Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan I
|
|
- Hartono Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan I No Aspek Yang di Observasi Kategori ya tidak Skor Nilai Guru : 1 Apakah dalam pembentukan kelompok sudah sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2 Apakah guru menerangkan langkahlangkah kegiatan dalam kelompok? Apakah suadah menyampaikan materi 3 pembelajaran dan mengaitkan dengan pengetahuan peserta didik? Apakah guru memberikan tugas kepada kelompok, dan untuk anggota 4 yang sudah tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti? Apakah guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, 5 dan pada saat menjawab kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu? Apakah guru mengamati dan 6 membantu siswa bila mana ada kesulitan? 7 Apakah guru membahas hasil diskusi masing-masing kelompok? Siswa : 1 Apakah semua siswa dilibatkan aktif dalam memahami materi pembelajaran
4 ? 2 Apakah siswa membahas dan mengerjakan materi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah siswa membahas hasil 3 diskusinya bersama guru? Apakah siswa mengerjakan soal 4 evaluasi dari guru? KBM : Apakah materi yang diajarkan sudah 1 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah KBM sudah berjalan dengan 2 baik? Apakah siswa dengan bimbingan dari 3 guru bersama-sama menyimpulkan hasil belajar? Karanganyar, 24 Oktober 2011 Observer M.Hariyanto, S.Pd.SD NIP
5 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus I Pertemuan II No Aspek Yang di Observasi Kategori ya tidak Skor Nilai Guru : 1 Apakah dalam pembentukan kelompok sudah sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2 Apakah guru menerangkan langkahlangkah kegiatan dalam kelompok? Apakah suadah menyampaikan materi 3 pembelajaran dan mengaitkan dengan pengetahuan peserta didik? Apakah guru memberikan tugas kepada kelompok, dan untuk anggota 4 yang sudah tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti? Apakah guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, 5 dan pada saat menjawab kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu? Apakah guru mengamati dan 6 membantu siswa bila mana ada kesulitan? 7 Apakah guru membahas hasil diskusi masing-masing kelompok? Siswa : 1 Apakah semua siswa dilibatkan aktif dalam memahami materi pembelajaran
6 Apakah siswa membahas dan 2 mengerjakan materi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah siswa membahas hasil 3 diskusinya bersama guru? Apakah siswa mengerjakan soal 4 evaluasi dari guru? KBM : Apakah materi yang diajarkan sudah 1 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah KBM sudah berjalan dengan 2 baik? Apakah siswa dengan bimbingan dari 3 guru bersama-sama menyimpulkan hasil belajar? Karanganyar, 31 Oktober 2011 Observer M.Hariyanto, S.Pd.SD NIP
7 Lembar Pengamatan (Observasi) Siklus II No Aspek Yang di Observasi Kategori ya tidak Skor Nilai Guru : 1 Apakah dalam pembentukan kelompok sudah sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD? 2 Apakah guru menerangkan langkahlangkah kegiatan dalam kelompok? Apakah suadah menyampaikan materi 3 pembelajaran dan mengaitkan dengan pengetahuan peserta didik? Apakah guru memberikan tugas kepada kelompok, dan untuk anggota 4 yang sudah tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti? Apakah guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, 5 dan pada saat menjawab kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu? Apakah guru mengamati dan 6 membantu siswa bila mana ada kesulitan? 7 Apakah guru membahas hasil diskusi masing-masing kelompok? Siswa : Apakah semua siswa dilibatkan aktif 1 dalam memahami materi pembelajaran?
8 2 Apakah siswa membahas dan mengerjakan materi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah siswa membahas hasil 3 diskusinya bersama guru? Apakah siswa mengerjakan soal 4 evaluasi dari guru? KBM : Apakah materi yang diajarkan sudah 1 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD? Apakah KBM sudah berjalan dengan 2 baik? Apakah siswa dengan bimbingan dari 3 guru bersama-sama menyimpulkan hasil belajar? Karanganyar, 14 Nopember 2011 Observer M.Hariyanto, S.Pd.SD NIP
9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : VI / 1 Alokasi Waktu : 3 x 35 menit Hari / Tanggal : 24 Oktober 2011 Sekolah : SD Negeri 5 Karangayar A. Standar Kompetensi 2. Memahami sistim pemerintahan Republik Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.2 Mendiskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. C. Indikator 1. Mendiskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat 2. Mendiskripsikan tugas masing-masing antara pemerintahan pusat dan daerah 3. Menyebutkan tugas dan fungsi pemerintahan daerah 4. Menyebutkan perangkat daerah D. Tujuan Perbaikan Pembelajaran 1. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah pusat dengan benar. 2. Melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan tugas dan fungsi pemerintah daerah dengan benar. 3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan tugas masing-masing antara pemerintahan pusat dan daerah dengan benar 4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat mentebutkan perangkat daerah dengan benar.
10 E. Materi Pembelajaran Peta Konsep Sistim Pemerintahan RI Pemilu Pilkada Lembaga Negara stl Amandemen Pemerintahan Pusat Pemerintahan Daerah Memahami Sistim Pemerintahan Republik Indonesia Dalam negara yang menganut demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Rakyat adalah pemilik kedaulatan, maka rakyat harus diikut sertakan dalam mengelola negara. Pemilu adalah wujud nyata dalam keikutsertaan rakyat dalam mengelola negara. Lewat pemilu rakyat memberikan suaranya untuk memilih orangorang yang dipercaya untuk memegang kekuasaan negara. A. Pengertian pemerintahan pusat Gambar 6.2 Istana negara Sumber:
11 Pemerintahan pusat adalah penyelenggara pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni Presiden dengan dibantu seorang Wakil Presiden dan oleh menteri-menteri negara. Dengan kata lain, pemerintahan pusat adalah pemerintahan secara nasional yang berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia. Apa saja tugas dan fungsi pemerintahan pusat? Secara garis besar, fungsi pemerintahan pusat ada tiga macam, yaitu: a. Fungsi legislatif, yaitu fungsi membuat undang-undang; b. Fungsi eksekutif, yaitu fungsi melaksanakan undang-undang; dan c. Fungsi yudikatif, yaitu fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang. Fungsi legislatif di negara Indonesia dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan Daerah. Berkenaan dengan fungsinya sebagai lembaga legislatif, maka MPR, DPR, dan DPD melaksanakan tugasnya sebagai lembaga legislatif. Tugas dan wewenang lembaga-lembaga ini telah dibahas pada uraian mengenai lembaga-lembaga negara. Fungsi eksekutif dijalankan oleh Presiden/Wakil Presiden dan para menteri/kabinet. Mengenai tugas dan wewenang Presiden/Wakil Presiden juga sudah dijelaskan dalam pembahasan materi lembaga-lembaga negara. Fungsi yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Tugas dan wewenang Mahkamah Agung dan Makkamah Konstitusi telah diuraikan terdahulu. Dalam tata pemerintahan Indonesia terdapat keunikan tersendiri, yakni pada lembaga Presiden. Selain sebagai lembaga eksekutif ternyata Presiden diberi tugas legislatif dan yudikatif, meskipun untuk menjalankan fungsi tersebut harus ada konsultasi dengan lembaga terkait. Sebagai contoh, dalam keadaan memaksa, Presiden berhak menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang. Presiden juga menetapkan berbagai peraturan untuk melaksanakan Undang-Undang. 1. Kewenangan pemerintah pusat. UUD 1945 juga menyatakan bahwa pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten) diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan sendiri dengan otonomi seluas-luasnya (Bab VI) pasal 18 ayat 5 UUD 1945 hasil amandemen. Otonomi artinya kekuasaan untuk mengatur daerahnya sendiri. Namun demikian ada urusan-urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat. Dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
12 Daerah, disebutkan bahwa kewenangan-kewenangan yang menjadi urusan pemerintahan pusat adalah meliputi sebagai berikut. a. Urusan Politik Luar Negeri Sebagai contoh misalnya soal mengangkat diplomatik atau duta untuk negara lain, mengadakan perjanjian internasional, kebijakan luar negeri, dan lain-lain. b. Urusan Pertahanan Contohnya soal pembentukan angkatan bersenjata, menyatakan daerah/negara dalam keadaan bahaya, pengembangan sistem pertahanan dan persenjataan, dan lain-lain. c. Urusan Keamanan Sebagai contoh menyangkut pembentukan kepolisian negara, penetapan peraturan keamanan nasional, mendidik pelanggar hukum negara, menindak organisasi yang mengganggu keamanan negara, menindak organisasi yang mengganggu keamanan negara, dan lain-lain. d. Urusan Yustisi Yakni yang berkaitan dengan penegakan hukum seperti, pendirian peradilan, pengangkatan hakim-hakim peradilan, mendirikan lembaga pemasyarakatan, dan lain-lain. e. Urusan Agama Sebagai contoh pemberian pengakuan terhadap suatu agama, menetapkan hari libur agama secara nasional, menyelenggarakan kehidupan keagamaan, dan lainlain. f. Urusan Moneter Yakni urusan keuangan dan fiskal. B. Pemerintahan Daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undangundang. Demikian salah satu bunyi UUD 1945 hasil amandemen pada bab VI pasal 18 ayat 1. Lantas, apa yang dimaksud pemerintahan daerah itu?
13 1. Pengertian Pemerintahan Daerah Dalam UUD 1945 hasil amandemen pada Bab VI pasal 18 ayat 3 dikatakan, Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki DewanPerwakilanRakyat Daerah, yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Selanjutnya tentang pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dikatakanpula bahwa, Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahdaerah provinsi, kabupaten, dan kota. Dengan kata lain, pemerintahan daerah adalah perangkat pemerintah daerahbeserta DPR Daerah. Maka, pemerintahan daerah provinsi adalah Gubernur beserta DPRD Provinsi. Sedangkan pemerintahan daerah kabupaten/kota adalah bupati/walikota beserta DPRD Kabupaten/Kota. 2. Kewenangan Pemerintahan Daerah Secara umum, kewenangan pemerintahan daerah mencakup semua urusan dalam bidang pemerintahan, kecuali urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan pusat. Kewenangan pemerintah daerah, menurut UU No. 32 Tahun 2004, ada kewenangan yang bersifat wajib dan yang bersifat pilihan. Kewenangan bersifat wajib maksudnya adalah yang mencangkup semua urusan pemerintahan dalam ukuran daerah. Sementara kewenangan yang bersifat pilihan adalah meliputi segala urusan pemerintahan yang secara nyata ada serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah setempat sesuai dengan kondisi dan kekhasan masing-masing. Kewenangan-kewenangan pemerintahan daerah yang bersifat wajib, baik itu pemerintahan Provinsi, maupun Kabupaten/Kota, menurut UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan sebagai berikut : 1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan. 2) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang. 3) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 4) Penyediaan sarana dan prasarana umum. 5) Penanganan kesehatan. 6) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.
14 7) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 8) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial. 9) Pemberian fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah. 10) Pengendalian lingkungan hidup. 11) Pelayanan pertahanan. 12) Pelayanan kependudukan dan catatan sipil. 13) Pelayanan administrasi umum dan pemerintahan. 14) Pelayanan administrasi penanaman modal. 15) Penyelenggaraan berbagai pelayanan dasar yang lain. 16) Pelayanan berbagai urusan yang diamanatkan perundang-undangan. Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dibantu oleh Wakil Kepala Daerah. Kepala Daerah sebagai kepala pemerintah daerah menjalankan fungsi eksekutif di daerah, sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menjalankan fungsi legislatif. Dalam menjalankan fungsi eksekutif, Kepala Daerah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a. memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; b. mengajukan rancangan Peraturan Daerah (Perda); c. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; d. menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama; e. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah; f. mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan g. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam menjalankan fungsi legislatif, DPRD mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat
15 persetujuan bersama; b. membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala daerah; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah; d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada Presiden melalui Mentri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Mentri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota; e. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah; f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah; g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah; h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah; j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Dalam pemerintahan desa, pemegang fungsi eksekutif adalah kepala desa, sedangkan pemegang fungsi legislatif adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD). F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I 1. Kegiatan Awal ( + 10 menit ) a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran. b. Apersepsi (menyayikan lagu Pemilihan Umum cipt. Mohc Embut)
16 c. Tanya jawab tentang pesan yang ada pada lagu Pemilihan Umum 2. Kegiatan Inti ( + 45 menit ) a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). b) Guru menyajikan materi pelajaran c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. d) Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. e) Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. f) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa dalam bentuk lisan. g) Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. h) Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Kegiatan akhir ( + 15 menit ) a. Melaksanakan tes formatif sebagai evaluasi. b. Menilai hasil tes formatif. c. Menganalisis hasil tes formatif. d. Memberikan motivasi kepada siswa untuk terus meningkatkan prestasi. Pertemuan II (Senin, 31 Oktober 2011) 4. Kegiatan Awal ( + 10 menit ) a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran. b. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang pelajaran terakhir yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 5. Kegiatan Inti ( + 45 menit ) a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.). b. Guru menyajikan pelajaran
17 c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. d. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. e. Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. f. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa dalam bentuk lisan. g. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. h. Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. i. Guru memberikan evaluasi 6. Kegiatan akhir ( + 15 menit ) a. Menilai hasil tes formatif. b. Menganalisis hasil tes formatif. c. Memberikan motivasi kepada siswa untuk terus meningkatkan prestasi. G. Model Pembelajaran / Metode, Media, dan Sumber Bahan 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif (STAD) 2. Metode : Ceramah, Tanya Jawab,Penugasan, Diskusi 3. Media : gambar 4. Sumber bahan : Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 6 (BSE). Penulis (Teguh Sarwono, Menik Indah N, Asy ari, Sajali Hadi S.) Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 6 (BSE). Penulis (Sunarso, Anis Kusumawardani ) Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 6 (BSE). Penulis (Setiati Widihastuti, Fajar Rahayuningsih) Aku Warga Negara Indonesia Kelas 6 (BSE). Penulis (Ika Kartika Sari, Elly Malihah Setiadi)
18 H. Penilaian 1. Prosedur a. Tes awal : - b. Tes dalam proses : keaktifan melaksanakan diskusi dan Menjawab kuis. c. Tes Akhir : Tes Formatif 2. Jenis Tes : tertulis 3. Bentuk Tes : Isian 4. Alat tes : Soal-soal. Karangayar, 31 Oktober 2011 Pratikan Sutrisno NIM Kepala Sekolah Guru Pamong Suwaji,S.Pd NIP M. Hariyanto, S.Pd.SD NIP
19 LEMBAR KERJA SISWA Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : VI / 1 Hari / Tanggal : Senin, 24 Oktober 2011 Sekolah : SDN 5 Karanganyar Diskusikan dengan kelompokmu! 1. Apa saja lembaga-lembaga negara yang termuat dalam UUD 1945? 2. Kemukakan lembaga-lembaga negara yang menjalankan fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 3. Tuliskan pula tugas dan wewenang MPR, DPR, Presiden, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Dewan Perwakilan Daerah.
20 TES FORMATIF Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Semester : VI / 1 Hari / Tanggal : Senin, 24 Oktober 2011 Sekolah : SD Negeri 5 Karangayar Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apa yang kamu ketahui tentang pemerintahan pusat? 2. Sebutkan beberapa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan wajib pemerintahan daerah (minimal 5)! 3. Sebutkan salah satu bunyi pasal dalam UUD 1945 yang mengandung pengertian penyelenggaraan pemerintahan daerah (satu ayat saja)! 4. Apa saja urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat (sebutkan minimal 3)! 5. Apa yang kamu ketahui tentang kewenangan pilihan pemerintahan daerah?
Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara
Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Bagan Lembaga Negara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tugas dan Wewenang MPR Berikut tugas dan wewenang dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu Disusun Oleh : Achmad Rifky Rusdiansyah (1003668) Adinda Yuristiana (1003736) Dini Cici
Lebih terperinciara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen
V Lembaga-lemba a-lembaga a Negar ara Menur urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen Gambar 5.1 Kegiatan DPR Sumber: www.dpr.go.id Kamu barangkali sering melihat kegiatan sebagaimana gambar di atas. Mungkin kamu
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi
PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
Lebih terperinciUU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Copyright (C) 2000 BPHN UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH *14124 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Bab 1. Standar Kompetensi Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : Sekolah Dasar (SD) : Pendidikan Kewarganegaraan : VI (Enam) : I (Satu) Bab 1 Standar Kompetensi Menghargai nilai-nilai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Kuliah ke 13) suranto@uny.ac.id 1 A. UUD adalah Hukum Dasar Tertulis Hukum dasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) Hukum dasar tertulis yaitu UUD, dan
Lebih terperinciHubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI
Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang berkedudukan di pusat yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara tegas dalam
Lebih terperinciTugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.
Tugas Lembaga PKN Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y. Nilai Paraf A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar! 1. Salah satu contoh lembaga legislatif adalah.
Lebih terperinciRencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang
BAB III SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN E-GOVERNMENT Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Disini keterangan tentang pemerintah daerah diuraikan pada beberapa
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.246, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Otonomi. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5589) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciUlangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran
Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 2017 Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas / Semester : VI (Enam) / 1 (Satu) Hari / Tanggal :... Waktu : 90 menit A. Pilihlah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciSTRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT PASAL 18 UUD 1945 (3) Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
Lebih terperinciJANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!
JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA! MATERI KHUSUS MENDALAM TATA NEGARA Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia Menurut Uud 1945 Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak
Lebih terperinciSOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!
78 79 SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,! 1. Lembaga negara yang bertugas untuk melantik dan memberhentikan presiden
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciNaskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di
KETERANGAN PENGUSUL ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciTugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan
Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Oleh: Dr. (HC) AM. Fatwa Wakil Ketua MPR RI Kekuasaan Penyelenggaraan Negara Dalam rangka pembahasan tentang organisisasi
Lebih terperinciHubungan antara MPR dan Presiden
Hubungan antara MPR dan Presiden Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan suatu badan yang memegang kekuasaan tinggi sebagai wakil rakyat disamping DPR dan Presiden. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2014 LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.24, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN DAERAH. Otonomi. Pemilihan. Kepala Daerah. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciLEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia
LEMBAGA LEMBAGA NEGARA Republik Indonesia 1. Sumbernya a. Berdasarkan UUD (Constitutionally entrusted powers) b. Berdasarkan UU (Legislatively entrusted powers) 2. fungsinya a. lembaga yang utama atau
Lebih terperinciLAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diberitakan kemungkinan bakal menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden tahun 2009. Kemungkinan calon tunggal dalam pilpres
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciMuchamad Ali Safa at
Muchamad Ali Safa at DASAR HUKUM Pasal 18 ayat (6) UUD 1945, Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPanduan diskusi kelompok
Panduan diskusi kelompok Mahasiswa duduk perkelompok (5 orang perkelompok) Mahasiswa mengambil dan membaca (DUA KASUS) yang akan di angkat sebagai bahan diskusi. Mahasiswa mendiskusikan dan menganalisis
Lebih terperinciPembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Pembagian Urusan Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan A. Latar Belakang an daerah yang diselenggarakan menurut amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pemerintahan daerah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VI (Enam) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : x 35 menit. Standar Kompetensi**. Menghargai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law
Modul ke: 07 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi 2. Hakikat dan Fungsi
Lebih terperinciBAB III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DAN OTORITASNYA DALAM PEMAKZULAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
BAB III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DAN OTORITASNYA DALAM PEMAKZULAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) 1. Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Lebih terperinciWinarno Mike Kusumawati
Winarno Mike Kusumawati Winarno - Mike Kusumawati Pendidikan Kewarganegaraan 4 SD & MI PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional Winarno Mike Kusumawati Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD dan MI
Lebih terperinciRPP PKn Kelas 5 Semester I Tahun 2009/2010 SDN 1 Pagerpelah 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : V/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Lebih terperinciDPR Sebagai Pembuat Undang Undang
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG FAKULTAS HUKUM TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM DPR Sebagai Pembuat Undang Undang Oleh : Eman Sulaeman Putri Ellyza Setianingsih Sujono NPM 1141173300012 NPM 1141173300132
Lebih terperinciSoal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan
Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan Posted by KuliahGratisIndonesia Materi soal Undang-undang merupakan salah satu komposisi dari Tes Kompetensi Dasar(TKD) yang mana merupakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alasan pembentukan Undang - Undang ini adalah, sudah tidak sesuai dengan penyelenggara pemerintah daerah sehingga perlu diganti. Tujuan pembentukan Undang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciHUKUM TERTULIS Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan bersama manusia dalam masyarakat
HUKUM TERTULIS Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan bersama manusia dalam masyarakat agar dapat berjalan tertib dan teratur PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Adalah peraturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA A. Pengertian Sistem Ketatanegaraan Istilah sistem ketatanegaraan terdiri dari kata sistem dan ketatanegaraan.
Lebih terperinciANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG
ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NEGARA KESATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Provinsi Daerah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 4 (empat)/1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Kompetensi Dasar : 1.1
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: 3Fakultas Dr. EKONOMI Pendidikan Kewarganegaraan NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen Pengertian dan Defisi Negara Negara berasal dari kata State (Inggris),
Lebih terperinci2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P
No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diubah oleh MPR sekalipun, pada tanggal 19 Oktober 1999 untuk pertama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah pemerintah orde baru mengakhiri masa pemerintahannya pada tanggal 20 Mei 1998 melalui suatu gerakan reformasi, disusul dengan percepatan pemilu di tahun 1999,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam suatu negara harus memiliki hubungan antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yang lainnya agar negara yang dipimpin dapat berjalan dengan baik.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciReformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945
Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945 Oleh: Jamal Wiwoho Disampaikan dalam Acara Lokakarya dengan tema Penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR : Evaluasi Terhadap Akuntablitas Publik Kinerja Lembaga-Lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencabutan undang-undang No.22 tahun 1999, oleh undang-undang No 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota. Konsep yang dianut adalah konsep negara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinci2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 383) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPage 1 of 10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembentukan
Lebih terperinciPOLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)
A. Pengertian Politik POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI) Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciAMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional
Dewi Triwahyuni AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional revision To alter the constitution Constitutional
Lebih terperinciSISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal
PPKn-1.1/2.1/3.1/4.1/1/1 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA c. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak demokrasi menjadi atribut utama Negara modern, maka lembaga perwakilan merupakan mekanisme utama untuk merealisasi gagasan normatif bahwa pemerintahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciRANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI
RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI SUPREMUS Tertinggi DAULAT Tertinggi Kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. KEDALAM Mengatur
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENEGUHKAN PROFESIONALISME DPRD SEBAGAI PILAR DEMOKRASI DAN INSTRUMEN POLITIK LOKAL DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN RAKYAT H. Marzuki Alie, SE. MM. Ph.D. KETUA DPR-RI
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan 4
Ressi Kartika Dewi Sunny Ummul Firdaus Wahyuningrum Widayati Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI IBUKOTA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam budaya, ras, etnik, agama dan keragaman lainnya. Guna
Lebih terperinciMPR sebelum amandemen :
Dalam UUD 1945, tidak dirinci secara tegas bagai mana pembentukan awal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Penelusuran sejarah mengenai cikal-bakal terbentuknya majelis menjadi sangat penting dilakukan
Lebih terperinciSILABUS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD. 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
98 Lampiran I SILABUS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD Standar Kompetensi 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal lembaga-lembaga Negara dalam susunan pemerintahan
Lebih terperinci2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.383, 2014 LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5650) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia salah satu institusi yang menunjukkan pelaksanaan sistem demokrasi tidak langsung adalah DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah.
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
d. bahwa berdasarkan pada ketentuan tersebut pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang pedoman teknis verifikasi syarat calon pengganti antarwaktu Anggota
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )
lampiran Lampiran 1.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman : Pendidikan Kewarganegaraan : VIII/2 : V Alokasi Waktu : 6
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciCONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP
CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan
Lebih terperinciHak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K
Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / 2 0 0 8 T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K UU KIP, apa itu? Penegasan jaminan hak warga atas informasi. Secara umum
Lebih terperinciMEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum
MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG Oleh : Nurul Huda, SH Mhum Abstrak Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yang tidak lagi menjadi kewenangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemerintah Daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII Pendidikan Kewarganegaraan SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP DKI JAKARTA
Lebih terperinci