ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN LIA AMALIA. Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Kinerja Bank Terhadap Laba Perbankan (dibimbing oleh ANNY RATNAWATI). Selama satu dasawarsa ini industri bank mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah bank yang semakin meningkat mengharuskan bank untuk bersaing ketat untuk mendapatkan dana dari masyarakat, tercatat Dana Pihak Ketiga (DPK) atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun bank pada Desember 2005 sebanyak Rp. 1,127 trilyun, jumlah ini meningkat sebanyak Rp. 164,84 milyar dibandingkan tahun 2004, hal ini berarti kepercayaan masyarakat semakin tinggi terhadap bank. Dari berbagai dana yang berhasil dihimpun oleh bank kemudian dialokasikan ke beberapa sektor antara lain dalam bentuk kredit yang merupakan fungsi utama bank, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dari data Bank Indonesia tercatat bahwa alokasi dana bank untuk kredit pada Desember 2005 yaitu sebesar 53,2 persen. Perkembangan bank lainnya juga dapat terlihat pada kenaikan laba bersih bank dari tahun ke tahun bahkan pada tahun 2004 laba bersih bank mencapai jumlah Rp. 28,971 trilyun (Bank Indonesia) yang merupakan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perbankan. Menurut Greuning dan Bratanovic (2000), dasar sitem perbankan dibangun dari bank yang menguntungkan dan memiliki modal yang cukup. Profitabilitas adalah indikator yang mengungkapkan posisi kompetitif bank dalam pasar perbankan dan kualitas manajemennya, hal tersebut mengizinkan bank untuk meningkatkan profil resiko tertentu dan menyediakan perlindungan untuk menghadapi masalah jangka pendek. Profitabilitas, dalam bentuk pendapatan yang dipelihara, biasanya merupakan suatu sumber kunci dari generasi modal. Namun perkembangan perbankan yang cukup pesat tersebut bukan tanpa hambatan, nilai rupiah yang melemah karena jumlah uang yang beredar berlebih serta tekanan rupiah yang pada awalnya dipicu oleh perubahan akibat adanya analisis mengenai prospek perekonomian dunia yang ditandai dengan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS, dan meningkatnya harga minyak di pasar dunia yang berkorelasi positif dengan kurs rupiah yang pada gilirannya telah mendorong pelepasan portfolio dalam bentuk rupiah terutama yang berjangka waktu pendek oleh pelaku asing. Disisi domestik terjadi dampak berlanjut yang ditunjukkan dengan peningkatan permintaan valas korporasi untuk keperluan pembiyaan impor dan kewajiban luar negeri disamping untuk tujuan spekulatif. Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia menetapkan kenaikan suku bunga SBI dengan harapan akan menyerap kelebihan likuiditas yang beredar dimasyarakat. Sejak pertengahan tahun 2005 tingkat suku bunga SBI cenderung terus meningkat, setelah mengalami beberapa kenaikan hingga akhir Desember 2005 suku bunga SBI berada pada titik 12,75 persen. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu kinerja perbankan.

3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan jangka panjang antara laba dengan Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loans (NPLs), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan suku bunga SBI. Selain itu penelitian ini juga akan menganalisis respon laba terhadap perubahan suku bunga SBI dan Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Non Performing Loans, Loan to Deposit Ratio, menganalisis variabel apa saja yang paling berpengaruh terhadap laba perbankan, serta menganalisis proporsi peranan suku bunga SBI yang disimulasi terhadap perubahan laba perbankan. Pada penelitian ini untuk melihat pengaruh suku bunga SBI terhadap laba perbankan digunakan analisis Vector Autoregressive (VAR) yang dikombinasikan dengan analisis Vector Error Correction Model (VECM). Data yang digunakan adalah data sekunder dari tahun yang diperoleh dari Bank Indonesia. Pada pengujian model akan dilakukan pengujian stasioneritas, penetapan lag optimal, pengujian kointegrasi, analisis Impulse Response Function, dan Forecast Error Variance Decomposition. Hasil analisis ini menunjukkan dalam jangka pendek yang signifikan mempengaruhi laba bersih bank hanya non performing loans satu periode sebelumnya, sedangkan dalam jangka panjang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara laba dengan net interest margin dan non performing loans, namun berhubungan negatif dengan loan to deposit ratio dan suku bunga SBI. Respon laba akibat guncangan kinerja bank menunjukkan pengaruh yang positif sedangkan pengaruh guncangan suku bunga SBI akan direspon negatif oleh laba bank.. Hasil analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition menunjukkan bahwa suku bunga SBI hanya berpengaruh kecil terhadap perubahan laba. Variabel yang paling berpengaruh terhadap perubahan laba bersih bank adalah variabel laba bersih itu sendiri, hal ini berarti komponen pendapatan dan pengeluaran laba lebih berpengaruh terhadap perubahan besarnya laba. Sedangkan dari hasil simulasi kebijakan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suku bunga SBI maka semakin kecil pula proporsi guncangan yang diberikan terhadap laba. Karena variabel yang paling berpengaruh pada laba bank adalah labanya itu sendiri, maka bank sebaiknya meningkatkan laba melalui fee based income (jasa pembayaran) karena lebih memberikan kepastian memperoleh pendapatan, selain itu jika bank menaikkan suku bunga kreditnya maka resiko kredit macet akan semakin tinggi dan debitur tidak tertarik lagi untuk mengajukan pinjaman karena tingkat suku bunga kredit yang tinggi.

4 ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN Oleh LIA AMALIA H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Lia Amalia Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Kinerja Bank Terhadap Laba Perbankan dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2006 Lia Amalia H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Lia Amalia lahir pada tanggal 23 Oktober 1983 di kota Bogor. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Dien Badruddin dan Ruroh Masruroh. Latar belakang pendidikan penulis dimulai pada tahun 1990 di SDN Polisi 5 Bogor, yang kemudian dilanjutkan ke SLTP Negeri 1 Bogor dan menamatkannya pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun Setelah lulus SMU penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis meperoleh banyak ilmu dan dapat mengembangkan pola pikir dari dosen-dosen yang telah banyak memberikan jasanya. Penulis cukup aktif dalam organisasi, salah satunya adalah mengikuti organisasi HIMPRO Ilmu Ekonomi (HIPOTESA) dan aktif di berbagai kepanitiaan.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil penelitian ini. Judul penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Kinerja Bank Terhadap Laba Perbankan. Perbankan sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan dengan topik ini. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, namun penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan banyak pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS. dan Mas Adrian Lubis selaku pembimbing yang telah memberikan banyak saran, nasihat serta bimbingannya baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Ibu Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. selaku penguji utama yang telah menguji hasil penelitian ini serta semua saran dan kritik sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian ini. 3. Ibu Henny Reinhardt, SP, M.Si selaku komisi pendidikan terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, merupakan tanggung jawab penulis. 4. Kedua orang tua penulis, Bpk. Dien Badruddin dan Ibu Ruroh Masruroh serta kakak-kakak penulis (Teh Rosi, Teh Irma, A Kiki) dan seluruh keluarga, terima kasih atas segala doa, perhatian, pengertian, dan dukungan yang telah

9 diberikan kepada penulis selama ini. Kesabaran dan harapan keluarga penulis merupakan motivasi terbesar bagi penulis. 5. Sahabat-sahabat penulis (Tasya, Wirda, Ionk, Nonon, Nilam, dan Mei) yang telah memberikan pengalaman yang indah, dan telah mengajarkan banyak hal selama masa kuliah. 6. Demmy Yolesar atas doa, pengertian, perhatian dan bantuannnya, dukungan yang diberikan sangat berarti bagi penulis. 7. Teman-teman satu bimbingan Rudi, Ary, dan Ratna atas kerjasama yang baik serta saran dan kritiknya untuk skripsi ini. 8. Seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi dan Manajemen (Fickry, Thamic, Iqbal, Imam, Dive, Aira, Andros, Pei-pei dan semuanya yang tidak disebutkan satu persatu) atas kebersamaan dan kenangan selama kurang lebih empat tahun. 9. Ibu Tita Damayanti, staf sumber daya Bank Indonesia, yang telah banyak membantu atas ketersediaan data yang diperlukan penulis. Bogor, Agustus 2006 Lia Amalia H

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup...7 II. KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kebijakan Moneter Definisi Bank Kerangka Teori Sumber Dana Bank Alokasi Dana Bank Kinerja Perbankan Permodalan Likuiditas Bank Rentabilitas Bank Profitabilitas Bank Laporan Laba Rugi Bank Vector Autoregressive (VAR) Vector Error Correction Model (VECM) Penelitian Terdahulu...38

11 2.3. Kerangka Penelitian Operasional Definisi Variabel Hipotesis Penelitian...42 III. METODE PENELITIAN...44 IV Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Model Persamaan dan Variabel-Variabel Pengujian Model Uji Stasioneritas Penetapan Lag Optimal Uji Kointegrasi Impluse Response Function (IRF) Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)...49 GAMBARAN UMUM PERKEMBANGAN KINERJA PERBANKAN DAN SUKU BUNGA SBI Kinerja Perbankan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sistem Perhitungan SBI Pergerakan Suku Bunga SBI...58 V. ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN Uji Stasioneritas Data Uji Kointegrasi Respon Dinamis Laba Perbankan Terhadap Guncangan Indikator Perbankan Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Capital Adequacy Ratio (CAR) Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Net Interest Margin (NIM) Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Non Performing Loans (NPLs)...70

12 VI Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Respon Dinamis Laba Bank Terhadap Guncangan Laba Bank Respon Dinamis Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Dinamis Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Dinamis Net Interest Margin (NIM) Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Dinamis Non Performing Loans (NPLs) Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Dinamis Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Simulasi Kebijakan...82 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...85 DAFTAR PUSTAKA...86 LAMPIRAN...89

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 3.1. Data, Satuan, dan Simbol Hasil Uji Akar Unit Pada Level dan First Difference Uji Kointegrasi menggunakan Uji Johansen Maximum Likelihood test Hasil VECM untuk Variabel Dependent Laba Bersih Hasil Analisis Forecast Error Variance Decomposition Nilai Satu Standar Deviasi Hasil Simulasi Kebijakan Suku Bunga SBI Terhadap Laba Perbankan.83

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Transmisi Operasional Kerangka Aliran Dana Dari Lembaga Keuangan ke Masyarakat Aliran Alokasi Dana Tanpa SBI Aliran Alokasi Dana Dengan SBI Kerangka Penelitian Operasional Pergerakan Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loans Pergerakan Capital Adequacy Ratio Pergerakan Laba Bank Pergerakan Suku Bunga SBI Respon Laba Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Laba Terhadap Guncangan Capital Adequacy Ratio Respon Laba Terhadap Guncangan Net Interest Margin Respon Laba Terhadap Guncangan Non Performing Loans Respon Laba Terhadap Guncangan Loan to Deposit Ratio Respon Laba Terhadap Guncangan Laba Bersih Respon Capital Adequacy Ratio Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Net Interest Margin Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Non Performing Loans Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI Respon Loan to Deposit Ratio Terhadap Guncangan Suku Bunga SBI...77

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 19. Data Penelitian yang Digunakan Hasil Uji Akar Unit pada Level Hasil Uji Akar Unit pada First Difference Uji Lag Optimal Hasil Estimasi VECM Uji Rank Kointegrasi Matrix Varians dan Covarians EstimasiVektor Kointegrasi Hasil Restriksi Umum Hasil Analisis Impulse Response Function (IRF) Hasil Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pemerintah pada tahun 1983 menjadi langkah awal berkembangnya industri perbankan di Indonesia. Dengan ditetapkannya kebijakan Paket Juni (PakJun) 1983, bank dapat bergerak lebih bebas untuk menetapkan suku bunganya sendiri sehingga dapat menghimpun dana masyarakat lebih banyak lagi dan juga memperbesar tingkat peminjaman oleh bank swasta. Untuk memperluas pergerakan dana, Paket Kebijakan Oktober (Pakto) 1988 merupakan langkah pemerintah selanjutnya yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bank dan kebijakan moneter, serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan pasar modal. Selama satu dasawarsa ini industri bank mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah bank yang semakin meningkat mengharuskan bank untuk bersaing ketat untuk mendapatkan dana dari masyarakat, tercatat Dana Pihak Ketiga (DPK) atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun bank pada Desember 2005 sebanyak Rp. 1,127 trilyun, jumlah ini meningkat sebanyak Rp. 164,84 milyar dibandingkan tahun 2004, hal ini mengindikasikan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap bank. Dari berbagai dana yang berhasil dihimpun, bank kemudian mengalokasikan dana tersebut ke beberapa sektor antara lain dalam bentuk kredit yang merupakan fungsi utama bank dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dari data Bank Indonesia tercatat bahwa alokasi dana bank untuk kredit pada Desember 2005 yaitu sebesar 53,2 persen. Perkembangan bank

17 lainnya juga dapat terlihat pada kenaikan laba bersih bank dari tahun ke tahun bahkan pada tahun 2004 laba bersih bank mencapai jumlah Rp. 28,971 trilyun yang merupakan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perbankan. Membaiknya kinerja perbankan ini juga tidak lepas dari kondisi makroekonomi yang kondusif. Industri perbankan yang terus berkembang bukan berarti tidak mengalami hambatan-hambatan dalam perjalanannya, pada tahun 1997/1998 Indonesia mengalami krisis perbankan yang pada akhirnya merembet pada krisis ekonomi nasional. Permasalahan yang terjadi pada saat itu diawali karena berbagai faktor menurunnya kinerja perbankan yang tidak terdeteksi secara dini. Hal ini berpengaruh pada krisis kepercayaan dari masyarakat. Terjadinya krisis di sektor perbankan terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan berbagai aktivitas yang lazim dilakukan oleh industri perbankan. Dari sisi penghimpunan dana, besarnya jumlah dan komposisi simpanan masyarakat yang berada dalam sistem perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap kestabilan industri perbankan. Penarikan dana masyarakat secara besarbesaran dalam waktu singkat memberikan dampak negatif pada aspek likuiditas bank. Hal ini apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan permasalahan lanjutan berupa permasalahan solvabilitas karena bank akan terpaksa memberikan insentif bunga simpanan yang sangat tinggi untuk mempertahankan simpanan masyarakat dan seringkali insentif jauh berada diatas kemampuan bank. Pelajaran yang diperoleh dari krisis tersebut telah memicu bank untuk terus meningkatkan kinerja bank menjadi jauh lebih baik lagi, hal tersebut dapat terlihat dengan adanya restrukturisasi perbankan pada tahun 2001 dimana fokus utamanya adalah

18 mendorong bank-bank untuk mencapai rasio kecukupan modal sebesar delapan persen. Restrukturisasi tersebut terbukti berhasil karena semakin membaiknya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) perbankan dari tahun ke tahun, menurut data Bank Indonesia rasio kecukupan modal pada bulan Desember 2005 adalah sebesar 19,3 persen dimana posisi ini masih jauh diatas ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Program lain yang penting adalah restrukturisasi kredit yang tujuan utamanya untuk menekan rasio kredit bermasalah menjadi lima persen. Industri perbankan Indonesia kini memasuki tahapan yang berbeda. Setelah melakukan konsolidasi selama kurang lebih 5 tahun terakhir, dari tahun 1998 hingga tahun 2003, perbankan nasional kini dihadapkan pada tantangan untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dan berorientasi pada nilai tambah atau laba dengan tetap menerapkan praktek perbankan yang berhati-hati (prudential banking) 1.2. Perumusan Masalah Bank memiliki fungsi yang penting dalam perekonomian, selain menjalani fungsi intermediasi sebagai fungsi yang utama, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter. Menurut Biro Riset InfoBank, pada akhir tahun 2002 perbankan menguasai hingga sekitar 90,46 persen pangsa pasar keuangan di Indonesia (Febryani, 2003). Hal tersebut mengindikasikan adanya pengaruh yang kuat antara bank dan perekonomian, maka dibutuhkan bank yang menguntungkan dengan kinerja keuangan yang sehat agar dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi sehingga

19 perekonomian Indonesia akan maju. Untuk itu, menjaga dan meningkatkan laba bank sangat penting karena dari laba yang diperoleh dapat dialokasikan pada kredit untuk disalurkan ke masyarakat, selain itu laba juga sangat penting untuk menjaga modal yang wajib disimpan bank dan untuk mengatasi kerugian yang tak terduga (unexpected loss), laba bank juga akan dialokasikan pada pos-pos lain yang dapat meningkatkan laba sehingga bank dapat terus beroperasi. Menurut Greuning dan Bratanovic (2000), dasar sistem perbankan dibangun dari bank yang menguntungkan dan memiliki modal yang cukup. Profitabilitas adalah indikator yang mengungkapkan posisi kompetitif bank dalam pasar perbankan dan kualitas manajemennya, hal tersebut mengizinkan bank untuk meningkatkan profil resiko tertentu dan menyediakan perlindungan untuk menghadapi masalah jangka pendek. Profitabilitas, dalam bentuk pendapatan yang dipelihara, biasanya merupakan suatu sumber kunci dari generasi modal. Komplektisitas makroekonomi yang terjadi pada tahun 2005 menimbulkan kekhawatiran pada dunia perbankan. Nilai rupiah yang melemah karena jumlah uang yang beredar berlebih serta tekanan rupiah yang pada awalnya dipicu oleh perubahan akibat adanya analisis mengenai prospek perekonomian dunia yang ditandai dengan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS, dan meningkatnya harga minyak di pasar dunia yang berkorelasi positif dengan kurs rupiah pada gilirannya telah mendorong pelepasan portofolio dalam bentuk rupiah terutama yang berjangka waktu pendek oleh pelaku asing. Disisi domestik terjadi dampak berlanjut yang ditunjukkan dengan peningkatan permintaan valas korporasi untuk keperluan pembiayaan impor dan kewajiban luar negeri

20 disamping untuk tujuan spekulatif. Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia menetapkan kenaikan suku bunga SBI dengan harapan akan menyerap kelebihan likuiditas yang beredar dimasyarakat. Sejak pertengahan tahun 2005 tingkat suku bunga SBI cenderung terus meningkat, setelah mengalami beberapa kenaikan hingga akhir Desember 2005 suku bunga SBI berada pada titik 12,75 persen. Suku bunga SBI yang cenderung terus meningkat ini dikhawatirkan akan terus menurunkan kinerja perbankan, seperti yang terjadi pada penurunan Net Interest Margin sebesar 0,15 persen pada bulan Desember 2005 dibandingkan satu tahun sebelumnya, Capital Adequacy Ratio bank juga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dari 19,42 persen pada bulan Desember Penurunan kinerja bank juga dapat dilihat dari kenaikan yang cukup besar pada rasio kredit bermasalah sebesar 3,12 persen menjadi 7,56 persen. Penurunan kinerja bank ini pada akhirnya akan mempengaruhi bank untuk memaksimumkan labanya sehingga kesehatan bank yang merupakan ukuran penting untuk bank dapat terus beroperasi ikut menurun. Dari uraian diatas, dapat dilihat fokus permasalahan yang dihadapi adalah: 1. Bagaimana hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara laba dengan Net Interest Margin, Non Performing Loans, Loan to Deposit Ratio (kinerja perbankan) dan dengan suku bunga SBI? 2. Bagaimana respon laba terhadap perubahan suku bunga SBI dan Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Non Performing Loans, Loan to Deposit Ratio (kinerja perbankan)?

21 3. Faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap laba perbankan? 4. Dengan suku bunga SBI yang disimulasi, berapa besar peranannya terhadap perubahan laba perbankan? 1.3. Tujuan Penulisan Maka dengan permasalahan tersebut diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Mengkaji hubungan jangka panjang antara laba dengan kinerja perbankan dan suku bunga SBI. 2. Menganalisis respon laba terhadap perubahan suku bunga SBI dan kinerja perbankan. 3. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap laba perbankan. 4. Menganalisis proporsi peranan suku bunga SBI yang disimulasi terhadap perubahan laba perbankan. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Dengan disusunnya skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan tentang perkembangan perbankan di Indonesia, bagaimana mekanisme perbankan yang terjadi, serta mengetahui dampak dari kebijakan moneter yang ditetapkan Bank Indonesia terhadap dunia perbankan. 2. Memberikan gambaran yang cukup mendetail mengenai instrumen-instrumen moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada umumnya dan mendapat informasi mengenai analisis kebijakan moneter.

22 3. Dengan adanya skripsi ini diharapkan Bank Indonesia dapat menganalisis kekurangan dan kelebihan dari kebijakan yang ditetapkan sebagai referensi untuk penetapan kebijakan yang lebih baik dalam rangka perbaikan mekanisme kerja Bank Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi Ruang Lingkup Dalam skripsi ini masa penelitian yang diamati dimulai dari tahun 2001:1 sampai dengan tahun 2005:12 dan hanya akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi laba perbankan dari sisi kebijakan moneter dan tidak membahas dari sisi pendapatan dan biaya yang harus dikeluarkan bank.

23 II. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan pustaka Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan Bank Sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (Warjiyo, 2004). Kebijakan moneter merupakan bagian dari kebijakan ekonomi makro dan memiliki hubungan yang sangat terkait. Kebijakan moneter sangat berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi makro, bersama-sama dengan kebijakan ekonomi makro lainnya yang diterapkan dengan koordinasi yang baik sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu disusun kerangka operasional kebijakan moneter yang pada dasarnya merupakan suatu perencanaan kebijakan pengendalian uang beredar yang ditujukan untuk mencapai sasaran akhir kebijakan moneter. Dan untuk mempengaruhi sasaran operasional, maka instrumen-instrumen yang digunakan adalah: Instrumen (OPT,GWM,dll.) Sasaran Operasional (Uang primer) Sasaran antara (Uang beredar M1,M2) Kestabilan harga Sumber: Bank Indonesia (2003). Gambar 1. Kerangka Transmisi Operasional

24 1. Operasi Pasar Terbuka (OPT) Bank Indonesia melakukan operasi pasar terbuka sebagai instrumen utama dalam pengendalian moneter. OPT tersebut dilakukan BI dengan 3 cara, yaitu: a. Lelang SBI Besarnya lelang SBI (mingguan) dimaksudkan untuk mencapai besarnya target uang primer yang ditetapkan serta dapat menetapkan suku bunga di pasar uang. Hal ini dilakukan dengan menghitung berapa SBI yang jatuh tempo, berupa ekspansi atau kontraksi dari sisi fiskal, mutasi cadangan devisa, serta bagaimana kondisi likuiditas di pasar uang. b. Fasilitas SBI Hal ini dilakukan secara harian, terutama apabila terjadi perkembangan diluar perhitungan yang dapat menyebabkan tidak tercapainya target uang primer melalui lelang SBI, misalnya melalui repurchase agreement. c. Sterilisasi atau Intervensi Valuta Asing Hal ini dilakukan terutama apabila pemerintah akan mebiayai kegiatan suatu proyek (membutuhkan rupiah) dengan cara menggunakan data valuta asing yang disimpan sebagai cadangan devisa di BI. Apabila tidak terjadi tekanan rupiah, ekspansi dari sisi fiskal tersebut umumnya diserap dengan menjual SBI. 2. Giro Wajib Minimum Merupakan jumlah alat likuid minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam rekening gironya di Bank Indonesia.

25 3. Tingkat Diskonto Adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada bank-bank dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4. Imbauan Digunakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan agar semua bank dapat mengikuti langkah kebijakan moneter yang diinginkan Definisi Bank Sebagaimana tertulis pada Undang-undang No.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Selain itu terdapat definisi lain tentang bank, sebagaimana dikemukakan oleh G.M Verryn Stuart yaitu bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain dengan memberi kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam (Hasibuan, 2005). Atas definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga perantara (intermediasi) yang menghubungkan pihak yang kelebihan

26 dana (surplus of fund) dengan pihak yang kekurangan dana (lack of fund). Dan karenanya memiliki fungsi sebagai berikut: agent of trust, yaitu bank sebagai suatu lembaga perantara (intermediasi) yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat. Agent of development, yaitu bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahankemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. menabung Surplus of fund Lembaga Keuangan Masyarakat pinjaman Lack of fund Sumber: Judisseno (2002). Gambar 2. Kerangka aliran dana dari lembaga keuangan ke masyarakat.

27 2.2 Kerangka Teori Sumber Dana Bank Menurut Muchdarsyah Sinungan, dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber atau berasal dari dana-dana sebagai berikut (Dendawijaya, 2001): 1. Dana pihak kesatu Dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham. 2. Dana pihak kedua Dana pihak kedua adalah dana yang berupa pinjaman dari pihak luar. 3. Dana pihak ketiga Dana pihak ketiga adalah dana yang berupa simpanan dari pihak masyarakat. Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini Alokasi Dana Bank Bank mengalokasikan dananya pada beberapa sektor diantaranya adalah pada kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 1. Alokasi Dana dalam Kredit Menurut Judisseno (2002) yang dimaksud dengan kredit adalah fasilitas

28 penyediaan dana untuk membantu dan atau meningkatkan kemampuan ekonomi pihak yang membutuhkan (debitur) yang diatur dalam suatu perjanjian pinjammeminjam dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia kredit berdasarkan kolektabilitasnya dibagi menjadi : a. Kredit lancar Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. b. Kredit dalam perhatian khusus Kredit dalam perhatian khusus adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan. c. Kredit kurang lancar Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan sampai dengan enam bulan dari waktu yang diperjanjikan. d. Kredit diragukan Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama enam bulan sampai dengan satu tahun dari jadwal yang telah diperjanjikan. e. Kredit macet Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

29 Adapun yang disebut kredit bermasalah (non performing loans) terdiri dari kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Rasio kredit bermasalah dapat dirumuskan sebagai berikut (Bank Indonesia, 2004): NPLs = ( Kredit Kurang Lancar, Kredit Diragukan, Kredit Macet) Total Kredit x100% Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut: a. Rescheduling Adalah penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur, yang merupakan langkah pertama dari pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur. b. Reconditioning Merupakan usaha pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi (persyaratan) yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit (PK). c. Restructuring Adalah upaya penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiayaan suatu proyek atau bisnis tidak seluruhnya berasal dari modal (dana) sendiri, tetapi sebagian besar dibiayai dengan kredit yang diperoleh dari bank. d. Kombinasi 3-R Dalam rangka penyelamatan kredit bermasalah (rescue program), bila

30 dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring tersebut diatas, yakni: (a) Rescheduling dan reconditioning, (b) Rescheduling dan restructuring, (c) Restructuring dan reconditioning, (d) Rescheduling, reconditioning, dan restructuring sekaligus. e. Eksekusi Jika semua usaha penyelamatan seperti diuraikan di atas sudah dicoba namun nasabah masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara, antara lain: (a) Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Urusan Piutang Negara), (b) Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata). 2. Alokasi Dana dalam SBI Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas tunjuk dalam rupiah yang mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Untuk pengendalian moneter, b. Sebagai alternatif penanaman dana bagi lembaga keuangan dalam hal ini adalah bank, c. Untuk mengembangkan pasar uang dan pasar sekunder. Berikut adalah kondisi tindakan bank dalam kondisi tanpa ada efek alokasi dana terhadap SBI dan kondisi dengan alokasi dana terhadap SBI:

31 Kondisi pertama: 4 bunga Masyarakat Investor Cicilan dan bunga 3 Bank 1 tabungan 2 penyaluran kredit Sumber: Judisseno (2002). Gambar 3. Aliran alokasi dana tanpa SBI Keterangan: Aliran 1: Masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) akan menyimpan uangnya di bank dengan menerima imbalan berupa bunga (aliran 4). Aliran 2: Dana yang tersimpan di bank disalurkan kepada pihak yang membutuhkan (lack of fund) dan sebagai konsekuensinya pihak tersebut harus membayar cicilan dan sejumlah bunga kepada bank (aliran 3). Bunga yang dibayarkan ke masyarakat disebut sebagai bunga simpanan, dan bunga yang dipungut dari pihak yang meminjam disebut bunga pinjaman. Penetapan besarnya persentase bunga, biasanya untuk bunga simpanan persentasenya lebih kecil dibanding dengan persentase bunga pinjaman. Selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman merupakan penghasilan bank.

32 Kondisi kedua: Cadangan Devisa Masyarakat Bunga 4 Migas,fiskal,ekspor Bank Sentral Bunga 3 Bank 1 tabungan 2 Investasi SBI Pinjaman LN Sumber: Judisseno (2002). Gambar 4. Aliran alokasi dana dengan SBI Keterangan: Sebagai dasar untuk penjelasan grafik tersebut maka perlu diambil beberapa asumsi: Iklim investasi sedang tidak kondusif karena faktor-faktor keamanan dan tidak adanya kepastian hukum; Jumlah uang beredar di masyarakat terlalu besar. Akibat langsung dari asumsi tersebut adalah respon dari Bank Sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga SBI. Hal ini akan berdampak naiknya tingkat suku bunga simpanan dan untuk mengimbangi keluarnya biaya dana tersebut bank menaikan tingkat suku bunga kreditnya, sehingga permintaan akan kredit menurun. Karena perbankan nasional tidak mendapatkan pemasukan dari kredit maka otomatis bank-bank umum akan membeli SBI agar dapat membayar bunga ke nasabah. Jika keadaan ini berlangsung terus maka akan berdampak buruk bagi cadangan devisa BI dan pada akhirnya akan memperbesar pinjaman luar negeri. (Judisseno, 2002).

33 Kinerja Perbankan Permodalan Bank dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari modal yang harus dimilikinya. Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian. Adapun modal bank terbagi menjadi dua bagian (Dendawijaya, 2001), yaitu: 1. Modal Inti Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut. a. Modal Disetor Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya. b. Agio Saham Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya. c. Cadangan Umum Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing. d. Cadangan Tujuan Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang

34 disishkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. e. Laba Ditahan Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. f. Laba Tahun Lalu Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. g. Laba Tahun Berjalan Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50 persen. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. h. Bagian Kekayaan Bersih Anak Perusahaan yang Laporan Keuangannya Dikonsolidasikan Bagian kekayaan tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

35 2. Modal Pelengkap Modal pelengkap terdiri dari cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara terperinci modal pelengkap dapat berupa sebagai berikut (Dendawijaya, 2001): a. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jendral Pajak. b. Cadangan Penghapusan Aktiva Yang Diklasifikasikan Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif (PPAP) dengan maksimum 1,25 persen dari aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). c. Modal Kuasi Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. d. Pinjaman Subordinasi Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antar bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan Bank Indonesia, minimal berjangka waktu 5 tahun, dan pelunasan

36 sebelum jatuh tempo harus ada persetujuan Bank Indonesia. Untuk dapat menjalankan fungsi intermediasinya dan segala kegiatannya dengan baik, bank dituntut untuk selalu mengutamakan profesionalitas dan kredibilitas yang tinggi, dan cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank harus menunjukkan tingkat kesehatan seperti yang dipersyaratkan. Untuk mengukur tingkat kesehatan salah satu caranya adalah dengan melihat kemampuan suatu bank dalam memenuhi ketentuan kecukupan modal minimum bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8 persen dari total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR), menurut Bank Indonesia (2004) ATMR tesebut terdiri dari: a. Aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko kredit yang melekat, b. Beberapa pos dalam off balancesheet yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko kredit yang melekat. Adapun yang dimaksud off balancesheet adalah kredit dalam rupiah maupun valas yang disalurkan oleh bank yang dananya berasal dari pihak lain, dan atas penyaluran kredit tersebut bank tidak menanggung resiko. Untuk itu perhitungan CAR dapat dirumuskan sebagai berikut: Modal Bank CAR = x100% (2.1) Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Likuiditas Bank Salah satu ukuran untuk mengetahui likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan

37 dengan dana yang diterima bank atau dapat dijelaskan dengan: Jumlah Kredit yang Diberikan LDR = x 100% (2.2) Jumlah Dana yang Diterima termasuk dalam pengertian dana yang diterima adalah: 1. Giro, deposito dan tabungan masyarakat, 2. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan dan tidak termasuk pinjaman subordinasi, 3. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, 4. Modal inti dan modal pinjaman Rentabilitas Bank Ukuran kemampuan bank untuk mendapatkan laba dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio rentabilitas (Judisseno, 2002). Salah satu ukuran rentabilitas tersebut adalah Net Interest Margin (NIM). Menurut Koch dan MacDonald (2005), Net Interest Margin adalah ukuran penjumlahan dari hasil bunga bersih dari pendapatan aktiva produktif atau yang dapat dirumuskan sebagai berikut: NIM Pendapatan Bunga Bersih = (2.3) Rata rata Aktiva Produktif

38 Profitabilitas Bank Menurut Hasibuan (2005), pendapatan bank adalah jika jumlah penghasilan yang diterima lebih besar daripada jumlah pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Pendapatan bank didapat dari: Spread Profit = Price Credit Cost of Money = Price Credit (Cost of Fund + Overhead cost) (2.4) dimana: Spread Profit = laba yang ingin diperoleh suatu bank dalam kegiatan operasionalnya, Price Credit = tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada bank bersangkutan, Cost of Fund Overhead cost = bunga yang harus dibayarkan kepada penabung, = biaya-biaya yang dikeluarkan untuk operasional bank seperti gaji dan pemeliharaan inventaris. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut (Ikhsan, 1996): i i = ( r( i i ) + s( i i ) + c+ p f ) /(1 r ) (2.5) 1 d d r d s s dimana: i l i d c f r s = tingkat bunga pinjaman, = tingkat bunga deposito, = biaya operasi per unit deposito, = pendapatan lain-lain per unit deposito, = rasio cadangan wajib untuk deposito, = rasio cadangan wajib untuk liquidity reserve (surat berharga jangka pendek),

39 p = keuntungan per unit deposito. Menurut Rindjin (2000) sumber keuntungan bank ditentukan oleh usaha yang dilakukan oleh bank, usaha itu dapat dikelompokkan menjadi: 1. Pemberian kredit; 2. Jual beli surat berharga; 3. Jual beli valuta asing; 4. Pemberian jasa-jasa. Karena komponen aktiva bank yang sangat dominan adalah kredit yang diberikan untuk nasabah, maka sudah wajar dalam keadaan normal sumber keuntungan bank terutama berasal dari positive spread bunga bank, yaitu bunga pinjaman lebih besar dari bunga simpanan. Keuntungan ini disebut spread based semakin besar selisihnya, semakin tinggi keuntungannya. Akan tetapi hal ini tergantung pada suku bunga yang berlaku di pasar, ketentuan dari BI, dan jenis kredit yang diberikan. Bank juga mempunyai usaha mengenai jual beli surat berharga yang diharapkan memberikan kontribusi untuk meningkatkan laba. Hal ini sangat tergantung pada kondisi pasar uang dan pasar modal. Disamping itu, bank juga melakukan penjualan valuta asing, dan diharapkan dapat meningkatkan laba. Tetapi karena sifatnya jual beli, memang tidak selalu mendatangkan keuntungan. Yang lebih memberikan kepastian walaupun jumlahnya tidak besar adalah biaya-biaya yang ditarik dari jasa-jasa yang diberikan bank. Keuntungan yang berasal dari transaksi jasa-jasa ini disebut fee based.

40 Jasa-jasa itu meliputi kegiatan seperti berikut ini: a. Jasa kiriman uang (transfer) baik antarkota dalam negeri maupun luar negeri. Sarana yang digunakan untuk pengiriman berupa surat, telegram, telepon, telex, facsimile, dan on line computer. b. Kliring (clearing) jasa yang diterima oleh bank penyelenggara untuk penyelesaian utang-piutang antarbank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan. Tujuan diadakan kliring adalah untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan perhitungan penyelesaian utang-piutang dapat dilaksanakan dengan mudah, aman dan efisien. c. Inkaso (collection) merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat yang berasal dari luar kota atau luar negeri. d. Tempat penyimpanan kekayaan dan surat-surat berharga (safe deposit box) kekayaan yang dimaksud berupa emas, mutiara, berlian, intan, permata, dll. e. Kartu bank nasabah wajib membayar biaya (iuran) tertentu setiap tahun. f. Tukar-menukar uang (money changer) bank mendapat keuntungan dari selisih kurs, yaitu kurs beli (pada saat bank membeli) dan kurs jual (pada saat bank menjual). g. Penjualan cek perjalanan (travellers cheque) Untuk memudahkan melakukan perjalanan, terutama perjalanan ke luar negeri, tanpa resiko membawa uang,bank mengeluarkan traveler cheque. h. Letter of Credit atau L/C merupakan jasa bank untuk memperlancar arus perdagangan, khususnya perdagangan luar negeri.

41 i. Garansi dan Referensi Bank Garansi bank adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan ataupun badan lain dalam bentuk surat jaminan. Referensi bank merupakan surat yang menyatakan bahwa yang diberi referensi mempunyai kondisi yang baik sebagai nasabah bank. j. Wali Amanat mewakili kepentingan surat berharga berdasarkan perjanjian antara bank umum dengan emiten surat berharga yang bersangkutan; melakukan kegiatan anjak piutang, yaitu pengambilalihan piutang perusahaan untuk ditagihkan. Disini bank memperoleh biaya administrasi dan penagihan untuk kegiatan anjak piutang atau factoring, sedangkan sebagai wali amanat atau disebut trustee bank juga memungut biaya. k. Penerima Setoran merupakan setoran untuk listrik, air, telepon, pajak, uang kuliah, ONH, dll; sebaliknya bank juga melakukan pembayaran untuk gaji pensiun, bonus, hadiah, deviden, dsb. Dalam hal ini pengguna jasa bank tidak dikenai biaya, tetapi bank memperoleh keuntungan karena dana itu mengendap selama beberapa waktu. Teori yang umum dikemukakan dalam wacana perbankan adalah teori optimisasi bank. Menurut pendapat Allen dan Santomero, 1997; Freixas dan Rocher, 1997; Santomero, 1984, inti dari teori optimisasi bank adalah penentuan kombinasi optimum dari item-item aset dan item-item hutang, beserta profit. (Setyaningsih, 2001). Dalam bentuk yang sederhana, neraca bank dapat ditunjukkan dengan rumus: L + I + OA = DP + ST + LT + (E R) (2.6)

42 dimana: L I = customer loans atau pinjaman nasabah (rumah tangga atau bisnis), = investasi pada semua jenis, OA = semua aset-aset lain (khususnya bangunan dan peralatan), DP = deposito, ST = pinjaman jangka pendek, LT = pinjaman jangka panjang, E R = ekuitas pemilik, = cadangan. Bank diasumsikan memaksimalisasi utilitas atau profit dengan menghadapi batasan-batasan sumber dana dan batasan E + R+ LT peraturan Seperti CAR A sebagai berikut: = 8%. Kondisi ini dapat diformulasikan Max U(L, I) s.t.f = p 1 DP + p 2 ST + p 3 LT = r 1 1L + r 2 I (2.7) p 1 dan r 1 adalah harga (atas dasar tingkat suku bunga dan ditetapkan dari dalam, tergantung pada struktur pasar perbankan). Solusi optimal memberikan gambaran L, I L DP E + R+ LT, dan, termasuk didalam rasio A profitabilitas. Proses keputusan yang lebih kompleks terkait dengan aliran dana, komposisi aktiva, hutang pendapatan baik yang berasal dari bunga maupun non bunga dan khususnya biaya administrasi (Setyaningsih, 2001). Alamsyah, et al. (2005) menyatakan bahwa fungsi tujuan bank adalah memaksimalkan keuntungan, seperti disebutkan sebagai berikut:

43 Max i t= I t+ i β 1 π t+ 1 (2.8) 0 dimana fungsi tersebut didefinisikan sebagai berikut: π N O M i in in in i i io io t Lt Lt t + rptpt + rst St ( )(1 η ) n o m Q i iq iq i rdt Dt rtttt q r r B + r im Bt im t i Ft F i t Interest revenue Interest Expenses (2.9) (2.10) Marginal cost of holding assets & liabilities - (2.11) dalam memaksimalkan keuntungan mereka, bank tunduk pada batasan dibawah ini: L in t i im i i + Pt + Bt + Ft + X t Dt iq i i ( 1 ρ ) T (1 ρ ) K = 0 (2.12) D t T t Permintaan pinjaman adalah fungsi linear yang berhubungan negatif terhadap tingkat suku bunga pinjaman: L In t = e f r (2.13) t in t Lt Supply dari time deposit dan saving deposit fungsinya linear dan memiliki hubungan positif terhadap tingkat suku bunga time deposit dan tingkat suku bunga saving deposit secara berturut-turut: D = a + b r iq t t iq t dt (2.14) T = c + d r (2.15) i t t i t t Bank selalu menetapkan tingkat kelebihan cadangan (dalam uang tunai maupun simpanan di Bank Sentral) sebagaimana proporsi dari deposito:

44 i i iq i X t = ρ X ( Dt + Tt ) (2.16) Rasio kecukupan modal (CAR) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, membatasi gerak bank untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Sebagai investor yang menghindari resiko, bank dapat menghitung aktiva tertimbang menurut resiko terhadap pinjaman lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh Bank Sentral. i K t In i io γ L + γ P + S + B t 2 γ t 3 γ t 4 t im 1 γ 5 + F i t Ω (2.17) Tingkat suku bunga instrumen moneter, SBI dan FASBI adalah eksogen dan ditetapkan oleh Bank Indonesia. Tingkat suku bunga obligasi pemerintah juga eksogen. Dengan memecahkan masalah ini akan memberikan sebuah petunjuk bagaimana efek perubahan kebijakan moneter terhadap portofolio bank, dan lebih jauh, menjelaskan bagaimana kebijakan moneter ditransmisikan melalui bank. Berikut merupakan beberapa penemuan penting yang menghubungkan respon bank terhadap perubahan tingkat suku bunga SBI. Impacts of a Change in Policy Rates on Loan Valume L r s f 1 Ωγ 1 = < 0 ( 1 ) 1 η + α L f Ωγ 3 (2.18) Sebagaimana prediksi teori, jumlah dari pinjaman (L) berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga SBI (r s ). Penurunan tingkat suku bunga SBI, sebagai contoh, akan merubah alokasi dana dari SBI terhadap pinjaman. Persamaan (2.18) mengindikasikan bahwa transmisi kebijakan moneter akan kurang efektif (sebagaimana direfleksikan dalam sensitifitas yang rendah dari jumlah pinjaman

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan 6 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Bank Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah: 1. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id). PENJELASAN 1. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian PENJELASAN. Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan lain. 2. Data

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tinjauan dari dua penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi atau rujukan dalam penelitian, yaitu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK

ANALISIS KINERJA BANK ANALISIS LAPORAN KEU. PERBANKAN KARTIKA SARI. UniversitasGunadarma. ANALISIS KINERJA BANK TUJUAN MATERI : 1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2. Menyebutkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE.MM BAB III KEGIATAN PERBANKAN 1. KEGIATAN PERBANKAN 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA 3. KOMPONEN DALAM MENENTUKAN BUNGA KREDIT 4. FUNGSI BANK SECARA SPESIFIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat komplektisitas yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank. Komplektisitas yang tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita Yuliani (2012) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR,LAR,APB,NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam menganalisis laporan keuangan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini ada 3 (tiga) rujukan yaitu penelitian dari Maria Kristina Isabella R. Da Gama (2009), Novita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian mengunakan dua peneliti terdahulu sebagai bahan acuan. Penelitian yang pertama yaitu Tri Yulianina Wulandari (2013) dengan topik Pengaruh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDASI BANK TAHUN 1997 OLEH WIRDA NABILA HI4102091 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN WIRDA NABILA.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK LAPORAN KEUANGAN BANK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN BANK 1. skrining awal dalam pemilihan investasi. 2. perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank. 3. diagnosis

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK A. Analisis Rasio Likuiditas Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam mendukung terlaksananya aktivitas usaha di segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penilitian pertama yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) dengan topik mengenai Pengaruh LDR, IPR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari hasil penelitian terdahulu. Dimana peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Kecukupan Modal (CAR) 2.1.1 Definisi CAR Secara umum, pengertian CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul penelitiannya adalah Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul penelitiannya adalah Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Nurita Mirnawati, 2011 Judul penelitiannya adalah Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR, NIM, ROE terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PASAR MODAL DENGAN NILAI TUKAR, CADANGAN DEVISA, DAN EKSPOR BERSIH

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PASAR MODAL DENGAN NILAI TUKAR, CADANGAN DEVISA, DAN EKSPOR BERSIH ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PASAR MODAL DENGAN NILAI TUKAR, CADANGAN DEVISA, DAN EKSPOR BERSIH OLEH MAISYA NATASSYARI H14102099 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga keuangan dan merupakan media penghubung antara pemilik dana dan pengguna dana. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran strategis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK-BANK UMUM PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH FEBRI DWIASTUTI H14102081 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sensitifitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap capital adequacy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sensitifitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap capital adequacy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Idham Kusuma Atmaja, 2012. Penelitian dengan judul pengaruh likuiditas, kualitas aktiva, sensitifitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB VI JASA-JASA BANK

BAB VI JASA-JASA BANK BAB VI JASA-JASA BANK Semakin lengkap jasa bank yang diberikan kepada nasabah maka akan semakin baik, dalam arti jika nasabah akan melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja. 6.1. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Banyak para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 12 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Bank Devisa di Indonesia. Dalam system perekonomian terbuka, perdagangan suatu negara akan terhubung dengan negara lain. Kegiatan perdagangan ini memerlukan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian global pada tahun 2009 hingga saat ini menunjukkan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Krisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik skala pendek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank HIPOTESIS Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK AKTIVITAS DAN PRODUK BANK Penghimpunan Dana Penghimpunan dana bertujuan untuk memperoleh penerimaan yang dilakukan melalui penyaluran dana Sumber: Dana sendiri Dana dari deposan Dana pinjaman Sumber dana

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang semakin meningkat tiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat telah kembali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong ke dalam negara yang mengalami perkembangan dan pembangunan ekonomi yang cukup pesat. Perkembangan dan pembangunan ekonomi disuatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi menghimpun dana dari masyarakat (to

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Penawaran Uang Produk yang ditawarkan sebuah bank dalam penawaran kredit adalah uang sehingga penawaran kredit bisa diartikan sebagai penawaran uang kepada masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu, baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Penilaian

Lebih terperinci