KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN HATCHERY KEPITING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN HATCHERY KEPITING"

Transkripsi

1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN HATCHERY KEPITING I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan PER.32/MEN/2011 tertanggal 26 September 2011 tentang organisasi dan tata kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya dan dibina secara umum oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan b. Gambaran Umum Program Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai tahun 2019 pada sektor perikanan budidaya satu diantaranya adalah peningkatan produksi perikanan air payau. Kepiting bakau adalah komoditas air payau, dimana di pasaran lokal dan internasional mempunyai nilai ekonomis tinggi, tetapi belum diperhatikan secara serius aspek budidayanya. Kepiting bakau telah banyak ditangkap terutama di beberapa daerah penghasil kepiting bakau, baik di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, sehingga di beberapa daerah telah mengalami tangkap lebih. Guna melindungi sumberdaya kepiting bakau dan mencegah tangkap lebih, maka pemerintah telah melakukan pengaturan penangkapan kepiting bakau melalui Permen KP no 1 Th 2015 dan surat edaran Menteri KP No. 18 Th Kepiting bakau dibawah ukuran 200 g dan juga kepiting yang bertelur dilarang ditangkap. Dengan demikian pengaturan tersebut bertujuan untuk menjamin keberlangsungan reproduksi kepiting bakau secara alami, sehingga populasi kepiting bakau di alam akan lebih terjaga

2 Sudah sejak lama budidaya kepiting bakau di tambak telah dilakukan oleh petambak di daerah sekitar penghasil kepiting bakau seperti di daerah muara sungai Cenranae, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, di daerah Segara Anakan, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah juga di daerah Banyuwangi, Jawa Timur dengan benih masih mengandalkan hasil tangkapan di alam. Dalam rangka merealisasikan peraturan Menteri no. 1 Th 2015, maka teknologi produksi benih kepiting bakau secara massal di hatcheri harus segera dikuasai guna menunjang kegiatan usaha yang sudah berkembang di masyarakat diantaranya budidaya pembesaran kepiting di tambak, produksi kepiting soka, budidaya pematangan gonad, penggemukan kepiting bakau dan upaya peningkatan stok kepiting bakau di alam. Tersedianya hatcheri kepiting bakau adalah sangat penting dan untuk pertama kali di Indonesia. Dengan adanya hatcheri yang standar sesuai kriteria segi teknis maka peninkatan produksi krablet kepiting bakau dapat ditingkatkan. Keberadaan hatcheri tersebut dipandang sangat strategis dalam menjawab tantangan kebutuhan inovasi teknologi budidaya yang dapat diaplikasikan oleh stakeholders perikanan budidaya, sebagai wahana pembelajaran dan transfer IPTEK perikanan budidaya untuk menghasilkan pelaku bisnis budidaya yang kompeten dan profesional. Olehnya itu, sesuai dengan ketentuan-ketentuan serta pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka setiap bangunan haruslah dirancang dengan baik. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan dalam perancangan bangunan ini antara lain adalah: a. Setiap Bangunan Gedung harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia. b. Setiap Bangunan Gedung harus direncanakan, dirancang dengan sebaikbaiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara. c. Perencana harus mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku professional

3 I.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN a. Maksud Kegiatan Maksud kegiatan adalah untuk melaksanakan pengadaan jasa konsultansi Perencanaan Pembangunan Hatchery Kepiting guna menyiapkan dokumen rujukan untuk pelaksanaan perencanaan bangunan gedung kantor tersebut. b. Tujuan Kegiatan Tujuan pengadaan sarana Gedung/Bangunan HATCHERI KEPITING BAKAU adalah untuk mempercepat penerapan hasil Litbang budidaya air payau dalam pembangunan ekonomi masyarakat melalui penyediaan teknologi pembenihan kepiting bakau yang mampu memproduksi benih secara massal, sehingga mampu memacu berkembangnya teknologi budidaya kepiting bakau, meningkatkan sumberdaya kepiting bakau di alam dan sekaligus meningkatkan produksi kepiting bakau. I.3. SASARAN KEGIATAN Sasaran akhir kegiatan adalah tersedianya Dokumen Pelelangan pengadaan jasa konstruksi untuk melaksanakan kegiatan Pembangunan Hatchery Kepiting, yang terdiri dari: a. Gambar Rencana Teknis Pembangunan Hatchery Kepiting; b. Spesifikasi Teknis berupa Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan / Bill of Quantity (BoQ); d. Rencana Anggaran Biaya (RAB) / Engineer Estimate (EE). I.4. LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan Perencanaan : Desa Lawallu, Kabupaten Barru Prov. Sulawesi Selatan I.5. SUMBER PENDANAAN Pagu dana yang dialokasikan untuk kegiatan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Hatchery adalah sebesar Rp ,- (Seratus Juta Rupiah) termasuk PPN yang berasal dari APBN Kementerian Kelautan Dan Perikanan tahun anggaran I.6. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa konsultansi adalah sebagai berikut: 12 12

4 Satuan Kerja Kegiatan KPA : Balai Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Payau, Kementerian Kelautan dan Perikanan. : Perencanaan Pembangunan Hatchery Kepiting : Dr.Ir. Andi Parenrengi, MSc II. PPK DATA PENUNJANG II.1. DATA DASAR : Drs.Zainal Abidin,MSi Secara garis besar data dasar dalam perencanaan bangunan gedung kantor adalah sebagai berikut: a. Dokumen Pembiayaan Berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kegiatan Perencanaan Pembangunan Hatchery sebagai bukti tersedianya anggaran untuk pembiayaan kegiatan perencanaan. b. Status Hak Atas Tanah; Berupa sertifikat atau bukti kepemilikan tanah/hak atas tanah oleh pemerintah yang akan melaksanakan kegiatan Perencanaan dan Pembangunan Hatchery Kepiting c. Peruntukan Lokasi; Lokasi yang dipilih untuk kegiatan perencanaan harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW Pemerintah setempat dan/atau RDTR. II.2. STANDAR TEKNIS Pembangunan Hatchery Kepiting yang akan direncanakan harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lokasi. Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi yaitu: a. Daya Dukung Tapak 1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB); 2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB); 3) Koefisien Dasar Hijau (KDH); 4) Garis Sempadan Bangunan (GSB); 5) Daerah Hijau Bangunan (DHB); 6) Jumlah Lantai Bangunan (JLB); 13 13

5 7) Tinggi Lantai Dasar Bangunan; b. Wujud Arsitektur Wujud arsitektur bangunan gedung negara harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Mencerminkan fungsi sebagai bangunan gedung negara; 2) Seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya; 3) Indah namun tidak berlebihan; 4) Efisien dalam penggunaan sumber daya baik dalam pemanfaatan maupun dalam pemeliharaannya; c. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bangunan Bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana bangunan yang memadai, dengan biaya pembangunannya diperhitungkan sebagai pekerjaan non-standar. Prasarana dan sarana bangunan yang harus ada pada bangunan gedung negara, seperti: 1) Sarana parkir kendaraan; 2) Sarana untuk penyandang cacat dan lansia; 3) Sarana penyediaan air minum; 4) Sarana drainase, limbah, dan sampah; 5) Sarana ruang terbuka hijau; 6) Sarana hidran kebakaran halaman; 7) Sarana pencahayaan halaman; 8) Sarana jalan masuk dan keluar; 9) Penyediaan fasilitas ruang ibadah, ruang ganti, toilet, dan fasilitas komunikasi dan informasi. Bahan bangunan untuk bangunan gedung negara harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan sistem fabrikasi e. Struktur Bangunan Gedung Struktur bangunan gedung negara harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Mengutamakan keselamatan (safety) dan kelayanan (serviceability) serta SNI konstruksi bangunan gedung, yang dibuktikan dengan analisis struktur sesuai ketentuan; 2) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia. 3) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan

6 4) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur. 5) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur. f. Utilitas Bangunan Utilitas yang berada di dalam dan di luar bangunan gedung negara harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, yaitu: 1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun pemeliharaannya; 2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir; 3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya; 4) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya; 5) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik; 6) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup,baik alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya. 7) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik. g. Sarana Penyelamatan Setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi dengan sarana penyelamatan dari bencana atau keadaan darurat, serta harus memenuhi persyaratan standar sarana penyelamatan bangunan sesuai SNI yang dipersyaratkan, yaitu menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara struktur stabil selama kebakaran sehingga: 1) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman; 2) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api; 3) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya. II.3. REFERENSI HUKUM Acuan regulasi yang menjadi landasan kegiatan Perencanaan 15 15

7 Pembangunan Hatchery, adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Republik Indonesia 1) Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2) Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 3) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 4) Undang-Undang RI no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1) Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi; 2) Peraturan Pemerintah RI No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional; 3) Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. c. Peraturan Presiden Republik Indonesia 1) Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah; 2) Peraturan Presiden RI No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. d. Instruksi Presiden Republik Indonesia 1) Instruksi Presiden RI No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2) Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; 2) Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; 3) Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan; 4) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Ijin Mendirikan Bangunan Gedung; 5) Peraturan Menteri PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara; 6) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan; 7) Peraturan Menteri PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman 16 16

8 Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung; 8) Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; 9) Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi daan Jasa Konsultansi; 10) Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M/2013 tentang PedomanAnalisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. e. Surat Edaran Menteri 1) Surat Edaran Menteri PU No. 03/SE/M/2013 tentang Pedoman Besaran Biaya Langsung Personil/Remunerasi dalam Perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Jasa Konsultansi di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. f. Standar Nasional Indonesia (SNI) 1) SNI tentang Tata Cara Pembebanan untuk Rumah dan Gedung; 2) SNI tentang Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung; 3) SNI tentang Tata Cara Perhitungan Beton untukbangunan Gedung; 4) SNI tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung; 5) SNI Tahun 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Harga SatuanPekerjaan untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan; 6) SNI Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan; 7) SNI tentang Spesifikasi Bahan pada Bangunan Gedung; 8) SNI tentang Tata Cara Instalasi ME pada Bangunan Gedung. III. RUANG LINGKUP III.1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup kegiatan dan uraian pekerjaan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Hatchery adalah : a. Kegiatan Persiapan Kegiatan persiapan yaitu kegiatan yang meliputi seluruh pekerjaan awal sebelum pekerjaan dimulai, meliputi: penyusunan jadual, mobilisasi dan pengerahan tenaga ahli dan tenaga pendukung, rencana dan metode 17 17

9 pengumpulan data (termasuk informasi lapangan berupa penyelidikan tanah). d. Penyusunan Konsep Penyusunan konsep Perencanaan Pembangunan Hatchery, termasuk program bangunan dan lingkungan serta didetailkan ke dalam program penataan ruang pada setiap bangunan gedung yang direncanakan (termasuk sketsa gagasan). Dan selanjutnya perlunya presentasi terhadap konsep yang dibuat. Perencanaan yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana sebagai berikut: Sarana Gedung No Tujuan pengadaan/justifikasi Hatcheri terdiri : 1 Ruang Blower Digunakan untuk menyimpan sentral blower yang mensuplai oksigen yang dibutuhkan untuk pemeliharaan induk betina kepiting bakau yang dipijahkan, induk memijah yang diinkubasi, pemeliharaan larva, megalopa dan kultur pakan alami (rotifer, Nannochloropsis sp dan penetasan artemia) serta pemeliharaan krablet kepiting bakau 2 Ruang pemijahan induk 3 Ruang pemeliharaan larva dengan atap tembus cahaya dan suhu stabil o C 4 Ruang pemeliharaan megalopa dan zoea- 5 dengan atap tembus cahaya dan digunakan untuk penempatan bak pemijahan sebanyak 30 unit masingmasing ukuran 1x1x0,8 m. Di dalam ruang tersebut juga akan ditempatkan 1 unit bak adaptasi ukuran 2x3x0,8 m, fungsinya untuk wadah dalam proses adaptasi induk-induk kepiting yang baru datang masuk ke hatcheri. Juga akan ditempatkan 6 unit bak fiber bulat volume 1 ton (diameter 1 m) digunakan untuk inkubasi induk memijah Di ruangan ini akan dipelihara larva yang ditempatkan dalam bak-bak kerucut volume 250 L (diameter 0,7 m) sebanyak 20 unit, 500 L (diameter 1 m) sebanyak 6 unit, 1000 L (diameter 1,4 m) sebanyak 6 unit dan 2000 L.(diameter 1,7 m) sebanyak 6 unit.. Di ruang ini akan ditempatkan bak-bak fiber bulat volume 5 ton (diameter 2,2 m) yang akan digunakan untuk pemeliharaan larva zoea-5 dan megalopa. Ruang ini harus berdekatan dengan ruang larva sehingga 18 18

10 suhu stabil o C 5 Bak beton untuk kultur massal rotifer ukuran 2x4x1,3 m sebanyak 8 unit dan diatapi dengan atap tembus cahaya memudahkan pemindahan larva zoea-5 dan megalopa yang menjadikan larva ataupun megalopa tidak mudah stres. Sekitar 20 bak volume 5 ton akan ditempatkan pada ruang ini. Bak beton digunakan untuk kultur massal Rotifer sebagai pakan larva kepiting bakau 6 Bak beton untuk kultur massal Nannochloropsis sp ukuran 2x4x1,3 m sebanyak 12 unit: dan diatapi dengan atap tembus cahaya 7 Pelataran.cor semen menyatu dengan bak Rotifer dan bak Nannochloropsis sp Bak digunakan untuk kultur massal Nannochloropsis sp. Pelataran ini digunakan untuk menempatkan bak-bak fiberglas volume 5 ton yang digunakan untuk kultur pakan alami tambahan. 8 Laboratorium mini : Digunakan untuk kultur murni Nannochloropsis sp, ruang mikroskop, untuk pengamatan larva, rotifer, parasit pada larva dan tempat refreegerator 9 Ruang kerja peneliti Ruang ini digunakan untuk membuat laporan-laporan, mencatat kembali dan memperbaiki serta mentabulasi data-data dan diskusi antar peneliti, peneliti dan teknisi. 10 Ruang kerja teknisi Ruang ini digunakan untuk merencanakan pekerjaan teknisi 11 Bak beton untuk tandon air laut dan dilengkapi dengan ruang pompa Bak digunakan untuk menampung air laut ukuran 12x12x1,5 m. Bak tersebut disekat menjadi dua bagian sama luas dimaksudkan agar bisa bergantian dalam penggunaannya 19 19

11 12 JJaringan pipa water intake dari laut 13 Instalasi pipa dari bak grafitasi IPU ke bak tandon air laut Jaringan pipa 5-6 inci sepanjang sekitar 130 m dari laut untuk mengambil air dari laut yang akan digunakan oleh hatchery kepiting bakau Jaringan pipa 3 inci digunakan untuk mengalirkan air masuk ke tandon air laut 14 Bak sand filter Bak sand filter digunakan untuk menyaring air yang dipompa dari laut 15 Jaringan instalasi air laut, air tawar, udara dan tangki air grafitasi di ruang induk, larva, megalopa dan krablet 16 2 unit gudang yaitu gudang basah dan gudang kering Jaringan pipa-pipa 1 inci untuk air asin dan air tawar secara grafitasi mengalirkan air ke bak induk, bak larva, bak megalopa, bak krablet dan kultur massal serta jaringan pipa udara untuk aerasi ke bak yang terletak di ruang induk, larva, megalopa, krablet dan bak kultur massal pakan alami Gudang basah untuk menempatkan frezer, kulkas dan rak untuk menyimpan pakan buatan, probiotik dll. Gudang kering untuk menyimpan pelaralatan cadangan yang dibutuhkan untuk operasional hatcheri 17 Pematangan lahan Menyiapkan lahan untuk pembangunan fisik gedung c. Tahap Pra Rencana Mendetailkan secara terukur terhadap hal-hal yang sudah dikonsepkan, meliputi: 1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan; 2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya; 3) Rencana mekanikal-elektrikal 4) Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications); 5) Perkiraan biaya. d. Tahap Rencana Detail Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci meliputi: 1) Membuat gambar-gambar detail berupa gambar detail arsitektural, gambar detail struktur, gambar detail mekanikal elektrikal, gambar detail utilitas 2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS); 3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (Bill of Quantity/BoQ); 20 20

12 4) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (RAB); 5) Menyusun laporan perencanaan akhir III.2. LINGKUP KEWENANGAN KONSULTAN PERENCANA Lingkup kewenangan konsultan perencana dalam kegiatan Perencanaan Pembangunan Hatchery Kepiting sebagai berikut : a. Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan serta harus sesuai dengan kode etik (tata laku) profesi yang berlaku. b. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi. c. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikalelektrikal bangunan. d. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana harus mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku; 2) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan oleh PA/PPK termasuk melalui KAK ini seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang diwujudkan; 3) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus lolos untuk mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB); 4) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan 4K, yaitu memiliki tingkat keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan 21 21

13 kemudahan bagi penghuni dan lingkungannya; 5) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku pada umumnya, sehingga kelak pelaksanaan pembangunan konstruksi proyek mencapai hasil guna dan daya guna yang memenuhi syarat teknis dan syarat ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan. III.3. KELUARAN YANG DIINGINKAN Keluaran akhir tahap perencanaan meliputi dokumen perencanaan, berupa: a. Gambar Rencana Teknis; b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis, c. Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate), d. Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) yang disusun sesuai ketentuan; e. Gambar visualisasi 2D dan 3D III.4. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN Jangka waktu pelaksanaan adalah 2 Bulan atau 60 (Enam Puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. III.5. PERSONIL Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, tenaga ahli yang dibutuhkan antara lain : NO BIDANG KEAHLIAN JUMLAH KUALIFIKASI TENAGA AHLI 1 (Team Leader) Ahli Bangunan Gedung 1 orang Disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan 22 22

14 tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi; Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK; Berpengalaman profesional minimal 5 (Lima) tahun sesuai dengan bidang keahlian perencanaan bangunan gedung, dilengkapi dengan referensi kerja dan berpengalaman menjadi Team Leader. 2 Ahli Arsitektur 1 orang isyaratkan memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Arsitektur lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi; Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK; erpengalaman profesional minimal 3 (Tiga) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini perencanaan bangunan gedung, dilengkapi dengan referensi kerja

15 3 Ahli Mekanikal/ Elektrikal 1 orang isyaratkan memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Mesin/Elektro lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi; Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK; erpengalaman profesional minimal 3 (Tiga) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini perencanaan mekanikal elektrikal bangunan gedung, dilengkapi dengan referensi kerja. 4 Ahli Cost Estimator 1 orang isyaratkan memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi; Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK; erpengalaman profesional minimal 3 (Tiga) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dalam hal ini menghitung biaya pembangunan gedung, dilengkapi dengan referensi kerja

16 TENAGA PENDUKUNG 1 Surveyor 2 orang Memiliki latar belakang pendidikan minimal Diploma III (D3) Teknik Sipil Berpengalaman profesional minimal 2 (dua) tahun sesuai dengan bidang keahlian, dilengkapi dengan referensi kerja. 2 Drafter 1 orang Memiliki latar belakang pendidikan minimal SMK Bangunan/D3/S1 Arsitektur Teknik Sipil 3 Operator Komputer 1 orang Memiliki latar belakang pendidikan minimal SMA/SMK IV. LAPORAN IV.1. LAPORAN PENDAHULUAN Berisi rencana kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya. Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak SPMK diterbitkan dan hasilnya digandakan sebanyak 4 (empat) buku laporan. IV.2. LAPORAN ANTARA Berisi kemajuan pelaksanaan pekerjaan perencanaan, hasil sondir, kendala dan solusi penyelesaiannya, gambar-gambar pra-rencana. Laporan Antara diserahkan selambat-lambatnya 15 (Lima Belas) hari kalender sejak Laporan Pendahuluan disetujui dan diserah terimakan kepada owner dan hasilnya digandakan sebanyak 4 (empat) buku laporan. IV.3. LAPORAN AKHIR Berisi rangkuman semua proses kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Konsultan Perencana. Laporan Akhir diserahkan selambatlambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak Laporan Draft Antara disetujui dan diserah terimakan kepada owner dan hasilnya digandakan sebanyak 4 (empat) buku laporan

17 V. HAL-HAL LAIN V.1. PRODUKSI DALAM NEGERI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka I.4. KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri. V.2. PERSYARATAN KERJASAMA Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan sesuai dengan SDP harus dipatuhi. V.3. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang disesuaikan dengan jenis data dan uji yang dilaksanakan V.4. ALIH PENGETAHUAN Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja. Maros, 2 Februari 2016 Kuasa Pengguna Anggaran Balai Penjelitian dan Pengembangan Budi Daya Air Payau Dr.Ir.Andi Parenrengi,MSc NIP

18 27 27

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PERENCANAAN GEDUNG KANTOR BADAN KEPEGAWAIAAN DAERAH (BKD) KABUPATEN SIGI

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PERENCANAAN GEDUNG KANTOR BADAN KEPEGAWAIAAN DAERAH (BKD) KABUPATEN SIGI KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PERENCANAAN GEDUNG KANTOR BADAN KEPEGAWAIAAN DAERAH (BKD) KABUPATEN SIGI 1. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI SULAWESI TENGGARA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pengadaan Jasa Konsultan PERENCANAAN RENOVASI TOTAL GEDUNG ASRAMA UNIT

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH BARAT DAYA I. PENDAHULUAN 1. Data Proyek Kegiatan : Pembangunan Gedung Kantor Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN TAHAP 2 PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TAHAP 1 BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN (BPMPP) BOGOR

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN TAHAP 2 PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TAHAP 1 BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN (BPMPP) BOGOR KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN TAHAP 2 PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TAHAP BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN (BPMPP) BOGOR Uraian Pendahuluan. Latar Belakang. Setiap bangunan negara

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( KAK)

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( KAK) K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT STIKIP KIERAHA TERNATE TAHUN ANGGARAN A. LATAR BELAKANG Sebagai Provinsi yang terhitung baru, Provinsi Maluku Utara dituntut

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat : Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN DED PEMBANGUNAN SEKOLAH KHUSUS OLAHRAGA JATIDIRI I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Pembangunan Sekolah Khusus Olahraga Jatidiri adalah perencanaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG a. Setiap bangunan Gedung harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Pemilihan

Lampiran Dokumen Pemilihan Lampiran Dokumen Pemilihan REVISI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana Renovasi Gedung/Bangunan Bagi Penyandang Disabilitas Badan Pendidikan dan PelatihanKesejahteraan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED KEINDAHAN KOTA SE KABUPATEN WONOGIRI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED KEINDAHAN KOTA SE KABUPATEN WONOGIRI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED KEINDAHAN KOTA SE KABUPATEN WONOGIRI I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Setiap bangunan taman harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan mutu dan kualitas, sehingga

Lebih terperinci

Uraian Pendahuluan 1

Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) JASA KONSULTANSI PEKERJAAN PERENCANAAN PERBAIKAN INTERIOR WISMA AHMAD SUBARDJO DEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Perbaikan Wisma Ahmad Subardjo

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED PEMBANGUNAN PANTAI PURUS EX IKAN BAKAR.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED PEMBANGUNAN PANTAI PURUS EX IKAN BAKAR. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED PEMBANGUNAN PANTAI PURUS EX IKAN BAKAR. DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA PADANG TAHUN ANGGARAN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan DED Pembangunan Pantai

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Satker Nama PPK KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SULAWESI TENGGARA : Destinasi Pariwisata : Aswad Laembo, SE Nama Pekerjaan : Perencanaan

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) NAMA KEGIATAN: DED GEDUNG HAMIDAH Dokumen Addendum DED GEDUNG HAMIDAH 0 Pada hari Senin,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOLAM RENANG PELATIHAN LOKASI : TANJUNG UBAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2016 A. PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN 1.1. Nama Kegiatan. Nama Kegiatan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Banten No. 40 Tahun 2002, sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muara Enim, Juli 2016 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN MUARA ENIM. Dr. Ir. H. ABDUL NADJIB, MM NIP

KATA PENGANTAR. Muara Enim, Juli 2016 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN MUARA ENIM. Dr. Ir. H. ABDUL NADJIB, MM NIP KATA PENGANTAR Bangunan Gedung Negara merupakan salah satu aset milik negara yang mempunyai nilai strategis sebagai tempat berlangsungnya proses penyelenggaraan negara yang diatur dan dikelola agar fungsional,

Lebih terperinci

1. DATA PROYEK. Lokasi : Kota Kupang Sumber Dana : APBNP Tahun Anggaran : 2017 Waktu Pelaksanaan : 20 hari kalender

1. DATA PROYEK. Lokasi : Kota Kupang Sumber Dana : APBNP Tahun Anggaran : 2017 Waktu Pelaksanaan : 20 hari kalender BAB VI. ADENDUM KERANGKA ACUAN KERJA(KAK) ADENDUM KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN RENOVASI GEDUNG KANTOR, REHABILITASI POS JAGA ATAS, PEMBANGUNAN PAGAR BARU, DAN PERLUASAN BLOK HUNIAN PADA RUMAH

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan. Latar Belakang : Kegiatan Perencanaan Teknis Pembuatan Liftt dan Eskalator Gedung DPRD Kota Bontang ini untuk mengakomodir kebutuhan pengguna gedung

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA TERM OF REFFERENCE KONSULTAN PERENCANA RSUD DABO PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KERANGKA ACUAN KERJA TERM OF REFFERENCE KONSULTAN PERENCANA RSUD DABO PROVINSI KEPULAUAN RIAU KERANGKA ACUAN KERJA TERM OF REFFERENCE KONSULTAN PERENCANA RSUD DABO PROVINSI KEPULAUAN RIAU KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) I. DETAIL ENGINEERING DESAIN NAMA KEGIATAN : KONSULTAN PERENCANA RSUD DABO PROFIL

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

BERITA ACARA ADENDUM Nomor : 10/POKJA-ULP/APBA-DINSOS/LGS/2013 Tanggal : 26 Maret 2013

BERITA ACARA ADENDUM Nomor : 10/POKJA-ULP/APBA-DINSOS/LGS/2013 Tanggal : 26 Maret 2013 PEMERINTAH ACEH DINAS SOSIAL POKJA ULP BARANG DAN JASA Jl. Prof A. Majid Ibrahim No. 001A Gampong Lhokbanie Telp. 0641-424290, Fax. 0641-21922 K O T A L A N G S A BERITA ACARA ADENDUM Nomor : 10/POKJA-ULP/APBA-DINSOS/LGS/2013

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN : SURVEY DAN IDENTIFIKASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (LANJUTAN)

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN : SURVEY DAN IDENTIFIKASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (LANJUTAN) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN : SURVEY DAN IDENTIFIKASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (LANJUTAN) I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Survey Dan Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni adalah proses pembuatan database

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PERENCANAAN BIDANG KE CIPTA KARYA - AN DED PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2010

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PERENCANAAN BIDANG KE CIPTA KARYA - AN DED PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2010 KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PERENCANAAN BIDANG KE CIPTA KARYA - AN DED PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PERTANAHAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2010 A. PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN 1.1. Nama Kegiatan. Nama Kegiatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA 1. LATAR BELAKANG Kota Langsa yang merupakan kota madya hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

KERANGKA ACUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 KERANGKA ACUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 I. LATAR BELAKANG Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi syarat optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PERENCANAAN REHAB RUMAH DINAS BUPATI DAN WAKIL BUPATI LOKASI : MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI TAHUN ANGGARAN 2013 A. PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN 1.1. Nama Kegiatan.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR) KOP PERUSAHAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR) PEKERJAAN : PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN HOTMIX SANGOWO LOKASI PEKERJAAN : SANGOWO KECAMATAN MOROTAI TIMUR SUMBER DANA : APBD TAHUN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Lokasi Sumber Dana : PERENCANAAN RENOVASI DAN PERLUASAN GEDUNG KANTOR PENGADILAN AGAMA PARIAMAN : Pariaman : DIPA APBN TA. 2016 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG I. PENDAHULUAN Pada proyek konstruksi memungkinkan adanya kasus hukum yang terjadi karena adanya penyimpangan terhadap kontrak. Kasus hukum tersebut berdampak bagi pihak yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIMAHI

PEMERINTAH KOTA CIMAHI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PA/KPA : DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA CIMAHI PEMERINTAH KOTA CIMAHI OPD : DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA CIMAHI BIDANG PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN NAMA KPA : DJANI

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG PICU/NICU RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG PICU/NICU RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG PICU/NICU RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 KERANGKA ACUAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUKO 2 ( DUA) LANTAI. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUKO 2 ( DUA) LANTAI. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUKO 2 ( DUA) LANTAI. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 1. LATAR BELAKANG : Dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan disegala bidang baik bidang

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KAJIAN PEMBANGUNAN SIRKUIT DI MIJEN (PENYUSUNAN DED SIRKUIT MOTOCROSS BSB MIJEN)

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KAJIAN PEMBANGUNAN SIRKUIT DI MIJEN (PENYUSUNAN DED SIRKUIT MOTOCROSS BSB MIJEN) KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KAJIAN PEMBANGUNAN SIRKUIT DI MIJEN (PENYUSUNAN DED SIRKUIT MOTOCROSS BSB MIJEN) A. LATAR BELAKANG Kecenderungan perkembangan olahraga otomotif di ikuti peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 0 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN Perencanaan Pagar KEGIATAN Pembangunan/Rehab Sarana dan Prasaran BIDANG PERMUKIMAN DINAS PEKERJAAN UMUM KAB. MESUJI TA 2015 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LAYANAN JASA KONSULTANSI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LAYANAN JASA KONSULTANSI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LAYANAN JASA KONSULTANSI UNTUK : KEGIATAN REVIEW DED TUGU PON XVIII TAHUN 2012 DAN TUGU ISG PROVINSI RIAU 1. Latar Belakang. Riau sebagai tuan rumah pada kegiatan Pekan Olah

Lebih terperinci

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL )

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL ) P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUKO 2 LANTAI EX- GEDUNG UPTD DIKNAS JL.DIPONEGORO KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUKO 2 LANTAI EX- GEDUNG UPTD DIKNAS JL.DIPONEGORO KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUKO 2 LANTAI EX- GEDUNG UPTD DIKNAS JL.DIPONEGORO KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 1. LATAR BELAKANG : Dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 No.1216, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN PU-PR. Perumahan Umum. Bantuan. Prasarana. Sarana. Utilitas Umum. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 T E N T A N G BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS

Lebih terperinci

Page 1 of 14 Penjelasan >> PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) MASTER PLAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) MASTER PLAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) MASTER PLAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai penunjang Pemerintah Daerah yang melaksanakan kewenangan dibidang pelayanan kesehatan, menyelenggarakan dua jenis

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS (DED) PENATAAN KAWASAN GOR DAN SEKITARNYA. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS (DED) PENATAAN KAWASAN GOR DAN SEKITARNYA. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 1. LATAR BELAKANG : KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PERENCANAAN TEKNIS (DED) PENATAAN KAWASAN GOR DAN SEKITARNYA. KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2012 Kawasan Stadion Willis dan Gelanggang Olah Raga Kota Madiun

Lebih terperinci

Nomor : S-002/WPB.03/KP.0110/PBJ/ Maret 2013 Lampiran : 1 Lembar Hal : Permohonan Perubahan Jadwal Lelang

Nomor : S-002/WPB.03/KP.0110/PBJ/ Maret 2013 Lampiran : 1 Lembar Hal : Permohonan Perubahan Jadwal Lelang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI SUMATERA BARAT KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PADANG Jl. Perintis Kemerdekaan No. 79 Padang 25129

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA JALAN JENDERAL A. YANI MERAL TANJUNG BALAI KARIMUN TELEPON (0777) ; FAKSIMILE (0777) 21010

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA JALAN JENDERAL A. YANI MERAL TANJUNG BALAI KARIMUN TELEPON (0777) ; FAKSIMILE (0777) 21010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC KHUSUS KEPULAUAN RIAU PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI TANJUNG BALAI KARIMUN PANITIA PENGADAAN BARANG

Lebih terperinci

Hasil klarifikasi dan negosiasi sebagai berikut:

Hasil klarifikasi dan negosiasi sebagai berikut: BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI TEKNIS DAN BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI REHABILITASI DAN PERLUASAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR Nomor : 357/PL.220/I.8.3/03/2013 Tanggal : 13 Maret 2013 Pada hari

Lebih terperinci

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar

3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar 3.3.1 Diseminasi/Sosialisasi di kota Makasar Penyelenggaraan diseminasi/sosialisasi kerjasama dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan dan Balai Pengembangan Teknologi Perumahan

Lebih terperinci

Lampiran Berita Acara Aanwizjing Pengadaan Konsultansi MK dan Perencanaan Pembangunan Kampus II Tahap II Politeknik Negeri Ujung Pandang

Lampiran Berita Acara Aanwizjing Pengadaan Konsultansi MK dan Perencanaan Pembangunan Kampus II Tahap II Politeknik Negeri Ujung Pandang Lampiran Berita Acara Aanwizjing Pengadaan Konsultansi MK dan Perencanaan Pembangunan Kampus II Tahap II Politeknik Negeri Ujung Pandang Pada hari ini, Jum at tanggal enam bulan April tahun dua ribu dua

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp50.000.000,- (lima puluh

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM UNTUK LINGKUNGAN PERUMAHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1 PENINGKATAN KOMPETENSI SDM PROFESIONAL BIDANG AIR MINUM MELALUI POLA CENTER OF EXCELLENT PAKET 5 (PROVINSI KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN TIMUR) TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan bangunan gedung harus

Lebih terperinci

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL )

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL ) P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION. PERATURAN BANGUNAN NASIONAL NATIONAL BUILDING REGULATION. UNDANG-UNDANG NO 28 TAHUN 2002 BANGUNAN GEDUNG.. KEPUTUSAN MENTERI PU NO 441/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KERANGKA ACUAN KERJA STUDI PENATAAN DAN PERENCANAAN DED KOMPONEN PSU KAWASAN KUMUH KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PRASARANA SARANA DAN UTILITAS KAWASAN KUMUH LOKASI : KABUPATEN BANGGAI LAUT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

1. Penetapan Hasil Kualifikasi (Daftar Pendek) pada tanggal 5 April 2013 jam WIB s.d WIB;

1. Penetapan Hasil Kualifikasi (Daftar Pendek) pada tanggal 5 April 2013 jam WIB s.d WIB; PENGGUNA BARANG/JASA PADA DIPA PUSAT DIKLAT KEHUTANAN TAHUN ANGGARAN 2013 Pekerjaan Nomor BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) : BA. 11.1/DIK-DIPA/PPB/IV/2013 Waktu : 14.00 16.00 WIB : Pengadaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1 PENINGKATAN KOMPETENSI SDM PROFESIONAL BIDANG AIR MINUM MELALUI POLA CENTER OF EXCELLENT PAKET 7 (PROVINSI SULAWESI SELATAN, SULAWESI BARAT, SULAWESI TENGAH) TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DED REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BELANTING

DED REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BELANTING KERANGKA ACUAN KERJA DED REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BELANTING 1 Latar Belakang : 2 Maksud dan Tujuan : a. Maksudnya adalah untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana dilokasi rawan bencana yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN Kegiatan Pekerjaan Lokasi KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN : Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan Daerah (DAK) : Perencanaan Pembangunan/Perluasan Kantor Bupati Agam : Lubuk Basung

Lebih terperinci

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 419 I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang Kita yang berkecimpung dalam pengadaan barang jasa pemerintah pasti tahu bahwa

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng Pada Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan

Lebih terperinci

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik

Lebih terperinci

Berisi tentang Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung di Kota Semarang tahun 2010.

Berisi tentang Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung di Kota Semarang tahun 2010. Berisi tentang Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung di Kota Semarang tahun 2010. 5.1. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... 367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang:

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN : DED Lapangan Lasinrang Di Kab. Pinrang Prov. Sulsel PEKERJAAN : Jasa Konsultansi Detail Engineering Desain Revitalisasi Lapangan Lasinrang Di Kab. Pinrang Prov. Sulsel

Lebih terperinci

PENGENALAN UMUM BUDIDAYA KEPITING BAKAU

PENGENALAN UMUM BUDIDAYA KEPITING BAKAU PENGENALAN UMUM BUDIDAYA KEPITING BAKAU MAROS, 10 MEI 2016 SPECIES KEPITING BAKAU (Keenan et al,. 1998) : Scylla serrata (Forskal, 1775), Scylla tranquiberica (Fabricius, 1798), Scylla paramamosain (Estampador,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI SALINAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib penyelenggaraan pendirian

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil 1 Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) REHAB GEDUNG KANTOR YANG DIPINJAM PAKAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI (DAU-2017) BIDANG PERUMAHAN, PRASARANA,SARANA

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BESARAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION) DAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE COST) UNTUK PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION) DAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG BANGUNAN PANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa agar pertumbuhan

Lebih terperinci