Pengukuran Sifat Fisika/hidrolika Tanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Sifat Fisika/hidrolika Tanah"

Transkripsi

1 Dokumen ini merupakan catatan ekperimen yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa parameter fisika dan hidrolika tanah, beserta beberapa perlengkapan dan metode yang digunakan, diperuntukkan terutama sebagai catatan bagi penulis. Dokumen ini diperbaharui terakhir kali pada 04/25/2007 jam 11:55 oleh SK Saptomo, Staf Departemen Teknik Pertanian IPB, Postdoct Fellows at Department of Bioproduction Environmental Sciences, Faculty of Agriculture, Kyushu University. Silakan kunjungi halaman internet repositori dokumen ini untuk revisi terbaru. Pengukuran Sifat Fisika/hidrolika Tanah Pada experimen kali ini ada beberapa parameter yang harus didapatkan untuk digunakan dalam eksperimen simulasi aliran air dalam tanah. Parameter-parameter tersebut adalah: 1. volumetric water content (kadar air volumetrik), 2. permeability/saturated hydraulic conductivity (permeabilitas atau konduktivitas hidrolika pada kondisi jenuh air) 3. hydraulic conductivity (konduktifitas hidrolika, mengacu pada kondisi tidak jenuh air) 4. tension / pf (tekanan negatif/hisapan tanah) Fig 1. Some equipments for soil water permeability test Kadar air volumetrik (1) diukur untuk Fig. 2. Sketch of preparing the saturation of soil sample

2 semua sampel, di mana setiap sampel diambil pada kedalaman tanah yang berbeda dan akan merepresentasikan kadar air di lokasi tersebut pada setiap kedalaman. Untuk pertama kali ditimbang berat sampel (tanah beserta ring sampel dan kedua tutupnya), ini selalu dilakukan di awal sebelum perlakuan lainnya diterapkan pada sampel tersebut. Pada Fig.3. This is how the saturation goes, immerse the falling head tubes in the water together with the soil samples pengukuran pf akan diperoleh juga jumlah air dalam tanah untuk setiap pf tertentu. Permeabilitas diukur dengan metode 'falling head' dimana di atas sampel tanah diberikan suatu kolom air dengan ketinggian head tertentu. Kemudian waktu dan jarak 'jatuh' permukaan kolom air tersebut diukur, sehingga akan diperoleh nilai permeabilitas dalam satuan jarak per waktu. Tentu saja ada hitungan khusus sesuai dengan alat yang dipergunakan dalam pengukuran. Satu perlakuan yang harus dilakukan sebelum tanah diuji dengan falling head adalah penjenuhan (saturation) (Fig. 2 dan 3). Penjenuhan di sini artinya tanah harus dibuat dalam keadaan jenuh air, dimana seluruh pori-pori makronya harus terisi air. Cara penjenuhan ini cukup mudah, tetapi karena penjenuhan harus terjadi secara alami tanpa ada gaya yang diberikan untuk memasukkan air kedalam tanah selain sedikit perbedaan head, waktu yang dibutuhkan akan bervariasi untuk setiap sample yang berbeda dari 24 jam sampai beberapa hari bahkan beberapa minggu. Caranya dengan memasukkan contoh tanah yang sudah dipersiapkan dengan tabung-tabung untuk pengujian permeabilitas, ke dalam air sampai permukaan air dalam wadah perendaman tersebut berada di atas permukaan sampel tanah. Jenuh atau tidaknya tanah bisa dilihat dari ada atau tidaknya air yang menggenangi permukaan atas sampel tanah. Lebih meyakinkan lagi kalau air tersebut telah sama levelnya dengan permukaan air tempat penjenuhan dilakukan. Setelah sampel tanah menjadi jenuh pengujian permeabilitas dapat dilakukan. Untuk pengujian ini akan diperlukan beberapa alat yang paling penting adalah stop watch, mistar/penggaris (plus jangka sorong), baki atau loyang serta air destilat (beserta tabung plastik untuk memasukkan air). Untuk perhitungan hasil pengujian perlu diketahui ketinggian air dari lubang keluar air pada silinder luar tabung pengujian permeabilitas ke ketinggian awal pengujian (h1) dan ketinggian akhir pengujian (h2). Selisih h1 dan h2 adalah jarak vertikal yang ditempuh saat head di'jatuh'kan dalam pengujian, dan waktu tempuh dari h1 ke h2 akan digunakan dalam perhitungan permeabilitas dari data pengujian ini. Fig. 4 Using these stands we can extract water from the soil using hanging water at a desired height and accordingly the pf, and at last the retention curve (pfvolumetric water content). Actually we can apply tension to the soil samples up to 150cm of water column equal.

3 Fig. 5 Though the picture is not clear, this is the experiment to apply 10 cm H2O equal of tension to the soil. Look at the circling small tube around the main tube, just above it is where the tension comes, about 10 cm below the bottom of the soil sample. Hanging water test (Fig 4, 5) dilakukan untuk memberikan tekanan negatif atau hisapan/suction pada sampel tanah dengan 'menggantung' air dalam pipa kecil dengan ujung terbuka memiliki ketinggian yang sama atau lebih rendah dari dasar sampel tanah. Dengan perbedaan head ini akan terjadi tekanan negatif yang akan menarik air dari dalam sampel. Air tersebut akan terus keluar sampai tekanan tersebut berimbang dengan hisapan matriks tanah dalam mempertahankan kandungan air dalam pori-porinya. Pengukuran pf dengan memanfaatkan perbedaan tekanan air dapat dilakukan dengan cara seperti pada Fig. 6. Pertama kali harus ada stand atau tiang sebagai dudukan sampel dan juga tempat memberikan perlakuan perbedaan head. Tiang ini dapat dibuat dari baja stainless dengan ketinggian sesuai kebutuhan atau ketinggian yang dimungkinkan. Sebagai contoh pada gambar ini digunakan ketinggian maksimal 150 cm sehingga pada conth tanah dapat diaplikasikan perlakuan hisapan sampai setara 150 cm. Komponen-komponen lain yang dibutuhkan adalah tabung ukur/gelas ukur yang memiliki bentuk khusus seperti pada gambar, memiliki skala, 2 buah kran dan satu inlet untuk menambahkan air. Tabung ini kemudian akan dihubungkan ke sampel tanah melalui selang plastik yang cukup keras sehingga tidak memungkinkan perubahan volume dengan adanya perubahan tekanan. Sampel tanah ditempatkan pada bagian atas suatu tabung. Tabung ini dipersiapkan khusus sehingga bagian atas silinder berupa sebuah plat atau lempengan yang terbuat dari bahan porus (biasanya keramik) dan air tidak bisa keluar melalui bagian tersebut kecuali melalui pori-porinya. Bagian bawah tabung memiliki lubang yang kecil serta nozzle untuk sambungan ke pipa elastis. Sebelum eksperimen dilakukan, tabung ini harus penuh terisi air tanpa ada gelembung udara (termasuk dalam pipa/selang). Kemudian lempeng porus pada bagian atas tabung juga harus lama keadaan jenuh air. Pada tiang penyangga harus disiapkan clamp atau penjepit untuk menahan tabung ukur. Penjepit ini sebaiknya telah dipersiapkan pada beberapa ketinggian yang umum digunakan untuk pengukuran seperti 0cm, 10 cm, 50 cm dan sebagainya (diukur dari bagian dasar contoh tanah). Pengukuran dilakukan dengan menempatkan tabung ukur (yang berarti juga head pada ujung selang/pipa elastik) pada berbagai ketinggian, mulai dari lebih tinggi dari sampel tanah (untuk penjenuhan). Kemudian tabung ukur diturunkan ke bawah, sehingga ujung selang sejajar dengan bagian bawah sampel, setara dengan tekanan negatif 0 cm atau pf 0. Air akan mengalir/menetes keluar melalui selang/pipa elastik, perbedaan air yang terukur pada tabung ukur sebelum ketinggian tabung diturunkan dan setelah tidak ada perubahan ketinggian air lagi (tetesan berhenti/stabil) adalah jumlah air yang terambil dari sampel tanah pada pf tersebut. Sehingga akan diperoleh kadar air tanah pada sampel tersebut untuk pf yang bersangkutan. Selanjutnya pengukuran bisa dilanjutkan dengan menurunkan tabung dan ujung selang ke ketinggian yang lebih rendah 10 cm, 30 cm, 50 cm dan seterusnya.

4 kondisi kesetimbangan antara retensi dan Fig. 6 The sketch of of hanging water stands and tension/pf measurement preparation. Pengukurak konduktivitas tanah tak jenuh air cukup sulit dilakukan dan membutuhkan data yang cukup ekstensif. Secara teoritis pengukuran konduktivitas hidrolika tanah tak jenuh bisa dilakukan mengikuti metode yang dikemukakan E.J Doering (1965) yang dikenal sebagai One- Step Method. Metode ini dapat digunakan dengan mempergunakan data yang diperoleh melalui eksperimen seperti Fig 7. Seperti halnya untuk pengukuran retensi (water content pf), sampel tanah diberi perlakuan hisapan dengan metode hanging water. Yang membedakan adalah, dalam eksperimen ini laju keluar air dari tanah harus pula dicatat setiap saat. Cara termudah adalah dengan menampung dan menimbang langsung air yang keluar. Apabila tersedia timbangan digital yang bisa dikoneksikan dengan komputer, logger atau printer akan lebih mudah dan akurat pngukuran dan pencatatan hasilnya. Dari eksperimen ini akan diperoleh data berat/volume air, laju keluar air pada setiap selang watu dan tentu saja pf yang diperoleh dari perbedaan tinggi atara outlet pada buret dan dasar sampel tanah. Pengukuran dilakukan sampai terjadi Fig. 7 One Step method for measuring unsaturated hydraulic conductivity, based on E.J. Doering 1965, Soil-water Diffusivity By the One-Step Method, Soil Science 99(8). Using this test we can obtain water content and water flow (extraction) rate for the desired pf. It resembles the test with hanging water to measure pf-water content but we also measure the rate of the water dropping out of the sample. Here we can used diital scale and automatic recorder/logger or printer for obtaining amount of water per elapsed time. suction yang ditandai dengan tidak keluarnya air dari sampel (tidak terjadi perubahan jumlah/berat pada wadah penampungan outflow). Bila dilakukan pengukuran untuk beberapa nilai pf, maka prosedur yang sama harus dilakukan untuk setiap nilai pf. Perhitungan konduktivitas tak jenuh atau yang juga disebut sebagai capillary conductivity (konduktivitas kapiler) dilakukan mempergunakan persamaan berikut: K = D dw ds (1) dengan K adalah konduktivitas hidrolika tak jenuh/konduktivitas kapiler, dw/ds adalah kemiringan/slope pada hubungan antara water content (kadar air) dan suction/hisapan pada kondisi kadar air yang direpresentasikan oleh

5 difusivitas D. D dihitung dengan persamaan berikut: D= 4L2 dw 2 W W t dt (2) dengan L = panjang sampel, W adalah volume air. pada saat laju keluar air instantaneous (instantaneous outflow rate) dw/dt dan Wt kadar air (volume air) adalah saat kesetimbangan (final equiblirium water content).

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di petak percobaan Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Kota Bandung dimana wilayah tersebut memiliki jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Genangan Air pada Halaman 1 Candi Prambanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Genangan Air pada Halaman 1 Candi Prambanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Candi Prambanan merupakan salah satu warisan budaya dunia yang terdapat di Indonesia. Situs budaya tersebut perlu dipelihara dan dilestarikan. Pemeliharaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam kekayaan budaya berupa situs-situs peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan sejarah Indonesia yang terletak

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TENSIOMETER DAN HIGROMETER DIGITAL LAPANGAN UNTUK MENENTUKAN KURVA RETENSI AIR TANAH

PEMANFAATAN TENSIOMETER DAN HIGROMETER DIGITAL LAPANGAN UNTUK MENENTUKAN KURVA RETENSI AIR TANAH PEMANFAATAN TENSIOMETER DAN HIGROMETER DIGITAL LAPANGAN UNTUK MENENTUKAN KURVA RETENSI AIR TANAH SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan Untuk menyelesaikan program sarjana pada program studi

Lebih terperinci

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM

15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Penetapan Retensi Air Tanah di Laboratorium 167 15. PENETAPAN RETENSI AIR TANAH DI LABORATORIUM Sudirman, S. Sutono, dan Ishak Juarsah 1. PENDAHULUAN Penilaian kondisi fisik tanah di lapangan sebaiknya

Lebih terperinci

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH KOLOM PASIR KELOMPOK PADA TANAH LUNAK

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH KOLOM PASIR KELOMPOK PADA TANAH LUNAK PENGARUH DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH KOLOM PASIR KELOMPOK PADA TANAH LUNAK Rifqi Adhityatama 1), Bambang Setiawan 2), Raden Harya Dananjaya 3) 1)Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koefisien permeabilitas tanah memiliki nilai yang berbeda untuk berbagai jenis tanah dan penting diketahuinya nilai tersebut guna mengetahui seberapa cepat tanah dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika dan Hidromekanika, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan batang nilam yang akan di suling di IKM Wanatiara Desa Sumurrwiru Kecamatan Cibeurem Kabupaten Kuningan. Daun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November 2010 di Greenhouse dan Laboraturium Wageningen IPB.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November 2010 di Greenhouse dan Laboraturium Wageningen IPB. III. METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November 2010 di Greenhouse dan Laboraturium Wageningen IPB. 3.2 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 40 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan budaya dan memiliki begitu banyak situs-situs peninggalan sejarah. Candi Prambanan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI Das, Braja M. 1985. Mekanika Tanah jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta. Bab 7, Kemampumampatan Tanah, Hal. 177. 2 DASAR TEORI Telah kita ketahui bahwa ketika sebuah material

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,

Lebih terperinci

Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap

Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap Standar Nasional Indonesia ICS 93.020 Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap Badan Standardisasi Nasional SNI 8071:2016 BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium Standar Nasional Indonesia SNI 8072:2016 Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium ICS 91.010 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS. berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan sebagai berikut :

BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS. berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan sebagai berikut : BAB III METODE PENGUKURAN PERMEABILITAS 3.1 Metode Falling Head 3.1.1 Alat dan Bahan Permeameter Falling Head yang dipakai dalam penelitian tugas akhir ini berupa rangkaian sederhana dengan alat dan bahan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto

PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR. Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto PENENTUAN KADAR AIR UBI KAYU MENGGUNAKAN PLAT KAPASITOR SEJAJAR Rizki Amelia*, Maksi Ginting, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

UJI KINERJA EMITER CINCIN PERFORMANCE ANALYZE OF RING-SHAPE EMITTER Oleh :

UJI KINERJA EMITER CINCIN PERFORMANCE ANALYZE OF RING-SHAPE EMITTER Oleh : UJI KINERJA EMITER CINCIN PERFORMANCE ANALYZE OF RING-SHAPE EMITTER Oleh : Reskiana *), Budi Indra Setiawan** ), Satyanto K. Saptomo** ), Popi Redjekiningrum Dwi Mustatiningsih ***) *)Mahasiswa S2 pada

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN PIPET

MENGOPERASIKAN PIPET MENGOPERASIKAN PIPET A. Pengertian Pipet Pipet adalah alat berbentuk silinder kecil dan panjang mirip dengan sedotan. Terbuat dari bahan gelas yang dilengkapi dengan ukuran dalam mililiter (ml). Secara

Lebih terperinci

TUGAS BROWSING. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : INDRI SARI UTAMI PEND. FISIKA / B EFD-1 / C

TUGAS BROWSING. Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : INDRI SARI UTAMI PEND. FISIKA / B EFD-1 / C TUGAS BROWSING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1 Di susun oleh : INDRI SARI UTAMI 060888 PEND. FISIKA / B EFD-1 / C JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

STUDI METODE INFILTRASI FALLING HEAD DAN CONSTANT HEAD PADA BEBERAPA VARIASI KETINGGIAN GENANGAN AIR AHMAD FADHLI A

STUDI METODE INFILTRASI FALLING HEAD DAN CONSTANT HEAD PADA BEBERAPA VARIASI KETINGGIAN GENANGAN AIR AHMAD FADHLI A STUDI METODE INFILTRASI FALLING HEAD DAN CONSTANT HEAD PADA BEBERAPA VARIASI KETINGGIAN GENANGAN AIR AHMAD FADHLI A14080001 DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN BATUAN. Dr.Eng. Agus S. Muntohar

PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN BATUAN. Dr.Eng. Agus S. Muntohar 45 PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN BATUAN Pertemuan ke-4 16-20 Maret 2015 Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Pengambilan Contoh Tanah Contoh Tanah Terusik (disturbed) Struktur tanah dan kadar air telah berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Tempat Studi pergerakan air tanah tiga dimensi (3D) di tanah berhutan dan agroforestry dilaksanakan pada periode Mei-Desember 2010. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. PERSIAPAN PENGUJIAN

IV. PERSIAPAN PENGUJIAN IV. PERSIAPAN PENGUJIAN 4.1. PERSIAPAN GENERATOR HHO Persiapan pemasangan generator HHO pada traktor dimulai dengan membuat rancangan generator HHO dan pembuatanya, pembuatan komponen-komponen pendukung

Lebih terperinci

19. PENETAPAN PERKOLASI DI LABORATORIUM

19. PENETAPAN PERKOLASI DI LABORATORIUM Penetapan Perkolasi di Laboratorium 213 1. PENDAHULUAN 19. PENETAPAN PERKOLASI DI LABORATORIUM Yusrial, Harry Kusnadi, dan Undang Kurnia Perkolasi adalah peristiwa bergeraknya air di dalam penampang tanah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI. Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA IV DINAMIKA PROSES PADA SISTEM PENGOSONGAN TANGKI Disusun Oleh : Zeffa Aprilasani NIM : 2008430039 Fakultas Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta 2011 PENGOSONGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilakukan sebuah perumahan yang berada di kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PROGRAM RETC UNTUK KARAKTERISASI FUNGSI RETENSI AIR DAN KONDUKTIVITAS HIDRAULIK TANAH

PEMANFAATAN PROGRAM RETC UNTUK KARAKTERISASI FUNGSI RETENSI AIR DAN KONDUKTIVITAS HIDRAULIK TANAH PEMANFAATAN PROGRAM RETC UNTUK KARAKTERISASI FUNGSI RETENSI AIR DAN KONDUKTIVITAS HIDRAULIK TANAH KARYA TULIS ILMIAH (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyeleseaikan Pendidikan Program

Lebih terperinci

10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING

10/2/2012 TANK SYSTEM AQUACULTURE ENGINEERING TANK SYSTEM 1 2 1 Menciptakan Volume yang dibatasi dimana ikan atau organisme akuatik lainnya dapat di beri makan pada lingkungan air yang baik. Tujuan Utama 3 1. Asupan air, termasuk oksigen terlarut

Lebih terperinci

INFILTRASI. Infiltrasi adalah.

INFILTRASI. Infiltrasi adalah. INFILTRASI REKAYASA HIDROLOGI Universitas Indo Global Mandiri Infiltrasi adalah. Infiltrasi adalah proses air masuk (penetrating) ke dalam tanah. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

THESIS Submitted to The Faculty of Agricultural Technology in partial fulfillment of the requirements for obtaining the Bachelor Degree

THESIS Submitted to The Faculty of Agricultural Technology in partial fulfillment of the requirements for obtaining the Bachelor Degree EFFECT OF SOAKING PRETREATMENTS ON THE DRYING KINETICS AND REHYDRATION CHARACTERISTICS OF PETAI BEANS (Parkia speciosa) EFEK PERLAKUAN AWAL PERENDAMAN PADA LAJU PENGERINGAN DAN KARAKTERISTIK REHIDRASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau 39 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau anorganik atau berlempung yang terdapat yang terdapat di Perumahan Bhayangkara Kelurahan

Lebih terperinci

Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson

Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson Jurnal Fisika Indonesia Jati dan Rizkiana Vol. 19 (2015) No. 57 p.43-47 ARTIKEL RISET Studi Penentuan Viskositas Darah Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis Hukum Poisson Bambang

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Cara uji kelulusan air benda uji tanah di laboratorium dengan tekanan tetap ICS 17.220.20; 93.010 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan...

Lebih terperinci

16. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH DALAM KEADAAN JENUH: METODE LABORATORIUM

16. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH DALAM KEADAAN JENUH: METODE LABORATORIUM Penetapan Konduktivitas Hidrolik Tanah Jenuh: Metode Laboratorium 177 16. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH DALAM KEADAAN JENUH: METODE LABORATORIUM Ai Dariah, Yusrial, dan Mazwar 1. PENDAHULUAN Pergerakan

Lebih terperinci

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE MENENTUKAN PARAMETER θ w, S r dan ( U a U w ) PADA KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE Dian Afriani NRP : 0421064 Pembimbing : Ir. Ibrahim Surya, M. Eng FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN MELALUI LAPISAN SEMI KEDAP HILDA AGUSTINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ANALISIS KESEIMBANGAN AIR PADA IRIGASI BAWAH PERMUKAAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergerakan air di dalam tanah merupakan salah satu aspek penting yang diperhitungkan dalam pengelolaan lahan diantaranya pada bidang pertanian, konstruksi bangunan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Metode Falling Head Pengukuran dilakukan pada empat sampel batuan berbeda. Data yang didapatkan dengan menggunakan metode Falling Head akan dibandingkan dengan perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENEITIAN 3.1 okasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sub DAS ipeureu, Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kecamatan ibadak, Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN A. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimental yang dilakukan di laboratorium Hidrolika Jurusan Pendidikan Teknik Sipil UPI dengan menggunakan alat rainfall simulator

Lebih terperinci

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law PENGUKURAN VISKOSITAS RINI YULIANINGSIH Review Viskositas Newtonian Non Newtonian Power Law yz = 0 + k( yz ) n Model Herschel-Bulkley ( yz ) 0.5 = ( 0 ) 0.5 + k( yz ) 0.5 Model Casson Persamaan power law

Lebih terperinci

TEGANGAN PORI NEGATIF SEBAGAI PARAMATER STABILITAS LERENG TANAH TAK JENUH (SOIL MECHANICS ON UNSATURATED SOIL)

TEGANGAN PORI NEGATIF SEBAGAI PARAMATER STABILITAS LERENG TANAH TAK JENUH (SOIL MECHANICS ON UNSATURATED SOIL) 31 TEGANGAN PORI NEGATIF SEBAGAI PARAMATER STABILITAS LERENG TANAH TAK JENUH (SOIL MECHANICS ON UNSATURATED SOIL) I Nengah Sinarta 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1. DESIGN REAKTOR Karena tekanan yang bekerja tekanan vakum pada tabung yang cendrung menggencet, maka arah tegangan yang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di 23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di Laboratorium Metode Falling Head Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi dari alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengaruh curah hujan pada lereng tak hingga yang mempengaruhi nilai faktor aman dan membandingkan nilai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat penelitian yang berbeda. Untuk pembuatan cetakan dan mortar dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Studi pustaka. Desain pengujian street inlet. Survey alat street inlet

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Studi pustaka. Desain pengujian street inlet. Survey alat street inlet BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut: mulai Rumusan masalah Studi pustaka Desain pengujian street inlet Survey alat

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP KOEFISIEN PERMEABILITAS MATERIAL CRUSHEDLIMESTONE ABSTRAK

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP KOEFISIEN PERMEABILITAS MATERIAL CRUSHEDLIMESTONE ABSTRAK PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP KOEFISIEN PERMEABILITAS MATERIAL CRUSHEDLIMESTONE Agita Risma Artika NRP: 1221034 Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK Parameter permeabilitas menjadifaktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.

Lebih terperinci

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia.

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia. PENGUJIAN ELASTISITAS TANAH UNTUK MENENTUKAN KEKUATAN PONDASI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS RIAU DENGAN MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER (SOWAN) Hasanuddin Tanjung, Riad Syech, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT (Study of soil infiltration rate in some land uses at Desa Tanjung Putus Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanah ekspansif tanpa campuran bahan gypsum atau arang, serta tanah ekspansif yang telah diberi campuran bahan gypsum atau

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERTANIAN RANCANG BANGUN MESIN PENGEPRES SHEET DENGAN POMPA HIDROLIK PADA PENGOLAHAN KARET STUDI KASUS PT

TEKNOLOGI PERTANIAN RANCANG BANGUN MESIN PENGEPRES SHEET DENGAN POMPA HIDROLIK PADA PENGOLAHAN KARET STUDI KASUS PT 1 TEKNOLOGI PERTANIAN RANCANG BANGUN MESIN PENGEPRES SHEET DENGAN POMPA HIDROLIK PADA PENGOLAHAN KARET STUDI KASUS PT. KALIANDA CONCERN PERKEBUNAN KOPI DAN KARET KALIJOMPO JEMBER Faishal Tifo M 1), Siswoyo

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium

Lebih terperinci

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA

HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA HUBUNGAN SWAT FlSlK TANAH DElSGAW NILAI KOHDUKTIVITAS HIDROLIKA ( HYDRAULIC CONDUCTIVITY ) Oleh JOKO SUKAMTO F 23. 0865 1992 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR B O G O R JOKO SUKAMTO.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah lempung dari Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling, Air yang digunakan berasal

Lebih terperinci

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^ m. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, di mulai pada bulan Mei sampai Juli 2010, meliputi pelaksanaan survei di lapangan dan dilanjutkan dengan analisis tanah di

Lebih terperinci

PERGERAKAN AIR TANAH TIGA DIMENSI DI TANAH BERHUTAN DAN AGROFORESTRY HANGGA PRIHATMAJA

PERGERAKAN AIR TANAH TIGA DIMENSI DI TANAH BERHUTAN DAN AGROFORESTRY HANGGA PRIHATMAJA PERGERAKAN AIR TANAH TIGA DIMENSI DI TANAH BERHUTAN DAN AGROFORESTRY HANGGA PRIHATMAJA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 SUMMARY HANGGA PRIHATMAJA. E14051536.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flow chart penelitian. Mulai. Pembuatan menara air. Pemasangan pipa dan emiter. Pengambilan data. Pengukuran parameter.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flow chart penelitian. Mulai. Pembuatan menara air. Pemasangan pipa dan emiter. Pengambilan data. Pengukuran parameter. LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart penelitian Mulai Pembuatan menara air Pemasangan pipa dan emiter Pengambilan data Pengukuran parameter Analisis Selesai Lampiran 2. Layout jaringan irigasi tetes Keterangan:

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL IV. ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN Alat pemerah susu sapi ini dibuat sesederhana mungkin dengan memperhitungkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Prinsip pemerahan yang dilakukan adalah dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL

OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Jurnal Reka Buana Volume 1 No 2, Maret-Agustus 2015 41 OPTIMASI PROSES DESTILASI UAP ESSENTIAL OIL Zuhdi Ma sum dan Wahyu Diah Proborini PS. Teknik Kimia, Fak. Teknik. Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Penelitan Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka dilakukan pengujian untuk mengukur kadar asap yang dapat disepositkan menggunakan alat ini. Percobaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah. Perkolasi merupakan kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pompa Hidram dan Proses Kerjanya Proses kerja pompa hidram (Gambar 1) di awali dengan aliran air dari sumber masuk melalui pipa pemasukan atau pipa penghubung dengan posisi pompa lebih

Lebih terperinci

PENGANGKAT SAMPAH TERAPUNG DENGAN KINCIR HIDROLIK GANDA

PENGANGKAT SAMPAH TERAPUNG DENGAN KINCIR HIDROLIK GANDA PENGANGKAT SAMPAH TERAPUNG DENGAN KINCIR HIDROLIK GANDA Bachroni Gunawan 1), Mamok Soeprapto 2), Solichin 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

18. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH TIDAK JENUH: METODE LAPANG

18. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH TIDAK JENUH: METODE LAPANG Penetapan Konduktivitas Hidrolik Tanah Tidak Jenuh: Metode Lapang 203 18. PENETAPAN KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH TIDAK JENUH: METODE LAPANG Fahmuddin Agus, Ai Dariah, dan Neneng L. Nurida 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN

TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN Hukum Newton - Viskositas RYN 1 ALIRAN BAHAN Fluid Model Moveable Plate A=Area cm 2 F = Force V=Velocity A=Area cm 2 Y = Distance Stationary

Lebih terperinci

I. PENGUKURAN INFILTRASI

I. PENGUKURAN INFILTRASI I. PENGUKURAN INFILTRASI A. Proses Infiltrasi Presipitasi (hujan) yang jatuh dipermukaan tanah sebagian atau semuanya akan mengisi pori-pori tanah. Pergerakan air ke arah bawah ini disebabkan oleh gaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004). TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN 4.1 ANALISA SIMULASI 1 Turbin Boiler 2 Kondensor Air laut masuk Pompa 4 3 Throttling Process T 1 Air Uap Q in 4 W Turbin W Pompa 3 Q out 2 S Tangki Air Destilasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tahapan dalam simulasi Penelitian ini merupakan kegiatan monitoring pengembanganan digester biogas digunakan. Metode kegiatan yang telah dilakukan yaitu : a. Demontrasi yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

PENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET

PENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET i Saat ini begitu banyak perusahaan teknologi dalam pembuatan satu barang. Salah satunya adalah alat penyemprotan nyamuk. Alat penyemprotan nyamuk ini terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari pompa,

Lebih terperinci

Karakterisasi Derajat Kejenuhan Tanah Berdasarkan Pendekatan Logaritma Potensial Kapiler (pf)

Karakterisasi Derajat Kejenuhan Tanah Berdasarkan Pendekatan Logaritma Potensial Kapiler (pf) Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (Semnas-IPTEKS), 19-20 April 2017 306 Karakterisasi Derajat Kejenuhan Tanah Berdasarkan Pendekatan Logaritma Potensial Kapiler (pf) Aris Rinaldi 1,

Lebih terperinci

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah

Bab 4. AIR TANAH. Foto : Kurniatun Hairiah Bab 4. AIR TANAH Foto : Kurniatun Hairiah Apa yang dipelajari? Kapilaritas dan Air Tanah Konsep Enerji Air Tanah Kadar Air dan Potensial Air Mengukur Kadar dan Potensial Air Macam-macam aliran air di dalam

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH Oleh Ir. I Nyoman Puja, M.S. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 KATA PENGANTAR Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci