Ilmu seni harus dibedakan dengan seni, karena seni itu soal penghayatan, sedangkan ilmu adalah soal pemahaman.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ilmu seni harus dibedakan dengan seni, karena seni itu soal penghayatan, sedangkan ilmu adalah soal pemahaman."

Transkripsi

1 1. Teori Seni a. Pengertian seni menurut pandangan para ahli. Seni adalah ekspresi sebuah pengalaman yang nyata dan memiliki nilai yang berdiri sendiri yang dapat ditangkap oleh panca indera. (Parker, 1964) Seni adalah sebuah karya yang diciptakan oleh pribadi yang kreatif yang diwujudkan oleh pengungkapan yang harmonis serta dapat berdiri sendiri sebagai suatu gagasan atau hasrat yang mengharukan. (Tolstoy, 1964) Seni adalah pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang membahagiakan jiwa spiritual manusia. (Brade, 1956) Seni adalah suatu penjelajahan manusia dalam menciptakan realitas baru di luar kemampuan akal serta menyajikannya dalam bentuk perlambangan. (Kahler, 1964) Seni adalah kegiatan untuk menciptakan sesuatu yang dapat dipahami oleh perasaan manusia bentuknya dapat berupa lukisan, patung, arsitektur, musik, drama, tari, film dan sebagainya (Langer, 1964) Seni adalah suau wujud yang terindera, atau merupakan benda yang dapat dilihat, didengar, atau keduanya. (Sumardjo, 2000) b. Konsep Seni Ilmu seni harus dibedakan dengan seni, karena seni itu soal penghayatan, sedangkan ilmu adalah soal pemahaman. Dalam dunia kesenirupaan, nilai-nilai keindahan kerap dikaitkan dengan kualitas karya rupa yang mengandung unsur kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance) dan kontras (contast). Fungsi seni dalam kehidupan masyarakat diantaranya: (1) pemberdayaan sosial, (2) Pembudayaan dan dokumen sejarah, (3) pemanusiaan teknologi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, (4) penyampaian ajaran keagamaan, (5) penjaga nilai/norma dalam kehidupan masyarakat, (6) Sebagai proses pembelajaran masyarakat terhadap segala sesuatu, baik nilai-nilai maupun fenomena alam. Seni murni adalah cabang seni rupa yang terlepas dari unsur-unsur praktis. Jakob Sumardjo dalam bukunya Filsafat Seni mengungkapkan bahwa kreativitas adalah Kegiatan mental yang sangat individual yang merupakan manifestasi kebebasan manusia sebagai individu. Awal kreativitas dari kegiatan berkesenian adalah munculnya ketidakpuasan, kegelisahan atas lingkungan hidupnya, hal ini seperti yang dikatakan oleh Sigmund Freud disebabkan karena seni kreatif itu adalah Seni yang menemukan sesuatu yang sama sekali baru yang belum pernah dikenal, tetapi secara intuitif dirasakan sebagai telah dikenal oleh seluruh umat manusia. Kualitas keindahan adalah ciri seni yang paling utama, keindahan itu haruslah bernilai Logis, etis dan estetis. 1

2 Ciri-ciri Kognitif dari kreativitas yaitu: (1) Orisinalitas, (2) Fleksibilitas, (3) Inovatif, dan (4) Elaboratif. Poster merupakan alat komunikasi dari karya dua dimensi. Salah satu tujuan penciptaan seni adalah upaya kreatif untuk menciptakan hal-hal baru dalam berungkap seni. Budaya visual adalah Tautan wujud kebudayaan konsep dan kebudayaan materi yang dapat segera ditangkap oleh mata, dan dapat dipahami sebagai model pikiran manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Seni itu merupakan nilai, sehingga seni haruslah mengekspresikan nilai nilai esensi, nilai kognitif, dan nilai kualitas mediumnya. Brosur, Poster, Undangan, Logo Perusahaan adalah Salah satu contoh hasil dari seni Desain Grafis atau Desain komunikasi visual Contoh representasi dari budaya visual: (a) Film, (b) Fashion, (c) Gaya hidup, (d) Komik picisan, dll. Pilar-pilar yang mudah terkena dampak budaya visual yaitu: (1) Kreativitas nilai, (2) Ideologi, (3) komunikasi, (4) Dinamika sosial, (5) Tatanan ekonomi global. Batik merupakan seni kriya asli Indonesia yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO. Dalam dekade pertama abad ke-21, pemahaman masyarakat terhadap desain bukan lagi sekedar barang fungsional, istilah seni sebagai barang fungsional disebut Form follow function. Garis, titik, bentuk, warna dan tekstur merupakan bagian dari unsur-unsur senirupa. Berdasarkan sistem Prang terdapat tiga warna primer yakni merah, kuning dan biru. Pandangan-pandangan bahwa desain adalah wujud sistem nilai yang menyatu secara visual yang memiliki aspek kemanfaatan dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya kini telah mengalami pergeseran menjadi sistem politik ideologi dan wacana kebudayaan baru, terutama sejak perannya semakin meluas dan bermakna Form follow meaning. Pemisahan suatu bentuk keindahan pada pertengahan abad ke-17 juga dikenal karya seni pertukangan atau disebut craftman Batik, Topi pandan, Tikar, Anyaman rotan adalah contoh-contoh dari hasil seni kriya. Percampuran warna biru, kuning dan merah dengan perbandingan 1 : 1 : 1 akan menghasilkan warna coklat. Dunia spiritual dapat dipahami manusia dan juga dihayati melalui lembaga agama, lembaga filsafat, dan lembaga seni. Suatu hal yang bersifat transendental dalam suatu kepercayaan dapat ditemukan dalam seni tari, seni musik, seni sastra, dan seni rupa khususnya pada sistem kepercayaan manusia purba di Nusantara, hal itu dapat dibuktikan dari peristiwa kesenian (Upacara seni). Studi untuk memahami kekayaan lembaga kerohanian disebut studi kebudayaan. Studi tentang segi-segi materialisme manusia di dunia disebut studi peradaban. Wayang Bali merupakan karya seni yang mengandung sifat mitologis. 2

3 Karya seni mampu mengarahkan gerak pembaharuan ke arah kemajuan melalui berbagai karya monumental yang menggugah masyarakat, ini merupakan salah satu bukti bahwa karya seni mengandung unsur komunikasi. Secara kodrati, manusia memiliki sejumlah potensi kejiwaan dalam dirinya. Potensi tersebut digunakan oleh seorang manusia dalam menemukan kebenarannya. Potensi tersebut yaitu Potensi pikir, inderawi, potensi merasakan, potensi untuk percaya Istilah estetika muncul pada tahun 1750 oleh seorang filusuf minor bernama A.G.Baumgarten ( ). Istilah ini dipungut dari bahasa Yunani kuno, yaitu aistheton, yang berarti kemampuan melihat lewat penginderaan. Pada era seni modern, terlebih lagi dalam karya seni kontemporer barat, muncul karya seni yang merangsang munculnya perasaan-perasaan tidak indah, seperti mengganggu, menyakitkan, provokatif, mengecewakan, tidak menentramkan. Pertanyaannya, apakah setiap karya seni itu mesti indah? Seperti yang diucapkan Melvin Rader, bahwa Keindahan itu dihasilkan oleh hakekat yang diungkapkan atau oleh berhasilnya cara pengungkapan. Cara pengungkapan itulah yang harus indah. Motivasi merupakan Ciri dari kreativitas yang bersifat non-kognitif. Pada dasarnya artefak itu dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, yakni Benda-benda yang berguna tapi tidak indah, benda-benda yang berguna dan indah, benda-benda yang indah tapi tidak ada kegunaan praktisnya. Alasan yang kurang tepat tentang mengapa keindahan alami tidak dapat disebut karya seni yaitu bahwa keindahan alami tidak dapat dimiliki sepenuhnya oleh seorang individu, sedangkan karya seni dapat sepenuhnya dimilki oleh seorang individu. isi seni itu adalah Isi jiwa seniman yang terdiri dari perasaan dan intuisinya, pikiran dan gagasannya. Seni bertujuan memberikan pemahaman, bukan secara nalar maupun verbal, tetapi secara empirik, pengalaman dan penghayatan Mengapa orang yang sedang sedih, marah, tak mungkin melahirkan karya seni, hal itu dikarenakan seni baru lahir setelah perasaan itu menjadi pengalaman. Seni itu merupakan nilai, sehingga seni haruslah mengekspresikan nilai esensi, nilai kognitif, dan nilai kualitas mediumnya. Apabila setiap benda seni harus terindera, maka seni masakan atau seni parfum tidak tergolong ke dalam benda seni, karena kegunaan benda seni justru dalam mengawetkan perwujudan bentuk nilai. c. Apresiasi Seni 3

4 Apresiasi seni merupakan ilmu seni yang membahas tentang pengaruh pengertian seni seseorang (tempramen individual, kondisioning sosio-kulturalnya, perolehan sikap dan nilai-nilai dalam hidup lingkungannya). Juga dibicarakan arti seni, simbol, dan mitos dalam seni. 2. Budaya Rupa Cabang Budaya Rupa a. Seni Rupa (Seni murni) -> Terlepas dari unsur praktis, penciptaan karya berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi, 1) Seni Lukis. Dalam seni lukis dikenal dengan aliran atau mazhab, sebagai contoh, aliran seni lukis yang membuat karya seni persis seperti objek aslinya tanpa bermaksud bercerita tentang realita kehidupan itu disebut aliran Naturalisme. 2) Seni Patung 3) Seni Grafis/Cetak. Terdapat beberapa jenis seni grafis, diantaranya: (1) Etsa, yaitu seni grafis yang dibuat dengan pengasaman pada bahan metal (plat), (2) Sablon/cetak saring, proses pencetakan menggunakan media screen, (3) Cetak dalam/cukil kayu/cukil karet, (4) litografi, (5)Monoprint. 4) Seni Keramik 5) Seni Kriya Dalam hal ini seni keramik dan seni kriya tergolong kedalam seni murni atau kriya murni, begitu juga seni Keramik yang terlepas dari kriya itu sendiri. b. Kriya/Kerajinan (Craft) Kriya merupakan pengindonesiaan dari istilah Inggris Craft. Beberapa contoh hasil karya kriya yaitu batik (Telah diakui oleh UNESCO), topi pandan, tikar, anyaman rotan, gerabah, dll. c. Desain Desain sering disebut seni terapan, seni terpakai, seni industry, atau seni guna, memiliki fungsi praktis. 1) Desain Produk 2) Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual. Contoh: Brosur, Poster, Undangan, Logo Perusahaan 3) Desain Arsitektur 4) Desain Interior Unsur-unsur Seni Rupa Titik Garis Bidang Warna. Terdiri dari warna primer dan sekunder. Warna primer (Merah, Kuning, Biru). Pencampuran warna Merah & Kuning = Oranye, Merah & Biru = Ungu, Kuning & Biru = Hijau. Apabila ketiganya dicampurkan dengan perbandingan 1:1:1 = Coklat Tekstur Gelap terang 4

5 Teknik-teknik goresan Teknik opaque, yaitu teknik basah (wet) dengan menggunakan bahan cat poster atau cat air dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup. Teknik dussel, yaitu teknik kering (dry) dengan cara menggosok media dussel (kertas yang digulung atau bisa menggunkan jari) diatas media kering seperti pensil, crayon atau oil pastel sehingga menimbulkan efek blur. Teknik aquarel, yaitu teknik wet (basah) dengan menggunakan media cat air, akrilik, cat minyak, dengan cara memperbanyak kandungan cair (air, minyak) sehingga menimbulkan efek transparan. Azas Menggambar Skala dan Dimensi, yaitu perbandingan objek gambar yang sesungguhnya dengan objek di dalam bidang gambar. Sedangkan dimensi adalah matra gambar bercitra dua dimensional (datar) atau tiga dimensional (volume, kedalaman) yang dapat dicapai melalui ukuran kesebandingan dengan objek lainnya dalam bidang gambar Proporsi, yaitu unsur kesebandingan ideal yang dapat dicerap oleh persepsi pengamat sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek gambar. Komposisi, yaitu pertimbangan tata letak unsur seni rupa. Terdapat beberapa macam komposisi yaitu simetris, kontras, memusat, acak, terpotong, berirama, ataupun memperbesar objek gambar. 3. Kiritik seni musik Manajer yang berperan sebagai kerabat kerja pembantu di belakang panggung diantaranya: tata suara, panggung, produksi, tata rias. Hasil karya seni musik yang kita nikmati sekarang ini pada prinsipnya merupakan karya seni musik non tradisional Musik barat adalah Karya seni musik yang bersumber dan berasal dari pengaruh musik asing. Komposisi merupakan bentuk buah karya seni musik yang paling kuat daya hidupnya. Publik merupakan salah satu unsur dalam kehidupan musik yang memberikan pendapat terakhir terhadap karya seorang komponis. Suatu pergelaran dapat dikatakan sukses apabila para penonton merasa senang dan puas menikmati jalannya acara. 5

13. Jhon Deway, seorang filusuf Amerika aliran Pragmatisme membedakan antara pengalaman estetik dengan pengalaman artistik. Pengalaman aritistik

13. Jhon Deway, seorang filusuf Amerika aliran Pragmatisme membedakan antara pengalaman estetik dengan pengalaman artistik. Pengalaman aritistik Teori Seni 1 Part 4 1. Ilmu seni harus dibedakan dengan seni, karena seni itu soal penghayatan, sedangkan ilmu adalah soal pemahaman. Seni untuk dinikmati, sementara ilmu seni untuk memahami. (Filsafat

Lebih terperinci

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan. Teori Seni 3 Part 5 1. Bagian utama dari ilmu-ilmu seni adalah filsafat seni. Pada mulanya, ilmu ini memang merupakan bagian dari kajian filsafat yang spekulatif. Tetapi dalam perkembangannya, kedudukannya

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya hingga saat ini. Karena karya seni salah satu hal

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa Aspek-Aspek Karya Seni Rupa~ Aspek-Aspek Karya Seni Rupa Hi teman-teman disini saya akan membahas tentang Aspek-aspek Karya Seni Rupa, baik mari kita simak sebagai berikut : A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA. Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN SENI LUKIS PENDIDIKAN SENI RUPA Oleh: Drs. Susapto Murdowo, M.Sn. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI Seni dalam Pendidikan Pendidikan melalui Seni (Education through Art) SENI DALAM

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu :

LEMBARAN SOAL TRYOUT UJIAN SEKOLAH. Hari/Tanggal : Waktu : J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 5327115/5482914 Jakarta Barat LEMBARAN SOAL TRYOUT

Lebih terperinci

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PM untuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa).

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(http://wikipedia.com/senirupa). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 ( )

SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 ( ) 1 SENI BUDAYA Peminatan: MIPA Kamis, 23 Maret 2017 (10.00-11.30) UJIAN SEKOLAH SMA NEGERI 56 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PETUNJUK UMUM 1. Hitamkan nomor peserta ujian dengan benar. Tulis nama peserta,

Lebih terperinci

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2 Mata Pelajaran : SENI BUDAYA Hari / Tanggal : Kelas/Semester : VII / 2 Waktu :. menit I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

Lebih terperinci

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 487 59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 619 78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn.

KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA. Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. KARYA SENI LUKIS BESAR TINGKAT DUNIA Oleh: Drs. Maraja Sitompul, M.Sn. SENI SEBAGAI KEINDAHAN Seni: segala keindahan yang diciptakan manusia Balinesse Beauty Kakak dan Adik, 1978 BASUKI ABDULLAH ALIRAN

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA Paket 4 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2018 SENI

Lebih terperinci

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) 80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk SEJARAH DESAIN Modul ke: Bentuk Dan Isi Modul 8 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Bentuk Dan Isi Abstract Bentuk dan isi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran seni budaya di SMP kelas VIII. Salah satu

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspresi merupakan pelampiasan emosi perasaan baik secara individu maupun bersama. Ekspresi bisa muncul karena dorongan positif maupun ngeatif. Banyak faktor yang melatarbelakangi

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Tato merupakan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang layak untuk dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang merupakan

Lebih terperinci

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu : SMP NEGERI 3 KALASAN : Seni Budaya (Seni Rupa) : IX (sembilan) /1 (Satu) : 3 X 40 menit A. Kompetensi

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Seni

Lebih terperinci

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7 B. Simbol Musik (Lanjutan) 53. Hampir setiap karya musik di dalamnya mengandung unsur-unsur musik. Terdapat dua pemaknaan dalam menyikapi unsur-unsur tersebut salah satu nya adalah urutan pengelompokan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA Paket 3 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2018 SENI

Lebih terperinci

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 495 60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X (Semester 1) TAHUN AJARAN BAB 1 BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X (Semester 1) TAHUN AJARAN BAB 1 BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian BAB I A. Latar Belakang Penelitian Tingkat apresiasi masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rutinitas dari kegiatan Seni Rupa ditengah masyarakat dan pendidikan Seni

Lebih terperinci

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat : Umi Faradillah, S.Pd Standar Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni bertumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia. Dengan kreativitas yang dimilikinya manusia selalu berusaha mengembangkan seni, baik kualitas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: KONSEP KARYA Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Kajian Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Judul PUSAT Pusat, tempat yang letaknya ada di tengah tengah. 1 Pengertian pusat, dapat diartikan sebagai suatu titik temu atau pokok pangkal atau juga sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI

BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI BAB 1 SENI RUPA TIGA DIMENSI A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa tiga dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa tiga dimensi akan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

1. Seni Rupa 2 Dimensi

1. Seni Rupa 2 Dimensi UAS SENI RUPA SMT 1 KELAS 12 1. Seni Rupa 2 Dimensi Ø Karya seni yang hanya memiliki dimensi memanjang dan melebar Ø Hanya dapat dilihat dari 1 sudut pandang A. Karya Seni 2 Dimensional : 1. Gambar/sketsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bentuk ungkapan (ekspresi) dan memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Sampai saat

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur desain yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik Semester 1 Bab 1 Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi Pengertian Unsur dan Objek Berkarya Seni Rupa 2 D Medium, Bahan, dan Teknik Proses Berkarya 1 Setelah mempelajari Bab 1 ini peserta didik

Lebih terperinci

05FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

05FDSK. Dasar Dasar Desain 2. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Dasar Dasar Desain 2 Fakultas 05FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

2. Dalam sejarah umat manusia dikenal sejumlah lembaga kebenaran, diantaranya

2. Dalam sejarah umat manusia dikenal sejumlah lembaga kebenaran, diantaranya I. Seni dan Lembaga Kebenaran 1. Begitu seorang manusia menemukan kesadarannya, dia menuntut dirinya untuk hidup dalam apa yang disebut kebenaran. Secara kodrati, manusia memiliki sejumlah potensi kejiwaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA 2.1. Pengertian Seni Pengertian Seni sering dikaitkan dengan keindahan atau kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui ataupun kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui pada

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 11 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id IDE Dalam dunia seni rupa umumnya dikenal ada dua struktur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia memiliki banyak kesenian daerah yang menjadi warisan budaya Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) 479 58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni lukis merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang memiliki unsur dua dimensi dan sangat terkait dengan gambar. Secara historis terlihat bahwa sejak

Lebih terperinci

Apa itu Rupa dasar?desain dasar?

Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Rupadasar 2D Apa itu Rupa dasar?desain dasar? Ilmu yang mempelajari Nirmana Ilmu yang mengajarkan unsur elemen yang ada pada sebuah karya seni/desain. Ilmu yang mengorganisasi unsur atau elemen agar menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan. Estetika Seni Arti kata estetis mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra) http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.ph p concerned with beauty or the appreciation of beauty

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

MATA KULIAH : Nirmana

MATA KULIAH : Nirmana MATA KULIAH : Nirmana SEMESTER : I KODE : MKK06105 SKS : 3 PRODI / FAKULTAS : Kriya / Seni Rupa dan Desain DOSEN : Ari Supriyanto, S.Sn., M.A. KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menyusun berbagai unsur seni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

Berapresiasi Seni Rupa

Berapresiasi Seni Rupa Berapresiasi Seni Rupa BAB 1 Sumber: Buku Apresiasi Seni (lihat Daftar Pustaka) Gambar 1.1 A.D. Pirous, Maka Bertasbihlah dengan Menyebut Nama Tuhanmu Yang Maha Besar. 120 x 145 cm, mod. Paste, acrylic,

Lebih terperinci

MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd.

MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. MENCETAK BAGI ANAK USIA DINI Oleh: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. A. Seni Rupa Bagi Anak Usia Dini Pertama kali anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan kegiatan meniru orang dewasa. Dalam melakukan

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

RANGKUMAN. Bab 7. Rangkuman

RANGKUMAN. Bab 7. Rangkuman 179 Bab 7 Rangkuman S etelah membaca buku Topeng ini, mungkin Anda akan bertanya: Apa sasaran buku ini? Tidak ada bab yang menguraikan secara menyeluruh tentang topeng Nusantara. Jika misalnya Anda ingin

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,

Lebih terperinci