KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDNESIA DIREKTRAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. (Daftar terlampir) SURAT EDARAN Nomor SE- 49 /PB/216 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENCAIRAN DANA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA DIREKTRAT JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHAP V TAHUN ANGGARAN 216 A. Umum Dalam rangka pencairan dana yang berasal dari setoran terpusat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun Anggaran 216 dan sehubungan dengan surat Sekretaris Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.1.KU tanggal 28 Juli 216 perihal Usulan Pencairan Penggunaan Penerimaan Tahun 216 PNBP Pelayanan Jasa Hukum, diperlukan petunjuk lebih lanjut mengenai Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) PNBP pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun Anggaran 216. B. Maksud dan Tujuan Memberikan penjelasan atau petunjuk pelaksanaan dalam rangka pencairan dana DIPA PNBP Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. C. Ruang Lingkup 1. Penetapan Batas Maksimum Pencairan Dana DIPA PNBP Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2. Mekanisme pencairan Dana DIPA PNBP Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. D. Dasar 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.5/212 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1/KMK.2/212 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2 3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-17/PB/213 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Tata Cara Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 4. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-7/PB/216 tanggal 27 Januari 216 tentang Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahap I Tahun Anggaran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-24/PB/216 tanggal 2 April 216 tentang Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahap II Tahun Anggaran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-34/PB/216 tanggal 2 Mei 216 tentang Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahap III Tahun Anggaran Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-47/PB/216 tanggal 25 Juli 216 tentang Batas Maksimum Pencairan Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahap IV Tahun Anggaran Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-5491/PB/216 tanggal 12 Juli 216 hal Persetujuan Penundaan Terhadap Perhitungan Sisa Maksimum Pencairan (MP) PNBP Tahun Anggaran Sebelumnya Pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia TA 216. E. Ketentuan Pencairan Dana Ketentuan pencairan dana DIPA PNBP Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Tahun Anggaran 216 pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah sebagai berikut: 1. Batas maksimum pencairan dana DIPA PNBP sampai dengan Tahap V Tahun Anggaran 216 adalah sebesar Rp ,- (Tiga ratus lima puluh tujuh miliar enam ratus lima puluh juta seratus dua puluh satu ribu enam ratus enam puluh rupiah). 2. Perhitungan maksimum pencairan dana DIPA PNBP Tahun Anggaran 216 pada butir 1 di atas terdiri dari a. Rp ,- (Empat puluh enam miliar tiga ratus tujuh puluh empat juta dua ratus lima puluh dua ribu sembilan ratus sembilan puluh dua rupiah) berdasarkan sisa MP dana PNBP tahun anggaran sebelumnya. Sisa Maksimum (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya dimaksud akan diperhitungkan dengan PNBP tahun anggaran berjalan. b. Rp (Seratus miliar lima ratus lima puluh tiga juta empat ratus delapan puluh enam ribu dua ratus lima puluh lima rupiah ) berdasarkan PNBP tahun anggaran berjalan yang telah disetorkan ke Rekening Kas Negara bulan Januari dan Februari 216. c. Rp ,- (Lima puluh empat miliar enam ratus empat puluh tiga juta dua ratus delapan puluh empat ribu lima ratus enam puluh lima rupiah) berdasarkan PNBP tahun anggaran berjalan yang telah disetorkan ke Rekening Kas Negara bulan Maret

3 d. Rp ,- (Lima puluh miliar dua ratus dua puluh juta tujuh ratus sembilan puluh enam ribu tiga ratus enam puluh delapan rupiah) berdasarkan PNBP tahun anggaran berjalan yang telah disetorkan ke Rekening Kas Negara bulan April 216. e. Rp ,- (Seratus lima miliar delapan ratus lima puluh delapan juta tiga ratus satu ribu empat ratus delapan puluh rupiah) berdasarkan PNBP tahun anggaran berjalan yang telah disetorkan ke Rekening Kas Negara bulan Mei dan Juni Berdasarkan pagu maksimum pencairan dana tersebut pada butir 1, maka Batas Maksimum Pencairan Dana DIPA PNBP pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Tahap V Tahun Anggaran 216 masing-masing Satuan Kerja adalah sebagaimana ditetapkan dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan. 4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPP dalam proses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) untuk pencairan DIPA PNBP berkenaan, tidak perlu meminta bukti setor (SSBP lembar ke-4) kepada Satker bersangkutan dalam setiap Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan. F. Penutup Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi serta melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Surat Edaran ini. Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggaf 1 Agustu5 216 DIREKTUR JENDERAL, MA WANT HARJWIRYN NIP Tembusan: 1. Menteri Keuangan 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 3. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM 4. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan 5. Direktur Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan 6. Direktur Pengelolaan Kas Negara Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 8. Direktur Sistem Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3

4 DAFTAR KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA 1. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA V 2. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG I 3. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SEMARANG I 4. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA YGYAKARTA 5. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SURABAYA II 6. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDA ACEH T KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MEDAN I 8. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PADANG 9. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PEKANBARU 1. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA TANJUNG PINANG 11. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAMBI 12. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PALEMBANG 13. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDAR LAMPUNG 14. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PNTIANAK 15. KANTR PELAYANAN PERBENDA.HARAAN NEGARA PALANGKARAYA 16. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANJARMASIN 17. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SAMARINDA 18. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MANAD 19. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PALU 2. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MAKASSAR II 21. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KENDARI 22. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA AMBN 23. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DENPASAR 24. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MATARAM 25. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KUPANG 26. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAYAPURA 27. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BENGKULU 28. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA TERNATE 29. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SERANG 3. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PANGKAL PINANG 31. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA GRNTAL 32. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MANKWARI 33. KANTR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MAMUJU 1)-

5 ct) vu, uasu c3, " X 1 _..k ) D X = (I) --, C Fn-- n c w., > --ii ) ) Ni -....a KANWI LK EME NT ERI A NH UK UM DANHAMBAN DAAC EH BAN DAACE H KANWI LKE MEN T E RI ANH UKU M DANHAMSURABAYA M E DA NI C X 3 (T3 ET MP s.d. T ah a p IV T ah un K 35. w ' 3 (. -c3 3 " D- x C i = ) C iv U ) PC.- = i."..)- Q. c a.._ - CU. ED,' / > 1713 ET (n X u). 1-,. a, _ v) Co 1:3 i ow on EZ ) 5 ra C ( 6 D I) 3> 71/4-2_ (i). VI. co. --, n) C-il I C < _ S cp (. 3S P a gudi PA(PN BP) KAN WI L K EM ENT E RIA N H UK UM DANHAM S UMAT ERA UTARADIME DA N PA DA N G ) - K P PN Pemb ayar KA NWI L K EME NT ER I AN H U K U M DANHA M PADA N G P EKA NBAR U 9 -..i BATASM A KSI M UM P E NCAI RA NDAN A D IPA P N B P PA DADIR EKT RAT JEN DERAL ADMI NI ST RASI H UK U M UM U M TA H AP V TA H UN A N GG ARA N Satker / I n sta n si P e ngguna KANWI L KEME NT ER IA N H U KU M DAN HA MP EKAN BAR U TAN J U NG PI N ANG ue ewp a Kod e S atker (5) (4) JAKA RTAV (3) DI RE KT RATJEN D ERA LAD MI N I STRASI H UKUM UM U M JAKARTAV (2 ) KA NWI LKE ME NTER IANH U KU MDANH AMJAKARTA RAYA BAN D UN G I (1 ) KANWI LK EM EN TER IANH U KU MDANHAMBA ND UN G S E MARAN GI 3 (1 )I KANWI LKEM E NT ERI AN H UKU MDANHAMJAWA T E NGAH Y GYAKARTA KAN WI L K EM ENT ER IAN H UK U M DAN HAM YGYA KARTA KANT R W I LAYAH K EM EN T E R IA N H UK U MDAN HA M KEP ULAUAN RI AU co _ KANW I L K EM ENT E RI AN H U K UM DA N HAM JAM BI JAMB I --.._, S URABAYAH iv. co J Ct. Z (T) -1=.. _...i. c) uep I Z c.y1,--l -

6 Z KA N W I LK E ME NT E R IA N H UK U M DANH A MTA N JUN G KAR A N G KA NW I LK EM ENT E RIA NH UK UMDA NH A M PA LE M BA N G P NT I A N AK BA N DA RLAM P U NG PA LEM B AN G ' ' MP s.d.t ah a p I V T ah un KANWI L K EM E NT ERIA N H U K U M DA N H A M P NTIA N A K PALANG KARAYA KP P NP emb a yar KANW I LK EM ENT ERI A N H UK U M DA N H AM PA LAN G KARAYA BA N JA RM A SI N , Satk er / I nsta nsip en g gun a KA N W I L K EM EN T ER I AN H U K UMDANH A M BA N JAR M ASI N I SAM A R IN DA Kod e S atk e r KAN W I LK EM ENT E RI ANH UK UM DA N H A M SA M A R IN DA MA N A D KAN W I LKE M EN T ER I AN H U K U M DA N H A MK EN DAR I KANW I LK EM ENT ER IA NH U K U MDANHA MU J UN G PAN DAN G KE N DARI KAN WI LK E ME NT E RI ANH UK U MDANH A MAM B N D E N PASA R KA N W I LK EM E N T E RI A NH UK UMDANH A MD EN P AS AR M ATA RA M KANW I LK E M E NT E RI A N H UK U MDA NH AMM ATA RA M K U PAN G KA N W I LKE M ENT ER I A N H U K U M DA NH A MK UP A N G JAYA P URA KA NW I L K E M E NT E RI A NH UK UM DA N H A MJAYAP URA BE N G K UL U KA NW ILK EM E NT E RI AN H U K U MD ANH A MMA NA D KA NW IL K EM EN T ER I AN H U K U M DANH A MB E N GK U L U ' PAL U KANW I L K E MEN TER I ANH UK U M DA NH AMPA L U MA KAS SAR II ) KA N WI LK EM EN T ERI ANH U K UMD A NH AMPR P IN SI M AL UK U UTARA, Z (D _, _.a. 4, 62 --a C71.---, --1 _a ) _.i. --4 a. _...1. CA.) N.)

7 P a guset el ah Bl ok i r KA N W I LK EM E N T ER I AN H UK UM D A NH A MP R P IN SI B AN T E N PA N G KA L P IN A N G S E RAN G Satk er I n st an si P e n g gun a KA NW I L K EM E NT ER IA N H UK U M D A N H A M P R P IN SI B AN G KA BE LI T U NG G R N TA L Kod e S atk er KA N W I LK E M E N T ER IA N H UK U M D AN H A M P R P IN SI G R NTA L M A N KWA RI C / 11n4-Q KAN T RW I LAYA HK EM E NT ER I ANH UK UMDA N H A M P AP UAB AR AT MAM U J U \- / KA N T R W I LAYA H K E M E NT E R I A N H U K U M DA N H A M S U LAW E SI B ARAT JA KA R TAV 26 (7= B ALA I H A RTAP E NI N GG ALA NJ A KA R TA SE M A R AN G I H BA LAI H A R TAP E NIN GGA LA N S E M A RA N G B A LAI H A R TAP EN IN G G A LA N U JU N GP A N D A N G B ALA I H AR TA P E NI N GA LA N M E DA N 1 35 SURA BAYAH \ , 4 CJt ME DA N I Z _. (.- ) "----' - Cr) 4, -J 1 CA) D 1