NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN DI MAN MALIKU KABUPATEN PULANG PISAU. Zainal Abidin. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN DI MAN MALIKU KABUPATEN PULANG PISAU. Zainal Abidin. Abstrak"

Transkripsi

1 145 STAIN Palangka Raya NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN DI MAN MALIKU KABUPATEN PULANG PISAU Zainal Abidin Abstrak Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku merupakan salah satu wadah pembinaan generasi muda penerus bangsa, dalam pelaksanaan kegiatan Kepramukaan harus dilaksanakan berdasarkan dengan prinsip dasar dan kode kehormatan Gerakan Pramuka yaitu Trisatya dan Dasadarma, maka seharusnya didalam pelaksanaan kegiatan Kepramukaan itu juga diterapkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimana pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku?(2)bagaimana penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku?. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku dan untuk mendeskripsikan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ada dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dan jenis penelitian kualitatif deskriptif, adapun subjek dalam penelitian ini adalah Mabigus, pembina Pramuka putra dan pembina Pramuka putri, adapun informan dalam penelitian ini adalah beberapa peserta didik yaitu ketua Ambalan putra, ketua Ambalan putri, empat ketua sangga putra dan empat ketua sangga putri yang ada di MAN Maliku. Data yang dicari dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik observasi langsung, wawancara dan dokumentasi yang disyahkan dengan cara Triangulasi, kemudian di analisis melalui beberapa tahapan yaitu reduction data, display data, dan conclusion. Dari hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa: (1) kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku telah dilaksanakan dengan efektif yang dilaksanakan setiap hari sabtu mulai pukul 14:00-16:00 dan dibagi menjadi tiga sesi kegiatan: pembukaan, inti atau penyampaian materi, dan penutup. (2) nilai - nilai Pendidikan Agama Islam telah diterapkan di dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku meliputi: nilai ketaatan, nilai ketakwaan, nilai kemandirian, nilai moral, nilai toleransi, nilai tolong menolong, dan nilai tanggung jawab. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. Maka dengan adanya kegiatan yang positif

2 146 STAIN Palangka Raya diharapkan akan dapat menjauhkan pemuda pemudi dari pergaulan bebas diantaranya dengan adanya Gerakan Pramuka yang berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. 1 Pendidikan Kepramukaan menanamkan nilai-nilai Kepramukaan yang berupa kode kehormatan yaitu Trisatya dan Dasadarma yang isinya sebagai berikut : TRISATYA Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. Menjalankan kewajibankuterhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. 3. Menepati Dasadarma. DASADARMA Pramuka: 1. Takwa kepada tuhan yang maha Esa 2. Cinta alam dan kasih saying sesame manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin terampil dan gembira 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan 2 Dari bunyi Trisatya dan Dasadarma tersebut diatas secara jelas telah menggambarkan nilai nilai Pendidikan Agama Islam yang kaitanya dengan habbluminallah dan habluminannas. Pendidikan Kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan Pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup. 3 Hal ini berhubungan dengan delapan belas karakter pendidikan budaya karakter bangsa yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat Kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, 1 Tim Penyusun, Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 11/Munas/2013 Tentang Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (Semarang : Kwartir Nasional) hal.7 2 Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm.8 3 Ibid, hlm.10

3 147 STAIN Palangka Raya bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 4 Pada saat ini pendidikan Kepramukaan diwajibkan disetiap sekolah bahkan perguruan tinggi karena dirasa sangat penting bagi kemajuan karakter pemuda pemudi, masyarakat, dan bangsa Indonesia. MAN Maliku adalah Sekolah yang mewajibkan peserta didiknya untuk mengikuti Kegiatan Kepramukaan mulai dari kelas X, XI, dan XII kecuali kelas XII yang sudah memasuki atau mendekati les untuk ujian akhir Sekolah/Madrasah maka tidak diwajibkan untuk mengikuti Kegiatan Kepramukaan agar dapat fokus pada ujian akhir sekolah. MAN Maliku merupakan salah satu ujung tombak bagi Gerakan Pramuka yang ada di Kecamatan Maliku, karena dari MAN Maliku inilah kader-kader Pramuka yang akan memajukan Gerakan Pramuka di Kecamatan Maliku, sebagai contohnya adalah pada Tahun 2012 lima puluh persen (50%) anggota Dewan Kerja Ranting (DKR) Pramuka Kecamatan Maliku yaitu berasal dari MAN Maliku dan diketuai oleh Alumni MAN Maliku. Bahkan Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka lebih banyak belajar dari Dewan Kerja Ranting (DKR) Maliku. Dapat disimpulkan bahwa sekolah MAN Maliku adalah salah satu sekolah yang merintis Kegiatan Kepramukaan di Kecamatan Maliku, dan sekolah ini juga sekolah yang berprestasi dibidang kepramukaan. Akan tetapi apakah nilai-nilai Pendidikan Agama Islam termuat didalam Kegiatan Kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah tersebut antara lain: nilai ketakwaan dan ketaatan kepada Allah, nilai tanggung jawab dan tolong menolong, yang tercermin didalam Dasadarma Pramuka. Beranjak dari sinilah peneliti memilih Sekolah MAN Maliku sebagai Sekolah yang akan diteliti mengenai Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaannya. Pada observasi awal yang telah peneliti lakukan saat latihan mingguan Pramuka MAN Maliku terlihat bahwa pada saat datang waktu shalat asar mereka bersama-sama melaksanakan shalat berjama ah. Jadi bisa kita tarik kesimpulan sementara bahwa nilai-nilai Pendidikan Agama Islam telah ditanamkan dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku yaitu berupa nilai ketakwaan kepada Allah SWT. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. Maka judul yang diangkat adalah : Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku Kabupaten Pulang Pisau. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah pokok sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 2. Bagaimana penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 4 Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Alqur an, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2012), Hlm.xi-xiii

4 148 STAIN Palangka Raya Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. 2. Untuk mendeskripsikan penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam yang ada dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. KAJIAN PUSTAKA Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Nilai merupakan realitas abstrak. Nilai dapat dirasakan dalam diri seseorang yang masing-masing sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup. Karenanya, nilai menduduki tempat penting dalam kehidupan seseorang sampai pada suatu tingkat, di mana sementara orang lebih siap untuk mengorbankan hidup mereka dari pada mengorbankan nilai. 5 Nilai mencakup segala hal yang dianggap bermakna bagi kehidupan seseorang yang pertimbangannya didasarkan pada kualitas benar-salah, baikburuk, atau indah-jelek, untuk itu nilai menjangkau semua aktivitas manusia, baik hubungan antar manusia, manusia dengan alam, maupun manusia dengan Tuhan. 6 Sedangkan dilihat dari asal datangnya nilai dalam prespektif islam terdapat dua sumber yaitu Tuhan dan manusia. Nilai yang datang dari Tuhan adalah ajaranajaran tentang kebaikan yang terdapat dalam kitab suci. Aktualisasi nilai-nilai Agama dalam kehidupan sekarang menjadi sangat penting, terutama dalam memberikan isi dan makna pada nilai, moral, dan norma masyarakat. 7 Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam memiliki karakteristik yang ada kaitanya dengan sudut pandang tertentu. Secara garis besarnya, nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari tujuan Pendidikan Agama Islam pada dimensi utamanya, setiap dimensi mengacu pada nilai pokok yang khusus. Atas dasar pandangan yang demikian, maka nilai Pendidikan Agama Islam mencakup ruang lingkup yang luas. a. Dimensi hakikat penciptaan manusia Berdasarkan dimensi ini, Nilai Pendidikan Agama Islam mengarah kepada pencapaian target yang berkaitan dengan hakikat penciptaan Manusia Oleh Allah SWT, bahwa manusia di turunkan ke bumi untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah sesuai dengan Al-Qur an surat Al-Dzariyat (51) ayat 56. Sehingga dari dimensi hakikat penciptaan manusia akan muncul nilai ketaatan dan kepatuhan, karena hakikat di ciptakannya manusia untuk menyembah, patuh dan taat kepada Allah SWT. Berangkat dari dari tujuan ini maka peserta didik harus diarahkan agar dapat menempatkan diri dan berperan sebagai individu 5 Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012), hlm Ibid, hlm Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, (Bandung: C V P u s t a k a S e t i a, ), hlm. 161

5 149 STAIN Palangka Raya yang taat dalam menjalankan ajaran Agama Allah. 8 b. Dimensi tauhid Berbicara mengenai tauhid berarti berhubungan dengan keesaan Allah yang berarti tidak menduakan Allah dan meyakini bahwa Allah itu satu sesuai dengan Qur an surat Al- Ikhlas ayat 1-4 bahwa Allah itu satu dan tidak sama dengan hambanya, jadi kita sebagai hamba Allah harus bertakwa kepadanya, mengacu pada dimensi ini maka nilai Pendidikan Islam arahnya kepada pembentukan sikap takwa, dan akan muncul nilai ketakwaan. Diantara ciri mereka yang takwa adalah beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki, beriman kepada Al-Qur an serta kitab samawi lainnya, dan keyakinana adanya kehidupan akhirat. 9 c. Dimensi moral Dimensi ini posisi manusia di pandang sebagai sosok individu yang memiliki potensi fitrah. Maksudnya, bahwa sejak dilahirkan, pada diri manusia sudah ada potensi bawaan yang diperoleh secara fitrah. Menurut M. Quraisy Shihab, potensi ini mengacu kepada tiga kecenderungan utama, yaitu benar, baik, indah. 10 Hubungannya dengan dimensi moral ini, maka nilai Pendidikan Islam arahnya kepada upaya pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral. Nilai yang terkandung dalam dimensi ini adalah nilai moral yang di jelaskan dalam Al-Qur an Surat Al-Israa ayat 81. Tujuan pendidikan ini dititik beratkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai yang baik dan kemudian menginternalisasikannya, serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku melalui pembiasaan. 11 d. Dimensi perbedaan individu Secara umum manusia memiliki sejumlah persamaaan, namun di balik itu sebagai individu, manusia juga memiliki berbagai perbedaaan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dimensi individu dititik beratkan pada bimbingan dan pengembangan potensi fitrah manusia dalam statusnya sebagai insan yang eksploratif (dapat mengembangkan diri), sehingga dari dimensi ini akan muncul nilai kemandirian. 12 Nilai kemandirian dijelaskan dalam Al- Qur an surat Al-Jumu ah ayat 10. Selain itu dalam membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, juga harus menyesuaikan pengembanganya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masingmasing. 8 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm Ibid, hlm M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur an, (Bandung: Mizan, 1996), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan, hlm Ibid, hlm. 96

6 150 STAIN Palangka Raya e. Dimensi sosial Manusia merupakan makhluk sosial, yakni makhluk hidup yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama. Karenanya, dimensi sosial mengacu kepada kepentingan sebagai makhluk sosial, yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Maka akan memunculkan nilai toleransi, dan nilai tolong menolong. 13 Nilai toleransi ini di bahas dalam Al-Qur an surat Yunus ayat bahwa Islam memiliki nilai toleransi dan perbedaan yang sangat dijunjung tinggi sehingga akan menimbulkan keharmonisan antara umat beragama. Selain nilai toleransi pada dimensi sosial juga memuat rasa tolong menolong karena manusia adalah makhluk sosial memiliki dorongan hidup untuk berkelompok sehingga pada hidup berkelompok akan membutuhkan pertolongan dari orang lain dan menghasilakan nilai tolong menolong. f. Dimensi profesional Setiap diri manusia memiliki kadar kemampuan yang berbeda-beda. Berdasarkan kadar kemampuan yang dimiliki itu, manusia dapat menguasai keterampilan profesional, adanya perbedaan pada potensi manusia tersebut, menyebabakan profesi manusia beragam. Hubungannya dengan dimensi ini maka akan menghasilkan Nilai tanggung jawab. Nilai tanggung jawab disebutkan dalam Al-Qur an Surat Al-Isra ayat 15 bahwa tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri atas keselamatan hidupnya. Dan manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Manusia tidak dituntuk untuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak dilakukannya sekalipun hal tersebut diketahuinya. Nilai Pendidikan Agama Islam pada dimensi ini lebih diarahkan kepada membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakatnya masing masing, dengan harapan keterampilan yang dimilikinya kelak dapat berguna untuk menopang hidupnya. 14 Kerangka berpikir Dalam pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan yang setiap anggotanya diwajibkan mematuhi dan mengamalkan Trisatya dan Dasadarma Gerakan Pramuka. Berdasarkan prinsip dasar Kepramukaan sebagai Norma hidup anggota Gerakan Pramuka agar jiwa peserta didik tertanam jiwa a) Iman dan Takwa kepada Tuhan yang maha Esa.b) perduli terhadap Bangsa, Tanah air, sesama hidup dan alam seisinya.c) peduli terhadap diri sendiri. 15 Maka dapat dipastikan dalam Pendidikan Kepramukaan diajarkan dan ditanamkan nilai nilai Pendidikan Agama Islam. Sebagai pemegang amanah dalam Kegiatan Kepramukaan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Maka Mabigus, Pembina, dan Dewan Ambalan Pramuka harus benar-benar memahami betul apa yang menjadi tujuan 13 Ibid, hlm Ibid, hlm Tim KML penggalang, Kursus Mahir Tingkat Lanjutan Golongan Penggalang, (Jakarta: Kwarnas 2011). H. 23.

7 151 STAIN Palangka Raya utama dari Kegiatan Kepramukaan. Sudah dapat dipastikan bahwa kegiatan dan pelaksanaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian khusus dibidangnya dan sekaligus sebagai Pelatih bagi peserta didik dalam Gerakan Pramuka. Untuk menjadi seorang Pembina, dan Ambalan diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi hal ini sangat berat kaitannya dengan penanaman nilai-nilai Pendidikan Kepramukaan yang tentunya ada memuat nilai-nilai Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dapat dilihat pada skema berikut ini: Kegiatan Kepramukaan PembinaPramuka Nilai-Nilai Kepramukaan 1. Nilai ketakwaan 2. Nilai ketaatan 3. Nilai toleransi 4. Nilai tolong-menolong 5. Nilai kemandirian 6. Nilai moral 7. Nilai tanggung jawab Dari kerangka pikir diatas dapat dipahami bahwa dalam Kegiatan Kepramukaan Pembina Pramuka menanamkan atau mengajarkan nilai-nilai Pendidikan Kepramukaan yang pastinya nilai nilai yang diajarkan tidak terlepas dari prinsip dasar Kepramukaan dan kode moral Gerakan Pramuka, selanjutnya didalam nilai nilai Kepramukaan tersebut terdapat nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang ditanamkan kepada peserta didik. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alokasi waktu penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan. Penelitian ini dilaksanakan di MAN MALIKU yang terletak di jalan Trans Maliku Kecamatan Maliku Kabupaten Pulang Pisau. Pendekatan dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang dihasilkan dari penelitian kualitatif adalah data deskripsi berupa ucapan, tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. 16 Menurut Wina Sanjaya, Penelitian 16 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h. 13.

8 152 STAIN Palangka Raya deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. Dengan kata lain pada penelitian deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena), atau sifat tertentu untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar variable dan menggambarkan apa adanya. 17 Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang yaitu 1 orang Mabigus, dan 2 orang Pembina Pramuka di MAN Maliku. Informan pada penelitian ini adalah 10 orang peserta didik Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah dan obyek yang diteliti, peneliti menggunakan beberapa metode antara lain: 1. Observasi. Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. 18 Metode ini dilakukan dengan jalan terjun langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi data yang dibutuhkan diantaranya: a. Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. b. Kegiatan Kepramukaan yang mengandung nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku. c. Keadaan Mabigus, Pembina, dan peserta didik dalam Gerakan Pramuka di MAN Maliku. d. Sarana prasarana dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. 2. Wawancara (Interview) Peneliti melakukan percakapan langsung untuk mendapatkan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian. Data yang didapat dari wawancara ini adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku meliputi : 1. Bagaimana sejarah berdirinya Gerakan Pramuka di MAN Maliku? 2. Bagaimana Visi dan misi Gerakan Pramuka MAN Maliku? 3. Siapa Pembina dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 4. Kapan dilaksanakan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 5. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? b. Penerapan Nilai nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku meliputi: 1. Kegiatan apa saja yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 2. Kapan dilaksanakan kegiatan yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku? 17 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (jenis, metode dan prosedur), cet. ke-2, Jakarta: Kencana, 2014, h Sutrisno hadi, metodologi research jilid II(Yogyakarta: andi offset, 2004), hal.151

9 153 STAIN Palangka Raya 3. Dokumentasi. Dokumentasi adalah suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan lain sebagainya. 19 Adapun data yang ingin diperoleh adalah diantaranya :. a. Kegiatan Kepramukaan yang Mengandung nilai-nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku. b. Jumlah Pembina Pramuka di MAN Maliku. c. Jumlah peserta didik dalam Gerakan Pramuka di MAN Maliku. d. Sarana dan prasarana Gerakan Pramuka di MAN Maliku. Pengabsahan Data Pengabsahan data digunakan untuk menyatakan bahwa semua yang diamati dan diteliti penulis relevan dengan data yang sesungguhnya dan memang benarbenar dapat dibuktikan. Untuk memperoleh tingkat keabsahan data, penulis menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah mengadakan perbandingan antara sumber data yang satu dengan yang lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Moleong bahwa Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. 20 Adapun teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Hal ini dapat dicapai dengan cara berikut ini: 1. Membandingkan data hasil pengamatan baik secara langsung kepada subjek penelitian maupun tidak langsung dengan data dokumentasi. 2. Membandingkan hasil wawancara yang dilakukan kepada subjek penelitian dengan isi suatu dokumen yang didapat dari penelitian. 21 Analisis data Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk mengamati dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan serta mendukung pembuatan keputusan. 22 Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknis analisis data menurut versi Milles dan Hubeman yaitu Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Pengurangan Data ( Data Reduction), yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. 2. Penyajian Data ( Data Display) merupakan langkah lanjutan dari Data Reduction. Kalau dalam penelitian kualitatif data display dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phiechard, pictogram dan sejenisnya. Sehingga data 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet, 11 Edisi Revisi IV (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1998) hlm Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, h Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, Jogjakarta: Graha Ilmu, 2010, h Ibid, h. 253.

10 154 STAIN Palangka Raya akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan agar mudah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ( Conclusion Drawing/Verifying) kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila sebaliknya yaitu didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 23 HASIL PENELITIAN Sejarah Singkat Berdirinya Gerakan Pramuka di MAN Maliku Gerakan Pramuka di MAN Maliku berdiri dari sebelum Sekolah tersebut menjadi Sekolah Negeri yang dulunya masih bernama Madrasah Al-Muhajirin yang berdiri pada tahun Setelah Madrasah Al-Muhajirin berdiri kurang lebih satu tahun lamanya barulah pada tahun selanjutnya Gerakan Pramuka di rintis oleh kak Sutrisno S.Pd yang kemudian beliau menjadi pembina pramuka pertama di Madrasah Al-Muhajirin atau yang sekarang ini dikenal dengan MAN Maliku. Gerakan Pramuka MAN Maliku atau Al-muhajirin pada saat itu didukung penuh oleh kak Mabigus yang pada saat itu di jabat oleh kak Marsono yang kebetulan beliau juga adalah seorang Pramuka, Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Pembina Pramuka Putra MAN Maliku yaitu kak MA pada saat diwawancarai yang mengatakan: Sejarah berdirinya pramuka MAN Maliku di awali dari sebelum menjadi negri yaitu sejak bernama al-muhajirin,pada saat berdirinya madrasah al-muhajirin yaitu pada tahun 1997 setahun kemudian barulah pramuka MAN Maliku itu di rintis oleh kak Sutrisno S.Pd beliau adalah pembina pertama di MAN Maliku, dan kebetulan selaku kak Mabigus disitu kak Marsono juga mendukung dan setatus beliau adalah sebagai seorang pramuka, jadi alhamdulilah pada saat itu pramuka di awali pada tahun tersebut. 24 Selanjutnya disusul dengan dibentuknya Dewan Ambalan dengan menganut sistem among dan satuan terpisah untuk Madrasah Al-Muhajirin atau MAN Maliku sekarang ini, dengan nomor 1311 untuk Ambalan putranya dengan nama Pangeran Diponegoro dan nomor 1312 untuk Ambalan putrinya dengan nama R.A Kartini, sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Pramuka Putra kak MA di MAN Maliku pada saat diwawancarai mengatakan: Gugus depan pangeran diponegoro untuk MAN Maliku yaitu nomornya adalah 1311 untuk putranya dan 1312 untuk putrinya Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan R&D, Cet. 2, Bandung: Alfabeta, 2006, h Wawancara dengan Pembina Pramuka Putra Miftahul Abror di MAN Maliku, 23 April Wawancara dengan Pembina Pramuka Putra Miftahul Abror di MAN Maliku, 23 April

11 155 STAIN Palangka Raya Pembina Pramuka pertama pada saat itu kak Sutrisno S.Pd memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh kak Mabigus untuk mengikutkan peserta didiknya kedalam berbagai perlombaan untuk memicu semangat para peserta didiknya agar selalu berkarya untuk kemajuan Nusa dan Bangsa, perlombaan yang diikutinya antra lain adalah Kemah Bhakti dan Lomba Pramuka (KBLP) yang dilaksanakan oleh STAIN Palangka Raya, mulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2009 untuk KBLP yang terakhir dilaksanakan di sampit, Pramuka MAN Maliku selalu mengikuti kegiatan tersebut sampai kegiatan tersebut pada tahun 2013 berganti nama menjadi Kemah Bhakti Pramuka (KEMTIPRA). Sebelumnya pada tahun 2004 Madrasah Al-Muhajirin beralih menjadi Madrasah Aliyah Negeri Maliku. Pembina Pramuka MAN Maliku Pembina Pramuka MAN Maliku berdasarkan hasil observasi langsung pada saat latihan dan wawancara dengan kak Mabigus, beserta beberapa peserta didik mengatakan bahwa pembina Pramuka di MAN Maliku ada dua orang yaitu kak Hadijah, S.Pd dan kak Miftahul Abror, S.Pd.I, berikut ini status mereka dalam tabel: Tabel 4.2 Status Pembina Pramuka MAN Maliku Nama STATUS KEPEGAWAIAN Status Pembina Miftahul Abror, S.Pd.I Honorer Tetap Hadijah, S.Pd Honorer Tetap Periodesasi pembina Pramuka MAN Maliku diperoleh dari hasil wawancara dengan Pembina Pramuka Putra MA yang mengatakan bahwa pembina Pramuka pertama kali adalah kak Sutrisno, S.Pd, kemudian dilanjutkan dengan kak Reni Dwi Asari S.Pd.I, dan yang sekarang ini adalah kak Miftahul Abror, S.Pd.I dan kak Hadijah, S.Pd, akan peneliti jabarkan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Periodesasi Pembina Pramuka MAN Maliku No Nama Periode 1 Sutrisno, S.Pd Reni Dwi Asari, S.Pd.I Miftahul Abror, S.Pd.I Hadijah, S.Pd 2013-sekarang

12 156 STAIN Palangka Raya Jumlah Peserta Didik Dalam Gerakan Pramuka MAN Maliku Peserta didik dalam Gerakan Pramuka di MAN Maliku dibagi menjadi satuan terpisah dalam sangga ada sangga laki laki dan sangga perempuan dan ada empat nama sangga yang berlaku di MAN Maliku. Berikut ini adalah tabel jumlah peserta didik di MAN Maliku: Tabel 4.4 Jumlah Peserta Didik Gerakan Pramuka MAN Maliku PUTRA No Nama sangga Anggota 1 Pelaksana Putra 8 2 Perintis Putra 8 3 Pencoba Putra 8 4 Pendobrak Putra 8 Jumlah 32 PUTRI No Nama sangga Anggota 1 Pelaksana Putri 8 2 Perintis Putri 8 3 Pencoba Putri 8 4 Pendobrak Putri 8 Jumlah 32 Sumber Data: Dokumentasi Dewan Ambalan MAN Maliku Tahun 2016 Sarana dan Prasarana Gerakan Pramuka MAN Maliku Sarana dan prasarana dalam Gerakan Pramuka di MAN Maliku yang menunjang terjadinya Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku bisa dikatakan mencukupi dan juga masih bisa dimanfaatkan sebagaimana fungsinya masingmasing, sarana yaitu segala sesuatu yang digunakan secara langsung dalam Kegiatan Kepramukaan, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang tidak digunakan secara langsung dalam Kegiatan Kepramukaan namun ikut mendukung terjadinya Kegiatan tersebut berikut ini peneliti sajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku Sarana No Nama Barang Jumlah Kondisi Barang Ket 1 Tenda 2 buah Baik 2 Terpal 2 buah Baik 3 Pasak 30 buah Baik 4 Kompor 1 buah Baik 5 Wajan 1 buah Baik 6 Bendera

13 157 STAIN Palangka Raya Simaphore 4 pasang Baik Wosm 2 buah Baik Tunas Kelapa 2 buah Baik Gudep 1 buah Baik 7 Tongkat 64 buah Baik 8 Tali 10 meter 10 buah Baik 5 meter 10 buah Baik Prasarana No Nama Jumlah Kondisi Ket 1 Ruang Kelas 6 kelas Baik 1 Mushola 1 buah Baik 2 Tempat Parkir 1 buah Baik 3 Lapangan 2 buah Baik 4 Tempat wudhu 2 buah Baik Sumber data : Observasi Langsung dan Dokumentasi Dewan Ambalan MAN Maliku Tahun Penyajian Data dan Pembahasan 1. Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku tepatnya di Gugus Depan Pangeran Diponegoro, dilaksanakan setiap hari sabtu mulai pukul 14:00 sampai paling lambat pulang pukul 17:00, 26 akan tetapi pada dasarnya kegiatan Kepramukaan itu dilaksanakan hanya 2 jam setiap latihanya yaitu mulai pukul 14:00 sampai dengan pukul 16:00 setiap minggunya, sebagaimana ungkapan dari pembina Pramuka putra MA pada saat diwawancarai mengatakan: Dari dulu sampai sekarang tidak berubah yaitu pada hari sabtu, jam empat belas sampai jam enam belas jadi berkisar waktu dua jam untuk latihan pramuka. 27 Dengan berbagai macam materi praktek lah yang membuat waktu pulang paling lambat pukul 17:00, sebagaimana yang di ungkapkan oleh pembina Pramuka putri yaitu HJ saat diwawancarai mengatakan: Kegiatan pramuka diman Maliku dilaksanakan saat ini ya sama aja dari dulu juga pramukanya tu mulai jam 2 setiap hari sabtu satu minggu sekali, pulang paling cepat biasanya pas habis asar paling lambat tergantung kalo kegiatanya apa ibaratnya materi yang disampaikan tu sedikit luas dan perlu praktek yang lama makanya kadang bisa sampe jam lima pun bisa, keseringan malah jam Kegiatan Kepramukaan dalam latihan mingguan di MAN Maliku banyak sekali meliputi kegiatan pembukaan yang ditandai dengan adanya upacara pembukaan yang di mulai dengan pemimpin upacara menyiapkan barisan dan setiap ketua sangga menyiapkan barisanya masing masing, kemudian disusul 26 Observasi Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku, 23 dan 30 April Wawancara dengan Pembina Pramuka Putra Miftahul Abror, di MAN Maliku, 23 April Wawancara dengan Pembina Pramuka Putri Hadijah, di MAN Maliku, 30 April 2016.

14 158 STAIN Palangka Raya dengan penghormatan kepada pemimpin upacara, selanjutnya pemimpin upacara mempersilahkan pembinanya untuk menempati tempat yang sudah disediakan, dan pembina menempati tempat yang disediakan, kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera pusaka merah putih disertai dengan penghormatan kepada bendera, dilanjutkan pembacaan pancasila oleh pembina diikuti oleh seluruh peserta upacara, diikuti dengan pembacaan sandi Ambalan didengarkan dengan hikmat oleh seluruh peserta upacara, setelah itu barulah pembina pramuka mengambil alih pimpinan barisan untuk memberikan arahan atau nasehat nasehat guna mempertahankan minat peserta didik, setelah selesai amanat pembina kemudian dilanjutkan dengan berdoa yang di pimpin oleh pembina upacara, dengan berakhirnya doa yang dipanjatkan kemudian pemimpin upacara laporan kepada pembina bahwa upacara telah selesai dilaksanakan disertai dengan penghormatan kepada pembina upacara, pembina upacara dipersilahkan untuk meninggalkan lapangan upacara dan pimpinan barisan pun dikembalikan kepada pemimpin upacara, yang terakhir penghormatan kepada pemimpin upacara dan upacara dibubarkan menandakan upacara selesai. 29 Setelah upacara pembukaan diberi waktu jeda untuk istirahat sekitar 15 menit, yang kemudian di lanjutkan dengan baris berbaris atau biasa disebut dalam Kepramukaan itu adalah Latihan Keserasian Baris Berbaris (LKBB) yang tujuanya adalah melatih kedisiplinan para peserta didik dengan melakukan pembiasaan setelah upacara dilakukan kegiatan tersebut. Kegiatan Kepramukaan selanjutnya setelah upacara dan LKBB adalah kegiatan inti atau pemberian materi yang bisa dilakukan di dalam ruangan atau diluar ruangan tergantung dari materi yang akan dilaksanakan membutuhkan praktek lapangan atau hanya sekedar teori saja, sebagaimana diungkapkan oleh pembina Pramuka putri HJ saat diwawancarai mengatakan: Kegiatan yang dilaksanakan dikegiatan Pramuka MAN Maliku kegiatannya ya seputar antara dalam ruangan atau diluar ruangan. 30 Dalam kegiatan pemberian materi ini tidak semata mata mendapatkan materi dari pembina pramuka, karena sebagai Pramuka tingkat penegak ini sudah harus bisa memberi dan mengolah sesuatu yang kemudian bisa bermanfaat bagi orang lain, menggunakan semboyan pramuka penegak dari kita, oleh kita, dan untuk kita atau dari penegak, oleh penegak dan kepada penegak inilah yang membuat pramuka penegak tidak boleh bergantung hanya kepada pembinanya saja, namun pramuka penegak juga harus bisa memberikan pengetahuan lebih kepada teman teman sebayanya ataupun kepada masyarakat, itulah tujuan pembina hanya memberikan arahan materi kepada Dewan Ambalan yang kemudian Dewan Ambalan lah yang menyampaikan materi kepada peserta didik lainnya dalam Gerakan Pramuka MAN Maliku sebagai pelajaran tanggung jawab kepada sesama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Pramuka putra MA pada saat diwawancarai mengatakan: Berlanjut keberbagi macam materi, banyak materi yang disampaikan oleh pembinanya ataupun kepada adik adik peserta didik yang mempunyai kelebihan 29 Observasi Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku, 23 dan 30 April Wawancara dengan Pembina Pramuka Putri Hadijah, di MAN Maliku, 30 April 2016.

15 159 STAIN Palangka Raya skill yang lebih jadi saling berbagi kepada semua anggota pramuka selain pembina mendorong kepada peserta didik juga peserta didik ketika mempunyai skill yang lebih maka peserta didik juga mampu memberikan kepada teman temanya untuk latian mingguan, jadi ambalan juga berperan lebih dalam latian mingguan karena berdasarkan semboyan pada pramuka penegak itu dari kita, oleh kita untuk kita, jadi tidak tergantung oleh pembina, jadi dari penegak, oleh penegak, dan kepada penegak, berlatih untuk tanggung jawab kepada sesama. 31 Kegiatan selanjutnnya dalam kegiatan Kepramukaan latihan mingguan di MAN Maliku adalah kegiatan penutup yang ditandai dengan upacara penutupan sama pelaksanaannya dengan upacara pembukaan namun bedanya pembina tidak membacakan pancasila dan pengibaran diganti dengan penurunan bendera upacara. Setelah kegiatan penutupan berkisar pukul 16:15 bagi anggota Pramuka yang tidak terkendala waktu dan juga jalan yang rusak, mereka diarahkan untuk melaksanakan shalat berjamaah shalat asar dan yang menjadi imam adalah kakak pembina Pramuka putra MA. 32 Dapat kita pahami bahwa berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku mulai dari sesi pembukaan hingga penutupan sampai dengan kegiatan shalat berjamaah itu merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan pengamalan dan penghayatan kode kehormatan Gerakan Pramuka yaitu Trisatya dan Dasadarma Pramuka, dengan harapan dapat tercapainya tujuan Gerakan Pramuka untuk menciptakan kader-kader bangsa yang berjiwa nasionalis yang berasaskan Pancasila, serta memiliki budi pekerti luhur, untuk bersungguh sungguh menjalankan enam kewajiban yang ada pada Trisatya yaitu: kepada Tuhan yang Maha ESA, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, sesama hidup, masyarakat, dan Dasadarma. Dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam Kepramukaan MAN Maliku sebagai wadah pembinaan generasi muda penerus bangsa, maka setidaknya akan mempersempit peluang para generasi muda untuk melakukan kegiatan kegiatan yang tidak berfaedah atau bahkan bisa menjerumuskan mereka kearah jalan yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT. Jadi kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku sebagai salah satu wadah pembinaan generasi muda bangsa Indonesia itu sudah terlaksana dengan baik karena sudah sesuai dengan tujuan gerakan Pramuka yaitu untuk menciptakan generasi muda yang bertakwa, cinta tanah air dan berjiwa Patriotisme berasaskan Pancasila, sesuai dengan kode kehormatan Gerakan Pramuka yaitu Tristya dan Dasadarma. 2. Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku Dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku ada banyak sekali nilai nilai Pendidikan Agama Islam didalamnya yang diterapkan dalam berbagai macam kegiatan sebagaimana yang di ungkapkan oleh Mabigus PYT saat diwawancarai mengatakan: 31 Wawancara dengan Pembina Pramuka Putra Miftahul Abror, di MAN Maliku, 23 April Observasi Kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku, 23 dan 30 April 2016

16 160 STAIN Palangka Raya Nilai nilai pendidikan agama islam dalam gerakan pramuka banyak sih kalo kita memperhatikan pada dasarnya gerakan pramuka itu kan nilai nilai karakter, karakter keislaman terutama misalnya dari sisi beribadah, kemudian dari sisi kedisiplinan, kemudian dari sisi etika, kemudian dari sisi tindakan, bahkan hampir banyak hal ya yang terkait dengan nilai nilai pendidikan agama islam melalui gerakan pramuka,jadi banyak tidak cuma satu dua, artinya menanamkan nilai nilai keagamaan dalam kepramukaan itu justru lebih maksimal ketika anak itu mengikuti pramuka, apalagi dilingkungan madrasah sudah jelas pasti gitu ya tentang keagamaanya ditambah dengan nilai nilai etika yang lebih memberikan kekuatan untuk penanaman karakter kepramukaan keitanya dengan keislaman dan keimanan. 33 Diantaranya yang peneliti temukan berdasarkan observasi dan wawancara dilapangan adalah sebagai berikut : 1. Nilai Ketaatan Pembina pramuka selalu mengarahkan peserta didik agar bisa menempatkan diri sebagai hamba yang taat menjalankan ajaran Agama Allah, 34 kegiatan tersebut dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan Kepramukaan baik didalam ruangan untuk kegiatan penyampaian materi tulis atau teori sebelum kegiatan praktek dan kegiatan diluar ruangan untuk kegiatan upacara pembukaan ataupun penutupan latihan Pramuka yang ditandai dengan adanya do a bersama untuk memulai atau mengakhiri latihan Pramuka yang dipimpin oleh Dewan ambalan saat kegiatan didalam ruangan, atau pemimpin upacara/pembina saat kegiatan diluar ruangan, karena sebagai hamba yang taat kepada Allah maka segala sesuatu yang dilakukan didunia ini diniatkan semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. 35 Sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Pramuka putri HJ saat diwawancarai mengatakan: Jadi ibaratkan untuk mengawali kegiatan latihan kah atau upacara pembukaan mereka ambalanya dulu yang mengarahkan peserta didik misalkan untuk berdoa dulu sebelum belajar atau apalah emmm atau mau pulang latihan biasanya berdoa dulu. 36 Selain mengarahkan peserta didik agar memiliki nilai ketaatan kepada Allah didalam menjalankan ajaran Allah, nilai ketaatan kepada pemimpin dan kepada pembina juga diterapkan dalam kegiatan kepramukaan di MAN Maliku, sebagaimana diungkapkan oleh MA selaku pembina Pramuka putra saat diwawancarai mengatakan: Itu dalam bentuk kegiatan kegiatan yang berupa ketika pembina menyuruh kepada peserta didik setidaknya peserta didik itu juga menghormati pembina dan melaksanakannya alhamdulilah sampai saat ini yaitu ketaatan dari peserta didik kepada pembinanya. 33 Wawancara dengan Mabigus Paryoto di MAN Maliku, 23 April Jalaluddin, Teologi Pendidikan, hlm Observasi Kegiatan Kepramukaan yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku, 07 Mei Wawancara dengan pembina Pramuka putri Hadijah, di MAN Maliku 30 April 2016

17 161 STAIN Palangka Raya Dari wawancara dengan MA selaku pembina Pramuka putra dapat dipahami bahwa sebagai pembina Pramuka beliau membimbing peserta didiknya melalui nasehat nasehat yang diberikan, dengan begitu secara tidak langsung beliau membimbing peserta didik untuk menjalankan ajaran Agama Allah. Selanjutnya berdasarkan teori Kepramukaan mengenai pengamalan dan penghayatan kode kehormatan, hal ini sejalan dengan teori Dasadarma ke 4 yaitu patuh dan suka bermusyawarah yang pengamalan dan penghayatanya menuntut seorang Pramuka diantaranya agar patuh kepada orang tua, guru, dan pembina, dan mengerjakan tugas dari guru, pembina, atau orang tua dengan sebaikbaiknya. 37 Dalam pelaksanaanya nilai ketaatan ini terdapat banyak sekali dalam kegiatan upacara pembukaan ataupun penutupan latihan Pramuka dan petugas atau pemimpin upacara itu digilir atau bergantian dari masing masing anggota Pramuka, namun ada sebagian dari anggota Pramuka yang masih baru dan belum punya pengalaman maju didepan masih malu malu dan tidak mau untuk menjadi petugas atau pemimpin dalam upacara dalam artian masih butuh contoh tauladan dan bimbingan dari pembina serta peserta didik yang lain yang sudah memiliki kemampuan untuk itu, sebagaimana yang diungkapkan beberapa peserta didik dibawah ini mengenai apakah pernah menjadi petugas atau pemimpin upacara saat diwawancarai: Ketua ambalan putra RS mengatakan: Pernah jadi pemimpinya, saya kan setiap ada upacara kan bergantian bergilir gantian gantian jadinya sering juga biasanya kalo gak ada yang mau ya saya jadi pemimpinya, bergilir tujuanya kan biar semuanya bisa saling berbaur. 38 Dari ungkapan ketua ambalan putra diatas dapat dipahami bahwa dalam kegiatan Kepramukaan itu selalu memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didiknya agar bisa mengenali potensi mereka masing-masing. 2. Nilai Ketakwaan Nilai ketakwaan yang dimaksud disini adalah menjalankan apa yang diperintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang Allah, serta beriman kepada yang ghaib, hal ini berhubungan dengan keesaan Allah yang berarti tidak menduakan Allah dan meyakini bahwa Allah itu ESA. Dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku nilai ketakwaan juga diterapkan dalam bentuk bimbingan dan arahan oleh pembina Pramuka, yang mana ciri ciri orang yang bertakwa adalah mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi apa yang dilarang oleh allah, dan beriman kepada yang ghaib, dalam setiap kegiatan Kepramukaan latihan mingguan pembina Pramuka memberikan arahan kepada peserta didiknya, seperti halnya diberikan bimbingan mengenai hal yang baik dan benar ketika peserta didik melakukan kesalahan maka itu diberikan nasehat-nasehat atau teguran secara pribadi untuk pendekatannya dan bimbingannya tidak langsung ditegur didepan orang banyak dengan tujuan untuk 37 Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm Wawancara dengan ketua ambalan putra Ruri Setiawan, di MAN Maliku, 07 Mei 2016

18 162 STAIN Palangka Raya menjaga mental peserta didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Pramuka putri HJ saat diwawancarai mengatakan: Tapi untuk bimbinganya ini keseringan langsung apa ibaratnya seperti bimbingan konseling gitu aja ibaratnya kalo ada peserta didik yang ibaratnya salah ya hitunganya, langsung kah dikasih tau ditegurkah dikasih tau gitu aja secara pribadi aja maksudnya, bukan yang umum kayak gitu misalkan menyampaikan masalah agama kah ya seperti itu. 39 Selanjutnya peserta didik juga diarahkan dan dibimbing agar berdo a sebelum dan sesudah melakukan latihan. Kemudian ketika datang waktu shalat maka peserta didik dipersilahkan melaksanakan shalat berjama ah. Dari sepuluh informan yang diwawancarai sebagian besar mengatakan bahwa jarang melaksanakan shalat berjamaah dalam Kegiatan Kepramukaan latihan mingguan di MAN Maliku dikarenakan terkendala kunci yang dibawa oleh guru yang bersangkutan, serta terkendala jarak dan waktu tetapi mereka tetap melaksanakan shalat masing masing ada yang melaksanakan di mushola dengan melewati jendela, ada yang melaksanakan di ruang kantor sekolah, ada juga yang melaksanakan dirumah, namun menurut informasi yang didapatkan bahwa mereka selalu melaksanakan kegiatan shalat berjamaah ketika dalam kegiatan perkemahan. Jadi nilai ketakwaan ada diterapkan dalam kegiatan Kepramukaan di MAN maliku, melalui bimbingan ataupun arahan dari pembina Pramuka, dalam kegiatan shalat baik itu berjamaah ataupun tidak berjamaah. 3. Nilai Kemandirian Dalam kegiatan Kepramukaan peserta didik dibimbing untuk mengembangkan potensinya masing masing, terutama dalam tingkatan penegak ini adalah menggali apa sebenarnya potensi yang mereka miliki, pembina senantiasa mengarahkan dan membimbing peserta didiknya agar mampu mengenali potensi mereka. tujuan dari penerapan nilai kemandirian adalah pendidikan yang diarahkan pada usaha membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, dengan tidak mengabaikan adanya faktor perbedaan individu, serta menyesuaikan pengembanganya dengan kadar kemampuan dari potensi yang dimiliki masing-masing. 40 Kemudian dari hasil observasi bahwa pramuka tingkatan penegak yang sudah termasuk dalam Dewan Ambalan mereka juga sudah belajar untuk maju didepan menyampaikan beberapa materi untuk teman-temanya dalam artian mereka dengan begitu juga menggali potensi mereka untuk menjadi seorang pengajar atau guru, dan pembina memberikan kesempatan sebesar besarnya kepada dewan ambalan untuk menyampaikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari luar Pramuka atau pun materi yang ada dalam Kepramukaan Wawancara dengan Pembina Pramuka Putri Hadijah, di MAN Maliku, 30 April Jalaluddin, Teologi Pendidikan, hlm Observasi Kegiatan Kepramukaan yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku, 07 Mei 2016

19 163 STAIN Palangka Raya 4. Nilai Toleransi dan Tolong Menolong Dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku peserta didik dibimbing oleh pembinanya agar menjadi manusia yang pandai bersosialisasi dengan orang lain, yang tujuanya adalah agar peserta didik mempunyai dan menghargai nilai toleransi serta memiliki rasa tolong menolong yang tinggi. Konsep tolong menolong dalam kegiatan Kepramukaan tingkat penegak ini berhubungan dengan semboyan mereka yaitu dari kita, oleh kita, dan untuk kita, ketika peserta didik lain belum paham mengenai materi atau belum mengetahui materi dalam Kepramukaan, maka tugas bagi peserta didik yang lain yang sudah mengetahui mengenai materi tersebut untuk menyampaikanya, disitulah muncul sikap tolong menolong. Kemudian nilai toleransi juga muncul dalam kegiatan bakti sosial yang dilakukan terkadang sampai dengan keluar dari daerah kecamatan, bahkan sampai ke desa-desa, dengan membersihkan lingkungan dan juga memperbaiki jalan jalan yang rusak, disitulah akan muncul rasa menghargai lingkungan, dan menghargai kebersihan lingkungan. 5. Nilai moral Dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku peserta didik diupayakan untuk mengenali nilai nilai yang baik yang kemudian mereka harus bisa mengaplikasikanya, 42 sebagai contoh adalah pemberian penghormatan yang diajarkan dalam kegiatan baris berbaris, bahwa setiap anggota Pramuka harus saling menghormati antar anggota, menghormati pemimpin, dan menghormati pembina, dan itu dilaksanakan serta dibiasakan pada kegiatan upacara pembukaan ataupun penutupan latihan Pramuka mingguan, 43 sebagaimana yang diungkapkan oleh pembina Pramuka putra MA saat diwawancarai mengatakan: Itu dalam bentuk kegiatan kegiatan yang berupa ketika pembina menyuruh kepada peserta didik setidaknya peserta didik itu juga menghormati pembina dan melaksanakannya alhamdulilah sampai saat ini. 44 Pernyataan diatas sesuai dengan pengamalan dan penghayatan Dasadarma ke 3 yang berbunyi patriot yang sopan dan kesatria dan ke 4 patuh dan suka bermusyawarah, pada pelaksanaannya seorang Pramuka diantaranya harus menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta patuh terhadap orang tua, guru dan pembina Nilai Tanggung Jawab Dari hasil observasi peserta didik juga dibimbing oleh pembina Pramuka di MAN Maliku melalui kegiatan pembuatan hasta karya miniatur menara menggunakan tongkat dan tali Pramuka dengan cara persangga/perkelompok mereka membuat miniatur menara, dari kegiatan ini dapat kita pahami bahwa 42 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, hlm Observasi Kegiatan Kepramukaan yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku, 07 Mei Wawancara dengan Pembina Pramuka Putra Miftahul Abror, di MAN Maliku, 23 April Andri BOB Sunardi, Boyman Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Penerbit Nuansa Muda, 2006), hlm. 10

20 164 STAIN Palangka Raya dalam kegiatan Kepramukaan ternyata banyak sekali bimbingan kearah nilai tanggung jawab bagi peserta didik. 46 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Mabigus PYT dan pembina Pramuka putra MA dan putri HJ, bahwa ada banyak sekali nilai nilai Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. Dalam kegiatan Kepramukaan pembina Pramuka selalu mengarahkan peserta didik agar bisa menempatkan diri sebagai hamba yang taat menjalankan ajaran Agama Allah, dengan cara memberikan nasehat-nasehat saat menyampaikan amanat pada upacara pembukaan ataupun upacara penutupan latihan Pramuka, dengan berbagai macam nasehat dalam setiap latihan Pramuka dan dibiasakan serta ditegur apabila melakukan kesalahan, maka peserta didik menjadi taat terhadap peraturan Agama Allah, tata tertib dan juga taat kepada pembinanya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku maka akan disimpulkan: 1. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan latihan mingguan di MAN Maliku dilaksanakan setiap hari sabtu pada setiap minggunya kecuali hari libur mulai pukul 14:00 sampai 16:00, dan paling lama latihan yaitu sampai pukul 17:00. Kegiatan Kepramukaan latihan mingguan di MAN Maliku telah dilaksanakan dengan baik, yang dilaksanakan dalam tiga sesi pertama adalah kegiatan pembukaan yang ditandai dengan adanya upacara pembukaan latihan Pramuka, sesi kedua adalah kegiatan inti atau penyampaian materi yang bisa dilakukan oleh pembina Pramuka ataupun Dewan Ambalan melalui bimbingan dari pembina Pramuka mereka telah berhasil menjadi anggota Pramuka yang mandiri, dan sesi ketiga adalah kegiatan penutup yang ditandai dengan adanya upacara penutupan latihan Pramuka. Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Kepramukaan sudah sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yaitu untuk menjadikan generasi muda memiki jiwa nasionalis dan patriotis berasaskan Pancasila, cinta tanah air, serta memiliki mental yang kuat dan tangguh sebagaimana yang tertulis pada kode kehormatan Gerakan Pramuka yaitu Trisatya dan Dasadarma Pramuka. 2. Penerapan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. Dalam kegiatan Kepramukaan latihan mingguan di MAN Maliku telah diterapkan beberapa nilai nilai Pendidikan Agama Islam dalam beberapa macam kegiatan diantaranya adalah: 46 Observasi Kegiatan Kepramukaan yang mengandung nilai nilai Pendidikan Agama Islam di MAN Maliku, 07 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku.

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan Kepramukaan di MAN Maliku maka akan disimpulkan: 1. Pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum Gerakan Pramuka MAN Maliku. 1) Sejarah Singkat Berdirinya Gerakan Pramuka di MAN Maliku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum Gerakan Pramuka MAN Maliku. 1) Sejarah Singkat Berdirinya Gerakan Pramuka di MAN Maliku BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Gerakan Pramuka MAN Maliku 1) Sejarah Singkat Berdirinya Gerakan Pramuka di MAN Maliku Gerakan Pramuka di MAN Maliku berdiri dari sebelum Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan ekspositori ini di SMPN-1 Sematu Jaya Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan ekspositori ini di SMPN-1 Sematu Jaya Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu selama 2 (dua) bulan.sedangkan tempat penelitian tentang strategi pembelajaran PAI dengan pendekatan

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA

TRISATYA DASADARMA PRAMUKA PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn/perwakilan 5. Keadilan social

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peran guru Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius siswa dalam

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peran guru Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius siswa dalam BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A NASKAH PUBLIKASI PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DALAM MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI I SAWAHAN, NGEMPLAK, BOYOLALI TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya kemajuan. Sejarah bangsa-bangsa besar telah membuktikan bahwa kemandirian dan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya isu yang dihadapi sekolah-sekolah pada saat ini dalam menciptakan iklim sekolah yang sosial dan emosionalnya baik adalah masalah kedisiplinan siswa.

Lebih terperinci

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa 68 Lampiran 1. Lembar Observasi Karakter Disiplin Hari : Sabtu Tanggal : 18 September 2016 KRITERIA No Nama Siswa 1 2 3 YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK 1 Sheva 2 Juan 3 Dimas 4 Nando 5 Alpin 6 Andika 7 Pandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekaan kualitatif dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan

Lebih terperinci

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan angka-angka, akan tetapi berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 29 Januari sampai dengan 29 Maret 2013. Waktu yang tersedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H. REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 11/Munas/2013 KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA JAWA TENGAH TAHUN 2014 GERAKAN PRAMUKA ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi para penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan 38 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang pokok dan penting dalam melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorentasi pada

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorentasi pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang hendak peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan turun langsung

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Siti Mariam Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Siti Mariam disebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sisca Amelia pada Tahun 2012 dengan. Depan Imam Bonjol STAIN Palangka Raya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sisca Amelia pada Tahun 2012 dengan. Depan Imam Bonjol STAIN Palangka Raya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sisca Amelia pada Tahun 2012 dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan Di Gugus Depan 193-194 Imam Bonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Gerakan pramuka merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran. Suryosubroto (2009:286) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT Azrul Azwar Disampaikan pada Mukernas &Simposium Nasional IAKM, Pontianak 9 Juli 2012 1 GERAKAN PRAMUKA Gerakan Pramuka adalah

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis data hasil penelitian, penelitian ini menggunakan Metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode survai dan bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba,

BAB I PENDAHULUAN. yakni tingginya angka korupsi, semakin bertambahnya jumlah pemakai narkoba, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukan hanya mengenai ekonomi, keamanan dan kesehatan, tetapi juga menurunnya kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI PEMAHAMAN DASADARMA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA PADA SISWA SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Amal Semarang. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Amal Semarang. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif tentang sistem pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan "Pendekatan Kualitatif" sebagai. organisasi ke dalam variabel atau hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan Pendekatan Kualitatif sebagai. organisasi ke dalam variabel atau hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, mendefinisikan "Pendekatan Kualitatif" sebagai prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. 2. Tempat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari segi tempat, jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Negara Indonesia pada zaman sekarang ini cukup pesat sekali karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang hampir merata di seluruh dunia terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibiarkan akan ada generasi yang hilang. Hilangnya generasi karena siswa. hilangnya pegangan hidup bagi diri mereka.

BAB I PENDAHULUAN. dibiarkan akan ada generasi yang hilang. Hilangnya generasi karena siswa. hilangnya pegangan hidup bagi diri mereka. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerosotan moral yang menimpa bangsa ini sudah merambah ke generasi muda. Saat ini, bukan merupakan kabar baru bahwa siswa suatu sekolah menyerang sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu bagian penting dalam insan pendidikan Indonesia yang berwujud pada gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah lembaga

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERAN GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR (Studi Kasus Semua Guru Selain Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Colomadu, Kecamatan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 41 BAB III METODE PENILITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang terdapat dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif analitis yaitu penelitian yang tujuan utamanya untuk menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, DAN WAKTU SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Satuan Komunitas Pramuka Lembaga Pendidikan Ma arif Nahdatul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. Disampaikan pada acara seminar dan tadabur

Lebih terperinci

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PANCASILA 1. KETUHANA YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP 3. PERSATUAN INDONESIA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN 5. KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian adalah suatu teknik, cara dan alat yang dipergunakan untuk menemukan,

Lebih terperinci