UPAYA MENANAMKAN NILAI-NILAI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PADA ANAKNYA YANG MENJADI SISWA DI SMAN 2 KOTA BATU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENANAMKAN NILAI-NILAI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PADA ANAKNYA YANG MENJADI SISWA DI SMAN 2 KOTA BATU"

Transkripsi

1 UPAYA MENANAMKAN NILAI-NILAI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PADA ANAKNYA YANG MENJADI SISWA DI SMAN 2 KOTA BATU Hary Masrukin Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Hary_lovers.yakusa@yahoo.com ABSTRAK: pemahaman orang tua mengenai nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah cukup paham dengan Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena orang tua mengetahui dan bisa menjelaskan makna Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab, serta bisa menjelaskan nilainilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Kedua bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah ceramah, memberi contoh-contoh yang baik atau suri tauladan, cerita, memberi kebebasan, bentuknya pendidikan itu adalah memberi pendidikan sejak dalam kandungan dengan pembiasaanpembiasaan, membiarkan/hanya melihat jika salah baru baru ditegur. Ketiga mengetahui cara orang tua siswa menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab kepada anaknya, caranya yaitu menunggu anak melakukan kesalahan baru dinasehati, kumpul makan bersama, saling adanya keterbukaan dan kebebasan dalam komunikasi dan berpendapat, nonton tv, dengan nasehat-nasehat yang terdapat pada nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, isi pesanya yaitu motivasi untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin, memberi arahan-arahan untuk hidup dengan masyarakat, jangan suka bohong dan diusahakan jujur, waktunya yaitu nonton tv, makan bersama, menunggu anak pulang dari kegiatan, habis selesai sholat maghrib pukul (18.00 wib), berkumpul pukul (20.00 wib). Keempat Kendala orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah dari anak, anak masih labil mudah terpengaruh, malas, ego, komunikasi kurang, cuek atas nasehat dari orang tua, kurang bisa memahami maksud orang tua, pelupa, salah paham, orang tua yaitu terlalu galak, sifat anak, perhatian ke anak kurang, membatasi ruang gerak, masyarakat atau teman yaitu pengaruh atau hasutan. Kelima upaya orang tua untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah lebih mengerti anak, memberikan nasehat-nasehat dengan penuh kasih sayang, memberikan perhatian yang lebih, memberikan kepercayaan kepada anak, tidak membatasi ruang gerak anak dalam mencapai keinginannya, menghukum anak yang sesuai, memberi perhatian, sabar, telaten, berbahasa yang baik, memberi petunjuk tentang kewajiban dan hak, setiap pada waktunya pulang ditelfon. Kata kunci: Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Pendidikan Orang Tua dan Perilaku Siswa 1

2 Pendidikan secara filsafati merupakan usaha sadar, sistematis untuk memanusiakan manusia. Suatu bangsa menjadi bangsa karena sejarah, manusia hanya akan menjadi manusia lantaran pendidikan. Jadi pendidikan segala-galanya bagi manusia dan kemanusiaan, agar manusia secara sadar mengenal diri dan menjadi diri. Kemudian secara sadar pula untuk mau dan mampu menjadi manusia dalam arti yang sesungguhnya. Kesadaran akan jati diri melalui usaha sadar menuntut instrument: pesan, metode, penilaian, kejelasan tujuan dan lainlain. Proses mewujudkan tujuan itulah pembelajaran, pembelajaran untuk mengetahui, untuk mampu melakukan (action), mengenal diri sendiri dan mampu mandiri. Lebih jauh lagi menjadi insan yang mampu hidup dalam kebersamaan terutama di Indonesia yang masyarakatnya Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan yang didapat pertama kali adalah dari keluarga, orang tua merupakan pendidik pertama untuk anaknya. Dengan demikian maka bentuk pertama dari pendidikan terdapat di dalam kehidupan keluarga. Antara keluarga dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak terpisah, sebab mustahil dalam keluarga tidak ada pendidikan. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan oleh orang tua sebagai bagian tanggung jawabnya mendidik. Jika ditelusuri lebih jauh pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dalam pergaulanya dengan anak-anak untuk membimbing perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Isi dalam keluarga, maka orang dewasa yang dimaksud di sini adalah orang tua yang secara sadar mendidik anak-anaknya untuk mencapai kedewasaan. Sebagai lembaga pendidikan (informal), maka pendidikan yang berlangsung dalam keluarga bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua dan anak (Djamarah, 2004: 2). Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu institusi pendidikan yang utama dan bersifat kodrati. Sebagai komunitas masyarakat terkecil, keluarga memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar sistem interaksi yang kondusif sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Pendidikan awal yang baik harus diberikan kepada 2

3 anggota keluarga sedini mungkin dalam upaya memerankan fungsi pendidikan dalam keluarga yaitu menumbuhkembangkan potensi anak, sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai ideal Pancasila, cara hidup dan kehidupan yang berakar pada kebudayaan yang ada (Djamarah, 2004: 3). Pendidikan keluarga mutlak membutuhkan komunikasi, karena komunikasi adalah kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi tidak ada kegiatan seperti berbicara, berdialog, bertukar pikiran dan sebagainya (Djamarah, 2004: 38). Hubungan harmonis anggota keluarga ditandai adanya komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak, komunikasi antara ayah dan anak, komunikasi antara ibu dan anak dan komunikasi antara anak dan anak, perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun kehidupan selaras dalam keluarga. Menurut Djamarah (2004: 24) komunikasi sangat bermanfaat karena dibuat orang tua untuk melakukan pola asuh terhadap anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan kepribadian anak, sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Memberi contoh suri tauladan lebih efektif dari sejuta kata-kata belaka. Meniru kebiasaan hidup orang tua adalah suatu hal yang selalu dilakukan anak, karena pada masa perkembanganya anak selalu mengikuti apa yang dilakukan orang tua. Di dunia pendidikan yang dikenal dengan istilah proses imitasi. Seorang anak diharapkan menjadi orang baik di dalam keluarga, baik di dalam pergaulan sosial dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak didiknya dalam keluarga. Ini berarti dalam membimbing anak orang tua harus melihat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila karena Pancasila merupakan ideologi negara yaitu pandangan hidup bangsa. Jadi bertindak maupun bertutur diharapkan mencerminkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila (Djamarah 2004: 24). 3

4 Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea keempat yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Undang-Undang 1945 yaitu nilai-nilai yang terdapat di sila kemanusiaan yang adil dan beradab antara lain (1) saling mencintai sesama manusia, (2) sikap tenggang rasa, (3) persamaan hak dan kewajiban, (4) sikap tolong menolong (5) sikap adil terhadap sesama, (6) sikap hormat-menghormati. SMAN 2 Batu di Kota Batu, berlokasi di dekat Mapolres Kota Batu yaitu di Jalan Hassanuddin 01 Junrejo Kota Batu sekolah yang menjadi favorit di Batu. Berdasarkan hasil observasi dengan studi eksplorasi di SMA Negeri 2 Batu masih ditemukan beberapa siswa maupun siswi yang perilakunya kurang mencerminkan Pancasila khususnya pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu menghargai orang lain, mencintai sesama manusia, tenggang rasa, persamaan hak dan kewajiban, sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Contohnya ada siswi yang bergaul atau berteman membeda-bedakan yang kaya atau miskin, ada juga setiap piket kelas tidak ada yang peduli, kelas menjadi kotor. Penjaga sekolah terpaksa kerja dua kali, ada anak yang mengganggu agama lain yang sedang beribadah, berteman dengan memilih se-agama saja dan ada juga siswa yang pernah bertengkar sesama teman, ada temanya mempunyai penyakit lalu penyakitnya kambuh tidak di tolong malah menjadi objek tertawa, berbicara sama guru tidak mempunyai sopan santun atau tidak menghormati guru. Kemudian peneliti supaya lebih jelasnya dalam mencari informasi mengenai siswa yang dimaksud, peneliti bertanya ke Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tatib. Berdasarkan informasi dari Guru Bimbingan konseling dan Guru Tatib, siswa masih ada yang kurang sopan dalam berbicara sama guru, berbicara kotor sama sesama teman dan ada juga yang rutin terlambat masuk sekolahan itu termasuk siswa yang kurang bisa melaksanakan kewajiban mematuhi perintah sekolah, dari perilaku yang disebutkan sudah jelas bahwa tidak mencerminkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Maka peneliti ingin 4

5 mengetahui dan menjelaskan upaya orang tua menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada siswa SMA Negeri 2 Kota Batu. Dikarenakan pendidikan dalam keluarga sangat penting dalam membentuk karakter anak dalam berperilaku. Kalau orang tua kurang mengetahui dan memahami Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab berarti anak juga tidak diajarkan nilai-nilai dalam Pancasila. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pemahaman orang tua siswa tentang nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk pendidikan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, cara yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, kendala dalam orang tua siswa menanamkan nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab pada anak, upaya orang tua untuk mengatasi kendala dalam menanamkan kemanusiaan yang adil dan beradab pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang sila kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua, cara yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, kendala yang dialami orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dan bagaimana mengatasi kendala tersebut. METODE Penelitian mengenai Upaya Orang Tua Menanamkan Nilai-Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Pada Anaknya Yang Menjadi Siswa Di SMAN 2 Kota Batu, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Karena dalam penelitian ini menyebutkan dan menjelaskan pemahaman orang tua mengenai nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, cara yang dilakukan orang tua menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, kendala orang tua dalam menanamkan nilainilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan upaya orang tua untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. a) Observasi 5

6 Menurut Sugiono (2011: 145) observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner, hal ini dikarenakan observasi ruang geraknya tidak hanya berlingkup pada manusia sebagai objek penelitian akan tetapi juga menyangkut objek-objek alam atau objek sosial yang dijadikan pusat penelitian. Metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan langsung memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan, di lihat dan di hayati oleh subjek peneliti. Peneliti melihat ada beberapa siswa dan siswi perilakunya kurang begitu mencerminkan Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu menghargai orang lain, mencintai sesama, bersikap adil. Contohnya ada siswi yang bergaul atau berteman membeda-bedakan yang kaya atau miskin, ada juga setiap piket kelas tidak ada yang peduli jadinya kelas kotor dan penjaga sekolah terpaksa kerja dua kali, berteman dengan memilih sama agama saja dan ada juga siswa yang pernah bertengkar sesama teman, ada temanya mempunyai penyakit lalu penyakitnya kambuh tidak di tolong malah menjadi objek tertawa, berbicara sama guru tidak mempunyai sopan santun atau tidak menghormati guru dan tujuan observasi adalah melihat tingkah laku siswa yang belum mencerminkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab. b) Wawancara Pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan memanfaatkan metode wawancara. Menurut Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua orang yakni pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (pihak yang diberi pertanyaan dan menjawab pertanyaan). Maksud dari pada melakukan wawancara menurut Moleong (2010: 186) untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang, 6

7 memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Metode wawancara menurut Sugiyono (2010: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu (a) wawancara terstruktur (b) wawancara semistruktur (c) wawancara tidak terstruktur. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur dalam mencari data yang berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman orang tua siswa SMAN 2 Kota Batu mengenai nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua SMAN 2 Kota Batu dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, cara orang tua SMAN 2 Kota Batu menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab kepada anaknya, kendala orang tua SMAN 2 Kota Batu dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada anak dan upaya orang tua SMAN 2 Kota Batu untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada anak, ditujukan pada orang tua SMA Negeri 2 Batu. Selain orang tua siswa peneliti juga bertanya kepada Kepala Sekolah, Guru Tatib dan Guru Bimbingan Konseling. Untuk mengetahui informasi siswa yang perilakunya kurang mencerminkan nilainilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal yang akan ditanyakan dalam wawancara dengan apakah anda pernah mendengar kata Pancasila, Pertama kali mendengar dari siapa, berapa jumlah sila-sila Pancasila, sebutkan lima sila Pancasila, Pancasila yang berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu sila ke berapa, apa yang anda ketahui tentang sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, sebutkan nilai-nilai apakah yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, apakah anda tahu tentang tenggang rasa, dan jelaskan apa itu tenggang rasa, sebutkan contoh dari perilaku tenggang rasa, apakah anda tahu tentang kata adil dan jelaskan pengertian dari kata adil, sebutkan contoh dari perilaku adil, apakah anda suka tolong menolong dan kegiatan apa yang sering anda lakukan dalam menolong sesama manusia apakah anda tahu pengertian dari Hak dan jelaskan pengertian dari hak dan beri contoh, apakah anda tahu tentang 7

8 kewajiban dan jelaskan pengertian kewajiban dan beri contoh, sebutkan contoh perilaku menghormati sesama manusia, sebutkan manfaat menerapkan nilai-nilai sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, bagaimanakah bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua siswa SMAN 2 Batu dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, bagaimanakah cara orang tua siswa SMAN 2 Batu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab kepada anak (isi pesan, cara/model, waktu), apakah kendala orang tua siswa SMAN 2 Batu dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab pada anak, bagaimanakah upaya orang tua siswa SMAN 2 Batu untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan bertanya kepada Kepala Sekolah, Guru Bimbingan Konseling dan Guru Tatib yaitu apakah siswa SMAN 2 Batu berperilaku sesuai dengan tata tertib sekolah, apakah banyak siswa di SMAN 2 Batu yang melanggar tata tertib, apakah bapak atau ibu mempunyai data siswa di SMAN 2 Batu yang sering melanggar tata tertib atau siswa-siswi yang perilakunya kurang mencerminkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab. c) Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk melengkapi data yang telah didapatkan melalui wawancara ataupun metode pengumpulan data lainnya, hali ini diharapkan dapat memenuhi dan melengkapi data penelitian hingga menjadi data yang valid. Menurut Sugiyono (2011: 240) dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berupa gambar, karya-karya monumental (memberikan kesan peringatan sesuatu yang penting). HASIL 1. Pemahaman Orang Tua Siswa SMAN 2 Kota Batu Mengenai Nilai-Nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Orang tua dianggap peneliti cukup paham karena bisa mengetahui dan menjelaskan tentang nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu orang tua pernah mendengar dan ingat dengan Pancasila. 8

9 2. Bentuk Pendidikan Yang Dilakukan Orang Tua Siswa SMAN 2 Kota Batu Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Berdasarkan arah uraian yang telah dijabarkan oleh peneliti dengan mencari data dari orang tua dan mencari data dari anak diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pendapat yang di berikan ke peneliti melalui wawancara ternyata benar karena peneliti mewawancarai anak juga dan hasil wawancaranya, bentuk pendidikan orang tua berbeda-beda, bentuk ceramah yang berisikan nasehat-nasehat baik, melalui perilaku-perilaku yang baik atau memberi suri tauladan yang baik, orang tua hanya melihat perkembangan anak tetapi kalau anak melakukan kesalahan atau tidak sesuai norma, maka orang tua langsung menegur dan membenarkan, bentuk pendidikan itu adalah memberi pendidikan sejak dalam kandungan dengan pembiasaan-pembiasaan, cerita atau dongeng yaitu dengan agama yang dibuat dasar dan memberi kebebasan. 3. Cara Orang Tua Siswa SMAN 2 Kota Batu Menanamkan Nilai-Nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Pendapat dari hasil wawancara dengan anak dan orang tua ternyata sama, karena peneliti mengecek dengan anak melalui wawancara.mengenai cara orang tua menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan berbagai cara dan tiap orang tua mempunyai cara atau model, isi pesan dan waktu yang berbeda-beda untuk memberikan pendidikan ke anak, caranya yaitu menunggu anak melakukan kesalahan baru di nasehati, memberikan pendidikan dengan memasukan nilai-nilai Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab, saling adanya ketebukaan dan kebebasan dalam berkomunikasi dan berpendapat, nonton tv dan makan bersama. Kemudian isi pesan dalam memberikan pendidikan ke anak yaitu ada orang tua memberi motivasi untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin, memberi arahan-arahan untuk hidup dengan masyarakat, selalu memotivasi, memberi pesan yang mencerminkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu jangan suka bohong dan di usahakan jujur. Waktu yang digunakan orang tua untuk memberikan pendidikan yaitu dengan nonton tv, makan bersama keluarga, menunggu anak pulang dari kegiatan, habis selesai sholat maghrib jam (18.00 wib), berkumpul bersama keluarga jam 9

10 (20.00 wib). Dengan cara, isi pesan dan waktu yang di rancang orang tua untuk membentuk perilaku yang diharapkan orang tua dan mencerminkan Pancasila. 4. Kendala Orang Tua Siswa SMAN 2 Kota Batu Dalam Menanamkan Nilai- Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Pendapat orang tua dan anak sama hasil pendapat dari wawancaranya karena peneliti membuktikan dengan memintai wawancara kepada keduanya yaitu orang tua dan anak, mengenai kendala orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ialah dari anak, masyarakat dan orang tua. Dari anak kendalanya anak malas, anak masih labil (sering terpengaruh), ego, komunikasi antara orang tua kurang terjalin dengan baik, cuek atas nasehat dari orang tua, pergaulan anak yang jelek, anak kurang bisa memahami pendidikan dari orang tua, anak lupa, anak salah tangkap dari pendidikan yang diberikan orang tua. Kendala dari orang tua yaitu komunikasi antara orang tua dan anak yang tidak terbuka dan tidak terjalin dengan baik, orang tua terlalu galak terhadap anaknya, sifat anak ada yang penurut dan ada yang tidak penurut, perhatian anak kurang, orang tua terlalu membatasi ruang gerak dan kendala dari teman ataupun masyarakat adalah terkadang anak terkena hasutan dari teman-teman yang mengakibatkan berpindahnya pemikiran atau pendidikan yang di berikan orang tua dari rumah berpindah atau melanggar. 5. Upaya Orang Tua Siswa SMAN 2 Kota Batu Untuk Mengatasi Kendala Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Berdasarkan data wawancara mengenai upaya orang tua untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu hasil wawancara dari orang tua dan anak ternyata sama, jadi orang tua tidak berbohong kepada peneliti, mengenai upaya orang tua untuk mengatasi kendala dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu orang tua juga harus bisa lebih mengerti dan tahu akan anak, memberikan nasehatnasehat dengan penuh kasih sayang, memberikan perhatian yang lebih kepada anak, tidak membatasi ruang gerak anak dalam mencapai keinginannya, menghukum anak, memberi perhatian yang sabar, telaten, berbahasa yang baik ke anak, selalu mengingatkan, memberi petunjuk tentang kewajiban dan hak, di kasih 10

11 tau atau setiap pada waktunya pulang di telfon atau di sms dan mengajak komunikasi antara ayah dan anak, ayah dan ibu dan bersama, karena anak juga mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat selain itu komunikasi sangat penting dalam menjalin ataupun membangun sesuatu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemahaman orang tua mengenai nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu orang tua cukup paham dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dan bisa mejelaskan serta menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila. 2. Bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua siwa dalam menanamkan nilainilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu ceramah dengan nasehat yang isinya tentang nilai-nilai yang ada di Pancasila terutama sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberi contoh-contoh yang baik atau suri tauladan, bentuknya pendidikan itu adalah memberi pendidikan sejak dalam kandungan dengan pembiasaan-pembiasaan, cerita yang berisikan perilaku yang mencerminkan nilainilai sila Pancasila, memberi kebebasan anak, membiarkan/hanya melihat jika salah baru hanya melihat ditegur 3. Cara orang tua dalam menanamkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu Caranya yaitu menunggu anak melakukan kesalahan baru di nasehati, memberikan pendidikan dengan memasukan nilai-nilai Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab, saling adanya ketebukaan dan kebebasan dalam berkomunikasi dan berpendapat, nonton tv dan makan bersama. Kemudian isi pesan dalam memberikan pendidikan ke anak yaitu ada orang tua memberi motivasi untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin, memberi arahan-arahan untuk hidup dengan masyarakat, memberi pesan yang mencerminkan nilai-nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu jangan suka bohong dan di usahakan jujur. Waktu yang digunakan orang tua untuk memberikan pendidikan yaitu dengan nonton tv, makan bersama keluarga, menunggu anak pulang dari kegiatan, habis selesai sholat maghrib jam (18.00 wib), berkumpul bersama keluarga jam (20.00 wib) dengan cara, isi pesan dan waktu yang di rancang orang 11

12 tua untuk membentuk perilaku yang diharapkan orang tua dan mencerminkan Pancasila karena anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas itu perilakunya masih mencari jati diri atau masih imitasi yaitu sering meniru perilaku orang lain atau gampang terpengaruh. Saran-saran 1. Sebagai Orang tua harus bertanggung jawab mendidik anak di keluarga, masyarakat dan sekolah, orang tua juga harus mengontrol perkembangan anak, komunikasi sama anak juga harus baik serta perhatian ke anak juga ditingkatkan dan kalau mendidik juga berdasarkan Pancasila yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Sebagai anak didik harus bisa melaksanakan kewajiban dan menuntut hak sebagai anak atau siswa. Ketika orang tua memberikan pendidikan anak juga harus mendengarkan dan menerapkan di lingkungan manapun serta harus bisa membedakan antara yang baik dan yang kurang baik. 3. Guru yang berperan sebagai sutradara pendidikan haruslah memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengupayakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain sebagai pemberi pembelajaran siswa, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut untuk menjadi motivator pembelajaran yang akan senantiasa menemani siswa dalam kegiatan pembelajaran dan guru adalah pengganti orang tua di dalam sekolahan untuk mendidik anak didiknya supaya terbentuk perilaku yang baik serta mendapat pendidikan. DAFTAR RUJUKAN Ali mohammad & Asrori muhammad Pskologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara Darmodiharjo, Darji Pancasila Suatu Orientasi Singkat Di Lengkapi Dengan Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Jakarta: Aries S Lima Djamarah Bahri S Pola Komunkasi orang tua dan anak dalam keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta Farozin M & Fathiyah N Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: PT Adi Mahasatya 12

13 Hurlock, Elizabeth B Perkembangan Sosial Anak. Jakarta: Erlangga Indra kusuma,a.d Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: IKIP MALANG Kaelan Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Indonesia Paulus, Wahana Filsafat Pancasila Konsep Manusia Dalam Pancasila. Yogyakarta: Kanisius Poerwadarminta Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Online), ( diakses 17 Januari 2012 Salam, Burhanuddin H Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta Sjarkawi Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tim UM Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang. Undang-Undang Dasar Surabaya: Apollo Lestari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika 13

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH 1 PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta 1) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan dibidang pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ihwal yang selayaknya dikerjakan dan yang selayaknya dihindari.

I. PENDAHULUAN. ihwal yang selayaknya dikerjakan dan yang selayaknya dihindari. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki fungsi sebagai pegangan atau acuan bagi manusia Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku, berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi BAB III PENYAJIAN DATA Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi, dan dokumentasi.wawancara dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN 74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota BAB III PENYAJIAN DATA Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan, penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih

MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA Tugas Akhir Pendidikan Pancasila NAMA :YULI NURCAHYO NIM : 11.11.5420 KELOMPOK : E JURUSAN : S1 TEKNIK INFORMATIKA DOSEN : Dr. Abidarin Rosyidi M.Ma JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BERPERILAKU PANCASILA

BERPERILAKU PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MAKALAH PANCASILA BERPERILAKU PANCASILA DISUSUN OLEH : NAMA : EKO RAHMANTO NPM : 11.01.2979 KELOMPOK PRODI : B : PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN : D3 - TEKHIK INFORMATIKA 03 NAMA DOSEN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Ita Roshita

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak 1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3 Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi nilainilai Pancasila di SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh KARTIKA SANI A. PENGATAR Pendidikan karakter menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia melupakan tugasnya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia melupakan tugasnya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terlahir sebagai makhluk yang paling sempurna. Terkadang manusia melupakan tugasnya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Sikap atau perilaku dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali) BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : Tugas Akhir Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1 Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : 11.11.5169 Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL 0 PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Oleh : SITI MARYAM NIM : 58646 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Lebih terperinci

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA - 1290 - G. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional

Lebih terperinci

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SUDARNO A510090214 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL 1 OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL Oleh Vivit Risnawati NIM : 2009/51093 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KESADARAN HUKUM SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO THE ROLE OF CIVICS EDUCATION TEACHER IN BUILDING LAW AWARENESS OF TENTH GRADE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusianya. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu cara dalam pembinaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Oleh: Lia Yuliana, M.Pd*) Pendahuluan Pendidikan moral diberikan di berbagai macam lembaga pendidikan, salah satunya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1 1 PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU Zulfitri 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil dari observasi adan interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kendala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional pendidikan Indonesia adalah mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat dimana untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan perilaku yang positif bagi peserta didik. Sekolah juga merupakan tempat kedua setelah keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan suka rela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami istri). Berdasar cinta

Lebih terperinci

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Anak berkedudukan sebagai anak didik dalam sebuah keluarga. Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN A. Analisis Etika Guru dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 95/I OLAK KECAMATAN MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 95/I OLAK KECAMATAN MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH : PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 95/I OLAK KECAMATAN MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH : SRI WAHYUNI A1D109028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN Nanik Iis* Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rahmat Hidayat Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dayattwins@gmail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan akan membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa yang penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berakar dalam kepribadian bangsa sebagai dasar negara yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berakar dalam kepribadian bangsa sebagai dasar negara yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang di dalamnya terdapat lima sila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Menurut Syamsudin, dkk (2009:14),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

: NIKEN WURIYANTI A

: NIKEN WURIYANTI A OPTIMALISASI PERAN ORANG TUA DALAM PENGERJAAN TUGAS RUMAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 04 KUTO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 JURNAL Oleh : NIKEN WURIYANTI A510091074

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang diberikan kesempurnaan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang lainnya. Sejak dilahirkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN 77 BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap persiapan Pada tahap persiapan ini, peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum melakukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I IMPLEMENTASI KARAKTER BERSAHABAT DAN PEDULI SOSIAL PADA SISWA SMP (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMP Negeri 1 Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci