Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai. Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai. Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang"

Transkripsi

1 160 Vol. I, No. 2, 2010, Kebijakan Dividen dan Kebijakan Utang Sebagai Mekanisme Pengendalian Konflik Agensi: Perbandingan Kinerja Antara Perusahaan yang Memiliki Controlling Shareholders Perusahaan Asing dan Nasional Kartinah Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta Abstraksi Penelitian ini membandingkan kebijakan utang (Debt-Equity Ratio) dan kebijakan dividen (sebagai proksi dari corporate governance) terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE). Perbandingan dilakukan antara perusahaan yang memiliki controlling shareholders perusahaan asing dan nasional. Menggunakan teknik poling data terhadap perusahaan manufaktur dan jasa non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama perioda tahun 2003 sampai tahun Diperoleh sebanyak 142 perusahaan sampel yang memenuhi syarat untuk diobservasi, yang terdiri dari 92 perusahaan yang controlling shareholdernya perusahaan asing dan 50 perusahaan yang controlling shareholder-nya perusahaan nasional. Estimasi menggunakan analisis regresi berganda dan uji beda rerata sampel independen. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan tingkat penggunaan utang antara perusahaan asing dan nasional. Tetapi ditemukan adanya perbedaan pengaruh level penggunaan utang terhadap kinerja perusahaan asing dan nasional. Lebih lanjut, tidak ada dukungan statistikal terhadap perbedaan abnormal return yang diakibatkan oleh pengumuman dividen antara perusahaan asing dan nasional. Penelitian ini juga tidak menemukan adanya perbedaan kinerja diantara kedua kelompok perusahaan tersebut. Kata kunci: Uji Beda, Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Abnormal Return, Kinerja Perusahaan, Corporate Governance, Konflik Agensi. LATAR BELAKANG Penyerahan pengelolaan perusahaan dari pemilik kepada profesional yang dikelompokkan sebagai manajer yang bertindak sebagai agen (agent) lazim dilakukan oleh korporasi moderen. Manajer yang diangkat oleh pemegang saham diharapkan akan bertindak yang terbaik bagi pemegang saham dengan memaksimumkan nilai perusahaan, sehingga kemakmuran pemegang saham dapat tercapai. Namun realita yang ditemui adalah bahwa manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya. Dalam praktek, bahkan terdapat banyak manajer yang cenderung tidak memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melainkan lebih meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Keputusan-keputusan yang diambil cenderung lebih untuk menjamin keuntungan manajer sendiri seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan keamanan pekerjaannya, meningkatkan kesempatan jabatan, status, dan gaji. Disharmoni semacam ini akan mengakibatkan munculnya masalah agensi (agency problem), yang akan berlanjut menjadi konflik agensi (agency conflict). Keputusan-keputusan yang menyangkut kebijakan pendanaan perusahaan maupun kebijakan dividen seringkali merupakan faktor pemicu timbulnya konflik agensi. Mengacu pada hal itu maka pengendalian konflik agensi yang terjadi sudah seharusnya dimulai dengan kebijakan utang dan kebijakan dividen itu sendiri.

2 Kartinah 161 Penggunaan utang merupakan salah satu mekanisme untuk mengendalikan konflik agensi antara manajer dan shareholders (Agrawal dan Knoeber, 1996). Tetapi penggunaan utang dalam jumlah besar akan menimbulkan konflik baru antara manajer, pemegang saham dan kriditur. Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi kos agensi. Hal ini terjadi karena dividend payout ratio (DPR) yang besar menyebabkan rasio laba ditahan menjadi kecil dan perusahaan menambah dana dari sumber eksternal. Penambahan dana menyebabkan kinerja manajer dimonitor oleh bursa, komisi sekuritas, dan penyedia dana baru. Pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi kos agensi (Cruthley dan Hansen, 1989). Pendapat senada juga telah dikemukakan oleh Rozeft (1982) dan Easterbrook (1984) masih dalam Crutchley et al. (1999) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat menurunkan kos agensi, karena kebijakan ini dapat memaksa managemen lebih sering masuk ke dalam equity market. Konsekuensi lebih lanjut, perusahaan akan diawasi oleh underwriters. Penggunaan kebijakan utang diharapkan dapat mengurangi konflik agensi. Instrumen ini dapat mengikat perusahaan dalam sebuah kontrak dengan debtholder. Di sini perusahaan dibebani kewajiban untuk melakukan pembayaran bunga dan angsuran pokok. Penambahan utang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi kos agensi ekuitas (Cruthley dan Hensen, 1989). Pendapat ini mendukung temuan Friend dan Lang (1988) dalam Crutchley et al. (1999), bahwa keputusan menaikkan utang akan konsisten terhadap penurunan kos agensi. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Kartinah (2006) dengan modifikasi yang dimotivasi oleh penelitian Claessens at al. (2000), Husnan (2001), dan Chrisman at al. (2004), Perbedaan pokok penelitian ini dari penelitian sebelumnya ialah, bahwa pada penelitian ini kebijakan dividen digunakan sebagai indikator dan sekaligus sebagai mekanisme pengendalian konflik agensi antara controlling shareholders dan minority shareholders. Selanjutnya kebijakan utang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) akan dipakai sebagai indikator dan sekaligus sebagai mekanisme pengendalian konflik agensi antara perusahaan dan kreditur. Dan untuk menyelidiki apakah terdapat perbedaan dalam hal penggunaan sistem corporate governance, maka pada penelitian ini juga akan dibandingkan kebijakan utang, kebijakan dividen, dan kinerja perusahaan antara perusahaan asing dan perusahaan yang controlling shareholders-nya perusahaan nasional dalam sektor industri yang sama. Sedangkan penelitian sebelumnya (Kartinah, 2006) menguji hubungan subsitusi antara kepemilikan insider, kebijakan utang, kebijakan dividen, dan kepemilikan institusional, serta efek bisnis keluarga dalam hubungan struktur kepemilikan dengan kebijakan dividen. HIPOTESIS Serangkaian hipotesis sebagai jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Level utang pada kondisi perusahaan yang controlling shareholders-nya adalah perusahaan asing lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang controlling shareholders-nya perusahaan nasional. H2: Terdapat perbedaan pengaruh level penggunaan utang terhadap kinerja perusahaan antara kelompok perusahaan yang controlling shareholders-nyn adalah perusahaan asing dan nasional. H3: Terdapat abnormal returns yang lebih besar dari pengumuman dividen yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki controlling shareholders-nya adalah perusahaan nasional daripada perusahaan asing. H4: Kinerja pada perusahaan yang controlling shareholders-nya adalah perusahaan asing lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang controlling shareholders-nya adalah perusahaan nasional.

3 162 METODA PENELITIAN Data dan Sampel Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda tahun Data yang dibutuhkan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Pusat Data Bisnis dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan anggota sampel berdasarkan kriteria tertentu (Zikmund, William G., 2003). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel meliputi perusahaan yang pemegang saham mayoritasnya adalah perusahaan asing. Sebagai perusahaan pembanding adalah perusahaan-perusahaan yang pemegang saham mayoritasnya adalah perusahaan nasional dalam industri yang sama. Memiliki laporan keuangan selama periode pengamatan dan dipublikasikan dalam ICMD, memiliki informasi tentang utang (DER), Return On Equity (ROE), dan mengumumkan dividen naik/turun. Pengumpulan data dilakukan secara pooling data (time series dan cross section). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Kinerja Perusahaan NetIncomeAvailableToCommonstockholder ROE = CommonEquity Debt-Equity Ratio (DER) TotalDebt DER = TotalEquity Variabel Kebijakan Dividen Pengujian menggunakan metode event study untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman perubahan dividen yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return (AR) yang muncul yang menandakan adanya perubahan harga dari sekuritas atau saham dari perusahaan yang melakukan pengumuman. Abnormal return merupakan selisih dari return yang sebenamya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return). Menggunakan market model untuk mengestimasi expected return. HASIL ESTIMASI Statistik deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Kebijakan Utang dan Kinerja Perusahaan N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi Semua - ROE , , , , DER 142 0, ,3620 1,4426 1,774 Nasional - ROE 92-19, , , , DER 92 0, ,3620 1,4317 1,6128 Asing - ROE , , , , DER 50 0, ,1032 1,4627 2,0567

4 Kartinah 163 Hasil Uji Beda Penggunaan Utang Menggunakan uji beda rerata sampel independen, sebagaimana ditampilkan dalam tabel 2 menunjukkan bahwa meskipun ada indikasi rerata DER perusahaan asing lebih besar dari rerata DER perusahaan nasional, akan tetapi tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa: Level utang pada kondisi perusahaan yang controlling shareholders-nya adalah perusahaan asing lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan nasional tidak terdukung secara statistikal. Hasil Uji Pengaruh Level Utang Terhadap Kinerja Perusahaan Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh level penggunaan utang terhadap stabilitas kinerja perusahaan antara kelompok perusahaan yang controlling shareholdersnyn adalah perusahaan asing dan nasional, dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik regresi berganda terhadap model ekonometri: ROE. i = a 1 + a 2Di + b1( DERi ) + b 2 ( Di DERi ) + e Pengujian dilakukan dengan mengelompokkan level penggunaan DER berdasarkan intuitif (Husnan, 2001), sebagai berikut: level DER 0%-50%, 50%-100%, 100%-300%, dan penggunaan DER diatas 300%. it Tabel 2 Uji Beda Rerata DER Kelompok Rerata Deviasi Standar T hitung Sig Keterangan perusahaan - Nasional 1,4317 1,6128-0,099 0,921 tidak signifikan - Asing 1,4627 2,0567 Tabel 3 Ringkasan Statistik Regresi Perbedaan Pengaruh Penggunaan Level DER Terhadap ROE Bagi Perusahaan Asing dan Nasional DER Koefisien DER*dummy T hitung Sig Keterangan 0% DER 50% -50,180-1,630 0,114 Tidak signifikan 50% < DER 100% 85,748 1,783 0,082 Signifikan pada 10% 100% < DER 300% 6,231 0,689 0,494 Tidak signifikan DER > 300% -25,502-5,030 0,001 Signifikan pada 1%

5 164 Hasil uji terhadap model regresi berganda, sebagaimana disajikan dalam tabel 3, memberikan dukungan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Terdapat perbedaan pengaruh level penggunaan utang terhadap kinerja perusahaan antara kelompok perusahaan yang controlling shareholders-nya asing dengan perusahaan yang controlling shareholder-nya nasional terdukung secara statistikal. Bahwa pada perusahaan yang controlling shareholders-nya asing, penggunaan utang pada level tertentu (50% < DER 100%) ini akan meningkatkan kinerja perusahaan (ROE), sedangkan pada nasional, penggunaan utang pada level ini akan menurunkan kinerja perusahaan. Pengaruh yang berbeda ditemukan pada level utang diatas 300%. Yakni, pada asing, penggunaan utang pada level ini akan menurunkan kinerja perusahaan (ROE), sedangkan pada perusahaan yang controlling shareholders-nya nasional, penggunaan utang pada level ini justru akan meningkatkan kinerja perusahaan (ROE). Temuan ini memberikan dukungan terhadap penelitian sebelumnya, bahwa perusahaan nasional cenderung menggunakan utang yang lebih tinggi dibanding penggunaan utang perusahaan asing. Hasil Uji Kebijakan Dividen Tabel 4 menyajikan hasil uji abnormal return yang terjadi diseputaran peristiwa pengumuman dividen naik, yakni lima hari sebelum peristiwa pengumuman dan lima hari setelah peristiwa pengumuman, terjadi abnormal return signifikan positif pada t-2 dan abnormal return signifikan negatif pada t0 dan t+3 yakni pada perusahaan yang saham pengendalinya perusahaan asing. Reaksi investor positif merupakan sinyal kepercayaan pada kemampuan pengendali (mayority shareholders asing) dapat memotivasi peningkatan kinerja perusahaan (good corpotate governance). Hal ini sesuai dengan rent extraction hypothesis (Gugler dan Yurtoglu, 2000), yaitu bahwa pemberian dividen merupakn sinyal bahwa large shareholders tidak memiliki keinginan untuk melakukan eksploitasi terhadap pemegang saham minoritas. Hal senada dinyatakan dalam cash flow hypothesis, bahwa nilai perusahaan akan meningkat apabila manajer membayar kelebihan cash flow sebagai dividen sehingga mengurangi kesempatan untuk melakukan investasi pada proyek-proyek yang memiliki NPV negatif. Sinyal peningkatan dividen ini pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap pemegang saham yang tercermin pada naiknya harga saham. Abnormal return negatif yang terjadi pada peristiwa pengumumam dividen naik pada perusahaan yang saham pengendalinya asing, menunjukan reaksi pasar negatif. Artinya, temuan ini mengindikasikan bahwa konflik agensi justru terjadi pada perusahaan yang dikendalikan oleh asing. Hal ini menandakan masih terjadi masalah corporate Governance. Disisi lain, pengamatan terhadap perusahaan nasional, meskipun terdapat indikasi abnormal return, namun tidak signifikan. Pengamatan pada perioda peristiwa pengumuman dividen turun, terjadi abnormal return signifikan pada perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan nasional, dan terjadi pada saat hari pengumuman (t0) dan satu hari setelah hari pengumuman (t+1). Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa pengumuman penurunan dividen langsung direspon negatif oleh pasar. Reaksi negatif pasar ini sesuai dengan rent extraction hypothesis (Gugler dan Yurtoglu, 2000), yang menyatakan bahwa penurunan dividen merupakan sinyal meningkatnya eksploitasi dengan memberikan vasilitas berlebih, atau keleluasaan terhadap owner-manager untuk melakukan investasi yang tidak produktif. Namun demikian, hasil uji beda rerata abnormal return terhadap perusahaan asing dan nasional menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return antara perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan asing dan nasional, sebagaimana ditampilkan pada tabel 6. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa: Terdapat abnormal returns yang lebih besar dari pengumuman dividen yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki controlling shareholders-nya perusahaan nasional daripada perusahaan asing tidak terdukung secara statistikal.

6 Kartinah 165 Hari ke Tabel 4 Signifikansi Abnormal Return Dividen Naik Selama Periode Peristiwa pada Kelompok Perusahaan Asing dan Nasional Perusahaan Asing Perusahaan Nasional AART Sig Keterangan AART Sig Keterangan t-5-0,0047 0,494 Tidak signifikan -0,034 0,441 Tidak signifikan t-4 0,0180 0,192 Tidak signifikan -0,0121 0,225 Tidak signifikan t-3 0,0063 0,514 Tidak signifikan -0,0032 0,366 Tidak signifikan t-2 0,0083 0,049 Signifikan 5% -0,0000 0,992 Tidak signifikan t-1-0,0092 0,342 Tidak signifikan 0,0114 0,367 Tidak signifikan t0-0,0109 0,078 Signifikan 10% -0,0468 0,304 Tidak signifikan t+1 0,0201 0,262 Tidak signifikan 0,0011 0,694 Tidak signifikan t+2-0,0052 0,430 Tidak signifikan -0,0042 0,291 Tidak signifikan t+3-0,0182 0,072 Signifikan 10% 0,0007 0,830 Tidak signifikan t+4-0,0021 0,618 Tidak signifikan -0,0023 0,446 Tidak signifikan t+5-0,0738 0,365 Tidak signifikan -0,0387 0,372 Tidak signifikan Hari ke Tabel 5 Signifikansi Abnormal Return Dividen Turun Selama Periode Peristiwa pada Kelompok Perusahaan Asing dan Nasional Perusahaan Asing Perusahaan Nasional AART Sig Keterangan AART Sig Keterangan t-5-0,0095 0,124 Tidak signifikan -0,0063 0,334 Tidak signifikan t-4 0,005 0,637 Tidak signifikan -0,0035 0,541 Tidak signifikan t-3-0,0285 0,372 Tidak signifikan 0, Tidak signifikan t-2-0,0019 0,642 Tidak signifikan 0,0031 0,605 Tidak signifikan t-1-0, Tidak signifikan 0,0058 0,513 Tidak signifikan t0-0,0092 0,276 Tidak signifikan -0,0163 0,063 Signifikan 10% t+1-0,0032 0,306 Tidak signifikan -0,0093 0,086 Signifikan 10% t+2-0,0038 0,446 Tidak signifikan -0,0025 0,675 Tidak signifikan t+3-0,0030 0,400 Tidak signifikan -0,0151 0,105 Tidak signifikan t+4-0,0019 0,663 Tidak signifikan -0,0556 0,338 Tidak signifikan t+5-0,0076 0,195 Tidak signifikan 0,0015 0,844 Tidak signifikan

7 166 Tabel 6 Uji Beda Rerata Abnormal Return (AR) antara Perusahaan Asing dan Nasional Dividen Naik Turun Kelompok perusahaan Ratarata Deviasi Standar - Nasional -0,012 0,033 - Asing -0,006 0,028 - Nasional -0,009 0,022 - Asing -0,012 0,028 t hitung Sig Keterangan -0,479 0,635 tidak signifikan 0,413 0,683 tidak signifikan Uji Beda Kinerja Antara Perusahaan Asing dan Nasional Uji beda dilakukan terhadap Return On Equity (ROE) yang diproksikan sebagai kinerja perusahaan asing dan nasional. Hasil uji seperti ditampilkan pada tabel 7. Menunjukkan bahwa kinerja kedua kelompok tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Meskipun terdapat indikasi bahwa kinerja perusahaan asing lebih besar (nilai rerata ROA sebesar 15,7528) dibanding kinerja perusahaan nasional (nilai rerata ROA sebesar 11,0555) namun tidak signifikan. Kinerja perusahaan asing tidak lebih baik dari perusahaan nasional, mungkin dikarenakan pengaruh konflik agensi dan masih buruknya corporate governance di Indonesia. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja pada perusahaan yang controlling shareholders-nya perusahaan asing lebih baik dibandingkan dengan perusahaan nasional tidak terdukung secara statistikal. Kurniawan dan Indriantoro (2000) dalam Arifin dan Nina Rachmawati (2006) menunjukkan beberapa indikasi buruknya praktek corporate governance di Indonesia yaitu: (1) Struktur kepemilikan yang masih didominasi keluarga sehingga perlindungan terhadap investor kecil lemah, (2) Fungsi dewan komisaris dalam membawa aspirasi/kepentingan pemegang saham non-mayoritas juga masih lemah, (3) Belum adanya kewajiban membentuk audit committee sehingga informasi keuangan yang disampaikan diragukan kualitasnya, (4) Praktek fair business yang masih lemah, (5) Transparansi dan disclosure yang masih rendah, (6) Praktek manajemen risiko yang belum baik, dan (7) Perlindungan terhadap kreditur yang masih lemah. Lebih lanjut, Penelitian oleh komunitas internasional seperti Pricewaterhouse Coopers dan CLSA menempatkan Indonesia pada urutan rating bagian bawah terkait dengan implementasi corporate governance (Daniri, 2005 masih dalam Arifin dan Nina (2006), Tabel 7 Uji Beda Rerata ROE antara Perusahaan Asing dan Nasional Kelompok Rata-rata Deviasi Standar T hitung Sig Keterangan perusahaan - Nasional 11, ,8082-1,173 0,243 tidak signifikan - Asing 15, ,0170

8 Kartinah 167 SIMPULAN Hasil estimasi dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Tidak terdapat perbedaan signifikan penggunaan utang antara kelompok perusahaan asing dengan perusahaan yang controlling shareholders-nya nasional. Ditemukan terdapat perbedaan pengaruh signifikan level penggunaan utang terhadap kinerja perusahaan. Temuan ini memperkuat bukti bahwa perusahaan nasional menggunakan level utang lebih besar dibandingkan perusahaan asing. Meskipun abnormal return signifikan terjadi pada peristiwa pengumuman dividen naik bagi perusahaan asing, dan pada peristiwa pengumuman dividen turun bagi perusahaan nasional, namun secara statistikal tidak ditemukan adanya perbedaan abnormal return antara kedua kelompok perusahaan tersebut. Tidak ditemukan adanya perbedaan kinerja antara perusahaan yang controlling shareholders-nya perusahaan asing dan nasional. DAFTAR PUSTAKA Agrawal, Anub, and Knoeber, CR., 1996, Firm Performance and Mechanisms to Control Agency Problem Between Managers and Shareholders, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol 31, no 3, Arifin, Zainal dan Nina Rachmawati, 2006, Pengaruh Corporate Governance Terhadap Efektifitas Mekanisme Pengurang Masalah Agensi, Jurnal Siasat Bisnis, Vol 11, No 3, Brigham, Eugene F., Daves, Phillip R., 2004, Intermediate Financial Management, 8 th ed., The Dryen Press, Orlando. Claessens, S., Djankov, S., Lang, L.H.P., 2000, The Separation Of Ownership And Control In East Asian Corporations, Journal Of Financial Economics, 58, pp Crutchley, C.E. and Hansen, R.S., 1989, A Test the Agency Theory of Management Ownership Corporate leverage, and Corporate Dividens, Financial Management,18, pp Cruthley, C.E., Jensen, M.R.H., Jahera, J.S., and Raymond, J.E., 1999, Agency problem and the Simultaneity of Financial Decision Making The Role of Institusional Ownership, International Review Of Financial Analysis, 8, Easterbrook, Frank H., 1984, Two Agency- Cost Explanations of Dividends The American Economic Review, Vol. 74 No. 4, pp Friend, I. and Lang, L.H.P., 1988, An Empirical Test of the Impact of Managerial Self-Interest on Corporate Capital Structure, the Journal of Finance 43, pp Gugler, K & Yurtoglu, B., 2000, Corporate Governance and Dividend Pay-out Policy in Germany, Working Paper Departement of Economics Univercity Of Vienna, pp Husnan, Suad, 2001, Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan Dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, I, No I, pp1-12

9 168 Jogiyanto H.M., 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 3, BPFE, Jogyakarta. Kartinah, 2006, Simultanitas Antara Kepemilikan Insider, Kebijakan Utang, Kebijakan Deviden, dan Kepemilikan Institusional, Serta Efek Bisnis Keluarga dalam Masalah Agensi Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada Jogyakarta. Shleifer, A. & R.W. Vishny, 1986, Large Shareholders and Corporate Control, The Journal of Political Economy 94, Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Zikmund, William G., 2003, Business Research Methods, 7 th edition, Thomson, South-Western.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 41 5.1. Kesimpulan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab 4, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Blockholder ownership berpengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan dan kebijakan yang tercermin dalam harga saham dipasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency 1 BAB I PENDAHULUAN Teori keagenan menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan kadang tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. efektifitas dan efisiensi suatu organisasi / perusahaan dalam rangka mencapai visi

BAB V PENUTUP. efektifitas dan efisiensi suatu organisasi / perusahaan dalam rangka mencapai visi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kinerja keuangan dapat digambarkan sebagai kondisi perusahaan yang memiliki posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai perusahaan dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tulang punggung perekonomian di Indonesia dalam rangka untuk membangun sistem perekonomian yang baik adalah perusahaan. Semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

Lebih terperinci

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN RISIKO OPERASIONAL DAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI MEDIASI PENGARUH KEPEMILIKAN SAHAM MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Supriyono 1) dan Dian Wismar ein 2) 1,2 Universitas Muria Kudus E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Akan tetapi, di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji, apakah Growth, Firm Size, Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis di era modern ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan menjadi sangat ketat. Manajemen perusahaan harus mampu membuat keputusan penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap leverage artinya arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya yaitu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Tujuan utama seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dimana persaingan bisnis ini semakin ketat sehingga perusahaan-perusahaan yang ada harus semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan usaha sangat bergantung sekali dengan pendanaan. Pendanaan sangatlah penting dibutuhkan dalam membangun dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Insider Ownership merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. Seringkali

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis data serta pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS

EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS Juni Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kartinah 31 Vol. 2, No. 1, Juni 2011, 31-42 EFEK BISNIS KELUARGA DALAM MASALAH AGENSI, SEBUAH ANALISIS SIMULTANITAS Kartinah Universitas Janabadra Yogyakarta Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Para pemegang saham (investor) akan sangat membutuhkan jasa manajer sebagai pengambil keputusan ketika mereka tidak memiliki hak suara terhadap suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Kebijakan Utang Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep manajerial pada perusahaan publik memiliki tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham dan Gapenski, 1996, dalam Wahidahwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya

BAB І PENDAHULUAN. Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya 1 BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan Perusahaan lazimnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya sebab, semakin tinggi harga saham berarti semakin memakmurkan pemilik saham karena harga pasar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan maka simpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Debt ratio mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor mempunyai tujuan yang utama dalam menanamkan dananya di suatu perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau untuk memperoleh tingkat pengembalian investasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2009 2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer memiliki peran utama untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Hal ini dilakukan juga untuk semakin meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN HUTANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN DI BEI Hikmah Endraswati STAIN Salatiga Abstract The objective

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat diberikan rekomendasi yang berupa saran praktis dan akademis:

5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan dapat diberikan rekomendasi yang berupa saran praktis dan akademis: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan penting adalah sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan manajemen perusahaan seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak. Konflik yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia akan memberikan pengaruh positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia akan memberikan pengaruh positif terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri otomotif di Indonesia dewasa ini meningkat pesat. Banyaknya mobil-mobil baru dengan harga jual yang cukup terjangkau membuat peredaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu perusahaan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA STEFANIE SUZANE fanny_suzanne@yahoo.com ABSTRAK Sebagian besar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dikarenakan manajer yang. menjalankan perusahaan dengan kontrak, bukanlah pemilik utama

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dikarenakan manajer yang. menjalankan perusahaan dengan kontrak, bukanlah pemilik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dikarenakan manajer yang menjalankan perusahaan dengan kontrak, bukanlah

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta I. Pendahuluan 1. Fungsi Manajemen Keuangan 1.1. Keputusan Alokasi Dana Keputusan alokasi dana meliputi: investasi jangka pendek (kas, piutang, persediaan dan efek atau short term investment) maupun keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak berbagai penelitian yang diharapkan oleh peneliti tidak lepas dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang disebut agency theory. Agency theory (teori keagenan) seperti yang dikemukakan oleh Jensen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi dari manajemen keuangan adalah mengambil kebijakan dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan masalah yang harus

Lebih terperinci

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perbedaan kepentingan antara pemilik, karyawan dan manajer suatu perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut sebagai agency problem.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders. Menurut Iturraga dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan persentase saham yang dimiliki oleh insider shareholders dan outsider shareholders.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur periode tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala purposive

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia) Oleh: Sri Retno Handayani 1), Intan Shaferi 2) 1), 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz. dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham, dengan pembagian dividen atau

Lebih terperinci

Ade Dwi Suryani Muhammad Khafid Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Ade Dwi Suryani Muhammad Khafid Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang 20, Mei 2015, Hal: 20-28 Vol. 4, No. 1 ISSN :1979-4878 PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN DALAM MENGURANGI KONFLIK KEAGENAN DI INDONESIA

HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN DALAM MENGURANGI KONFLIK KEAGENAN DI INDONESIA Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.1 Januari 2014, hlm. 29 39 Terakreditasi SK. No. 040/P/2014 http://jurkubank.wordpress.com HUBUNGAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT UTANG, DIVIDEN, DAN NILAI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen ini dapat menjadi pusat perhatian, khususnya bagi pemegang saham yang telah menanamkan dananya diperusahaan tersebut dikarenakan adanya penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Governance (CG) banyak menjadi bahasan utama berbagai perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis properti merupakan sebuah bisnis yang padat modal, sehingga modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari dalam instansi atau perusahaaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang perusahaan. Penerbit obligasi dan nilai obligasi yang diterbitkan cendrung terus meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hak aliran kas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan sebagai jembatan untuk mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan agar investor mendapatkan profit maksimal yang dapat meningkatkan kesejahteraannya

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO Oleh : Raharjo 1, Mafudi 2 dan Sunarmo 3 1 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia berlombalomba membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor pemimpin (leading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemegang saham perusahaan dan manajemen merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan masing-masing dalam perusahaan. Bila keputusan manajemen merugikan bagi

Lebih terperinci

Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1

Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 PENGARUH BIAYA AGENSI, RISIKO SISTIMATIK DAN PELUANG INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

Keyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit.

Keyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit. 3 ANALISIS PERSAMAAN SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG DAN DIVIDEN DALAM PERILAKU OPORTUNISTIK MANAGERIAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tidak dapat disangsikan lagi merupakan salah satu negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate BAB I PENDAHULUAN Bab Iberisi penjelasan latar belakang penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate governance, dan agency cost. Selanjutnya, dalam bab ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANA AAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah keagenan menjadi isu sentral dalam berbagai literatur keuangan karena adanya keterbatasan dari pemilik yang tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengurangi konflik keganenan dapat melalui kebijakan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengurangi konflik keganenan dapat melalui kebijakan dividen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu tujuan manajemen keuangan terkait dengan keputusan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun seringkali terjadi konfik antara pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaan menggambarkan kemakmuran pemegang saham dalam jangka panjang sehingga tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci