EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS"

Transkripsi

1 Juni Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kartinah 31 Vol. 2, No. 1, Juni 2011, EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS Kartinah Universitas Janabadra Yogyakarta Abstract This study basically addresses two issues in agency problem. First, simultaneous examination is done on four financial variables as a mechanism that hypothesised to be capable of alleviating the agency problem. Second, family business effect, hypothesised to be able to invigorate the prevalent relationship between ownership structure and dividend policy in overcoming the agency problem, is also tested. Estimation uses threestage least square method, and this research develops simultaneous-system econometric models whereby it s model comprises four equations. Using data pooling technique on manufacturing and non-financial service companies listed on Indonesia Stock Exchange for the period of , 243 companies are chosen as samples fulfilling the requirements of this study. It is found on this research that institutional ownership as an effective control mechanism for minimizing agency conflict is inclined to have substitutive relationship with insider ownership. The substitutive relationship also prevails between debt policy and dividend policy. Meanwhile, institutional ownership imposes positive influence only on the dividend policy. However, cannot be found the influence of institutional ownership on the debt policy. Eventually, this study s contribution is the finding of family business effect on the ownership structure and financial policy mechanism. Keywords: agency theory, insider ownership, institutional ownership, debt policy, dividend, family business effect. PENDAHULUAN Tujuan umum perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (shareholders. Dalam konteks teori agensi, kendala pencapaian terhadap tujuan tersebut dipacu oleh adanya disharmoni kepentingan antara pemegang saham dan manager yang telah ditunjuk sebagai agent, yang seharusnya dapat mengoptimalkan kepentingan stakeholders. Disharmoni tersebut memunculkan masalah agensi, lebih lanjut menimbulkan konflik agensi. Kondisi tersebut menimbulkan kos agensi yang berakibat pada kinerja manajemen tidak optimal. Fenomena struktur kepemilikan perusahaan di Indonesia yang bersifat family-controlled firms, mungkin memiliki efek dalam hubungan mekanisme penurunan konflik agensi. Keterlibatan keluarga dalam sebuah bisnis memiliki potensi dapat menurunkan atau meningkatkan masalah agensi. Crisman, Chua, dan Litz (2004 menyatakan bahwa kos agensi mungkin tidak akan muncul apabila pemilik juga sebagai manager. Hal itu mendukung Jensen dan Meckling (1976 bahwasanya konflik agensi muncul karena adanya pemisahan antara pemilik dan kendali. Penelitian ini merupakan pengembangan atas sejumlah penelitian

2 32 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni serupa yang telah dilakukan oleh Kartinah (2006 dan peneliti sebelumnya. Tujuan utama penelitian ini menguji efek bisnis keluarga (family business sebagai moderasi dalam hubungan struktur kepemilikan dengan kebijakan dividen dan utang. Penelitian ini juga menguji hubungan yang terjadi antara kepemilikan insider, kebijakan utang, kebijakan dividen, dan kepemilikan institusional secara simultan dalam rerangka menurunkan masalah agensi. TINJAUAN TEORI DAN HIPOTE- SIS Berdasarkan berbagai bukti empiris, diketahui bahwa manager mempunyai kendali atas kepemilikan insider, kebijakan dividen, kebijakan utang dan kepemilikan institusional dalam mengendalikan agency cost, sehingga manager akan berusaha menentukan tingkat kepemilikan insider, dividen, utang, dan kepemilikan institusional pada level tertentu yang diyakini dapat menurunkan atau mengendalikan agency cost. Penelitian ini mengembangkan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Kepemilikan insider Mekanisme untuk menurunkan masalah agensi melalui kepemilikan insider dipengaruhi oleh variabel-variabel utang, dividen, kepemilikan institusional, risiko, dan size. Hubungan antara utang dan kepemilikan insider dapat dijelaskan melalui free cash flow hypothesis (Jensen, 1986 bahwa peningkatan utang akan mengurangi cash flow karena sebagian besar cash flow digunakan untuk membayar utang, mengakibatkan tidak ada cash flow dalam perusahaan yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk melakukan tindakan-tindakan perquisites yang merugikan shareholders sehingga tidak akan terjadi konflik agensi. Hubungan dividen dengan kepemilikan insider dijelaskan melalui hipotesis aliran kas bebas (free cash flow hypothesis oleh Jensen (1986. Jensen membuktikan hubungan subsitusi antara kebijakan dividen dan kepemilikan insider dalam menurunkan masalah agensi. Kepemilikan institusional mempengaruhi dan dapat mensubsitusi kepemilikan insider. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin meningkat pengawasan dan pengendalian pihak eksternal terhadap perusahaan dan semakin mengurangi minat manager untuk memperbesar kepemilikannya. Menurut Bathala et al. (1994 bahwa dengan meningkatnya kepemilikan institusional akan memperkecil kekuasaan manager, sehingga manager akan bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Lebih lanjut pengawasan dan pengendalian yang aktif kepemilikan institusional secara mayoritas akan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan untuk diakuisisi. Risiko merupakan indikator ketidak-stabilan harga saham dan return yang diterima oleh pemegang saham. Kepemilikan insider cenderung menghindari risiko dengan alasan manager yang diasumsikan mengetahui kondisi perusahaan lebih baik akan mengurangi kepemilikannya dengan semakin meningkatnya risiko perusahaan (Crutchley, Jensen, Jahera, dan Raymond, Berdasarkan kajian tersebut maka ditetapkan hipotesis pertama sebagai berikut: H 1 : Kepemilikan institusional memiliki hubungan subsitusi dengan kepemilikan insider.

3 Juni Kartinah Hipotesis Kebijakan Utang Variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan utang adalah dividen, kepemilikan insider, kepemilikan institusional, risiko, ROA, dan fixed asset (fassets. Fried dan Lang (1988 menyatakan bahwa kepemilikan insider merupakan subsitusi dari utang. Pada kepemilikan insider tinggi akan menurunkan penggunaan utang untuk menghindari biaya kebangkrutan dan financial distress yang disebabkan penggunaan utang tinggi. Lebih lanjut pihak internal yang menjadi pemegang saham mayoritas sedikit terdiversifikasi dan menginginkan insentif dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko keuangan. Temuan kontra oleh Kim dan Sorenson (dikutip oleh Crutchley at al., 1999 yang menyatakan bahwa terjadi hubungan positif kepemilikan insider dengan utang. Hubungan ini dipelajari dari demand dan supply hypothesis. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai oleh insider atau perusahaan tertutup cenderung akan menggunakan utang untuk mendanai perusahaannya. Kepemilikan insider mayoritas akan mempertahankan efektivitas kendali terhadap perusahaan. Crutchley et al. (1999 menemukan bahwa kepemilikan insider berhubungan secara kuadratik dengan kos agensi melalui persamaan utang, dividen, dan institusional. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang. Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat kendali institusi internal terhadap perusahaan yang dapat memaksa manager untuk mengurangi utang menjadi optimal, sehingga dapat menurunkan konflik agensi atas utang (Bathala et al., Berdasarkan kajian tersebut maka ditetapkan hipotesis kedua dan ketiga sebagai berikut: H 2 : Kepemilikan insider berpengaruh positif terhadap kebijakan utang. H 3 : Kepemilikan institusional memiliki hubungan subsitusi dengan kebijakan utang. 3. Hipotesis Kebijakan Dividen Variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah utang, kepemilikan insider, kepemilikan institusional, risiko, ROA, dan IOS (Investment Opportunity Set. Pengaruh kebijakan utang terhadap kebijakan dividen adalah positif. Semakin tinggi tingkat utang, semakin banyak dana yang tersedia untuk membayar dividen yang lebih tinggi. Konsekuensinya akan meningkatkan risiko atas utang. Sedangkan Jensen, Solberg, dan Zorn (1992 dan Crutchley et al. (1999 menemukan hubungan negatif antara utang dengan dividen. Menurut Rozeff (1982 dalam Crutchley et al. (1999 kepemilikan insider yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manager memiliki harapan investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber internal. Akan tetapi apabila sebagian pemegang saham lebih menyukai dividen tinggi sehingga terjadi perbedaan preferensi atau perbedaan kepentingan diantara pemegang saham dan manager, maka diperlukan peningkatan dividen. Berdasarkan kajian tersebut maka ditetapkan hipotesis keempat dan kelima sebagai berikut: H 4 : Kebijakan utang memiliki hubungan subsitusi dengan kebijakan dividen. H 5 : Kepemilikan insider memiliki hubungan subsitusi dengan kebijakan dividen.

4 34 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 4. Hipotesis Kepemilikan Institusional Variabel-variabel yang mempengaruhi kepemilikan institusional adalah utang, dividen, kepemilikan insider, ROA, size, dan beta. Crutchley et al. (1999 menemukan bahwa dividen dan utang mempengaruhi secara positif pilihan kepemilikan institusional. Kebijakan utang menyebabkan perusahaan dimonitor oleh debtholder, sehingga manager akan bertindak sesuai dengan kepentingan debtholder maupun shareholder. Tingkat utang yang tinggi akan meningkatkan risiko kebangkrutan, hal ini mendorong kepemilikan institusional untuk meningkatkan kendalinya agar manager dapat menetapkan tingkat utang yang optimal. Meningkatnya risiko perusahaan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan sehingga dapat mengurangi minat institusi untuk melakukan investasi pada saham perusahaan tersebut, karena institusi lebih mementingkan pada stabilitas pendapatan (return. Ditemukan hubungan negatif antara dividen dengan kepemilikan institusional. Size dan beta juga berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. Berdasarkan kajian tersebut maka ditetapkan hipotesis keenam sebagai berikut: H 6 : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kepemilikan institusional. 5. Hipotesis Efek Bisnis Keluarga Dalam Masalah Agensi Struktur kepemilikan mempengaruhi kebijakan dividen, semakin terdiversifikasi struktur kepemilikan semakin tinggi dividen payout dan sebaliknya. Semakin terkonsentrasi struktur kepemilikan semakin kecil dividen yang dibayarkan. Sehingga dapat dikatakan pada perusahaan milik negara atau private kecenderungannya adalah tidak membagikan dividen, sedangkan perusahaan publik biasanya membagikan dividen (Magginson, Morck dan Yeung (2003 berpendapat bahwa struktur kepemilikan saham oleh keluarga dapat menimbulkan masalah agensi yang sama seriusnya dengan struktur kepemilikan saham oleh publik. Penelitian mereka memberikan kontribusi bahwa concentrated corporate control tidak menghilangkan masalah agensi. Dalam perusahaan yang dimiliki oleh publik, perhatian para manager profesional gagal dalam tugas fiduciary untuk bertindak bagi public shareholder. Pada perusahaan kelompok bisnis keluarga, perhatian para manager bertindak bagi keluarga yang mengendalikan, bukan pada shareholder secara menyeluruh. Adanya inkonsistensi hubungan antara kepemilikan insider dan utang dan kepemilikan insider dan dividen, seperti temuan Jensen at al. (1992, Bathala et al. (1994, Noronha et al. (1996, dan Tandelilin & Wilberforce (2002, serta keunikan struktur kepemilikan korporat di Indonesia dan pengelolaannya mungkin memiliki dampak pada kebijakan pembelanjaan korporat. Hal ini dimungkinkan, bisnis keluarga memoderasi hubungan yang terjadi dalam struktur kepemilikan dan kebijakan keuangan. Semakin tinggi kepemilikan insider dan merupakan bisnis keluarga, semakin besar pengaruhnya terhadap kebijakan dividen dan kebijakan utang. Dan, semakin tinggi kepemilikan institusional dan merupakan bisnis keluarga semakin besar pengaruhnya terhadap kebijakan dividen dan kebijakan utang. Dengan konstelasi seperti itu, dapat dikemukakan hipotesis ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesepuluh sebagai berikut:

5 Juni Kartinah 35 H 7 : Bisnis keluarga memperkuat pengaruh kepemilikan insider terhadap kebijakan dividen. H 8 : Bisnis keluarga memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. H 9 : Bisnis keluarga memperkuat pengaruh kepemilikan insider terhadap kebijakan utang. H 10 : Bisnis keluarga memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang. METODA PENELITIAN 1. Sampel Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun Pengumpulan data dilakukan secara pooling. Data yang dibutuhkan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD dan Pusat Data Pasar Modal Universitas Gadjah Mada. Sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel berdasarkan kriteria tertentu (Zikmund, Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel meliputi perusahaan yang memiliki laporan keuangan selama periode pengamatan dan dipublikasikan dalam ICMD, mempunyai informasi tentang: kepemilikan saham oleh direktur, komisaris, keluarga, dan institusional, utang, dividen, dan memiliki informasi yang berkaitan dengan pengukuran variabel eksogen. 2. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan empat variabel endogen, tujuh variabel eksogen, dan satu variabel moderasi. Empat variabel endogen yaitu utang (DEBT, pembayaran dividen (DIV, kepemilikan insider (INSIDER, dan kepemilikan institusional (INST. Tujuh variabel eksogen yaitu risiko, ROA, Fixed Asset, Sales Growth, Size, Investment Opportunity Set (ISO, dan Beta. Variabel eksogen dipilih untuk mencerminkan biaya dan keuntungan dari empat keputusan financial. Variabel ini digunakan sebagai variabel kontrol untuk melihat apakah dengan dimasukkannya variabel ini dalam suatu model maka variabel independen utama secara signifikan menjadi semakin tinggi sehingga dapat memperkecil error term. Dan satu variabel moderasi yaitu bisnis keluarga (family business. Variabel moderasi diberi simbol D (Dummy, yang didefinisikan sebagai suatu perusahaan yang berada dalam kendali suatu keluarga, yang diindikasikan oleh adanya kepemilikan saham perusahaan terkonsentrasi pada seseorang atau kelompok yang memiliki hubungan pertalian darah dan atau hubungan kekerabatan dalam menjalankan suatu bisnis. 3. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model ekonometri persamaan sistem simultan yang dikembangkan dari Crutchley et al. (1999, yang diinteraksikan dengan variabel bisnis keluarga (dummy. Sehingga rumusan regresi khusus model sistem simultan empat persamaan adalah: INSIDER it = α 1 β 11 DEBT it β 12 DIV it β 13 INST it β 14 RISK it β 15 RISK 2 it β 16 SIZE it ε 1 (1

6 36 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni DEBT it = α 2 β 21 DIV it β 22 INSIDER it β 23 INSIDER 2 it β 24 INST it β 25 RISK it β 26 RISK 2 it β 27 ROA it β 28 FASSETS it β 29 Dummy it β 210 DIV it β 211 INSIDER it β 212 INSIDER 2 it β 213 INST it β 214 RISK it β 215 RISK 2 it β 216 ROA it β 217 FASSETS it ε 2 (2 DIV it = α 3 β 31 DEBT it β 32 INSIDER it β 33 INSIDER 2 it β 34 INST it β 35 RISK it β 36 RISK 2 it β 37 ROA it β 38 SALESGROW it β 39 IOS it β 310 Dummy it β 311 DEBT it β 312 INSIDER it 313 INSIDER 2 it β 314 INST it β 315 RISK it *D i β 316 RISK 2 it β 317 ROA it β 318 SALESGROW it *D β 319 IOS it *D ε 3 (3 INST it = α 4 β 41 DEBT it β 42 DIV it β 43 INSIDER it β 44 INSIDER 2 it β 45 ROA it β 46 SIZE it β 47 BETA it ε 4 (4 Model sistem simultan tersebut digunakan untuk mengestimasi pengaruh dari setiap variabel eksogen terhadap variabel endogennya. Berdasarkan identifikasi pada order condition semua persamaan dari kedua model, diketahui bahwa persamaan INSIDER, DEBT, DIV, dan INSTITUSI semuanya pada kondisi over identified, maka penelitian ini tepat menerapkan metoda estimasi Three-Stage Least Square (3SLS dengan program eviews 3. Penggunaan metoda 3SLS menghasilkan hasil yang lebih efisien dibandingkan dengan metoda 2SLS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel 1, sedangkan pembahasan hasil penelitian didasarkan pada setiap persamaan dalam model penelitian atas variabel-variabel yang diestimasikan sebagai mekanisme yang dapat menurunkan konflik agensi.

7 Juni Kartinah 37 Independent Tabel 1 Hasil Estimasi Simultan Metoda 3SLS Dependent Variable Variable INSIDER DEBT DIV INST Intercept *** *** *** *** Debt *** Div *** *** ** Insider *** *** Insider *** -7.2E-05* Institusi *** ** Risk Risk ROA *** Fixed Assets ** SalesGrowth IOS Size ** Beta Dummy -0,5077*** -0,4716*** Debt_d Div_d Insider_d *** *** Insider 2 _d *** Institusi_d *** *** Risk_d Risk 2 _d ROA_d FixedAssets_d SalesGrowth_d IOS_d R Adjusted R DW statistic Ket.: *** Signifikan pada level 1%; ** Signifikan pada level 5%; * Signifikan pada level 10%

8 38 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 1. Pembahasan Mekanisme Kepemilikan Insider Hasil estimasi menggunakan persamaan kepemilikan insider, ditemukan bahwa kepemilikan institusional memiliki hubungan saling subsitusi dan signifikan dengan kepemilikan insider. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan proporsi kepemilikan institusional mendorong insider mengurangi porsi kepemilikannya dan kinerja manager diawasi secara optimal sehingga akan menghindari perilaku yang merugikan pemilik dan dapat menurunkan konflik manager-pemilik. Dengan demikian, hipotesis 1 (H 1 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki hubungan subsitusi dengan kepemilikan insider terdukung secara statistikal. Hasil ini mendukung temuan Bathala et al. (1994, Cruthcley et al. ( Pembahasan Mekanisme Kebijakan Utang Hasil estimasi menggunakan persamaan kebijakan utang pada model pertama dan kedua, ditemukan bahwa variabel kepemilikan insider dan insider 2 ditemukan mempunyai hubungan positifnegatif dan signifikan dengan kebijakan utang. Mula-mula meningkatnya kepemilikan insider akan meningkatkan rasio kebijakan utang, namun setelah mencapai tingkat tertentu peningkatan kepemilikan insider akan menurunkan rasio kebijakan utang untuk menghindari risiko kebangkrutan dan kesulitan keuangan. Dengan demikian, hipotesis 2 (H 2 yang menyatakan bahwa kepemilikan insider berpengaruh positif terhadap kebijakan utang terdukung secara statistikal. Hasil ini memperkuat temuan Crutchley et al. (1999. Pengaruh positif kepemilikan insider terhadap utang dipelajari dari demand dan supply hypothesis. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai oleh insider atau perusahaan tertutup cenderung akan menggunakan utang untuk mendanai perusahaannya. Kepemilikan insider mayoritas akan mempertahankan efektivitas kendali terhadap perusahaan. Supply hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh insider atau perusahaan tertutup memiliki debt agency cost kecil sehingga cenderung menggunakan utang dalam jumlah besar (Kim dan Sorenson, 1986 dalam Crutchley at al., Kepemilikan institusional mempunyai hubungan positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Dengan demikian, hipotesis 3 (H 3 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki hubungan subsitusi dengan kebijakan utang tidak terdukung secara statistikal. Hasil ini bertentangan dengan ide bahwa kepemilikan institusional mensubsitusi kebijakan utang sebagai bagian dalam fenomena trade off antara konflik agensi utang dan konflik agensi ekuitas, sebagaimana yang telah ditemukan Crutchley et al. ( Pembahasan Mekanisme Kebijakan Dividen Hasil estimasi menggunakan persamaan kebijakan dividen, ditemukan kebijakan utang memiliki hubungan kausal negatif dan signifikan dengan kebijakan dividen. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan utang dapat saling mensubsitusi dengan kebijakan dividen dalam menurunkan konflik manager dengan pemilik. Dengan demikian, hipotesis 4 (H 4 yang menyatakan bahwa kebijakan utang memiliki hubungan subsitusi

9 Juni Kartinah 39 dengan kebijakan dividen terdukung secara statistikal. Hasil ini konsisten dengan temuan Jensen (1986, Crutchley et al. (1999. Penggunaan utang dapat menurunkan konflik manager dengan pemilik. Pada saat yang sama, terjadi peningkatan pengendalian oleh debtholder melalui konsekuensi komitmen perusahaan untuk memenuhi kewajiban pokok dan bunga pinjaman dari internal cash flow. Itu mengakibatkan dividen yang dapat dibayarkan menurun. Kepemilikan insider mempunyai pengaruh kausal positif dan signifikan dengan kebijakan dividen. Meskipun ditemukan hubungan negatif pada insider kuadrat dengan dividen namun tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan preferensi insider lebih menyukai pembayaran dividen tinggi. Pendapatan dari dividen kemungkinan akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikannya, sehingga dapat meningkatkan pengendalian-nya terhadap perusahaan. Dengan demikian, hipotesis 5 (H 5 yang menyatakan bahwa kepemilikan insider memiliki hubungan subsitusi dengan kebijakan dividen tidak terdukung secara statistikal. Temuan ini konsisten dengan Kartinah (2006 dan Crutchley et al. (1999 yaitu terjadi hubungan positif kuadratik signifikan kepemilikan insider dengan dividen pada perioda observasi 1993 namun tidak signifikan pada perioda observasi Pada sisi yang berbeda, Tandelilin dan Wilberforce (2002 menemukan hubungan positif dan signifikan insider dengan utang. 4. Pembahasan Mekanisme Kepemilikan Institusional Hasil estimasi menggunakan persamaan kepemilikan institusional terhadap model persamaan pertama dan kedua, ditemukan kebijakan dividen memiliki pengaruh kausal positif dan signifikan terhadap kepemilikan institusional. Kebijakan dividen yang tinggi akan meningkatkan kepemilikan institusional karena pertimbangan stabilitas pendapatan. Hasil ini sesuai prediksi dan berhasil mendukung Crutchley et al. (1999 dan konsisten dengan Kartinah (2006, institusi akan tertarik berinvestasi pada perusahaan yang memberikan dividen tinggi. Dengan demikian, hipotesis 6 (H 6 yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kepemilikan institusional terdukung secara statistikal. 5. Pembahasan Efek Bisnis Keluarga dalam Masalah Agensi Pembahasan efek bisnis keluarga sebagai moderasi dalam hubungan struktur kepemilikan perusahaan dengan kebijakan keuangan, didasarkan pada hasil estimasi model penelitian, seperti tampak pada tabel. Secara keseluruhan ditemukan bisnis keluarga signifikan sebagai variabel moderasi dalam hubungan struktur kepemilikan (kepemilikan insider dan kepemilikan institusional dengan kebijakan keuangan (kebijakan dividen dan utang. Di masukkannya bisnis keluarga sebagai variabel moderasi memberikan efek hasil yang berbeda dengan hasil sebelumnya (Kartinah, Penelitian ini berhasil menemukan efek moderasi (moderating effects signifikan bisnis keluarga memoderasi hubungan kepemilikan insider dengan kebijakan dividen. Hubungan positif kuadratik yang terjadi antara kepemilikan insider dan dividen, mempunyai makna peningkatan kepemilikan insider pada bisnis keluarga akan meningkatkan pembayaran dividen. Selanjutnya dividen yang diterimanya

10 40 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni akan digunakan untuk meningkatkan proporsi kepemilikan insider. Hal demikian dapat berlangsung sampai batas tertentu, karena teorinya setelah melampaui titik tertentu meningkatnya kepemilikan insider dapat menurunkan pembayaran dividen. Semakin terkonsentrasinya kepemilikan, maka cash in flow-nya akan lebih diprioritaskan untuk pertumbuhan dibanding untuk dividen. Hal itu mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga membagikan dividen kecil atau bahkan seringkali tidak membagikan dividen. Meningkatnya koefisien efek interaksi insider_d, hal ini menunjukkan terjadi interaksi positif (positive interaction dan semakin kuat. Dengan demikian, hipotesis 7 (H 7 yang menyatakan bahwa bisnis keluarga dapat memperkuat pengaruh kepemilikan insider terhadap kebijakan dividen terdukung secara statistikal. Koefisien efek interaksi institusional_d positif dan signifikan. Artinya, peningkatan kepemilikan institusional pada bisnis keluarga akan semakin meningkatkan pembayaran dividen. Dividen yang tinggi merupakan kompensasi bagi institusi atas keberhasilan peran pengendalian dan pengawasan dalam menurunkan konflik agensi. Meningkatnya koefisien efek interaksi institusional_d ini menunjukkan interaksi positif (positive interaction dan semakin kuat. Dengan demikian, hipotesis 8 (H 8 yang menyatakan bahwa bisnis keluarga dapat memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen terdukung secara statistikal. Penelitian ini juga berhasil menemukan efek moderasi (moderating effects signifikan bisnis keluarga memoderasi hubungan kepemilikan insider dengan kebijakan utang. Meningkatnya koefisien efek interaksi insider_d-utang, menunjukkan terjadi interaksi positif (positive interaction dan semakin kuat. Dengan demikian, hipotesis 9 (H 9 yang menyatakan bahwa bisnis keluarga dapat memperkuat pengaruh kepemilikan insider terhadap kebijakan utang terdukung secara statistikal. Koefisien efek interaksi institusional_d positif signifikan. Hasil ini mendukung Crutchley et al. (1999 yang menemukan pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang. Semakin tinggi kepemilikan institusional akan meningkatkan penggunaan utang untuk membiayai operasional perusahaan. Hasil ini semakin memperkuat dukungan keunikan struktur kepemilikan perusahaan di Indonesia yang bersifat family controlled firms. Bahwa sebagian besar perusahaan emiten di Indonesia, sebagian besar sahamnya dimiliki oleh institusi bisnis (perseroan terbatas yang seringkali merupakan representasi dari pendiri (founders perusahaan. Pemilik perseroan terbatas (PT ini duduk dalam posisi kunci sebagai dewan direksi atau komisaris perusahaan emiten. Sehingga kepemilikan institusional bukan pihak yang benar-benar netral mengawasi aktivitas managerial sebagaimana yang dilakukan oleh lembaga keuangan dan asuransi, seperti yang terjadi di negara maju. Koefisien variabel efek interaksi institusional_d meningkat dari sebelumnya, hal ini menunjukkan interaksi positif (positive interaction dan semakin kuat. Dengan demikian, hipotesis 10 (H 10 yang menyatakan bahwa bisnis keluarga dapat memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang terdukung secara statistikal.

11 Juni Kartinah 41 SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam bab V, dapat disimpulkan sebagai berikut: Kepemilikan institusional sebagai suatu mekanisme pengawasan yang efektif untuk meminimumkan konflik agensi, terbukti memiliki hubungan saling mensubsitusi dengan kepemilikan insider. Hubungan saling mensubsitusi juga terjadi antara kebijakan utang dan kebijakan dividen. Kepemilikan insider saling berpengaruh positif terhadap kebijakan utang dan kebijakan dividen. Sedangkan kebijakan dividen saling berpengaruh positif terhadap kepemilikan institusional. Tidak ditemukan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang. Kontribusi penelitian ini adalah ditemukannya efek bisnis keluarga dalam mekanisme kebijakan dividend dan kebijakan utang. Fenomena bisnis keluarga memberikan efek penguatan atas hubungan kepemilikan insider dengan kebijakan dividend dan kebijakan utang. Bisnis keluarga juga memberikan efek penguatan atas hubungan kepemilikan institusional dengan kebijakan dividen dan kebijakan utang. Fenomena bisnis keluarga juga ditunjukkan oleh terjadinya hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan kebijakan utang. Hasil ini semakin memperkuat dukungan keunikan struktur kepemilikan perusahaan di Indonesia yang bersifat family controlled firms. DAFTAR PUSTAKA Bathala, T.C., Moon, K..P., dan Rao, R.P., 1994, Managerial Ownership, Debt, Policy, and the Impact of Institutional Holdings: An Agency Perspective, Financial Management, Autum 94, 23, Chrisman, J.J., Chua, J.H., Litz, R.A., 2004, Comparing the Agency Cost of Family and Non- Family Firms: Conceptual Issues and Exploratory Evidence, Entrepreneurship Theory and Practice, pp Cruthley, C.E., Jensen, M.R.H., Jahera, J.S., and Raymond, J.E., 1999, Agency problem and the Simultaneity of Financial Decision making the Role of Institusional Ownership, International review of Financial Analysis, 8, Crutchley, C.E. and Hansen, R.S., 1989, A Test the Agency Theory of Management Ownership Corporate leverage, and Corporate Dividens, Financial Management,18, Friend, I. dan Lang, L.H.P., 1988, An Empirical Test of the Impact of Managerial Self-Interest on Corporate Capital Structure, The Journal of Finance 43, Jensen, G.R., Solberg, D.P., & Zorn, 1992, Simultaneous Determinant of insider Ownership, Debt and Dividend Policies. Journal of Financial and Quantitative Anayisis, Jensen, Michael C., 1986, Agency cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers AEA Papers and Proceedings, Vol.76 No. 3, pp Jensen, M. And W.H. Macling, 1976, Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and

12 42 Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni Ownership Structure, Journal of Financial Economics, 3, Kartinah, 2006, Simultanitas Antara Kepemilikan Insider, Kebijakan Utang, Kebijakan Deviden, dan Kepemilikan Institusional, Serta Efek Bisnis Keluarga dalam Masalah Agensi Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada Jogyakarta. Lang, Larry H.P., Stulz, R.M., Walkling, R.A., 1991, A Test of The Free Cash Flow Hypothesis: The Case of Bidder Returns Journal of Financial Economics, 29. pp Magginson, W.L., 1997, Capital Structure Theory, Corporate Finance Theory, Addison-Wesley Morck, Randall and Yeung, Bernard 2003, Agency Problems in Large Family Business Groups, Entrepreneurship Theory and Practice, pp Tandelilin, E., Wilberforce, T., 2002, Can Debt And Divedend Policies Substitute insider Ownership In Controllingg Equity Agency Conflict?, Gadjah Mada International Journal Of Business, Vol. 4. No. 1. pp Zikmund, William G., 2003, Business Research Methods, 7 th edition, Thomson, South-Western.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan maka simpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Debt ratio mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan manajemen perusahaan seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak. Konflik yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan dan kebijakan yang tercermin dalam harga saham dipasar

Lebih terperinci

Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai. Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang

Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai. Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang 160 Vol. I, No. 2, 2010, 160-168 Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai Mekanisme Pengendalian Konflik Agensi: Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang Memiliki Controlling Shareholders Perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA STEFANIE SUZANE fanny_suzanne@yahoo.com ABSTRAK Sebagian besar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Akan tetapi, di

Lebih terperinci

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Supriyono 1) dan Dian Wismar ein 2) 1,2 Universitas Muria Kudus E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dimana persaingan bisnis ini semakin ketat sehingga perusahaan-perusahaan yang ada harus semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan kadang tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency 1 BAB I PENDAHULUAN Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN DI BEI Hikmah Endraswati STAIN Salatiga Abstract The objective

Lebih terperinci

BABHI METODE PENELITIAN. adaiah fokus utama penelitian ini, terdiri dari kepemilikan manajerial,

BABHI METODE PENELITIAN. adaiah fokus utama penelitian ini, terdiri dari kepemilikan manajerial, BABHI METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel endogen atau variabel tergantung (dependent) dan variabel eksogen yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Kebijakan Utang Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia dalam rangka untuk membangun sistem perekonomian yang baik adalah perusahaan. Semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

Keyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit.

Keyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit. 3 ANALISIS PERSAMAAN SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG DAN DIVIDEN DALAM PERILAKU OPORTUNISTIK MANAGERIAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Para pemegang saham (investor) akan sangat membutuhkan jasa manajer sebagai pengambil keputusan ketika mereka tidak memiliki hak suara terhadap suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. Perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran. pemegang saham seringkali mengalami hambatan.

BAB 1 PENGANTAR. Perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran. pemegang saham seringkali mengalami hambatan. BAB 1 PENGANTAR Perusahaan yang mempunyai tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham seringkali mengalami hambatan. Hambatan-hambatan pencapaian tujuan ini disebabkan oleh faktor-faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap leverage artinya arus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu perusahaan menggunakan

Lebih terperinci

SIMULTANITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UTANG

SIMULTANITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UTANG SIMULTANITAS STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UTANG Krisna Mutiara Wati Krisna@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study is to examine the simultaneity of four financial variable, i.e. institutional

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 41 5.1. Kesimpulan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab 4, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Blockholder ownership berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIJAKAN HUTANG, INSIDER OWNERSHIP DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA

HUBUNGAN KEBIJAKAN HUTANG, INSIDER OWNERSHIP DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA HUBUNGAN KEBIJAKAN HUTANG, INSIDER OWNERSHIP DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA D. Agus Harjito Nurfauziah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia E-mail:

Lebih terperinci

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perbedaan kepentingan antara pemilik, karyawan dan manajer suatu perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut sebagai agency problem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN DALAM MENGURANGI KONFLIK KEAGENAN DI INDONESIA

HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN DALAM MENGURANGI KONFLIK KEAGENAN DI INDONESIA Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.1 Januari 2014, hlm. 29 39 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014 http://jurkubank.wordpress.com HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PENGARUH FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN (Studi pada Industri Manufaktur yang listed di BEI tahun 2010 2013) OLEH: NATHANIA TEDJOTJAHJONO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep manajerial pada perusahaan publik memiliki tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham dan Gapenski, 1996, dalam Wahidahwati,

Lebih terperinci

KONFLIK KEAGENAN: HUBUNGAN SIMULTAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

KONFLIK KEAGENAN: HUBUNGAN SIMULTAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.19, No.1 Januari 2015, hlm. 67 75 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014 http://jurkubank.wordpress.com KONFLIK KEAGENAN: HUBUNGAN SIMULTAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan

Lebih terperinci

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Karena itu diharapkan manajer yang diangkat oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer memiliki peran utama untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Hal ini dilakukan juga untuk semakin meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Agency Theory Agency theory merupakan teori yang mengatur hubungan antara pemegang saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Free Cash Flow (Aliran kas Bebas) Arti sederhana dari free cash flow atau arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN AGENSI DAN KINERJA PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA

HUBUNGAN AGENSI DAN KINERJA PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA HUBUNGAN AGENSI DAN KINERJA PADA PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA Vol 17 No 2, Juli 2013 Hal: 170-186 D. Agus Harjito Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2009-2011 Affectings Factors On Debt Policy In Manufacturing Company In The Period 2009-2011 Feliks Leonard, Nurhayati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan masing-masing dalam perusahaan. Bila keputusan manajemen merugikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia akan memberikan pengaruh positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia akan memberikan pengaruh positif terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri otomotif di Indonesia dewasa ini meningkat pesat. Banyaknya mobil-mobil baru dengan harga jual yang cukup terjangkau membuat peredaran

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF AGENCY THEORY

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF AGENCY THEORY Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.2 Mei 2009, hal. 249 259 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 KEUANGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF

Lebih terperinci

OLEH: ARIEF HANSON WIDJAJA

OLEH: ARIEF HANSON WIDJAJA ANALISIS HUBUNGAN INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF KEAGENAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007 OLEH: ARIEF HANSON WIDJAJA

Lebih terperinci

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer disebabkan

Lebih terperinci

(independent). Terdapat masalah endogenity dalam penelitian ini yaitu variabel

(independent). Terdapat masalah endogenity dalam penelitian ini yaitu variabel BAB HI METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel endogen atau variabel tergantung (dependent) dan variabel eksogen yaitu variabel

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan go public sering terjadi masalah keagenan yang ditunjukkan dari adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham. Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul antara prinsipal (atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen

BAB I PENDAHULUAN. timbul antara prinsipal (atau Equity Ownership of Outside Blockholders) dan agen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keagenan (Agency Problem) dapat timbul jika manajer suatu perusahaan memiliki kurang dari 100 persen saham biasa perusahaan tersebut. Definisi masalah keagenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate BAB I PENDAHULUAN Bab Iberisi penjelasan latar belakang penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate governance, dan agency cost. Selanjutnya, dalam bab ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Governance (CG) banyak menjadi bahasan utama berbagai perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak berbagai penelitian yang diharapkan oleh peneliti tidak lepas dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham, dengan pembagian dividen atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada

Lebih terperinci

EFEK WAKTU PASAR DAN KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP STRUKTUR MODAL. Winston Pontoh (

EFEK WAKTU PASAR DAN KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP STRUKTUR MODAL. Winston Pontoh ( EFEK WAKTU PASAR DAN KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP STRUKTUR MODAL Winston Pontoh (Email : winston_pontoh@yahoo.com) Abstract The capital structure policy by an entity is still a question specially in the

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI KEPEMILIKAN MANAJERIAL DENGAN TEHNIK ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI KEPEMILIKAN MANAJERIAL DENGAN TEHNIK ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI KEPEMILIKAN MANAJERIAL DENGAN TEHNIK ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. Meliza Silvy, S.E., M.Si. STIE Perbanas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013)

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.1 (2013) PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA BADAN USAHA SEKTOR NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA PERIODE 2007-2011 LISA OCTAVIANI Manajemen/

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, enam hipotesis dapat diterima atau terpenuhi. Beberapa simpulan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAGERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKN HUTANG DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL DEVIDEN DAN ASSET PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis data serta pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya perusahaan

Lebih terperinci

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN LEVERAGE MELALUI PENDEKATAN KESEMPATAN BERTUMBUH DAN RISIKO PERUSAHAAN

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN LEVERAGE MELALUI PENDEKATAN KESEMPATAN BERTUMBUH DAN RISIKO PERUSAHAAN Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.17, No.3 September 2013, hlm. 353 361 Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010 http://jurkubank.wordpress.com KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN PERSETUJUAN.. ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN iii. PERNYATAAN PUBLIKASI.. iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN PERSETUJUAN.. ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN iii. PERNYATAAN PUBLIKASI.. iv. KATA PENGANTAR... ABSTRAK Kebijakan utang merupakan salah satu jenis kebijakan perusahaan yang berlaku secara universal untuk semua industri termasuk industri pertambangan dan pertanian. Selama tahun 2006 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu 8 II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia) Oleh: Sri Retno Handayani 1), Intan Shaferi 2) 1), 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pengelolaan perusahaan Pemisahan ini sejalan dengan teori

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pengelolaan perusahaan Pemisahan ini sejalan dengan teori BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian modern menekankan pemisahan kepemilikan perusahaan dari manajemen dan pengelolaan perusahaan Pemisahan ini sejalan dengan teori keagenan (agency theory) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang diperoleh dari perusahan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen ini dapat menjadi pusat perhatian, khususnya bagi pemegang saham yang telah menanamkan dananya diperusahaan tersebut dikarenakan adanya penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat diberikan rekomendasi yang berupa saran praktis dan akademis:

5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat diberikan rekomendasi yang berupa saran praktis dan akademis: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan penting adalah sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan

Lebih terperinci

SINERGI Vol. 9 No. 2, JUNI 2007: lain adalah dapat memberikan informasi mengenai hubungan interpendensi variabel kepemilikan manajerial, risik

SINERGI Vol. 9 No. 2, JUNI 2007: lain adalah dapat memberikan informasi mengenai hubungan interpendensi variabel kepemilikan manajerial, risik ISSN 1410-9018 SINERGI KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN Vol. 9 No. 2, Juni 2007 Hal. 157-166 ANALISIS HUBUNGAN SIMULTAN ANTARA KEPEMILIKAN MANAJERIAL, RISIKO, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM MASALAH

Lebih terperinci

Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1

Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 PENGARUH BIAYA AGENSI, RISIKO SISTIMATIK DAN PELUANG INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang ketidakrelevanan kebijakan hutang dan ketidakrelevanan kebijakan dividen, para peneliti ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG M. SYAFIUDIN HIDAYAT Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan berdasarkan purposive sampling method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan berdasarkan purposive sampling method yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 113 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data, hipotesis yang telah disusun dan diuji serta pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan pengaruh Tarif

Lebih terperinci

Determinan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun dalam Perpektif Agency Theory

Determinan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun dalam Perpektif Agency Theory Determinan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2010 dalam Perpektif Agency Theory TESIS Oleh: ISHAK JEFFRY SETIAWAN, ST (8122410018) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, masalah yang sering dihadapi adalah penentuan harga di pasar perdana UKDW

BAB I PENDAHULUAN. modal, masalah yang sering dihadapi adalah penentuan harga di pasar perdana UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat perusahaan pertama kali melakukan penawaran sahamnya ke pasar modal, masalah yang sering dihadapi adalah penentuan harga di pasar perdana tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di era modern ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan menjadi sangat ketat. Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan penting,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL DAN EFEK WAKTU PASAR. Winston Pontoh (

KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL DAN EFEK WAKTU PASAR. Winston Pontoh ( KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL DAN EFEK WAKTU PASAR Winston Pontoh (Email : winston_pontoh@yahoo.com) Abstract The capital structure policy of each entities often related with two main theories which are trade

Lebih terperinci