Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health"

Transkripsi

1 Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health Laporan Evaluasi Akhir Program Performance Management and Leadership (PML Puskesmas) di Belu, Sikka, Manggarai dan Sumba Timur, April Mei 2014 Laporan Versi 1 December 2014

2 Daftar isi DAFTAR SINGKATAN...iii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 BAB I. PENDAHULUAN... 5 A. LATAR BELAKANG... 5 B. TUJUAN EVALUASI... 6 C. TIM EVALUATOR... 6 D. JADWAL EVALUASI... 6 BAB II. KERANGKA DAN METODE EVALUASI... 7 A. METODE EVALUASI... 7 B. ASPEK EVALUASI DAN INDIKATOR... 7 C. METODE ANALISA... 7 BAB III. HASIL EVALUASI... 9 A. PENCAPAIAN INDIKATOR PML... 9 B. HASIL ANALISA KUALITATIF C. HASIL ANALISA KUANTITATIF BAB IV. TANTANGAN DAN KENDALA BAB V. KESIMPULAN BAB VI. PEMBELAJARAN BAB VII. REKOMENDASI VIII. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN i Evaluasi Akhir PML 2014

3 Grafik Grafik 1 Kondisi sebelum dan sesudah implementasi program PML per peserta program Grafik 2 Perubahan individual total score sebelum dan sesudah program PML puskesmas Grafik 3 Total Skor Perubahan Nilai Indikator Program PML Menurut Kabupaten Grafik 4 Perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML untuk masilng masing elemen Grafik 5 Rata rata perubahan nilai indikator sebelum dan sesudah program PML Grafik 6 Pencapaian atau kondisi saat ini/ sekarang (rata-rata semua peserta) Grafik 7 Peningkatan kompetensi setelah program dilaksanakan di 4 kabupaten Tables Table 1. Jumlah Puskesmas dan rincian jumlah responden per kabupaten... 6 Table 2 Hasil Indikator 1 : Manajemen dan Kepemimpinan Manager... 9 Table 3 Hasil indikator 2: Kepemimpinan kepala puskesmas... 9 Table 4 Hasil indikator 11: Replikasi Table 5 Rata rata total skor perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML menurut kabupaten Table 6 pencapaian kondisi saat ini di 4 kabupaten ii Evaluasi Akhir PML 2014

4 DAFTAR SINGKATAN AIPMNH AKB AKI APBD ANOVA BOK BPPSDM IAKMI K1 K4 KN KIA PML PERMENKES POA SDM SPO UPTD Latnakes Australia Indonesia Partnership Maternal Neonatal Health Angka Kematian Bayi Angka Kematian Ibu Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Analysis of Variance Biaya Operasional PUSKESMAS Badan Pemberdayaan dan Pengembagan Sumber Daya Manusia Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Kunjungan kehamilan pertama Kunjungan kehamilan ke empat Kunjungan Neonatus Kesehatan Ibu dan Anak Performance Management and Leadership Peraturan Menteri Kesehatan Plan of Action Sumber Daya Manusia Standar Pelayanan Operasional Unit Pelaksana tehnis Daerah Pelatihan Tenaga Kesehatan iii Evaluasi Akhir PML 2014

5 RINGKASAN EKSEKUTIF Program Performance Management and Leadership (PML) bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (hard skills maupun soft skills) managerial dan kepemimpinan kepala puskesmas dan staf senior. Kegiatan dilaksanakan melalui pelatihan dan pendampingan sesuai dengan ketentuan Permenkes RI No 971/2009, tentang Kompetensi Pejabat Dinas Kesehatan. PML Puskesmas dilaksanakan di 4 kabupaten: Belu, Sumba Timur, Manggarai, Sikka mewakili 14 Kabupaten/Kota dukungan AIPMNH. Setiap Kabupaten, dipilih 6 Puskesmas mewakili Puskesmas Rawat Jalan dan Rawat Inap. Program pelatihan dan mentoring dilaksanakan selama tujuh bulan (Juni Desember 2012) kemudian dilanjutkan dengan bimbingan tehnis dan monitoring triwulanan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, mentor dan fasilitator dari IAKMI Yogja. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai perkembangan dan hasil program PML Puskesmas setelah dua tahun program berjalan. Evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan wawancara dan observasi serta analisis data sekunder. Evaluasi dilakukan terhadap 12 indikator sebagaimana tercantum dalam Permenkes RI No 971/2009. Kepala Puskesmas dan 1-2 staf setiap Puskesmas dinilai dan diwawancarai. Total responden sebanyak 64 orang. Penilaian kuantitatif meliputi 3 penilaian: oleh diri sendiri (self assessment), oleh atasan atau bawahan dan oleh evaluator. Jenis analisa mencakup penilaian: kondisi sebelum program PML, kondisi sesudah program PML, peningkatan yang terjadi dan kondisi saat ini. Untuk kondisi sebelum dan kondisi sesudah, menggunakan penilaian: self assessment dan atasan/bawahan. Sedangkan untuk analisa peningkatan dan kondisi saat ini menggunakan penilaian: hasil self assessment, atasan/ bawahan dan external evaluator. Kondisi sebelum dan kondisi sesudah dibandingkan untuk menilai perubahan. Kondisi saat ini dinilai untuk menilai skor pada saat penilaian. Perubahan setiap indikator (pre dan post) dianalisis dan kemaknaan perubahan diuji secara statistik. Hasil evaluasi menujukkan bahwa program PML telah mampu meningkatkan kompetensi managerial dan kepemimpinan di Puskesmas. Semua kabupaten memperlihatkan pencapian indikator program yang memuaskan: (1) tingkat kepuasan kepala Puskesmas, (2) kepuasan staf senior terhadap pelaksanaan program PML,(3) adanya tim pendamping kabupaten yang rutin melakukan pendampingan, (4) memulai adanya replikasi program ke puskesmas lain, (5) tersusunnya standar operasional pelayanan (SOP), (6) mulai adanya kejelasan uraian tugas bagi setiap staf puskesmas, (7) perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas, (8) adanya rencana usulan kegiatan dan (9) adanya rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas, (10) terlaksanakanya lokakarya mini bulan dan triwulan dan (11) adanya peningkatan penyerapan dana BOK (Biaya Operasional Kesehatan). Gambaran pencapaian score 12 elemen PML Puskesmas terlihat pada grafik di bawah. Hasil penilaian ini merupakan rata rata dari 3 komponen penilaian meliputi: self assessment, penilaian oleh atasan/bawahan dan penilaian oleh evaluator. Grafik: Hasil pencapaian score penilaian kondisi saat ini 12 elemen PML Puskesmas di empat kabupaten/kota 1 Evaluasi Akhir PML 2014

6 Sikka Manggarai Sumba Timur Belu Inovasi Keahlian tehnikal manajerial dan profesional Berpikir Konseptual Berpikir analitis Orientasi Pada Kualitas Orientasi Pada Pelayanan Pengorganisasian Penganggaran M&E Perencanaan Kepemimpinan Integritas Keterangan: 1 score terendah; 6 score tertinggi Skor= rata rata penilaian diri, staf dan orang luar di antara staf yang dinilai dari 6 Puskesmas terpilih di setiap kabupaten. Jumlah responden Manggarai (14), Sumba Timur (12), Sikka (22), Belu (16). Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa program PML Puskesmas sangat dirasakan manfaat tidak hanya untuk organisasi (Puskesmas) namun juga bagi individu staf. Program PML Puskesmas telah menambah pengetahuan staf, memberikan pengalaman baru, dan telah meningkatkan kemampuan diri staf dalam mengelola program dan kepemimpinan. Secara organisasi, manajemen Puskesmas menjadi lebih baik, tata kerja berubah, tujuan organisasi jelas, staf bekerja dapat terarah dan ini telah berdampak terhadap peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Dari segi pimpinan puskesmas, pimpinan lebih percaya diri, berani memutuskan, tegas dan kreatif. Lebih lanjut lingkungan fisik puskesmas juga berubah menjadi lebih bersih. Secara umum program PML telah memberikan dampak positip bagi tatakelola Puskesmas dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pelaksanaan program ini diharapkan tidak hanya terbatas di empat kabupaten saja, namun diharapkan dapat direplikasi ke daerah lain dengan dukungan anggaran pemerintah daerah maupun sumber lainnya. Program ini perlu diadvokasi ke pemerintah pusat maupun daerah agar dapat menjadi program reguler (rutin) dan dilaksanakan di seluruh puskesmas. 2 Evaluasi Akhir PML 2014

7 EXECUTIVE SUMMARY The Performance Management and Leadership (PML) Program aims to improve competencies (hard and soft skills) in management and leadership of the head and senior staff of Puskesmas. PML program activities, such as training and supervision, align with the Ministry of Health s Regulation No 971/2009 on Competencies of Health Office Senior Staff. The PML program is being implemented in four of the 14 AIPMNH supported districts: Belu, Sumba Timur, Manggarai and Sikka. In each of the four districts, six Puskesmas are covered making a total of 24 Puskesmas in the program. Intensive training and mentoring was conducted for seven months (June December 2012) followed by quarterly technical supervision from the district health office, former local mentors and the facilitators from IAKMI Yogjakarta. This evaluation aimed to assess the progress and impact of the PML program after two years of implementation. Quantitative and qualitative assessments were conducted including interviews, observation and secondary data collection based on the indicators as outlined in the Ministry of Health Regulation No 971/2009. The Puskesmas head and up to two staff were assessed and interviewed from each of the six Puskesmas from each district, leading to a total of 64 managers and staff from the 24 Puskesmas. Quantitative assessment covered: (i) self-assessment; (ii) assessment conducted by the supervisor or the subordinates; and (iii) assessment conducted by the evaluator. Analyses included the measures of before and after the PML Program. Self-assessment and assessment by the supervisor or subordinates were used to evaluate the conditions before and after the PML program. The analysis of current conditions used self-assessment by supervisors or subordinates plus assessments conducted by the external evaluator. The conditions before and after the PML program were compared to measure change. Current conditions were assessed to measure participants scores. Changes in each indicator (before and after) were analysed using statistical tests to assess significance. Results of the evaluation indicate that the PML program has improved management and leadership in the Puskesmas. All districts show satisfactory achievements of the program indicators: (1) level of satisfaction of the head of Puskesmas, (2) level of satisfaction of senior staff regarding the implementation of PML program, (3) district supervisory team conducting supervision regularly, (4) replication of the program to other puskesmas, (5) standard operating procedures established, (6) job descriptions for all staff are clearly defined, (7) Puskesmas recording and reporting system are improved, (8) proposed activities developed (9) Puskesmas implementation plan developed, (10) monthly and quarterly mini-workshop implemented, and (11) utilisation of available operational funds increased. Results are summarised in the graphic in the Bahasa version of the Executive summary. The graph shows the average score for each element of the Permenkes elements of management and leadership. The average score is the average of self assessment, staff assessment and external assessment for each of the Puskesmas staff followed up in the evaluation, and then averaged across the staff from each district. 3 Evaluasi Akhir PML 2014

8 Qualitative analysis demonstrated that the program has great benefits not only for the Puskesmas as an organisation but also for staff as individuals. The program has increased staff knowledge, given new experience for staff, and improved staff s leadership and competencies in managing their programs. Puskesmas management has improved, as has puskesmas governance, organisational objectives are clear, Puskesmas staff perform with clear direction and consequently the community has increased satisfaction with the health services. Puskesmas leaders are more confident, assertive and creative. As an added benefit, Puskesmas surroundings are much cleaner than ever before. The PML Program has brought positive impacts on Puskesmas governance and service quality. It is recommended that implementation of this program should be expanded not only in the four districts but also replicated in other areas with the support of local government budgets and other funds. It is also recommended that the PML Program be advocated to the Central and Regional governments so that the Program may be included as part of the government s regular program and implemented in all Puskesmas. 4 Evaluasi Akhir PML 2014

9 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan manajemen puskesmas telah dirancang sebuah Pusat kesehatan masayarakat (puskesmas) merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan dasar dan mempunyai peran strategis dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan spesifik yang ada di daerah. Agar peran Puskesmas lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, perlu dilakukan upaya penguatan kapasitas manajemen dan kepemimpinan Puskesmas. Dengan peningkatan kapasitas kepemimpinan dan manajemen kepala puskesmas, dan pimpinan administrasi diharapkan akan terjadi perbaikan pengelolaan sistem manajemen dan pelayanan kesehatan di puskesmas, yang diharapkan akan berdampak apda peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Program pelatihan yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No 971 /2009, tentang Kompetensi Pejabat Dinas Kesehatan. Sebuah pelatihan manajemen dan kepemimpinan bagi kepala Puskesmas dan staf administrasi untuk kompetensi hard skills maupun soft skills. Program pelatihan ditujukan untuk memperkuat sistem dan mekanisme yang sudah ada, memfasilitasi dan memberikan dukungan teknis yang difokuskan pada proses manajemen dan identifikasi kelemahan manajemen untuk mewujudkan pola manajemen Puskesmas yang baru. Program ini dilakukan dengan pelaksanaan beberapa lokakarya dengan memberikan beberapa materi kompetensi berkaiatan dengan manajemen program pokok puskesmas. Lokakarya dilakukan secara periodik dengan menggunakan pendekatan belajar dan bekerja dalam tim dengan pendampingan. Program ini juga memakai dan mengembangkan pedoman dan panduan yang sudah ada dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (Pusdiklat Aparatur BPPSDM). Program Performance Management and Leadership (PML) dilakukan di 4 kabupaten di NTT (Belu, Sumba Timur, Manggarai, Sikka) di 6 Puskesmas per kabupaten/kota. Program PML ini dilakukan secara intensif selama 7 bulan mulai Juni tahun 2012 sampai Desember Kemudian dilakukan dengan bimbingan tehnis dan monitoring per 3 bulan oleh tim dinas kesehatan kabupaten di bantu oleh eks mentor lokal serta didukung fasilitator dari IAKMI Yogja. Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk Laporan ini mengevaluasi hasil pencapaian berbagai indikator pelaksanaan program PML dan mengidentifikasi aspek pembelajaran (perubahan perilaku kepemimpinan dan pengelolaan manajemen). Aktualisasi perubahan perilaku kepemimpinan dan manajemen program setelah pelatihan PML juga merupakan aspek penting dari kajian evaluasi ini. 5 Evaluasi Akhir PML 2014

10 B. TUJUAN EVALUASI Kegiatan evaluasi akhir ini bertujuan untuk menilai: 1. perkembangan implementasi Plan of Action untuk kegiatan jangka pendek dan menengah sebagai indicator perubahan perilaku kepemimpinan dan pengelolaan manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas; 2. perubahan kompetensi kepemimpinan dan manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas (sebelum dan sesudah, kondisi saat ini dan peningkatan) dan 3. manfaat PML puskesmas bagi individu maupun organisasi. C. TIM EVALUATOR Tim evaluator terdiri dari beberapa unsur yang memenuhi persyaratan termasuk mengetahui atau pernah mengikuti program PML. Untuk menghindari bias, tim fasilitator dan mentor lokal tidak melakukan evaluasi ditempat yang pernah didampingi sebelumnya. Tim evaluator terdiri dari: - Tim IAKMI Yogjakarta sebagai Koordinator; - Tim UPTD Latnakes Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur; dan - Mentor lokal Setiap tim beranggotakan 5 orang terdiri dari: 2 orang dari IAKMI Yogjakarta, 1 orang dari UPTD Latnakes Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 1 mentor lokal, 1 orang dari PKMK UGM untuk administrasi dan logistik. Setiap tim melakukan evaluasi di 2 kabupaten. Jumlah responden dan rinciannya dapat dilihat pada Table 1. Table 1. Jumlah Puskesmas dan rincian jumlah responden per kabupaten Kabupaten Jumlah Puskesmas 6 Evaluasi Akhir PML 2014 Jumlah responden Kep Pusk Jumlah responden Staf Belu Sumba Timur Manggarai Sikka 8* Total *Ditambah dengan 2 Puskesmas replikasi D. JADWAL EVALUASI Total jumlah responden Evaluasi dilakukan pada tanggal April 2014 untuk Kabupaten Manggarai dan Sikka. Sedangkan untuk Kabupaten Sumba Timur dilaksanakan pada tanggal 5 9 Mei dan Kabupaten Belu pada tanggal Mei Diperlukan waktu 3 hari untuk melakukan evaluasi di setiap kabupaten kecuali di kabupaten Sumba Timur yang memerlukan waktu lebih lama (4 hari) karena lokasi beberapa puskesmas yang cukup jauh. Waktu yang dibutuhkan untuk evaluasi di setiap puskesmas selama satu hari penuh untuk puskesmas yang jauh dari kota sedangkan yang dekat kota hanya memerlukan waktu setengah hari. Jadwal lengkap evaluasi dapat dilihat pada lampiran.

11 BAB II. KERANGKA DAN METODE EVALUASI A. METODE EVALUASI Metode evaluasi menggunakan pendekatan yang diperkenalkan oleh Kirk Patrick yang terdiri dari 4 level evaluasi yaitu evaluasi reaksi (level 1), evaluasi belajar (level 2), evaluasi perilaku (level 3) dan evaluasi hasil (level 4). Namun fokus evaluasi akhir ini hanya pada level 1, 2 dan 3. Level 4 belum dapat dilakukan karena untuk mengukur dampak terhadap cakuan K1, K4, KN, kematian ibu dan bayi memerlukan waktu implementasi program yang lebih lama. Perincian tingkat evaluasi dan tujuan terperinci dapat dilihat pada lampiran. Evaluasi dilakukan terhadap nilai sebelum dan sesudah, kondisi saat ini dan peningkatan yang terjadi. Metode evaluasi menggunakan wawancara dan observasi/pengamatan dilapangan. 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan Kepala Puskesmas, staf puskesmas yang telah mengikuti pelatihan dan pendampingan. Wawancara memerlukan waktu kurang lebih 1 sampai 2 jam perorang. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner terstruktur yang berisi hal-hal positif yang telah dicapai sesuai dengan standar kompetensi pelatihan PML. Wawancara menggunakan 3 pendekatan: self assessment, atasan atau bawahan dan evaluator/assessor. 2. Observasi atau pengamatan Observasi atau pengamatan dilakukan dengan memakai check list yang sudah disiapkan untuk menilai perkembangan yang terjadi di puskesmas. Formulir observasi terlampir (form E). B. ASPEK EVALUASI DAN INDIKATOR Topik topik yang dievaluasi mencakup: 1. Permenkes No. 971/ Untuk itu hal pokok yang ditanyakan meliputi aspek: integritas, kepemimpinan, perencanaan, monitoring dan evaluasi, penganggaran, pengorganisasiaan, orientasi pada pelayanan, orientasi pada kualitas, berpikir analitis, berpikir konseptual, keahlian tehnikal manajerial dan professional dan inovasi; 2. penerimaan/retensi terhadap perubahan yang terjadi; 3. hambatan-hambatan selama implementasi; 4. manfaat implementasi proposal/poa program PML; dan 5. kondisi fisik Puskesmas (dulu dan setelah PML), termasuk bukti dokumentasi dan foto secara fisik. C. METODE ANALISA Analisa data akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. 1. Analisa kuantitatif 7 Evaluasi Akhir PML 2014

12 Setiap pertanyan dalam kusioner diberi nilai 1 sampai 6. Nilai 1 menunjukkan nilai buruk sekali sedangkan 6 baik sekali. Hasil penilaian dianggap baik jika peserta mencapai nilai diatas skala 3 dan peningkatan dianggap baik jika mendapat nilai diatas 1. Analisa dilakukan dengan membandingkan nilai sebelum dan sesudah. Perbedaan nilai di uji statistik menggunakan paired t test. Perbedaan rata-rata nilai antar kabupaten kota di uji dengan menggunakan Anova test. 2. Analisa kualitatif Analisis kualitatif juga dilakukan terhadap keseluruhan komponen PML Puskesmas sesuai dengan standar Permenkes. Disamping itu juga di explore tingkat penerimaan/retensi terhadap perubahan yang terjadi, hambatan-hambatan yang mereka alami selama implementasi program PML, manfaat yang dirasakan setelah Plan of Action program PML diimplementasikan serta analisis terhadap hasil observasi selama kunjungan ke puskesmas. 8 Evaluasi Akhir PML 2014

13 BAB III. HASIL EVALUASI Hasil evaluasi terdiri dari 3 bagian yang terdiri dari hasil pencapaian indikator program PML sesuai dengan rancangan program PML, hasil analisa kualitatif dan hasil analisa kuantitatif. Berikut ini adalah hasil evaluasi untuk masing masing bagian tersebut. A. PENCAPAIAN INDIKATOR PML Program PML mempunyai 11 indikator yang dirancang untuk mengukur keberhasilan program.. Indikator program PML Puskesmas dapat dilihat di Lampiran X dan pencapaian masing masing indikator diuraikan dibawah ini. Indikator 1 : Manajemen dan Kepemimpinan Manager Semua responden mencapai nilai yang memuaskan; dengan nilai terendah 3.92 (sedang/ cukup) diperoleh kabupaten Sikka dan nilai tertinggi 5.14 (tinggi) diperoleh oleh kabupaten Belu. Perinciannya dapat dilihat pada Table 2. Table 2 Hasil Indikator 1 : Manajemen dan Kepemimpinan Manager Kabupaten Hasil Sikka Rata-rata peningkatan: 1.37 (range: ) Kondisi saat ini: 3.92 (sedang/cukup) Belu Rata-rata peningkatan : 1.31 (range: ) Kondisi saat ini: 5.14 (tinggi) Manggarai Rata-rata peningkatan : 1.39 (range: ) Kondisi saat ini : 4.81 (sedang/ cukup) Sumba Timur Rata-rata peningkatan: sebesar 1.64 (range: ) Kondisi saat ini : 5.03 (Tinggi) Pencapaian Semua kabupaten menunjukkan peningkatan nilai yang sangat baik, namun bervariasi antar kabupaten. Indikator 2: Kepemimpinan Kepala Puskesmas Semua responden kepala puskesmas (n=24) mencapai nilai post asesement yang memuaskan. Perincian nilai per Kabupaten dapat dilihat pada Table 3. Table 3 Hasil indikator 2: Kepemimpinan kepala puskesmas Kabupaten Pencapaian Sikka 7 dari 8 kepala puskesmas mengalami rata rata kenaikan diatas 1 poin (range ) 4 dari 8 kepala puskesmas memperoleh rata-rata kenaikan diatas 4 poin (range ) Peningkatan tertinggi 2.41 dan terendah Evaluasi Akhir PML 2014

14 Kabupaten Pencapaian Belu 5 dari 6 kepala puskesmas mengalami rata-rata kenaikan diatas 1 poin (range: ) 6 dari 6 puskesmas memperoleh nilai rata rata diatas 4 (range: ) Peningkatan tertinggi: skala 1.78 dan peningkatan terendah 0.63 Manggarai 5 dari 6 kepala puskesmas mengalami rata rata kenaikan diatas 1 poin (range: ) 5 dari 6 puskesmas mendapat nilai rata rata diatas 4 (range: ) Peningkatan tertinggi 1 kepala puskesmas : poin 2.55, terendah 0.37 Sumba Timur Semua kepala puskesmas mengalami peningkatan diatas 1 poin ( 1 puskesmas tidak bisa dinilai) dengan range: puskesmas memperoleh nilai diatas 4 (range: ) Peningkatan tertinggi sebesar 4.03 dan terendah 1.18 poin. Pencapaian: minimal 4 kepala puskesmas di masing masing kabupaten mencapai hasil post assessment yang memuaskan (poin diatas 4) Disetiap kabupaten minimal 4 dari 6 kepala puskesmas mencapai nilai yang memuaskan. Di Sumba Timur peningkatan cukup tinggi (4.03), namun di kabupaten Belu hanya mengalami peningkatan 0.63 poin. Indikator 3: Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Semua kabupaten mempunyai tim dan memberikan bimbingan teknis dan monitoring evaluasi secara rutin minimal 3 bulan sekali. Kabupaten Sikka: Ada tim PML Kabupaten yang melakukan pendampingan secara rutin dengan menggunakan dana APBD dan sudah mereplikasi kegiatan ini di 2 puskesmas baru. Kabupaten Manggarai: Tim PML Kabupaten sudah terbentuk sejak awal dan sudah melakukkan pendampingan secara rutin. Tahun depan (2015) direncanakan akan menambah 6 puskesmas PML sumber dana dari APBD. Kabupaten Belu: Tim PML Kabupaten melakukan pendampingan tiap 3 bulanan dan ada replikasi di 1 puskesmas. Kabupaten Sumba Timur: Tim PML Kabupaten melakukan pedampingan sekaligus pendampingan untuk persiapan akreditas puskesmas. Masing-masing kabupaten sudah mempunyai tim PML dan secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi serta membantu puskesmas baru yang akan implementasi program PML. Keberadaan dan berfungsinya tim PML di tingkat kabupaten ini memegang peranan penting dalam keberlanjutannya progtam ini. Karena tim ini yang akan mendampingi puskesmas termasuk dalam memberikan bimbingan tehnis. Bimbingan tehnis oleh narasumber atau pelatih diberikan setiap tiga bulanan oleh tim dari provinsi. 10 Evaluasi Akhir PML 2014

15 Indikator 4: Uraian Tugas enam puskesmas di tiga kabupaten sudah mempunyai uraian tugas bagi masing-masing staff. Hanya satu puskesmas di satu kabupaten yang belum mempunyai uraian tugas karena adanya pergantian Kepala puskesmas dan penggantinya tidak meneruskan program ini dengan maksimal. Indikator 5: Standar Prosedur Operasional Semua puskesmas PML di 4 kabupaten sudah mempunyai standard prosedur operasional pelayanan namun jumlahnya beragam. Beberapa puskesmas mempunyai SPO lengkap sedangkan beberapa lainnya tidak lengkap atau hanya sedikit. SPO yang terbanyak adalah SPO terkait dengan pelayanan Kesehatan ibu dan anak. Indikator 6: Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rata-rata puskesmas di 4 kabupaten mempunyai data dan mempunyai papan informasi yang berisi data cakupan pelayanan. Beberapa Puskesmas data ditampilkan sangat informative dan sangat menarik, termasuk di puskesmas Halilulik di Belu, Puskesmas Lewa di Sumba Timur dan puskesmas Wangko di Manggarai dan puskesmas Lekebai di Sikka). Namun ada beberapa puskesmas membuat papan informasi dengan data seadanya dan kurang kreatif. Indikator 7: Dokumen Perencaaan Puskesmas / Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Rata rata minimal 3 puskesmas di masing masing kabupaten bisa menunjukkan dokumen rencana Ususlan Kegiatan tahun Namun hanya beberapa puskesmas saja yang menyusun dokumen sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan (buku pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas) yang lengkap dengan hasil analisa dan narasi. RUK yang dihasilkan oleh puskesmas kebanyakan hanya berupa dokumen dan matriks kegiatan. Untuk itu puskesmas masih perlu mendapat bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan kabupaten dalam menyusun dokumen perencanaan (RUK). Indikator 8: Dokumen Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas. Semua puskesmas PML di 4 kabupaten membuat RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan). Dokumen ini diperlukan untuk pencairan dana BOK. Indiktor 9: Lokakarya Mini Bulanan dan Triwulanan Puskesmas Semua puskesmas di 4 kabupaten melakukan lokakarya mini. Kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana BOK. Namun kualitas pelaksanaan lokakarya mini belum dievaluasi dan perlu menjadi perhatian dimasa mendatang. Indikator 10: Kualitas Pencatatan dan Pelaporan Hampir semua puskesmas di tiap kabupaten membuat notulensi rapat bulanan (minilokakarya dan rapat evaluasi bulanan). Notulensi ini diperlukan sebagai salah satu dasar jika akan membuat sebuah keputusan atau menjadi bukti jika sebuah keputusan dipertanyakan. Beberapa puskesmas yang belum membuat terutama disebabkan oleh kurangnya kinerja kepemimpinan dari kepala puskesmas. 11 Evaluasi Akhir PML 2014

16 Indikator 11: Replikasi 2 kabupaten sudah mempunyai replikasi ke puskesmas lain untuk tahun 2014 sedangkan 2 kabupaten lainnya akan dilaksanakan pada tahun Hasil replikasi dapat dilihat pada Table 4. Table 4 Hasil indikator 11: Replikasi Kabupaten Replikasi Keterangan Sikka 2 APBD Belu 2 APBD dan AIPMNH Manggarai - APBD puskesmas replikasi Sumba Timur - Direncanakan dalam APBD 2015 Dengan adanya penambahan puskesmas yang berpartisipasi dalam program ini (replikasi) diharapkan program ini bisa menjadi program rutin di masing masing Dinas Kesehatan kabupaten B. HASIL ANALISA KUALITATIF Secara umum program PML membawa hasil yang baik bagi seluruh peserta di 4 kabupaten. Terjadi peningkatan kompetensi manajemen dan kepemimpinan di hampir semua puskesmas. Beberapa puskesmas yang tidak mengalami peningkatan kompetensi pada umumnya disebabkan karena ada pergantian/mutasi staf. Semua puskesmas telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana terutama rencana jangka pendek dan beberapa kegiatan di rencana jangka menengah yang dilaksanakan secara mandiri (memakai sumber pembiayaan dari dana BOK). Program ini memberikan manfaat yang cukup besar kepada para kepala dan staff senior puskesmas. Setelah mengikuti program PML, kompetensi mereka meningkat terutama dalam mengelola tugastugas Puskesmas sehari. Selain itu, Puskesmas telah mempunyai tata kerja yang jelas. Berikut akan dijelaskan hasil analisis kualitatif per Kabupaten. 1. Kabupaten SIKKA a. Kompetensi manajemen dan kepemimpinan o 3 puskesmas mengalami perubahan yang cukup pesat dan 3 puskesmas yang lain terjadi perubahan namun belum sesuai dengan yang diharapkan sedangkan 2 puskesmas belum menunjukkan kemajuan. b. Kepemimpinan Kepala Puskesmas o 3 kepala puskesmas mengalami perubahan yang bermakna setelah mengikuti program PML. Sekarang Kepala Puskesmas sudah lebih berani mengambil keputusan dan dapat mengelola puskesmas dan stafnya lebih baik. Disamping itu sudah mempunyai kemampuan dalam menganalisa masalah dan membuat keputusan dalam peningkatan kualitas pelayanan. 12 Evaluasi Akhir PML 2014

17 o 1 puskesmas replikasi menunjukkan hasil yang lebih baik. Kepala Puskesmas mempunyai motivasi dan kepemimpinan yang cukup baik. Program PML telah mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. c. Pencapaian indikator PML o Semua puskesmas mencapai indikator target indikator program PML d. Perkembangan implementasi rencana aksi (Plan of Action) jangka pendek dan jangka menengah o 8 puskesmas telah menyelesaikan POA jangka pendek dan sebagian jangka menengah dengan menggunakan dana BOK. e. Manfaat pelatihan o Bagi individu: Sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan, pengalaman yang berbeda, meningkatkan kemampuan diri dalam mengelola program kesehatan. o Bagi Organisasi: Menjadikan organisasi puskesmas lebih baik dan terarah, terjadi perubahan dalam pengelolaan puskesmas terutama kemajuan fisik. Bekerja menjadi mudah, tata kerja berubah, tujuan organisasi jelas, serta meningkatkan kepuasan masyarakat. 2. Kabupaten BELU a. Kompetensi manajemen dan kepemimpinan Ada peningkatan kapasitas manajemen Kepala Puskemas, serta menambah wawasan bagi pengelola program khususnya staf peserta pelatihan PML. b. Kepemimpinan Kepala Puskesmas Pimpinan merasa mempunyai percaya diri, berani memutuskan, tegas dan kreatif. Mengupayakan lingkungan fisik puskesmas berubah menjadi lebih bersih, staf bekerja dapat terarah. c. Pencapaian indikator PML Semua puskesmas peserta awal mencapai target indikator sedangkan 2 puskesmas replikasi belum bisa dinilai d. Perkembangan implementasi rencana aksi (Plan of Action) jangka pendek dan jangka menengah Semua puskesmas telah menyelesaikan POA jangka pendek dan sebagain jangka menengah dengan menggunakan dana BOK e. Manfaat pelatihan Bagi individu: Sangat bermanfaat dalam menambah pengetahuan, pengalaman yang berbeda, serta meningkatkan kemampuan diri dalam mengelola program kesehatan. 13 Evaluasi Akhir PML 2014

18 Bagi Organisasi: Menjadikan organisasi puskesmas lebih baik dan terarah; terjadi perubahan dalam pengelolaan puskesmas terutama kemajuan fisik. Bekerja menjadi mudah, tata kerja berubah, tujuan organisasi jelas serta kepuasan masyarakat. 3. Kabupaten Manggarai a. Kompetensi manajemen dan kepemimpinan Terdapat peningkatan kompetensi yang ditunjukkan dengan adanya semangat dan kemampuan membuat visi, misi, dan perencanaan puskesmas, membuat SOP pelayanan kesehatan, perubahan administrasi puskesmas menjadi lebih baik dari sebelumnya. Disamping itu, adanya keberhasilan advokasi terhadap stakeholder untuk mendapatkan bantuan sarana fisik. b. Kepemimpinan Kepala Puskesmas Rata rata kepala puskesmas mengalami peningkatan kompetensi manajerial dan kepemimpinan yang dirasakan oleh staffnya. Bahkan 1 puskesmas mengalami kemajuan yang pesat; diawal program amat sulit untuk melaksanakan kegiatan dan kurang motivasi namun dengan berjalannya waktu puskesmas tersebut mengalami kemajuan dengan hasil yang memuaskan dan mempunyai motivasi yang tinggi. c. Pencapaian indikator PML semua puskesmas peserta program mencapai target indikator PML. d. Perkembangan implementasi proposal (POA) jangka pendek dan jangka menengah POA jangka pendek sudah diselesaikan sedangkan jangka menengah sementara berjalan, Sumber dana dari BOK 4. Kabupaten SUMBA TIMUR a. Kompetensi manajemen dan kepemimpinan Kepala Puskesmas telah melakukan perubahan pengelolaan pelayanan terutama penatausahaan/administrasi dan berupaya meningkatkan fisik puskesmas selama proses hingga berakhirnya pelatihan PML. Perubahan juga terlihat dari adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas, terutama pelayanan Rawat inap PONED dan rawat jalan. Meningkatkan keterampilan semua staf dalam menerapkan manajemen puskesmas menjadi lebih baik dan telah dibuat beberapa SOP, perencanaan tahunan maupun POA puskesmas. b. Kepemimpinan Kepala Puskesmas Meningkatnya kemampuan kepemimpinan dalam mengelola puskesmas walaupun belum maksimal. Kerjasama telah terjalin dengan baik dengan dan atar staf. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan puskesmas menjadi lebih terarah. Disiplin kerja, kemampuan 14 Evaluasi Akhir PML 2014

19 negosiasi terhadap lintas sektoral dan pemberdayaan masyarakat meningkat setelah program PML. c. Pencapaian indikator PML 5 dari 6 puskesmas peserta program telah mencapai target 11 indikator PML. Satu puskesmas tidak dapat mencapai indikator karena ada pergantian kepala puskesmas dan kepala puskesmas yang baru kurang motivasi untuk melanjutkan progam PML. d. Perkembangan implementasi proposal (POA) jangka pendek dan jangka menengah 6 puskesmas telah menyelesaikan POA jangka pendek sedangkan untuk POA jangka menengah 5 puskesmas telah menyelesaikan POA jangka menengah dengan menggunakan dana BOK. e. Manfaat pelatihan - Bagi individu: Pelatihan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku dalam pelaksanaan tugas kerja. Memberikan pengalaman dan kemampuan memimpin, berpikir analitis, keterampilan membuat perencanaan dan memahami sistim penganggaran. - Bagi organisasi: Program PML telah merubah organisasi puskesmas menjadi lebih baik dan terarah. Perubahan juga jelas terlihat dari sisi kemajuan fisik Puskesmas. Suasana kerja menjadi lebih nyaman, mudah, tata kerja yang lebih jelas, tujuan organisasi juga lebih jelas serta terjadinya peningkatan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. C. HASIL ANALISA KUANTITATIF Secara keseluruhan hasil analisa kuantitatif menunjukkan hasil yang memuaskan dengan adanya peningkatan kompetensi peserta dari sebelum dan sesudah implementasi program, pencapaian kondisi saat ini yang dicapai peserta dan adanya peningkatan pencapaian score atau nilai setelah pelaksanaan program. Berikut ini dijelaskan analisa kuantitatif menurut pendekatan analisis data (sebelum dan setelah, kondisi saat ini dan pencapaian). 1. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah implementasi program. Hasil analisa menggambarkan terjadi peningkatan kompetensi peserta dari sebelum dan sesudah pelaksanaan program di semua kabupaten yang mengikuti program PML. Perubahan per Kabupaten dijelaskan dibawah ini. 15 Evaluasi Akhir PML 2014

20 Grafik 1 Kondisi sebelum dan sesudah implementasi program PML per peserta program 1a. Kabupaten Belu 1b. Kabupaten Sumba Timur s10 s9 k6 s8 s7 k5 s6 s5 k4 s4 k3 s3 k2 s2 s1 k1 T Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum s k s k s s k s s k s k c. Kabupaten Manggarai 1d. Kabupaten Sikka S 5 K 5 S 4.3 S 4.2 S 4.1 K 4 S 3.2 S 3.1 K 3 S 2.1 S 2.1 K 2 S 1 K S 13 S 12 K 7 S 9 S 8 K 5 S 5 S 4 S 3 K 2 K Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum a. Kab Belu Dari Grafik 1 terlihat bahwa semua peserta di kabupaten Belu mengalami peningkatan kompetensi dari sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. Uji statistik menunjukkan bahwa perubahan tersebut secara statistik bermakna (P value <0.05). Detail hasil uji statistik dapat dilihat di Lampiran. Rata-rata peningkatan skor 1.5 dengan range Peningkatan yang cukup bermakna, hampir semua meningkatan diatas 1 poin; hanya tiga peserta saja meningkat kurang dari 1 poin. 16 Evaluasi Akhir PML 2014

21 b. Kabupaten Sumba Timur Grafik 2 menggambarkan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan program di Kabupaten Sumba Timur. Tidak berbeda dengan Kabupaten Belu, semua peserta di Kabupaten Sumba Timur juga mengalami peningkatan kompetensi dengan range peningkatan skor: Dari 12 peserta yang ikut program PML hanya 1 peserta yang mendapat nilai peningkatan dibawah 1. Perubahan ini secara statistik juga bermakna (P value <0.05). c. Kabupaten Manggarai Dari Grafik 3 bisa dilihat bahwa semua peserta mengalami peningkatan kompetensi dengan rata-rata peningkatan 1.23 (range ); namun demikian, ada lima peserta, perubahannya kurang dari 1 poin. Perubahan ini juga secara statistic bermakna (P value <0.05). d. Kabupaten Sikka Di Kabupaten Sikka (Grafik 4), menunjukkan rata-rata peningkatan skore 1.63 dengan range Secara umum peningkatan cukup baik, semua peserta meningkat skore minimal 1 poin. Peningkatan secara statistic bermakna (P value <0.05). e. Gabungan 4 kabupaten perubahan total scored individu Grafik 5 mengambarkan perubahan total score individu sebelum dan sesudah implementasi program dengan menggabungkan semua peserta di empat kabupaten menjadi satu kesatuan unit analisis. Rata-rata perubahan individual skor adalah 1.4 poin (range ). Grafik 2 Perubahan individual total score sebelum dan sesudah program PML puskesmas Score (0-6) Individual partisipan 17 Evaluasi Akhir PML 2014

22 f. Perubahan nilai indikator program PML per kabupaten Perbandingan perubahan rata-rata nilai per Kabupaten dapat dilihat pada Grafik 6. Ada sedikit variasi rata-rata skor antar kabupaten namun berbedaan ini secara statistik tidak bermakna (P value = 0.143). Lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Grafik 3 Total Skor Perubahan Nilai Indikator Program PML Menurut Kabupaten Perubahan Total Score Program PML Menurut Kabupaten Belu Manggarai Sikka Sumbatim Berikut ini adalah table rata rata skor perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML Table 5 Rata rata total skor perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML menurut kabupaten Kabupaten sample Rata-Rata Total Perubahan Skor Min Max Belu Sumba Timur Manggarai Sikka g. Analisa Perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML untuk masing masing elemen Analisa ini untuk melihat perubahan yang terjadi untuk masing-masing elemen. Dari Gafik 7 bisa dilihat bahwa terjadi perubahan tertinggi dari elemen inovasi. Ini menandakan bahwa melalui program PML mampu meningkatkan kemampuan atau kompetensi untuk berinovasi dari peserta; dan peningkatan komponen ini paling tinggi dibandingkan dengan komponen lainnya. 18 Evaluasi Akhir PML 2014

23 Grafik 4 Perubahan nilai sebelum dan sesudah program PML untuk masilng masing elemen Integritas Perencanaan Penganggaran Orientasi pada Pelayanan Orientasi Analitik Profesional Kepemimpinan Monev Pengorganisasian Orientasi Kualitas Berpikir Konseptual Inovasi h. Rata-rata perubahan nilai per elemen Untuk melihat rata-rata perubahan nilai tiap elemen dengan unit analisa penggabungan seluruh peserta dapat dilihat pada Grafik 8. Sebelum program dilaksanakan, rata-rata nilai terendah 3.09 untuk elemen Inovasi dan tertinggi 3.79 untuk elemen Pengorganisasian. Setelah pelaksanaan program PML Puskesmas, rata-rata nilai terendah 4.77 untuk elemen berpikir analitik dan tertinggi 5.2 untuk elemen pengorganisasian. 19 Evaluasi Akhir PML 2014

24 Grafik 5 Rata rata perubahan nilai indikator sebelum dan sesudah program PML Kondisi saat ini (setelah mengikuti program/saat evaluasi dilakukan) Kompetensi para peserta setelah 2 tahun progam PML Puskesmas berjalan apat dilihat pada Table 6. Kabupaten Belu menunjukkan hasil yang terbaik dengan mendapatkan nilai diatas 5 untuk 10 elemen dari 12 elemen dengan rata-rata skor 5.2. Sedangkan Kabupaten Sumba Timur memperoleh hasil sedikit dibawah Kabupaten Belu dengan nilai diatas 5 hanya di 7 elemen dengan rata-rata Hal yang sama dengan Kabupaten Manggarai; skor sedikit dibawah Sumba Timur dan nilai diatas 5 hanya pada 2 elemen dengan rata-rata Lebih lanjut, Kabupaten Sikka tidak ada satu pesertapun mempeoleh nilai 5 dan rata-rata hanya Rincian per komponen dapat dilihat pada Grafik 9. Perbedaan rata-rata nilai antara kabupaten secara statistic bermakna (P value <0.05) Table 6 pencapaian kondisi saat ini di 4 kabupaten Kabupaten Rata - rata Minimal Max Belu Sumba Timur Manggarai Sikka Keterangan: 1= Buruk sekali; 2 = Baik sekali 20 Evaluasi Akhir PML 2014

25 Grafik 6 Pencapaian atau kondisi saat ini/ sekarang (rata-rata semua peserta) Sikka Manggarai Sumba Timur Belu Inovasi Keahlian tehnikal manajerial dan profesional Berpikir Konseptual Berpikir analitis Orientasi Pada Kualitas Orientasi Pada Pelayanan Pengorganisasian Penganggaran M&E Perencanaan Kepemimpinan Integritas Peningkatan kompetensi yang terjadi setelah mengikuti program Grafik peningkatan yang terjadi setelah pelaksanaan program di 4 kabupaten dapat dilihat dalam Grafik 10. Grafik 10 tersebut menunjukkan peningkatan yang terjadi dimasing masing kabupaten dilihat dari masing masing elemen sesuai PERMENKES 971/2009. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa disemua elemen dari 4 kabupaten terjadi peningkatan lebih dari 1 poin. Hal ini menunjukkan bahwa peserta mengalami peningkatan kompetensi yang baik setelah mendapatkan program ini. Rata rata peningkatan perkabupaten untuk semua elemen adalah sebagai berikut: Belu 1.32; Sumba Timur 1.84; Manggarai 1.40 dan Sikka Dari data tersebut dapat dilihat bahwa peserta di kabupaten Sumba Timur mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten yang lainnya. Namun dari hasil uji statistik (p value 0.526) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan bermakna nilai rata-rata antar kabupaten. 21 Evaluasi Akhir PML 2014

26 Grafik 7 Peningkatan kompetensi setelah program dilaksanakan di 4 kabupaten Sikka Manggarai Sumba Timur Belu Inovasi Keahlian tehnikal manajerial dan profesional Berpikir Konseptual Berpikir analitis Orientasi Pada Kualitas Orientasi Pada Pelayanan Pengorganisasian Penganggaran M&E Perencanaan Kepemimpinan Integritas Evaluasi Akhir PML 2014

27 BAB IV. TANTANGAN DAN KENDALA 1. Belum semua peserta mempunyai komitmen yang tinggi dalam mengikuti program secara keseluruhan. Hal ini bisa dilihat dari hasil penugasan yang diberikan tidak diselesaikan. Ini merupakan tantangan kedepan dalam merancang program peningkatan kapasitas manajerial bagi staf puskesmas yang sesuai agar peserta mempunyai komitmen yang tinggi. 2. Beberapa peserta belum familiar dengan computer/laptop, terutama peserta yang sudah berusia lanjut; Disamping itu belum semua puskesmas atau dinas kesehatan kabupaten mempunyai jaringan internet atau sinyal internet yang lemah. Ini merupakan tantangan utama pengembangan pelatihan menggunakan konsep pembelajaran jarak jauh dan pemanfaatan tehnologi. 3. Keleluasaan menggunakan dana menjadi tantangan pelaksanaan PML Puskesmas; mengingat kegiatan-kegiatan inovasi yang lahir dari program ini membutuhkan dukungan anggaran untuk pelaksanaannya. 4. Adanya beberapa faktor di luar kendali peserta seperti penataan SDM (beban kerja yang tidak merata dan pengembangan SDM (kesempatan untuk mendapat pelatihan dari dana APBD yang terbatas), kondisi gedung yang sudah tua dan mutasi Kepala Puskesmas menghambat perkembangan dan implementasi program. 5. Ada kecenderungan bagi para peserta yang berpendidikan tinggi menganggap bahwa materi pelatihan sudah diperoleh ketika mereka mengikuti pendidikkan formal sehingga kadang menimbulkan keengganan untuk belajar. 23 Evaluasi Akhir PML 2014

28 BAB V. KESIMPULAN 1. Beberapa Puskesmas telah mencapai target yang ingin dicapai dari program PML; terjadi peningkatan kemampuan manajerial dan kepemimpinan di Puskesmas. Sedangkan puskesmas yang belum dapat mencapai sepenuhnya target program PML Puskesmas dikarenakan rendahnya motivasi peserta atau mutasi peserta ke tempat lain. 2. Dari hasil analisa kualitatif disimpulkan bahwa program ini sangat dirasakan manfaat, terutama oleh kepala puskesmas yang belum pernah memperoleh pelatihan tentang manajemen dan kepemimpinan. Program ini juga memberikan pengalaman baru bagi mereka dan telah meningkatkan kemampuan memimpin, berpikir analitis, keterampilan membuat perencanaan dan memahami sistim penganggaran. Program PML Puskesmas telah membuat pengelolaan puskesmas menjadi lebih baik, suasana bekerja menjadi lebih nyaman dan mudah, tata kerja menjadi lebih baik, tujuan organisasi dipahami dengan baik, penampilan fisik puskesmas menjadi lebih bersih dan rapi serta telah mampu meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. 3. Hasil analisa kuantitatif menunjukkan bahwa semua peserta di 4 kabupaten mengalami peningkatan kompetensi manajerial dan kepemimpinan secara bermakna. Semua peserta mampu mencapai skor nilai diatas cukup (>3). Rata-rata skor cukup bervariasi antara kabupaten namun peberdaan tidak bermakna secara statistik. Disamping itu, semua puskesmas peserta program di semua kabupaten telah menyusun rencana jangka pendek untuk pengembangan Puskesmas. 4. Dukungan dan bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan Kabupaten sangat menentukan keberhasilan program ini. Puskesmas yang mendapat bimbingan teknis rutin dari Dinas Kesehatan Kabupaten menunjukkan performance program PML lebih baik. 24 Evaluasi Akhir PML 2014

29 BAB VI. PEMBELAJARAN Pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi manajemen dan kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh komitmen dan motivasi masing masing peserta. Peserta yang mempunyai komitmen dan motivasi untuk maju yang tinggi memperoleh hasil lebih baik. Sedangkan untuk keterampilan dipengaruhi oleh pendidikan formal peserta tingkat kepercaya diri sebagai pimpinan atau manajer di Puskesmas, terutama bila tingka pendidikan formal staf yang mungkin lebih tinggi Keberanian kepala puskesmas untuk menata dan menggerakkan staf (termasuk tenaga medis, dokter dan dokter gigi) merupakan kunci menuju kinerja pelayanan yang lebih baik. Program PML Puskesmas mampu budaya kerja Puskesmas yang lebih baik. Implementasi dan keberhasilan program PML Puskesmas sangat ditentukan oleh dukungan politis dan manajemen dari atasan (Dinkes Kabupaten dan Provinsi) meningat banyak faktor diluar kendali peserta latih yang mempengaruhi hasil pelatihan. Untuk keberhasilan program PML dalam meningkatkan kompetensi peserta sesuai dengan PERMENKES 971/ 2009 perlu komitmen dan motivasi yang tinggi dari peserta untuk mengikuti seluruh kegiatan. Latar belakang pendidikan formal tidak bisa sepenuhnya menjamin komitmen yang tinggi dan mau menjadikan program PML sebagai wahana pembelajaran untuk melakukan perubahan; Beberapa kepala puskesmas dengan pendidikan formal yang lebih rendah bahkan menunjukkan komitmen yang tinggi dalam melaksanakan program PML. Program PML Puskesmas telah mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam menggunakan tehnologi informasi (seperti teleconference, belajar melalui web, berinteraksi dengan surat elektronik) karena metode belajar pada program ini memanfaatkan tehnologi tersebut. 25 Evaluasi Akhir PML 2014

30 BAB VII. REKOMENDASI Untuk meningkatkan motivasi dan komitmen peserta dalam mengikuti program ini perlu adanya akreditasi pelatihan dari instansi yang berwenang (UPTD Latnakes Kupang dan Pusdiklat Apartur BPPSDM Kementrian Kesehatan), sehingga peserta akan memperoleh angka kredit yang bisa dipakai dalam kenaikan golongan Pegawai Negeri Sipil. Dukungan politis serta manajemen dan kepemimpinan dari Dinas Kkesehatan Kabupaten dan Provinsi diperlukan secara konsisten untuk mengembangkan secara optimal peningkatan kemampuan manajemen dan kepemimpinan di tingkat Puskesmas. Perlu adanya peningkatan bimbingan tehnis atau supervisi dari Dinas Kesehatan Kabupaten ke tingkat Puskesmas (peningkatan frekuensi). Demikian pula bimbingan tehnis dari Dinas Kesehatan Provinsi ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Perlu adanya pembinaan secara terpadu (antar program) yang dilakukan sesuai kondisi, permasalahan dan perkembangan wilayah setempat (kecamatan) sehingga mengarah kepada permasalahan spesifik/ khusus kecamatan. Perlu dibuat kriteria /standarisasi dalam menetapkan Kepala Puskesmas sebagai pimpinan sehingga kemampuan manajerial dan kepemimpinan seorang kepala puskesmas sudah mumpuni sehingga bisa memimpin puskesmas dengan lebih baik. Perlu disusun panduan pembinaan tehnis dan monitoring yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan dalam memberikan bimbingan tehnis dan menindaklanjuti kegiatan-kegiatan PML. Dengan adanya panduan ini diharapkan bimbingan tehnis dan monitoring yang dilakukan dapat lebih fokus dan terarah kepada pemecahan masalah. Perlu dukungan dari Dinas Kabupaten dan Provinsi dalam bentuk bimbingan tehnis rutin agar puskesmas dapat melaksanakan seluruh rencana jangka menengah maupun jangka panjang. Sedangkan untuk pendanaan dapat diambil dari dana BOK. Kepesertaan dalam pelatihan PML hendaknya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengangkatan kepala puskesmas. Untuk itu pelatihan ini perlu mendapat akreditasi agar bisa diakui pencapaiannya dalam sistem pengangkatan pegawai pemerintah. Peningkatan kompetensi manajer di puskesmas diperlakukan sebagai strategi atau pendekatan yang dilaksanakan melalui pelatihan berbasis WEB untuk meningkatkan kinerja kepala dan pengelola program puskesmas dalam memimpin organisasinya untuk memberikan pelayanan yang optimal. 26 Evaluasi Akhir PML 2014

AIPMNH INOVASI DALAM PERENCANAAN DAN MANAJEMEN

AIPMNH INOVASI DALAM PERENCANAAN DAN MANAJEMEN AIPMNH INOVASI DALAM PERENCANAAN DAN MANAJEMEN a INOVASI DALAM PERENCANAAN DAN MANAJEMEN (AIPMNH) atar Bela Daftar Isi Pendahuluan Kegiatan-kegiatan Inovasi Dukungan AIPMNH Penguatan Aspek Perencanaan

Lebih terperinci

Evaluasi pelatihan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

Evaluasi pelatihan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota Evaluasi pelatihan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota Tujuan evaluasi Untuk mengetahui bagaimana pencapaian tujuan pelatihan Untuk mengetahui apakah metoda dan pentahapan pelatihan sesuai dengan harapan

Lebih terperinci

PELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DI GIANYAR ABSTRAK

PELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DI GIANYAR ABSTRAK JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 3, SEPTEMBER 2016 PELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA N. M. S. Nopiyani 1, P. P. Januraga 2, P. Muliawan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016 UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016 IDA AYU TRISNADYA AMANDA NIM.1220025050 PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS. ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS Oleh : GINA ALECIA NO BP : 1121219046 Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

109 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

109 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes PENDAHULUAN EVALUASI PROGRAM AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH Mohamad Anis Fahmi (Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri) ABSTRAK Kabupaten

Lebih terperinci

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Hukum Pengertian Akreditasi Maksud dan Tujuan Akreditasi Proses Akreditasi Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG Ananda Suryo Adi Prayogo, Antono Suryoputro, Ayun Sriatmi Bagian Administrasi

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup

I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup I. Pendahuluan Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

ISI SK KAK SPO TELUSUR

ISI SK KAK SPO TELUSUR BAB 1 (13 KRITERIA) N O KRITER IA 1 1.1.1 Di ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat

Lebih terperinci

HASIL MONITORING DAN EVALUASI Performance Management and Leadership (PML) RUMAH SAKIT TAHUN 2013

HASIL MONITORING DAN EVALUASI Performance Management and Leadership (PML) RUMAH SAKIT TAHUN 2013 HASIL MONITORING DAN EVALUASI Performance Management and Leadership (PML) RUMAH SAKIT TAHUN 2013 Peningkatkan Kinerja Instansi Yang Akan Mendorong Peningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat TUJUAN Meningkatkan

Lebih terperinci

DRAFT GRAND DESIGN A. LATAR BELAKANG

DRAFT GRAND DESIGN A. LATAR BELAKANG DRAFT GRAND DESIGN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN (PML) DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN (SISTER DINKES DAN SISTER PUSKESMAS) KABUPATEN MALAKA, NTT A. LATAR BELAKANG - Kabupaten Malaka

Lebih terperinci

HEALTH CARE REGULATION (Nihal Hafez, 1997)

HEALTH CARE REGULATION (Nihal Hafez, 1997) HEALTH CARE REGULATION (Nihal Hafez, 1997) Suatu aksi sosial yang dilakukan (oleh pemerintah) untuk mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung terhadap perilaku dan fungsi tenaga kesehatan dan/atau

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus

Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus Kepemimpinan Kadinkes Dalam Upaya Penurunan Kematian Ibu dan Neonatus Oleh: Hartanto Hardjono PTL EMAS Jawa Tengah Yogyakarta, 6 Maret 2012 Hubungan Hulu Hilir Kematian sudah beralih dari non faskes ke

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 1 EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 Lulyvia Qurnia Hafidzah *), Retno Astuti Setijaningsih, SS, MM **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER COMMUNITY SATISFACTION INDEX IN OUTPATIENT INSTALLATION PULMONARY HOSPITAL JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas

Lebih terperinci

Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE

Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE Our Experience 3 Our Experience 4 Our Experience, 5 Our Experience 6 Our Experience 7 Our Experience 8 Our Experience Current Similar Experiences (in-house training)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era global, saat ini salah satu upaya harus dicapai oleh lembaga adalah meningkatkan kualitas SDM.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun BAB IV PENUTUP Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS di KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS di KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS di KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 Agus Haryanto Departemen Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok,

Lebih terperinci

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi. Model Kompetensi Model Kompetensi adalah powerful tool untuk mengidentifikasi knowledge, skills, and personal attributes yang dibutuhkan untuk menjalankan institusi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK MELALUI PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI MANAJERIAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK MELALUI PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI MANAJERIAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENYUSUN PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK MELALUI PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI MANAJERIAL Dwi Astarini Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Jl. Benteng Pancasila

Lebih terperinci

Efektifitas Pendampingan Klinis Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Maternal dan Neonatal di 6 RSUD Nusa Tenggara Timur

Efektifitas Pendampingan Klinis Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Maternal dan Neonatal di 6 RSUD Nusa Tenggara Timur Efektifitas Pendampingan Klinis Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Maternal dan Neonatal di 6 RSUD Nusa Tenggara Timur Dr. Hardhantyo Puspowardoyo Disampaikan oleh Dr. Tiara Marthias MPH Center For Health

Lebih terperinci

no ep sk a b SK Kepala Puskesmas menjalin komunikasi dengan masyarakat c c d e f a b

no ep sk a b SK Kepala Puskesmas menjalin komunikasi dengan masyarakat c c d e f a b no ep sk 1.1.1.a SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan 1.1.1.b 1.1.1.c 1.1.1.c SK Kepala Puskesmas menjalin komunikasi dengan masyarakat 1.1.1.d 1.1.1.e 1.1.1.f 1.1.2.a 1.1.2.b 1.1.2.c 1.1.3.a 1.1.3.b 1.1.3.c

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

TRAINING NEEDS ASSESSMENT KEPALA PUSKESMAS DI KABUPATEN BLITAR

TRAINING NEEDS ASSESSMENT KEPALA PUSKESMAS DI KABUPATEN BLITAR TRAINING NEEDS ASSESSMENT KEPALA PUSKESMAS DI KABUPATEN BLITAR Christine Indrawati, 1 Agung Dwilaksono 2 ABSTRACT Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat = Health Center) is the frontline institution responsible

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS Septerina P.W., Puji Hastuti, Fitria Z. Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: rienu@rocketmail.com ABSTRACT: THE IMPLEMENTATION PROCESS

Lebih terperinci

program dan penyelenggaraan pelayanan 33 SK Kepala Puskesmas dan SPO dokumentasi prosedur dan pencatatan kegiatan. Pedoman pendokumentasian prosedur

program dan penyelenggaraan pelayanan 33 SK Kepala Puskesmas dan SPO dokumentasi prosedur dan pencatatan kegiatan. Pedoman pendokumentasian prosedur BAB I N DOKUMEN O SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang disediakan. Brosur, flyer, papan pemberitahuan, poster Brosur, flyer, papan pemberitahuan, poster SK Kepala Puskesmas dan SPO menjalin komunikasi

Lebih terperinci

Pengembangan Kepemimpinan

Pengembangan Kepemimpinan Pengembangan Kepemimpinan Oleh: Sulistiono Kepala Pusdiklat Aparatur Badan PPSDM Kemenkes LOGO STRUKTUR ORGANISASI BADAN PPSDM KES KEMENTERIAN KESEHATAN RI (PERMENKES Nomor 1144 th. 2010) Badan Pengembangan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Participation Budgeting, Managerial Performance, style of leadership, quality of human resources.

ABSTRACT. Keywords: Participation Budgeting, Managerial Performance, style of leadership, quality of human resources. ABSTRACT The budget is an element in the management control system that serves as a planning tool, a tool of work coordinating and monitoring tools for the job of top managers to improve managerial performance

Lebih terperinci

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar

a. 10 (dua belas) indikator memperoleh capaian > 100 %, b. 4(empat) indikator capaiannya < 100 %, yaitu 1).Cakupan Imunisasi dasar IKHTISAR EKSEKUTIF Sebagai perwujudan dan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2016 dan

Lebih terperinci

PERSEPSI STAKEHOLDERS

PERSEPSI STAKEHOLDERS PERSEPSI STAKEHOLDERS TENTANG PELAKSANAAN KEMITRAAN PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA DATAR KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 S K R I P S I OLEH: ANNIE AGUSTINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Hukum Pengertian Akreditasi Maksud dan Tujuan Akreditasi Proses Akreditasi Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

KONSEP PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DI UNIT PELAYANAN REKAM MEDIS

KONSEP PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DI UNIT PELAYANAN REKAM MEDIS KONSEP PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DI UNIT PELAYANAN REKAM MEDIS Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM Prodi Diploma Rekam Medis Widyarsih Oktaviana, SKM, MKM 1 KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-170.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan N I M : E4A005017 Nama Mahasiswa : Etty Mardiyanti Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Universitas Diponegoro 2007 ABSTRAK Etty Mardiyanti Sistem Informasi

Lebih terperinci

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) Instrumen Survei Akreditasi Tahun 216 Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan (PPP) 8% terpenuhi 2% - 79% terpenuhi STANDAR, < 2% tidak terpenuhi Standar: 1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Kebutuhan

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di TUGAS DAN WEWENANG DPRD DALAM PENGAWASAN PELAKSANAAN APBD DI KABUPATEN BEKASI JURNAL ILMIAH Fajar Bayu Suseto,Untung Dwi Hananto *), Ratna Herawati ABSTRAK Fungsi Pengawasan DPRD Kabupaten Bekasi merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 Nama : Umur : Tahun Pendidikan

Lebih terperinci

Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat

Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Standar: 6.1. Perbaikan kinerja masing-masing konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Accounting responsibility, and managerial performance.

ABSTRACT. Keywords: Accounting responsibility, and managerial performance. ABSTRACT Accounting responsibility have an important role in the company and has an attraction for top leaders, because it would facilitate the decision-making devolution. In addition, managers' performance

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH STUDI MANAJEMEN PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Hendri Dwi Cahyani

Lebih terperinci

Upaya peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan yang dipersyaratkan sebagai Penanggung jawab.

Upaya peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan yang dipersyaratkan sebagai Penanggung jawab. SYNCORE - always deliver value Bab V Akreditasi Puskesmas Kepemimpinan Dan Manajemen UKM posted by danik on December 27, 2016 5.1. Tanggung jawab Pengelolaan UKM Puskesmas Penanggung jawab UKM Puskesmas

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii commit to user perpustakaan.uns.ac.id ABSTRACT Ika Larastuti. K2205011. THE IMPLEMENTATION OF BRAINSTORMING ACTIVITIES IN IMPROVING STUDENTS VOCABULARY MASTERY (A CLASSROOM ACTION RESEARCH ON THE EIGHTH

Lebih terperinci

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) ASPEK KAJI BANDING I KEPEMIMPINAN 1.1. Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision) 1.2. Misi-misi rumah sakit dioperasionalkan 1.3. Budaya Organisasi diterapkan dalam semua aktifitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA INDIVIDU DENGAN KINERJA ORGANISASI

HUBUNGAN KINERJA INDIVIDU DENGAN KINERJA ORGANISASI HUBUNGAN KINERJA INDIVIDU DENGAN KINERJA ORGANISASI Yeremias T. Keban MKP FISIPOL UGM Disampaikan Pada Forum Knowledge Management MENPAN & RB, Jakarta, 12 Sept. 2013 Target indiv Target indiv Target indiv

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI Dl KABUPATEN/KOTA

ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI Dl KABUPATEN/KOTA ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI Dl KABUPATEN/KOTA Ni Ketut Aryastami1, Ratih Ariningrum1 ABSTRACT The Ministry of Health had set target it and obligatory for minimum health standard

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Februari Gianti Gunawan

ABSTRAK Program Magister Psikologi Februari Gianti Gunawan Gianti Gunawan 0432012 ABSTRAK Program Magister Psikologi Februari 2007 Judul Tesis : Pelatihan Masa Persiapan Pensiun Dan Signifikansinya Terhadap Perubahan Sikap Menghadapi Pensiun Pada Pegawai Negeri

Lebih terperinci

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN SOP identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/ sasaran terhadap kegiatan UKM.

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN SOP identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/ sasaran terhadap kegiatan UKM. BAB IV 4.1.3 BAB IV. (UKMBS) UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN 4.1.1.1 SOP identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/ sasaran terhadap kegiatan UKM. 4.1.1.2 Kerangka acuan, metode,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro Policy Brief Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro Ditujukan ke Pengambil Kebijakan di: 1. Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Administrasi Negara

Jurnal Administrasi Negara STIA LAN Jurnal Administrasi Negara, Volume 20 Nomor 2, Agustus 2014 / 62-70 Jurnal Administrasi Negara PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh: Nurita Apridiana Lestari 1, Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah 2, Utama Alan Deta 3

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 288-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyusunan, penelaahan, monitoring, dan evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama, serta

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan ukuran bagi kemajuan kesehatan suatu negara, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu

Lebih terperinci

DESIGNING TRAINING PROGRAM

DESIGNING TRAINING PROGRAM DESIGNING TRAINING PROGRAM Menjawab Masalah Apa Banyak perusahaan di Indonesia berupaya keras untuk melatih dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Perusahaan memiliki harapan bahwa SDM-nya akan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono

Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT. PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan Jampersal Di DIY, Papua dan NTT PMPK UGM dan UNFPA Laksono Trisnantoro Sigit Riyarto Tudiono Pengantar Mengapa melakukan Monitoring Kebijakan Proses Kebijakan Penetapan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK REVIEW PREPAREDNESS OF ACCREDITATION KARS 2012 BASE ON STANDARDS OF APK 3.2, APK 3.2.1, AND APK 3.3 IN PERMATA BUNDA HOSPITAL PURWODADI Siti Margiana *), Eti Rimawati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F. IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU (Studi di Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis Tahun 2013) Firmansyah, Eka Jurusan Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengangkatan

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 Karya wijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Puskesmas PONED

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Lebih terperinci

DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN PADA POKJA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN AKREDITASI PUSKESMAS

DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN PADA POKJA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN AKREDITASI PUSKESMAS DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN PADA POKJA ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN AKREDITASI PUSKESMAS BAB STANDAR KRITERIA DOKUMEN YANG DISIAPKAN BAB I PPP 1.1 Analisis kebutuhan masyarakat dan Perencanaan Puskesmas

Lebih terperinci

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-312.html MIKM UNDIP Universitas Diponegoro Program Pascasarjana N I M : E4A007032 Nama Mahasiswa : Ita Rahmawati Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The influence of budgetary participation on the managerial performance has attracted researchers attention. However, the results of previous studies often show inconsistent results. Therefore

Lebih terperinci

PT. SYNERGY OIL NUSANTARA JOB DESCRIPTION : A MODEL FOR PT. SYNERGY OIL NUSANTARA

PT. SYNERGY OIL NUSANTARA JOB DESCRIPTION : A MODEL FOR PT. SYNERGY OIL NUSANTARA JOB DESCRIPTION : A MODEL FOR PT. SYNERGY OIL NUSANTARA JOB DESCRIPTIION KOMPONEN KOMPONEN Identifikasi jabatan Tujuan Jabatan Dimensi pekerjaan / Ruang lingkup Tanggung jawab utama & aktifitas Wewenang

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA Rini Roostyowati 1), Erlisa Candrawati 2), Wahidyanti Rahayu H 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

By: Dwi H a H ndono ndono Sulisty o Sulisty 1

By: Dwi H a H ndono ndono Sulisty o Sulisty 1 By: Dwi Handono Sulistyo 1 Review dari Penutup Kuliah I: Banyak masalah SDM berakar pada Sistem Kegagalan melihatan keterkaitan dengan Sistem solusi parsial/lokal il/lkl membuat masalah lh baru Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM Tugas Teknologi Komunikasi PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI DISHUBKOMINFO KABUPATEN PASER KALTIM Oleh ARDIANSYAH NIM. 8508118070 Produksi Media Informasi Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

Instrumen Akreditasi Puskesmas

Instrumen Akreditasi Puskesmas Instrumen Akreditasi Puskesmas DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman i Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 1 Standar 1 1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas Standar 4 1.2.

Lebih terperinci

INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO

INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO INTISARI STUDI DESKRIPTIF KEBUTUHAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN PADA PUSKESMAS INDUK DI KABUPATEN BALANGAN BERDASARKAN METODE NILAI RASIO Ayu Rahayu Desiana 1 ;Aditya Maulana Perdana Putra 2 ;Linda Yulianisa

Lebih terperinci

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED) Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana Logical Framework Bekerjasama dengan Pemerintah

Lebih terperinci

Great Leaders Build Great Company

Great Leaders Build Great Company Great Leaders Build Great Company BCA s Experiences Jakarta, 20 Juli 2011 *) As of Dec 2010 BCA Profile at Glance BCA Profile at Glance Employee Profile by Management Levels 17.132 16.519 2.985 3.111 56

Lebih terperinci

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan *

Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan Manajemen Pengetahuan * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Pengukuran Performansi Di PT XYZ dengan MBCfPE Pada Kriteria Pengukuran, Analisis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TAMAMAUNG DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...... 2 BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Kata kunci : (1) Pengembangan masyarakat, (2) Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat.

Kata kunci : (1) Pengembangan masyarakat, (2) Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat. RINGKASAN SUDARMAN. Fungsi Badan Keswadayaan masyarakat (BKM) dalam Penanggulangan Kemiskinan ( Studi Kasus Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah ) dibimbing oleh NURAINI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS AKREDITASI PUSKESMAS DAN KLINIK Akreditasi puskesmas adalah proses penilaian eksternal oleh Komisioner Akreditasi terhadap puskesmas apakah sesuai dengan standar

Lebih terperinci

Hasil Monitoring & Evaluasi Program Performance Management and Leadership Periode Juli Oktober Putu Eka Andayani PMPK FK UGM

Hasil Monitoring & Evaluasi Program Performance Management and Leadership Periode Juli Oktober Putu Eka Andayani PMPK FK UGM Hasil Monitoring & Evaluasi Program Performance Management and Leadership Periode Juli Oktober 2012 Putu Eka Andayani PMPK FK UGM Pendahuluan Performance Management and Leadership dilaksanakan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan PT. Pamapersada Nusantara (PAMA) untuk mengembangkan kompetensi vision and business sense talent golongan 4A-4D, yang menduduki posisi sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

PT. KORINDO HEAVY INDUSTRY BALARAJA PLANT Ulasan manajemen Management Review

PT. KORINDO HEAVY INDUSTRY BALARAJA PLANT Ulasan manajemen Management Review 1 of 5 2 of 5 1. TUJUAN Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mendokumentasikan proses dan agenda utama masalah yang akan dimasukkan dalam pertemuan untuk mengevaluasi status organisasi HSES. Prosedur

Lebih terperinci

Manajemen dan Manajer

Manajemen dan Manajer Manajemen dan Manajer Peta pembelajaran Manajemen dan Manajer (6) Role of manager (1) Manajemen dan Manajer Definisi 3 Poin (5) Keterampilan manajer 4 Poin (4) Kegiatan-kegiatan manajer 8 Poin Manajemen

Lebih terperinci