BAB II EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN MYSTERY BAG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA PERANCIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN MYSTERY BAG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA PERANCIS"

Transkripsi

1 BAB II EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN MYSTERY BAG DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA PERANCIS 2.1 Pembelajaran Bahasa Definisi Pembelajaran Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri seseorang baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, maupun berbuat melalui sebuah interaksi antara individu dan lingkungan di mana individu tersebut tinggal. Witherington (1952) dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran karya Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran menyebutkan bahwa Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman (2006 : 92). Sedangkan definisi belajar yang ditemukan dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa karya Iskandarwassid dan Suhendar (2008) menyebutkan bahwa Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan di mana ia hidup. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan beberapa hal yang berhubungan dengan pengertian belajar adalah sebagai berikut : 1. Belajar merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan akan terus berlanjut hingga akhir hayat.

2 2. Belajar merupakan sebuah interaksi dengan lingkungan sekitar yang membawa perubahan terhadap setiap individu. 3. Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang menyangkut kepribadian individu ke arah yang positif dan bersifat cenderung permanen. 4. Terdapatnya aspek-aspek yang mendukung peranan kepribadian setiap individu dalam proses belajar, yaitu motivasi, emosional, sikap, pola pikir, cara bertindak, dan sebagainya. 5. Dapat terjadi tanpa guru, tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran. Mengajar adalah proses menyampaikan informasi yang bertujuan untuk mendidik dengan dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup. Sanusi (1998) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa karya Iskandarwassid dan Suhendar (2008) menyebutkan bahwa : mengajar diartikan sebagai proses mendidik atau membelajarkan peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi, antara lain membantu menumbuhkan dan mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi kepribadian peserta didik Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan manusia, selain itu bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasikan diri, alat untuk integrasi dan adaptasi sosial, dan

3 sebagai alat kontrol sosial. Menurut sumber internet yang beralamatkan mengatakan bahwa Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa memiliki banyak fungsi, yaitu bahasa berfungsi sebagai ekspresi, informasi, eksplorasi, persuasi, dan penghibur. Dari fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat betapa pentingya keberadaan sebuah bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa sendiri dibedakan menjadi 2 macam, yaitu bahasa ibu atau bahasa asli dan bahasa asing. Bahasa ibu merupakan bahasa yang didapatkan sejak seseorang dilahirkan dan pada saat mulai tumbuh berkembang. Sedangkan bahasa asing merupakan bahasa yang dipelajari serta dikuasai oleh seseorang selain bahasa ibu. Pemerolehan bahasa asing atau bahasa kedua ini biasanya didapatkan dengan secara tidak sengaja atau karena suatu kebutuhan. Dalam proses pembelajaran bahasa itu sendiri terdapat unsur yang saling menunjang, yaitu keterampilan dan komponen Keterampilan Berbahasa Dalam pembelajaran bahasa terdapat 4 aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis, membaca, mendengarkan dan berbicara. Pembelajaran bahasa asing terutama bahasa Perancis pun memiliki aspek keterampilan berbahasa. Dalam bahasa Perancis, menulis

4 dikenal dengan istilah production écrite, membaca dikenal dengan istilah compréhension écrite, mendengarkan dikenal dengan istilah compréhension orale, dan berbicara dikenal dengan production orale. Aspek keterampilan membaca merupakan keterampilan untuk memahami informasi yang diungkapkan oleh penulis melalui tulisan. Aspek keterampilan menulis merupakan keterampilan mengekspresikan gagasan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan ini tergolong ke dalam keterampilan aktif, karena siswa atau penulis dituntut aktif dalam menyampaikan informasi atau gagasan pikiran yang ingin disampaikan kepada pembaca. Aspek keterampilan mendengar (menyimak) merupakan keterampilan untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ucapan atau bunyi. Aspek keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mengekspresikan pikiran atau ide memalui ucapan atau bunyi Komponen Berbahasa Pada dasarnya komponen bahasa terdiri dari tiga komponen, yaitu tatabahasa atau disebut Grammaire dalam bahasa Perancis, kosakata atau disebut Vocabulaire dalam bahasa Perancis, dan pelafalan atau disebut Pronounciation dalam bahasa Perancis. Tatabahasa (Gramaire) merupakan suatu pola dan aturan yang harus diikuti dalam pembelajaran sebuah bahasa. Seseorang akan

5 dikatakan mahir dalam berbahasa jika orang tersebut memahami dan mengikuti tatabahasa yang berlaku pada bahasa tersebut. Kosakata (Vocabulaire) merupakan himpunan kata yang dimiliki atau diketahui oleh seseorang. Dalam tatabahasa, kelas kata dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata ganti, kata bilangan, dan kata tugas. Pelafalan (Pronounciation) merupakan cara pengucapan kata dalam suatu bahasa. Dalam pelafalan ini pengguna bahasa mempelajari mengenai intonasi dan penekanan ucapan pada suku kata bahasa tertentu. 2.2 Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa Pendekatan Pembelajaran Bahasa Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau kajian yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Iskandarwassid dan Sunendar menyebutkan bahwa Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya merupakan asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008 : 40). Pendekatan pembelajaran terdiri dari berbagai jenis, berikut jenis-jenis pendekatan pembelajaran. 1. Pendekatan Formal Dalam pembelajaran bahasa pendekatan formal merupakan pendekatan tradisional. Pembelajaran yang dilakukan oleh pendekatan ini mengandalkan pengalaman pengajar atau tokoh pendidik dilingkungan

6 sekitar, karena pendekatan ini cenderung mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan pada sebelum-sebelumnya. Maka dari itu, pendekatan ini tidak memiliki latar belakang yang teoretis. Menurut Semi (1993) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa, pembelajaran pada umumnya dimulai dengan rumusan teoretis yang kemudian diaplikasikan dengan contohcontoh pemakaiannya dan dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini cenderung menyampaikan informasi mengenai bahasa tanpa memperhatikan kemampuan berbahasa. Oleh karena itu, pendekatana ini pun dikenal sebagai pendekatan informatif. Pendekatan formal biasanya diterapkan ke dalam dua metode, yaitu metode terjemahan dan metode membaca. 2. Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional cenderung menyarankan mempelajari bahasa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan komunikasi. Tujuan dari pendekatan ini adalah membiarkan para pembelajar bahasa merasakan fungsi dari bahasa dan memahami tatabahasa itu sendiri. Pendekatan ini memunculkan metode pembelajar bahasa seperti metode langsung, metode audiolingual, metode linguistik, metode intensif dan metode pembatasan. 3. Pendekatan Integral Pendekatan integral menyebutkan bahwa pengajaran bahasa merupakan sesuatu yang bersifat multidimensional, di mana banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran. Pembelajaran harus

7 bersifat fleksibel dan menggunakan metode yang terbuka, misalnya : metode eksperimen dan metode kerja lapangan. 4. Pendekatan Sosiolinguistik Pendekatan Sosiolinguistik mempelajari hubungan masyarakat dengan bahasa. Pendekatan sosiolinguistik menyebutkan bahwa bahasa merupakan sebuah identas kelompok dan sebagai alat komunikasi. Bahasa memiliki sitem yang bervariasi, yang mana setiap ragam tersebut memiliki peranan, fungsi dan kawasan pemakaian yang tertentu. 5. Pendekatan Psikologi Pendekatan psikologi ini merupakan pendekatan pembelajaran yang berkaitan dengan mengamati kepribadian, kebiasaan belajar dari siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Dengan mengamati tingkah laku siswa, pengajar dapat memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh siswa tersebut agar penyampaian informasi dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 6. Pendekatan Psikolinguistik Pendekatan psikolinguistik inimerupakan pendekatan yang mempelajari latar belakang kemampuan siswa dalam berbahasa. Pendekatan ini menganggap bahwa keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh faktor eksternal. 7. Pendekatan Behavioristik

8 Pendekatan ini menyebutkan bahwa segala tingkah laku ataupun kegiatan siswa dalam pembelajaran merupakan respon terhadap adanya stimulus yang diserapnya. 8. Pendekatan Pengelolaan Kelas Pendekatan pengelolaan kelas ini terdiri dari berbagai macam pendekatan, yaitu pendekatan otoriter, pendekatan permisif, pendekatan pengubahan perilaku, dan pendekatan iklim sosio-emosional. Setiap pendekatan tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suasana kelas yang kondusif dengan cara menciptakan dan mempertahankan ketertiban kelas, memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan sesuatu, serta menjaga hubungan yang baik antara pengajar dan siswa. 9. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif ini merupakan pendekatan yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan pembelajaran yang dilandasi oleh teori komunikasi dan fungsi bahasa yang bertujuan mengembangkan kemampuan komunikatif dan meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa siswa Metode Pembelajaran Bahasa Menurut KBBI (1995) dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Iskandarwassid dan

9 Sunendar, 2008:56). Metode pembelajaran terdiri dari berbagai macam, yaitu : 1. Metode Terjemahan Metode terjemahan tatabahasa biasa dikenal dengan metode tradisional. Metode ini berkembang sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Prinsip dari metode ini adalah siswa dituntut untuk mampu menerjemahkan bahasa ibu ke bahasa sasaran, begitu juga sebaliknya. Ciri-ciri dari metode ini adalah : 1) Kaidah tatabahasa dan kosakata dipelajari dengan seksama. 2) Tatabahasa diajarkan secara deduktif. 3) Cara penerjemahan diterangkan secara terperinci. 4) Hanya fokus pada 2 keterampilan berbahasa, yaitu membaca dan menulis. 5) Tujuan pembelajarannya adalah untuk mengalihkan bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran, begitu juga sebaliknya. 6) Bahasa ibu dan bahasa sasaran dibandingkan secara konstan. 7) Pemahaman kaidah dan bahan bacaan diuji melalui terjemahan. 2. Metode Langsung Metode langsung ini lebih menekankan pada bahasa lisan dan memperhatikan ucapan. Metode ini sudah mulai mengurangi metode terjemahan. Ciri-ciri dari metode ini adalah : 1) Dilakukan dalam bahasa sasaran.

10 2) Menggunakan kosakata sehari-hari dan kalimat wacana yang sederhana. 3) Keterampilan berkomunikasi secara tanya-jawab dilakukan secara intensif. 4) Aspek berbicara dan menyimak mendapatkan perhatian yang baik. 5) Ketepatan ucapan dan tatabahasa sangat diperhatikan dan diutamakan. 3. Metode Audiolingual Metode audio-lingual ini berfokus pada lafal kata dan pelatihan pola kalimat yang dilakukan secara berulang-ulang secara intensif. Ciri-ciri dari metode ini adalah : 1) Pemisahan keterampilan bahasa-menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan pengulangan audiolingual secara grafik. 2) Penggunaan dialog sebagai sarana utama penyajian bahasa. 3) Penekanan pada teknik praktik tertentu. 4) Pemantapan teori linguistik dan teori psikologis sebagai dasar bagi metode pengajaran bahasa. 5) Penggunaan laboratorium bahasa. 4. Metode Pembelajaran Bahasa Masyarakat Metode pembelajaran bahasa masyarakat merupakan metode yang memberikan penekanan ranah afektif ke dalam pembelajaran kognitif.

11 Dalam hal ini, siswa mendapatkan perhatian dan bimbingan bimbingan agar siswa dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Metode Responsi Fisik Total Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini, pengajar diwajibkan untuk dapat berperan sebagai pengarah dari setiap tingkah laku siswa. Siswa harus menyimak pengajar dengan baik agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. 6. Metode Cara Diam (Silent Way) Metode cara diam atau yang lebih sering dikenal dengan silent way adalah salah satu metode pembelajaran bahasa yang merupakan bagian dari pendekatan pedagogi. Metode ini menerangkan bahwa aspek kognitif cenderung lebih dominan daripada aspek affektif dalam membantu keberhasilan mempelajari bahasa, frase, dan kalimat. Pada metode ini pengajar dituntut untuk lebih diam dan membiarkan siswa menjadi lebih aktif, mandiri dan lebih peka terhadap suasana pembelajaran. Stevick dalam buku Pengajaran Pemerolehan Bahasa menyebutkan ciri-ciri utama dari metode ini adalah : 1) Mengajar haruslah merupakan bawahan (atau subordinasi) belajar. 2) Belajar bukanlah secara primer yang merupakan tiruan atau latihan. 3) Dalam belaajr, pikiran memperlengakapi dirinya dengan karyanya sendiri, mencoba (trial and error), eksperimentasi

12 yang disengaja, menunda keputusan, dan memperbaiki kesimpulan. 4) Dalam pelaksanaannya, pikiran menarik atau mengambil segala sesuatu yang sudah pernah diperolehnya, terutama pengalaman dalam belajar bahasa ibu atau bahasa asli. 5) Jika aktivitas guru merupakan bawahan atau subordinasi bagi pembelajar, maka guru harus berhenti mencoba mencampuri dan mengalihkan kegitan tersebut. 7. Metode Sugestopedia Metode sugestopedia ini dapat membantu siswa dalam berkonsentrasi dalam memahami tatabahasa dan kosakata yang dipelajari. Suasana belajar mengajar yang menyenangkan, menyejukkan, dan nyaman dapat memberikan sugesti kepada para siswa, misalnya dengan mendekorasi ruang kelas dengan semenarik mungkin, tempat duduk yang nyaman, ruangan yang bersih, dan sebagainya. 2.3 Teknik dan Media Pembelajaran Bahasa Teknik Pembelajaran Bahasa Secara umum pengertian teknik adalah suatu cara, sistem, langkah untuk mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu. Sedangkan teknik pembelajaran adalah suatu cara sistematis yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang bertujuan membantu pengajar dalam menyampaikan materi dan membantu siswa memahami materi yang

13 diberikan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan sebuah pernyataan yang terdapat dalam situs internet yang berlamatkan yang menyebutkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam penggunaan teknik pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik dalam satu metode yang sama. Teknik itu sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk, berikut adalah macam-macam bentuk teknik pembelajaran. 1. Teknik Diskusi Teknik diskusi ini melibatkan banyak orang, minimal dilakukan 2 orang karena teknik ini membutuhkan kerjasama dan komunikasi. Teknik ini menciptakan suasana yang aktif diantara para siswa. Jika teknik ini diterapkan di dalam kelas, pengajar harus bekerja ekstra mengatur jalannya teknik diskusi ini. 2. Teknik Sumbang Saran atau Percambahan (Brainstroming) Teknik sumbang saran ini menghidupkan komunikasi antara pengajar dan siswa. Pengajar harus aktif melontarkan permasalahan dari materi yang diberikannnya, yang mana masalah tersebut harus dijawab atau ditanggapi oleh siswa sehingga masalah tersebut berkembang dan menjadi masalah baru. 3. Teknik Inquiry

14 Teknik inquiry ini menuntun siswa untuk mandiri karena teknik ini membiarkan siswa mencari jawaban sendiri, sumber belajar sendiri, dan belajar bersama dengan teman-temannya untuk menyelesaikan tugasnya. 4. Teknik Simulasi Teknik simulasi ini membuat para siswa aktif dalam berperan sesuai yang dikehendaki oleh siswa tersebut. Biasanya bentuk teknik pembelajaran ini berupa sosiodrama, psikodrama, permainan simulasi, dan bermain peran. 5. Teknik Ceramah Teknik ceramah ini merupakan teknik tradisional. Teknik ini secara tidak langsung mengandung unsur paksaan, karena siswa harus memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat apa yang diterangkan oleh pengajar tanpa berkomentar. Teknik ini dapat dipadupadankan dengan teknik tanya jawab atau dialog sehingga teknik ini menjadi hidup. 6. Teknik Permainan Teknik permainan merupakan teknik yang paling menyenangkan sehingga dapat menghidupkan suasana kelas. Teknik ini dapat memberikan kesan yang tersendiri sehingga dapat memotivasi para siswa. Dalam pembelajaran bahasa teknik permainan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu permainan kosakata, permainan tatabahasa, permainan mengeja dan sebagainya. 7. Teknik Kerja Kelompok

15 Dalam penggunaan teknik ini, siswa mengerjakan tugas atau menyelesaikan masalah dengan cara bersama-sama. Pengajar membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, biasanya terdiri dari 3 10 siswa tergantung dari tugas yang akan diberikan. 8. Teknik Kerja Lapangan Teknik pembelajaran kerja lapangan ini membawa siswa ke luar sekolah untuk mengadakan observasi dengan terjun langsung ke lapangan. Selain itu, siswa juga berpartisipasi ke dalam dunia kerja sehingga siswa dapat menghayati dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 9. Teknik Eksperimen Teknik pembelajaran membuat aktif para siswa dengan cara melakukan percobaan mengenai suatu hal, kemudian siswa mengamati proses yang tejadi dan membuat laporannya Media Pembelajaran Secara umum media adalah sebuah perantara atau pengantar pesan. Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan pada proses belajar mengajar yang dapat membantu merangsang daya pikir, perhatian, motivasi, dan emosi siswa dalam belajar. Media pembelajaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu media grafis, media tiga dimensi, dan media proyeksi. 1. Media Grafis

16 Menurut Webster dalam buku media pengajaran menyebutkan bahwa Graphics merupakan seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran mekanik (sudjana dan Rivai,2010:27). Di lihat dari definisinya media grafis merupakan sebuah media pengajaran yang berupa sketsa, grafik, poster, bagan, kartun, diagram, dan komik. Media grafis berupa bagan terdiri dari berbagai macam, yaitu bagan pohon, bagan alir, bagan arus, dan bagan tabel. Sedangkan media grafis berupa grafik terdiri dari grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, grafik wilayah, dan grafik gambar. Media grafis berupa sketsa, kartun, poster, dan komik memiliki persamaan, yaitu sama-sama menggunakan gambar di dalamnya. 2. Media Tiga Dimensi Menurut Sudjana dan Rivai model media tiga dimensi dibagi menjadi enam kategori, yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Model padat dapat berupa boneka, patung, alat tulis, anatomi tubuh, globe, dan sebagainya. Model penampang bersifat menampakkan susunan dari sebuah objek, seperti anatomi tubuh yang dapat dilihat susunan bagiannya ataupun penggambaran lapisan bumi yang biasa digunakan pada pelajaran ilmu bumi atau geografi. Model susun ini hampir mirip dengan model penampang hanya saja kita dapat melepaskan bagian-

17 bagian yang tersusun pada objek tersebut, seperti anatomi tubuh, mesin, pompa, dan sebagainya. Model kerja merupakan sebuah tiruan sistem kerja dari suatu objek, seperti sistem perputaran tata surya, neraca, katrol, alat ukur yang biasa digunakan dalam bidang ilmu pasti, microscope, dan sebagainya. Mock-up merupakan penyederhanaan dari suatu objek yang berfungsi sebagai simulasi, seperti jaringan listrik, sistem telepon, sistem peredaran darah, dan sebagainya. Diorama adalah sebuah objek tiga dimensi yang bertujuan menggambarkan keindahan suatu objek, seperti lukisan tiga dimensi, maket, dan sebagainya. 3. Media Proyeksi Media proyeksi terdiri dari slide, film stripe, film, penggunaan OHP dan sebagainya. 4. Media Audio Pengertian media audio untuk pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai adalah sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar-mengajar (Sudjana dan Rivai, 2010:129). Alat yang biasanya digunakan dalam media audio adalah radio, DVD, CD, kaset, piringan hitam, dan lain sebagainya.

18 Dilihat dari definisi dan alat yang digunakan, media audio ini berfungsi untuk melatih keterampilan mendengar atau menyimak. Kecakapan-kacakapan yang bisa dicapai siswa dengan menggunakan media audio ini, di antaranya : 1) Kecakapan dalam memusatkan perhatian siswa. 2) Kecakapan dalam mengikuti suatu pengarahan yang didengarkan oleh siswa. 3) Kecakapan dalam menganalisis suatu permasalah yang didengarkan oleh siswa. 4) Kecakapan siswa dalam memisahkan kata-kata atau informasi yang relevan dengan yang tidak relevan. 5) Kecakapan dalam mengingat dan mengungkapkan kembali mengenai informasi yang didengarkan oleh siswa. 6) Kecakapan dalam memperoleh arti dari suatu konteks. 2.4 Permainan Mystery Bag Definisi Permainan Berdasarkan situs online yang beralamatkan menjelaskan bahwa permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Adapun definisi lainnya seperti yang dilansir pada situs online

19 permainan.html menyatakan bahwa permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang ata sesuatu yang dipermainkan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan membuat orang menjadi rileks. Tujuan penggunaan permainan dalam proses pembelajaran adalah meringankan daya pikir siswa dalam mencerna materi atau bahan ajar yang disampaikan. Tak hanya itu tujuan penggunaan permainan dalam proses belajara mengajar adalah memotivasi siswa untuk mempelajari pelajaran tersebut Cara Penggunaan Permainan Mystery Bag Permainan Mystery Bag merupakan sebuah permainan yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran bahasa. Permainan ini tergolong ke dalam teknik permainan kosakata. Permainan ini peneliti temukan pada buku yang berjudul be smart and fun with english games karya Ayu Rini, youtube dan skripsi karya Rianny seorang mahasiswa bahasa Jepang. Permainan mystery bag adalah sebuah permainan individu yang diperuntukkan untuk tingkat dasar. Permainan ini membutuhkan sebuah tas dan benda-benda yang akan dimasukkan kedalam tas tersebut. Cara menggunakan permainan ini adalah semua pemain mengelilingi pemimpin permainan tersebut. Kemudian pemimpin permainan tersebut duduk di tengah lingkaran dengan membawa sebuah tas yang berisi aneka benda di dalamnya. Sebelumnya, Para pemain tidak mengetahui benda-

20 benda apa saja yang disembunyikan di dalam tas tersebut. Namun, perlu dicatat, pemimpin sebaiknya memasukkan benda-benda yang sudah dikenal oleh semua pemain. Kemudian para pemain secara bergilir maju ke depan mendekati pemimpin permainan. Pemain 1 memasukkan tangannya ke dalam tas dan mengambil sebuah benda, tapi benda itu tetap dipegang dalam kantong. Lalu pemain meraba benda tersebut dengan tangannya. Setelah merasa yakin akan jawabannya maka pemain 1 akan menyebutkan nama benda tersebut. Jika jawaban dari pemain 1 benar maka pemain masih diperbolehkan main namun jika salah pemain 1 akan dikeluarkan dari permainan Kekurangan dan Kelebihan Permainan Mystery Bag Kelebihan dari permainan ini adalah sederhana, mudah dilakukan dan menggunakan alat peraga yang sederhana. Tak hanya itu permainan ini pun memotivasi siswa dalam belajar dan dengan adanya permainan ini suasana pembelajaran menjdai tidak monoton. Namun kekurangan dari permainan ini adalah tidak dapat menggunakan semua benda sebagai objek permainan, karena tas yang dipergunakan adalah tas kecil atau berukuran sedang sehingga benda besar seperti papan tulis tidak dapat dimasukkkan ke dalam tas tersebut Kelebihan dan Kekurangan Teknik Permainan

21 2.5 Hasil Temuan Penelitian Terdahulu Teknik permainan mystery bag ini sebelumnya sudah pernah diteliti oleh mahasiswi jurusan bahasa Jepang yang bernama Puspitasari (2010) yang berjudul Efektivitas Teknik Permainan Mistery Bag dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. Peneliti tersebut melakukan eksperimen murni dengan menggunakan kelas kontrol dan kelas ekperimen dari kelompok yang berbeda. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa permainan mystery bag mempermudah siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan manusia, selain itu bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasikan diri, alat

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang dibutuhkan oleh manusia dalam menyampaikan ide, pendapat, dan perasaannya yang dituangkan, baik secara lisan

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN BIPA. oleh Nuny Sulistiany Idris FPBS UPI

METODE PENGAJARAN BIPA. oleh Nuny Sulistiany Idris FPBS UPI METODE PENGAJARAN BIPA oleh Nuny Sulistiany Idris FPBS UPI PRINSIP PENGAJARAN BAHASA Bahasa adalah seperangkat kebiasaan. Ajarkan berbahasa, bukan tentang bahasa. Bahasa adalah apa yang dikatakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran seni di sekolah, merupakan suatu proses belajar mengajar yang membuat siswa mampu menginterpretasikan pengalamannya, serta mengembangkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat penting dalam pembentukan

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat menjadikan siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah

Lebih terperinci

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN

ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR

PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR PERAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SEKOLAH DASAR Enita Istriwati Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Pos-el: info@balaibahasajateng.web.id Pos-el penulis:nicole_helan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu menulis (la production écrite), membaca (la compréhension écrite), berbicara (la production

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat

BAB I PENDAHULUAN. kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, dan alat penghubung pada

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN

SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN SUPLEMEN PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN : METODA DAN MEDIA PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan metoda atau model pembelajaran yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nurul Zahrah Annisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nurul Zahrah Annisa, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, bahasa Perancis menjadi salah satu bahasa internasional setelah bahasa Inggris yang dipelajari. Dalam situs resmi Kedutaan Besar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tidak

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog:  Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia METODOLOGI INOVATIF dedir@upi.edu blog: http://dedi.staf.upi.edu Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar menyiapkan peserta didik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat bersosialisasi, bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran Pembelajaran merupakan bagian dari salah satu proses yang penting dalam pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

A. Tujuan dan manfaat 1. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.

A. Tujuan dan manfaat 1. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan. KETERAMPILAN PEMBELAJARAN MODEL VARIASI SIMULUS * Untuk Pmbelajaran di TK Variasi stimulus adalah usaha guru dalam mengatasi kejenuhan siswa sehingga dalam proses belajar mengajar siswa senantiasa tekun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip. Semua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

Hakikat Media Pembelajaran

Hakikat Media Pembelajaran Hakikat Media Pembelajaran Pembelajaran sebagai proses komunikasi Gangguan hambatan (noise) Komunikator Pesan (message) Saluran (cannel) Komunikan (Penerima) Feed back Faktor yang berpengaruh komunikasi:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media memiliki peranan penting dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dewasa ini, maka semakin beragam pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menulis merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan kepada orang lain melalui media bahasa tulis. Bahasa tulis tentu berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Sadiman, dkk. (2008: 17-18) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia adalah dengan cara penguasaan segala aspek keterampilan berbahasa oleh peserta didik. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Guruan (Association for Education and Communication technology) AECT dalam BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan melakukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan berbicara bahasa Jawa belum sepenuhnya dilaksanakan dalam pembelajaran bahasa Jawa, karena dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan primer manusia, sama seperti kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air dan udara. Manusia sebagai mahluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menuntut siswa agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat dan juga tidak dapat dipisahkan. Bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam hidup, walaupun lazimnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak lahir. Dalam proses perkembangannya, manusia memerlukan pendidikan, melalui proses ini manusia

Lebih terperinci

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum dan mata pelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan Media Pembelajaran PENGERTIAN MEDIA Gange (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russel (1989) mengartikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi secara lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif, menulis berkaitan erat dengan aktifitas berpikir. Menulis menuntut kemampuan berpikir yang memadai

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto ) METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran Mengamati: Mengamati symbol-symbol. Pancasila. Membaca pemahaman teks. wujud benda

Kegiatan Pembelajaran Mengamati: Mengamati symbol-symbol. Pancasila. Membaca pemahaman teks. wujud benda Tema 3 Subtema 1 : Perubahan di alam : Perubahan wujud benda Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.1 Memahami simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

Lebih terperinci