atau ALT) harus dimonitor secara periodik, tapi biopsi liver hanya direkomendasikan untuk pasien dengan peningkatan enzim hepatik yang bertahan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "atau ALT) harus dimonitor secara periodik, tapi biopsi liver hanya direkomendasikan untuk pasien dengan peningkatan enzim hepatik yang bertahan."

Transkripsi

1 TERAPI FARMAKOLOGI 1. NSAID NSAID terutama bekerja dengan menginhibit sintesis prostaglandin, yang hanya merupakan sebagian kecil dari rangkaian inflamasi. NSAID mempunyai efek analgesik dan anti inflamasi tapi tidak memperlambat progres penyakit atau mencegah erosi tulang atau deformitas sendi. NSAID umumnya diterima sebagai terapi pertama untuk perawatan simtom dari RA ringan. Digunakan sebagai terapi primer, NSAID seharusnya diberikan dalam dosis inflamasi dan tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal selama lebih dari 3 bulan kecuali pasien memberikan respon yang baik (Dipiro et al., 2008). NSAID dapat menyebabkan iritasi lambung atau dapat mempengaruhi fungsi ginjal (jarang). Semakin lama seseorang menggunakan NSAID, semakin besar kemungkinan memiliki efek samping, mulai dari yang ringan sampai yang serius. Kadang-kadang NSAID dikaitkan dengan masalah pencernaan yang serius, termasuk bisul, perdarahan, dan perforasi lambung atau usus. Orang-orang usia 65 keatas serta orang-orang dengan riwayat ulkus atau perdarahan gastrointestinal, harus menggunakan NSAID dengan hatihati (NIAMS, 2013). NSAID COX-2 selektif memberikan profil keamanan saluran cerna yang lebih baik dan mempunyai efek serupa dengan NSAID konvensional (Dipiro et al., 2008). 2. DMARDs (disease-modifying antirheumatic drugs) Digunakan untuk memperlambat proses terjadinya penyakit. DMARDs umum meliputi hydroxychloroquine, leflunomide, methotrexate, dan sulfasalazine. Methotrexate Methotrexate (MTX) menginhibit produksi sitokin dan biosintesis purine, yang mungkin bertanggung jawab untuk sifat anti inflamsinya. Onsetnya relatif cepat (2-3minggu), 45-67% pasien bertahan dalam studi dengan rentang 5-7 tahun. Toksisitas termasuk saluran cerna (stomatitis, diare, nausea, muntah), hematologis (trombositopeni, leukopeni), pulmonal (fibrosis, pneumotitis), dan hepatik (peningkatan enzim, sirosis). Pemberian asam folat bersamaan bisa mengurangi beberapa efek samping tampa mengurangi efeknya. Tes untuk cedera liver (AST

2 atau ALT) harus dimonitor secara periodik, tapi biopsi liver hanya direkomendasikan untuk pasien dengan peningkatan enzim hepatik yang bertahan. MTX teratogenik, dan pasien harus menggunakan kontrasepsi dan menghentikan obat jika kehamilan diinginkan. Leflunomide Leflunomide (Arava) menginhibit sintesi piriin, yang mengurangi proliferasi limfosit dan modulasi dari inflamasi. Efeknya untuk RA serupa dengan MTX. Dosis awal 100 mg/hari untuk 3 hari pertama bisa memberikan respon terapetik dalam bulan pertama. Dosis penjagaan umumnnya 10 mg/hari pada kasus intoleransi saluran cerna, kehilangan rambut yang tidak diinginkan, atau toksisitas terkait dosis lainnya. Obat ini bisa menyebabkan toksisitas liver, dan ALT harus dimonitor tiap bulan pada awal dan periode selanjutnya. Obat ini teratogenik dan harus dihindari selama kehamilan. Leflunomide tidak menghasilkan toksisitas sumsum tulang, sehingga monitoring hematologis tidak dibutuhkan. Hydroxychloroquine Hydroxychloroquine tidak mengakibatkan toksisitas meyelosuppresive, hepatik, dan ginjal seperti DMARD lainnya, sehingga mempermudah monitoring. Onsetnya bisa tertunda sampai 6 mnggu, tapi pengobatan bisa dianggap gagal jka sampai 6 bulan tidak ada respon. Toksisitas jangka pendek termasuk saluran cerna (nausea, muntah, diare), okular (defek akomodasi, deposit kornea ringan, pandangan kabur, scotomas, rabun ayam, retinopati), dermatologis (kemerahan, alopecia, pigmentasi kulit) dan neurologis (sakit kepala, vertigo, insomnia). Sulfasalazine Penggunaan sulfasalazine terbatas karena efek sampingnya. Efek antirematik seharusnya terlihat dalam 2 bulan. Efek samping termasuk saluran cerna (anoreksia, nausea, muntah, diare), dermatologis (kemerahan, urtikaria), hematologis (leukopeni, agranulositosis), dan hepatik (enzim yang meningkat). Simtom saluran cerna bisa dikurangi dengan memulai pada dosis rendah dan mengkonsumsi bat bersama makanan. (Dipiro et al., 2008)

3 3. Agen Biologis DMARDs lainnya yang disebut pengubah respon biologis, mungkin dapat digunakan pada orang dengan penyakit yang lebih serius. Obat rekayasa genetika ini membantu mengurangi peradangan dan kerusakan struktural sendi dengan mengganggu proses yang memicu peradangan. Etanercept, golimumab, infliximab, adalimumab dan certolizumab, bekerja mengurangi peradangan dengan menghalangi tumor necrosis factor ( TNF ), sebuah sitokin atau protein sistem kekebalan tubuh yang memicu peradangan pada respon imun normal. Rituximab menghentikan aktivasi sejenis sel darah putih yang disebut sel B. Hal ini mengurangi keseluruhan aktivitas dari sistem kekebalan tubuh, yang terlalu aktif pada orang dengan rheumatoid arthritis. Abatacept menghalangi bahan kimia tertentu yang memicu kelebihan produksi sel darah putih yang disebut sel T yang berperan dalam peradangan rheumatoid arthritis. Tocilizumab bekerja dengan menghambat sitokin yang disebut interleukin 6 ( IL - 6 ) untuk mengurangi peradangan pada orang dengan rheumatoid arthritis. DMARD lain, tofacitinib, dari kelas baru yaitu jak kinase ( JAK ) inhibitor, melawan peradangan dari dalam sel untuk mengurangi peradangan pada orang dengan rheumatoid arthritis. (NIAMS, 2013) 4. Preparat Emas Aurothioglucse (Solganol)(suspensi dalam minyak) dan natrium thiomalate emas (Mychrysine, Aurolate) (larutan aqueous) adalah preparat intramuskular dengan onset yang bisa tertunda selama 3-6 bulan. Dibutuhkan injeksi mingguan selama 22 minggu sebelum pemberian dosis penjagaan dengan frekuensi lebih jarang diberikan.auranofin (Ridaura) adalah preparat emas oral yang lebih sesuai tapi kurang efektif daripada emas IM. Efek samping adalah saluran cerna (nausea, muntah, diare), dermatologis (kemerahan, stomatitis), ginjal (proteinuria, hematuria), dan hematologis (anemia, leukopenia, trombositopeni). Natrium thiomalate emas dihubungkan dengan reaksi

4 nitritid (wajah memerah, palpitasi, hipertensi, takikardi, sakit kepala, pandangan kabur). Pasien yang menerima emas IM bisa mengalami rasa terbakar setelah injeksi selama 1-2 hari setelah injeksi (Dipiro et al., 2008). 5. Azthiopirine Azathiopirine adalah analog purine yang dikonversi menjadi 6-mercaptopurine dan diperkirakan berhubungan dengan sintesis DNA dan RNA. Efek antirematik bisa terlihat dalam 3-4minggu. Pengobatan harus dihentikan jika tidak ada respon dalam 12 minggu pada dosis maksimal. Efek samping utamanya adalah supresi sumsum tulang (leukopeni, anemia makrositik, trombositopeni, pamcytopeni), stomatitis, intoleransi saluran cerna, infeksi, demam obat, hepat toksisitas, dan potensi onkogenik (Dipiro et al., 2008). 6. D -Penicillamine Onset penicilamine bisa terlihat dalam 1-3 bulan, dan respon paling banyak terlihat dalam 6 bulan. Efek samping awal termasuk kulit kemerahan, rasa logam, hipogeusia, stomatitis, anoreksia, nausea, muntah, dan dispepsia. Glomerulonefritis bisa terjadi, dengan manifestasi proteinuria dan hematuria. Pencilamine biasanya untuk pasien yang resisten terhadap terapi lain karena induksi yang jarang tapi serius dari penyakit auto imun (Dipiro et al., 2008). 7. Antagonis Reseptor Interleukin-1 Anakinra (Kineret) adalah antagonis reseptor IL-1 (IL-1ra) yang terikat pada reseptor IL- 1 pada target sel, mencegah interaksi antara IL-1 dan sel. IL-1 normalnya menstimulasi pelepasan faktor kemotaktik dan molekul adhesi yang mendorng migrasi leukosit inflamasi kejaringan. Obat ini diterima untuk RA sedang sampai akut pada dewasa yang gagal dengan satu atau lebih DMARD. Obat ini bisa digunakan tunggal atau dalam kombinasi dengan DMARD kecuali agen bloking TNF. Pada uji klinik 6 bulan, tingkat respon adalah 38% pada pasien yang mendapat anakinra dan 22% pada pasien yang menerima plasebo. Reaksi tempat injeksi adalah efek samping paling sering (kemerahan, sakit). Juga terjadi peningkatan resiko infeksi serius (2% vs 1% untuk yang mendapat plasebo). Karena resiko ini lebih tinggi (7%) ketika digunakan dengan TNF bloker, terapi

5 kombinasi dengan etanercept atau infliximab sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan hanya jika tidak ada alternatif lain (Dipiro et al., 2008). 8. Glukokortokoid Glukokortikoid mempunyai sifat anti-inflamasi dan imunosupresif, tapi tidak merubah perjalanan penyakit. Pada dosis oral rendah (<10 mg/hari atau prednisone yang setara), ini bisa menjadi terapi antara sebelum DMARD memberikan efek penuh atau untuk terapi berkelanjutan pada pasien yang penyakitnya sulit dikontrol dengan NSAID dan satu atau lebih DMARD. Dosis oral tinggi atau jalur intravena bisa digunakan selama beberapa hari untuk menekan flares penyakit. Setelah simtom dikontrol, obat harus dikurangi sampai ke dosis efektif terendah. Rute intramuskular lebih disukai pada pasien yang tidak patuh. Bentuk depot (triamcinolone acetonide, triamcinolone hexacetonde, methylprednisolone acetate) memberikan kontrol simtom 2-8 minggu. Onset dari efek bisa tertunda selama beberapa hari. Efek depo memberikan kesempatan untuk pengurangan fisiologis, menghindari supresi axis hipotalamik-pituitari. Injeksi intraartikular bentuk depot bisa berguna hanya ketika sedikit persendian yang terlibat. Jika efektif, injeksi bisa diulangi tiap 3 bulan. Tidak boleh diijeksi pada sendi yang sama lebih dari 2-3kali setahun. Efek samping glukokrtikid sistemik membatasi penggunaan jangka panjangnya. Penurunan dosis dan penghentian harus dipertimbangkan pada saat tertentu pada pasien yang menerima terapi kronik (Dipiro et al., 2008). TERAPI NON-FARMAKOLOGI A. Perubahan Perilaku Kesehatan 1. Istirahat dan latihan Orang dengan rheumatoid arthritis memerlukan keseimbangan yang baik antara istirahat dan latihan, dengan lebih banyak istirahat ketika penyakit ini aktif dan lebih banyak berolahraga jika tidak. Istirahat membantu mengurangi peradangan sendi aktif dan rasa sakit serta melawan kelelahan. Lamanya waktu untuk istirahat bervariasi dari orang ke orang, tetapi secara umum, istirahat pendek lebih membantu daripada waktu yang lama dihabiskan di tempat tidur. Latihan ini penting untuk menjaga otot sehat dan kuat, menjaga mobilitas sendi, dan mempertahankan fleksibilitas. Olahraga juga dapat

6 membantu orang tidur nyenyak, mengurangi rasa sakit, mempertahankan sikap positif, dan mengelola berat badan. 2. Perawatan sendi Beberapa orang menemukan menggunakan belat untuk waktu yang singkat disekitar sendi yang sakit dapat mengurangi rasa sakit dan bengkak dengan mendukung sendi dan membiarkannya beristirahat. Splints digunakan terutama pada tangan dan pergelangan tangan, serta kaki dan pergelangan kaki. Seorang dokter atau ahli terapi fisik dapat membantu memilihkan belat dan pastikan cocok dengan benar. 3. Pengurangan stres Orang dengan rheumatoid arthritis menghadapi tantangan emosional maupun fisik. Emosi yang mereka rasakan karena penyakit (takut, marah, dan frustrasi) digabungkan dengan rasa sakit dan keterbatasan fisik dapat meningkatkan tingkat stres mereka. Stres juga dapat mempengaruhi jumlah rasa sakit seseorang. 4. Diet Sehat Makanan bergizi dengan cukup kalori, protein, dan kalsium. Beberapa orang perlu berhati-hati mengkonsumsi alkohol karena mempengaruhi obat untuk rheumatoid arthritis. Metotreksat memiliki efek samping jangka panjang yang paling serius yaitu kerusakan hati, sehingga dilarang mengkonsumsi alkohol. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa suplemen minyak ikan dapat membantu mengurangi peradangan arthritis. (NIAMS, 2013) B. Bedah Beberapa jenis operasi tersedia untuk pasien dengan kerusakan sendi yang parah. Tujuan utama dari prosedur ini adalah untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan fungsi sendi yang terkena, dan meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa operasi umum yang dilakukan untuk rheumatoid arthritis : Sendi pengganti sendi pengganti melibatkan menghapus semua atau bagian dari sendi yang rusak dan menggantinya dengan komponen sintetis. Sendi yang paling sering diganti adalah pinggul dan lutut. Operasi penggantian sendi dilakukan terutama untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan atau mempertahankan fungsi. Penggantian sendi secara tradisional

7 melibatkan sayatan besar dan pemulihan yang panjang. Sendi buatan tidak selalu permanen dan akhirnya mungkin harus diganti. Arthrodesis ( fusi ) Arthrodesis adalah prosedur pembedahan yang melibatkan melepas sendi dan menggabungkan tulang ke dalam satu immobile unit, terkadang menggunakan cangkok tulang dari panggul orang itu sendiri. Meskipun prosedur dapat membatasi gerakan, hal ini dapat berguna untuk meningkatkan stabilitas dan menghilangkan rasa sakit pada sendi yang terkena. Sendi yang paling sering menyatu adalah pergelangan kaki dan pergelangan tangan dan sendi jari tangan dan kaki. Rekonstruksi tendon Rheumatoid arthritis dapat merusak dan memecah tendon, jaringan yang melekatkan otot ke tulang. Operasi ini (paling sering digunakan pada tangan) dilakukan untuk merekonstruksi tendon yang rusak dengan menempelkan tendon utuh. Prosedur ini dapat membantu untuk mengembalikan fungsi tangan, terutama jika tendon benar-benar pecah. Sinovektomi Pada pembedahan ini, dokter akan membuang jaringan synovial yang terinflamasi. Sinovektomi sendiri jarang dilakukan sekarang karena tidak semua jaringan bisa dibuang, dan kadang-kadang dapat kambuh kembali. Sinovektomi dilakukan sebagai bagian dari pembedahan rekonstruktif, khususnya rekonstruksi tendon. (NIAMS, 2013) C. Arthroplasti Arthoplasti adalah treatment terakhir, yaitu penggantian sendi yang rusak dengan sendi artifisial yaitu prosthesis dalam prosedur total joint replacement. Sendi prostesis ini dibuat pertama kali saat Perang Dunia II dan Perang Korea. Total Hip Replacement(THR) dilakukan pertama kali pada tahun 1963 di Inggris oleh dokter ortopedi Sir John Carnley. Sendi prostesis sekarang tersedia untuk jari, bahu, siku, panggul maupun lutut. Di Amerika, lebih dari pasien menggunakan prostesis untuk mengembalikan fungsi tubuh ke keadaan semula yang terkena RA ataupun OA (Saladin, 2003).

8 Gambar 1 Macam-macam prostesi (Saladin, 2003) DAFTAR PUSTAKA Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., dkk, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6 th edition. McGraw-Hill. New York. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS) Handout on Health: Rheumatoid Arthritis. [Diakses pada 19 Oktober 2013]. Saladin, K Artritis and Artificial Joints. Saladin: Anatomy and Physiology The Unity and Form Function 3 rd ed [E-Book]. Jakarta: The McGraw Hil Companies, p

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rheumatoid arthtritis 1. Definisi Kata arthtritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthtron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah,

Lebih terperinci

Obat antirematik (Arava) Leflunomide Methotrexate (Rheumatrex, Folex PFS, Trexall) Methotrexate (Rheumatrex, Folex PFS),

Obat antirematik (Arava) Leflunomide Methotrexate (Rheumatrex, Folex PFS, Trexall) Methotrexate (Rheumatrex, Folex PFS), Obat antirematik DMARDs merupakan ukuran yang paling penting dalam sukses pengobatan rheumatoid arthritis. Zat ini dapat menghambat atau mencegah perkembangan penyakit dan, dengan demikian, kerusakan sendi

Lebih terperinci

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) RESPON INFLAMASI (RADANG) Radang pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian Peradangan akut, merupakan respon awal suatu proses kerusakan jaringan. Respon imun,

Lebih terperinci

: Penggunaanya masih terbatas untuk arthritis rheumatoid. : 100 mg/ hari selama 3 hari, kemudian mg/ hari.m-sum tulang,

: Penggunaanya masih terbatas untuk arthritis rheumatoid. : 100 mg/ hari selama 3 hari, kemudian mg/ hari.m-sum tulang, 1. Leflunomide ( Arava) Farmakologi : Merupakan pro-drug yang dalam tubuh diubah menjadi metabolit aktif dan bekerja menghambat sintesis pirimidin sintase. Obat ini aktif pada pemberian per oral dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autoimun merupakan suatu respon imun terhadap antigen jaringan sendir yang terjadi akibat kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self tolerance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fraktur merupakan kondisi ketika tulang mendapat tekanan yang melebihi kekuatan dari tulang tersebut sehingga menyebabkan terjadinya patah tulang (Atlas of pathophysiology,

Lebih terperinci

Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional

Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional Pengobatan Psoriasis Kuku Praktik Terbaik Rekomendasi Dari Dewan Medis dari Yayasan Psoriasis Nasional Jeffrey J. Crowley, MD; Jeffrey M. Weinberg, MD; Jashin J. Wu, MD; Andrew D. Robertson, PhD; Abby

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi yang bekerja secara perifer. Obat ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

Apa rheumatoid arthritis? Siapa yang beresiko untuk rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis?

Apa rheumatoid arthritis? Siapa yang beresiko untuk rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis? Apa rheumatoid arthritis? Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis dari sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan peradangan jaringan di sekitar sendi,

Lebih terperinci

Reumatoid Arthritis. Hercegovina

Reumatoid Arthritis. Hercegovina Reumatoid Arthritis Hercegovina 1011013063 Reumatoid Athritis Keadaan kronis yang meupakan kelainan inflamasi progresif dengan etiologi yang belum di ketahui. Karkterisasi : -sendi poliartikular - Manifestasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakkan jaringan untuk menghancurkan,

Lebih terperinci

Rematik Arthritis. Siapa yg beresiko terkena rematik arthritis? Apa itu juvenile rematik arthritis? Apa perbedaan sendi normal dan Arthiritis?

Rematik Arthritis. Siapa yg beresiko terkena rematik arthritis? Apa itu juvenile rematik arthritis? Apa perbedaan sendi normal dan Arthiritis? Rematik Arthritis Apakah Rematik Arhritis itu? Rematik Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis dari sendi. Rematik Arthritis dapat juga menyebabkan peradangan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan perkembangan negara dari berbagai aspek tentunya dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya tumbuhan asli Indonesia yang sudah sejak dahulu digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Parasetamol atau asetaminofen telah ditemukan sebagai obat analgesik yang efektif lebih dari satu abad yang lalu tepatnya pada tahun 1893, tetapi hingga sekarang para

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan peradangan pada sinovium, terutama sendi sendi kecil dan seringkali

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons, mencangkup beberapa komponen inflamasi, berpengaruh terhadap penyembuhan dan nyeri pascabedah.sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi. Rheumatoid

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. OSTEOARTHRITIS 1. Definisi Osteoartritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertrofi. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus Peptikum 2.1.1 Definisi Ulkus peptikum merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak tertutup debris (Tarigan, 2009). Ulkus peptikum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Artritis Reumatoid Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun dengan karakteristik adanya inflamasi kronik pada sendi disertai dengan manifestasi sistemik seperti

Lebih terperinci

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang

Lebih terperinci

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan

Lebih terperinci

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid, BAB 1 PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu penyakit mata penyebab kebutaan di dunia adalah disebabkan oleh katarak. Pada tahun 1995 dikatakan bahwa lebih dari 80% penduduk dengan katarak meninggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit HIV & AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi

Lebih terperinci

UBAT-UBATAN UNTUK ARTRITIS (RA)

UBAT-UBATAN UNTUK ARTRITIS (RA) www.afm.org.my UBAT-UBATAN UNTUK Reumatoid ARTRITIS (RA) Ubat-ubatan untuk RA Terdapat berbagai jenis ubat yang diambil oleh mereka yang menghidap artritis. Sesetengahnya boleh didapati dengan mudah di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Terjadinya Inflamasi Inflamasi adalah salah suatu respon terhadap cedera jaringan ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan homeostasis tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan insufisiensi vaskuler dan neuropati. 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulkus diabetikum pada penderita diabetes melitus merupakan komplikasi kronis berupa makroangiopati dan mikroangiopati yang paling sering kita jumpai diakibatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras. 7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan lunak rongga mulut dilindungi oleh mukosa yang merupakan lapisan terluar rongga mulut. Mukosa melindungi jaringan dibawahnya dari kerusakan dan masuknya mikroorganisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin,

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis alergika adalah suatu peradangan pada kulit yang didasari oleh reaksi alergi/reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi yang biasa disebut juga dengan peradangan, merupakan salah satu bagian dari sistem imunitas tubuh manusia. Peradangan merupakan respon tubuh terhadap adanya

Lebih terperinci

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO pada tahun 2007 proporsi kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan

Lebih terperinci

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Obat anti inflamasi terbagi 2 : 1. Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) Kronis, bekerja di saraf perifer Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal Ex : Ibuprofen,

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Nyeri merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang medis, dan menjadi penyebab tersering yang mendorong seseorang untuk mencari pengobatan (Hartwig&Wilson,

Lebih terperinci

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI

OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI OBAT ANALGETIK, ANTIPIRETIK dan ANTIINFLAMASI Oleh dr. Agung Biworo, M.Kes Untuk mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan FK Unlam ANALGETIKA Analgetika dikelompokkan menjadi 2 : Analgetika opioid NSAID/Non Non-Steroidal

Lebih terperinci

leukemia Kanker darah

leukemia Kanker darah leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sembuh tanpa jaringan parut. Penyembuhan fraktur bisa terjadi secara langsung atau

BAB I PENDAHULUAN. sembuh tanpa jaringan parut. Penyembuhan fraktur bisa terjadi secara langsung atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat partial ataupun total. 1 Penyembuhan fraktur adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan turunan asam salisilat dilakukan karena asam salisilat populer di masyarakat namun memiliki efek samping yang berbahaya. Dalam penggunaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester)

Lebih terperinci

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, sistem imun sangat memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap berbagai antigen (benda asing) dengan memberantas benda asing tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk

Lebih terperinci

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan BAB 1 PEDAHULUA Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap peradaban manusia. Kemajuan di setiap aspek kehidupan menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgetik, antipiretik, serta anti radang dan banyak digunakan untuk menghilangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan pertumbuhan yang cepat dan abnormal pada sel, tidak terkontrol, dan tidak terlihat batasan yang jelas dengan jaringan yang sehat serta mempunyai sifat

Lebih terperinci

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway). I. Memahami dan menjelaskan gout arthritis 1.1.Memahami dan menjelaskan definisi gout arthritis Arthritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam urat pada jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada periode perkembangan obat telah banyak diberikan perhatian untuk mencari kemungkinan adanya hubungan antara struktur kimia, sifat-sifat kimia fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Data World Heart Organization menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepsis merupakan kondisi yang masih menjadi masalah kesehatan dunia karena pengobatannya yang sulit sehingga angka kematiannya cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, penyakit dan infeksi yang menyerang pada manusia semakin berkembang dan menjadi salah satu ancaman terbesar dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang NSAID (non-steroidal antiinflamatory drugs) merupakan obat yang memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesis prostaglandin melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat. Bangsa Indonesia telah lama melakukan berbagai penyembuhan

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma tajam, tumpul, panas ataupun dingin. Luka merupakan suatu keadaan patologis yang dapat menganggu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia sekarang mengalami penderitaan akibat dampak epidemik dari berbagai penyakit penyakit akut dan kronik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN 16 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Ekstrak buah mahkota dewa digunakan karena latar belakang penggunaan tradisionalnya dalam mengobati penyakit rematik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Rasa nyeri merupakan masalah unik, disatu pihak bersifat melindugi badan kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International Association

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak BAB 1 PENDAHULUAN 11 LATAR BELAKANG Nyeri paska bedah masih merupakan masalah utama bagi penderita karena setelah obat anestesi hilang efeknya, penderita akan merasakan sakit Nyeri bersifat subjektif,

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada zaman modern ini, seluruh dunia mengalami pengaruh globalisasi dan hal ini menyebabkan banyak perubahan dalam hidup manusia, salah satunya adalah perubahan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Intensive Care Unit (ICU). Tingginya biaya perawatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Nyeri paska bedah masih merupakan masalah utama bagi penderita karena setelah obat anestesi hilang efeknya, penderita akan merasakan sakit. Nyeri bersifat subjektif,

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah suatu respon dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu rangsang atau infeksi yang dilakukan oleh pembuluh darah dan jaringan ikat. Tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swamedikasi 1. Definisi Swamedikasi Pelayanan sendiri didefinisikan sebagai suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama di dalam sistem pelayanan kesehatan. Termasuk di dalam

Lebih terperinci

Uji klinis mengenai efektivitas obat ini pada suppurativa hidradenitis saat ini (2009) sedang berlangsung [11].

Uji klinis mengenai efektivitas obat ini pada suppurativa hidradenitis saat ini (2009) sedang berlangsung [11]. Tnf inhibitor Tumor necrosis factor (TNF) mempromosikan respon inflamasi, yang pada gilirannya menyebabkan banyak masalah klinis yang terkait dengan gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis, ankylosing

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artritis gout merupakan suatu penyakit peradangan pada persendian yang dapat diakibatkan oleh gangguan metabolisme (peningkatan produksi) maupun gangguan ekskresi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada lapisan lambung. Berbeda dengan dispepsia,yang bukan merupakan suatu diagnosis melainkan suatu

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulpitis merupakan salah satu penyakit pulpa (Ingle dkk., 2008) yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 menunjukkan

Lebih terperinci

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati. memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati. memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan keanekaragaman hayati memampukan pengobatan herbal tradisional berkembang. Masyarakat umum mulai memanfaatkan kembali bahan-bahan alami seiring

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM

FARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM FARMAKOTERAPI TUBERCULOSIS (TBC) H. M. Bakhriansyah,, dr., M.Kes Bagian Farmakologi Fak Kedokteran UNLAM TUBERCULOSIS 1 st line drugs rifampin (R), isoniazid (H) dan pirazinamid (Z). Obat first line supplemental:

Lebih terperinci

RA adalah bentuk penyakit autoimmun yang paling sering dijumpai dan diderita oleh lebih dari 6 juta orang di seluruh dunia.

RA adalah bentuk penyakit autoimmun yang paling sering dijumpai dan diderita oleh lebih dari 6 juta orang di seluruh dunia. Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis Apakah Rhumatoid artritis itu? RA adalah penyakit autoimun yang progresif, ditandai dengan adanya inflamasi pada sendi. Inflamasi ini menyebabkan hilangnya bentuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Udema (Inflamasi) Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing, kerusakan jaringan. Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis,

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi hiperurisemia pada populasi manusia cukup tinggi. Studi di Amerika tahun 2011 menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 21,2% pada pria dan 21,6%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu penyakit yang memiliki penyebaran di seluruh dunia. Individu yang terkena sangat sering tidak menunjukkan gejala untuk jangka waktu panjang,

Lebih terperinci