Alat Analisa Abu di Sabuk Konveyor (Online) Indutech

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alat Analisa Abu di Sabuk Konveyor (Online) Indutech"

Transkripsi

1

2 Alat Analisa Abu di Sabuk Konveyor (Online) Indutech Indutech menawarkan berbagai macam alat analisa abu untuk mengatasi berbagai aplikasi secara optimal. Gamma Transmission Ash Analyzers (GTA) Model dari seri ribuan GTA adalah standar instrumen Energi Rangkap Dua dan Tiga (Dual dan Triple Energy). Seri GTA 1000 Model GTA 1000 didasarkan pada teknik Energi Rangkap Dua (Dual Energy). Gambar 1 menunjukkan skema metode ini. Dengan ini, nomor atom rata-rata pada material ditentukan dengan mengirimkan material dengan dua garis sinar gamma dari energi yang berbeda. Nomor atom rata-rata adalah ukuran untuk kandungan abu, karena jumlah nomor atom dari unsur batu bara (H, C, O) lebih rendah dibandingkan dengan unsur abu (Al, Si, Ca, Fe). Gambar 1 : Skema metode energy rangkap dua (dual energy) Namun, metode ini dipengaruhi oleh perubahan komposisi unsur abu, karenanya, nomor atom rata-rata bervariasi meskipun kandungan abu konstan. Terutama, variasi dari keduanya, kandungan Besi dan Kalsium, sangat mengganggu. Misalnya, perubahan 1% dari kandungan besi dalam produk mengganggu pembacaan pengukur abu sekitar 8%. Alat analisa GTA bekerja tanpa kontak (sentuh). Ketebalan lapisan minimal kira-kira 5 cm. Ketebalan lapisan maksimum tergantung pada kadar abu dan pada energi dari radiasi dengan energi rendah dan biasanya antara 15 dan 25 cm. Metode ini murah dan karenanya sangat populer, tetapi aplikasinya terbatas karena pengaruh besi dan kalsium tersebut. Instrumen-instrumen dari merek GTA dipasang terutama di Tambang Batu Bara / Pencucian Batu Bara 2

3 karena perubahan jangka pendek dari komposisi unsur abu cukup rendah, dan jarang dipasang di pembangkit listrik, di mana komposisi unsur abu sangat bervariasi, karena digunakannya batu bara dari asal yang berbeda-beda Alat Analisa Abu GTA Energi Rangkap Dua (Dual Energy) dengan Am dan Cs GTA bekerja dengan Amerisium (Am) dan Cesium (Cs) masing-masing sebagai sumber gamma energi rendah dan tinggi. Energi dari sumber Am-241 adalah 60 kev dan dengan ini ketebalan lapisan maksimal terbatas sekitar 25 cm. Alat Analisa Abu GTA Energi Rangkap Dua (Dual Energy) dengan tabung Sinar X dan Cs Di GTA , sumber amerisium yang beracun digantikan dengan tabung Sinar X. Selain aspek lingkungan, pengaturan ini juga memberikan akurasi yang lebih baik karena energi dari tabung Sinar X dapat beradaptasi dengan kondisi pengukuran. Untuk memaksimalkan efek pengukuran, energi dipilih, serendah mungkin, namun tentunya cukup besar untuk menembus lapisan yang ada. Ketebalan lapisan maksimal terbatas sekitar 15 sampai 20 cm. GTA 2000 Triple Energy Ash Analyzer dengan Cs, Am and sinar X GTA 2000 adalah kombinasi dari GTA dan GTA Gambar 2 menunjukkan skema tersebut Karena energi yang berbeda dari Am dan radiasi Sinar X, dapat diperoleh dua sinyal yang berbeda untuk nomor atom rata-rata, yang memungkinkan kompensasi besi sampai batas tertentu. Gambar 3 menunjukkan instalasi GTA Jika konsentrasi pada lebih dari satu unsur berbeda-beda, misalnya besi dan kalsium, efisiensi kompensasinya akan berkurang. Metode ini adalah kemungkinan yang paling murah dari sebuah kompensasi besi, tetapi penerapannya terbatas. 3

4 OXEA Online X-ray Elemental Analyzer Produk OXEA didasarkan pada prinsip X-Ray fluorescence (XRF). Metode ini memberikan lebih banyak informasi daripada metode dual energy karena konsentrasi semua konstituen dari abu tersebut telah ditetapkan. Teknik ini juga memungkinkan penentuan kadar abu dengan kompensasi penuh dari komposisi unsur abu, terutama besi dan kalsium. PGNAA Sumber Californium atau tabung neutron - Usia sekitar 2 tahun - Biaya pembuangan - Biaya pemeliharaan yang tinggi Energi neutron dan radiasi gamma tinggi - Perlindungan yang kompleks - Perizinan sulit karena radiasi tinggi Mengukur semua unsur. Larangan: - Tanpa deteksi untuk beberapa unsur, mis. oksigen - Deteksi yang terlalu sensitive untuk beberapa unsur, mis. 1% klorin memenuhi detektor Pengukuran volume non-integral - Lapisan material harus dimodelkan - Perubahan % dari lapisan akan mengurangi akurasi -Pengaruh kelembaban XRF Tabung sinar X - Usia sekitar 6 tahun - Tanpa biaya pembuangan - Biaya pemeliharaan rendah Energi Sinar X rendah - Perlindungan yang sederhana - Perizinan mudah karena radiasi rendah Mengukur semua unsur dengan Z > 10 Pengukuran permukaan, - Permukaan harus bersifat mewakili - Pengaruh kelebaban lemah pada unsur rendah seperti Na hingga Si 4

5 Tergantung pada beban (Pada sabuk, beban di bawah volume saturasi) - Kelebihan beban - dikurangi akurasi - Kekurangan beban - dikurangi akurasi Diperlukan sampel berukuran besar untuk kalibrasi statis Tidak tergantung pada beban Sampel berukuran kecil untuk kalibrasi statis Akurasi tinggi (tergantung pada aplikasi) Akurasi tinggi (tergantung pada aplikasi) Tabel 1: Perbandingan antara PGNAA dan XRF Metode XRF memberikan informasi yang mirip seperti yang diberikan oleh sistem PGNAA. (Prompt Gamma Neutron-Activated Analysis) untuk semua unsur dengan nomor atom >10. Namun, biaya investasi dan pemeliharaan alat analisa PGNAA jauh lebih tinggi daripada perangkat OXEA. (sumber kalifornium harus ditukar setiap dua tahun) Tabel 1 menunjukkan perbedaan dasar antara teknologi XRF dan PGNAA. Metode yang digunakan untuk merek produk OXEA memiliki banyak paten atau diaplikasikan sebagai paten. OXEA 1000 hingga OXEA 3000 Instrumen OXEA 1000 hingga OXEA 3000 adalah produk-produk dari merek OXEA seri ribuan. Diperlukan jarak konstan kira-kira mm antara detektor dan permukaan produk. Dengan ini, diperlukan permukaan yang halus dan oleh karena itu ukuran partikel maksimal terbatas pada sekitar 50 mm (2") dan rata-ratanya terbatas pada <25 mm (<1"). Untuk memenuhi jarak tersebut pada sabuk berjalan dengan beban yang bervariasi, alat analisa XRF dipasang pada sebuah papan luncur, yang meluncur pada permukaan produk (Gambar 4). Jika perlu, permukaan material harus diratakan, sehingga papan luncur berjalan lancar. 5

6 Gambar 4: Pemasangan papan luncur pada sabuk utama Jika kondisi ini tidak dapat dicapai di sabuk utama, instrumen akan dipasang di sabuk bypass. Bahan sampel, yang diambil dari aliran utama dihancurkan dan material tersebut disiapkan pada sabuk bypass untuk mendapatkan kondisi pengukuran yang optimal. Gambar 5 menunjukkan OXEA 3000 pada sabuk bypass. Di sini, ketebalan lapisan konstan dijamin oleh sebuah pengeruk (scraper). Instrumen ini dipasang dalam posisi tetap pada sabuk. Tentu saja, papan luncur juga dapat dipasang pada sabuk bypass. Gambar 5: OXEA 3000 pada sabuk bypass Dalam Gambar 6, prinsip pengukuran dari OXEA 1000 ditampilkan sebagai instalasi bypass. Alat bajak (plough) menghasilkan ketebalan lapisan yang konstan dan permukaan yang rata. Sensor Unit dengan tabung Sinar-X dan detektor dipasang di atas sabuk berjalan. Dalam Unit Penyuplai Tegangan Tinggi, dihasilkan Tegangan Tinggi untuk tabung Sinar-X. Di sini, juga dilakukan sirkuit keselamatan dan perutean (routing) beberapa sinyal. Sinyal detektor dihubungkan ke alat analisa MCA multi saluran. Sensor material mendeteksi adanya material dan mematikan pengukuran apabila sabuk kosong. Instalasi opsional pengukur kelembaban microwave PMD 2450 memungkinkan penentuan kadar air dan nilai kalor batu bara. Sinyal output dari PMD 2450 dan MCA dihubungkan ke PC melalui hubungan serial (antarmuka RS 232 atau RS 422/485). PC dapat dihubungkan ke PLC melalui Modbus, Profibus, dll untuk mentransfer hasil akhir. 6

7 Gambar 6: Prinsip pengukuran produk OXEA 1000 Tiga versi yang tersedia dalam produk OXEA seri ribuan: OXEA 1000 Pengukur Abu (Ashmeter), Alat Analisa Saluran Tunggal (Single Channel) OXEA 1000 adalah pengukur abu dengan kompensasi besi dan kalsium internal. Selain sinyal hambur balik (backscatter), sinyal XRF juga digunakan untuk meningkatkan akurasi, terutama untuk mengkompensasi variasi kandungan besi dan kalsium pada abu. Keakuratan yang diperoleh jauh lebih tinggi daripada dengan metode Dual Energy. Untuk aplikasi non-batu bara, OXEA 1000 memungkinkan pengukuran saluran tunggal, yaitu deteksi satu unsur. OXEA 2000 Alat Analisa Abu and Sulfur OXEA 2000 memungkinkan penentuan sulfur di samping kandungan abu. Pengaturan pengukuran dan kondisi instalasi sama seperti OXEA Untuk aplikasi non-batu bara, OXEA 2000 memungkinkan pengukuran dua saluran, yaitu deteksi dua unsur. OXEA 3000 Alat Analisa Elemental Selain kandungan abu dan sulfur, OXEA 3000 memungkinkan penentuan komposisi unsur pada abu untuk semua unsur dengan nomor atom >10. Pada kasus-kasus tertentu, natrium juga dapat ditentukan. Pengukurannya juga mencakup unsur jejak (trace) seperti As, Hg, dan Pb. Batas deteksi tergantung pada matriks dan harus dibuktikan dalam kasus-kasus tertentu dan biasanya dalam kisaran ppm. Selanjutnya, OXEA 3000 memungkinkan penentuan parameter batu bara tertentu lainnya, seperti volatil dan fusi abu, dan pembedaan antara batu bara dengan asal yang berbeda-beda atau jika terdapat material lain pada sabuk sebagai kokas, bensin kokas, atau ampas bijih (slag). Untuk aplikasi non-batu bara, OXEA 3000 memungkinkan pengukuran multi-channel, yaitu deteksi unsur dengan jumlah yang tidak terbatas. 7

8 Pengaturan pengukuran dan kondisi instalasi sama pada seluruh OXEA seri ribuan. OXEA atline Instrumen OXEA 1000 hingga OXEA 3000 juga tersedia dalam versi atline untuk pengukuran di luar sabuk konveyor (offline) dengan cepat. Hasil pengukuran tersedia dalam waktu 2-3 menit. Lisensi sebagai sistem yang sepenuhnya tertutup diterapkan. Dengan lisensi ini, OXEA atline (Gambar 7) dapat digunakan tanpa lisensi individu dan tanpa petugas proteksi radiasi. Gambar 7: OXEA atline OXEA 500 Alat Analisa diatas sabuk konveyor OXEA 500 mengukur material tanpa kontak dengan ukuran partikel <75 mm -100 mm (3"- 4") langsung pada sabuk utama tanpa sistem pengambilan sampel dan sabuk bypass. Unsur dengan nomor atom Z >19 dapat ditentukan. Gambar 8 menunjukkan prinsip pengukuran lini OXEA 500. Sensor dipasang di atas sabuk yang berjalan dalam jarak antara 8 dan 25 cm. Sebuah pembatas untuk memotong ketebalan lapisan maksimal dan sebuah pengeruk (scraper) untuk menghaluskan permukaan material sebelum titik pengukuran merupakan hal yang menguntungkan. Jarak ditentukan dengan sensor ultrasonik untuk kompensasi jarak pada sinyal pengukuran. 8

9 Gambar 8: Prinsip pengukuran OXEA 500 Instrumen ini tersedia dalam dua versi: OXEA Pengukur Abu diatas Sabuk Konveyor / Alat Analisa Unsur Saluran Tunggal Kadar abu ditentukan dengan menggunakan teknik hambur balik (backscatter) dalam kombinasi dengan pengukuran fluoresens Sinar X untuk kompensasi besi dan kalsium. Sebagai sumber, tabung Sinar X digunakan. Karena hanya unsur dengan nomor atom >19 yang dapat diukur, sulfur tidak dapat dideteksi. Untuk aplikasi non-batu bara, OXEA memungkinkan pengukuran saluran tunggal, yaitu deteksi satu elemen dengan nomor atom Z >19. OXEA Pengukur Abu diatas Sabuk Konveyor / Alat Analisa Unsur Multi Saluran Selain kadar abu, OXEA memungkinkan penentuan konsentrasi unsur dengan nomor atom >19. Pengukuran unsur jejak (trace) seperti As, Hg, dan Pb juga dapat dilakukan. OXEA 600 (GTA 3000): Alat Analisa XRF Transmisi-Gamma diatas Sabuk Konveyor Permukaan yang kasar pada material mengurangi keakuratan metode backscatter. Untuk aplikasi tersebut, dikembangkanlah OXEA 600 (GTA 3000), yang menggabungkan metode gamma-transmisi dual-energi dari GTA dengan metode XRF diatas sabuk konveyor dari OXEA 500. Gambar 9 menunjukkan prinsip pengukuran dari OXEA 600/GTA Di bawah sabuk yang berlawanan dengan tabung Sinar X, dipasang sebuah detektor, yang mengukur transmisi Sinar X menurut GTA Tentu saja, sumber tambahan Am-241 juga dapat digunakan sebagai sumber untuk pengukuran transmisi menurut GTA Saluran transmisi Cesium dari seri GTA juga merupakan bagian dari sistem ini. Dalam prinsip pengukuran pada Gambar 9, sinyal ini juga digunakan untuk kompensasi jarak pada pengukuran XRF. Hal ini dapat dilakukan jika kepadatan materialnya konstan. Sebagai alternatif, juga dapat digunakan sensor jarak tambahan ultrasonik, seperti yang ditunjukkan 9

10 dalam skema dari OXEA 500. OXEA 500 benar-benar merupakan bagian dari OXEA 600. Gambar 9: Prinsip pengukuran dari OXEA 600 (GTA 3000) Akibat dari kombinasi ini, keterbatasan keduanya GTA dan OXEA 500 harus dipertimbangkan: Ketebalan lapisan minimal adalah 5 cm. Ketebalan lapisan maksimal adalah, tergantung pada sumber transmisi gamma energi rendah, antara 15 dan 25 cm. Jarak antara detektor XRF dan permukaan material adalah antara 7 dan 25 cm. Ukuran partikel terbatas pada < mm (3-4 ). Instrumen ini tersedia dalam dua versi. OXEA Pengukur Abu diatas Sabuk Konveyor Kandungan abu ditentukan dengan menggunakan teknik transmisi energi gamma dual energi yang dikombinasikan dengan pengukuran fluoresensi Sinar X untuk kompensasi besi dan kalsium. Sebagai sumber energi tinggi, digunakan Cs-137. Sebagai sumber energi rendah, dapat dipilih antara Am-241 dan tabung Sinar X. Karena hanya unsur-unsur dengan nomor atom >19 yang dapat diukur, sulfur tidak dapat dideteksi OXEA Pengukur Abu diatas Sabuk Konveyor / Alat Analisa Unsur Multi Saluran Selain kandungan abu, OXEA 600-3/GTA 3000 memungkinkan untuk menentukan konsentrasi unsurunsur dengan nomor atom >19. Sebuah pengukuran unsur jejak (trace), seperti As, Hg, dan Pb juga dapat dilakukan dalam batas deteksi. Kandungan Kelembaban dan Nilai Kalori Salah satu pengukur abu yang dikombinasikan dengan pengukur kelembaban microwave PMD 2450 tersebut memungkinkan untuk menentukan kandungan kelembaban dan nilai kalori batu bara Tabel berikut memberikan sebuah gambaran dari Berbagai Model Pengukur Abu Online Indutech 10

11 Tinjauan dari Pengukur Abu Indutech Tipe Prinsip Pengukuran Parameter yang Diukur Keuntungan Batasan GTA Transmisi Gamma Dual Energi dengan kandungan abu tanpa kontak partikel < 300 mm Cs-137 dan Am-241 sebagai sumber rendah biaya pengaruh dari komposisi elemental GTA Transmisi Gamma Dual Energi dengan kandungan abu tanpa kontak partikel < 300 mm Cs-137 dan sebuah tabung Sinar X sebagai sumber keakuratan meningkat dibandingkan dengan GTA pengaruh dari komposisi elemental GTA 2000 Transmisi Gamma Triple Energi dengan kandungan abu tanpa kontak partikel < 300 mm Cs-137, Am-241 dan tabung Sinar X kompensasi besi unsur-unsur lain seperti Ca harus konstan OXEA XRF / pengukur abu pada sabuk dengan backscatter kandungan abu tanpa kontak partikel < mm ( 3-4 ) 2 paten menunggu kompensasi dari komposisi abu elemental jarak ke permukaan mm OXEA XRF / pengukur abu pada sabuk dengan backscatter kandungan abu tanpa kontak partikel < mm ( 3-4 ) 2 paten menunggu komposisi unsur abu untuk elemen kompensasi dari komposisi abu elemental jarak ke permukaan mm GTA / OXEA paten menunggu Transmisi Gamma Dual Energi + OXEA 500 kandungan abu tanpa kontak kompensasi dari komposisi abu elemental keakuratan meningkat dibandingkan dengan OXEA partikel < mm ( 3-4 ) jarak ke permukaan mm GTA / Transmisi Gamma Dual Energi + OXEA 500 kandungan abu tanpa kontak partikel < mm ( 3-4 ) OXEA komposisi unsur abu untuk elemen dengan Z kompensasi dari komposisi abu elemental jarak ke permukaan mm 3 paten menunggu > 19 (Potassium) keakuratan meningkat dibandingkan dengan OXEA OXEA 1000 dipatenkan 3 paten menunggu XRF / backscatter kandungan abu unsur-unsur dengan Z > 10 kompensasi dari komposisi abu elemental keakuratan terbaik Ukuran partikel maks. < 50 mm, rata-rata< 25 mm jarak ke permukaan ~20 mm aplikasi papan luncur atau sabuk bypass OXEA 2000 XRF / backscatter abu kompensasi dari komposisi abu elemental Ukuran partikel maks. < 50 mm, rata-rata < 25 dipatenkan sulfur keakuratan terbaik mm 3 paten menunggu unsur-unsur dengan Z > 10 jarak ke permukaan ~20 mm OXEA 3000 XRF / backscatter abu, sulfur, volatil, kompensasi dari komposisi abu elemental Ukuran partikel maks.< 50 mm, rata-rata< 25 mm dipatenkan fusi abu, tipe pengenalan (recognition) keakuratan terbaik jarak ke permukaan ~20 mm 3 paten menunggu komposisi abu elemental (Z > 10) aplikasi papan luncur atau sabuk bypass Semua pengukur abu dapat dilengkapi dengan pengukur kelembaban Microwave PMD 2450 kami untuk menentukan Kandungan kelembaban dan Nilai Kalori di samping Kandungan Abu. OXEA 1000 hingga OXEA 3000 dapat dkirimi: sebagai versi atline untuk mengukur sampel dalam laboratorium atau di lapangan dalam 3 menit dengan pilihan pengenalan (recognition) tipe dan perpindahan secara otomatis parameter kalibrasi 11

12 Alat Pengukur untuk Industri Batu Bara dan Mineral pengukuran dilakukan pada: Sabuk konveyor utama Sabuk konveyor bypass atline (dekat dengan proses) Keuntungan-keuntungan dari Alat Analisa XRF Elemental OXEA online Prosedur lisensi rendah Tanpa biaya untuk pembuangan limbah nuklir Biaya perawatan rendah Pemeliharaan jarak jauh Fungsi pengecekan sendiri dengan transfer data ke PLC Pemantauan data dan transfer data ke PLC secara terus-menerus Parameter pengukuran yang tersedia Kandungan abu Kandungan sulfur Unsur jejak (race), misalnya arsenik Komposisi unsur lengkap pada abu Fusi abu Volatil Nilai kalori Pengenalan (recognition) jenis batu bara yang berbeda Penentuan batu bara / kokas / ampas bijih (slag) / kokas petroleum komposisi unsur pada mineral komposisi unsur pada suhu tinggi, misalnya converter debu sampai dengan 350 C Keuntungan-keuntungan dari PMD Precision Microwave Detector Pengukuran kelembaban secara online tanpa kontak yang akurat Tanpa sumber nuklir pada sebagian besar aplikasi Pengumpulan data selama 1 tahun Data pemantauan dan transfer data ke PLC terus-menerus Parameter pengukuran yang tersedia Kelembaban Kepadatan / konsentrasi lumpur Karbon dalam abu terbang Anda akan menemukan pengukuran InduTech di Tambang Pembangkit listrik dengan tenaga batu bara Pabrik kokas Pabrik persiapan Pabrik baja Industri semen Lainnya Kontrol proses InduTech GmbH memegang hak paten eksklusif untuk teknologi yang digunakan untuk pengukuran XRF secara online 12

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO Insan Kamil Institut Teknologi Bandung Abstrak Pengukuran radioaktif dengan metode scintillation menggunakan detektor NaI untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat 81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. X-Ray Fluoresence TULISAN ILMIAH. Muhammad Arfiadi Pratama ( ) Giri Yudho Prakoso ( )

UNIVERSITAS INDONESIA. X-Ray Fluoresence TULISAN ILMIAH. Muhammad Arfiadi Pratama ( ) Giri Yudho Prakoso ( ) UNIVERSITAS INDONESIA X-Ray Fluoresence TULISAN ILMIAH Muhammad Arfiadi Pratama (1206238936) Giri Yudho Prakoso (1206237463) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FISIKA DEPOK 2015 KATA

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)

ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF) ISSN 1979-2409 Analisis Kerusakan X-Ray Fluoresence (XRF) (Agus Jamaludin, Darma Adiantoro) ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF) Agus Jamaludin, Darma Adiantoro Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga 20 III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Obyek dalam penelitian ini adalah paving block dengan

Lebih terperinci

Dräger REGARD Seri 3900 Sistem Kontrol

Dräger REGARD Seri 3900 Sistem Kontrol Dräger REGARD Seri 3900 Sistem Kontrol Perangkat Dräger REGARD seri 3900 dapat digunakan sebagai pengontrol mandiri. Anda dapat mengonfigurasikan hingga 16 kanal pengukuran. Selain itu, penyiapan modular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

RINGKASAN BAKING AND ROASTING RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan

Lebih terperinci

Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA)

Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA) Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA) Ryan Ardiansyah 1*, Moch. Luqman Ashari 2, Denny Dermawan 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran. 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pengujian dalam tugas akhir ini dilakukan dalam beberapa tahapan penting, meliputi: menentukan tujuan pengujian, mengumpulkan landasan teori untuk

Lebih terperinci

Pemantauan belt conveyor

Pemantauan belt conveyor Pemantauan belt conveyor Untuk keamanan dan ekonomi tertinggi dari ban berjalan Maksimum keamanan dan efisiensi Semua komponen sabuk konveyor memburuk secara permanen karena memakai, beban dinamis atau

Lebih terperinci

Analisa Bauksit dengan Thermo Niton Niton XL3 GOLDD+

Analisa Bauksit dengan Thermo Niton Niton XL3 GOLDD+ Analisa Bauksit dengan Thermo Niton Niton XL3 GOLDD+ Alat Analisa Niton Seris XL3 GOLDD+ Memungkinkan Analisis Cepat terhadap Elemen Ringan Disusun Oleh : Slamet Riyadi Product Applicator PT Tawada Scientific

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan bertambah nya jumlah penduduk, seperti pembangunan perumahan dan sarana sarana lain pada

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.

Lebih terperinci

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Sistem Pencacah dan Spektroskopi Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi utama batuan (agregat), air, dan semen portland. Beton sangat populer dan digunakan secara luas,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit mengalami kemajuan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

MAKALAH XRF (X-ray fluorescence spectrometry)

MAKALAH XRF (X-ray fluorescence spectrometry) MAKALAH XRF (X-ray fluorescence spectrometry) Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sains Kaca Disusun oleh : Vera Rizchi Cahyani Putri 4211410017 Muh. Gufron Faza 4211410016 JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Media Teknik Sipil, Volume IX, Januari 2009 ISSN 1412-0976 KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Endah Safitri, Djumari Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA 1 Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan dan produk semen cepat (rapid-set high-strength) geopolimer.

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M. Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT. Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT. Varia Usaha Beton Oleh : Yultino Syaifullah F 3110030087 M. Rohim Lathiif 3110030091 Pembimbing

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, pembangunan infrastruktur bidang teknik sipil berkembang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut merupakan upaya memenuhi kebutuhan penduduk

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Lentur Perkerasan lentur adalah struktur perkerasan yang sangat banyak digunakan dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Struktur perkerasan lentur dikonstruksikan

Lebih terperinci

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA JUNAIDI ABDILLAH 3108 030 011 I WAYAN DODY SEPTIANTA 3108 030 035 PROGRAM STUDI DIPLOMA SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITU TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN PASIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) SARI BACAAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) SARI BACAAN ANALISIS KANDUNGAN LOGAM OKSIDA MENGGUNAKAN METODE XRF (X-RAY FLOURESCENCE) Jamaluddin 1,Muh.Altin Massinai 1, Dahlang Tahir 2 1 Program StudiGeofisika 2 Program Studi Fisika Fakultas MatematikadanIlmuPengetahuan

Lebih terperinci

10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE

10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE Penetapan Kadar Air Tanah dengan Neutron Probe 111 10. PENETAPAN KADAR AIR TANAH DENGAN NEUTRON PROBE Fahmuddin Agus, Robert L. Watung, dan Deddy Erfandi 1. PENDAHULUAN Penetapan kadar air tanah dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA Marsianus Danasi 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.Babarsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam penggunaan teknologi nuklir disadari benar bahwa selain dapat diperoleh manfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemui posisi bahaya bagi keselamatan manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, struktur bangunan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah

Lebih terperinci

AID-420. Multi-Beam IR Sensors. Introduction

AID-420. Multi-Beam IR Sensors. Introduction Multi-Beam IR Sensors AID-420 User Manual Introduction Mereka adalah sensor infra merah empat balok, banyak digunakan sebagai parimeter guarding. Perangkat di tiang rumah, pertokoan dan garasi dalam ruangan.

Lebih terperinci

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 6, Nomor 1, Januari 2014 Hal. 26-37 Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Sistem pengering pilihan

Sistem pengering pilihan Sistem pengering pilihan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan alat pengeringan yang khusus (pilihan) Sub Pokok Bahasan 1.Pengering dua tahap 2.Pengering

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron Standar Nasional Indonesia Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron ICS 13.080.40; 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat

Lebih terperinci

Pompa Dräger X-am Pompa eksternal untuk detektor multi-gas

Pompa Dräger X-am Pompa eksternal untuk detektor multi-gas Pompa Dräger X-am Pompa eksternal untuk detektor multi-gas Pompa Dräger X-am adalah pompa eksternal untuk detektor gas portabel Dräger X-am 2500, 5000, dan 5600 dirancang untuk pengukuran kondisi aman,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan itu berfungsi untuk

Lebih terperinci

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya laju pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan pembangunan. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk mencapai 23.641.326 jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nuklir yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit energi, industri, pertanian,

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF

Lebih terperinci

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) merupakan salah satu laboratorium Badan Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.

Lebih terperinci

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK Oleh: Mulyati*, Saryeni Maliar** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ** Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Analysis. (Analisa XRF)

X-Ray Fluorescence Analysis. (Analisa XRF) X-Ray Fluorescence Analysis (Analisa XRF) Analisis X-ray Fluoresensi Pendahuluan Prinsip Kerja Skema Cara Kerja Alat Preparasi Sampel Instrumen XRF Contoh spektra Radiasi Elektromagnetik 1Hz - 1kHz Extra-Low

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Ayub Subandi 1, *, Muhammad Widodo 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI SINAR X. Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB

SPEKTROMETRI SINAR X. Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB SPEKTROMETRI SINAR X Divisi Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA IPB 1 1. Absorpsi sinar X 2. Difraksi Sinar X 3. Fluoresense Sinar X APLIKASI ANALITIK 2 Absorpsi Sinar X Jika panjang gelombang sinar

Lebih terperinci

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan kebutuhan akanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement) banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah, atau pada kondisi tanah yang mempunyai daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, inovasi dalam dunia konstruksi terus meningkat, seperti perkembangan kontruksi pada beton. Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian 4.1.1 Skema Alat Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok input/output, blok programmer, blok Sensor C0 2, blok LCD

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam topik penelitian ini, ada beberapa hasil yang telah dicapai dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan distribusi panas yang terjadi pada proses pemesinan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN. ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ASPEK TANAH PADA LAHAN TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum) Oleh : 1. Guntur Respyan ( 105040207111014 ) 2. Fakhri Ahmad ( 105040207111015 ) 3. Tommy Kurniawan Subianto

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 03-2494-2002 SNI Standar Nasional Indonesia SPESIFIKASI AGREGAT BETON PENAHAN RADIASI ICS Badan Standar Nasional BSN DAFTAR ISI Prakata Daftar isi Halaman i 1. Ruang lingkup ii 2. Acuan Normatif 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilaboratorium Material Teknik Mesin Universitas Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia Depok. B. Alat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te

LAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te 1. TUJUAN PRATIKUM Tujuan pratikum Instrumentasi nuklir khususnya XRF (X-ray fluorescence spectrometry) adalah : 1. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan cara-cara menggunakan XRF 2. Mahasiswa mampu mengkalibrasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci