Perbedaan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Perilaku Merokok Di SMA Negeri 4 Tuban 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Perilaku Merokok Di SMA Negeri 4 Tuban 2012"

Transkripsi

1 Perbedaan Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Perilaku Merokok Di SMA Negeri 4 Tuban 2012 Differences Extension with Lecture Method and Discussion Against Smoking Behavior in SMAN 4 Tuban in 2012 Mariyatul Qiftiyah STIKES NU TUBAN ABSTRAK Pada abad sekarang ini merokok telah menjadi problem sosial di tengah masyarakat. Konsumsi rokok di Indonesia tahun 2002 berjumlah 182 milyar. Menurut WHO pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar yang terdiri dari 47 % adalah pria, 4 % adalah wanita dan 49 % adalah anak-anak. Untuk menangani masalah ini beberapa usaha dapat dilakukan antara lain dilakukan promosi kesehatan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan dengan menggunakan metode yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi dalam meningkatkan sikap siswa tentang bahaya merokok. Penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan quasi experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Tuban. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Cara pemilihan sampel dengan tekhnik simple random sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan α = 0,01. Dari analisa data menggunakan SPSS Versi 11.6 didapatkan hasil Nilai Z perlakuan ceramah (- 3,201) > dari nilai Z perlakuan diskusi (- 3,298) menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan metode diskusi secara signifikan (p < 0,01) memberikan dampak positif yang lebih nyata terhadap peningkatan sikap tentang bahaya merokok pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Tuban. Kesimpulannya penyuluhan dengan metode diskusi lebih efektif daripada metode ceramah dalam meningkatkan sikap tentang bahaya merokok. Disarankan kepada pihak sekolah maupun pihak yang bertugas memberikan penyuluhan mengadakan penyuluhan lebih lanjut menggunakan metode diskusi, mengingat semakin tingginya angka kejadian merokok pada pelajar di Indonesia. Kata kunci : ceramah, diskusi, sikap, rokok ABSTRACT In this century smoking has become social problems in the community. Cigarette consumption in Indonesia in 2002 amounted to 182 billion. According to the WHO in 2009 reached 1.1 billion consisting of 47% were male, 4% were female and 49% are children. To address this problem several attempts to do health promotion among others about the dangers of smoking to health by using appropriate methods. The purpose of this study was to determine the effectiveness of counseling with a lecture and discussion on improving students' attitudes about the dangers of smoking. This study is a survey of analytic quasi experimental approach. The population in this study was a class XI student at SMAN 4 Tuban. Study sample were 30 respondents. How sampling with purposive sampling technique. Instruments used questionnaires. Data were analyzed with the Wilcoxon Signed Rank Test with significance (p <0.01). From the analysis of data using SPSS version 11.6 result Z value treatment 1 (lecture) ( )> Z value of treatment 2 (discussion) ( ) indicates that the extension using the method of discussion was significantly (p <0.01) give more tangible positive impact on attitudes about the dangers of smoking increased in class XI IPS SMAN 4 Tuban. In conclusion counseling with discussion method is more effective than the lecture method in improving attitudes about the dangers of smoking. It is suggested that the school nor the parties responsible for providing counseling held further elucidation using the method of discussion, given the high incidence of smoking in students in Indonesia. Keywords: lectures, discussions, attitude, cigarette PENDAHULUAN Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara social. Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu. Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan Perilaku dan perbuatanperbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja. Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering terjadi adalah perilaku merokok. Perilaku yang mereka lakukan tersebut tidak sesuai dengan perilaku kesehatan yang seharusnya dilakukan. Padahal tidak sedikit dari mereka mengetahui dampak buruk dari merokok. Namun, bagi mereka hal tersebut merupakan sebuah kebiasaan yang mengenakkan bagi mereka, sehingga mereka sulit untuk mengubah perilaku tersebut. Hal tersebut sebenarnya sudah diantisipasi dengan cara menggiatkan berbagai bentuk kegiatan

2 pemberian informasi baik melalui penyuluhan maupun media massa. Tetapi angka kejadian merokok pada remaja tetap tinggi dan cenderung semakin meningkat. Jumlah perokok di dunia menurut WHO pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar yang terdiri dari 47 % adalah pria, 4 % adalah wanita dan 49 % adalah anak-anak. Menurut Dr. Robert Kim-Farley, utusan WHO di Jakarta, terdapat pergeseran prosentase perokok dari wanita dan pria ke wanita dan anak-anak. Sedangkan survey yang dilakukan di Indonesia menunjukkan angka beragam yaitu 4 % anak sekolah dan 2,9 % mahasiswa merokok. Di Indonesia banyak pemandangan remaja merokok baik di tempat umum dan di rumahnya sering kali terlihat, sekitar 15% remaja Indonesia telah merokok. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada siswa laki-laki kelas 1 di SMA Negeri 4 Tuban didapatkan, dari 50 siswa yang disurvei, sebanyak 26 siswa merokok (52 %). Serta berdasarkan keterangan yang didapat dari guru BK SMA Negeri 4 Tuban jumlah siswa yang merokok mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, untuk tahun 2011 jumlah siswa SMA Negeri 4 Tuban yang merokok sebesar kurang lebih 40%, prosentase tersebut bertambah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar kurang lebih 38,5%. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya membakar uang apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri. Safarino menyatakan bahwa merokok menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. 1 Perilaku merokok pada remaja bisa diminimalisir dan dirubah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku adalah adalah faktor pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun informal yaitu termasuk penyuluhan. Metode yang sering digunakan dalam memberikan penyuluhan adalah metode ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Namun dalam kenyataannya dengan metode tersebut tidak banyak memberikan perubahan yang signifikan pada sasaran penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan dengan metode ceramah, yang berperan aktif adalah penyuluh untuk mempengaruhi sasaran. Selain metode ceramah, adapula metode lain yang lebih efektif dalam merubah pengetahuan, sikap bahkan perilaku namun jarang digunakan dalam memberikan penyuluhan yaitu metode diskusi. Diskusi merupakan suatu pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah serta membahas satu topik yang menjadi perhatian umum dimana masingmasing anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan pendapat. Dengan jumlah anggota diskusi 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) orang. Dalam teori dijelaskan bahwa diskusi sebagai metode penyuluhan kelompok memiliki nilai lebih dibandingkan dengan metode penyuluhan melalui media massa, karena dengan metode diskusi umpan balik dapat diperoleh secara langsung. Hal ini akan menghilangkan atau mengurangi salah persepsi antara audience dengan penyuluh. Disamping itu interaksi dalam diskusi memungkinkan terjadinya tukar pengalaman maupun pengaruh antar anggota kelompok serta memberikan kesempatan bagi penyuluh untuk mempengaruhi sasarannya. Diskusi dapat merubah perilaku seseorang, hal ini dimulai dengan perubahan pengetahuan pada seseorang setelah diberikan penyuluhan tentang suatu informasi, pengetahuan tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi sikap sehingga akan terbentuk suatu perilaku baru. Salah satu bentuk tindakan untuk mengurangi kejadian merokok pada remaja adalah dengan memberikan penyuluhan. Dengan memberikan penyuluhan diharapkan akan bisa menambah pengetahuan remaja tentang merokok, sehingga remaja akan berpikir ulang saat mempunyai keinginan merokok, dan bagi remaja yang sudah merokok, akan bisa mengurangi kebiasaannya tersebut. Berdasarakan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode diskusi terhadap pengetahuan dan sikap merokok. Sehingga diharapkan pula akan mempengaruhi perilaku merokok. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test- post-test group design adalah merupakan penelitian dengan cara melakukan observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Kelompok pertama diberi perlakuan ceramah. Kelompok kedua diberi perlakuan diskusi. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (pre-test dan post-test) pada kedua kelompok. 2

3 Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok. Negeri 4 Tuban Bulan Agustus Tahun HASIL PENELITIAN Perilaku Merokok Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban Sebelum Diberikan Perlakuan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Sebelum Perlakuan di SMA Negeri 4 Tuban Bulan Agustus Tahun 2012 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan dari 29 responden, sebagian besar 19 responden (63,33 %) mempunyai perilaku merokok cukup. Perilaku Merokok Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban Setelah Diberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan dengan Metode Ceramah Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Setelah Diberikan Perlakuan Setelah Diberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan Dengan Metode Ceramah di SMA Dari Tabel 2 menunjukkan dari 15 responden, sebagian besar 11 responden (73,33 %) mempunyai perilaku merokok cukup. Perilaku Merokok Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban Setelah Diberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan dengan Metode Diskusi Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Setelah Diberikan Penyuluhan Berupa Penyuluhan dengan Metode Diskusi di SMA Negeri 4 Tuban Bulan Agustus Tahun 2012 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan dari 29 respo Dari tabel 3 menunjukkan dari 14 responden, mayoritas 13 responden (92,86 %) mempunyai perilaku baik. Perbedaan Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Perilaku Merokok di SMA Negeri 4 Tuban Tabel 4. Perbedaan Perilaku Merokok Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan Dengan Metode Ceramah di SMA Negeri 4 Tuban Bulan Agustus 2012 Tabel 5. Perbedaan Perilaku Merokok Sebelum dan Sesudah Diberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan Dengan Metode Diskusi di SMA Negeri 4 Tuban Bulan Agustus 201

4 Berdasarkan tabel di atas untuk metode ceramah, sebelum diberikan perlakuan, yang mempunyai perilaku baik sebanyak 2 (13,33 %) dan sesudah diberikan perlakuan menjadi sebanyak 3 (20 %). Dan metode diskusi, sebelum diberikan perlakuan, yang mempunyai perilaku baik sebanyak 3 (20 %) dan sesudah diberikan perlakuan menjadi sebanyak 13 (92,86 %). ANALISIS HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penyajian data di atas terdapat dua kelompok yaitu kelompok dengan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dan kelompok dengan perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi. Dari data di atas terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dan perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi. Pada kelompok perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan sedangkan pada kelompok perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi terdapat perbedaan yang cukup signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan Hasil analisa data dengan bantuan program komputer SPSS versi 11,5 didapatkan untuk perlakuan metode ceramah nilai Z = - 3,201, p = 0,001 H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan perilaku merokok sebelum dan sesudah diberi perlakuan 1 yaitu penyuluhan dengan metode ceramah dan untuk perlakuan metode diskusi didapatkan nilai Z = - 3,298, p = 0,001 H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan perilaku merokok sebelum dan sesudah diberi perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi. Nilai Z perlakuan 1 ( - 3,201) > dari nilai Z perlakuan 2 ( - 3,298) artinya perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi lebih efektif dalam merubah perilaku merokok daripada perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi. PEMBAHASAN 1. Identifikasi Perilaku Merokok Siswa Laki-laki Kelas XI IPS yang Merokok di SMA Negeri 4 Tuban Sebelum Diberikan Perlakuan Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa dari 29 siswa laki-laki kelas XI IPS yang merokok yang diteliti dengan pembagian 15 siswa untuk perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dan 14 siswa untuk perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi didapatkan bahwa pada siswa laki-laki kelas XI IPS SMA Negeri 4 Tuban dengan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah sebanyak 10 (66,67 %) siswa yang mempunyai perilaku merokok cukup, 3 (20,0 %) siswa yang mempunyai perilaku kurang, dan 2 (13,33 %) yang mempunyai perilaku baik. Dan untuk perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi sebanyak 9 (64,29%) siswa yang mempunyai perilaku merokok cukup, 3 (21,41%) siswa yang mempunyai perilaku baik, dan 2 (14,3%) yang mempunyai perilaku kurang. Menurut Erikson perilaku merokok pada remaja berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa-masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. 3 Dari berbagi aspek, mudhorot atau bahaya merokok lebih banyak daripada manfaatnya. Dari segi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain. Bahaya-bahaya tersebut akan bertambah buruk saat Perilaku merokok tersebut dimulai dari usia remaja. Bahkan pada bungkus rokok pun terdapat seruan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan dan dikatakan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, jantung, gangguan kehamilan dan janin. Hal ini menunjukkan betapa rokok memiliki resiko yang sangat tinggi bagi kesehatan. Dilihat dari sisi ekonomi, merokok pada dasarnya membakar uang apalagi jika hal tersebut dilakukan remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri. Safarino menyatakan bahwa merokok menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. 3 Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi banyak faktor yang mendukung terutama disebabkan karena masa remaja merupakan masa transisi dimana rasa keingintahuan mengenai sesuatu sangat tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh pergaulan sekitar, pola pikir yang masih labil dan kurangnya informasi yang didapat mengenai perilaku merokok. Pada kenyataannya salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi kejadian ini adalah dengan memberikan informasi mengenai bahaya merokok. Namun terkadang metode yang digunakan dalam memberikan informasi tersebut kurang tepat sehingga materi yang disampaikan tidak diserap remaja dengan baik. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata memang benar, hampir seluruh siswa yang menjadi responden mempunyai perilaku merokok yang kurang baik. Hal ini didukung karena lingkungan yang mayoritas adalah perokok dan juga karena kurangnya informasi yang didapat mengenai bahaya merokok.. 2. Identifikasi Perilaku Merokok Sesudah Diberikan Penyuluhan Dengan Metode Ceramah Banyak cara yang bisa dilakukan seseorang untuk merubah perilaku (sikap). Salah satunya adalah dengan pemberian informasi (penyuluhan). Pada pelaksanaan penyuluhan juga terdapat berbagai macam metode yang bisa digunakan. Salah satunya adalah dengan metode ceramah. Menurut M.Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah adalah tekhnik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Menurut Mahfudz Sholahudin dkk, metode ceramah adalah suatu penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau kelompok. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar ke pelajar (pengajar aktif pelajar

5 pasif). Metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan dalam memberikan penyuluhan. Metode ceramah bisa digunakan pada sasaran yang berpendidikan rendah maupun tinggi dan sangat cocok digunakan pada penyuluhan dengan menyampaikan pesan yang berupa fakta dan jumlah murid atau audiens yang terlalu banyak. Menurut M. Basyiruddin Usman metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan diantaranya yaitu suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid atau audiens melakukan aktifitas yang sama, sehingga guru atau penyuluh dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif, tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat, murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan, pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak, melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat, dapat memberikan motivasi dan dan dorongan kepada siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok, tetapi jika waktu masih panjang maka dapat dijelaskan lebih mendetail. Namun disamping beberapa kelebihan, metode ceramah juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya yaitu interaksi bersifat centered (terpusat pada guru), guru kurang dapat mengetahui secara pasti sejauh mana murid telah menguasai bahan ceramah, mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru, siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh guru jika berisi istilah-istilah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat, guru berperan lebih aktif dan murid pasif, bila guru menyampaikan bahan sebanyakbanyaknya dalam waktu yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang. Pemberian informasi (penyuluhan) dengan metode ceramah dapat menambah pengetahuan seseorang akan suatu hal, dalam hal ini adalah informasi tentang rokok. Dalam prosesnya, perubahan pengetahuan itupun akan diikuti dengan perubahan sikap. Dan pada akhirya perubahan sikap dan berlangsung terus menerus itulah yang membentuk suatu perilaku baru. Metode ceramah cukup efektif digunakan karena pemegang kendali dalam metode ini adalah penyuluh sehingga meminimalkan risiko pembahasan yang keluar dari materi yang dikehendaki. Disamping itu dalam pelaksanaannya, penyuluhan dengan metode ceramah disertai dengan alat bantu misal lembar balik, gambar, sehingga audiens lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa dengan melakukan penyuluhan menggunakan metode ceramah terjadi perubahan pada perilaku siswa laki-laki kelas XI IPS SMA Negeri 4 Tuban, namun tidak terlalu signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan responden kurang memperhatikan materi yang disampaikan, siswa laki-laki kelas XI IPS SMA Negeri 4 Tuban jenuh, kurangnya kontrol dari penyuluh terhadap audiens, sehingga informasi yang didapat tidak maksimal dan mempengaruhi perilaku mereka terhadap bahaya rokok. Oleh sebab itu pada metode ini yang paling penting diperhatikan adalah peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan dan membuat audiens tetap tertarik terhadap materi yang disampaikan sehingga audiens memahami isi dari materi yang disampaikan. Serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan status gizi balita Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan perilaku merokok sesudah diberikan penyuluhan dengan metode diskusi yaitu dari siswa yang mempunyai perilaku baik sebanyak 3 (20 %) menjadi 13 (92,86 %). Metode diskusi merupakan salah satu metode yang bisa digunakan dalam memberikan penyuluhan namun jarang digunakan. Diskusi merupakan salah satu cara yang efektif untuk merubah sikap dan perilaku seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah cara belajar mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi. Menurut Maidar G.Arsjad dan Mukti U.S diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian, kesepakatan dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Menurut Zuhairini dkk metode diskusi adalah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Menurut Armai Arief di dalam bukunya Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi antara lain suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti : sikap, toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis dan lain sebagainya, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengalami proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan, siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam musyawarah, membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik, tidak terjebak pada pemikiran individu yang kadang-kadang salah, dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan/pemikiran orang lain. Disamping kelebihan tersebut ada beberapa kekurangan metode diskusi yaitu menurut Roetiyah N.K di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar disebutkan bahwa kekurangan metode diskusi adalah terkadang bisa terjadi adanya

6 pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama, dalam diskusi menghendaki pembuktian logis yang tidak terlepas dari fakta-fakta, tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI IPS SMA Negeri 4 Tuban setelah diberikan penyuluhan dengan menggunakan metode diskusi. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu peserta adalah pengamat yang lebih baik daripada penyuluh dalam penyelesaian praktis, hal ini terjadi karena peserta adalah orang yang merasakan langsung masalah-masalah yang mereka hadapi, dalam diskusi kelompok ada hubungan yang kuat antara pengetahuan dengan praktek sehari-hari, yang biasanya tidak terdapat dalam metode lain seperti ceramah atau media massa, bahasa yang digunakan dalam diskusi lebih akrab bagi peserta, sehingga memungkinkan peserta tidak malu untuk berbicara, peserta dapat memberikan pertanyaan, menyampaikan gagasan atau memperbaiki pernyataan yang pernah diungkapkannya terdahulu, peserta diskusi berkesempatan untuk menemukan aspek masalah yang tidak diketahuinya. Hal ini akan memungkinkan peserta untuk mengadopsi pemecahan masalah yang dibicarakan dalam kelompok, peserta biasanya lebih tertarik karena dapat memberikan kontribusi pada penentuan masalah yang akan didiskusikannya. Namun disamping itu ada juga beberapa kekurangan penyuluhan dengan metode diskusi diantaranya adalah Alih informasi akan memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan demonstrasi atau metode ceramah, karena jumlah sasaran yang terlibat dalam diskusi terbatas, terdapat peserta yang dominan berbicara atau bahkan kurang berbicara sama sekali, sehingga ketangkasan penyuluh sangat diperlukan untuk menghindarkan masalah seperti ini. 4. Perbedaan penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap perilaku merokok Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test yang menggunakan teknik Simple Random Sampling pre test post test group design, dengan tingkat kemaknaan ρ = 0,01 dimana T hitung > T tabel berarti H 0 ditolak artinya terdapat perbedaan antara penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap perilaku merokok dan secara statistik perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi lebih baik dari perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah. Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan perubahan perilaku merokok sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dengan perubahan perilaku merokok sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode diskusi. Dari keseluruhan siswa yang diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah sebanyak 15 siswa, sebelum diberikan perlakuan, yang mempunyai perilaku baik sebanyak 2 (13,33 %) dan sesudah diberikan perlakuan menjadi sebanyak 3 (20 %). Dan dari keseluruhan siswa yang diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi sebanyak 14 siswa, sebelum diberikan perlakuan, yang mempunyai perilaku baik sebanyak 3 (20 %) dan sesudah diberikan perlakuan menjadi sebanyak 13 (92,86 %). Menurut M. Basyiruddin Usman metode ceramah efektif untuk menambah pengetahuan mengenai suatu hal, sehingga juga akan mempengaruhi sikap orang tersebut, hal ini dikarenakan metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan diantaranya yaitu suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid atau audiens melakukan aktifitas yang sama, sehingga guru atau penyuluh dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif, tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat, murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan, pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak, melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat, dapat memberikan motivasi dan dan dorongan kepada siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok, tetapi jika waktu masih panjang maka dapat dijelaskan lebih mendetail. Namun disamping beberapa kelebihan, metode ceramah juga mempunyai beberapa kekurangan, sehingga walaupun dapat merubah sikap seseorang, namun perubahan yang ditunjukkan tidak terlalu besar. Diantara kekurangannya yaitu interaksi bersifat centered (terpusat pada guru), guru kurang dapat mengetahui secara pasti sejauh mana murid telah menguasai bahan ceramah, mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru, siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh guru jika berisi istilah-istilah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat, guru berperan lebih aktif dan murid pasif, bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang. Dibandingkan dengan metode ceramah, metode diskusi menunjukkan perubahan yang lebih nyata dalam hal merubah sikap seseorang mengenai suatu hal. Hal ini dikarenakan metode diskusi mempunyai beberapa kelebihan sehingga memaksimalkan alih informasi mengenai suatu masalah. Menurut Armai Arief di dalam bukunya Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi antara lain suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti : sikap, toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis dan lain sebagainya, kesimpulan hasil

7 diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengalami proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan, siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam musyawarah, membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik, Tidak terjebak pada pemikiran individu yang kadang-kadang salah, dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan/pemikiran orang lain. Disamping kelebihan tersebut ada beberapa kekurangan metode diskusi yang juga bisa menyebabkan lambat atau gagalnya alih informasi mengenai suatu hal. Adapun kekurangannya menurut menurut Roetiyah N.K di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar yaitu kekurangan metode diskusi adalah terkadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama, dalam diskusi menghendaki pembuktian logis yang tidak terlepas dari fakta-fakta, tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar Maka dari sini dapat diketahui dengan jelas bahwa dengan diberikannya perlakuan (penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi) pada siswa laki-laki yang merokok dapat merubah perilaku (sikap) yang dimiliki dalam hal merokok. Dan diantara kedua metode penyuluhan yang digunakan, yang lebih efektif dalam merubah perilaku (sikap) adalah penyuluhan dengan metode diskusi. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, bahwa penyuluhan dengan metode diskusi lebih efektif digunakan untuk mengubah sikap seseorang dikarenakan beberapa kelebihan dari metode diskusi dibanding dengan metode ceramah ataupun metode yang lain. 1. Komalasari, Dian & Helmi, Avin Fadilla. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi (28: 37 : 47), Arief, Armai. Pengantar dan Metodologi Pendidikan. Ciputat Pers. Jakarta, Komalasari, D & Helmi, A.F. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi UGM. No. 2, 200 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : Adapun kesimpulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban sebelum diberi perlakuan yang terbanyak adalah perilaku merokok cukup sebanyak 20 siswa (66,67 %) 2. Perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban sesudah diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah adalah perilaku baik sebanyak 3 siswa (20 %) 3. Perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban sesudah diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode diskusi adalah perilaku baik sebanyak 13 siswa (92,86 %) 4. Terdapat perbedaan penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap perilaku merokok siswa laki-laki kelas XI IPS di SMA Negeri 4 Tuban. Dan metode yang lebih efektif dalam merubah perilaku (sikap) merokok adalah penyuluhan dengan metode diskusi. DAFTAR PUSTAKA

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 THE COMPARISON BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO SMOKING OF PRIVATE SENIOR HIGH

Lebih terperinci

Interactive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior

Interactive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior Interactive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Perilaku Tidak Merokok Suharto Ronald

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS Meningkatkan Prestasi Belajar (Ali Akbar Yulianto) 1 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS IMPROVING K3 SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT AT SMK COKROAMINOTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, dan rasa percaya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR EFFECT OF APPLICATION COOPERATIVE LEARNING MODEL ON

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Murid Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru Upaya Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Melalui Metode Diskusi Pelajaran PKN Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru Hj. ROSMAIDA, S.Pd Guru SD Negeri 153 Pekanbaru rosmaida_sukses@gmail.com Abstrak Kemampuan

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE DI KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN (Penelitian Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Punung Kabupaten Pacitan Tahun Ajaran 2013/2014)

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 Maria Justitia Parantika, 2014 Pembimbing I : Dr. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

BAYU ADHY TAMA K

BAYU ADHY TAMA K PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN SISWA KELAS X SMA NEGERI PUNUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL Oleh: BAYU ADHY TAMA K3109019

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES Siskawati Dewi Purba dan Eidi Sihombing Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan siskapurba20@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Maharani

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG,

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA-SISWI KELAS 4-6 SDN X DI KOTA BANDUNG, 2010 Taufiq Nashrulloh, 2010. Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked

Lebih terperinci

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG KEHAMILAN REMAJA DI SMAN 5 DENPASAR

EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG KEHAMILAN REMAJA DI SMAN 5 DENPASAR EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG KEHAMILAN REMAJA DI SMAN 5 DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Bhian Rangga J.R 1,Djoko Subandriyo 2, dan Danang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di seluruh dunia. Sebanyak 47% perokok didunia adalah pria, sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : DALU BANGUN FRIDEWA

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, dalam segi fisik, kognitif, sosial ataupun emosional. Masa remaja dibagi menjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Rancangan dan Uji Coba Konseling Individu untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dalam Bekerja pada Guru Tetap SMAK X Jakarta. Maksud penelitian adalah mengujicobakan

Lebih terperinci

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO

PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO PERILAKU TENTANG ROKOK DARI SISWA SMA NEGERI I MANADO Oeiyano, J. V. F * B.S. Lampus, M. R. Sapulete, Ronald I. Ottar + Abstract Smoking is a habit that is very common among the people, even for certain

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 INCREASE MOTIVATION TO LEARN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH PENGARUH INTERVENSI PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN METODE PEER GROUP MELALUI PERAN STUDENT ADVISOR PADA SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH II MOYUDAN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK Umi Chasanah (miu_mutzz44@yahoo.com) Syaifuddin Latif Shinta Mayasari ABSTRACT

Lebih terperinci

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban Correlated between Education in Playgroup with Childern Emotional Growth in Hidayah Kindergarten

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol. 5 No. 1 Januari 2018 P-ISSN : 2339-2258 (Print) E-ISSN: 2548-821X (Online) http://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/jpe PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

DINATIA BINTARIA S NIM.

DINATIA BINTARIA S NIM. PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA TAHUN 2011 Oleh: DINATIA BINTARIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: ASRI NAFI A DEWI X4307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Gafur AH, Larasati TA, Apriliana E Medical Faculty of Lampung University

Gafur AH, Larasati TA, Apriliana E Medical Faculty of Lampung University Effectiveness Methodic Discourse to Increase Science and Attitude about Smoking and Lurching Smoking at SDN 1 Panjang Utara District Panjang Bandar Lampung Gafur AH, Larasati TA, Apriliana E Medical Faculty

Lebih terperinci

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning JMEL 3 (1) (2014) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME BERBASIS MEDIA PERAGA

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING SERVICES GROUP IN SMP MUHAMMADIYAH pengajaran 28 BARUS di sekolah secara ACADEMIC YEAR 2015-2016 keseluruhan serta meningkatkan ASMARYADI, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Merokok merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat karena merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular,

Lebih terperinci

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016 1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016 EFEKTIVITAS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM UPAYA PENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: EVA JAYA ESTRIANA 201310104234 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Demikian pentingnya

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) J. Kesehat. Masy. Indones. 10(1): 2015 ISSN 1693-3443 PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK) Risti Dwi Arfiningtyas 1

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* ) IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA PENGARUH LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA Novi Wahyu Hidayati Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP-PGRI Pontianak Jl Ampera Kota Baru No. 88 Telp.(0561)748219

Lebih terperinci

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Melalui Pendekatan Ekspositori dan Proses (Studi Eksperimen pada Konsep Sistem

Lebih terperinci

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Universitas Sam Ratulangi Manado   Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Perbandingan efektivitas dental health education metode ceramah dan metode permainan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Dewi Susanti 1,2, Deni K Sunjaya 1,3, Insi Farisa Desy Arya 1,3 1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Oleh : KESHVINDER SINGH

Lebih terperinci

TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS

TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS TAHAP PERILAKU MEROKOK PADA SISWA THE PHASE OF SMOKING BEHAVIOR TO STUDENTS Dheki Oktria Wendyanto, Sandy Kurniajati STIKES RS Baptis Kediri (sandikurniajati@yahoo.co.id) ABSTRAK Merokok merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari beberapa sudut pandang perilaku merokok sangatlah negatif karena perilaku tersebut merugikan, baik untuk diri individu itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bahaya yang mengancam anak, remaja dan wanita Indonesia. Mengkonsumsi rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN KAMPANYE ANTI ROKOK DAN INTENSITAS KOMUNIKASI SIGNIFICANT OTHERS DENGAN SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK

HUBUNGAN TERPAAN KAMPANYE ANTI ROKOK DAN INTENSITAS KOMUNIKASI SIGNIFICANT OTHERS DENGAN SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK HUBUNGAN TERPAAN KAMPANYE ANTI ROKOK DAN INTENSITAS KOMUNIKASI SIGNIFICANT OTHERS DENGAN SIKAP UNTUK BERHENTI MEROKOK Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan

Lebih terperinci

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 1 INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015 Randi Gunola 1, Tri Umari 2, Raja Arlizon 3 E-mail:

Lebih terperinci

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By: 0 The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang By: Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir** *Geography Education

Lebih terperinci

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR 2015-2016 Sukatno, M.Pd Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan Email:

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research

Lebih terperinci

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Novita Susanti, Jimmi Copriady dan Islamias Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWAPADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 12 PEKANBARU Novita Susanti, Jimmi Copriady dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI PADA X SMA NEGERI 1 HILIRAN GUMANTI Oleh WILDAYATI BP/NIM: 2008/05640 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH Dian Pratiwi (dianpratiwiherman@yahoo.co.id) ¹ Muswardi Rosra ² Ratna Widiastuti ³ ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA

SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA Di Kelas X SMKN Kebonagung Kecamatan Kebonagung Kabupaten Pacitan Oleh : AGUS SUSILO NIM: 13631372

Lebih terperinci

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA Mega Puspita 1), Gusmaweti 2), Azrita 2) 1) : Mahasiswa Program

Lebih terperinci

: ZAFIRAH FARIS NIM K

: ZAFIRAH FARIS NIM K BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) JURNAL Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Waode Sitti Asfiah Udu*, Putu Yayuk Widyani Wiradirani** *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH (Artikel Skripsi) Oleh Muji Aprilia Fitriani PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) 54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA

KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KEEFEKTIFAN TEKNIK BRAINSTORMING DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA Arlian Fachrul Syaputra 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas

Lebih terperinci

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa

ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK. Kata kunci: layanan penguasaan konten seting kelompok dengan media film, konsep diri positif, mahasiswa EFEKTIVITAS LAYANAN PENGUASAAN KONTEN SETING KELOMPOK DENGAN MEDIA FILM DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI ULUL AZAM BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DIHUBUNGKAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA, BANDUNG, 2006 Natalia Desiani, 2006. Pembimbing : Felix Kasim, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sheila Anggri Aswari 201410104073 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

110 Pengaruh Metode Demonstrasi dalam Model Pembelajaran Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 2 Galesong Selatan (Studi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sabagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak kandungan zat berbahaya di dalam rokok. Bahaya penyakit akibat rokok juga sudah tercantum dalam

Lebih terperinci

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017 PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATA KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPA. Oka Sandya Santi Email: ida.yani37@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui oleh individu dan terjadinya tidak dapat dihindari sepenuhnya. Pada umumnya, individu yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT (FKM) UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH TAHUN 2016 FACTORS AFFECTING SMOKING HABITS ON FACULTY STUDENTS

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN Efektivitas Penggunaan Modul... (Retno Fauziyah)1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOGA DASAR DI SMK NEGERI 1 KALASAN Penulis 1: Retno Fauziyah Penulis 2: Titin Hera Widi H,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK Anna Erliana Oetarman, 2010; Pembimbing I : dr. J. Teguh Widjaja, SpP. Pembimbing II :

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yola Setria Nengsih 1, Nurhadi 2, Diana

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DIKALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Oleh: MURSHIDAH 070100212 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci