BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)"

Transkripsi

1 BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) SD/MI KELAS IV STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan kecamatan Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan Menggambarkan struktur organisasi pemerintahan desa dan kecamatan. IV/1 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, Desa merupakan gabungan dari beberapa dusun. Pemerintahan desa terdiri atas Kepala Desa dan Badan Pemerintahan Desa (BPD) Desa dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan Kelurahan dipimpin oleh Lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa RW. Pemerintahan Kelurahan terdiri atas Lurah dan Dewan Kelurahan. Pemilihan Kepala Desa Dalam pemilihan Kepala Desa, calon Kepala Desa disyaratkan harus merupakan penduduk desa yang bersangkutan yang memenuhi syarat untuk menjadi kepala desa. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Desa dipilih secara langsung oleh 17

2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat si kap pihak sendiri atau pi hak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat diper caya, berkata dan bertin dak benar, mengungkap kan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. penduduk dari desa yang bersangkutan yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih. Di dalam memilih kepala desa ini.para pemilih seyogyanya memperhatikan kemampuan calon yang dipilih, serta keberpihakannya kepada rakyat atau warga desa. Jangan hendaknya memiilih kepala desa didasarkan pada imingiming uang (politik uang). Jika ini yang terjadi, maka bisa jadi kepala desa yang terpilih karena menggunakan politik uang, maka kemungkinan besar beliau akan memikirkan untuk kepentingannya sendiri, tidak memikirkan kepentingan masyarakat secara umum. Jika Kepala Desa dipilih berdasarkan atas kemampuan dan tidak menggunakan politik uang, maka dia pasti akan memikirkan kemajuan desa dan warganya beserta kesejahteraan warganya, ( jujur, tanggung jawab). Ia pun akan bekerja secara ikhlas demi kemajuan desa dan warga desanya(ikhlas). Dia pasti akan memenuhi janji-janjinya ketika kampanye (komitmen, konsekuen, kerja keras, kebersamaan). Selain itu Kepala Desa yang dipilih karena kemampuannya, di dalam menjalankan tugasnya tentu akan bekerja secara disiplin, jujur. Dia juga akan berlaku secara adil, serta berani mengambil resiko demi kepentingan desa dan warga desanya.. Sudah barang tentu kepala desa yang dipilih dengan cara tersebut pasti akan mempedulikan kemajuan desa dan warga desanya.(peduli). 18

3 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ m elanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpi hak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya 2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten,kot a, provinsi 2.1. Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan pemerintahan kabupaten, kota, 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa 1. Pemerintahan kabupaten/kota Pemerintahan Kabupaten/kota merupakan gabungan dari beberapa kecamatan yang ada di sekitarnya. Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Bupati/Walikota dan DPRD. 19

4 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI provinsi Mengambarkan strutur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi. b, Melaksanakan kebijakan didasarkan pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dipimpin oleh seorang bupati. Pemerintah Kota (Pemkot) dipimpin oleh seorang walikota. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota, juga pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam memilih calon pasangan ini hendaknya pemilih memperhatikan betul kemampuan pasangan calon yang bersangkutan, serta bagaimana tingkat kepedulian calon terhadap kemajuan daerahnya maupun tingkat kesejahteraan rakyatnya. Calon hendaknya tidak menggunakan uang sebagai iming-iming kepada pemilih agar memilih dirinya (politik uang). Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat.dalam Pemilu anggota-anggota DPRD ini cukup rawan dengan praktik politik uang. Calon bisa saja memberi sejumlah uang kepada calon pemilih, agar nantinya memilih dirinya. (aspek politik). Jika hal ini terjadi, maka sulitlah untuk memperoleh anggota dewan yang benar-benar memperhatikan dan peduli kepada masa pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara pemilih dengan yang dipilih akan berakhir setelah usai pemilu. 2. Pemerintahan Provinsi Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga pemerintahan, yaitu kepala daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat 20

5 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI 4. Hukum: a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembe banan sebagai akibat si kap pihak sendiri atau pi hak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak cu rang, tulus, dapat diper caya, berkata dan bertin dak benar, mengungkap kan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang ti dak berlebihan, tidak ba nyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai ke butuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu de ngan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat Daerah(DPRD). a. Gubernur Pemerintah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam memilih calon pasangan ini hendaknya pemilih memperhatikan betul kemampuan pasangan calon yang bersangkutan, serta bagaimana tingkat kepedulian calon terhadap kemajuan daerahnya maupun tingkat kesejahteraan rakyatnya. Calon hendaknya tidak menggunakan uang sebagai iming-iming kepada pemilih agar memilih dirinya (politik uang) b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan yang mempunyai fungsi, pengawasan, legalitas anggaran, pada pemerintahan daerah. Sementara DPRD anggota-anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat. Dalam Pemilu anggota DPRD ini cukup rawan dengan praktik politik uang. Calon bisa saja memberi sejumlah uang kepada calon pemilih, agar nantinya memilih dirinya. (aspek politik). Jika hal ini terjadi, maka sulitlah untuk memperoleh anggota dewan yang benar-benar memperhatikan dan peduli pada masa 21

6 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ m elanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemam puan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. pemilihnya. Jika ini terjadi, hubungan antara pemilih dengan yang dipilih akan berakhir setelah usai pemilu. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memi hak /tidak pilih kasih, berpi hak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, mem bela, memahami, mengha gai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya 3. Mengenal system pemerintahan tingkat pusat 3.1 Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan pemerintahan IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti Sistem pemerintahan di Indonesia mengenal adanya berbagai lembaga negara. Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah presiden. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan di Indonesia. 22

7 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dll. berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, menyimpang dari apa yang sudah diputuskan berwatak teguh, tidak HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS:bersih hati, tulus hati. TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan Sejak reformasi, presiden di negara kita dipilih langsung oleh rakyat. Seorang presiden bertanggung jawab penuh kepada rakyat. Oleh karena itu,meskipun presiden dipilih langsung oleh rakyat, dalam membuat kebijakan harus didasarkan pada kepentingan umum/bersama bukan mengutamakan kepentingan partai, ambisi pribadi atau kelompok tertentu. (dimensi politik) Setiap negara mempunyai bentuk dan sistem pemerintahan sendiri-sendiri. Ada yang berbentuk kerajaan dan ada pula yang berbentuk republik. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Artinya, kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Sedangkan sistem pemerintahan suatu negara disesuaikan dengan kondisi negara masingmasing. Untuk menyelenggarakannya, dibentuklah lembaga negara di Indonesia. Lembaga negara itu dalam membuat kebijakan/aturan tidak boleh deskriminasi, harus adil dan dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan. (dimensi hukum dan sosiologi) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga Negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dewan 23

8 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) tugas dengan sungguh-sungguh. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undang-undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Oleh karena begitu banyak tugas dan fungsi DPR, maka dalam menjalankan tugasnya DPR harus disiplin, jujur, dan tanggung jawab, sehingga kebijakan yang dibuat benar-benar membawa kemakmuran rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum. Tugas dan wewenang DPR antara lain: a. Membentuk undang-undang yang dibahas bersama presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Dalam membuat undang-undang harus memperhatikan kepentingan umum, tidak boleh mengikuti ambisi priadi. (dimensi politik) b. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memerhatikan pertimbangan DPD. Ketika memilih, DPR harus benar-benar selektif, artinya memilih orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi, jujur, sesuai bidangnya, tidak boleh KKN. (dimensi ekonomi, hukum, sosiologi) c. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial. Artinya, orang 24

9 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). yang diusulkan harus professional, dan ketika melanggar jangan segan-segan untuk memberhentikan. d. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi. Dalam memberi pertimbangan DPR harus benar-benar jujur, sportif, adil, tanggung jawab,dan berani sehingga tidak merugikan kepentingan umum 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya. IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, Arti globalisasi secara umum adalah suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain. Proses globalisasi akan membuat dunia menjadi seragam. Proses globalisasi juga akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia harus waspada menyikapi datangnya globalisasi. Jangan sampai kita terkikis oleh arus globalisasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan rasa kebersamaan. Misalnya, hilangnya rasa saling menolong antar teman (individualis), menggunakan HP tanpa 25

10 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS:bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, perhitungan sehingga boros, dan sebagainya. Ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di bidang ekonomi, para penentu kebijakan di negeri ini harus hati-hati jangan sampai terjerumus globalisasi ekonomi. Karena hal itu akan mematikan ekonomi kerakyatan, misalnya pasar tradisional, pengrajin, pengusaha kecil, dan para pedagang kecil di ligkungan masyarakat. (dimensi ekonomi). Globalisasi juga dapat meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, meningkatnya interaksi kultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional, pakaian, dan makanan). Jika generasi muda kita tidak berhati-hati menyikapi kultur yang masuk maka kita akan kehilangan jati dri sebagai bangsa Indonesia (dimensi sosial). Contoh lain pengaruh buruk dari adanya globalisasi adalah: Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia; masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri; banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif, dan dapat menghilangkan gaya hidup sederhana. Pada 26

11 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. hal gaya hidup sederhana merupakan warisan leluhur kita. Sikap antisipatif yang harus dibentengi adalah jangan sampai mengikuti gaya hidup seperti contoh tersebut. (dimensi sosiologi). Untuk dapat menghindari sikap hidup seperti itu kita harus bertekat dengan sungguh-sungguh. (nilai kerja keras) 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di 27

12 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS:bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Budaya merupakan warisan dari nenek moyang kita, oleh karena itu dengan penuh tanggung jawab, dengan komitmen yang tinggi, dan rasa kebersamaan, kita mempunyai kewajiban untuk tetap menjunjung tinggi dan melestarikannya. Globalisasi memengaruhi hampir semua bidang yang ada di masyarakat, termasuk di antaranya bidang sosial budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Nilai-nilai berkaitan dengan apa yang terdapat dalam alam pikiran. Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian yang merupakan bagian dari kebudayaan. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita harus berhati-hati dan waspada dalam menyikapi globalisasi jangan sampai kita hanyut oleh pengaruh-pengaruh globalisasi. Kita harus mempunyai tanggung jawab yang tinggi, sportif, tidak bergaya hidup mewah (sederhana). Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia. Awal mula dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini. 28

13 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan terjadi pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. Sebagai suatu bangsa kita juga harus berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara di dunia maka tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk ke bangsa Indonesia. Namun, tidak semua budaya asing dapat masuk ke Indonesia, karena masuknya budaya asing harus melewati penyaringan yang ketat. Penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan didasarkan pada cirri khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika budaya itu sesuai dengan budaya bangsa kita, silakan diterima. Namun, jika budaya itu tidak sesuai dengan budaya kita jangan diterima. (dimensi sosiologi) 29

14 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya IV/2 1 Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil, berani) b, Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani) c Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil, berani) 2. Sosiologi: a. Menepati janji (tanggung jawab) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas), KOMITMEN:Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS:bersih hati, tulus hati. Globalisasi berkembang sangat cepat dan sudah melanda keseluruh dunia. Globalisasi sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa menolak pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak, maka bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam pergaulan antarbangsa di dunia dan menjadi bangsa yang terbelakang. Namun, kita juga tidak boleh menerima segala hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang baik bagi bangsa Indonesia. Kita harus bisa lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang berpengaruh negatif. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk bagi 30

15 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI secara sehat (tanggung jawab, jujur, kerja keras) b. tidak menyuap (jujur) c. tidak boros dalam menggunakan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) b. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab) c. tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, disiplin) d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada perkembangan bangsa. Meskipun globalisasi terus berjalan kita tidak harus selalu mengikuti. Untuk dapat menyikapi globalisasi yang terus berkembang dengan pesat adalah dengan membentengi diri kita yaitu dengan agama. Dengan agama kita dapat mengendalikan diri kita dari segala pengaruh. Dengan hal-hal tersebut diharapkan kita dapat menyikapi dampak negatif dari globalisasi. Contoh budaya asing yang harus kita tolak antara lain gaya hidup berhura-hura (hedonistik) sikap atheis (tidak mengakui Tuhan), berpakaian yang sangat terbuka, individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi. Sebaliknya, terhadap budaya asing yang positif kita harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos kerja yang tinggi, menghargai waktu, dan menepati janji. Sebagai anggota masyarakat mau tidak mau tidak akan mengalami dampak dari globalisasi. Dampak yang kita alami dapat berupa dampak positif dapat pula bersifat negatif. Kuncinya terletak bagaimana kita menyikapi, apakah kita punya prinsip dalam hidup atau kita akan hanyut mengikuti arus globalisasi. Yang bagus adalah kita tetap mempunyai jati diri sebagai bangsa. (dimensi sosial) 31

16 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI e. tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan(tanggung jawab) f. tidak melakukan perusakan terhadap barang / fasilitas milik negara (tanggung jawab, peduli) g. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana) h. tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab). kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. 32

17 B. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS CONTOH INTEGRASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SILABUS SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) Satuan Pendidikan : SD Indonesia Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IV (empat) Semester : I (satu) Standar Kompetensi: Memahami Sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kecamatan KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT 1.1. Mengenal lembagalembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 1. Mengidentifikasi lembaga Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan kecamatan. 2. Menjelaskan perbedaan Pemerintahan Desa dan kelurahan. 3. Menjelaskan perbedaan tugas dan wewenang Pemerintahan Desa/ kelurahan dan kecamatan. 4. Menjelaskan tata cara pemilihan Kepala Desa. 5. Mengidentifikasi praktikpraktik negatif di dalam pemilihan Kepala Desa (politik uang/sogok/beli 1. Lembaga-lembaga Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Pemerintahan Kecamatan 2. Perbedaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan. 3. Tugas dan wewenang Pemerintahan Desa dan Kelurahan. 4. Tata cara Pemilihan Kepala Desa. 5. Contoh-contoh praktikpraktik negatif dalam pemilihan kepala desa. (Misalnya politik uang / sogok/ beli suara). 1. Mencatat dan merangkum arti Pemerintahan Desa/Kelurahan dan Kecamatan. 2. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga- lembaga dalam susunan pemerintahan desa. 3. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kelurahan 4. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai tata cara pemilihan Kepala Desa. 5. Berdiskusi mengenai apa 1. Penilaian Proses. Non tes Sikap dalam bentuk skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes tertulis bentuk uraian menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional. 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 33

18 suara. 6. Menunjukkan contoh sikap komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, dan jujur dalam menjalankan pemerintahan desa. 6.Contoh sikap komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, dan jujur dalam menjalankan pemerintahan desa. yang akan terjadi jika pemilihan kepala Desa terjadi politik uang. 6. Berdiskusi bagaimana seharusnya Pemerintah Desa menjalankan fungsinya (komitmen, konsekuen, tanggung jawab, adil, disiplin, jujur) 3.Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku Standar Kompetensi: 2.Memahami Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota, Provinsi KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT 2.1 Mengenal lembagalembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota, Provinsi 1. Menyebutkan nama Kecamatan yang ada di tempat tinggal peserta didik 2. Menyebut nama bupati/wali kota setempat. 3. Menyebutkan fungsi dari lembaga Legislatif, Eksekutif di Kabupaten/Kota 4. Menyebutkan fungsi lembaga Legislatif dan Eksekutif di Provinsi. 5. Menjelaskan tatacara pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, dan gubernur/wagub. 6. Mengidentifikasi kasus- 1. Nama-nama kecamatan yang ada di tempat tinggal peserta didik. 2. Nama bupai/walikota setempat. 3. Fungsi lembaga legislatif dan eksekutif Kabupaten/Kota, dan Propinsi. 4. Fungsi lembaga ekskutif dan legislatif di kabupaten/provinsi. 5. Tatacara pemilihan Bupati/Wabub, Walikota/Wagub. 6. Kasus-kasus yang mungkin muncul di dalam pemilihan Bupati/Wabup, 1. Mencatat dan menyebutkan nama-nama kecamatan di tempat tinggal pesert a didik. 2. Mencatat dan menyebutkan nama bupati/walikota setempat. 3. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembagalembaga dalam susunan pemerintahan Kabupaten, Kota, 4. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai lembagalembaga dalam susunan pemerintahan Provinsi 5. Mengkaji dari berbagai sumber mengenai pemilihan Bupati dan Wabup, Walikota dan Wakil Walikota, 1. Penilaian Proses Non tes skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes bentuk uraian menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarga-negaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku 34

19 KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER/ BAHAN/ ALAT kasus negatif yang mungkin muncul di dalam pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, Gubernur/ Wagub (mis politik uang, sogok, beli suara 7. Menunjukkan contoh sikap jujur, tanggung jawab, komitmen, adil, dan disiplin dalam menjalankan pemerintahan. Walikota/Wawali, Gubernur/Wagub. 7. Contoh sikap jujur dalam menjalankan roda pemerintahan. Gubernur dan Wakil Gubernur. 6. Berdiskusi mengenai apa yang akan terjadi jika pemilihan Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, dan Gubernur/Wagub terjadi politik uang/sogok/beli suara 7. Berdiskusi bagaimana seharusnya Pemerintah Kabupaten, Kota, Provinsi menjalankan fungsinya(komitmen, konsekuen, tanggungjawab, adil, disiplin, jujur). 35

20 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : Sekolah Dasar : Pendidikan Kewarganegaraan : IV/II : 4 x 35 menit Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal lembagalembaga Negara dalam susunan Pemerintahan tingkat pusat, seperti, MPR, DPR. Presiden, MA, MK dan BPK, dll. : 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian 1. Meneyebutkan lembaga-lembaga negara tingkat pusat. 2. Menjelaskan tentang wewenang,tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintahan pusat. 3. Menunjukkan contoh sikap jujur dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat. 1. Lembaga pemerintahan tingkat pusat. 2. Wewenang,tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintahan pusat. 3. Contoh sikap jujur dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat. 1. Mencari dari berbagai sumber tentang lembaga-lembaga negara tingkat pusat. 2. Mengidentifikasi dan mendiskusikan wewenang tugas dan tanggung jawab lembaga pemerintah pusat. 3. Mendiskusikan contoh sikap jujur dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pejabat tingkat pusat. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap. 2. Penilaian hasil a. Tes bentuk Pilihan Ganda. b. Tes bentuk uraian Alokasi Waktu 4 35 menit Sumber/Bahan/Alat 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. UU No. 10 Tahun Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku 36

21 Standar Kompetensi : 4. Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/ Alat 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkungannya 1. Menjelaskan pengertian globalisasi 2. Menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Menyebutkan pengaruh positif dan negatif akibat globalisasi di masyarakat. 4. Menunjukkan contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menghadapi globalisasi. 1. Pengertian globalisasi 2. Pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Pengaruh positif dan negatif akibat globalisasi di masyarakat. 4. Contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menyikapi globalisasi. 1. Menggali informasi tentang pengertian globalisasi dari berbagai sumber.(dari buku, internet, dll) 2. Mendiskusikan pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar. 3. Mendiskusikan pengaruh positif dan negatif globalisasi di masyarakat. 4. Mendiskusikan contoh sikap percaya diri dan mandiri dalam menyikapi globalisasi. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap. 2. Penilaian hasil. a. Tes bentuk Pilihan Ganda. b. Tes bentuk uraian 4 35 menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganega raan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan Nasional. 3. UU No. 10 Tahun

22 Kompetensi Dasar Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/ Alat 4. Berbagai kasus dari Koran, majalah, buku 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional. 1. Menjelaskan bermacam-macam budaya daerah Indonesia. 2. Menjelaskan budaya daerah yang ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. 3. Menunjukkan contoh sikap percaya diri terhadap kebudayaan Indonesia dalam kancah internasional. 1. Contoh bermacam-macam budaya Indonesia. 2. Contoh budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi internasional. 3. Contoh sikap percaya diri dalam mengakui budaya Indonesia dalam kancah internasional. 1. Menggali informasi tentang budaya daerah Indonesia dari berbagai sumber.(dari buku, internet, dll) 2. Mengidentifikasi dan mendiskusikan contoh budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi internasioanl. 3. Mengidentifikasi dan mendiskusikan tentang contoh sikap percaya diri dalam mengakui budaya Indonesia dalam kancah internasional. 1. Penilaian Proses Sikap dalam bentuk skala sikap 2. Penilaian Hasil Tes bentuk Pilihan Ganda. Tes bentuk uraian Pemberian Tugas 4 35 menit 1. Najib Sulhan, 2008, Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas IV, Departemen Pendidikan Nasional 2. Prayogo Bestari, Ati Sumiati, 2008, Menjadi Warga Negara yang Baik, Pendidikan Kewarganega raan SD/MI Kelas IV, Jakarta, Departemen Pedidikan 38

23 Kompetensi Dasar Indikator Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan/ Alat Nasional. 3. UUD UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Jakarta, 18 Juli 2011 Penyusun, Tim PKn SD 39

24 C. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) CONTOH 1 INTEGRASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA RPP SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Jumlah Pertemuan : SD Indonesia : Pendidikan Kewarganegaraan : IV/ I : 1 X (2 X 35 menit) I. Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem Pemerintahan Desa dan Pemerintah Kecamatan II. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. III. Indikator Pencapaian Kompetensi: 1. Menyebutkan perangkat desa. 2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa. 3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa. 4. Menceritakan salah satu contoh kerawanan yang mungkin terjadi dalam pemilihan kepala desa. 5. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik. 6. Menunjukkan contoh sikap jujur dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa. IV. Tujuan Pembelajaran: Melalui kegiatan pembelajaran dengan ekspositori, eksplorasi, elaborasi dan konformasi, peserta didik dapat: 1. Menyebutkan perangkat desa. 2. Menguraikan tata cara pemilihan kepala desa. 3. Menunjukkan kerawanan yang ada di dalam pemilihan kepala desa. 4. Menunjukkan ciri-ciri kepala desa yang baik. 5. Menyimulasikan pemilihan kepala desa di dalam kelas. 6. Menerapkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. 40

25 V. Materi Ajar: 1. Perangkat desa 2. Tata cara pemilihan kepala desa 3. Kerawanan pemilihan kepala desa. 4. Ciri-ciri kepala desa yang baik. 5. Contoh nilai-nilai dalam pemilihan kepala desa. 6. Contoh sikap jujur dalam pemilihan kepala desa serta dalam kehidupan sehari-hari. Integrasi Pendidikan Antikorupsi pada Materi Ajar: Penyebutan desa di Indonesia pada setiap daerah berbeda-beda. Ada yang menyebutnya "Nagari", seperti di Sumatera Barat, "Gampong"di Nanggroe Aceh Darussalam, "Lembang" di Sulawesi Selatan,"Kampung" di Kalimantan Selatan dan Papua, dan "Negeri" di Maluku. Di Jawa sebutan yang digunakan adalah Desa. Namun, ciri khas suatu desa tidak hilang. Siapakah yang menjalankan pemerintahan di desa? Desa merupakan bagian dari sebuah kecamatan. Salah satu lembaga yang ada di dalam pemerintahan desa adalah Kepala Desa (Lurah). Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk di desa tersebut. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang desa ini adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 tahun Kepala desa bukanlah seorang pegawai negeri sipil. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun. Ia dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah itu ia tidak boleh lagi mengikuti pemilihan calon kepala desa. Di dalam pemilihan calon kepala desa ini dapat timbul kerawanan, terutama kerawanan dalam bentuk politik uang (aspek politik). Jika ini yang terjadi, maka calon yang banyak uangnyalah yang jadi, dan ini belum tentu mempunyai kemampuan untuk memimpin. Dan ketika sudah jadi, karena sudah banyak mengeluarkan uang, maka kemungkinan di dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala desa tidak mendahulukan kepentingan rakyat, tetapi bisa jadi memikirkan kepentingannya sendiri, misalnya dalam bentuk usaha bagaimana caranya agar segera mengembalikan modal yang telah dikeluarkan, akhirnya bertindak tidak jujur, tidak adil, tidak peduli. 41

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 4 (empat)/1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Kompetensi Dasar : 1.1

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ) Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

Silabus. Teknik Menjelaskan hakikat Menjelaskan susunan. Berdiskusi tentang bentukbentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di lingkungan

Silabus. Teknik Menjelaskan hakikat Menjelaskan susunan. Berdiskusi tentang bentukbentuk pelaksanaan kehidupan demokrasi di lingkungan 24 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelas IV Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem desa dan 1.1 Mengenal dalam susunan Pemerintahan desa dan lembaga-lembaga Berdiskusi tentang bentukbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi. a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi. 18) yang dinamakan pendidikan yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi. a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi. 18) yang dinamakan pendidikan yaitu: BAB II KAJIAN TEORI A. Diskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Siswoyo dkk. (2007: 18) yang dinamakan pendidikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen V Lembaga-lemba a-lembaga a Negar ara Menur urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen Gambar 5.1 Kegiatan DPR Sumber: www.dpr.go.id Kamu barangkali sering melihat kegiatan sebagaimana gambar di atas. Mungkin kamu

Lebih terperinci

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Copyright (C) 2000 BPHN UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *14124 UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Mata Pelajaran : PKn Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : 50 butir Bentuk Soal : Pilihan Ganda : 45 butir Uraian : 5 No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PENYELENGGARA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu Disusun Oleh : Achmad Rifky Rusdiansyah (1003668) Adinda Yuristiana (1003736) Dini Cici

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 01 November 2014; disetujui: 01 Desember 2014 Terselenggaranya tata pemerintahan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. sesuai

Lebih terperinci

Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan I

Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan I Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan I No Aspek Yang di Observasi Kategori ya tidak Skor Nilai Guru : 1 Apakah dalam pembentukan kelompok sudah sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ( PKN ) Kelas : VI Semester : 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan sebagai Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah

Lebih terperinci

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan.

d. Mendeskripsikan perkembangan politik sejak proklamasi kemerdekaan. Kedaulatan Rakyat dan Sistem Untuk Kelas VII Kompetensi Kompetensi Dasar : Kemampuan menganalisis kedaulatan rakyat dan sistem politik Indikator : a. Menjelaskan makna kedaulatan rakyat b. Menguraikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 Menimbang Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT

Lebih terperinci

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di KETERANGAN PENGUSUL ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DAN BADAN

Lebih terperinci

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA! JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA! MATERI KHUSUS MENDALAM TATA NEGARA Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia Menurut Uud 1945 Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak

Lebih terperinci

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Bagan Lembaga Negara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tugas dan Wewenang MPR Berikut tugas dan wewenang dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Lebih terperinci

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Oleh: Dr. (HC) AM. Fatwa Wakil Ketua MPR RI Kekuasaan Penyelenggaraan Negara Dalam rangka pembahasan tentang organisisasi

Lebih terperinci

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI TORAJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2014 LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. sesuai yang diamanatkan pada Pasal 1 ayat (1) UUD RI 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. sesuai yang diamanatkan pada Pasal 1 ayat (1) UUD RI 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik sesuai yang diamanatkan pada Pasal 1 ayat (1) UUD RI 1945. Guna mewujudkan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI HONORER DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VI (Enam) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : x 35 menit. Standar Kompetensi**. Menghargai

Lebih terperinci

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : VI (Enam) / 1 (Satu) Hari / Tanggal :... Waktu : 90 menit A. Pilihlah

Lebih terperinci

SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!

SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,! 78 79 SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,! 1. Lembaga negara yang bertugas untuk melantik dan memberhentikan presiden

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat?

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat? LAMPIRAN Pedoman Wawancara: 1. Bagaimana kinerja aparat desa, terutama dari Sekretaris desa dan juga kaur yang berada dibawah pemerintahan bapak? 2. Bagaimana Hubungan kepala desa dengan BPD di Desa Pohan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Nilai Prinsip Anti-korupsi 1 Bab 04 NILAI DAN PRINSIP ANTI- Lead the people to the path of uncorrupted KORUPSI Nilai &Prinsip Anti-korupsi 2 Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH SEBAGAI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA 1 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 ayat

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres

Lebih terperinci

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT

STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT PASAL 18 UUD 1945 (3) Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah dilaksanakan sebanyak empat tahapan dalam kurun waktu empat tahun (1999, 2000, 2001, dan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA A. Pengertian Sistem Ketatanegaraan Istilah sistem ketatanegaraan terdiri dari kata sistem dan ketatanegaraan.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IV (Empat) Semester : (Dua) Alokasi Waktu : x 35 menit ( pertemuan). Standar Kompetensi**

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN KABUPATEN ATAU KOTA DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MATERI AUDIENSI DAN DIALOG DENGAN FINALIS CERDAS CERMAT PANCASILA, UUD NEGARA RI TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR Dr. H. Marzuki Alie

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI SUPREMUS Tertinggi DAULAT Tertinggi Kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. KEDALAM Mengatur

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.7, 2014 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA

PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2007 Menimbang : TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 66

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELANTIKAN WAKIL GUBERNUR WAKIL BUPATI, DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMBERHENTIAN, DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2000 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa berdasarkan Pasal 39 Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG,

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung, umum, bebas,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. DEMOKRASI PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PENGERTIAN, PAHAM ASAS DAN SISTEM DEMOKRASI Yunani: Demos

Lebih terperinci

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang berkedudukan di pusat yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara tegas dalam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan 4

Pendidikan Kewarganegaraan 4 Ressi Kartika Dewi Sunny Ummul Firdaus Wahyuningrum Widayati Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada

Lebih terperinci

POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG POLITIK DI INDONESIA

POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG POLITIK DI INDONESIA 1 POLITIK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG POLITIK DI INDONESIA Oleh : TRI HERMINTADI, SH, MH 1. A. Pengantar Jika konfigurasi politik demokratis maka akan melahirkan karakter hukum yang responsif. Konfigurasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/2004-2005 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI

BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI A. DASAR FILOSOFIS Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah memerlukan satu filosofi pembangunan yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah untuk

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y. Tugas Lembaga PKN Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y. Nilai Paraf A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar! 1. Salah satu contoh lembaga legislatif adalah.

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal PPKn-1.1/2.1/3.1/4.1/1/1 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA c. Kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM TERHADAP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. A. Fungsi dan Peranan Undang-Undang Dasar 1945

TINJAUAN UMUM TERHADAP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. A. Fungsi dan Peranan Undang-Undang Dasar 1945 BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH A. Fungsi dan Peranan Undang-Undang Dasar 1945 Tujuan pokok dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah : 1 1. Melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci