BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN. Bangunan rumah sakit seluas m2 didirikan diatas tanah m2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN. Bangunan rumah sakit seluas m2 didirikan diatas tanah m2"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Rumah Sakit Pluit Bangunan rumah sakit seluas m2 didirikan diatas tanah m2 terletak di Jalan Raya Pluit Selatan No. 2 Jakarta Dengan IMB no. 4848/Pimp-PB/U/94 tertanggal 25 April 1994, pembangunan rumah sakit dimulai dengan pemancangan tiang pertama pada awal Juli Mengingat luas tanahnya yang terbatas, bangunan rumah sakit dirancang sangat detail agar semua kegiatan rumah sakit dapat berjalan secara maksimal. Bangunan ini terdiri dari 9 lantai dengan pembagian ruangan dan lantai sebagai berikut : Lantai dasar : ruang kantor administrasi, dapur gizi, ruang cuci, ruang makan karyawan dan ruang praktek dokter. Lantai satu : apotik, instalasi gawat darurat, ruang praktek dokter, diagnostic, ruang pemeriksaan kesehatan atau MCU. Lantai dua : kamar bedah, kamar bersalin, ruang haemodialisa, ruang CCU, ruang pertemuan dokter, cafeteria, dan salon kecantikan. Lantai tiga sampai dengan lantai 7 terdapat ruang keperawatan, mulai dari kelas III, IIa, IIb, Kelas I, Kelas VIP, Super VIP. Lantai delapan merupakan ruang kerja direksi dan ruang pertemuan atau auditorium, dan dua kamar perawatan eksekutif. Pembangunan RS PLUIT telah menelan biaya 40 milyar dilengkapi dengan peralatan kedokteran yang bernilai 10 milyar.

2 Dokter umum yang sudah menjalani wajib kerja / PTT yang bekerja di RS PLUIT ada 16 orang, dokter spesialis yang terdiri dari dokter purna waktu dan paruh waktu semuanya berjumlah 52 orang. Pelayanan kesehatan yang tersedia di RS PLUIT didukung oleh 217 orang perawat, termasuk bidan dan 40 orang asisten perawat. Secara keseluruhan jumlah karyawan RS PLUIT tertanggal 01 Juli 1996 semua berjumlah 403 orang. Rumah sakit PLUIT membawa misi sebagai tempat untuk memberikan pelayan kesehatan yang baik dan bermutu, melalui kinerja yang profesional didasari oleh rasa cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Motto Rumah Sakit PLUIT : MENGABDI dalam KEMANUSIAAN, melalui PELAYANAN KESEHATAN Saat ini RS PLUIT memiliki daya tampung 190 tempat tidur, termasuk 24 tempat tidur di kelas tiga. Pada waktu pembukaan (soft opening) pada tanggal 27 Februari 1996, telah disiapkan 103 tempat tidur dengan B.O.R rata-rata 51,58%. Sedangkan jumlah tempat tidur per tanggal 01 Juli 1996 tercatat 137 tempat tidur dengan angka B.O.R rata-rata sebesar 54,63%. Tanggal 27 Februari 1996, Rumah Sakit PLUIT telah menerima pasiennya yang pertama. Pelayanan kesehatan RS PLUIT meliputi pemeriksaan : penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah, penyakit jantung & pembuluh darah, penyakit paru, penyakit saraf, penyakit jiwa, kesehatan anak, penyakit THT, kesehatan gigi, akupuntur, mata, gizi dan kedokteran laser.

3 Fasilitas pemeriksaan di rumah sakit merupakan fasilitas yang mementingkan kenyamanan pasien pada waktu menjalani pemeriksaan kesehatan seperti kamar bedah, kamar bersalin, ruang CCU, ruang CCU-anak, dan ruang Haemodialisa. Pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up dilakukan oleh dokter spesialis dengan dilengkapi oleh peralatan kedokteran yang mutakhir. Semua paket pemeriksaan dapat disesuaikan dengan kepentingan para peserta pemeriksaan kesehatan. Dengan diresmikannya penggunaan rumah sakit oleh Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. Sujudi tanggal 28 Agustus 1996, maka tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya Rumah Sakit PLUIT. Rumah Sakit PLUIT dirancang modern, dititikberatkan sebagai rumah sakit umum yang dapat terus menerus inovatif mengikuti perkembangan iptek kedokteran. Merupakan karya patungan antara para dokter dengan pengusaha yang mempunyai perhatian besar terhadap semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Keberadaaan Rumah Sakit PLUIT merupakan salah satu bentuk kepedulian kalangan swasta dalam menyukseskan pembangunan di bidang kesehatan.

4 4.1.2 Fasilitas rumah sakit pluit Rumah sakit pluit memiliki beberapa fasilitas medis diantaanya : 176 tempat tidur EEG/EMG IGD/ instalasi gawat darurat Pelayanan ambulance 24 jam Laboratorium 24 jam Bank darah 24 jam Farmasi 24 jam Radiologi 24 jam MSCT 64 Slice-lightspeed VCT-XT Helical CT-Scan Mammografi USG (color) Echo Doppler Kardiogram Triplex Sonografi Endoscopi Treadmill-EKG Medical Check Up CCU HCU/ High Care Unit CCU Anak (PICU) CCU Bayi (NICU) Hemodialisa Klinik laser kedokteran Fisioterapi Terapi Wicara Colon hydroterapi Laser Skin Rejuvenation Clinic +VPL Klinik Osteoporosis - Gastrocopi Klinik Osteoporosis - Colonoscopi ESWL - Bronchoscopi ERCP

5 4.2 Hasil Penelitian Dan Analisa Data Hasil Penelitian Pada bab ini menguraikan atau membahas hasil penelitian dari penyebaran kuesioner dan observasi dilapangan tentang jaringan komunikasi informal dalam menangani masalah-masalah dan peranan karyawan khususnya masalah lepuasan kerja karyawan di RS. Pluit bidang Praktek Dokter. Hasil penelitian yang diperoleh meliputi identitas responden, model jaringan serta peran karyawan dan klik-klik dalam jaringan komunikasi informal. Maka peneliti akan mendeskripsikan satu persatu Karakteristik Responden Sebelum membahas tentang peran-peran dalam jaringan komunikasi informal akan diulas mengenai karakteristik karyawan Bagian Praktek Dokter RS. Pluit yang berjumlah 27 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini, dilihat dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, dan lama bekerja. Responden didalam penelitian ini yang berjumlah 27 orang, dilihat dari jenis kelaminnya terdiri dari 11 orang responden pria (47,5 %) dan 16 orang responden wanita (52,5 %). Dilihat dari jenis kelamin bahwa pada Bagian Praktek Dokter lebih banyak wanita dibandingkan dengan pria.

6 Berdasarkan hasil penelitian mengenai usia responden dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin N=27 Jenis Kelamin F % Pria Wanita ,5 52,5 Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 2 Selanjutnya mengenai gambaran responden dilihat berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia N=27 Usia F % a). < 20 th b) th c) th d) th e). > 50 th ,6 44,4 0 0 Sumber : Kuisoner no.3 Jumlah 27 orang 100

7 Dari data tabel diatas menujukan bahwa 15 orang responden (55,6 %) berusia21 30 tahun, dan 12 orang responden (44,4 %) berusia tahun. Pada bagian ini rata-rata karyawan yang berusia produktif antara tahun, karena pada bagian ini dibutuhkan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang kreatif agar perusahaan mempunyai kemajuan. Selanjutnya mengenai gambaran responden dilihat berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Karakteristik Responden bedasarkan Status Pernikahan N=27 Status F % a). Menikah b). Belum Menikah c). Janda/Duda Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 5 Berdasarkan hasil penelitian dan data yang terdapat bahwa sebagian besar responden sudah menikah yaitu sebanyak 13 responden (48 %) dan yang belum menikah yaitu sebanyak 14 Responden (52%).

8 Mengenai gambaran responden dilihat berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenjang Pendidikan N=27 Pendidikan f % a). SLTA/Sederajat b). D3 c). S1 d). S ,6 33,4 0 0 Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 6 Berdasarkan jenjang pendidikan responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden berjumlah 18 responden (66,6 %) berpendidikan SLTA / Sederajat, dan 9 orang responden (33,4 %) berpendidikan D3.

9 Mengenai gambaran responden dilihat berdasarkan lama masa bekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja N=27 Lama Bekerja F % a). < 1 tahun b). 1 8 tahun c) tahun d). > 15 tahun ,7 49,2 47,1 0 Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 7 Mengenai lama bekerja karyawan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan menujukan bahwa 16orang responden (47,1 %) sudah bekerja selama 1-8 tahun,dan 10 orang responden (47,1 %) sudah bekerja selama 9 15 tahun. Orang-orang yang telah bekerja kurang dari 1 tahun merupakan responden yang rata-rata mempunyai kedudukan yang rendah.

10 4.2.3 Rasa Puas Dan Topik Yang Banyak Dibicarakan Didalam Jaringan Komunikasi Informal Setiap manusia tidak akan pernah terlepas dari individu lainnya, karena sebagai mahluk sosial akan selalu mengadakan hubungan sosial dengan individu lainnya dalam berbagai kebutuhan dan kepentingan. Untuk berhubungan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta individu lainnya diperlukan suatu hubungan yang diwujudkan melalui komunikasi. Agar didalam perusahaan atau lembaga tidak ada suatu permasalahan, diperlukan suatu komunikasi demi terciptanya kemajuan didalam perusahaan atau lembaga tersebut. Dari hasil penelitian mengenai kepuasan karyawan dengan bekerja sebagai karyawan di RS. Pluit khususnya pada Bagian Praktek Dokter dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rasa Puas Sebagai Karyawan RS. Pluit N=27 Kepuasan f % a). Ya b). Tidak ,8 11,2 Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 1B Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan observasi langsung kelapangan maka dapat dilihat bahwa 24 orang responden

11 (88,8 %) responden merasa puas dengan bekerja sebagai karyawan RS. Pluit dan 3 responden (11,2 %) responden merasa tidak puas dengan bekerja sebagai karyawan di RS. Pluit. Dengan adanya hasil tersebut terlihat jelas bahwa sedikit dari karyawan merasa tidak puas sebagai karyawan ditempat mereka bekerja. Dari hasil penelitian mengenai intensitas dalam membicarakan masalahmasalah pekerjaan dengan rekan atau teman bekerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Dalam Membicarakan Masalah-Masalah Pekerjaan N=27 Intensitas F % a). Sering b). Kadang-kadang c). Tidak sering ,7 14,8 7,5 Jumlah 27 orang 100 Sumber : Kuesioner no. 3B Didalam berinteraksi dengan lingkungannya setiap individu tidak akan terlepas dari berhubungan dengan individu lainnya terutama dalam menghadapi berbagai masalah yang terdapat dimana mereka berada, seperti halnya dalam perusahaan dimana seseorang akan selalu berkomunikasi untuk

12 dapat memecahkan persoalan yang dihadapi maupun untuk mendapatkan informasi yang diinginkannya. Melalui penelitian ini dapat terlihat bahwa 4 responden (14,8 %) responden kadang-kadang yang membicarakan masalah-masalah pekerjaan dengan rekan atau teman kerja dan 2 orang responden (7,5 %) tidak sering membicarakan masalah-masalah pekerjaan dengan rekan kerja. Ke 2 orang ini (7,5 %) merupakan orang yang kurang terbuka, mereka lebih senang dengan bekerja dan menyelesaikan tugas tanpa mau berinteraksi dengan yang lainnya dan mereka hanya berhubungan atau berinteraksi dengan seperlunya saja sesame rekan atau teman bekerja mereka. Dari hasil penelitian mengenai mengapa memilih orang yang diajak bicara mengenai masalah-masalahpekerjaan dapat dilihatlebih jelas pada tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Karakteristik respon berdasarkan memilih orang-orang yang sering diajak berbicara N=27 Orang Pertama Orang Kedua Orang Ketiga Karakteristik f % f % f % a). 1, 2, 6, & , , ,45 b). 1, 2 & , ,22 c). 2, 4, & , ,82 d). 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 & 8 2 7,4 4 14, ,51 Jumlah Sumber : Kuesioner no.6b

13 Keterangan : 1. Karena jabatannya 2. Karena familiar dan terbuka 3. Karena senioritas 4. Karena pendidikannya 5. Karena satu angkatan 6. Karena sudah mengenal lama 7. Karena kepercayaan 8. Karena satu almamater Setiap manusia tidak akan terlepas dari orang-orang yang berbeda disekelilingnya ataupun tempat mereka bekerja untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Mereka akan menukarkan suatu informasi-informasi yang penting untuk disebarluaskan dimana manusia itu berada sesuai dengan kebutuhannya. Didalam mencari informasi ataupun untuk dapat saling bertukar pendapat tentang sesuatu yang dihadapi terutama dilingkungan tempat mereka bekerja biasanya mereka akan mencari orang yang tepat untuk diajak berbicara dan bertukar pikiran untuk mencari jalan keluarnya. Didalam tabel 4.8 dapat terlihat bahwa banyak responden yang memilih orang-orang yang tepat untuk diajak berbicara berdasarkan jabatan, familiar danterbuka, sudah dikenal sejak lama dan orang yang dapat dipercaya. Keempat hal tersebut merupakan hal yang mendasar kenapa mereka memilih

14 orang-orang yang dapat diajak berbicara terutama dalam masalah-masalah pekerjaan dimana tempat mereka bekerja. Disaat mereka berbicara dengan rekan atau teman kerja mereka bukan disaat sedang melakukan aktivitas bekerja melainkan pada waktu senggang, sehingga mereka dapat melakukan sejenak masalah-masalah yang ada didalam pekerjaan, walaupun mereka sering sekali melakukan komunikasi informal dengan rekan atau teman kerja mereka sama sekali tidak melakukan kewajiban mereka sebagi karyawan. Dari hasil penelitian mengenai topic permasalahan apa saja yang biasa dibicarakan dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Karakteristik responden berdasarkan Topik permasalahan yang sering dibicarakan N=30 Orang Pertama Orang Kedua Orang Ketiga Karakteristik f % f % f % a). 1, 2, & , ,26 b). 1, 3, & , , ,93 c). 1, 2, 3, & , , ,81 Jumlah Sumber : Kuesioner no. 7B Keterangan : 1. Kebijakan perusahaan 2. Pembagian tugas 3. Gaji karyawan 4. Fasilitas perusahaan

15 Topik yang sering dibicarakan pada komunikasi informal dari ke 30 orang karyawan RS. Pluit khususnya pada bagian pada bagian Praktek Dokter yang menjadi responden penelitian ini adalah masalah kebijakan perusahaan, pembagian tugas, gaji karyawan. Topik-topik tersebut sangat sering dibicarakan karena topic-topik tersebut sangat penting untuk diri mereka dan kelancaran untuk mereka bekerja. Dengan adanya komunikasi informal dapat dirasakan manfaat yang sangat besar untuk memacu semangat para karyawannya, karena melalui komunikasi informal dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan harmonis sehingga akan menciptakan lingkungan yang kondusif didalam perusahaan. Selain itu responden juga menyatakan bahwa dengan adanya komunikasi informal mereka lebih akrab dan lebih sering berinteraksi sehingga menimbulkan kepedulian diantara sesame karyawan. Komunikasi informal dapat juga menciptakan kondisi yang nyaman didalam perusahaan dan komunikasi informal sering dibicarakan pada waktu senggang, sehingga karyawan dapat lebih rileks dan mengusir kepenatan dalam menghadapi pekerjaan. Dengan adanya komunikasi informal didalam lingkungan bekerja dapat menimbulkan kepedulian, keakraban ditempat kerja (perusahaan) dan dengan adanya komunikasi informal antara karyawan maka penyebaran informasi yang tidak resmi akan dengan mudah tersebar pada karyawan lain.

16 4.2.4 Identifikasi Peranan-peranan Karyawan Dalam Jaringan Komunikasi Informal di RS. Pluit Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa penelitian ini akan mengidentifikasi tentang peran-peran yang terdapat dalam jaringan komunikasi informal,hasil dari penelitian dari data yang dapat dilapangan adalah : a. Opinion Leader Opinion Leader merupakan orang-orang yang memimpin didalam organisasi tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, namun mereka dapat membimbing pendapat dari mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Responden-responden ini dipilih sebagai opinion leader karena mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercayai orang-orang lainnya untuk mengetahui apa yang sebenernya terjadi serta mereka melakukan fungsi kunci komunikasi dengan mempengaruhi pembentukan pendapat dan perubahan sikap. Responden yang menjadi opinion leader pada jaringan komunikasi informal ini adalah responden no 1 jabatannya kepala staff praktek dokter, dan no 3 jabatannya staff praktek dokter, kedua responden ini berasal dari klik I. Responden no 8, 16 dan 17 jabatannya staff praktek dokter, kedua responden ini berasal dari klik II. Responden no 10, 24, dan 25 jabatannya staff praktek dokter, ketiga responden ini berasal dari klik III.

17 Responden no 11 jabatannya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik IV. Untuk opinion leader disini dapat dilihat bahwa masa bekerja mereka sangat beragam antara 8-10 tahun bahkan ada yang lebih diatas13 tahun. Responden diatas yang berperan sebagai opinion leader ini merupakan seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi apa yang diyakini dengan apa yang dilakukan oleh anggota klik lainnya. b. Gate Kepper Gate Kepper adalah seorang yang secara strategis ditempatkan didalam jaringan agar dapat melakukan pengendali atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system tersebut. Responden yang menjadi gate kepper pada jaringan komunikasi informal ini adalah responden no23 jabatanya adalah staff praktek dokter dari klik IV. Responden no 27 dan 21 jabatanya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik III. Responden no 11 jabatannya staff praktek dokter,responden ini berasal dari klik IV. Gate kepper merupakan orang yang mengontrol arus informasi masuk dan keluar, serta mereka juga memberikan informasi kepada anggota klik lainnya. Responden-responden diatas yang dipilih sebagai gate kepper dikarenakan mereka dekat dengan orang-orang yang mempunyai informasi-informasi mengenai masalah-masalah pekerjaan dan responden diatas juga ikut menyaring informasi mana saja yang boleh

18 disebar luaskan dan informasi yang disekitarnya tidak perlu disebar luaskan atau diinformasikan kepada anggota-anggota klik lainnya. Informasi-informasi yang didapat dari responden diatas haruslah dapat dipercaya oleh anggota-anggota kliknya. c. Kosmopolit Kosmopolit merupakan individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu diluar organisasi dan kosmopolit menghubungkan para anggota organisasi dengan orang-orangdan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas struktur organisasi. Responden yang berperan sebagai kosmopolit pada jaringan komunikasi informal adalah responden no 1 jabatannya kepala staff praktek dokter, dan responden no 2 jabatannya wakil kepala staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik I. Dan responden no 22 jabatannya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik II. Responden yang berperan sebagai kosmopolit ini dipilih karena mereka menghubungkan organisasi dengan orang-orang dan gagasan dalam lingkungan yang lebih besar. d. Bridge Bridge merupakan pemroses sentral informasi yang menyediakan hubungan langsung diantara klik-klik yang berlainan. Responden yang berperansebagai brige pada jaringan komunikasi informal ini adalah responden no 5 jabatannya staff praktek dokter,

19 responden no 2 jabatannya wakil kepala staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik I. Responden no 9 dan 12 jabatannya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik III. Responden ini sering melakukan kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok dengan anggota klik lainnya dan responden diatas merupakan jembatan yang menghubungi antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. e. Liaison Liaison merupakan orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut. Responden ini hanya membantu dengan memberikan informasi yang relefan diantara satu kelompok klik dengan klompok klik lain dalam jaringan komunikasi informal. Reponden yang berperan sebagai liaison pada jaringan komunikasi informal adalah reponden no 4 jabatannya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik I. Responden no 7 dan 13 jabatannya staff praktek dokter, responden ini berasal dari klik IV. Responden ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi berfungsinya organisasi secara efektif tetapi responden ini juga dapat melancarkan dan menghambat aliran informasi. f. Isolate Isolate adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak melakukan kontak dengan anggota kelompok lainnya.

20 Responden yang berperan sebagai isolate adalah responden no 15 jabatannya staff praktek dokter. Responden ini lebih senang menyendiri dengan kesibukan dibandingkan berinteraksi dengan orang-orang disekelilingnya dan responden ini merupakan orang-orang yang sangat sensitive. Mereka tidak terbuka dikarenakan kurang bersedia berinteraksi dengan orang lain. Dan mereka menganggap bahwa system komunikasi didalam perusahaan sangat tertutup mengenai masalah-masalah pekerjaan. Responden ini selalu tepat waktu didalam melaksanakan pekerjaannya yang sudah diberikan kepada atasan dan mereka sangat berkomunikasi dengan orang lain mengenai masalah-masalah pekerjaan Bentuk Klik-Klik didalam jaringan komunikasi informal di RS. Pluit Didalam hasil data penelitian dapat dilihat beberapa factor yang membentuk klik-klik didalam jaringan komunikasi informal, factor tersebut ialah karena sudah lama bekerja, kesamaan jabatan, sudah mengenal lama dan adanya kepercayaan. Dilihat dari kontak-kontak komunikasi diantara karyawan, maka hubungan interaksi yang terbentuk dari lima responden atau lebih yang melakukan kontak akan terjadi adanya sebuah klik didalam organisasi. Dengan terbentuk sebuah klik tersebut pastilah mempunyai kesamaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.

21 Setelah diadakan penelitian bahwa di bagian Praktek Dokter yang menjadi tempat penelitian terdapat lima klik yang akan tergambarkan didalam jaringan komunikasi informal. KLIK I Ket : Model All Chanel Pada klik ini terdiri dari 5 orang responden, yaitu responden no 5 jabatannya staff Praktek Dokter (bridge), responden no 2 jabatannya Wakil Kepala Praktek Dokter (kosmopolit), responden no 3 jabatannya Staff Praktek Dokter (opinion leader), responden no 4 jabatannya Staff Praktek Dokter (liaison), responden no 1 jabatannya Kepala staff Praktek Dokter (opinion leader), jabatan ini merupakan jabatan yang paling tinggi di bagian Praktek Dokter.

22 Responden-responden di atas merupakan responden yang telah lama bekerja di RS. Pluit pada bagian Praktek Dokter, rata-rata responden ini bekerja sekitar 8-13 tahun lebih dan pada klik ini terjadi dikarenakan mempunyai posisi jabatan yang sama, saling terbuka dan adanya tibul rasa kepercayaan diantara mereka. Adapun masalah yang sering mereka bicarakan pada klik ini adalah mengenai masalah-masalah pekerjaan terutama kebijakan perusahaan dan pembagian tugas agar para karyawan mempunyai semangat untuk melakukan pekerjaan dan karyawan tidak selalu dibawah tekanan atau paksaan dan karyawan selalu mempunyai inisiatif didalam melakukan pekerjaan, serta dapat meningkatkan kreatifitas mereka. Pada klik I ini membentuk model jaringan All-Chanel, dimana mereka melakukan interaksi timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya dan mereka juga saling bertukar informasi yang sama untuk mempengaruhi anggota klik lainnya dan pada klik ini tidak ada seorang pemimpin dan seluruh anggota klik saling mendukung dan berperan serta secara optimal. Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa model all-chanel mempunyai hubungan timbale balik (mutual pair) dimana diantara individu saling memilih dan dipilih sehingga akan terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini terjadi karena adanya kesamaan tujuan, saling percaya dan keakraban diantara anggota-anggota kliknya.

23 Mengukur indeks keterhubungan pada klik ini dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini : Indeks Keterhubungan : Kontak-kontak Nyata Kemungkinan Hubungan = 3-2, 2 5, 5 1, 1 4, 4 3, 3 5, 3 1, , 4 1, 1 5, 5 2, 2 3, 5 3, 1-2 = 1 : 1 = 10 = 100%

24 KLIK II Ket : Model Wheel dan Chain Pada klik II ini terdiri dari 7 responden yaitu responden no 17 jabatannya staff Praktek Dokter (opinion leader), responden no 22 jabatannya staff Praktek Dokter (kosmopolitan), responden no 8 dan 16 jabatannya staff Praktek Dokter (opinion leader), responden no 11 dan 20 jabatannya staff Praktek Dokter.

25 Pada klik II ini masalah-masalah yang sering dibicarakan ialah gaji karyawan, karena di RS. Pluit masih ada yang mempunyai gaji UMR (Upah Minimum Regional) walaupun mereka sudah bekerja lebih dari 4 tahun. Didalam klik II ini membentuk model jaringan wheel (roda) dimana dalam satu klik terhadap individu yang menjadi pusat anggota klik lainnya untuk berdiskusi dan bertanya. Pada responden yang dipilih menjadi pusat informasi bagi anggota klik II ini adalah responden no 17, responden ini merupakan orang yang telah lama bekerja dan mempunyai kedudukan, sehingga orang tersebut merupakan pusat informasi. Mengukur indeks keterhubungan pada klik ini dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini : Indeks Keterhubungan : Kontak-kontak Nyata Kemungkinan Hubungan = 22 17, 17 20, 20 26, 26-8, 8 6, 6 22, 11 8, 17 6, 17 8, 17 16, , 6 8, 8 16, 16 20, 20 17, 17 22, 8 11, 6 17, 8 17, 16-17, = 20 : 28 = 0,714 = 71,4%

26 KLIK III Ket : Model Cricle Pada klik III ini terdapat 9 responden, yaitu responden no 27 dan 21 jabatannya staff Praktek Dokter (gate kepper), responden no 10, 24 dan 25 jabatanya staff Praktek Dokter (opinion leader), responden no 9, 12, dan 26 jabatannya staff Praktek Dokter (bridge). Pada responden klik III ini rata-rata mempunyai jabatan yang sama yaitu staf urusan kesejahteraan, oleh karena itu mereka sangat sering bertemu dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Adapu masalah-masalah yang sering dibicarakan adalah fasilitas perusahaan, karena apabila didalam perusahaan tidak adanya fasilitas maka karyawan pasti akan jenuh dan tidak adanya semangat dalam melakukan pekerjaan.

27 Pada klik III ini model jaringan komunikasi yang terbentuk adalah model Circle (lingkaran), dimana pada model ini tidak terdapat pemutusan sumber informasi pada satu orang saja dalam klik, tetapi tidak lebih merata kepada semua anggota klik. Pola komunikasi yang terbentuk pada jaringan komunikasi informal ini adalah Mutual Pair, dimana antara individu yang satu dengan yang lainnya ada timbal balik didalam komunikasi. Respon pada klik III ini yang sangat timbal balik (mutual pair) yaitu 27 & 21, 21 & 25, 25 & 24, 24 & 10, 10 & 26, 26 & 9, 9 & 12, 12 & 18, 18 & 27. Arus komunikasi pada klik III ini terus menerus berputar seperti lingkaran dan hubungan antara yang satu dengan yang lain akan kompak dan saling membutuhkan akan informasi. Mengukur indeks keterhubungan pada klik ini dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini : Indeks Keterhubungan : Kontak-kontak Nyata Kemungkinan Hubungan = 24 25, 25 21, 21 27, 27-18, 18 12, 12 9, 9 26, , 10 26, 26 9, 9 12, 12 18, 18 27, 27 21, 21 25, = 4 : 1 = 4 = 40%

28 KLIK IV Ket : Model Circle Pada klik IV ini terdapat 5 responden yaitu responden yaitu responden no 11 jabatannya staff Praktek Dokter (opinion leader), responden no 23 jabatannya staff Praktek Dokter (gate kepper), responden no 7 dan 13 jabatannya staff Praktek Dokter (liaison). Klik IV ini terjadi karena masa bekerja berbeda antara 4 tahun sampai dengan 10 tahun, jabatan yang mereka tempati sama atau tidak jauh berbeda, tetapi umur mereka dan lama bekerja diantara responden berbeda. Pola komunikasi yang terbentuk pada klik V adalah pola interlocking dimana responden setiap responden bebas memilih untuk melakukan kontak dengan anggota klik lainnya, seperti pada responden no 11 & 23, 19 & 23, 7 & 19, dan juga ada pola komunikasi timbal balik (mutual pair) seperti 7 & 13, 11 & 13.

29 Mengukur indeks keterhubungan pada klik ini dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini : Indeks Keterhubungan : Kontak-kontak Nyata Kemungkinan Hubungan = 11 23, 23 19, 19 7, 7-13, , 13 7, 7 19, 19 23, = 4 : 0 = 4 = 40% 4.3 Pembahasan Dari hasil penelitian diatas bahwa didalam lingkungan RS. Pluit khususnya dibagian Praktek Dokter, terdapat adanya jaringan komunikasi informal, jaringan komunikasi informal merupakan suatu komunikasi yang dilakukan oleh beberapa orang tanpa memperhatikan posisi mereka didalam organisasi. Dapat kita lihat bahwa pada bagian Praktek Dokter terdapat klik-klik yang terbentuk didalam jaringan komunikasi informal, klik-klik yang terbentuk tidak hanya melihat kedudukan atau jabatan seseorang tetapi cendrung dengan rasa percaya, adanya keterbukaan satu sama lain, dan ada juga sudah lama mengenal kepribadiannya. Selain itu ada tiga hal yang begitu penting untuk saling berkomunikasi secara efektif dan merasa nyaman, hal-hal tersebut ialah rasa kepercayaan, keterbukaan,

30 dan jabatan seseorang, dengan adanya hal ini akan membuat orang dapat terbuka antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu jaringan komunikasi informal berperan penting didalam penyelesaian permasalahan yang ada dalam organisasi. Dengan adanya jaringan komunikasi informal ini para atasan pada bagian Praktek Dokter, tidak akan terjadi kesenjangan antara atasan dengan bawahan dan komunikasi informal akan berjalan dengan lancer tanpa adanya permasalahan. Didalam penelitian ini permasalahan yang sering sekali dibicarakan mengenai kebijakan perusahaan dan pembagian tugas, kedua hal tersebut sangat erat sekali hubungannya dengan kepentingan karyawan dan kepentingan perusahaan. Apabila sebuah perusahaan tidak ada kebijakan perusahaan dan pembagian tugas, maka perusahaan akan mengalami kemunduran itu akan merugikan karyawan dan perusahaan itu sendiri, oleh karena itu perlu rasa kebersamaan dan masing-masing karyawan mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan maka sebuah perusahaan akan mengalami kemajuan pesat dan tercapainya tujuannya. Didalam jaringan komunikasi Informal ini individu yang menjadi tokoh yang sangat berpengaruh bagi individu lainnya baik didalam klik-klik tersendiri atau diluar yaitu responden nomor 3 sebagai opinion leader di klik I, karena kepercayan yang tinggi terhadap individu tersebut maka aliran informasi yang diperoleh dari individu tersebut sangat berguna bagi perusahaan untuk mendapakan informasi tentang isu-isu yang terjadi didalam perusahaan. Begitu juga sebaliknya individu yang menyendiri dan kurangnya informasi atau yang disebut juga isolate, karena individui tersebut kurangnya informasi yang ia dapat tentang perusahaan atau tentang lingkungan kerja maka individu tersebut

31 kurang merespon apa yang terjadi saat itu diperusahaan, dan individu tersebut akan merasa jenuh dan tidak mendapatkan kepuasan kerja. Didalm jaringan komunikasi informal khususnya bagian Praktek Dokter terdapat 6 peranan karyawan pada responden dijaringan komunikasi informal yaitu opinion leader sebanyak 8 orang, mereka dipilih karena mereka dapat membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka meskipun orang yang mereka pilih tanpa mempunyai jabatan formal. Peran gate kepper di jaringan komunikasi informal sebanyak 3 orang responden, mereka dipilih karena mereka dapat melakukan pengendalian atau pesan apa yang akan disebarkan melalui system tersebut. Peran kosmopolit juga ada di jaringan komunikasi informal sebanyak 2 orang, mereka dipilih karena mereka melakukan kontak dengan dunia luar dan dengan individu-individu diluar organisasinya. Peran bridge di jaringan komunikasi informal sebanyak 4 orang, mereka dipilih karena menghubungkan kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lainnya. Peran liaison di jaringan komunikasi informal sebanyak 3 orang, mereka sama perananya dengan bridge tetapi mereka bukanlah anggota dari salah satu kelompok namun mereka menghubungkan diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Namun ada juga responden yang senangnya menyendiri dan mereka bukanlah salah satu anggota kelompok klik disebut juga isolate, sebanyak 1 orang responden. Setelah dilihat diatas bahwa terdapat 6 peranan jaringan komunikasi informal. Didalam jaringan komunikasi informal ini terdapat 4 klik yang beranggotakan 5

32 sampai dengan 9 responden, mereka ini yang selalu aktif dalam berkomunikasi dan melakukan kontak mengenai masalah-masalah pekerjaan. Didalam klik-klik ini yang sering mereka bicarakan mengenai kebijakan perusahaan dan pembagian tugas, karena hal-hal tersebut sangat berpengaruh untuk kemajuan karyawan dan perusahaan, baik untuk jenjang karir dan kualitas perusahaan. Klik-klik tersebut hanya bersifat informal tapi juga berkaitan dengan struktur informal. Didalam klik ini terbentuk model whell dan chain dimana dalam model ini terdapat pemutusan informasi dan penyebaran informasi pun tidak merata, selain itu juga klik-klik tersebut membentuk model all-chanel dimana informasi yang terbesar merata dan tidak ada seorang pusat informasi. Pola komunikasi yang terbentuk di klik-klik ini ada 2 pola yang saling berkaitan yaitu pola komunikasi interlocking dimana pola tersebut seorang anggota klik bebas untuk memberikan informasi kepada anggota klik lainnya tetapi mereka saling matual pair (timbale balik) untuk memberikan informasi. Dengan adanya klik-klik tersebut akan tumbuh rasa persaudaraan dan saling mempercayai walaupun mereka berbeda usia dan jabatan. Dan mereka dapat juga saling bertukar informasi secara timbale balik dan dapat memecahkan semua permasalahan pekerjaan tanpa adanya konflik diantara sesame karyawan RS. Pluit khususnya pada bagian Praktek Dokter. Dengan adanya model jaringan komunikasi diatas dilihat dari sisi kehumasan, humas dapat dengan mudah mengetahui permasalahan yang terjadi di organisasi dan dengan cepat pula menyelesaikan permasalahan tanpa adanya kesalahpahaman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Didalam Jaringan komunikasi informal terdapat individu individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Di dalam jaringan komunikasi informal terdapat individu-individu yang memegang suatu peran dalam jaringan, dimana individu-individu lainnya akan berdiskusi dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang akan diangkat dalam perancangan Rumah Sakit Islam Ini adalah Habluminallah wa Habluminannas yang berarti hubungan Manusia dengan Tuhan dan hubungan Manusia

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Rumah Sakit Umum Artha Medica Binjai 2.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan belum semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Hal ini menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Lingkungan Kerja dan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah institusi Rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit umum terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini memiliki sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe / Sifat Penelitian Menurut Sugiyono pengertian metodologi dalam penelitian adalah Merupakan cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN Gambar 2.1 RS Pusat Pertamina 2.1 Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Pertamina didirikan pada tahun 1967 atas gagasan Dr. Ibnu Soetowo yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Metodologi Penelitian Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam melaksanakan kerja praktek di RSU Haji Surabaya, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

diberikan secara cuma-cuma, khusus kepada masyarakat yang kurang mampu, kemudian sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhannya, RS HUSADA

diberikan secara cuma-cuma, khusus kepada masyarakat yang kurang mampu, kemudian sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhannya, RS HUSADA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu unit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kemajuan suatu rumah sakit dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.Lokasi Penelitian Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang menjadi objek penelitian penulis merupakan Rumah Sakit umum swasta yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi masyarakat serta makin tingginya kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan membuat setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menerangkan dalam suatu rangka teoritis tertentu serta mengumpulkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe / Sifat Penelitian Menurut Mannase Malo dan kawan-kawan pengertian metodologi dalam penelitian adalah Keseluruhan proses berpikir mulai dari penemuan masalah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Prikasih Yayasan Putra Prikasih bertujuan membantu program pemerintah dibidang pelayanan kesehatan melalui usaha mengelola Rumah

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. ULatar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. ULatar Belakang Masalah Pada saat ini terjadi persaingan yang kompetitif antar organisasi pelayanan, dimana kompetitor dan pelayanannya meningkat secara cepat. Banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal ini tercermin

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal ini tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan setiap tahun semakin menjadi prioritas utama bagi kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Hal ini tercermin dari kebijakan yang

Lebih terperinci

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit umum milik pemerintah pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diberikan kepada

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007 RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DAN FASILITAS LAINNYA PADA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1..1 Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi Sejarah berdirinya RSUD Dr Soeselo Kabupaten Tegal berawal dari Balai Pengobatan Karyawan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi pendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumbersumber sebagai berikut : 1. Literatur Pencarian data melalui website yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181

Lebih terperinci

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji, insentif, merit dan bonus pegawai pada suatu perusahaan. Sistem ini berbeda antara satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. No.734, 2014. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.05/2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkatnya pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya peyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF JASA PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan dalam perkembangan teknologi dan kemajuan masyarakat saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dianggap biasa. Kesadaran masyarakat akan arti sehat semakin

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNIKASI ORGANISASI DAN ALIRAN INFORMASI Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Pengertian Aliran Informasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya seminimal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 38 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Rumah sakit Sansani adalah sebuah Rumah Sakit, Berawal dari klinik sederhana dan sebuah wujud kepercayaan dari masyarakat serta pasien.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal itu terbukti dengan tidak pernah kosongnya rumah sakit yang ada di Indonesia. Rumah sakit

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke:

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: Jaringan Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Gufroni Sakaril, Drs, MM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Organisasi Informal Mengapa Organisasi Informal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1065, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan. Layanan. Umum. Rumah. Sakit. Umum. Pusat Dr.Kariadi Semarang. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.05/2014

Lebih terperinci

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha.

II. Lokasi RSU Kabanjahe RSU Kabanjahe terletak di Jalan Selamat ketaren Kabanjahe, luas areal ± 3 Ha. I. Gambaran Umum Rs. Umum Kabanjahe Kabupaten karo adalah RS kelas c berdasarkan surat keputusan menkes RI No HK.2.3/1/2/214 terletak di kota Kabanjahe Ibukota Kabupaten Karo berjarak ± 76 km dari ibukota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG LAPORAN e- SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG INTISARI Latar belakang: Pelayanan publik atau pelayanan umum didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

PROFIL. RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG

PROFIL. RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG PROFIL RSUD dr. ISKAK TULUNGAGUNG STATUS RSUD Dr.ISKAK Milik Pemerintah Kabupaten Tulungagung Mulai 31 Desember 2008 telah ditetapkan sebagai PPKBLUD. Tahun 2015 di tetapkan sebagai RS Rujukan Regional

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU (PPID PEMBANTU) RSUD UNGARAN TAHUN 2017 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No. 125,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu organisasi karena di dalam organisasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT LINEN DAN LAUNDRY RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI Jl. Pangeran Diponegoro No.2-4 Medan Telp : (061) 4518766 DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN... 1 BAB II : GAMBARAN UMUM RS... 3

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana pembangunan di Kabupaten Lamongan dan secara proporsional telah berjalan dengan baik, hal

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan Penyusunan Kebutuhan Jumlah Pegawai Landasan Hukum UndangUndang Nomor 5 Tahun 04 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat () Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG LAPORAN e- SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG INTISARI Latar belakang: Pelayanan publik atau pelayanan umum didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 65 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF BAGI PEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sehingga dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan globalisasi ekonomi di dunia menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi memperebutkan sumber daya

Lebih terperinci

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PADA KEMENTERIAN KESEHATAN TARIF NON KELAS III

TARIF LAYANAN BERDASARKAN KELAS BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PADA KEMENTERIAN KESEHATAN TARIF NON KELAS III LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.OS/2014 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PADA KEMENTERJAN KESEHATAN MENTERIKEUANGAN

Lebih terperinci

LOGO. Briging SIMRS SEP INACBG & Pengembangan SIMRS Go Open Source. RS. Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO)

LOGO. Briging SIMRS SEP INACBG & Pengembangan SIMRS Go Open Source. RS. Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO) LOGO Briging SIMRS SEP INACBG & Pengembangan SIMRS Go Open Source RS. Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO) Bali, 2 September 2014 Profil RSKO Jakarta Gagasan pendirian pada 1971 oleh Bpk. Ali Sadikin (Gubernur

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH

Lebih terperinci

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG LAPORAN e- SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG INTISARI Latar belakang: Pelayanan publik atau pelayanan umum didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar bebas dengan kerangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 merupakan tantangan dan hambatan bangsa Indonesia kedepan. Khususnya bidang pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Rumah Sakit Ibu dan Anak Nur Ummi Numbi (RSIA NUN) didirikan oleh keluarga dr. H. Danu Maryoto Teguh, Sp.OG. Rumah Sakit ini berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU 2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU A. DESAIN STRUKTUR ORGANISIASI Struktur organisasi RSUD Indrasari Rengat adalah Organisasi Staf B. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI 1) Direktur Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Koja RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Koja didirikan pada tanggal 8 Agustus 1952 melalui peletakkan batu pertama

Lebih terperinci