Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna
|
|
- Utami Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna Oleh Tia Damayanti* ABSTRAK Kalimat pada novel karya Andrea Hirata menunjukkan kemunculan adverbia penanda modalitas. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini dibatasi pada pemakaian modalitas pada novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Makna yang diidentifikasi merupakan makna yang diungkapkan oleh adverbia pengungkap modalitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik catat. Data dianalisis menggunakan teknik sisip dan berdasarkan teori yang diterapkan dalam penelitian. Kata Kunci: Linguistik, Sintaksis, Semantik, Adverbia, Modalitas, Novel Karya Andrea Hirata. ABSTRACT The sentences on the novels by Andrea Hirata show the appearance of markers of modality adverbs. This is the reason why this research held. The study was limited to the use of novel modalities in Laskar Pelangi and Sang Pemimpi. The identified meaning is the expressed meaning by the adverb expressing modality itself. This research uses a descriptive method. Data collection techniques were used is the note technical. The data were analyzed using a interupsion technique, and applied it in the study. Keywords: Linguistics, Syntax, Semantics, Adverb, Modality, Novel by Andrea Hirata. *Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Lulus Tanggal 31 Mei
2 PENDAHULUAN Bagaimana bentuk dan ciri adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Kelas kata apa yang mendampingi adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Bagaimana pengaruh adverbia penanda modalitas terhadap makna yang timbul setelah kalimat aktif, yang terdapat dalam novel karya Andrea Hirata, dipasifkan? Bagaimana keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata? Dalam setiap komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam usaha penyampaian gagasan, pesan, dan maksud pembicara. Menurut Chomsky (dalam Chaedar Alwasilah, 1984: 6) alasan mempelajari bahasa ialah adanya kecenderungan yang menganggap bahwa bahasa merupakan cermin pikiran dan maksud dari pembicara. Bahasa merupakan hasil pemikiran manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan penyampai maksud. Hal ini penting karena secara tidak langsung akan membantu proses penyampaian maksud kepada mitra bicara. Untuk proses penyampaian maksud itu sendiri dalam bahasa Indonesia pembicara dapat menggunakan modalitas. Menurut Djadjasudarma (1993:41) modalitas merupakan istilah linguistik untuk mengklasifikasi pernyataan menurut logika, yang menyuguhkan, mengingkari, kemungkinan, keharusan, dan sebagainya. Modalitas bahasa Indonesia menurut Alwi (1992:26) dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu modalitas intensional, yang mengungkapkan makna keinginan, harapan, ajakan, pembiaran serta permintaan ; modalitas epistemik, yang berhubungan dengan pengetahuan atau apa yang diketahui; modalitas deontik, yang berhubungan dengan izin dan perintah ; modalitas dinamik, yang mengungkapkan makna kemampuan. 2
3 Dalam hal ini, modalitas merupakan salah satu unsur penting dalam setiap bahasa. Modalitas dipakai untuk menyatakan bagaimana cara menanggapi suatu tindakan, keadaan, dan kejadian yang sedang dihadapinya dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Pada umumnya, pembicara mengatakan hal yang dibicarakannya dalam kalimat-kalimat yang menyatakan maksud pembicara. Kalimat sebagai satuan bahasa dan wicara yang utuh tidak hanya memberi informasi tentang hubungan antara gejala dan realitas, tetapi juga menyampaikan sikap pembicara terhadap realitas tersebut serta pencerminannya dalam kalimat. Melalui kalimat tersebut, secara tidak langsung mitra bicara dapat mengetahui maksud dari pembicara. Kalimat tersebut dapat dianalisis berdasarkan fungsi pengisi unsurnya, kategori kata pengisi fungsinya, dan peran semantis yang mengisi fungsinya tersebut. Pemakaian penanda modalitas dipengaruhi oleh sikap atau keinginan sang pembicara. Dalam bahasa Indonesia modalitas dapat diwujudkan dengan kata-kata ingin, akan, mau, dan lain-lain. Kata-kata tersebut kebanyakan hanya terdapat pada tingkat sintaksis, yaitu bisa berwujud kata, frasa, klausa, atau konstituen lain dalam suatu kalimat. Chaer (1994:206) mengungkapkan bahwa sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini sesuai dengan asal-usul kata sintaksis itu sendiri, yang berasal, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Oleh karena itu, masalah modalitas sangat tepat bila dikaji dari aspek sintaksisnya. Kata-kata yang disebutkan sebelumnya merupakan kategori adverbia. Adverbia menurut Alwi dkk. (1993:218) adalah kata yang digunakan untuk menerangkan unsur atau bagian kalimat yang berfungsi sebagai predikat, baik merupakan verba, adjektiva, nomina, maupun numeralia. Untuk itu, mari kita membangun pemahaman bersama mengenai adverbia penanda modalitas dengan mengambil data dari novel karya Andrea Hirata, yang berjudul Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. 3
4 PEMBAHASAN Novel karya Andrea Hirata dapat dikatakan hidup oleh pembacanya. kehidupan tersebut tidak akan lepas dari penyampaian penulis dalam menceritakan novelnya. Dalam proses penceritaan tersebut, tidak akan lepas dari sikap pembicara dari penulis novel yang merupakan kajian modalitas dalam dunia linguistik. No Jenis Modalitas Tabel Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea Hirata Penanda Makna Pengungkap Modalitas 1 Modalitas Intensional 2 Modalitas Epistemik 3 Modalitas Deontik Keinginan Ajakan dan Pembiaran Harapan Kadar Keinginan Kadar Kemauan dan maksud Kadar Keakanan Ajakan Pembiaran Adverbia Ingin Mau Akan Jumlah 3 Mudahmudahan 2 Semoga Mari Ayo(-lah) 3 Biar(-lah) Permintaan Tolong 1 Kemungkinan Mungkin Barangkali Keteramalan Tampaknya 1 Keharusan Seharusnya 1 Kepastian Pasti 2 Tentu Izin Boleh 1 Perintah Jangan 1 2 4
5 4 Modalitas Dinamik 5 Modalitas Intensional dan Modalitas Epistemik 6 Modalitas Epistemik dan Modalitas Intensional 7 Modalitas Epistemik dan Modalitas Dinamik Kemampuan Dapat 1 Keinginan dan Keteramalan Kemungkinan dan Keinginan Kepastian dan Keinginan Kemungkinan dan Kemampuan Keteramalan dan Kemampuan Kepastian dan Kemampuan Ingin rasanya 1 Mungkin ingin 2 Barangkali ingin Pasti 1 ingin Barangkali dapat Mungkin dapat Mungkin 5 bisa Rasanya dapat Seharusnya bisa 1. Modalitas Intensional Modalitas intensional merupakan modalitas yang paling banyak digunakan dalam novel karya Andrea Hirata. Adverbia penanda makna keinginan ditandai oleh kata ingin, mau, dan akan; adverbia penanda makna harapan ditandai oleh kata mudah-mudahan dan semoga; adverbia penanda makna ajakan dan pembiaran ditandai oleh kata mari, ayo-(lah), biar(-lah); dan adverbia penanda makna permintaan ditandai oleh kata tolong. Adverbia penanda modalitas intensional dari segi morfologi terdiri dari adverbia monomorfemis yaitu pada kata ingin, mau, akan, mari, tolong, dan adverbia polimorfemis yaitu pada kata mudah-mudahan, semoga, ayo-(lah), biar(- lah). Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia penanda modalitas intensional merupakan adverbia ekstraklausal yang tidak dapat diingkarkan. Kecuali pada modalitas intensional bermakna keinginan, merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. 5
6 Pendamping kiri adverbia penanda modalitas intensional yang bertindak sebagai subjek merupakan nomina peraona (NP), nomina fauna (NF) atau pronomina persona (PP). (1). [...] aku ingin tidur lagi. (Laskar Pelangi:266) PP(S) Adv V(P) (2). [...] kambing yang senewen ingin kawin. (Laskar NF(S) Adv V(P) Pelangi:17) (3). [...] mandor yang mau membayar mereka [...] (Laskar NP(S) NP(S) Adv V(P) Pelangi: 154) Pendamping kanan adverbia penanda modalitas intensional yang bertindak sebagai predikat merupakan kategori verba (V) dan juga didampingi pronomina persona pertama jamak (PPJ). Untuk adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal (Kl.V) dan klausa adjektiva (Kl.A). (4). ia akan menggunakan kata-kata yang dipilih dengan baik. PP(S) Adv V(P) (Sang Pemimpi: 19) (5). Beliau ingin kami tegar. (Laskar Pelangi:404) PP(S) Adv PPJ (6). [...] semoga sejahtera kawan. (Sang Pemimpi: 25) Adv Kl.A (7). Mari kita berkuda! (Sang Pemimpi: 71) Adv Kl.V (8). Pak Cik, tolong belikan aku celengan kuda di Jakarta. (Sang Adv Pemimpi: 58) Kl.V Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas intensional jika dipasifkan, tidak akan berterima atau terjadi pergeseran makna, jika ditandai 6
7 oleh adverbia ingin atau mau. Tetapi untuk adverbia penanda modalitas intensional yang lainnya tidak mempengaruhi makna yang ditimbulkan (9). Ia ingin membodohi aku. (Laskar Pelangi: 78) (9a). Aku ingin dibodohinya. (tidak berterima) (10). [...] mandor yang mau membayar mereka [...] (Laskar Pelangi: 154) (10a). Mereka yang mau mandor bayar. (terjadi pergeseran makna) 2. Modalitas Epistemik Modalitas epistemik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata mungkin dan barangkali sebagai penanda makna kemungkinan, kata tampaknya sebagai penanda makna keteramalan, kata seharusnya sebagai penanda makna keharusan, dan kata pasti dan tentu sebagai penanda makna kepastian. Dari segi morfologis adverbia penanda modalitas epistemik merupakan adverbia monomorfemis dan adverbia polimorfemis dengan gabungan proses afiksasi -nya dan se-nya. Semua adverbia penanda modalitas epistemik dalam novel Andrea Hirata merupakan adverbia ekstraklausal yang tidak dapat diingkarkan. Tetapi untuk modaliats epistemik makna kepastian dapat diingkarkan, dan kata mungkin yang merupakan adverbia penanda modalitas epistemik makna keteramalanan juga dapat diingkarkan. Karena penanda modalitas epistemik merupakan adverbia ekstraklausal, maka didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina. (11). Mungkin karena pengaruh dari saudara-saudara kandungnya Adv Kl.N yang seluruhnya laki-laki[...] (Laskar Pelangi:46) (12). Tampaknya Mahar memberi perhatian istimewa pada delapan Adv ekor sapi. (Laskar Pelangi:219) Kl.V (13). Namun tentu kondisi sekolah negeri lebih baik. Adv Kl.A 7
8 Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas epistemik jika dipasifkan akan berterima. (14). [...] pasti ia menunjuk trapani sambil bersabda. (Laskar Pelangi: 332) (14a). Trapani pasti ditunjuknya sambil bersabda. 3. Modalitas Deontik Modalitas deontik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata boleh sebagai penanda makna izin, dan kata jangan sebagai penanda makna perintah. Adverbia penanda modalitas deontik dari segi morfologi merupakan adverbia monomorfemis dan dalam perilaku sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. Pendamping kiri adverbia boleh merupakan pronomina persona jamak. Sedangkan kalimat yang mengandung modalitas deontik bermakna perintah merupakan bentuk kalimat Imperatif yang memiliki subjek berupa pronomina persona kedua atau pronomina persona pertama jamak inklusif yang cenderung tidak hadir. Pendamping kanannya merupakan kategori verba. (15). Kalian boleh pulang, [...] (Laskar Pelangi: 306) PPJ(S) Adv V(P) (16). Jangan tanyakan nama dan alamat pada orang di kebun. (Laskar Adv V(P) Pelangi: 26) (subjek tidak hadir/inklusif). Kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas epistemik jika dipasifkan akan berterima. (17). [...] kalian boleh membaca buku sampai bola mata kalian meloncat [...](Laskar Pelangi: 393) (17a). Buku boleh kalian baca sampai bola mata kalian meloncat. 8
9 4. Modalitas Dinamik Adverbia penanda modalitas dinamik dalam novel karya Andrea Hirata ditandai oleh kata dapat. Dapat merupakan adverbia monomorfemis yang menurut prilaki sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal yang dapat diingkarkan. Pendamping kiri modalitas dinamik yang berperan sebagai subjek diisi oleh pronomina persona, nomina persona, dan nomina. Pendamping kanannya merupakan kategori verba. (18). [...] ia dapat kuliah karena aku telah berpenghasilan PP3(S) Adv V(P) [...]. (Sang Pemimpi: 98) (19).[...] siapa pun dapat membuat prestasi [...] (Laskar NP(S) Adv V(P) Pelangi: 232) (20). [...] awan-awan kapas biru muda itu dapat menjadi N(S) Adv V(P) penghibur bagi mataku [...] (Laskar Pelangi: 235) Jika kalimat aktif yang mengandung adverbia dapat dipasifkan, kalimat pasif akan berterima karena dapat tidak dikaitkan dengan unsur disebelah kiri yang mendahuluinya. Berikut contoh data pemasifan kalimat aktif yang mengandung adverbia penanda modalitas dinamik makna kemampuan. (21). Aku dapat menyaksikan pemandangan padang sabana. (Laskar Pelangi: 167) (21a). Pemandangan padang sabana dapat kusaksikan. 5. Keberurutan Modalitas Keberurutan modalitas dalam novel karya Andrea Hirata meliputi modalitas intensional (MI) dan modalitas epistemik (ME),), modalitas epistemik (ME) dan modalitas intensional (MI), modalitas epistemik (ME) dan modalitas dinamik (MD). Modalitas intensional dan modalitas epistemik ditandai oleh keberurutan adverbia ingin rasanya yang menerangkan makna keinginan dan keteramalan (22). 9
10 (22). Mendengar ocehannya, ingin rasanya aku mencongkel Adv.MI Adv.ME PP(S) V(P) gembok peti es [...]. (Sang Pemimpi: 2) Modalitas epistemik dan modalitas intensional ditandai keberurutan adverbia mungkin ingin, barangkali ingin sebagai penanda makna kemungkinan dan keinginan (23,24), pasti ingin sebagai penanda makna kepastian dan keinginan (25). (23). Mungkin awalnya ia hanya ingin menggoda teman- Adv.ME PP3(S) Adv.MI V(P) temannya. (Laskar Pelangi: 292) (24). Barangkali dia ingin tahu pendapatku tentang Adv.ME PP3(S) Adv.MI V(P) seninya itu! (Laskar Pelangi: 455) (25). Agak aneh memang, tapi paling tidak sejak usia muda Borek sudah menjadi dirinya sendiri dan sudah tau pasti menjadi apa nantinya. (Laskar Pelangi: 74) V(P) Adv.ME ingin NP(S) Adv.MI Modalitas epistemik dan modalitas dinamik ditandai keberurutan adverbia barangkali dapat, mungkin dapat, mungkin bisa sebagai penanda makna kemungkinan dan kemampuan (26, 27,28), rasanya dapat sebagai penanda makna keteramalan dan kemampuan (29), seharusnya bisa sebagai penanda makna kepastian dan kemampuan (30). (26). Mengajarkan mentalitas merealisasikan ide menjadi tindakan N(S) nyata barangkali dapat dipertimbangkan sebagai mata Adv.ME Adv.MD V(P) pelajaran baru di (Sang Pemimpi 65) (27). [...] mungkin topi kapten kapal yang besar dapat menutupi Adv.ME N(S) Adv.MD V(P) sebagian kepala kalengnya itu. (Laskar Pelangi 321) (28). Tapi mungkin anak muhamaddiah yang cemerlang ini Adv.ME NP(S) bisa membantu. (Laskar Pelangi 355) Adv.MD V(P) 10
11 (29). [...] kelelahan kami rasanya dapat ditahankan. N(S) Adv.ME Adv.MD V(P) (Laskar Pelangi 302) (30). Seharusnya Bapak bisa melihat tidak diterimanya anak Adv.ME NP(S) Adv.MD V(P) Bapak sebagai peluang untuk menunjukkan pada khalayak bahwa kita konsisten mengelola sekolah ini. (Sang peminpi:5) SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Dari seluruh modalitas yang ditemukan, bentuk adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata merupakan adverbia monomorfemis dan polimoefemis yang menurut prilaku sintaksisnya merupakan adverbia intraklausal dan ekstraklausal yang dapat diingkarkan dan ada pula yang tidak dapat diingkaerkan. Pendamping kiri, yang bertindak sebagai subjek, adverbia intrakalusal merupakan kategori nomina persona dan pronomina persona. Khusus untuk modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dan keakanan, juga didampingi nomina fauna. Pendamping kanan adverbia intrakalusal yang bertindak sebagai predikat merupakan kategori verba. Pada adverbia penanda modalitas intensional makna keinginan kadar keinginan dalam novel karya Andrea Hirata juga didampingi pronomina persona pertama jamak. Untuk modalitas yang adverbianya merupakan adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina. Setelah kalimat yang mengandung adverbia penanda modalitas dipasifkan terjadi beberapa pengaruh terhadap makna, tetapi ada pula yang tidak terpengaruh oleh hadirnya adverbia. Pengaruh terhadap makna tersebut, misalnya pergeseran makna dan perubahan makna. Ini terjadi pada modalitas yang mengandung adverbia ingin dan mau. Namun adverbia ingin pada keberurutan adverbia penanda modalitas ingin rasanya dapat dipasifkan. 11
12 Keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata memungkinkan terjadi dua keberurutan adverbia. Dalam keberurutan tersebut, adverbia ekstraklausal menerangkan klausa yang di dalamnya terdapat adverbia intraklausal, terkecuali dalam modalitas epistemik dan modalitas dinamik makna perintah dan makna kemampuan yang keduanya merupakan adverbia intraklausal. Keberurutan adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata ada yang berbentuk saling berdampingan langsung, ada pula yang diselingi oleh subjek antara adverbia penanda modalitas dengan adverbia penanda modalitas yang lainnya. DAFTAR SUMBER Alwi, Hasan Modalitas dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius., dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaedar, Alwasilah Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma,T. Fatimah Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: PT Refika Aditama Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT Refika Aditama. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 12
BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti. Pertama, klasifikasi proposisi menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau
Lebih terperinciIHWAL ASPEKTUALITAS, TEMPORALITAS, DAN MODALITAS DALAM BAHASA INDONESIA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI)
IHWAL ASPEKTUALITAS, TEMPORALITAS, DAN MODALITAS DALAM BAHASA INDONESIA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI) Pada beberapa bahasa aspek, temporalitas, dan modalitas merupakan subbahasan semantik
Lebih terperinciAlat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015
SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ditemukan 58 kalimat yang menyatakan
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciMODALITAS DALAM BAHASA JAWA
MODALITAS DALAM BAHASA JAWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah OLEH EDI CAHYANTO NIM: E1C112026
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI
ANALISIS PENGGUNAAN DEIKSIS PERSONA PADA NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ANDI LISANO PASTIA NIM 090388201123 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciPENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciAnalisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak
Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Lebih terperinciTeori Modalitas sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Teori Modalitas sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Abdurahman Abstract: This article aims to explain the modalities in the Indonesian language as a material in language teaching. Modalities are
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak masyarakat menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan bahasa yang mereka miliki. Masyarakat sebagai pemakai bahasa
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pada bagian pendahuluan telah disampaikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini diwujudkan dalam tipe-tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal
Lebih terperinciBentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep
Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar
Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,
Lebih terperinciPERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.
PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik Abstract The language change could occur at all levels, both phonology,
Lebih terperinciPENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI
PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas
Lebih terperinciThema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP
Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional Oleh: Tatang Suparman NIP 132206488 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : Thema-
Lebih terperinciKATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA
KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA B.B.Dwijatmoko b.b.dwijatmoko@gmail.com Universitas Sanata Dharma 1. PENDAHULUAN Sebagai alat komunikasi, bahasa Indonesia mempunyai satuan-satuan yang lengkap untuk menyampakan
Lebih terperincia. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu
1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa
Lebih terperinciSTRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciAnalisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia
Analisis Fungsi Mana dalam Bahasa Sri Puji Astuti Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro sripujiastuti0116@gmail.com Abstract The characteristic of interrogative sentence, one of them is the presence
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK (3):
TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit
Lebih terperinciTEMA C-LINGUISTIK C25
206 207 208 209 Modalitas Bahasa Arab dalam Wacana Ekonomi Tb. Chaeru Nugraha, M.Hum Prodi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung. Jl.Raya Bandung-Sumedang KM 21 Email : tubaguschaeru@gmail.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciMenurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd
KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,
654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat
Lebih terperinciPENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA
PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh :
Lebih terperinciPERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperinciPENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penilitian Refleksif dengan Kata Diri, Dirinya, Dan Diriya Sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari Perspektif Teori Pengikatan ini dapat disimpulkan tiga hal yang merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.
1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi
Lebih terperinciKATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak
KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Kumairoh Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dipnegoro Abstrak Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat dalam
Lebih terperinciJenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)
Lecture: Kapita Selekta Linguistik Date/Month/Year: 25 April 2016 Semester: 104 (6) / Third Year Method: Ceramah Credits: 2 SKS Lecturer: Prof. Dr. Dendy Sugono, PU Clues: Notes: Kapita Selekta Linguistik
Lebih terperinciBAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE
BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis
Lebih terperinciBAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS
BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti
Lebih terperinciPENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang
Lebih terperinciKemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi
Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT IMPERATIF KALANGAN GURU PAUD PERMATA BUNDA DESA SEI BULUH KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh EKA PUTRI ANDAYANI NIM 120388201067 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : SINTAKSIS BAHASA INDONESIA : IN 104 Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. NIP 196201091987032002 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi
Lebih terperinciKATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL
KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural
Lebih terperinciKALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat
KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut
Lebih terperinci5 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu penjelasan tentang teori Lexical Functional Grammar (subbab 2.1) dan penjelasan tentang struktur kalimat dalam bahasa Indonesia (subbab
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan dihadirkan. Ia berada dalam diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara
Lebih terperinciBASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)
BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND
Lebih terperinciJENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA
JENIS DAN PENANDA ADVERBIA ASPEK PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA Mu allimatin Najihah, Markhamah, Abdul Ngalim, dan Muh. Muinudinilah Basri Program Studi Magister Pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Idiom bertujuan untuk memperhalus
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen
Lebih terperinciPEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI disusun oleh Arifin Ainur Rohman S 200 100 002 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN
Lebih terperinciSARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS. Jurnal Skripsi. Oleh TENRI MAYORE NIM JURUSAN SASTRA INDONESIA
SARANA KOHESI DALAM CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A. A. NAVIS Jurnal Skripsi Oleh TENRI MAYORE NIM. 070911001 JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2013 0 ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL
ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL ARTIKEL E-JOURNAL Oleh DWAISKURNY NIM 110388201024 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2
54 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang interferensi gramatikal bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta
Lebih terperinciRELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI
RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA
Lebih terperinciOktorita Kissanti Rahayu
PEMAKAIAN KONJUNGSI PADA BAHASA PERCAKAPAN ANAK USIA 7-9 TAHUN DI DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa
Lebih terperinciYAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS
Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut
Lebih terperinciBAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke
BAB IV SIMPULAN Dan sebagai konjungsi menduduki dua kategori sekaligus yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Posisi konjungsi dan berada di luar elemen-elemen bahasa yang dihubungkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena bersifat deskriptif dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam
Lebih terperinciBAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :
Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : 1402408239 BAB 6 SINTAKSIS Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologi sintaksis berarti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka
digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat yang memberikan penjelasan tentang
Lebih terperinciFUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU
Fungsi eterangan dalam alimat Majemuk Bertingkat dalam ompas Minggu FUNGSI ETERANGAN DALAM ALIMAT MAJEMU BERTINGAT DALAM OMPAS MINGGU TRULI ANJAR YANTI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Kontaminasi Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dalam Iklan Surat Kabar Tribun BATAM Tanggal 17 Januari serta 5 Februari 2015
Analisis Kontaminasi Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dalam Iklan Surat Kabar Tribun BATAM Tanggal 17 Januari serta 5 Februari 2015 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh PUTRA PRASETIYO NIM 100388201301 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota
Lebih terperinciREDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: IDA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORETIS
BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan
Lebih terperinciKALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciTRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA
TRANSFORMASI PELESAPAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,
Lebih terperinciKATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN
KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciPEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak
PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR oleh Nunung Sitaresmi Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian jenis kalimat bahasa Indonesia dalam buku teks Sekolah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Istilah-Istilah dalam Register Fotografi pada Majalah Digital Camera ini dapat
Lebih terperinciTATARAN LINGUISTIK (3):
Nama : Hengki Firmansyah Nim : 1402408324 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi
Lebih terperinciTugas Bahasa Indonesia
2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI
174 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, pengungkapan modalitas desideratif BI dan BJ dapat disimpulkan seperti di bawah ini. 1. Bentuk-bentuk pegungkapan
Lebih terperinciFUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO
FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciKOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia
Lebih terperinci