DESKRIPSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENJUMLAHAN PECAHAN DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh DUWI SRI RAHAYU
|
|
- Handoko Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DESKRIPSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENJUMLAHAN PECAHAN DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO A B S T R A K Oleh DUWI SRI RAHAYU NIM : (Mahasiswa Program Studi S-PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Pembimbing I : Dra. Samsiar Rival, S.Pd, M.Pd Pembimbing II : Dra. Martianty Nalole, M.Pd Duwi Sri Rahayu, 203. Deskripsi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penjumlahan Pecahan di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing: I) Dra. Samsiar Rival, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II) Dra. Martianty Nalole, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumahan pecahan. Untuk memperoleh data digunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan di kelas III, IV, dan V memuaskan atau berhasil, hal ini dilihat
2 dari nilai hasil ulangan harian/tes formatif bahwa hasil belajar siswa pada kelas III dari 8 siswa hanya 5 orang yang belum berhasil atau belum tuntas, pada kelas IV dari 2 orang hanya 5 orang siswa yang belum tuntas, sedangkan pada kelas V dari 2 siswa hanya 5 orang yang belum tuntas atau belum berhasil. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa rata-rata baik hal ini dilihat dari hasil tes formatif siswa. Guru telah melakukan remidial serta pengayaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dalam proses belajar mengajar guru sudah merancang pembelajaran dengan baik agar bisa mencapai standar kompetensi yang dicapai. Kata kunci : Hasil Belajar, Penjumlahan, Pecahan PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dipelajari di setiap jenjang Sekolah Dasar (SD), sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Salah satu ciri khas dari matematika adalah berpola pikir deduktif, konsisten, dan memiliki materi yang bersifat spiral hirarkhis. Dengan demikian dalam mempelajari matematika siswa harus belajar secara bertahap dari awal hingga akhir materi yang dipelajari, karena dalam setiap pembelajaran matematika materinya saling berkaitan. Siswa SD masih belum mampu berpikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkrit. Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD, bahkan Doman (dalam Hudojo, 2002:53) mengatakan, pada hakekatnya matematika lebih baik diajarkan sejak dini. Matematika merupakan alat untuk menyusun pemikiran yang luas, tepat, teliti dan tata azaz. Walaupun tidak semua siswa SD harus berkemampuan akademik untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi, cara berpikir seperti yang dikemukakan itu penting dimiliki siswa. Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat menentukan 2
3 dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan kepribadian siswa. Karena itu Mendikbud Djojonegoro (2009) dalam sambutannya pada konferensi Matematika Asia Tenggara IV, mengemukakan bahwa pelajaran matematika yang diberikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap pendidikan, siswa memiliki kemampuan tertentu bagi kehidupan selanjutnya. Namun kenyataan menunjukkan banyaknya keluhan dari murid tentang pelajaran matematika yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Keluhan ini secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada setiap jenjang pendidikan (dalam Namun, mengingat pentingnya matematika untuk pendidikan sejak siswa SD, maka perlu dicari jalan penyelesaiannya, yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar matematika di SD sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa SD. Di samping itu, matematika haruslah bermanfaat dan relevan bagi kehidupan mereka. Karena itu bagi siswa SD, keterampilan dasar matematika harus dikuasai. Keterampilan dasar yang dimaksud adalah keterampilan menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi. Proses belajar mengajar matematika di SD yang merupakan titik awal bagi siswa untuk belajar matematika, harus memperhatikan prinsip dari konkrit ke abstrak, dari mudah ke sulit, dari sederhana ke kompleks. Untuk itu dalam pembelajaran matematika memerlukan model pembelajaran yang variatif dan kreatif, dimana guru harus kreatif dalam merancang strategi yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang beragam, mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar pendidikan terdiri atas strandar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 203 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah 3
4 Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 (PP 9/2005) tentang Standar Pendidikan Nasional mengamatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepaa SI dan SKL serta pedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Ahmadi, 20:59). KTSP ini mengarahkan siswa untuk belajar beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, belajar memahami dan menghayati, belajar mlaksanakan dan berbuat efekif, belajar hidup bersama dan bermanfaat untuk orang lain,dan belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dn menyenangkan. Untuk memperoleh hasil maksimal pada pembelajaran matematika maka siswa harus meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalaman, kerumitan dan haru digambarkan secara jelas serta diukur dengan teknik-teknik penilaiian tertentu. Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan. Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Di dalam kegiatan kelas, guru biasanya menggunakan tes sebagai suatu alat ukur dan menetapkan apakah obyektif yang dirumuskan tercapai atau tidak. Berdasarkan fakta yang ditemukan peneliti bahwa hasil belajar siswa pada materi penjumlahan pecahan dimana hasil ulangan harian maupun semester masih banyak siswa yang hasil ujiannya belum mencapai harapan, sedangkan ketuntasan minimal (KKM = 75). Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran sangat rendah sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar mereka. Oleh karena itu seorang guru dituntut memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam merancang berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan 4
5 menyenangkan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan fakta tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul: Deskripsi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penjumlahan Pecahan di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. KAJIAN TEORI Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam waktu tertentu atau dengan perkataan lain hasil perubahan tingkah laku dalam waktu tertentu. Arifin (2009:88) menyebutkan bahwa hasil belajar dapat timbul dalam berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu diantaranya adalah ). Kebiasaan, 2). Keterampilan, 3). Akumulasi persepsi, 4). Asosiasi dan hafalan, 5). Pemahaman dan konsep, 6). Sikap, 7). Nilai, dan 8). Moral. Untuk dapat meningkatkan prestasi anak dalam pembelajaran matematika, salah satu faktor penunjang adalah adanya proses belajar yang efektif. Kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang adalah manusia yang selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. (dalam Perubahan yang dialami seseorang karena hasil belajar dalam matematika menunjukkan pada suatu proses kedewasaan yang dialami oleh anak tersebut. Misalnya dari tidak tahu berhitung, menjadi tahu berhitung. Dari tidak tahu bermacam-macam model pecahan, menjadi tahu pecahan. Belajar matematika adalah proses yang aktif, semakin bertambah aktif anak dalam belajar matematika semakin ingat anak akan pelajaran matematika itu. Dimyati dan Mudjiono (dalam Arifin, 2009:94) mengemukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu a) Perhatian dan Motivasi, b) Keaktifan, c) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman, d) Pengulangan, e) Tantangan, f) Balikan dan Penguatan, dan g) Perbedaan Individual. 5
6 Upaya optimalisasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan dengan merancang dan mengajukan berbagai alternatif pemecahan sesuai hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya tersebut dapat berupa perbaikan (remidial) untuk menghilangkan kegagalan dan berupa pemantapan atas keberhasilan yang telah dicapai. Arifin (2009:299) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar, antarat lain:. Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, baat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan sikap dan kebiasaan, dan lain-lain. 2. Faktor sarana dan prasarana 3. Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur. 4. Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan nortmatif harus menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. Pecahan yang dipelajari anak ketika di SD, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat dituis dalam bentuk. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk dimana a dan b bilangan bulat dan b bukan nol, a disebut pembilang dan b disebut dengan penyebut dan b bukan faktor. (dalam 6
7 (Dalam Sukayati, 2005: 2) pecahan terbagi menjadi pecahan biasa, dan pecahan campuran.. Pecahan Biasa Angka Cara dibaca 2 Setengah 3 Sepertiga 4 Seperempat 5 Seperlima 6 Seperenam 7 Sepertujuh 8 Seperdelapan 9 Sepersembilan 7
8 Angka Cara dibaca 2 3 dua per tiga 3 4 tiga per empat 2. Pecahan Campuran Angka Cara dibaca satu setengah 2 dua dua per tiga 3 tiga tiga per empat Macam-macam penjumlahan pecahan. Menjumlahkan dua pecahan yang senama Dalam bilangan pecahan dikenal pecahan-pecahan senama/senilai, artinya pecahan-pecahan tersebut mempunyai nilai yang sama meskipun dituliskan dalam bentuk pecahan yang berbeda (Mustaqim & Astuty, 2008:72). Untuk menjumlahkan dua pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. 8
9 Contoh: Tentukan hasil penjumahan pecahan berikut ini 4 4 Jawab Menjumlahkan dua pecahan yang tidak senama Untuk menjumlahkan dua pecahan yang tidak senama (berpenyebut tidak sama) harus menyamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK penyebutnya kemudian jumlahkan pecahan baru. Contoh : Tentukan hasil penjumlahan berikut Jawab: Penyebut kedua pecahan adalah 5 dan 0 dengan KPK x x jadi, (Dalam Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar serta penggunaan metode maupun strategi pembelajaran. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar yaitu sebagai berikut: a) Pengelolaan Kelas 9
10 Kemampuan dalam pengelolaan kelas yaakni pengaturan ruang atau tempat duduk siswa yang dilakukan bergantian, tujuannya adalah memberikan kesempatan belajar secara merata kepada siswa. b) Penggunaan media dan sumber belajar (Dalam pemilihan media harus memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: () Ketepatan media dengan tujuan pembelajaran, (2) Dukungan media terhadap isi bahan pembelajaran, (3) Kemudahan memperoleh media (4) Ketrampilan guru dalam menggunakan media, (5) Tersedia, artinya media siap digunakan pada waktu harus digunakan. (6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, artinya pesan yang terkandung dalam media dapat dipahami siswa. c) Penggunaan metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik guru (dalam pemilihan metode mengajar) maupun bagi peserta didik (dalam memilih strategi belajar). (Dalam Ahmadi, 20:32) terdapat beberapa metode pembeljaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajarannya, diantaranya ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan, debat, dan sebagainya. d) Evaluasi atau penilaian pembelajaran Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan (Rusman, 200 : 8). Metode Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah kualitatif (non statistik) dengan metode deskriptif yang mendeskripsikan meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. 0
11 Hasil penelitian Dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 203. Peneliti melakukan pengambilan data dan wawancara di tiga kelas yaitu kelas III, IV, dan V. Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru dan siswa sedangkan kegiatan dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu berupa lembar tes formatif, data analisi nilai hasil ulangan harian/tes formatif dan foto. III, IV, dan V dan wawancara peneliti dengan salah satu siswa kelas III, IV, dan V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan siswa pada materi penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa sudah memuaskan, hanya ada beberapa siswa saja yang kurang memuaskan karena faktor guru dan faktor dari siswa itu sendiri. Masih banyak juga siswa yang belum menguasai cara berhitung bersusun atau panjang dan masih ada juga siswa yang belum menguasai perkalian, padahal materi penjumlahan pecahan itu mempunyi kaitan dengan penjumlahan dan perkalian. Pada kelas III, materi penjumlahan pecahan yang dipelajari yaitu menjumlahkan dua pecahan senama. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dimana nilai rata-rata keseluhan siswa pada penjumlahan pecahan adalah 88. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan salah satu siswa di kelas III disimpulkan bahwa siswa kurang memahami materi penjumlahan pecahan dikarenakan siswa masih bingung cara penempatan antara pembilang dan penyebut. Sedangkan dilihat dari wawancara guru, siswa yang belum tuntas dikarenakan siswa tersebut masih kurang perhatian saat guru menjelaskan dan masih bermain. Upayaupaya yang dilakukan guru kelas III untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ini yaitu dengan memberikan tugas rumah agar siswa tersebut dapat mengulangi kembali di rumah. Jadi upaya guru ini dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan sebaiknya guru lebih menganalisis kembali letak permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran materi ini sehingga kesulitankesulitan dalam belajar siswa dapat diatasi oleh guru.
12 Pada kelas IV ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami cara pengerjaan penjumlahan pecahan terutama pecahan berpenyebut tidak sama. Dalam pengerjaan pecahan berpenyebut tidak sama, maka siswa harus menyamakan terlebih dahulu penyebutnya. Untuk menyamakan penyebutnya, siswa harus mencari KPK dari penyebut tersebut. Disinilah yang menjadi letak permasalahan karena masih banyak siswa yang belum memahami cara mencari KPK dalam menyamakan penyebut suatu pecahan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, guru kelas IV ini dalam mengajar materi penjumlahan pecahan sudah memenuhi aspek-aspek dalam mengajar, hanya saja media pembelajarannya masih kurang. Seorang guru harus mampu menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang relevan dan menarik perhatian siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia, tetapi kemampuan guru disini lebih ditekankan pada penggunaan obyek ada di sekitar sekolahnya. Sedangkan pada kelas V, keberhasilan belajar siswa dalam materi penjumlahan pecahan sudah berhasil. Berdasarkan data yang didapat, dari 2 siswa masih ada 5 siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran materi ini. Masalah yang muncul pada kelas V ini hampir sama dengan kelas IV, masih ada siswa yang belum memahami cara mencari KPK dalm menyamakan pecahan yang berpenyebut tidak sama. Namun, berdasarkan hasil penelitian pada kelas V ini, masih banyak siswa yang belum memahami cara pengerjaan penjumlahan pecahan dengan cara menjabarkan jalan pengerjaan soal tesebut. Pemberian umpan balik kepada siswa sangat penting untuk dilakukan karena dengan demikian guru dapat memperoleh gambaran seberapa besar pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan hari itu. Menurut peneliti, pemberian umpan balik kepada siswa sangat penting untuk dilakukan karena dengan begitu guru dapat mengetahui gambaran seberapa besar pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan hari itu. 2
13 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi penjumlahan pecahan di SDN 3 Tapa rata-rata baik hal ini dilihat dari hasil tes formatif siswa. Dalam proses belajar mengajar guru sudah merancang pembelajaran dengan baik agar bisa mencapai standar kompetensi yang akan dicapai. Saran ) Guru dapat lebih memperhatikan letak pemasalahan yang dapat menimbulkan siswa kurang berhasil pada materi penjumlahan pecahan, dan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan dapat guru kaji kembali sehingga upaya-upaya yang dilakukan sesuai dengan permasalahan siswa pada materi penjumlahan pecahan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Siswa harus lebih banyak belajar lagi tentang penjumlahan dan perkalian agar dapat mencari FPB dari suatu pecahan sehingga penyebut yang tidak sama dari suatu peahan dapat disamakan penyebutnya, serta siswa harus lebih fokus lagi dalam menerima materi penjumlahan pecahan agar dpapat memaami materi tersebut dan dapat mmeningkatkan hasil belajar pada penjumlahan pecahan. 3) Sebaiknya sekolah lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang dapat mendorong hasil belajar siswa di SDN 3 Tapa, seperti media dan bahan ajarnya. 4) Peneliti harus lebih banyak belajar dan mencari pengetahuan tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada penjumlahan pecahan agar kedepannya peneliti dapat mengetahui lebih banyak lagi upaya-upaya apa saja yang harus dilakukn guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3
14 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Amri, Setyono, Elisah. 20. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Arsyad Azhar. 20. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawalli Pers. Arifin Zaenal Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Roskadarya Offset. Bafadal Ibrahim, 20. Model Bahan Ajar Matematika untuk Sekolah Dasar. Jakart: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Hudoyo Herman Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang. Mustaqim, Astuty Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional. Sanjaya Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Suparlan Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Suparlan Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing Jl. Nikitan Baru No. 9. Wahyudin Diin, Supriadi, Abduhak Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka. (diakses 4 jui 203) 03-SUFYANI_PRABAWANTO/Pengenalan_Bilangan_Pecahan.pdf. (diakses 5 Mei 203). ( diakses 5 Mei 203). (diakses 4 juli 203) (diakses 5 Mei 203). 4
15 (diakses 28 Mei 203). (diakses 28 Mei 203). (diakses 28 Mei 203) 5
BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Yeni Posumah NIM:
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN HASIL PERKALIAN PECAHAN DI SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO Yeni Posumah NIM: 151 409 046 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciDESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kualitatif 1
Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Fitria Ismail Dra. Samsiar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciOleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung
8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 29 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh:
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER
PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Suprapto 27 Abstrak. Matematika merupakan ilmu terstruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja guna meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan tertentu ke suatu keadaan
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di kelas pada hakikatnya adalah proses komunikasi, baik komunikasi antara siswa dengan guru, komunikasi antar siswa, atau bahkan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciFATRISIE PEMBENGO NIM
e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 hal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan perubahan sosial. Perubahan bertanggung jawab atas terciptanya generasi bangsa yang paripurna, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, sebagai penjabaran dari ayat 3 pasal 31 Undang undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan produktif. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Yain R. Naue Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO SAMSIAR RIVAI Jurusan Pendidikanj Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi setiap bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia sangat memperhatikan bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama faktor internal yaitu yaitu faktor yang ada dalam diri siswa meliputi motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses interaksi bertujuan, interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu gambaran untuk kemampuan yang ada pada diri seseorang. Kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda, dengan adanya
Lebih terperinciilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
94 Lampiran VI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Jumlah Pertemuan : SDN 08 Lunang : Matematika : V(lima) / II(dua) : 4 x Pertemuan A. Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Dewi Nurhajariah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan perkembangan pendidikan pada masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan oleh berbagai tuntutan terhadap kualitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI
PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII SMP Negeri 1 Miri Sragen Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mendapat bonus demografi berupa populasi usia produktif yang paling besar sepanjang sejarah berdirinya negara ini. Bonus demografi ini adalah masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini bangsa Indonesia telah dituntut untuk bersaing disegala bidang, terutama bidang pendidikan. Dalam hal ini kesiapan generasi penerus bangsa baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
Lebih terperinciBUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG
BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan pendidikan di sekolah dasar ini meliputi pembentukan kepribadian dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu Negara. Dalam pelaksanaan pendidikan terdapat permasalahan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
Lebih terperinciPENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan merupakan suatu proses untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: malyaulfa@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan yang pesat sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 serta otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan itu sendiri bisa didapatkan melalui pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah ada salah satu mata pelajaran pokok yang wajib dipelajari oleh siswa yaitu matematika. Matematika merupakan
Lebih terperinciAgung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 PADA KOMPETENSI DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DI SMA NEGERI 18 SURABAYA Agung Listiadi
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PAKEM DI MIS MAURA EL-MUMTAZTANAH SERIBU BINJAI SELATAN Athiiyah
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP sebagai seperangkat rencana dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD) yang merupakan ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan yang serba maju dan serba canggih seperti ini, pendidikan memegang peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup manusia. Pendidikan tidak
Lebih terperinciPENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi seluruh umat manusia. Karena dengan pendidikan membantu manusia dalam proses mengembangkan potensi dalam dirinya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustina a, Zetriuslita b, Mefa Indriati c a Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber daya manusia yang handal yang mampu menghadapi segala tantangan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Belajar Matematika Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik (Hamalik, 2009 : 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN (PTK di SDN 02 Sumberejo Kelas IV Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciPenerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango
Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango OLEH : Ni Kadek Santiani, Martianty Nalole, Samsiar RivaI JURUSAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek
Lebih terperinci