BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara, setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Hal ini karena media

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara, setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Hal ini karena media"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi informasi dan demokratisasi saat ini, media massa memegang peranan penting dalam kehidupan hukum, sosial, politik dan ekonomi di tanah air. Tidak sedikit anggota masyarakat yang berpendapat media massa berperan atau berfungsi sebagai pilar ke 4 (empat) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif. Hal ini karena media massa dapat mengarahkan perilaku suatu masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Masyarakat dapat menerima atau menolak suatu kebijakan maupun suatu produk karena dipengaruhi oleh pemberitaan maupun informasi yang disampaikan secara terus menerus di media massa. Sebuah kasus hukum akan mendapatkan prioritas penanganannya oleh aparat penegak hukum apabila mendapat perhatian yang cukup kuat dari masyarakat dan pemerintah. Sebuah kasus hukum akan mendapatkan perhatian dan sorotan dari masyarakat dan aparat pemerintahan apabila diberitakan atau mendapat sorotan yang cukup kuat dari media massa. Menurut Theaker 3 besarnya pengaruh media massa salah satunya karena media massa mempunyai kemampuan membentuk opini publik sekaligus memiliki kekuatan untuk menentukan apa yang dilihat, dibaca dan didengarkan masyarakat secara umum, atau yang biasa disebut dengan fungsi agenda setting 3 Theaker, 2004, Public Relations Handbook Second Editions, Roudledge. Oxfordshire, hlm

2 media. Fungsi tersebut menjadi sangat penting sebab media massa menentukan hal-hal apa saja yang dianggap mempunyai nilai berita ataupun newsworthy untuk disampaikan kepada publik. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih banyak memperbincangkan apa yang disajikan media massa dalam pemberitaannya. Hal ini, menurut Holtz 4 dikarenakan masyarakat melihat media massa sebagai satu dari sejumlah kecil sumber yang kredibel untuk memperoleh informasi mengenai peristiwa yang sedang terjadi saat ini. Sebagai contoh, maraknya pembicaraan masyarakat terhadap tindakan kejahatan seksual yang dilakukan oleh petugas cleaning service terhadap anak-anak didik sekolah taman kanak-kanak Jakarta International School (JIS), adalah karena kasus kejahatan seksual tersebut mendapatkan pemberitaan yang terus menerus dari masyarakat. Demikian halnya kasus penyalahgunaan jabatan mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sewaktu menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak sepuluh tahun silam, baru ramai dibicarakan tahun 2014 ini setelah media massa di Indonesia memberitakan pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dalam konferensi pers khusus, yang menyampaikan status tersangka mantan Dirjen Pajak yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua BPK RI. Besarnya pengaruh media massa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sejalan dengan fungsi yang dimiliki media massa sebagaimana yang disampaikan Harold D. Laswell dan Charles Wright. Kedua pakar Komunikasi 4 Holtz, S 2002, Public Relations on the Net second Editions, Amacom, New York, hlm

3 ini menyebutkan media massa memiliki 4 fungsi sosial. 4 Fungsi sosial tersebut yaitu (1) pengamatan sosial (social surveillance), (2) korelasi sosial (social correlation), (3) sosialisasi (socialization), dan (4)hiburan (entertainment). Fungsi pengamatan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi seputar peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial; fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lain dengan tujuan mencapai konsensus; fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi atau kelompok ke generasi atau kelompok lainnya; sedangkan fungsi hiburan merujuk pada upaya untuk memberikan informasi dalam berbagai variasi berita yang bertujuan untuk memberikan hiburan bagi masyarakat 5 Selain 4 fungsi yang disampaikan oleh Harrold Laswel dan Charles Wright, media massa juga memiliki fungsi strategis bagi masyarakat atau khalayak, yaitu fungsi menyiarkan informasi (to inform), fungsi mendidik (to educate), fungsi menghibur (to entertain), dan fungsi mempengaruhi (to influence) 6. Fungsi mempengaruhi (to influence) merupakan salah satu fungsi penting yang dimiliki oleh media massa, yang seringkali dikaitkan dengan fungsi agenda setting. Douglas Carter, pengarang buku The Fourth Branch of Government, menjelaskan fungsi agenda setting pers sebagai berikut 7 : Kekuatan esensial dari pers adalah terkait dengan kapasitasnya dalam memilih apa yang menjadi berita. Setiap hari di kota Washington, ada puluhan ribu kata diucapkan yang dianggap penting oleh mereka yang mengucapkannya. Ada ratusan peristiwa terjadi setiap hari dan peristiwa 5 Naina, et al, 2008, 75 Tahun M Alwi Dahlan: Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta. hlm Effendy, 1994, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, hlm Latimore, et al, 2010,Public Relations Profesi dan Praktik edisi 3, Salemba Humanika, Jakarta. hlm

4 tersebut dianggap layak untuk diberitakan oleh mereka yang mengadakannya. Pers mempunyai kekuatan untuk memilih memutuskan peristiwa mana yang akan ditempatkan di halaman pertama atau yang akan menjadi berita utama TV dan berita mana yang diabaikan. Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers 8, pers atau media massa adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Sedangkan Perusahaan Pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi. Media massa sendiri terdiri dari tiga kategori besar, yaitu media cetak, media elektronik dan media online. Media cetak melingkupi surat kabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku; media elektronik melingkupi televisi, radio dan film; sedangkan media online melingkupi website internet yang saat ini tengah digandrungi oleh anggota masyarakat yang berusia di bawah 20 tahun. Selain fungsi dan peranan di atas, yang tidak kalah pentingnya media massa saat ini juga berfungsi sebagai sarana memperkuat ekonomi dan bisnis. Dengan perusahaan pers yang dapat menghasilkan produk dari media massa yang dipercaya publik. Produk media massa seperti surat kabar, tabloid atau portal 8 Admin, 1999, Undang-undang No 40 Tahun 1999 Tentang Pers, _tentang Pers. Pdf, Jakarta 15

5 berita (media online), dapat berfungsi sebagai roda yang dapat mendatangkan keuntungan materi yang cukup banyak bagi para pengelola dan pemilik modalnya. Keuntungan diperoleh selain dari hasil penjualan produk media cetak itu sendiri juga diperoleh dari biaya pemasangan iklan oleh para pemasang iklan setelah dikurangi biaya produksi atau biaya operasional perusahaan. Itu sebabnya, banyak kelompok masyarakat khususnya kalangan pemilik modal, berlomba-lomba untuk ambil bagian mendirikan perusahaan pers. Ada kelompok masyarakat yang serius, sabar dan penuh ketekunan menggeluti dan menjalankan perusahaan pers. Ada juga yang sekedar ikut-ikutan baik karena pengaruh masa kampanye politik (pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden), atau karena sakit hati sering diberitakan negatif oleh kelompok media massa lainnya, maupun karena ingin ikut menangguk keuntungan materi.. Kelompok masyarakat yang serius dan sabar dalam menggeluti bisnis dan kegiatan operasional perusahaan pers itulah yang biasanya mampu bertahan bahkan menjelma menjadi kelompok usaha dan bisnis yang menguntungkan. Bahkan keuntungan yang besar dan terus menerus dari perusahaan pers tersebut menjadikan perusahaan tersebut semakin besar dan dapat melakukan diversifikasi usaha. Salah satu kelompok pemilik modal yang serius dan sabar dalam mengelola perusahaan pers sehingga menjelma menjadi institusi bisnis yang menguntungkan dan disegani di Indonesia adalah perusahaan pers Kompas Gramedia Group atau biasa dikenal dengan nama Kelompok Kompas Gramedia. Atau Kompas Gramedia Group. Perusahaan pers Kompas Gramedia saat ini 16

6 sudah menjadi konglomerasi bisnis media. Perusahaan pers ini pertama kali didirikan oleh PK Ojong dan Jakob Oetama. Menurut Sularto 9 Kelompok Usaha Kompas Gramedia ini, pertama kali didirikan pada tanggal 1 Juli 1963 melalui pendirian majalah Intisari oleh PK Ojong, Jakob Oetama serta Adisubrata. Namun menurut situs Wikipedia yang mengutip website dari Kelompok Usaha Kompas Gramedia, kelompok usaha ini pertama kali didirikan pada 28 Juni 1965 oleh Jokob Oetama dan PK Ojong. Situs Wiki Pedia sendiri menenggarai berdirinya kelompok usaha Kompas Gramedia, adalah bersamaan dengan diterbitkannya Koran atau Harian Umum Kompas pada 28 Juni Selama berpuluh puluh tahun, kelompok usaha Kompas Gramedia Group dikenal sebagai perusahaan konglomerasi media yang menguasai bisnis pers atau media massa di tanah air mulai dari hulu seperti percetakan, pabrik kertas, hingga hilir seperti penerbitan, toko buku, jasa pengiriman, jasa penyelenggaraan pameran. Kelompok Usaha Kompas Gramedia juga mendirikan anak-anak perusahaan pers yang khusus mengelola media massa cetak baik koran maupun majalah atau tabloid yang terbit dan diedarkan di daerah-daerah dan kota-kota besar di seluruh Indonesia. Salah satu anak perusahaan pers yang menerbitkan dan mengelola media massa daerah adalah PT Metrogema Media Nusantara, dengan produk medianya diberi merek Harian Umum Warta Kota. Harian Warta Kota beserta perusahaan penerbitnya, PT Metrogema Media Nusantara, didirikan pada tahun tahun Koran ini dikhususkan untuk memuat berbagai berita yang 80 % (delapan puluh persennya) adalah berita seputar permasalahan metropolitan khususnya daerah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi 9 ST Sularto,2012,Syukur Tiada Akhir Jejak Langkah Jakob Oetama, Penerbit Buku Kompas,Jakarta,

7 (Jabodetabek). Sisanya berita yang berkaitan dengan permasalahan Nasional dan sebagian kecil berita tentang masalah Internasional. Sementara pembacanya juga ditujukan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dengan strata sosial ekonomi atas hingga menengah atau kelas A, B hingga C. Keberadaan Perusahaan Pers Kelompok Usaha Kompas Gramedia dengan ratusan media massa nya baik cetak maupun elektronik telah ikut menggerakan roda perekonomian daerah dan nasional di Indonesia. Ribuan tenaga kerja terserap sebagai karyawan Kelompok Kompas Gramedia. Ribuan orang lagi ikut menikmati manisnya kegiatan ekonomi KKG baik sebagai agen koran, pengecer, loper, biro iklan, dan sebagian lagi sebagai tenaga lepas (oursourching), serta bidang lainnya. Pendapatan dari kelompok usaha Kompas Gramedia Group ini bukan hanya dari penjualan atau sirkulasi media massa cetak yang dijualnya kepada masyarakat pembaca baik yang berlangganan maupun membeli secara eceran, melainkan juga dari pemasangan Iklan. Menurut data dari persatuan perusahaan periklanan Indonesia (PPPI), media-media massa cetak dari kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah penyerap dana iklan terbesar di bidang media massa cetak. Pada tahun 2010 saja, Harian Kompas meraih kue iklan terbesar di surat kabar dengan nilai Rp 2,26 trliun selama tahun Sementara Harian Jawa Pos sebesar Rp 994 miliar diikuti oleh seputar Indonesia (Sindo) sebesar Rp 950 miliar Alif,2010, Dinamika Media dan Pertumbuhan Pesat Periklananm. Media scene the official guide to advertsing media in Indonesia, volme 22:2010/2011, Jakarta.hlm

8 Diluar pendapatan dari harian atau koran Kompas, pendapatan perusahaan pers Kompas Gramedia, juga masuk peringkat dengan pendapatan paling besar dari sektor tabloid. Sedangkan pendapatan iklan terbesar di sektor majalah diperoleh oleh majalah Femina 11 Pendapatan dari Iklan dan penjualan koran dan produk media massa itulah yang membuat banyak pelaku usaha dari kelompok usaha lainnya tertarik menanamkan modal usahanya di bidang jasa dan produk penerbitan.. Menyadari bisnis dari penerbitan berita media massa sangat menggiurkan, kelompok Usaha Kompas Gramedia ini juga terus mengembangkan sayapnya, dengan terus memunculkan media-media baru dengan terlebih dahulu mengadakan riset yang dalam dan matang, sehingga media massa yang dimunculkanya lebih bermutu dan sukses di pasaran. Meski ada juga beberapa media massa yang mati atau sengaja dimatikan di tengah jalan seperti Majalah Komputer Aktif, Tabloid Citra, Majalah Seru, Tabloid Pramuka, Tabloid Raket, Majalah Jakarta Jakarta dan Majalah Tiara. Untuk tetap menguasai pasar bisnis media massa cetak di Indonesia, Kelompok Perusahaan Pers Kompas Gramedia ini selain menerbitkan mediamedia baru baik yang umum seperti koran maupun yang segmented seperti majalah dan tabloid, juga berusaha untuk mengakuisisi atau membeli perusahaan pers yang dianggap dapat mengganggu media massa cetak hasil produksinya yang sudah eksis lebih dahulu di pasaran. Sekiranya, perusahaan pers di luar anggota perusahaan pers Kompas Gramedia tersebut dibiarkan hidup tapi dikuasai kelompok usaha lain, hal ini dianggap dapat mengganggu eksistensi 11 Ibid, hlm43. 19

9 bisnis koran yang sejenis yang dimiliki atau dihasilkan dari Perusahaan Pers Kelompok Kompas Gramedia. Setidaknya, kue iklannya harus dibagi kepada perusahaan pers yang bukan anggota Kompas Gramedia. B. Rumusan Permasalahan Sebagaimana yang disebutkan di atas, salah satu unit usaha dari Perusahaan Pers Kelompok Usaha Kompas Gramedia atau KKG adalah perusahaan yang menerbitkan dan mengelola media massa di daerah dan kota-kota besar di Indonesia. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Metrogema Media Nusantara. Perusahaan pers yang didirikan pada tahun 1998 ini menerbitkan dan mengelola distribusi dan pemasangan serta pemasukan iklan koran Warta Kota. Menurut Wikipedia 12 Warta Kota merupakan salah satu surat kabar atau harian umum yang terbit di Jakarta, dengan tema bebas meskipun basisnya tetap pada berita perkotaan,dengan bahasan pada segala masalah yang terjadi ataupun berkaitan dengan persoalan perkotaan dan segala tingkah polah manusianya. Adapun isi maupun berita atau Pilihan menu berkisar antara olahraga, selebritas dan hot topics Harian Warta Kota dimaksudkan untuk menjadi media khas bagi warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya yang diharapkan dapat menjadi panduan warga dalam melihat dan menjalani hak-hak dan kewajibannya. Harian Warta Kota diharapkan menjadi jembatan sesama masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah (daerah dan wilayah) serta semua aparat yang memberikan pelayanan. Juga menjadi medium yang mempertemukan masyarakat sebagai konsumen dengan berbagai penyedia jasa pelayanan perdagangan, industri, hiburan, dan semua kebutuhan mereka. 12 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kompas Gramedia. 20

10 Sebelum Perusahaan pers PT Metrogema Media Nusantara berdiri dengan menghasilkan produk persnya Koran Warta Kota, sudah ada koran sejenis yang oplahnya paling tinggi dengan iklan barisnya paling banyak adalah koran Pos Kota yang diterbitkan oleh perusahaan pers PT Media AntarKota Jaya yang beralamat di JL Gajah Mada No Jakarta Barat Koran ini dimiliki dari kelompok perusahaan pers lain yang masih memiliki hubungan dengan mantan menteri penerangan di era Presiden Soeharto, H. Harmoko. Perusahaan penerbit dan pengelola Koran Pos Kota juga memiliki anak perusahaan yang menerbitkan koran Sore Harian Terbit. Baik Koran Pos Kota maupun Harian Terbit beredar di wilayah Jakarta dan sebagian kecil di wilayah Bogor Tangerang, Depok dan Bekasi. Baik Koran Pos Kota maupun Harian Terbit ditujukan untuk masyarakat perkotaan yang ada diwilayah Jabodetabek dari kalangan kelas menengah ke bawah. Pada 5 (lima) tahun awal berdirinya Koran Warta Kota, sirkulasi dan distribusi serta pemasukan koran ini terengah-engah alias mengalami masa-masa sulit. Namun berkat pengalaman, kesabaran, keuletan managemen kelompok perusahaan Pers Kompas Gramedia yang panjang, keahliannya dalam mengelola bisnis penerbitan dan keredaksian koran, didukung oleh sumber dana yang kuat, Warta Kota, mampu melewati masa-masa sulit. Saat ini Koran Warta Kota menempati peringkat kedua sebagai koran metropolitan terbanyak sirkulasi dan pembacanya di wilayah Jabodetabek 13. Sementara peringkat pertama masih 13 Media Scene the official guide to advertisin media in Indonesia,, 2011, PRSNI, ATVSI, SPS, Jakarta 21

11 diduduki koran Pos Kota. Sedangkan, peringkat ketiga ditempati koran Berita Kota. Bila dilihat dari cakupan pemberitaan yang bersifat nasional dan umum koran yang beredar di wilayah Jabodetabek dan paling banyak oplahnya, peringkat pertama diduduki Koran Kompas, kedua ditempati koran khusus sepak bola Top Skor, tempat ketiga diduduki Pos Kota, tempat keempat dan kelima diisi oleh Warta Kota dan Berita Kota. Di luar Berita Kota dan Koran Warta Kota, Koran umum yang terbit dan beredar pagi hari di wilayah Jabodetabek terdiri dari Kompas, Republika, Media Indonesia, Seputar Indonesia (Sindo), Media Indonesia, Radar Bogor, dan Top Skor, Koran Jakarta, Koran Lampu Hijau, Indopos, koran khusus berbahasa Inggris Jakarta Post, dan Rakyat Merdeka. beredar di wilayah Jakarta dan sekitarnya Koran yang terbit sore hari dan adalah Koran Suara Pembaruan, Koran Harian Terbit serta Sinar Harapan.. Koran khusus ekonomi seperti Bisnis Indonesia, Harian Kontan, Investor Daily, Indonesia Financial Today, dan Harian Neraca juga terbit dan sebagian besar beredar di wilayah Jakarta.. Sementara koran yang banyak beredar di wilayah Jabodetabek dan berkantor di Jakarta serta segment pasar dan beritanya lebih banyak masalah metropolitan Jabodetabek selain Warta Kota, ada Berita Kota, Pos Kota, Lampu Hijau, Harian Non Stop, dan Koran Jakarta serta Indopos. Sementara untuk wilayah pinggiran Jakarta, namun masih wilayah Jabodetabek ada Radar Bogor, Radar Bekasi, Radar Tanggerang, Radar Tangerang Selatan, yang kesemuanya dimiliki oleh kelompok Usaha Jawa Pos yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Dahlan Iskan, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara 22

12 (BUMN) Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Pimpinan Dr. Susilo Bambang Yudhoyono. Seiring dengan meningkatnya oplah dan sirkulasi Warta Kota, membuat sebagian koran sejenis yang menjadi pesaingnya seperti Pos Kota menurun tirasnya. Demikian halnya dengan koran Lampu Hijau. Namun ada koran sejenis Warta Kota yang oplahnya juga mengalami penaikan seiring dengan kenaikan oplah dari koran Warta Kota. Koran tersebut adalah Koran yang bernama Berita Kota. Di sisi lain, banyaknya perusahaan pers maupun media massa atau pers yang mengelola produk media massa seperti koran dan media online, tentu saja menguntungkan masyarakat. Selain pengelola media massa akan menjaga dan berusaha meningkatkan kualitas dari isi berita dan penampilan media massa itu sendiri, masyarakat juga akan memiliki banyak pilihan terhadap informasi yang akan dipilih atau diserapnya. Selain itu, dengan banyaknya institusi media massa dan banyaknya produk media massa yang dipasarkan maupun dijual ke masyarakat menjadikan harga dari suatu produk media massa itu sendiri bersaing. Adanya persaingan itu biasanya selain meningkatkan kualitas dari isi pemberitaan dan penampilan media massa, juga akan terjadi penurunan harga jual dari produk media massa itu sendiri. Sehingga masyarakat akan mudah memperoleh informasi dari media massa atau pers tanpa harus mengeluarkan dana yang besar. Hal yang sama berlaku bagi masyarakat pemasang iklan. Semakin tinggi tingkat persaingan bisnis di kalangan perusahaan pers, akan menjadikan biaya untuk setiap pemasangan iklan juga akan bersaing. Namun sebaliknya, meskipun produk medianya banyak, jika dikuasai hanya beberapa kelompok saja, bukan 23

13 tidak mustahil harga pemasangan iklan juga ditentukan oleh satu atau beberapa manajemen perusahaan pers. Yang menjadikan, biaya pemasangan iklan tetap mahal. Banyaknya institusi yang menekuni dan mengelola media massa, juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja di industri media. Industri media massa tidak hanya dikelola oleh satu kelompok ekonomi atau institusi bisnis melainkan juga oleh banyak kelompok bisnis atau perusahaan pers. Banyaknya kelompok bisnis yang menggeluti dan menjalankan perusahaan pers memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi bagi anggota kelompok masyarakat untuk bekerja diperusahaan pers atau di dunia pers. Banyaknya perusahaan pers akan menjadikan banyaknya kelompok masyarakat pencari kerja atau pekerja profesional di bidang media massa seperti wartawan, tenaga percetakan, penyunting, designer graphic dan yang lainnya dapat memilih perusahaan atau kelompok perusahaan pers mana yang dapat memberfikan fasilitas berupa gaji dan tunjangan lainnya yang lebih baik. Hal ini juga memberikan sistem kompetisi yang fair di kalangan pengelola industri media atau perusahaan pers untuk memberikan yang terbaik bagi para karyawannya. Masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk bekerja di perusahaan pers sehingga dapat memilih yang lebih baik. Iklim bisnis Industri media massa atau pers tidak berbeda dengan iklim bisnis industri lainnya. Sebisa mungkin sebuah perusahaan atau kelompok bisnis menguasai pasar. Jika memungkinkan untuk menjadi pemain tunggal dalam industri bisnis media, maka pelaku industri media massa pun berusaha menjadi pemain tunggal untuk dapat mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Tak 24

14 terkecuali dengan kelompok bisnis perusahaan pers yang menjadi produsen dan pengelola media massa yang bernaung di bawah bendera Kompas Grameda Group. Meskipun media yang dikelolanya sudah sangat banyak, jika ada kesempatan untuk menambah dan menguasai media, maka Konglomerasi media Kompas Gramedia ini akan terus menambah dan menguasai semua jenis media massa yang ada terutama yang kira-kira atau yang terlihat menguntungkan atau memberikan keuntungan sebanyak-banyaknya. Atau mematikan media massa yang akan menghambat dan mengganggu bisnis media nya. Ketika Koran Warta Kota, media massa yang dikelola oleh PT Metrogema Media Nusantara, salah satu anak perusahaan Perusahaan Pers Kompas Gramedia, yang khusus memberitakan berbagai hal tentang ibu kota dan wilayah Jabodetabek serta sudah memberikan keuntungan yang nyata memiliki pesaing, yakni koran Berita Kota. Maka, sebisa mungkin koran Berita Kota itu dimatikan atau dimilikinya. Sehingga pasar masyarakat pembaca Jabodetabek akan tetap berada dalam kekuasaan Kelompok usaha perusahaan pers Kompas Gramedia. Jika Pasar dikuasai oleh perusahaan pers Kompas Gramedia Group dimana salah satu anggota perusahaan tersebut adalah PT Metrogema Media Nusantara dengan produk media yang dihasilkannya bernama Warta Kota, maka pemasangan Iklan dan keuntungan dari hasil pemasangan Iklan akan mengalir ke Perusahaan Pers Kelompok Kompas Gramedia. Selama ini yang lazim terjadi, apabila sebuah perusahaan pers merasa ceruk bisnisnya terganggu atau kira-kira akan terganggu dengan kehadiran atau keberadaan suatu produk media massa seperti Koran, majalah, atau tabloid, atau bahkan televisi maupun media online (portal berita), maka perusahaan yang 25

15 merasa terganggu itu akan membeli perusahaan pers tersebut sehingga berada dibawah kendalinya. Selanjutnya setelah berada di bawah kendalinya, manajemen perusahaan pers yang telah membeli tadi, akan memutuskan apakah akan mematikan atau mengembangkan perusahaan maupun produk persnya tadi., Sebaliknya apabila sebuah perusahaan pers/ kelompok masyarakat pemilik modal melihat suatu media atau produk media tersebut memiliki prospek yang sangat cerah dan akan membawa keberuntungan atau keuntungan materi apabila dimiliki, maka perusahaan pers atau pemilik modal tersebut akan membeli media tersebut beserta perusahaan persnya. Bukan hanya media nya saja. Contoh dari penjelasan di atas adalah kelompok perusahaan CT Corporation atau Trans TV Group dibawah kepemilikan pengusaha nasional Chairul Tanjung, yang pada tahun 2011 membeli portal berita Detik.com. Bukan hanya merek Detik.com nya saja yang dibeli yg, melainkan kepemilikan saham mayoritas dari perusahaan yang mengelola Detik.com juga dibelinya. Sehingga seluruh karyawan beserta jajaran pengurus redaksi seperti wartawan dan redaktur tidak kehilangan pekerjaan. Mereka tetap bekerja. Bahkan, para karyawan dan wartawan Detik.com yang selama ini mendapat saham profesional, dapat menjual sahamnya tersebut kepada perusahaan Chariul Tanjung. Apa yang terjadi dengan salah satu anak perusahaan Pers dan kelompok usaha Kompas Gramedia Group? PT Metrogema Media Nusantara, pengelola dan penerbit Koran atau Harian Umum Warta Kota berbeda dengan apa yang telah terjadi selama ini. Ketika koran Berita Kota sedang tinggi oplah dan pemasukan iklannya serta dianggap menjadi pesaing Warta Kota, manajemen Warta Kota lewat Perusahaan PT Metrogema Media Nusantara melakukan langkah bisnis yang 26

16 tak lazim. Yakni membeli koran Berita Kota. Namun pembelian itu, bukan pembelian saham perusahaan atau pembelian perusahaan beserta aset dan karyawannya. Yang dilakukan pihak Warta Kota adalah membeli merek dari Koran Berita Kota. Sementara perusahaan sebagai badan hukumnya maupun saham perusahaan tersebut tidak dibeli. Karyawan dan para wartawannya, otomatis tidak bisa bekerja memproduksi Koran Berita Kota yang lama maupun memuat berita dan memasukan atau mempublikasikannya di koran Berita Kota. Berdasarkan uraian Permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Pengambilalihan Koran Berita Kota dengan cara pembelian merek Berita Kota oleh Perusahaan Pers dari konglomerasi bisnis, Kompas Gramedia Gramedia, PT Metrogema Media Nusantara sebagai penerbit dan pengelola Koran Warta Kota, bertentangan dengan Undang-undang No.5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang selanjutnya disingkat dengan UU.No.5 tahun 1999, serta dapat mematikan iklim persaingan dan kompetisi yang sehat di bidang bisnis media massa cetak di wilayah Jakarta pada khususnya dan wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek) pada umumnya? 2. Apakah pengambilalihan Koran Berita Kota dengan cara pembelian mereknya saja oleh PT Metrogema Media Nusantara, atau koran Warta Kota tanpa diikuti pembelian perusahaan/saham perusahaan serta tidak diikuti dengan pengalihan karyawannya dapat merugikan karyawan dan 27

17 wartawan Berita Kota sehingga mereka kehilangan mata pencaharian/lapangan Pekerjaannya? 3. Apakah pembelian merek koran Berita Kota oleh manajemen PT Metrogema Media Nusantara, penerbit koran Warta Kota bertentangan dengan Undang-undang No.40 tahun 1999 tentang Pers? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis tidak lain bertujuan : 1. Untuk mengetahui atau mengkaji apakah tindakan yang dilakukan perusahaan Pers PT Metrogema Media Nusantara atau Warta Kota sebagai anak perusahaan dari Konglomerasi media Kompas Gramedia Group dengan membeli koran Berita Kota hanya lewat pembelian mereknya saja dengan tidak diikuti oleh pembelian saham perusahaan dan perangkat keras serta karyawannya bertentangan atau tidak bertentangan dengan Undangundang Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta Undang-undang No 40 tahun 1999 tentang Pers serta Undang-undang dan peraturan lainnya? 2. Untuk mengetahui dan mengkaji apakah Pembelian Merek Koran Berita Kota oleh PT Metrogema Media Nusantara, penerbit Koran warta Kota yang otomatis mematikan dan menutup koran Berita Kota versi lama merugikan masyarakat pembaca di Jakarta yang semula memiliki variasi koran dan informasi yang berbeda dari dua redaksi dan perusahaan yang berbeda menjadi informasi yang seragam karena diolah oleh dapur redaksi 28

18 yang sama, yakni sama-sama Warta Kota. Selain itu juga melihat, dan mengkaji apakah tindakan bisnis tersebut dibenarkan mengingat karyawan dari pengelola dan penerbit Koran Berita Kota yang lama tidak otomatis diterima bekerja di Berita Kota yang dikelola oleh manajemen baru, PT Metrogema Media Nusantara? D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan Ilmu Hukum Bisnis khususnya dalam mengatasi persaingan bisnis yang sehat dan bertanggungjawab antar Perusahaan Pers ditinjau dari aspek tanggungjawab hukum. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia industri pers di tanah air pada umumnya dan khususnya yang ada di wilayah Jabodetabek dalam menentukan kebijakan untuk memenangi persaingan bisnis di industri pers tanpa merugikan masyarakat pembaca dan karyawan serta wartawannya. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelitian kepustakaan, Penulis belum menemukan hasil penelitian tentang persaingan bisnis di industri media massa atau antar perusahaan pers di tanah air. Apalagi Persaingan bisnis antar perusahaan pers dengan membeli merek koran yang sedang beroperasi dan memiliki oplah yang 29

19 cukup signifian dan memiliki iklan yang cukup banyak, dengan meninggalkan karyawan dan aset-aset lainnya baru terjadi Indonesia dan itu baru dilakukan oleh perusahaan pers PT Metrogema Media Nusantara, anak perusahaan dari konglomerasi usaha besar Kompas Gramedia. F. Jadwal Penelitian Penelitian ini sudah direncanakan sejak bulan Juni tahun 2010, tepatnya sejak penulis mendapatkan informasi dari wartawan dan redaktur koran Warta Kota, yang menyebutkan koran Warta Kota membeli merek Koran Berita Kota. Sehingga koran Berita Kota sejak awal tahun 2010 sudah menjadi anak perusahaan Warta Kota yang baru yang dikelola oleh wartawan dan redaktur Koran Warta Kota. Pada saat yang sama, penulis mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum. Karena itu, atas saran dari Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian Hukum saat itu, Prof Dr Maria SW Sarjono, penulis mengajukan judul Tesis ini.. Dengan demikian kajian dan perhatian penulis terhadap materi dan obyek maupun subjek penelitian ini sudah dimulai sejak bulan Juli Akan tetapi karena kesibukan penulis, penelitian secara intensif baru dapat dilakukan pada awal tahun *** 30

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan uraia uraian dalam bab sebelumnya, Sebagai bab penutup dalam

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan uraia uraian dalam bab sebelumnya, Sebagai bab penutup dalam BAB V P E N U T U P Berdasarkan uraia uraian dalam bab sebelumnya, Sebagai bab penutup dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Pengambilalihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (domestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sebagai sarana menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan pada saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat dahsyat. Perkembangan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai macam produknya kepada masyarakat. Berkembangnya industri

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai macam produknya kepada masyarakat. Berkembangnya industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perkembangan industri media di tanah air menunjukan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pelaku pada industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman yang semakin modern diiringi dengan teknologi yang semakin canggih sangat mempengaruhi keberadaan dan persaingan media informasi. Menurut Ishadi (2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak semakin tergerus dan bersaing dengan media digital, dengan semakin meluasnya pasar tablet dan koneksi internet yang semakin banyak, tentu memudahkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini pandangan masyarakat Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam menerima informasi. Media massa lahir sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi dewasa ini berkembang cukup pesat, baik media cetak, elektronik maupun internet. Dalam hal ini perkembangan yang pesat dalam penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi. Media menggambarkan perusahaan dengan pemberitaan di media,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya

BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat penting perannya BAB II DESKRIPSI OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN A. Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu media informasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Surat kabar sebagai penyalur informasi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

KONGLOMERASI INDUSTRI MEDIA KOMUNIKASI. Karmilasari

KONGLOMERASI INDUSTRI MEDIA KOMUNIKASI. Karmilasari KONGLOMERASI O INDUSTRI MEDIA KOMUNIKASI Karmilasari Fungsi Komunikasi Masa terhadap masyarakat (Lasswell dan Wright 1975) Pengawasan lingkungan Fungsi ini merujuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia terutama di Indonesia itu sendiri. Persaingan untuk menjadi media yang paling diminati di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas (Hubungan Masyarakat) dibedakan menjadi dua yaitu Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan tentunya memiliki peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini telah melaju dengan sangat pesat, dimana perubahan pun banyak terjadi dalam tatanan kehidupan manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB PETA MEDIA INDONESIA Dyan Rahmiati Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB Dandhy Laksono, WatchDoc, 2011 Pertumbuhan industri media dimanapun, berkaitan dengan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahan swasta maupun pemerintah diwajibkan memberikan ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunculan korupsi di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk ringan atau berat, terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, media baru (internet) berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan ketersediaan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Media massa menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa dapat menjadi suatu alat yang memberikan informasi, edukasi, hiburan, dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total. Perkiraan ini tidak dapat dianggap sebagai perhitungan asal-asalan karena tercatat ada dua situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 31 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tentang kecenderungan ketidakberpihakan (impartiality) media dalam pemberitaan konflik KPK dan POLRI dalam kasus pengadaan simulator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi massa. Wilbur Scramm menggunakan ide yang telah dikembangkan oleh seorang psikolog, yaitu Charles

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi seperti sekarang ini teknologi berkembang dengan sangat pesat. Banyak pilihan media yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di daerah-daerah dapat dengan mudah dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan seksual ini juga tidak hanya berlangsung di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual itu bukan hanya menimpa perempuan dewasa, namun juga perempuan yang tergolong di bawah umur (anakanak). Kejahatan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minat besar seseorang dalam membaca (media cetak), mendengar (radio), dan

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minat besar seseorang dalam membaca (media cetak), mendengar (radio), dan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat besar seseorang dalam membaca (media cetak), mendengar (radio), dan menonton (televisi) suatu media, merupakan sebuah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaanpada umumnya berusaha

BAB I PENDAHULUAN. dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaanpada umumnya berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaanyang semakin tinggi dan ketat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari hampir seluruh aktivitas manusia selalu berhubungan dengan media massa. Baik media massa cetak seperti koran, tabloid, dan majalah atau media massa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan seorang praktisi public relations untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, public

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul krisis atau menjadi juru bicara saja, kini peran PR telah berkembang jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. muncul krisis atau menjadi juru bicara saja, kini peran PR telah berkembang jauh lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Public Relations (PR) telah jauh berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dari sebelumnya dianggap hanya berperan seperti pemadam kebakaran saat muncul krisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II 2. GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Berdirinya PT. Jawa Pos Koran PT. Jawa Pos Koran didirikan pada tahun 1949 dengan nama Djava-Post didirikan oleh The Chung Shen. PT. Jawa Pos Koran merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Grameda (KKG) diawali dengan diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koran dalam bentuk media cetak merupakan salah satu bentuk media massa yang sudah ada sejak beratus tahun lalu, dan menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional (domestik) maupun di pasar internasional atau global, akibatnya timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk mendapatkan informasi serta perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat dunia jurnalistik berkembang pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Internet telah disebut sebagai kemajuan terbesar sejak penemuan mesin cetak. Diperkirakan bahwa sekitar dua miliar orang di seluruh dunia menggunakan internet, dan

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi yang menggunakan jaringan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Publisitas menjadi sangat penting dalam aktivitas humas di organisasi, banyak sekali media yang bisa digunakan untuk menunjang publikasi humas. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap usaha yang berhubungan dengan publik, kepuasan publik senantiasa menjadi patokan utama. Oleh karena itu, segala upaya dilakukan untuk memuaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran sebuah media massa tentunya diharapkan sebagai salah satu media penyebaran informasi untuk khalayak ramai. Informasi yang ditampilkan tersebut muncul atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin menang dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya zaman dari hari ke hari, seiring pula dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala bentuk kegiatan manusia pun dapat dipermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita merupakan isi utama dalam sebuah media (surat kabar). Isi berita yang baik dan berkualitas akan berdampak baik pula bagi surat kabar yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang berkembang pada saat ini mempunyai dampak di berbagai aspek kehidupan suatu bangsa baik dari segi lingkungan sosial ekonomi politik dan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi semakin berkembang. Salah satu teknologi yang berkembang paling pesat adalah internet. Seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Periklanan merupakan salah satu alat komunikasi yang memerlukan media dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Periklanan merupakan salah satu alat komunikasi yang memerlukan media dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Periklanan merupakan salah satu alat komunikasi yang memerlukan media dalam penyampaian pesan iklan. Media iklan dapat dibedakan berdasarkan penggunaan media iklannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online. 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan khalayak akan informasi yang tinggi membuat banyak mediamedia massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong menjadi tiga jenis bagian, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada masa kini tidak terlepas dari kebutuhan untuk memperoleh informasi. Informasi yang tersaji di hadapan masyarakat haruslah memuat beragam peristiwa baik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang.

I. PENDAHULUAN. Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang. Produk mempengaruhi kepuasan konsumen karena merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dibidang teknologi informasi semakin banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari. Bidang teknologi informasi merupakan salah satu bidang terpenting pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, hiburan dan kontrol sosial. Saat ini begitu banyak media massa yang beredar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam berbagai hal, salah satunya kebutuhan akan informasi. Informasi adalah data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis media di Indonesia, khususnya surat kabar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis media di Indonesia, khususnya surat kabar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Perkembangan bisnis media di Indonesia, khususnya surat kabar dalam beberapa tahun terakhir sangat menarik untuk diamati. karena surat kabar sekarang mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media dan masyarakat merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Saat ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari seseorang bangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menjadikan satu perubahan yang cukup besar di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menjadikan satu perubahan yang cukup besar di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi saat ini, dengan dukungan kemudahan informasi dan komunikasi, menuntut segala sesuatunya bergerak secara cepat. Hal ini menjadikan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya sebuah organisasi atau perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau perusahaan tersebut dalam melakukan komunikasi.

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2. Bagaimana pendapat Anda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, masyarakat tidak hanya menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa, namun juga bertanggung jawab kepada masyarakat secara sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam setiap aspek kehidupan manusia. Peristiwa komunikasi dapat terjadi tidak hanya antara manusia dengan manusia sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat

I. PENDAHULUAN. sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, indonesia tidak terlepas dari arus informasi global yang diperlukan untuk mengetahui fenomenafenomena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini, namun perkembangan PT.Kompas Gramedia hingga saat ini bukanlah dengan waktu yang singkat,

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak terlampau pesat. Namun secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan di banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung. sekarang dipimpin oleh Dahlan Iskan, memiliki sejarah yang sangat panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Harian Pagi Radar Bandung Berbicara tentang Radar Bandung, ada baiknya kita membicarakan terlebih dahulu JAWA POS sebagai perusahaan induk Radar Bandung. Jawa Pos

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era global ini peran serta informasi dari media massa telah menjadi kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa konvensional kemudian dinilai belum maksimal karena pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. massa konvensional kemudian dinilai belum maksimal karena pola komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini sangat kompetitif, dan merupakan tantangan bagi praktisi Public Relations (PR) dalam menggunakan media massa konvensional seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perjuangan politiknya. Pers telah dipakai sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat perjuangan politiknya. Pers telah dipakai sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak era Reformasi, pers atau media massa di Indonesia dapat bernafas lega dalam alam kebebasan. Gerakan reformasi politik, ekonomi dan sosial ditandai dengan runtuhnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Patau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Patau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 Pengertian Iklan Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk Patau jasa, untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci