KOMUNIKASI POLITIK WALI KAKI LIMA JOKO WIDODO
|
|
- Sukarno Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOMUNIKASI POLITIK WALI KAKI LIMA JOKO WIDODO Oleh : Robby Milana NPM : Dosen : DR. Firdaus Syam MAGISTER ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2 BAGIAN I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konflik yang terjadi antara Pemerintah Kota DKI Jakarta melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan masyarakat Tanjung Priok pada 14 April 2010, bukan merupakan konflik pertama yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat di Indonesia. Kasus tersebut merupakan salah satu contoh konflik yang seringkali terjadi di banyak daerah di Indonesia. Biasanya konflik disebabkan karena pemerintah ingin melakukan relokasi pedagang kaki lima (PKL), penggusuran untuk alih fungsi lahan, menciptakan ketertiban dan keindahan tata kota, dan lain sebagainya. Satpol PP kemudian dijadikan ujung tombak dalam melaksanakan kebijakan pemerintah dan pelaksanaan Perda. Jika ditelaah dengan cermat, konflik yang terjadi di Tanjung Priok disebabkan oleh banyak hal. Diantaranya adalah karena masalah koordinasi, sosialisasi dan kebijakan. Tiga hal itu pada akhirnya menunjukkan karena tidak adanya komunikasi politik yang baik dari pemerintah kepada masyarakat dan PT Pelindo, yang pada perkembangannya telah menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Tercatat ada 1 orang korban meninggal dunia dan 114 korban luka pada kasus eksekusi lahan di Tanjung Priok ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia mengalami kasus serupa. Satpol PP atau aparat kepolisian terkesan selalu main hajar dalam melaksanakan perintah dari pemerintah yang tidak jarang menimbulkan korban. Boleh jadi memang demikian instruksi yang diberikan oleh pemerintah kepada para aparatnya. Seakan tidak terdapat ruang dialog untuk mencari solusi yang nir-kekerasan. Dalam konteks ini, kerugian harta dan jiwa tidak akan dapat dihindarkan. Sebagai contoh, pada kasus relokasi pedagang kaki lima, seringkali Satpol PP merusak dan membawa barang dagangan pemilik PKL tanpa ada ganti rugi sedikit pun dari pemerintah. Seandainya memang PKL bersalah karena telah 2
3 menggunakan lahan yang tidak semestinya, pemerintah tetap harus membuka ruang dialog agar menemukan alternatif-alternatif solusi yang sebisa mungkin damai dan bersifat win-win solution. Sebuah fakta bahwa cara-cara bijak jarang digunakan oleh Pemerintah Daerah. Ada kesan arogansi struktural dalam penyelesaian masalah semacam ini. Namun demikian, ada beberapa Kepala Daerah yang masih bersedia untuk berkeringat demi melakukan cara-cara yang komunikatif, bijak, dan dilakukan dengan tujuan agar setiap pihak merasa tidak dirugikan. Cara inilah yang dilakukan oleh Joko Widodo, Walikota Solo, saat melakukan relokasi PKL. Relokasi bukan saja berjalan dengan damai, namun juga mendapat dukungan dari para PKL. Joko Widodo berprinsip bahwa tujuan tidak boleh bertentangan cara untuk mencapai tujuan itu. Sebagai bagian dari pemerintah Indonesia, cara yang ditempuh Joko Widodo termasuk aneh, dalam pengertian berani berbeda dengan pemerintah di daerah lain. Wajar jika kemudian Majalah Tempo menganugerahinya gelar Wali Kaki Lima. B. Perumusan Masalah Melihat latar belakang masalah di atas, masalah dapat dirumuskan menjadi, Bagaimanakah komunikasi politik yang dilakukan Joko Widodo dalam melaksanakan kebijakkannya melakukan relokasi Pedagang Kaki Lima?. Perumusan masalah ini nantinya akan memunculkan rumusan lanjutan, Bagaimanakah dampak dari komunikasi politik yang dilaksanakannya itu terhadap karir politik dan kepemimpinannya selaku Walikota? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan komunikasi politik Joko Widodo selaku walikota Solo terhadap para Pedagang Kaki Lima (PKL). 2. Untuk menemukan pola komunikasi politik yang efektif dan nir-kekerasan yang dapat dilakukan seorang Kepala Daerah. 3. Untuk mengetahui keselarasan antara komunikasi politik yang dilaksanakan dengan landasan teori yang digunakan, yakni teori Empati dan Homofili. 3
4 E. Kerangka Teori 1. Komunikasi politik Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang diperintah. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja, mulai dari tokoh partai, dosen, mahasiswa, hingga tukang ojek dan penjaga warung di kaki lima. Tidak heran jika ada yang menjuluki komunikasi politik sebagai sekedar neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tidak lebih dari istilah belaka. Dalam praktiknya, komunikasi politik sangat kental di kehidupan seharihari. Tidak satu pun manusia yang tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang komunikasinya sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan analisis orang awam berkomentar soal kenaikan harga BBM, merupakan contoh kecenderungan komunikasi politik itu. Menurut Gabriel Almond, komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. All of the functions performed in the political system, political socialization and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are performed by means of communication. 1 Menurut Dan Nimmo, Political communication is communication (activity) considered political by virtue of its consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the condition of conflict. 2 Sementara Jack Plano mendefinisikan komunikasi politik sebagai penyebaran aksi, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan, Ibid. 4
5 dan lainnya. Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah, atau parpol. Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor parlemen. 3 Robin dan Ring menyatakan komunikasi politik sebagai penyebaran arti, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik. Komunikasi politik bisa juga dikatakan merupakan proses melakukan ekspresi pendapat, pandangan atau perilaku, baik perorangan maupun kelompok lembaga yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan pemerintah dan pembangunan. 4 Dari definisi-definisi di atas, komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan dan penyebaran tindakan yang dilakukan komunikator yang memiliki makna. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik terdapat secara inheren di dalam setiap fungsi sistem politik. Komunikasi politik mengantarkan setiap lembaga atau pemangku kepentingan untuk menentukan sikap politik dengan berpegang pada kepentingan dan cakupan konsekuensi atas bergulirnya kebijakan tersebut. Nimmo menyebutkan cakupan komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan politik, persuasi politik, media komunikasi politik, khalayak komunikasi politik dan efek (akibat) komunikasi politik. 5 Dalam praktiknya, komunikasi politik memiliki bentuk-bentuk yang lebih konkret dalam retorika politik, agitasi, propaganda politik, kampanye politik, pembentukan opini publik, lobby politik, dan lain sebagainya. Keberlanjutan realisasi kebijakan politik pemerintah sangat tergantung dari sejauh mana hal tersebut mendapat dukungan kuat melalui sikap politik dari semua kalangan khususnya yang berkepentingan terhadap kebijakan perberasan. Kebijakan perberasan dapat berjalan mulus apabila komunikasi yang dijalankan sesama pemangku kepentingan menghasilkan komunikasi yang efektif. Lasswell, 3 Ibid Ibid. 5
6 dalam Ferdiansyah, mengemukakan bahwa komunikasi yang efektif dan sesuai dengan yang diharapkan apabila faktor-faktor kunci dalam komunikasi seperti sender, enconding, pesan, media, decoding, penerima, respons, feedback dan gangguannya diperhatikan dengan baik. 6 Peran komunikasi politik pemangku kepentingan dan kebijakan sangat menentukan pencitraan dari masing-masing kepentingan di mata publik. Proses komunikasi politik yang dilakukan pada akhirnya akan melahirkan kesimpulan politik atau sering disebut sikap politik. Sikap politik dan partisipasi komunikasi politik pemerintah, organisasi masyarakat, kalangan DPR dan pengusaha kaki lima, diharapkan berperan dalam membangun manajemen yang adil dan kuat bagi pemerintah selaku otoritas utama di dalam mengatur perdagangan, ketertiban lingkungan dan keindahan tata kota di Indonesia. 2. Teori Empati dan Homofili Asumsi dasar teori ini adalah, komunikasi politik akan sukses bila seorang komunikator dapat memproyeksi diri dengan baik ke dalam sudut pandang khalayak atau masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan citra diri komunikator politik untuk menyesuaikan suasana pikirannya dengan alam pikiran khalayak. 7 Secara sederhana dapat disebutkan bahwa empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi dan kondisi orang lain. Berlo memperkenalkan teori yang dikenal dengan nama influence theory of emphaty (teori penurunan dari penempatan diri dalam diri orang lain), artinya komunikator mengandaikan diri, bagaimana kalau ia berada pada posisi komunikan. 8 Homofili dapat digambarkan sebagai suasana dan kondisi kepribadian dan kondisi fisik. Komunikasi yang dilaksanakan atas dasar kesamaan (homofili), akan lebih efektif dan lancar dibanding komunikasi yang dilaksanakan atas dasar ketidaksamaan. 9 6 Ibid. 7 Firdaus Syam, Komunikasi Politik, Diktat mata kuliah Komunikasi Politik MIKOM UMJ, 15 Mei Firdaus Syam, Op. Cit. 6
7 Komunikasi politik model homofili dengan mudah dilihat pada politikus atau kader partai di Indonesia, yaitu memiliki kostum yang seragam. Atau dapat dilihat pada diri seorang Kepala Daerah tertentu yang merupakan seorang putera daerah di wilayah kepemimpinannya. Dia memiliki bahasa, pakaian, adat atau budaya yang sama dengan masyarakat yang dipimpinnya. Dan Nimmo mengemukakan beberapa prinsip homofili dalam komunikasi dari hasil risetnya yaitu; pertama, orang-orang yang mirip dan sesuai satu sama lain, lebih sering berkomunikasi dibanding dengan orang yang tidak memiliki persamaan sifat dan pandangan. Kedua, komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila sumber dan penerima adalah homofili karena orang-orang yang mirip cenderung menemukan makna sama dan diakui secara bersama. Ketiga, homofili dan komunikasi saling memelihara karena makin banyak komunikasi di antara mereka, makin cenderung dapat berbagi pandangan dan melanjutkan komunikasi
8 BAGIAN II KOMUNIKASI POLITIK SIMPATIK JOKO WIDODO A, Sekilas Tentang Joko Widodo Joko Widodo lahir di Surakarta (Solo) pada 21 Juni Joko merupakan putera daerah di tempat dia menjabat sebagai Walikota untuk masa bakti Joko dicalonkan oleh PDI-P untuk naik menjadi Walikota. 11 Insinyur yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang mebel ini awalnya banyak yang meragukan kepemimpinannya. Namun setahun setelah dia memimpin, banyak gebrakan progresif yang dilakukannya. Joko banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya sebagai pengusaha mebel. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Dengan menerapkan branding "Solo: The Spirit of Java", Joko Widodo mampu mendongkrak prestasi Kota Solo. Joko berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solo dan menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Solo. Namun langkah yang tergolong fenomenal yang pernah Joko Widodo lakukan adalah dalam hal merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Joko melakukan komunikasi langsung secara rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) kepada masyarakat, khususnya kepada para PKL. Dalam suatu kesempatan, Ayah dari tiga orang anak ini mengakui sulitnya memimpin sebuah kota. Jika dibandingkan dengan pengalamannya dalam memimpin sebuah perusahaan, memimpin kota jauh lebih kompleks. Meski sempat bungkam terkait rencananya untuk kembali maju sebagai calon Walikota Solo periode , tetapi akhirnya dia memutuskan untuk kembali maju
9 Selama menjadi Walikota, tidak terdengar kasus korupsi yang dia lakukan. Bahkan uniknya Joko Widodo juga tidak tunduk kepada pengusaha dalam menjalankan kepemimpinannya. Ketika dia mengeluarkan instruksi kepada rumah sakit di seluruh Kota Solo agar bersedia membantu masyarakat miskin yang sakit dengan tidak memberatkan biaya pengobatan mereka, Joko menekankan, bagi rumah sakit yang tidak bersedia mengikuti instruksi ini akan dicabut IMB-nya. Kebijakan ini bisa dijadikan indikasi bahwa Joko juga menolak kolusi. Paling tidak, demikian yang selama ini dipublikasikan media. B. Komunikasi Politik Joko Widodo 1. Langkah Relokasi Pedagang Kaki Lima Nama Joko Widodo menjadi semakin popular setelah dia melakukan relokasi PKL. Berawal pada tahun 2005 ketika Joko Widodo, yang baru dilantik menjadi Walikota Solo, membentuk sebuah tim kecil untuk mensurvey keinginan warga Kota Solo. Dari hasil survey ditemukan bahwa kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan. Joko memang sudah mempunyai program untuk menjadikan Solo layaknya Singapura, sebuah kota yang bersinar dengan wisata belanjanya. Karena itu ketertiban, kebersihan dan keindahan kota menjadi kunci utama. Namun hasil survey tersebut membuat Joko menghadapi dilema. Di satu sisi dia merupakan seorang Walikota baru yang tidak ingin memancing konflik dengan para PKL di awal masa kepemimpinannya. Namun di sisi lain dia tidak dapat menutup mata untuk merespons keinginan sebagian masyarakat Solo yang ingin para PKL dipindahkan dari jalan-jalan dan taman. Joko Widodo kemudian memutuskan bahwa para PKL itu harus direlokasi. Namun dengan cara yang strategik dan hati-hati. Tiga Walikota sebelumnya terbukti tidak mampu melakukan relokasi. Para pedagang kaki lima mengancam akan membakar kantor Walikota jika mereka digusur. Di Solo, ancaman bakar bukan sekedar gertak sambal. Sejak dibangun, kantor Walikota Solo sudah dua kali dibakar, yakni pada tahun 1998 dan Secara kultural, memang 9
10 masyarakat Solo dikenal sebagai masyarakat yang lembut dan santun. Namun diakui juga bahwa masyarakat Solo sangat reaksioner dan mudah terbakar emosinya. Sebagai pengusaha mebel selama 18 tahun, Joko memiliki pengalaman dalam melakukan lobby dan negosiasi bisnis yang disebutnya "lobi meja makan". Strategi ini kemudian dilakukan sebagai bentuk komunikasi politiknya. Targetnya sudah jelas, yakni para PKL di daerah Banjarsari, kawasan elite di Solo. Di sana terdapat 989 pedagang yang bergabung dalam 11 paguyuban. Kemudian Joko Widodo mengundang dan mengajak makan para koordinator paguyuban di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota. Namun pada pertemuan pertama ini tidak ada pembicaraan mengenai relokasi. Joko sama sekali tidak menyinggungnya. Dia beranggapan, hal itu belum waktunya disampaikan. Makan bersama seperti itu berlanjut hingga pertemuan yang ke 53, dimana Joko hanya makan bersama dan bersilaturahmi kepada para PKL. Baru pada jamuan ke-54, dimana saat itu semua PKL yang hendak dipindahkan hadir, Joko mengutarakan niatnya untuk merelokasi mereka. Dan memang waktu yang tepat. Ketika Joko Widodo mengungkapkan hal itu, tidak ada satu pedagang pun yang menolak. Mereka setuju dengan kebijakan yang diambil Joko Widodo, sepanjang mereka mendapatkan tempat yang baru untuk berdagang. Joko berjanji akan memberikan lokasi baru. Dan nantinya, para pedagang hanya akan membayar biaya retribusi sebesar Rp perhari di tempat baru yang suasananya lebih bagus dari tempat para PKL berdagang sekarang. Dengan retribusi sebesar itu, modal pemerintah sebesar Rp 9,8 miliar untuk membangun lokasi baru itu diperkirakan dapat kembali pada kurun 9 tahun. Bukan hanya itu, Joko juga akan mempromosikan tempat berdagang baru itu selama empat bulan di media lokal. Joko juga memperluas jalan menuju pasar dan membuat satu trayek angkutan kota baru. Hasilnya, Joko berhasil menata ulang pasar di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura. Saat relokasi dilakukan, Joko Widodo menggelar arak-arakan sepanjang jalan menuju Pasar Klitikan dengan iringan musik kleningan khas Solo. Joko 10
11 juga menghadirkan Prajurit Keraton agar timbul rasa kebanggaan pada diri para PKL. Faktanya, para PKL sangat legowo saat pindah lokasi ke tempat yang baru. Bahkan konsumsi dan perlengkapan arak-arakan mereka biayai sendiri. Ini jarang terjadi di daerah lain yang biasanya relokasi selalu bersinggungan dengan kekerasan. Sebanyak 989 PKL dipindah tanpa gejolak, bahkan secara antusias para PKL itu mendukung program pemerintah dengan suka cita. Ini merupakan sebuah terobosan yang mengagumkan. Dalam salah satu wawancara dengan media lokal, Joko Widodo menyatakan bahwa para PKL itu bersedia pindah bukan karena mereka sudah diajak makan, namun karena para PKL itu merasa dimanusiakan oleh pemimpinnya. Strategi ini jelas unik dan konstruktif. Langkah Joko Widodo kemudian mengundang kekaguman dari banyak pihak, baik lokal maupun nasional. Di saat para Kepala Daerah lebih senang menggunakan Satpol PP untuk melakukan penggusuran, Joko justru menggunakan komunikasi politik yang simpatik dan strategik. Tidak tanggung-tanggung majalah Tempo menganugerahkan Walikota ini sebagai salah satu pemimpin terbaik pada tahun Tempo bahkan menjulukinya sebagai Wali Kaki Lima. Sebuah bukti bahwa komunikasi yang baik dapat memberikan efek yang baik, terutama kepada seorang pemimpin jabatan publik. 2. Komunikasi Politik: Antara Teori dan Praksis Dalam teori Empati dan Homifili dikatakan bahwa sebuah komunikasi politik akan sukses bila seorang komunikator dapat memproyeksikan diri dengan baik ke dalam sudut pandang khalayak atau masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan citra diri komunikator politik untuk menyesuaikan suasana pikirannya dengan alam pikiran khalayak. Komunikator melaksakan komunikasinya dengan menempatkan diri pada situasi dan kondisi orang lain dan dilaksanakan atas dasar kesamaan. Joko Widodo bisa jadi belum pernah mengetahui teori empati dan homofili. Namun apa yang dilakukannya tampak selaras dengan teori ini. Hipotesa ini didasarkan pada beberapa hal berikut; 11
12 Pertama, Joko Widodo memahami betul bagaimana perasaan para PKL ketika mengetahui akan direlokasi. Para PKL itu merasa akan kehilangan pelanggan atau bahkan mata pencariannya. Karena itu Joko memberikan alternatif berupa tempat berdagang yang lebih baik daripada di jalan-jalan atau taman kota. Agar para pelanggan tetap bisa bertransaksi dengan para PKL, Joko juga melakukan promosi melalui media lokal, memperluas jalan dan membuat satu trayek angkutan kota baru. Kedua, Joko Widodo menunjukan empatinya ketika dia menjamu para PKL sebanyak 54 kali pertemuan. Dia tidak melakukan penggusuran secara paksa dan dengan kekerasan. Dia memilih lobby dan diplomasi. Joko sadar betul bahwa ketika tahu akan direlokasi, para PKL akan bersikap defensif. Jika dipaksa akan terjadi gejolak yang mungkin memunculkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian dari kedua belah pihak. Karena itu lobby meja makan merupakan sebuah tindakan komunikasi politik yang simpatik dan berusaha memahami posisi para PKL. Ketiga, Saat relokasi dilakukan, Joko Widodo menggelar arak-arakan, alih-alih melakukan pengusiran dengan kekerasan, dengan menghadirkan budaya khas Solo, seperti penggunaan musik tradisional kleningan dan pakaian adat. Arak-arakan yang dilakukan ini menunjukkan bahwa Joko ingin menunjukkan kesamaan dengan para PKL, yakni kesamaan bahwa mereka sama-sama ingin membangun Kota Solo menjadi lebih baik, dan kesamaan bahwa mereka berasal dan memiliki budaya yang sama, yakni budaya orang Solo; pakaian adat yang sama, musik yang sama, tarian yang sama. Keempat, Tindakan Joko Widodo sekaligus menunjukkan keberpihakannya terhadap ekonomi kecil dan pasar tradisional. Bukan hanya dalam soal PKL, di bawah kepemimpinannya Joko dengan sukses membangun ekonomi kerakyatan. Kesamaan persepsi antara pemerintah dan para pedagang pada ekonomi kecil, memunculkan kesamaan persepsi pula bahwa masyarakat menganggap Walikota mereka berpihak pada masyarakat. Teori empati dan homofili diaktualisasikan oleh Joko Widodo dengan baik. Teori empati dan homofili menjadi sebuah instrumen komunikasi politik 12
13 yang efektif bagi Walikota Solo ini dalam melaksanakan kepemimpinannya. Lima tahun dalam masa jabatannya, tidak terdapat gejolak yang berarti dari masyarakat terhadap Joko Widodo. Semua hanya karena komunikasi yang dilaksanakannya sangat efektif. C. Efek Komunikasi Politik Komunikasi memiliki efek, baik langsung atau tidak. Dalam kasus Joko Widodo di atas, ada beberapa efek yang timbul dari pelaksanaan komunikasi politiknya. Pertama, Joko Widodo mendapatkan feedback positif dari para PKL saat melakukan relokasi. Sehingga tujuan melakukan relokasi dapat terlaksana tanpa gejolak. Kedua, Joko Widodo mendapat pencitraan positif, baik dari masyarakat lokal maupun nasional. Dia dianggap sebagai pemimpin yang memanusiakan warganya. Ketiga, Masyarakat mendukung kepemimpinan Joko Widodo selama masa bhaktinya tanpa gejolak dan sentimen politik. Keempat, Kota Solo mengalami perkembangan pesat dari segi sosial, ekonomi dan politik selama kepemimpinan Joko Widodo akibat dari kepemimpinannya itu didukung oleh masyarakat. Komunikasi bukan barang baru dalam dunia politik. Namun komunikasi yang baik dan efektif sangat jarang diterapkan oleh para pemimpin politik untuk menjalankan kepemimpinannya. Sehingga tidak jarang terjadi kesungkanan, benturan, bahkan konflik antara pemerintah dengan masyarakat. Boleh jadi, sebagian besar konflik yang meletus di Indonesia antara pemerintah dengan masyarakat adalah karena kurang atau tidak adanya komunikasi yang baik. Sesederhana itu. 13
14 DAFTAR PUSTAKA Firdaus Syam, Komunikasi Politik, Diktat mata kuliah Komunikasi Politik MIKOM UMJ, 15 Mei timbang.penggusuran html id.html
KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0
KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA 2 0 1 0 PENGERTIAN KOMUNIKASI Communicatio (Latin) Communis Sama Secara etimologis komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan pangan pokok utama sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciBAB III STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA SOLO DALAM PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA
1 BAB III STRATEGI KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA SOLO DALAM PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA Kota Solo yang terletak di tengah pulau Jawa merupakan contoh dari konsep pembangunan yang melibatkan masyarakat dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan ------------------------------------------------------------- i Halaman Judul ------------------------------------------------------------------------- ii Halaman Pengesahan
Lebih terperinciKomunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12
Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik Pertemuan 11-12 Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Proses komunikasi, Timbul balik Apa kriteria komunikan? Bisa menyaring informasi Bisa memberi respon yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata ruang dalam perkotaan lebih kompleks dari tata ruang pedesaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata ruang dalam perkotaan lebih kompleks dari tata ruang pedesaan, kawasan di perkotaan biasanya dibagi dalam beberapa zona: perumahan dan pemukiman; perdagangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya pemahaman yang kurang mengenai faktor-faktor penting dan sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang Kaki Lima dahulu dikenal dengan pedagang emperan jalan dan kemudian disebut pedagang kaki lima. Saat ini, istilah pedagang kaki lima digunakan untuk menyebut
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga
BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator
Lebih terperinciMODUL DELAPAN KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK
MODUL DELAPAN KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK Munculnya karya klasik Walter Lippmann, Public Opinion pada 1922, mengenai hubungan komunikasi dengan politik mulai membangkitkan keingintahuan lebih dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciBERANDA DEPAN PEMDA Oleh: Muradi
BERANDA DEPAN PEMDA Oleh: Muradi Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali digugat publik. Selama ini banyak pihak merasakan bahwa tugas dan fungsi Satpol PP dirasakan berlebihan dan jauh
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciLobi dan Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis
Lobi dan Negosiasi dalam Komunikasi Bisnis Kemampuan melakukan lobi adalah pendekatan yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu (transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP I. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN Pada bagian awal penelitian ini peneliti sudah menjelaskan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu bagaimana komunikasi resolusi konflik yang dilakukan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dalam membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu Negara dalam hal ini Negara Indonesia akan dipengaruhi oleh penilaian Negara lain yang diinterprestasikan dengan citra positif yang dimiliki Indonesia dalam
Lebih terperinciManajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno di Kota Semarang
1 ARTIKEL Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno di Kota Semarang Fikry, Larasati, Sulandari Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011
BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (termasuk organisasi niaga, organisasi di lingkungan pendidikan, organisasi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 berbagai jenis organisasi (termasuk organisasi niaga, organisasi di lingkungan pendidikan, organisasi di lingkungan pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka pertumbuhan penduduk kota yang sangat tinggi, utamanya terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk dan proses mobilitas penduduk menuju daerah perkotaan di Indonesia semakin meningkat dengan pesat, ditunjukkan oleh angka pertumbuhan
Lebih terperinciBahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 1 dan 2 ) DEFINISI KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2
Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 1 dan 2 ) DEFINISI KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan
Lebih terperinciVARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI
VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi
HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciPokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara
Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2 Oleh Dadang Juliantara Kalau (R)UU Kebudayaan adalah jawaban, apakah pertanyaannya? I. Tentang Situasi dan Kemendesakkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan pada berbagai pemberitaan di media, khususnya media televisi, setiap pemberitaan yang berkaitan dengan serangkaian kegiatan penertiban selalu
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aparat pamong praja kota Sibolga menjalankan tugasnya sesuai dengan Pasal 4 PP Nomor 6 Tahun 2010, jadi peraturan tersebut bukan hanya menjadi sebuah teori, tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Padang merupakan salah-satu daerah di Sumatera Barat dengan roda ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Padang merupakan salah-satu daerah di Sumatera Barat dengan roda ekonomi dan kehidupan yang bergerak cukup cepat serta berkembang semakin maju, sehingga dibutuhkan
Lebih terperinciBahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 4 ) STUDI KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2
Bahan ajar handout Komunikasi Politik (pertemuan 4 ) STUDI KOMUNIKASI POLITIK 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Studi komunikasi politik yang terorganisasi dapat ditandai dari analisa teknik propaganda Harold
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) banyak menjadi permasalahan di kota-kota besar, karena pada umumnya kebijakan tersebut
Lebih terperinciKuliah Komunikasi - Partai Poliik Sebagai Sarana Komunikasi Poliik BY NISYA RIFIANI, AT 9:50:00 PM, HAS 1 COMMENT
Kuliah Komunikasi - Partai Poliik Sebagai Sarana Komunikasi Poliik BY NISYA RIFIANI, AT 9:50:00 PM, HAS 1 COMMENT KULIAH KOMUNIKASI :: PENGANTAR ILMU POLITIK (2007) PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
Lebih terperinciPENGARUH DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEMBENTUK OPINI PUBLIK
Pengaruh Dan Efektivitas Penggunaan Media Sosial Sebagai Bentuk Saluran Komunikasi (Haidir Fitra Siagian) PENGARUH DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEMBENTUK
Lebih terperinciPRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Muncul dari kalangan perwira militer, Prijanto adalah sosok yang sebelumnya tidak
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika kita pandang dari transformasi yang sangat penting dalam abad ke-20 adalah persaingan politik yang semakin tinggi dihampir semua negara. Hal ini juga disertai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini informasi dapat di akses dengan sangat mudah. Informasi dapat di akses melalui media elektronik seperti televisi, radio,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia di dalam masyarakat dan mempunyai proses yang jelas, baik itu proses secara primer
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KOMUNIKASI KONFLIK KELOMPOK DI MASYARAKAT MALANG NENGAH
BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI KONFLIK KELOMPOK DI MASYARAKAT MALANG NENGAH A. Bentuk Konflik Antar Kelompok Bentuk konflik antar kelompok yang terjadi di Kampung Malang Nengah diantaranya terdiri dari beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kewenangan dan kekuasaan yang legal (formal) dengan adanya kualitas keahlian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi publik merupakan organisasi birokrasi pemerintahan yang menerapkan kewenangan dan kekuasaan yang legal (formal) dengan adanya kualitas keahlian dalam pola struktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 jo. UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, maka desentralisasi pemerintahan mulai berjalan dengan tujuan kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau
Lebih terperinci6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL
69 6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL Rancangan Program Berdasarkan alternatif strategi yang didapat dari proses analisis AHP, maka diperlukan penjabaran dari strategi berupa program yang dapat menjadi bagian
Lebih terperinciKode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%
Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai sektor formal. Selama kurun waktu 5 tahun (2005-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Kota Yogyakarta menerbitkan Perda Nomor 26 Tahun 2002 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima, hal ini dilakukan untuk menjadikan sektor ekonomi informal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat
Lebih terperinciHubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak. Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004
Hubungan Interpersonal Antara Petugas Pajak dan Wajib Pajak Sumber: Djamaludin Ancok, Psikologi Terapan, Yogyakarta, Darussalam, 2004 Pengantar Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang penyuluh
Lebih terperinciARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D
ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: SULISTIANTO L2D 306 023 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan di Indonesia, untuk yang kedua kalinya menjadi peserta di Pemilu 2014. Sebagai partai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang besar dan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan kota-kota besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Todaro dan Stilkind (2000) bahwa terdapat beberapa gejala yang dihadapi oleh negara berkembang, gejala tersebut adalah jumlah pengangguran yang besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia yang dibuat oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan sebagai konsep yang terkait dengan pembangunan, merupakan sebuah perubahan atau pembangunan berkesinambungan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut
BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan
Lebih terperinciBerdasarkan penelitian terhadap mahasiswa Fikom, bahwa banyak mahasiswa memilih jurusan PR karena merasa tidak memiliki bakat menulis, sedangkan merek
PR Writing 1 Topik ke-1: Pengantar 1 Berdasarkan penelitian terhadap mahasiswa Fikom, bahwa banyak mahasiswa memilih jurusan PR karena merasa tidak memiliki bakat menulis, sedangkan mereka yang memiliki
Lebih terperinciSAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013
SAMBUTAN KUNCI MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN PADA PERTEMUAN BAKOHUMAS TINGKAT NASIONAL DAN ANUGERAH MEDIA HUMAS TAHUN 2013 Solo, 20 November 2013 Yth. Menteri Komunikasi dan Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015, berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu, yaitu sebesar 5,6 persen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Polisi pamong praja sebenarnya sudah ada ketika VOC menduduki Batavia pada tahun 1602. Pada saat itu Gubernur Jenderal VOC telah membentuk Bailluw yaitu semacam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Polisi merupakan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang berbeda dengan masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2017
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN UAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PADA DESA/KELURAHAN DAN UAN TUGAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT INTI PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini sangat dipengaruhi oleh dampak perkembangan zaman yang sangat pesat, seperti majunya teknologi dan persaingan-persaingan di segala
Lebih terperinciPRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES. Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun
PRESENTASI KEPRIBADIAN CAPRES Keterpilihan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden tahun 2004 seakan menjadi fatwa dimulainya suatu era baru dalam kampanye politik di Indonesia, era politik pencitraan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia, politik merupakan permasalahan yang selalu menjadi perbincangan hangat. Hal ini tentu saja membuat para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi kerap dilukiskan sebagai suatu organisme hidup. Karena itu organisasi dipandang berdasarkan berdasarkan siklus hidup satu organisme. Ada saat kelahiran,
Lebih terperinciAdang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
Adang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Bayangkan seorang lelaki berumur 57 tahun dengan badan tegap, perut rata, dan wajah tanpa
Lebih terperinciKomunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si
Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat peka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada politisi dibandingkan dengan masa Orde Baru. Politisi unjuk gigi dengan kedudukan,
Lebih terperinciKAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DIAN HERYANI L2D 002 393 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*)
PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK Oleh : Novy Purnama N*) Abstraksi Posisi penting press relase, yang pada dasanya merupakan domain public
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau
Lebih terperinciSmile Indonesia LOBI LO DAN NEGO DAN SIASI NEGO
Smile Indonesia LOBI DAN NEGOSIASI PENGERTIAN LOBI Istilah Lobi = lobbying. berarti orang atau berarti orang atau kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota parlemen KATA LOBI Lobby {kata benda}
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA PROFESIONALISME APARAT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PROFESIONALISME APARAT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandar Lampung) Kualitas keahlian dan kewenangan
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN KERJA DAN INTERAKSI KERJA TERHADAP INTENSITAS KONFLIK KARYAWAN DI CV. DWI KARYA NGAWI
PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN INTERAKSI KERJA TERHADAP INTENSITAS KONFLIK KARYAWAN DI CV. DWI KARYA NGAWI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU
PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,
Lebih terperinciModel-model Kebijakan Publik
Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang. Hal ini terdapat pada Pasal 28 UUD 1945 yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dalam kehidupan negara demokratis, dilindungi oleh Undang-Undang. Hal ini terdapat pada Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengah dengan Pemerintah Kota Surakarta. dengan keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan membangun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alih fungsi lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo menciptakan kondisi yang pelik penuh dengan syarat kepentingan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan
Lebih terperinciARIS SETIAWAN B
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK DI PT TAINESIA JAYA WONOGIRI SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciSOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur
SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur Sebuah desa yang teratur dibayangkan sebagai suatu tempat yang sejuk, harmonis, dengan tata aturan (modern-rasional) yang jelas sehingga anggota-anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia
Lebih terperinciMuhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif
Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Dicky C.P, dan Nurlyta Hafiyah Sekiranya ada keputusan wapres (kepwapres), tentu semua kebijakan sudah saya ambil sehingga
Lebih terperinciBAB V PENUTUP DAN IMPLIKASI TEORI
BAB V PENUTUP DAN IMPLIKASI TEORI 5.1. Temuan-Temuan di Lapangan Berdasarkan penulusuran secara seksama melalui pengamatan terlibat yang cukup lama dengan pihak PKL, Preman dan aparat, maka diperoleh beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah suatu misteri. Berbagai pengalaman baik positif ataupun negatif tidak lepas dari kehidupan seseorang. Pengalamanpengalaman tersebut dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi yang datang dan berasal dari tempat atau arah yang berbeda. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak
Lebih terperinci2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau
Lebih terperinciKOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA
KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA Dari berbagai pendapat para pakar, komunikasi massa didefenisikan jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media
Lebih terperinci# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas
BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial di dalam kehidupannya harus saling berkomunikasi yang artinya setiap individu memerlukan
Lebih terperinciGEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu
Lebih terperinci