang berlapis. Stator terdiri dari kumparankumparan eksitasi (exciter) yang menimbulkan gaya gerak listrik saat berinteraksi dengan rotor. Rotor merupakan bagian yang dinamis (berotasi) dan terdiri dari kumparan jangkar (armature) dan komutator. Pada motor DC Seri, kumparan eksitasi terletak seri terhadap armature (yang terdiri dari kumparan-kumparan kabel tipis). Kumparan eksitasi pada motor DC Seri dapat diberikan suplai sumber tegangan terpisah atau sistem semacam ini disebut motor DC eksitasi terpisah. telk telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 9

14 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Starting motor DC Seri dengan Resistor Starter Saat awal penyalaan, motor DC memiliki arus total yang sedemikian besar karena armature masih dalam posisi diam. Arus yang besar ini dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen di dalam motor DC. Sebagai pencegahnya, dilakukan pemasangan resistor starter seri terhadap armature untuk membatasi arus total. L R Gambar 2-1: Starter untuk Motor DC Seri Pemasangan ini dilakukan dengan menghubungkan kumparan eksitasi terhadap ujung dari resistor starter lewat sebuah rel. Ini untuk memastikan bahwa tegangan penuh telah diberikan secara konstan terhadap kumparan eksitasi selama penyalaan. Tegangan pada armature akan berubah dengan adanya pengubahan nilai pada resistor starter variabel. Sebagai akibatnya, hal ini juga akan mempengaruhi kecepatan motor. Rangkaian Ekuivalen Motor DC Seri: L+ L- U telk Tanpa Resistor Starter I A A 1 A 2 R A L+ U A U E I E D 1 D 2 telk R E Dengan Resistor Starter Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 L- U I A R S U R telk A 1 A 2 Keterangan: U = Tegangan Sumber (V); U A = Tegangan Armature (V); U E = Tegangan Exciter; U R = Jatuh Tegangan di Resistor Starter (V); I E = Arus Exciter (A); I A = Arus Armature (A); R S = Resistor Starter (); %R = Persentase Nilai dari Resistor Starter (%) R A U A U E 10 I E D 1 D 2 R E

15 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 I A = I E U E = I E R E U = U A + U E + I A R A Nilai-nilai: Karena R A 0, maka: U U E + U A I A = I E Koneksi dan Arah Rotasi pada Motor DC Seri U E = I E R E U R = %R R S I A Nilai-nilai: U = U A + U R + U E + I A R A Karena R A 0, maka: U U A + U R + U E Penunjukan koneksi dan arah arus menentukan arah rotasi dari mesin. Arah rotasi dapat ditentukan dengan melihat pada sisi kemudi dari motor. Cakram sabuk (belt disks) atau kopling dapat ditemukan disana. Ada dua jenis rotasi untuk mesin yaitu searah jarum jam dan berlawanan jarum jam. Koneksi dari mesin DC memiliki penunjuk yang sama untuk motor maupun generator. Penunjuk koneksi: Armature Kumparan Seri A1 A2 D1 D2 Jika sebagai contoh, dalam sistem numerik alfabet, B1 berarti ujung awal dari kumparan maka simbol dengan huruf yang sama namun dengan digit berikutnya, misalnya B2, berarti ujung akhir dari kumparan yang sama. Sudah ditentukan bahwa untuk rotasi searah jarum jam, arus mengalir melalui setiap kumparan dari bagian awal menuju bagian akhir, yaitu dari digit rendah (1) ke digit tinggi (2). Pada motor kumparan seri, arus mengalir dari A1 ke A2 dan dari D1 ke D2 untuk rotasi searah jarum jam. telk telk Khusus untuk motor DC seri, kumparan medan (exciter) terkoneksi seri dengan kumparan jangkar (armature). Sebagai akibatnya, kekuatan medan magnet akan tergantung dari arus armature dan selain itu juga tergantung pada beban. Karena kecepatan dan kuat medan magnet pada motor DC berbanding terbalik, maka kecepatan motor DC akan menjadi sangat tinggi pada kondisi tanpa beban. Ada kondisi berbahaya dimana motor berpacu tinggi dan bisa rusak! telk Peringatan! Dilarang menjalankan motor DC seri menggunakan tegangan masukan > 80 Volt! Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto

16 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 (a) Searah Jarum Jam Karakteristik Motor DC Seri (b) Berlawanan Jarum Jam Gambar 2-2: Pengaturan Arah Rotasi Motor DC Seri Karakteristik sebuah Motor DC dapat dipelajari dengan membaca rating pada plat mesin. Dengan membaca nilai-nilai rating, maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui parameter-parameter pada motor DC tersebut. Berikut ini contoh plat rating pada suatu mesin: Typ G 805 G - Motor Hersteller Nr 220 V 55 A 10 kw S1 cos? - I.KL.F IP 2 telk 1500 min -1 - Hz Err 180 V VDE 050/ A Gambar 2-: Plat Rating dari motor DC Seri Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 telk 12

17 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Berikut ini informasi yang diperoleh dari plat rating di atas: Nilai Simbol Keterangan 220 V U (Tegangan Sumber) 55 A I A (Arus Armature) 180 V U E (Tegangan Eksitasi) 10 kw P N (Daya motor nominal) 1500 min -1 n N (Kecepatan nominal motor / rpm) Parameter-parameter yang dapat dihitung dari data-data diatas: 1. Arus Armature (I A ) dan Arus Exciter (I E ) : I A = I E = 55 A. 2. Daya Masukan (P 1 ) : P 1 = U I A = = 12.1 kw. Torsi Nominal (M N ) : PN 9, ,55 M N 6,7 Nm n N Daya Keluaran (P 2 ) : 1 = kecepatan sudut ( detik ω 2 π P 2 n 60 2,14 n 60 M n M ω atau 9,55 P 2 = P N atau P 5. Efisiensi ( N ) : η N telk P2 P 1 M N n 9,56 ) / radian n 9,55 P 9,55 M n 6, ,56 N , telk 10 kw telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto Motor dapat dioperasikan dengan tegangan armature nominal sebesar 220 V. Arus Nominal yang mengalir ke dalam jalur masukan armature dan pada kondisi beban nominal. Tegangan eksitasi nominal pada kumparan eksitasi. Motor dapat dibebani dengan daya sebesar ini pada operasi terusmenerus (S1) Ini adalah kecepatan rotor saat motor berjalan pada beban nominal.

18 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 IV. PROSEDUR PRAKTIKUM A. Plat rating Motor DC Seri tanpa Resistor Starter 1. Untuk mencatat data-data plat rating maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 Mesin Multi-fungsi Temukan letak plat rating pada motor DC Seri.. Salin bentuk plat rating tersebut sebagaimana aslinya ke lembar praktikum. 4. Tuliskan data-data penting pada plat rating tersebut ke dalam tabel data pada lembar praktikum. 5. Lakukan perhitungan untuk paramater-parameter motor DC Seri pada lembar praktikum. B. Karakteristik Motor DC Seri tanpa Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Seri tanpa resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Multimeter Digital GDM-809 & Multimeter Zero Left Tachometer Mekanis/Digital - 2. Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Seri untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran 5. telk 4. Pasang Tachometer pada mesin DC. Hidupkan mesin, atur tegangan (U) pada 20 V dengan memperhatikan Multimeter Zero Left. Catat nilai Rotasi (min -1 ) ke Tabel Data IV. Catat juga hasil pembacaan Arus Total (I tot ) dan Tegangan Nominal (U N ) di tabel tersebut. 5. Atur tegangan ke 40 V, ulangi langkah ke-4 untuk seluruh nilai tegangan yang lain. Matikan mesin kembali setelah selesai. telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto

19 telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 C. Pengaturan Arah Rotasi Motor DC Seri tanpa Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Seri tanpa resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Seri untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran Setelah keseluruhan rangkaian diperiksa oleh instruktur lab, hidupkan motor. 5. Amati arah putaran dari motor DC Seri. Tuliskan pada Tabel Data V mengenai arah putaran ( Searah Jarum Jam / Berlawanan Jarum Jam ) pada baris Koneksi I. 6. Matikan motor. Pastikan semua power supply dalam keadaan off. 7. Rakitlah rangkaian motor DC Seri untuk penyalaan tanpa resistor starter seperti pada Lampiran Setelah keseluruhan rangkaian telah diperiksa oleh instruktur lab, hidupkan motor kembali. 9. Amati arah putaran dari motor DC Seri. Tuliskan pada Tabel Data V mengenai arah putaran ( Searah Jarum Jam / Berlawanan Jarum Jam ) pada baris Koneksi II. 10. Matikan motor kembali. CATATAN: telk telk Untuk memudahkan pengamatan arah rotasi, atur tegangan sumber (U) ke nilai yang menghasilkan rotasi dengan nilai rpm yang serendah mungkin. D. Karakteristik Motor DC Seri dengan Resistor Starter 1. Sebelum memulai perakitan motor DC Seri dengan resistor starter maka modul praktikum yang harus dipersiapkan adalah: Jumlah Deskripsi Nomor 1 6HU Stabilizer DC 240/ Mesin Multi-fungsi Multimeter Digital GDM-809 & 8801 telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto

20 telk telk Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya v.1.0 Jumlah Deskripsi Nomor 1 Multimeter Zero Left Starter Tachometer Mekanis/Digital - 2. Sebelum dirakit, pastikan semua power supply dalam keadaan off.. Rakitlah rangkaian motor DC Seri untuk penyalaan dengan resistor starter seperti pada Lampiran Atur Resistor Starter pada posisi 100 %. Pasang Tachometer. 5. Hidupkan mesin DC. Atur dan jaga Tegangan Sumber (U) ke 50 V. Ukur nilai Arus Armature (I A ), Tegangan Armature (U A ), Tegangan Exciter (U E ) dan Kecepatan Motor (min -1 ). Catat hasilnya pada tabel data VI di Lembar Praktikum. 6. Ubah nilai Resistor Starter menjadi 80 %, dan lakukan kembali langkah ke- 9 diatas (tanpa menghidupkan kembali mesin dan mengatur tegangan sumber lagi). Ulangi untuk seluruh nilai Resistor Starter lainnya. V. PERTANYAAN 1. Mengapa perputaran motor DC Seri lebih kencang daripada motor DC Shunt untuk nilai tegangan sumber yang sama? telk 2. Berdasarkan tabel data IV, isikan nilai P 1 berdasarkan rumusan teori pada Unit II. Gambarkan grafik dalam kertas milimeter antara Daya Masukan (sumbu horizontal) dan kecepatan rotasi (sumbu vertical) berdasarkan data dan hasil perhitungan. Berdasarkan grafik tersebut, apa kesimpulan anda?. Bandingkan gambar rangkaian pada Lampiran 7 dan 8 untuk motor DC Seri tanpa resistor starter. Jelaskan letak perbedaan koneksinya dan pengaruhnya terhadap arah rotasi (dengan mengacu pada tabel data V)! 4. Lihat kembali tabel data VI. Gambarkan grafik dalam kertas milimeter antara nilai persentase resistor starter atau %R (sumbu horizontal) dan kecepatan rotasi (sumbu vertical) berdasarkan data dan hasil perhitungan. Berdasarkan grafik tersebut, bagaimana kesimpulan anda? telk 5. Jika daya keluaran: P 2 = U A I A, maka hitung daya keluaran untuk setiap nilai resistor starter dari tabel VI! Hitung pula torsi (M N ) untuk setiap daya keluaran tersebut dengan menggunakan data rotasi motor dari tabel VI! Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto

21 telk Lembar Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya UNIT I Motor DC Shunt Hari/tanggal Praktikum :... Nama Praktikan :... No. MHS :... Partner : 1. Nama :... No. MHS : 2. Nama :... No. MHS : Nama Asisten :... Paraf Asisten : A. Plat Rating DATA HASIL PRAKTIKUM 1. Bentuk Plat Rating:. Analisa/Perhitungan: 2. Tabel Data: telk Arus Total = Daya Masukan = Torsi Nominal = Nilai Simbol Keterangan Daya Keluaran = U I A U E Tegangan Sumber Arus Armature Tegangan Eksitasi I E Arus Eksitasi Efisiensi = P N n N Daya Motor Nominal RPM telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 1

22 telk Lembar Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya B. Karakteristik tanpa Resistor Starter Tabel Data I: Tegangan Sumber (U) 50 V 100 V 150 V 200 V C. Pengaturan Arah Rotasi Tabel Data II: Jenis Koneksi I II Tegangan Nominal (U N ) D. Karakteristik dengan Resistor Starter telk Tabel Data III: Resistor Starter (% x 120 ) I A (ma) Arus Total (I tot ) Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter U A (V) telk n (min -1 ) Arah Putaran Daya Masukan (P 1 ) Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 U R (V) U R + U A (V) telk U N (V) 2 Rotasi (min -1 )

23 telk Lembar Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya UNIT II Motor DC Seri Hari/tanggal Praktikum :... Nama Praktikan :... No. MHS :... Partner : 1. Nama :... No. MHS : 2. Nama :... No. MHS : Nama Asisten :... Paraf Asisten : A. Plat Rating DATA HASIL PRAKTIKUM 1. Bentuk Plat Rating:. Analisa/Perhitungan: 2. Tabel Data: telk Nilai Simbol Keterangan Arus Armature = Arus Exciter = Daya Masukan = Torsi Nominal = U Tegangan Sumber Daya Keluaran = I A U E Arus Armature Tegangan Eksitasi P N Daya Motor Nominal Efisiensi = n N RPM telk telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201

24 telk Lembar Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya B. Karakteristik tanpa Resistor Starter Tabel Data IV: Tegangan Sumber (U) 20 V 40 V 60 V 80 V C. Pengaturan Arah Rotasi Tabel Data V: Jenis Koneksi I II Tegangan Nominal (U N ) D. Karakteristik dengan Resistor Starter telk Tabel Data VI: Resistor Starter (% x 120 ) I A (ma) Arus Total (I tot ) Motor DC Seri tanpa Resistor Starter U A (V) telk n (min -1 ) Arah Putaran Daya Masukan (P 1 ) Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 U R (V) U E (V) U R +U E + U A (V) telk 4 Rotasi (min -1 ) U N (V)

25 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN I Diagram Rangkaian Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 1

26 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN II Diagram Rangkaian Motor DC Shunt dengan Resistor Starter telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 2

27 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN III Diagram Rangkaian Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter Rotasi Searah Jarum Jam telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201

28 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN IV Diagram Rangkaian Motor DC Shunt tanpa Resistor Starter Rotasi Berlawanan Jarum Jam telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 4

29 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN V Diagram Rangkaian Motor DC Seri tanpa Resistor Starter telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 5

30 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN VI Diagram Rangkaian Motor DC Seri dengan Resistor Starter telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 6

31 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN VII Diagram Rangkaian Motor DC Seri tanpa Resistor Starter Rotasi Searah Jarum Jam telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 7

32 telk telk telk Lampiran Praktikum Teknik Tenaga Listrik dan Catu Daya LAMPIRAN VIII Diagram Rangkaian Motor DC Seri tanpa Resistor Starter Rotasi Berlawanan Jarum Jam telk Lab. Elektronika dan Teknik Digital STT Telematika TELKOM Purwokerto 201 8

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto telk telk LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 28 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 204 MODUL MATA

Lebih terperinci

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN LANJUT

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN LANJUT DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN LANJUT Disusun oleh: Agus Priyanto, S.Kom., M.Kom. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA LABORATORIUM PEMROGRAMAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL.DI.PANJAITAN 128

Lebih terperinci

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK DIKTAT PRAKTIKUM PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Disusun oleh: Agus Priyanto, S.Kom., M.Kom. PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA LABORATORIUM PEMROGRAMAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM JL.DI.PANJAITAN

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL telk telk telk LBORTORIUM TEKNIK ELEKTRONIK DN TEKNIK DIGITL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 28 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 204 MODUL MT KULIH

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC) PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

MODUL 1 GENERATOR DC

MODUL 1 GENERATOR DC Nama NIM Kelompok Hari/Tgl MODUL 1 GENERATOR DC Asisten A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari proses terbangkitnya tegangan pada generator DC penguatan terpisah 2. Memperoleh kurva karakteristik tegangan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC) PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EFISIENSI GENERATOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON KUMULATIF DAN KOMPON DIFERENSIAL (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Syahrizal

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik KARAKTERISTIK MOTOR UNIVERSAL DAN MOTOR COMPOUND Tatas Ardhy Prihanto (21060110120039) Tatas_ap@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/08 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu memahami karakteristik motor listrik arus searah kompon B. Sub

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON (Aplikasi pada Laboratorium Departemen Listrik P4TK, Medan) Andri Sitorus,Syamsul Amien Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH Lamcan Raya Tamba, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER

PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T

Lebih terperinci

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN KUTUB BANTU PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGIRUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FTUSU) Al Magrizi Fahni, Syamsul Amien Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Manfaat Relevansi Capaian Pembelajaran Pembahasan mengenai prinsip dasar motor DC. Pembahasan bagian-bagian motor DC. Pembahasan tentang prinsip kerja

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l Mesin DC Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik. Prinsip kerja mesin DC (dan AC) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada motor arus searah (motor DC) energi listrik yang diubah adalah energi arus searah yang berasal dari sumber tegangan listrik arus searah. Dimana sumber tegangan

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH Kelompok : 1 Nama Praktikan : Ainun Nidhar Nama Anggota Kelompok : 1. Adi Putra Utama 8. Faisal Azhari 2. Adri Pribagusdri 9. Fajry

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut, BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Sebagaimana kita ketahui, sekarang ini perindustrian di negara kita mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik pada perindustrian yang besar maupun perindustrian

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Dian Retno Sawitri Mesin AC Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin AC terdiri dari Motor AC dan Generator AC Ada 2 tipe mesin AC yaitu Mesin Sinkron arus medan magnet disuplai oleh sumber daya DC yang terpisah Mesin Induksi

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/05 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik motor arus searah penguat terpisah dan shunt. B. Sub Kompetensi Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi

Lebih terperinci

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK Nama :... NIM :... JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 i JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Q No.Dokumen 061.423.4.70.00 Distribusi Tgl. Efektif Judul Mata Kuliah : Mesin Arus Bolak-Balik Semester : 6 Sks : 3 Kode : 14034

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester IV KARAKTERISTIK TRANSFORMATOR 1 PHASA 4 X 60 menit No. LST/EKO/EKO221/01 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi : Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan dilaboratorium konversi energi listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik. Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI. Disusun oleh: Ervan Hasan Harun, ST.,MT NIP

PANDUAN PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI. Disusun oleh: Ervan Hasan Harun, ST.,MT NIP PANDUAN PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI Disusun oleh: Ervan Hasan Harun, ST.,MT NIP. 19741125 2001 12 1 002 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Juni 2010 KATA

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/04 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi : Setelah melakukan melakukan pengamatan/observasi, diharapkan mahasiswa dapat memilih, menggunakan alat-alat/instrumen,yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/13 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu memahami karakteristik mesin serempak. B. Sub kompetensi Setelah

Lebih terperinci

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC PERCOBAAN 2 SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC 2.1. PRASYARAT Memahami komponen yang digunakan dalam praktikum sistem pengaturan kecepatan motor dc Memahami

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE) PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT Jesayas Sihombing Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC MODUL III SCD U-Telkom 2013 Generator DC & AC Pengertian Generator DC Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI Jurnal Emitor Vol. 15 No. 01 ISSN 1411-8890 PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB Agus Supardi, Ardhiya Faris Rachmawan Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER

PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

Lebih terperinci

3/4/2010. Kelompok 2

3/4/2010. Kelompok 2 TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK II Andinar (0906602401) Arwidya (0906602471) Christina (0906602499) Citra Marshal (0906602490) Kelompok 2 Christina M. Andinar H. Islamy Citra Marshal Arwidya Tantri A. 1

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO221/12 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa memiliki kompetensi mampu memahami karakteristik motor listrik AC 1 phasa. B. Sub Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN 2.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek starting motor arus searah (Direct Current = DC) karena starting motor DC merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum MOTOR ARUS SEARAH Motor arus searah (DC) adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Konstruksi motor arus

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN PRAKTIKAN

I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN PRAKTIKAN IK terdiri dari : I. IK Pendaftaran Praktikan II. IK Rekrutmen Asisten Praktikum III. IK Peminjaman Alat dan Bahan Praktikum IV. IK Pelaksanaan Praktikum V. IK Penilaian Praktikum I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Bambang Hidayat, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR

PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K

Lebih terperinci

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH GENERATOR DAN MOTOR

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH GENERATOR DAN MOTOR LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH GENERATOR DAN MOTOR Disusun : Drs. Sunyoto, MPd PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2014 1 PETUNJUK PENGGUNAAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT Edi Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci