BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)"

Transkripsi

1 BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SEKOLAH DASAR/MADRASAN IBTIDAIYAH STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia : V/1 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepenti-ngan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/ kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan. HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), Marilah kita renungkan kembali mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Apakah negara kita sejak dulu sudah merupakan negara yang merdeka? Di dalam sejarah, Indonesia semula memang merupakan negara merdeka. Namun di dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia kemudian dijajah oleh Belanda, selanjutnya oleh Jepang. Berkat perjuangan bersama para pemimpin dan pahlawan kita yang tidak mengenal lelah (berani, kebersamaan) dengan segala pengorbanannya, baik harta maupun jiwa (kerja keras, konsekuen, komitmen), dan dilandasi rasa percaya diri (mandiri) akhirnya kemerdekaan dapat diraih kembali. Perjuangan memperoleh kemerdekaan ini mencapai puncaknya pada masa akhir pendudukan Jepang. Ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, kesempatan ini digunakan sebaik-baiknya oleh para pemimpin dan tokoh 6

2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR disiplin). b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil). d. idak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat ( jujur dan kerja keras b. Tidak melakukan suap (jujur) c. Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. MODEL INTEGRASI pejuang kita, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia (kerja keras). Semua tokoh pada waktu itu sepakat dan merasa bertanggungjawab atas terwujudnya kemerdekaan Indonesia (konsisten, bertanggungjawab).para pejuang mempunyai prinsip bahwa bangsa Indonesia harus mempunyai kedudukan yang sama dengan bangsa-bangsa lain yang ada di dunia ini (kesetaraan). Ketika memperjuangkan kemerdekaan, para tokoh pejuang selalu berjuang tanpa pamrih (ikhlas), teguh pendirian (konsekuen), pantang menyerah (kerja keras). Berkat sikap-sikap itulah maka kemerdekaan dapat dicapai. Pada awal kemerdekaan setiap orang ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya (tidak nepotisme, adil). Lihat saja bagaimana proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus Para anggota PPKI secara aklamasi menyetujui Ir Soekarno dan Drs Moh. Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tidak ada satu anggotapun yang menolak ditetapkannya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menempati posisi itu (bijaksana, sportif, disiplin) Karena terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah kehendak seluruh rakyat Indonesa, maka dalam penyelenggaraan pemerintahannya harus berdasarkan musyawarah, bukan berdasarkan ambisi seseorang atau kelompok yang dapat 7

3 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara (peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. menguntungkan seseorang atau kelompok tertentu. Dalam mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus memahami hak dan kewajiban warga negara secara utuh agar tercipta kehidupan yang rukun. tidak boleh membeda-bedakan orang ditinjau dari suku, agama dan ras ( sosiologi). Dalam menjalin hubungan antar sesama tidak boleh memaksakan kehendaknya sendiri (sosiologi), tidak megingkari janji( sosiologi) yang sudah dibuat sehingga menimbulkan perselisihan, (sosiologi) dan tidak mementingkan kepentingan keluarganya atau kelompoknya (politik) serta menghindari perbuatan persekongkolan dalam berbagai hal. Di samping itu dalam rangka mewujudkan keadilan sosial harus dihindari perbuatan seperti persaingan yang tidak sehat (ekonomi), karena akan berakibat menghalalkan segala cara, melakukan pelanggaran hak ekonomi seseorang, melakukan penyimpangan standar prosedur operasional yang ditetapkan, melakukan penyuapan agar diberi kemudahan dalam kepengurusan sesuatu, menggunakan sumber daya seefisien mungkin (ekonomi), serta tidak melakukan penyelewengan alokasi dana dan distribusi dana (ekonomi). Negara Indonesia akan tetap utuh dan suasana kehidupan masyarakat akan rukun apabila 8

4 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI seluruh warga Negara taat pada aturan. Dalam lingkup yang lebih kecil, misalnya lingkup sekolah, maka setiap siswa juga harus mengindari tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, misalnya menyontek ketika menempuh ulangan/ujian. Selain itu, setiap siswa hendaknya menunjukkan sikapsikap yang positif, misalnya (kebersamaan, konsekuen, hemat, ikhlas, berbagi, rajin, tanggung jawab, disiplin, jujur). Nah, sikap seperti ini sejak dini harus sudah ditanamkan kepada siswa agar siswa tahu mana yang baik sehingga harus diteladani/ diwujudkan di dalam praktik kehidupan seharihari, dan mana yang tidak baik sehingga harus ditinggalkan. 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia: V/1 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah Menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu dalam membuat aturan negara tidak boleh didasari ambisi pribadi yang dapat menguntungkan kelompoknya ( politik ), pembuat aturan tidak boleh memberikan hadiah agar orang lain mengikuti kemauannya ( politik), dan apabila ada yang bersalah siapapun pelakunya harus ditindak (tidak boleh pilih kasih) (politik, hukum). Dengan menghindari sikap demikian kita akan merasa bersatu sebagai bangsa Indonesia dan dapat mempertahankan keutuhan negara. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 9

5 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Nepotisme (adil) d. Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras b. Tidak melakukan suap (jujur) c. Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. sangat penting untuk dipertahankan. Oleh karena itu dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling menghormati (sosiologi), apabila berjanji harus ditepati (sosiologi), dalam bergaul tidak membedakan teman (sosiologi), tidak memaksakan kemauan sendiri (sosiologi) untuk kepentingan pribadi atau keluarga dan tidak bersekongkol dengan tujuan yang tidak baik hingga /merugikan orang lain. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti juga memperhatikan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu agar tercipta keadilan sosial yang merata, maka harus dihindari sikap bersaing secara tidak sehat dalam berusaha, tidak ingin menyuap untuk mendapatkan sesuatu, membeli barang sesuai kebutuhan(ekonomi), dan apabila ada siswa yang dipilih sebagai bendahara kelas harus menggunakannya sesuai aturan dan membuat catatan sebagai laporan (ekonomi). Di dalam lingkup yang lebih kecil, lingkup sekolah misalnya, di dalam menjaga keutuhan bangsa, dapat diwujudkan mulai dari skala yang lebih kecil, dengan mewujudkan tindakantindakan yang merupakan perwujudan nilai-nilai positif di dalam kehidupan sehari-hari, (misalnya selalu menjaga kebersamaan, bertindak konsekuen, bijaksana, melakukan sesuatu secara ikhlas, rajin, sportif, tanggung jawab, jujur, kerja keras, mandiri, berani,. adil, juga peduli). 10

6 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara (peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan 11

7 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. 1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia V/1 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terwujud apabila seluruh masyarakat mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku (hukum), bekerja sama bahumembahu. Dalam lingkup kecil, para siswa saling menghormati dan saling bekerjasama, meskipun berasal dari suku atau agama yang berbeda, memberi pertolongan kepada yang membutuhkan pertolongan ( peduli), tidak memperlihatkan kekayaannya meskipun sesungguhnya kaya ( sederhana). Dengan sikap-sikap tersebut persatuan dan kesatuan akan terwujud. Guru harus menindak siswa yang berlaku curang di dalam ulangan/ujian ( menyontek), dengan tidak mempertimbangkan siapa siswa yang menyontek tersebut, serta siswa yang melanggar peraturan yang ada. (adil). Selain itu, dalam kehidupan masyarakat kita harus menghindari perilaku ingkar janji, membeda-bedakan teman, memaksakan kehendak sendiri kepada teman untuk kepentingan pribadi atau keluarga (sosiologi), dan bersekongkol untuk melakukan tindakan 12

8 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR (adil) d Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras b. Tidak melakukan suap (jujur) c Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. MODEL INTEGRASI yang merugikan orang lain. Dalam kaitannya dengan peristiwa sejarah, ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) masih ada, bangsa Indonesia dua kali terancam perpecahan, yaitu ketika pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, dan pengkhianatan G.30.S/PKI tahun Karena itu kita harus berusaha agar faham komunis tidak lagi hidup dan berkembang di Indonesia. (politik, berani, komitmen, konsekuen). Cara yang dapat ditempuh antara lain adalah menolak setiap ajaran yang mengandung unsur-unsur komunis. Selain itu juga adanya gerakan separatis (gerakan yang ingin memisahkan diri dari RI Proklamasi), misalnya Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang kesemuanya itu juga mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Karena itu gerakan-gerakan semacam ini juga harus kita tolak. Kita harus sepakat untuk menolak usahausaha tersebut, dan kita harus sepakat untuk tetap mempertahankan keutuhan NKRI (komitmen, konsekuen). 13

9 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara (peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. 2 Memahami peraturan perundangundangan tingkat pusat 2.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya peraturan perundang- V/1 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa Di dalam setiap kehidupan bernegara, adanya peraturan perundang-undangan sangat diperlukan. Diperlukannya peraturan perundangundangan ini tidak lain adalah agar kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi teratur, tidak 14

10 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI dan daerah. undangan tingkat pusat dan daerah (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil) d Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. kacau, Di dalam setiap penyusunan peraturan perundang-undangan tidak dibenarkan adanya peraturan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu ( politik ), misalnya hanya untuk mengun tungkan para pengusaha besar, dan merugikan pelaku ekonomi kecil. Ini bisa terjadi baik untuk peraturan perundangan tingkat pusat maupun tingkat daerah. Agar masyarakat dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, maka dalam menentukan peraturan perundang-undangan tersebut tidak boleh sewenang-wenang - seperti didasarkan pada ambisi pribadi, selalu menguntungkan kelompok tertentu saja, melaksanakan kebijakan dilandasi oleh pemberian janji-janji pada bawahan agar berpihak kepadanya serta dalam melaksanakan pengawasan dilakukan secara tebang pilih.(politik) Korupsi dapat dilakukan dalam pembayaran pajak dan ketika melanggar lalu lintas atau pelanggaran terhadap larangan merokok (hukum). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras b. Tidak melakukan SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap 15

11 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR suap (jujur) c Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak MODEL INTEGRASI Ditinjau dari aspek ekonomi, korupsi dapat berbentuk persaingan tidak sehat karena dapat menghalalkan segala cara, melakukan pelanggaran hak ekonomi orang lain, antara lain dengan cara menyuap para anggota DPR/DPRD untuk membuat peraturan perundang-undangan yang menguntungkan kelompoknya sendiri, disatu sisi dapat merugikan kelompok lain. (politik). Contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah yang harus ditaati oleh setiap masyarakat Indonesia antara lain undangundang tentang perpajakan, undang-undang tentang tindak pidana korupsi, undang-undang tentang lalu lintas. Di lingkup yang lebih kecil misalnya peraturan tata tertib sekolah, peraturan tata tertib di keluarga, peraturan tata tertib di masyarakat, misalnya mengenai jam wajib belajar, larangan merokok di tempattempat tertentu, larangan membuang sampah di sembarang tempat (hukum, politik, sosiologi). Setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan, misalnya undang-undang yang mengatur tentang pajak, maka wajib memenuhi kewajiban membayar pajak, dengan tanpa melakukan manipulasi data ( misalnya mengecilkan penghasilan dalam surat pemberitahuan pajak), dengan maksud agar pajak yang harus 16

12 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara( peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. MODEL INTEGRASI dibayarkannya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya dibayarkan (hukum). Agar masyarakat dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, maka dalam menentukan peraturan perundangan tersebut tidak boleh sewenang-wenang seperti didasarkan pada ambisi pribadi, selalu menguntungkan kelompok tertentu saja, melaksanakan kebijakan dilandasi oleh pemberian janji-janji pada bawahan agar berpihak kepadanya serta dalam melaksanakan pengawasan dilakukan secara tebang pilih (sosiologi, politik). Korupsi dapat dilakukan dalam pembayaran pajak dan ketika melanggar lalu lintas ( misalnya ketika melanggar rambu lalu lintas hanya diselesaikan di bawah tangan, diselesaikan cukup dengan polisi, tidak lewat proses peradilan. Jika ini terjadi, maka besar kemungkinan uang yang masuk ke polisi tidak diserahkan ke kas negara. 2.2 Memberikan contoh peraturan perundangundangan tingkat pusat dan daerah seperti pajak, antikorupsi, lalu lintas, larangan merokok. 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk Contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah yang harus ditaati oleh setiap masyarakat Indonesia antara lain undangundang tentang perpajakan, undang-undang tentang tindak pidana korupsi, undang-undang tentang lalu lintas. Di lingkup yang lebih kecil misalnya peraturan tata tertib sekolah, peraturan tata tertib di keluarga, peraturan tata tertib di masyarakat, misalnya mengenai jam 17

13 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil).. 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil) d Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras) b. Tidak melakukan suap (jujur) c Tidak melakukan pemborosan sumber daya PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan MODEL INTEGRASI wajib belajar, larangan merokok di tempattempat tertentu, larangan membuang sampah di sembarang tempat (hukum, politik, sosiologi). Setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan, misalnya undang-undang yang mengatur tentang pajak, maka wajib memenuhi kewajiban membayar pajak, dengan tanpa melakukan manipulasi data ( misalnya mengecilkan penghasilan dalam surat pemberitahuan pajak), dengan maksud agar pajak yang harus dibayarkannya menjadi lebih kecil dari yang seharusnya dibayarkan (hukum). Agar masyarakat dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, maka dalam menentukan peraturan perundangan tersebut tidak boleh sewenang-wenang seperti didasarkan pada ambisi pribadi, selalu menguntungkan kelompok tertentu saja, melaksanakan kebijakan dilandasi oleh pemberian janji-janji pada bawahan agar berpihak kepadanya serta dalam melaksanakan pengawasan dilakukan secara tebang pilih (sosiologi, politik). Korupsi dapat dilakukan dalam pembayaran pajak dan ketika melanggar lalu lintas ( misalnya ketika melanggar rambu lalu lintas hanya diselesaikan di bawah tangan, diselesaikan cukup dengan polisi, tidak lewat proses peradilan. Jika ini terjadi, maka besar kemungkinan uang yang masuk ke polisi tidak 18

14 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. diserahkan ke kas negara. 19

15 STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kebebasan berorganisasi KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT 3.1 Mendeskripsikan pengertian organisasi DIMENSI DAN INDIKATOR negara( peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) V/2 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji ( tanggung jawab, disiplin) PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati MODEL INTEGRASI Dalam kehidupan bersama/ bermasyarakat, orang tidak dapat mengisolasi diri dari pergaulan. Mereka membutuhkan kerjasama antara satu dengan lainnya. Salah satu wujud kerjasama adalah dalam bentuk organisasi. Di dalam setiap organisasi, pasti ada pembagian tugas antar komponen yang ada. Setiap orang yang menjadi anggota organisasi harus mematuh-taati semua ketentuan organisasi (konsisten, konsekuen). Semua anggota pengurus/ pimpinan harus melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian tugas yang telah digariskan oleh organisasi (konsisten). Pimpinan organisasi harus memperlaku kan semua anggotanya secara sama (sosiologi, adil). 20

16 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil) d Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras) b. Melakukan suap (jujur) c Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku 21

17 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur, tanggung jawab, c. Tidak melakukan pencurian (jujur). d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara( peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. 22

18 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI 3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat V/2 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil) d. Kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur,). KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak Di setiap sekolah pada umumnya cukup banyak organisasi yang melibatkan siswa, misalnya OSIS, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam. Karena organisasi ini prinsipnya adalah dari, oleh, dan untuk siswa, maka keberadaan organisasi ini sepenuhnya tergantung kepada siswa. Guru hanyalah membimbing siswa dalam berorganisasi ini. Guru tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada siswa dalam berorganisasi ini, misalnya memaksakan kepada siswa yang lain untuk dapat menerima agar siswa tertentu yang menjadi pengurus (nepotisme, adil). 23

19 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat (jujur dan kerja keras) b. Melakukan suap (jujur) c Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri 24

20 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT 3.3 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah DIMENSI DAN INDIKATOR d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara( peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) V/2 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), MODEL INTEGRASI Karena organisasi siswa di sekolah pada prinsipnya adalah dari, oleh, dan untuk siswa, maka siswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihan organisasi apa yang akan mereka masuki, tanpa paksaan dari manapun dan dari siapapun (sosiologi,kolusi, nepotisme). Di dalam berorganisasi, tentu ada kegiatan untuk memilih pengurus organisasi tersebut. Di dalam memilih pengurus organisasi ini, para 25

21 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif dalam memberikan layanan (adil) c. Tidak nepotisme (adil) d Tidak kolusi atau bersekongkol untuk berbuat jahat (jujur,). 3. Ekonomi: a. Melakukan persaingan secara sehat ( jujur dan kerja keras) b. Tidak melakukan pemborosan sumber daya (sederhana, tanggung jawab) d. Tidak melakukan penyimpangan kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) IKHLAS: bersih hati, tulus hati. BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling memberi pengalaman. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus. SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap memegang keadilan). TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguhsiswa harus menunjukkan perannya secara aktif, yaitu turut serta di dalam memilih pengurus. Dan ketika memilih pengurus organisasi ini, para siswa di dalam memilihnya harus mendasarkan diri pada kriteria kecakapan/kemampuan yang dipilih. Mereka yang dipilih haruslah benar-benar yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, bukan didasarkan pada dekatnya hubungan (sosiologis, nepotisme), apalagi didasarkan pada iming-iming (politik, ekonomi, adil, jujur). 26

22 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI alokasi dan disitribusi barang, jasa, maupun dana (jujur, peduli, tanggung jawab) 4. Hukum: a. Tidak melakukan penggelapan. dana, pajak dan barang (jujur, tanggung jawab) b. Tidak melakukan pemalsuan (jujur) c. Tidak melakukan pencurian (jujur, tanggung jawab), disiplin d. tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur) e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat putusan (tanggung jawab) f. Tidak melakukan perusakan barang/fasilitas negara( peduli, tanggung jawab) g. Tidak memberikan atau menerima sungguh. DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten. JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak selukbeluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan rendah hati. KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat dalam berusaha. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung dengan orang lain, percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif. ADIL : sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral, objektif dan proporsional. BERANI: mempunyai hati yang mantap dan 27

23 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR KLS/ SMT DIMENSI DAN INDIKATOR PENDIDIKAN ANTIKORUPSI NILAI ACUAN MODEL INTEGRASI gratifikasi (jujur, sederhana). h. Tidak menyalahi/ melanggar aturan (disiplin, tanggung jawab) rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati), menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan, membela, memahami, menghargai dan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. 4. Memahami keputusan bersama 4.1 Mengenal bentukbentuk keputusan bersama V/2 1. Politik: a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama (adil) b. Melaksanakan kebijakan didasari pada sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur). c. Melaksakan pengawasan kebijakan secara tidak tebang pilih (adil). 2. Sosiologi: a. Tidak ingkar janji atau menepati janji (tanggung jawab, disiplin) b. Tidak deskriminatif KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang. KEBERSAMAAN Hal bersama seperti rasa persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan(integritas). KOMITMEN: perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak. KONSEKUEN: sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.) Di dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada. Dan setiap orang harus menentukan salah satu dari pilihan-pilihan yang ada itu. Ketika kita menentukan pilihan salah satu dari sekian banyak pilihan tersebut, berarti kita telah membuat keputusan. Dengan demikian keputusan dapat diartikan sebagai pilihan yang diambil oleh seseorang, untuk dilaksanakan. Di dalam menentukan pilihan ini, kita harus mempunyai kebebasan, tidak boleh didekte oleh orang lain, lebih-lebih dipaksa oleh orang lain untuk menentukan pilihan itu (sosiologis, tidak memaksakan kehendak). 28

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

BAB III. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) BAB III PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) A. PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PADA SK/KD MODEL INTEGRASI PENGEMBANGAN ASPEK DAN INDIKATOR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi. a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi. 18) yang dinamakan pendidikan yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi. a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi. 18) yang dinamakan pendidikan yaitu: BAB II KAJIAN TEORI A. Diskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Pendidikan Antikorupsi a. Pengertian Pendidikan Antikorupsi Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Siswoyo dkk. (2007: 18) yang dinamakan pendidikan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kamu mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :...

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :... ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :... Mata Pelajaran : PKn Hari, Tanggal :... Kelas : VII (Tujuh) Waktu : 60 menit I. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR. 1. Norma

Lebih terperinci

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tabel 2.3 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No Unsur Manfaat Akibat apabila tidak ada UUD 1 Warga Negara 2 Bangsa dan Negara Kesimpulan : C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Nilai Prinsip Anti-korupsi 1 Bab 04 NILAI DAN PRINSIP ANTI- Lead the people to the path of uncorrupted KORUPSI Nilai &Prinsip Anti-korupsi 2 Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Kode Etik 1. Kode Etik adalah sebuah pola aturan yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang diharapkan selalu menuntun pelaksanaan tugas, kewajiban, dan pekerjaan.

Lebih terperinci

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan jurusita dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ) Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak Perpajakan 2 Pengadilan Pajak 12 April 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Daftar isi 1. Susunan Pengadilan Pajak 2. Kekuasaan Pengadilan Pajak 3. Hukum Acara 2 Susunan Pengadilan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas No.605, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. Pegawai Pemasyarakatan. Majelis Kehormatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR disusun oleh Rosyied Hamidy 11.11.5633 KELOMPOK PANCASILA F Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma. STRATA 1 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Norma Dasar Pribadi Setiap Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik wajib menganut, membina, mengembangkan, dan menjunjung tinggi norma dasar pribadi sebagai berikut:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : Doni Saputra.P 11.11.5553 F S1/Teknik Informatika Abidarin Rosidi,

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Modul ke: Pendidikan Pancasila Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot No.1733, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Kode Etik. Penegakan. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE

Lebih terperinci

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Sejarah lahirnya Pancasila Tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan. Kode Etik PNS Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA

KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KODE ETIK PANITERA DAN JURUSITA KETENTUAN UMUM Pengertian PASAL 1 1. Yang dimaksud dengan kode etik Panitera dan jurusita ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Panitera dan jurusita dalam

Lebih terperinci

1) Nasionalis. 2) Pemberani

1) Nasionalis. 2) Pemberani KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1

RPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMP-03-01 Keyakinan yang diikuti menjalankan perintah Tuhan merupakan perwujudan dari A. rasa memiliki ajaran agama yang dianut

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 11 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU APARATUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : SUHENDRA JUNIAR A. 11.11.5565 F S1/Teknik Informatika Abidarin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.926, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional semangat persatuan dan kesatuan. Buatlah kesimpulan berkaitan dengan arti penting persatuan dan kesatuan, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. d. Tulislah hasil pengamatan dan diskusi dalam tabel berikut

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

FORMATIF 1 I. Isilah tiitk-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

FORMATIF 1 I. Isilah tiitk-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! FORMATIF 1 Mata Pelajaran : PKn Kelas/Semester : V/I Kompetensi Dasar : 1.1 Mendiskusikan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Waktu

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Modul ke: 03 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Sejarah Lahirnya Pancasila B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia C. Implementasi Pancasila dalam Kehidupan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI E NOMOR SERI 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA ACARA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI TAHUN 2014 Hari/tgl : Minggu, 17 Agustus 2014 Pukul : 07.30 WIB Tempat : Lapangan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.271, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Kode Etik. PNS. Kementerian. Hukum. HAM. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.KP.05.02

Lebih terperinci

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH KODE ETIK DOSEN KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 Akademi Keperawatan (AKPER) HKBP Balige adalah perguruan

Lebih terperinci

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Bhinneka Tungga Ika mempunyai makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini diambil dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 16 Juni 2008 Waktu : 60 Menit DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 PETUNJUK UMUM: 1.

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI

BAB IV VISI DAN MISI BAB IV VISI DAN MISI A. DASAR FILOSOFIS Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah memerlukan satu filosofi pembangunan yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

No Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu

No Karakter Pengertian No 1. Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Bermutu No Karakter Pengertian No Kasih sayang Bermutu Hormat Benar / Jujur Bersih Syukur Bermutu adalah mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Hormat adalah perilaku menghargai terhadap perbuatan dan perkataan

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS Sekolah :... Kelas : VII (tujuh) Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : 1(satu) Standar Kompetensi: 1. Menunjukkan sikap positif terhadap - yang berlaku dalam ber, berbangsa dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI MUKADIMAH 1. Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme industri perbukuan di Indonesia sesuai Undang-Undang yang berlaku dan peraturanperaturan lainnya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. sesuai

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V (Lima)/1 (Satu) Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

file://\\172.27.0.12\web\prokum\uu\2004\uu 8 2004.htm

file://\\172.27.0.12\web\prokum\uu\2004\uu 8 2004.htm Page 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007

Lebih terperinci

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 DEFINSI 1 1. Universitas adalah Universitas Brawijaya Malang, disingkat UB, sebuah institusi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian,

Lebih terperinci