BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, koreksi kelainan refraksi semakin bervariasi. Di antaranya, kacamata, lensa kontak, dan terapi laser. Saat ini, kacamata sudah mulai ditinggalkan sebab faktor kenyamanan, terutama ketika berolah raga. Selain itu, pada penderita silinder tinggi, lapang pandang menjadi terbatas, membuat penderita kesulitan mengemudi, terutama malam hari. Kelainan refraksi dapat berupa miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), astigmatisma (silindris) dan presbiopia (>40 tahun). Penderita miopia tinggi biasanya akan memakai kacamata berlensa tebal sehingga mengurangi penampilan dari segi kosmetika. Dengan kata lain, aktivitas si pemakai sangat tergantung pada si kacamata tebal tadi. Padahal, untuk beraktivitas lebih bebas dan faktor kosmetik yang lebih baik, Anda dapat memilih lensa kontak. Namun, penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang membuat kornea mata kekurangan oksigen, hipoksia, dry eye, dan infeksi iritasi akibat kuman pseudomonas (paling virulen) penyebab kebutaan. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan terapi laser atau Laser Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK). 1.2 Tujuan Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh program Pendidikan Kedokteran bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Trisakti di Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor. 1.3 Manfaat Dengan penulisan referat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran untuk mengetahui lebih rinci mengenai prosedur LASIK, dan bagi orang orang yang ingin melakukan LASIK agar mendapatkan info mengenai perisiapan, prosedur, sampai dengan komplikasi dari LASIK.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah LASIK adalah singkatan dari Laser Assisted In situ Keratomileusis. Teknik LASIK pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di Bogota, Kolombia. Pengembangan pertama yaitu microkeratome, digunakan untuk memotong tipis flap di kornea dan mengubah bentuk-nya, yang disebut keratomileusis. Hak paten pertama untuk LASIK diberikan oleh US Patent Office ke Dr Gholam A. Peyman pada 20 Juni 1989, US Patent , "Metode untuk memodifikasi pembungkukan corneal ", yang meliputi prosedur operasi di mana sebuah flap di potong pada kornea dan diambil kembali. Permukaan yang terkena kemudian dimanipulasi ke bentuk yang dikehendaki dengan laser Excimer, setelah mana flap diganti. 2.2 Dasar Pada umumnya ada dua langkah dasar dalam melakukan prosedur LASIK. Langkah pertama dari operasi LASIK adalah membuat kelopak penutup LASIK (flap). Flap ini adalah irisan tipis dari kornea, yang dipotong dan dapat dibuka seperti sampul buku. Flap diperoleh dari alat mikrokeraton, yang memiliki mata pisau yang bergerak amat cepat. Sehingga, untuk membuat flap hanya membutuhkan wktu 10 detik saja. Akhir akhir ini dunia kedokteran telah mengembangkan Laser Femtosecond agar mampu menghasilkan flap LASIK. Kegunaan sinar laser ini, dalam beberapa hal lebih aman dibandingkan mikrokeratome Langkah kedua ini kita sebut dengan zap. Ketika flap sudah dibuat dan terbuka, Laser Excimer memindahkan jaringan dari pusat kornea untuk membentuknya kembali, sehingga mengoreksi refraksi penglihatan pasien. Pengoreksian laser ini berlangsung antara 2 40 detik. Begitu kornea telah dikoreksi, flap kornea kemudian diganti, mirip cover buku yang ditutup. Flap kornea kemudian ditutup kembali ke posisi semula. Seluruh prosedur ini memakan waktu 8 10 menit.

3 Gambar 1. Tahapan LASIK 2.3 Gangguan Penglihatan Rabun Jauh (Miopia) Miopia biasa dikenal sebagai gangguan rabun jauh. Rabun jauh terjadi karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung. Hal ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata akan membentuk bayangan suatu benda pada titik sebelum mencapai retina, dan sebagai hasilnya, otak akan menangkapnya sebagai bayangan kabur. Gambar 2. Letak jatuh bayangan pada miopia Semakin objek bergerak mendekati mata, objek itu menjadi lebih jelas dan lebih terlihat. Hal ini karena gambar tersebut bergerak ke retina, sehingga menjadikannya lebih fokus. Operasi LASIK dapat dilakukan untuk mengobati kelainan refraksi miopi antara 0.50 hingga dioptri Prosedur pengoreksi miopi adalah dengan membuang sebuah lapisan tipis pada jaringan di bagian tengah kornea. Hal ini membuat bagian tengah kornea lebih datar / rata hingga memungkinkan titik fokus bergerak lebih dekat ke retina, sehingga memperbaiki pengliatan seseorang.

4 Gambar 3. Tahapan LASIK pada miopia Gambar 4. Letak jatuh bayangan pada miopia setelah dilakukan LASIK Rabun Dekat (Hepermetropi) Hipermetropi disebabkan karena panjang bola mata seseorang terlalu pendek, kornea terlalu rata atau kombinasi keduanya. Pada kasus hipermetropi cahaya difokuskan di belakang retina, dan hanya dengan menggerakkan objek lebih jauh maka sebuah benda bisa terlihat dengan lebih jelas. Hal ini membuat si penderitanya tak bisa melihat benda yang berjarak dekat. Meski demikian, banyak orang bisa menyesuaikan dan memfokuskan hipermetropi mereka. Caranya dengan menggunakan otot otot mata untuk menyesuaikan bentuk lensa mata agar mampu membawa titik fokus maju ke retina LASIK mampu memperbaiki masalah hipermetropi dengan kekuatan antara 0.50 hingga 6.00 dioptri.

5 Gambar 5. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia (tanpa akomodasi) Gambar 6. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia (dengan akomodasi) LASIK mengoreksi kornea mata yang terlampau rata pada penderita hipermetropi dengan membuang bagian luar kornea mereka untuk membentuk salur lingkar. Saat flap LASIK diangkat setelah prosedur operasi usai, kornea mata menjadi lebih lengkung bentuknya sehingga menggerakkan titik fokus dari belakang mata menuju retina, sehingga bisa memperbaiki penglihatan untuk dekat dan juga jauh. Gambar 7. Tahapan LASIK pada hipermetropia

6 Gambar 8. Letak jatuh bayangan pada hipermetropia setelah dilakukan LASIK Presbiopi (Mata Tua) Presbiopi atau mata tua adalah suatu kondisi yang akan diderita oleh setiap orang apabila semakin tua. Presbiopi biasanya akan menyerang diusia 40 tahun keatas. Semakin bertambahnya umur seseorang, lensa mata akan semakin keras dan kurang elastis. Hal ini menulitkan mata untuk berfokus pada objek objek yang jaraknya dekat, sehingga membuat penderitanya hanya bisa fokus melihat objek dalam jangkauan penglihatan yang sangat terbatas saja. Meski para penderita presbiopi mengalami rabun dekat, namun jarak penglihatan mereka masih bagus jika tidak mengidap miopi, hipermetropi, atau silindris. Sayangnya hingga saat ini masih belum ditemukan cara yang jitu untuk menyembuhkan prebiopi, meski berbagai penelitian telah dilakukan di seluruh dunia. Belum ada suatu alat yang bisa menggantikan hilangnya kelenturan lensa mata alami manusia. Meskipun ada beberapa pengakuan bahwa telah ditemukan suatu cara untuk menyembuhkan presbiopi, namun semuanya masih bersifat terbatas, dan tidak mampu menghilangkan kondisi penyakit mata ini. Gambar 9. Kelenturan lensa yang berkurang pada presbiopi

7 Astigmatisme (Silindris) Mata yang normal memiliki permukaan bulat dengan lengkung regular yang menyerupai permukaan bola bowling. Silindris terjadi ketika lengkung sudut mata berbentuk tidak rata (irregular). Hal ini menyebabkan cahaya berfokus pada titik titik yang bebeda di mata secara tidak teratur, hingga menyebabkan penglihatan terganggu. Gambar 10. Bayangan yang terbentuk pada astigmatisme Kebanyakan orang mengalami gangguan mata silindris regular. Hal ini berarti mata memiliki 2 lengkungan yang berbeda. Cahaya berfokus pada satu titik dari lengkung pertama ke titik lain dari lengkung kedua. Hal ini membuat gambar terlihat berganda, sehingga seolah olah terdapat bayangan atau gambar berganda. LASIK mampu mengoreksi gangguan silindris dengan jangkauan dari hingga dioptri. 2.4 Laser Excimer dan Perlengkapan lainnya Kata LASER adalah akronim dari Light Amplification by Stimulated Emision of Radiation yang berarti sinar yang diperkuat oleh emisi radiasi yang distimulasi. Laser adalah jenis sinar khusus yang mengandung medan gelombang (wavelength) dan sifatnya sinkron (koheren). Hal ini membuat laser bisa memotong dengan sangat akurat dan memiliki tingkat energy yang sangat besar. Laser Excimer Laser yang paling sering digunakan dalam operasi LASIK adalah Laser Excimer. Laser ini diproduksi oleh kombinasi Gas Argon dan Gas Fluorine. Sinar Laser Excimer ini tingkatnya jauh dari sinar ultraviolet dan tidak bisa dilihat oleh mata.

8 Laser Excimer ini sangat unik, karena kemampuannya untuk memindahkan jaringan kornea tanpa melukai atau membakar kornea mata. Laser Excimer memotong dengan sangat akurat, dan mampu mengukir serta membentuk kornea menjadi bentuk atau formasi apapun. Laser Excimer secara literal menguapi kornea dan mengeluarkan molekul kornea tanpa membakar kornea. Hal ini mengurangi peradangan dan membantu proses penyembuhan di permukaan. Pada saat yang sama, Laser Excimer mencegah penyembuhan sentral yang dalam pada kornea, sehingga membuat kornea tetap berada dalam bentuk yang diinginkan. Perkembangan teknologi membuat Laser Excimer lebih aman dan lebih akurat. Laser sebelumnya (dari generasi pertama dan kedua) kurang akurat dan menimbulkan risiko yang lebihbesar kepada para pasien. Saat ini, sinar laser terbaik yang ada sangat cepat dan dapat memindai dengan ukuran ukuran cahaya yang sangat kecil (kurang dari 1mm dalam diameter). Sinar sinar laser ini dengan halus menyebarkan cahaya energy laser yang murni dalam tegangan tegangan sangat kecil di sekeliling kornea, sehingga menciptakan permukaan yang halus. Gambar 11. Laser Excimer Laser Femtosecond Laser Femtosecond adalah sinar infra merah yang digunakan untuk membuat flap LASIK. Sekarang ini, Intralase (AMO Corp., USA) adalah perusahaan yang paling terkenal dalam memproduksi Laser Femtosecond untuk membuat flap LASIK Memotong flap di kornea seperti yang dilakukan mikrokeratome, dengan Laser Femtosecond dapat menciptakan gelmbung gelembung kecil dalam kornea untuk memisahkan lapisan lapisan jaringan kornea. Laser bersama gelembung

9 gelembung itu bersatu ke dalam lapisan yangberdampinganuntuk membuat flap, menjadikan ukuran dan kontur flap lebih rata. Hal iini terutama sangat bermanfaat bagi kornea mata yang sangat datar atau kornea yang bentuknya sangat melengkung. 2.5 Syarat Syarat Beberapa syarat seorang pasien bisa di lakukan tindakan LASIK adalah: Ukuran/Refraksinya harus sudah stabil Usia Pasien 18 tahun keatas Kesehatan secara umum baik Tidak ditemukan penyakit mata ( misal: Glaukoma, Retina) Kornea yang akan ditreatment cukup tebalnya Pupil size masih bisa diterima oleh jangkauan laser Tidak sedang hamil dan menyusui 2.6 Pemeriksaan Mata Sebelum melakukan operasi LASIK, Anda harus menjalani serangkaian ujian untuk menentukan prosedur yang paling sesuai bagi Anda. Ujian ujian ini penting bagi yang ingin melakukan LASIK, untuk memahami tujuan dan jangkauan prosedur prosedur itu agar lebih paham dan dapat bekerjasama. a) Riwayat Kesehatan Kondisi Kondisi umum yang membuat seseorang tidak diperbolehkan melakukan LASIK adalah : 1. Penyakit Autoimmune 2. Hamil 3. Penyakit DM Beberapa penyakit parah berkaitan dengan mata yang membuat seseorang tidak bisa melakukan LASIK, yaitu : 1. Keratokonus 2. Katarak 3. Glaukoma 4. Uveitis

10 b) Ketajaman Penglihatan Adalah merupakan suatu indicator menegnai seberapa jelas penglihatan seseorang. Alat ukur yang biasa dipergunakan adalah Carta Snellen c) Refraksi subjektif dan cycloplegic Refraksi yang tidak tepat akan mengakibatkan penggunaan laser dengan tidak tepat, sehingga pengobatan seseorang juga tidak akan tepat. Cara yang paling tepat untuk memastikan refraksi mata adalah dengan refraksi cycloplegic. Efek samping ini adalah pembesaran pada pupil. Setelah dilakukan uji refraksi cycloplegic, pupil akan tetap membesar untuk sekurang kurangnya selama 2 hari. d) Pemeriksaan slit lamp Pemeriksaan ini digunakan menjalani pemeriksaan secara lebih terperinci pada kornea, kelopak, konjungitva, iris, dan lensa mata. Pemeriksaan ini akan memeriksa kornea danbentuknya, juga untuk mengetahui jika ada penyakit pada kornea yang mengakibatkan seseorang tidak bisa menjalani LASIK. e) Tonometri Ujian ini menunjukkan jika pasien memiliki glaukoma. LASIK tidak bermanfaat untuk pasien yang menderita glaukoma. f) Pemeriksaan retina Kebanyakan pasien yang ingin menjalani LASIK adalah mereka yang mempunyai miopi. Sayangnya, penderita miopi lebih mudah mengalami : i. Ablasio Retina ii. Katarak iii. Degenerasi Kondisi tersebut dapat menurunkan daya penglihatan dan dalam kasus tertentu bisa menyebabka kebutaan. LASIK mampu menghilangkan atau mengurangi masalah refraktif, namun LASIK tidak akan membuat mata lebih tahan dari penyakit penyakit di atas g) Topografi kornea Dilakukan dengan sebuah mesin berkomputer yang akan memfoto kornea, dengan cincin cahaya yang merefleksikan permukaan kornea yang akan memperlihatkan

11 peta topografi dari seluruh kornea. Peta yang ditampilkan ini membantu diagnose penyakit kornea dengan terperinci. Topografi kornea juga bisa mengindikasikan seberapa baik dan efektif pengobatan LASIK telah dilakukan. Gambar 12. Alat topografi kornea h) Pachynetry kornea Adalah sebuah ujian yang mengukur ketebalan kornea. Tingkat ketebalan kornea berkisar antara mikron ( mm) LASIK membuka lapisan tipis dipermukaan kornea sebagai flap. Bagian dasar sisanya kemudian disinari laser dan beberapa jaringan tertentu diangkat. Ketebalan kornea yang harus dibuang tidak boleh lebih dr 60% dan ketebalan kornea di bagian dalam yang tetap dipertahankan harus mencapai sekurang kurangnya 250 mikron Pengukuran ketebalan sangat diharuskan, jika terlalu banyak jaringan yang dibuang maka kornea akan menjadi lemah, yang bisa menyebabkan distorsi dan penonjolan kornea (ektasia) Gambar 13. Pachynetry kornea

12 i) Pupillometry Pupillometry adalah suatu prosedur untuk mengukur ukuran pupil dalam keadaan gelap. Pasien yang memiliki pupil sangat besar, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah kesilauan dan lingkaran halo. Gambar 14. Ukuran pupil dalam keadaan terang (kiri) dan keadaan gelap (kanan) 2.7 Persiapan Sebelum LASIK Beberapa petunjuk dasar tentang persiapan sebelum operasi meliputi : tidak diperbolehkan menggunakan make up, bedak, atau parfum jenis apapun, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi jalannya operasi. Ada kemungkinan serpihan serpihan kosmetika, terutama bedak, masuk dan tersimpan dalam flap LASIK. Serpihan dibawah kelopak mata ini bisa menyebabkan peradangan dan luka. Sementara itu, pelarangan menggunakan parfum, karena kandungan alkoholnya bisa tersimpan pada bagian optis Laser Excimer yang bisa mengurangi daya kemampuannya. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan koreksi. Salah satu hal paling penting yang harus dilakukan oleh para pasien dalam persiapan sebelum LASIK adalah melatih fiksasi mereka. Memilki fiksasi mata sangatlah penting agar prosedur LASIK berjalan mulus. Pemusatan yang baik bisa mengurangi resiko terjadinya lingkaran halo dan kesilauan pada mata. Persiapan khusus juga dibutuhkan bagi para pasien yang menggunakan jenis lensa kontak yang berbeda. Bagi pasien yang menggunakan soft lens, sangat penting untuk tidak memakainya paling tidak selama 2 hari sebelum operasi LASIK dilakukan. Para pengguna soft lens toric (silindris), sebaiknya tidak menggunakannya sekurang kurangnya 4 hari sebelum operasi. Jika pasien menggunakan hard lens, maka paien harus menghindari

13 pemakaiannya sekurang kurangnya 2 minggu atau lebih sebelum operasi. Hard lens memiliki efek pembentukan yang lebih pada kornea, sehingga mempengaruhi hasil prosedur LASIK. Pasien yang menggunakan kacamata tidak perlu melakukan persiapan khusus apapun sebelum menjalani LASIK. 2.8 Tahapan Prosedur LASIK Prosedur LASIK umumnya membutuhkan waktu 10 menit. Pasien akan tetap tesadar selama prosedur berlangsung. 1. Mata ditetesi dengan obat bius mata yang akan memastikan pasien tidak merasakan sakit selama operasi 2. Pasien ditempatkan di bawah mesin laser dan kepala berada tepat di bawah Laser Excimer 3. Seluruh wajah ditutup dengan duk steril, dan terbuka hanya pada bagian mata saja yang dibiarkan 4. Untuk menahan bulu mata, akan ditempatkan sehelai plastic jernih di atasnya. Dokter akan menempatkan alat spekulum di antara kelopak mata, sebagai penahan agar mata terus terbuka dan memastikan agar mata tidak berkedip. 5. Kornea mata akan dilingkari pelekap yang melingkarinya sebagai penahan. 6. Anda akan diminta untuk tetap fokus pada lampu berkedip di atas kepala. Lampu ini disebut sebagai lampu fiksasi. 7. Ketika dokter sudah memastikan fiksasi, maka flap LASIK akan segera dibuat 8. Setelah flap terbentuk, dokter akan mengangkatnya untuk menyiapkan pembentukan kornea dengan Laser Excimer. Pasien harus fokus pada pusat fiksasi cahaya untuk memastikan pemusatan laser yang baik. 9. Saat laser mengarah pada mata, pasien akan melihat cahaya kebiruan saat kornea mata dibentuk kembali. Meskipun kemungkinan pasien tidak melihat cahaya fiksasi selama operasi berlangsung, tetapkanlah fokus pasien pada posisi semula 10. Ketika pembentukan semula kornea selesai, dokter akan membasahi mata pasien, mengembalikan flap pada posisinya dan dengan lembut menekan ujung kelopak dengan spons kecil. Selama proses berlangsung, pasien harus fokus pada fiksasi cahaya.

14 11. Setelah semua alat alat operasi diangkat dari mata pasien, dokter akan menempelkan pelindung plastic di atasnya. 12. Setelah itu, pasien akan dibawa ke ruang utnggu istirahat. Tutuplah mata terus mata pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah 1 jam mata pasien akan diperiksa, untuk memastiakn kelopak telah direposisi dengan tepat. 2.9 Pasca Operasi Penyembuhan Penglihatan Penyembuhan penglihatan pasca-lasik sangat cepat dan pasien dapat segera melihat setelah hari pertama. Alasan kenapa penyembuhannya begitu cepat dan rasa sakit yang hanya sedikit setelah operasi karena LASIK tidak menyentuh lapisan luar kornea. Satu satunya lapisan yang diambil terletak di tengah kornea (stroma). Pasien akan merasakan tidak nyaman dalam jangka waktu 2 3 jam sesudah operasi. Sensasi ini rasanya sama seperti ada benda asing yang masuk ke dalam mata dan hal ini disebabkan karena terbentuknya flap kornea untuk prosedur LASIK. Untuk meredakan ketidaknyamanan ini pasien dianjurkan untuk dengan lembut menutup mata mereka setelah operasi. Hal ini akan mengurangi rasa sakit. Pasien LASIK akan mengalami penglihata vaseline 1 hingga 6 hari setelah operasi. Hal ini adalah sesuatu yang normal karena kornea mata akan membengkak. Penglihatan akan terlihat kabur, biasanya tergantung pada berapa besar pembentukan refraksi yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat refraksi yang dikoreksi, semakin kabur penglihatan dan pasien akan mengalami penglihatan Vaseline semakin lama. Terkadang pasien akan mengalami matanya merah karena darah setelah operasi LASIK. Biasanya hal ini terjadi karena mata bergerak terlalu banyak ketika proses pembentukan flap. Perdarahan hanya berlangsung sementara dan akan segera hilang 1 hari hingga seminggu. Yang Harus Diperhatikan Sangat dianjurkan untuk tidak menyentuh mata pasien yang baru saja dioperasi selama seminggu. Menggosok gosok mata harus dihindari sekurang kurangnya selama sebulan. Karena gosokan mata yang terlalu keras dapat menyebabkan kerutan dari flap kornea.

15 Sesudah LASIK, pasien dianjurkan untuk menghindari debu dan kotoran, untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi. Tidak dianjurkan untuk melakukan olah raga air selama sebulan, dan olah raga keras yang dapat menyebabkan trauma mata selama 6 bulan. Kontrol Pasca Operasi Untuk mengetahui dan meyakinkan bahwa mata dalam keadaan normal akan dilakukan 4 kali jadwal kontrol. Yang pertama dilakukan sehari setelah dilakukan operasi. Untuk memastikan flap kornea berada di posisi yang betul dan mata si pasien memberikan respon untuk proses penyembuhan yang normal. Yang kedua dilakukan seminggu setelah operasi. Biasanya akan dinilai jumlah koreksi yang dicapai setelah prosedur LASIK. Yang ketiga dilakukan setelah sebulan setelah operasi. Dokter akan menilai ketepatan koreksi yang dicapai. Semakin tinggi koreksi yang dilakukan, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mencapai hasil yg tetap. Yang keempat dilakukan tiga bulan setelah operasi. Biasanya penglihatan pasien telah kembali stabil. Ujian refraksi akhir akan dilakukan dan dilaporkan sebagai laporan akhir yang akan diterima oleh pasien Efek Samping Mata kering Masalah penglihatan di malam hari Kekurangan kepekaan kontras 2.11 Resiko Beberapa resiko yang dapat terjadi : Infeksi Bentuk flap yang tidak sempurna Tumbuhnya sel epitel Flap kornea yang lepas atau hilang Ektasi kornea

16 BAB III KESIMPULAN LASIK adalah singkatan dari Laser Assisted In situ Keratomileusis. Teknik LASIK pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di Bogota, Kolombia. LASIK merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk memperbaiki refraksi seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silindris). Tujuan utama LASIK adalah mengurangi kertergantungan seseorang akan penggunaan kacamata atau kontak lens. Pasien yang menginginkan penglihatan sempurna atau 6/6 mungkin akan kecewa. Tidak semua orang dapat mencapai hasil sempurna. Terkadang pasien teteap harus menggunakan kacamata untuk mengendarai mobil di malam hari. Namun banyak juga yang mencapai penglihatan sempurna. Untuk melakukan LASIK seseorang harus menjalani pemeriksaan mata secara lengkap. LASIK dapat dilakukan pada pasien miopi yang mempunyai kekuatan dioptri, untuk pasien hipermetropi dioptri, dan untuk penderita astigmatisme dioptri. LASIK tidak dapat menyembuhkan prebiopi, yang terjadi akibat karena berkurangnya akomodasi untuk melihat jelas jarak dekat, yang berakibat pada berkurangnya elastisitas lensa. Biasanya, kondisi ini terjadi dengan bertambahnya usia seseorang. Dalam pelaksanaan operasi LASIK ada 2 hal dasar yang penting, yaitu pembuatan flap dan zap. Proses dilakukan operasi LASIK sangatlah cepat. Tidak aka nada efek yang timbul dari operasi LASIK. Beberapa pasien akan mengalami pembengkakan di kelopak mata, tapi ini hanya sementara saja dan akan hilang dalam seminggu. Dengan prosedur LASIK yang sempurna, tidak aka nada bekas luka yang terlihat di kornea mata pasien.

17 DAFTAR PUSTAKA 1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta : Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Vaughan DG, Eva RP. Glaukoma. Dalam: Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Ed 14 th. Jakarta: Widya Medika, Tan, Jerry. LASIK Surgery : Penglihatan yang lebih sempurna dengan cara laser, Edisi 3. Jakarta : Bella Donna Publisher

KMN Klinik Mata Nusantara

KMN Klinik Mata Nusantara Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata. Lensa kontak memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan

Lebih terperinci

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting. Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting. Meskipun banyak pasien miopia tinggi menggunakan lensa kontak,

Lebih terperinci

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).: MIOPIA A. Definisi Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki m ata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak

Lebih terperinci

LASIK & ilasik (TM) Apakah LASIK itu?

LASIK & ilasik (TM) Apakah LASIK itu? Apakah LASIK itu? LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur untuk mengubah bentuk lapisan kornea mata Anda dengan menggunakan sinar excimer laser untuk mengoreksi miopia (rabun

Lebih terperinci

Dua minggu setelah operasi Jangan menggosok mata Pakai kacamata gelap (sunglasses) Lindungi mata dari debu dan kotoran

Dua minggu setelah operasi Jangan menggosok mata Pakai kacamata gelap (sunglasses) Lindungi mata dari debu dan kotoran PETUNJUK UMUM PASKA PROSEDUR LASIK / ilasik / LASEK / EPI-LASIK Setelah menjalani operasi LASIK/iLASIK/LASEK/EPI-LASIK, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Petunjuk-petunjuk di bawah ini hendaknya

Lebih terperinci

Imagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata

Imagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata Imagine your life without CONTACT LENSES & GLASSES Bayangkan hidup anda tanpa lensa kontak & kacamata LASIK (Laser Assisted in-situ Keratomileusis) Lasik adalah prosedur koreksi penglihatan terkini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prosedur Refraksi adalah salah satu prosedur elektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prosedur Refraksi adalah salah satu prosedur elektif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosedur Refraksi adalah salah satu prosedur elektif yang paling sering dilakukan dan akan terus populer dengan semakin halusnya pengerjaan teknik ablasi dan meningkatnya

Lebih terperinci

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita. MATA Indra pertama yang dapat penting yaitu indra penglihatan yaitu mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda

Lebih terperinci

LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)

LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) Nama : IRRENA RAMAHADI NIM : 15308071 LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) Latar belakang adanya LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) ini adalah banyaknya pengguna kacamata dan kontak

Lebih terperinci

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk

Lebih terperinci

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc REFRAKSI Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc REFRAKSI PENGANTAR Mata : Media refraksi Media refrakta Pilem : Retina Sifat bayangan retina? Kesadaran di otak? REFRAKSI PADA

Lebih terperinci

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER O P T I K dan REFRAKSI SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER SINAR MATA (Organ Penglihatan) KORNEA + 43 D B M D Media optik PUPIL LENSA + 20 D MEDIA REFRAKSI BADAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelainan refraksi atau ametropia merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelainan refraksi 2.1.1 Definisi kelainan refraksi Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (makula retina atau bintik kuning)

Lebih terperinci

Baru dan Pertama di Indonesia

Baru dan Pertama di Indonesia Pelayanan Ramah Sepenuh Hati Baru dan Pertama di Indonesia Setelah 2 tahun sukses dengan ilasik TM, KMN memperkenalkan teknologi LASIK paling mutakhir dengan GARANSI SEUMUR HIDUP* dengan ifs TM Advanced

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 KERANGKA TEORI II.1.1 DEFINISI Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius

Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius Konsumsi Obat Diabetes Melitus Memperingan Resiko Komplikasi Mata Anda mungkin pernah mendengar bahwa diabetes menyebabkan masalah mata dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lensa kontak merupakan suatu cangkang lengkung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lensa kontak merupakan suatu cangkang lengkung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lensa kontak merupakan suatu cangkang lengkung yang terbuat dari kaca atau plastik, ditempelkan langsung pada bola mata atau kornea untuk memperbaiki gangguan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata 1. Definisi Mata merupakan alat indra penglihatan yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MIOPIA Miopia merupakan gangguan tajam penglihatan, dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina. Miopia terjadi

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

ENTROPION PADA KUCING

ENTROPION PADA KUCING ENTROPION PADA KUCING (16 Nov 2017) ENTROPION PADA KUCING Apa yang Dimaksud Dengan Entropion Entropion adalah kondisi dimana kelopak mata (palpebra) bagian bawah berbalik ke dalam. Entropion juga dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Definisi Kelainan refraksi atau ametropia adalah suatu keadaan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata

Lebih terperinci

Kondisi Mata By I Nengah Surata

Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi mata ada dalam dua keadaan yaitu: 1. Mata Normal (Emetropi) 2. Cacat Penglihatan (metropi) 1. Mata Normal (emetropi) Mata normal adalah mata yang mampu melihat benda

Lebih terperinci

MYOPIA. (Rabun Jauh)

MYOPIA. (Rabun Jauh) MYOPIA (Rabun Jauh) Disusun Oleh : Fahmi Firmansyah Fauza Kariki T.S Shindy Intan D.S (01.12.000.3..) (01.12.000.350) (01.12.000.366) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang S-1 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan alat-alat optik adalah benda/alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya mata indra untuk melihat ALAT - ALAT OPTIK kacamata alat-alat optik lup mikroskop teropong alat optik yang digunakan untuk membuat sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan. adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan. adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita yang datang ke bagian Penyakit Mata. Salah satu penyebab

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma? Glaukoma Glaukoma dikenal sebagai "Pencuri Penglihatan" karena tidak ada gejala yang jelas pada tahap awal terjadinya penyakit ini. Penyakit ini mencuri penglihatan Anda secara diam-diam sebelum Anda menyadarinya.

Lebih terperinci

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Lebih terperinci

SOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.

SOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon. SPO Tanggal Terbit 1 dari 7 Ditetapkan Oleh Direktur PENGERTIAN ANAMNENIS Dr. H. Zainoel Arifin, M. Kes Nip. 19591104 198511 1 001 Pemeriksaan gangguan penglihatan yang disebabkan perubahan lensa mata

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani

Anita's Personal Blog Glaukoma Copyright anita handayani Glaukoma Penyakit glaukoma disebabkan oleh saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan kemudian menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3 1. Kelainan pada mata yang menurun dan dikarenakan terjadinya kerusakan pada sel kerucut akan menyebabkan... Buta warna Rabun

Lebih terperinci

CLINICAL SCIENCE SESSION MIOPIA. Preseptor : Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes.

CLINICAL SCIENCE SESSION MIOPIA. Preseptor : Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes. CLINICAL SCIENCE SESSION MIOPIA Preseptor : Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes. Oleh : Yoga Yandika 1301-1209-0053 R. Ayu Hardianti Saputri 1301-1209-0147 Amer Halimin 1301-1006-3016 BAGIAN ILMU PENYAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang. Laser-Assisted insitu Keratomileusis (LASIK) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang. Laser-Assisted insitu Keratomileusis (LASIK) adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bedah refraksi merupakan teknik manajemen miopia yang sangat berkembang. Laser-Assisted insitu Keratomileusis (LASIK) adalah salah satu teknik bedah yang lebih banyak

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum

2. Lup (Kaca Pembesar) Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum 1. Mata Mata memiliki titik dekat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Mata berakomodasi maksimum ketika melihat benda dengan jarak yang dekat. Beberapa cacat mata yang dialami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Miopia a. Definisi Miopia atau rabun jauh adalah suatu kelainan refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

KLINIK MATA PANGKALAN BUN Dr.AGUS ARIYANTO,SpM

KLINIK MATA PANGKALAN BUN Dr.AGUS ARIYANTO,SpM 1 PROPOSAL KLINIK MATA KLINIK MATA PANGKALAN BUN Dr.AGUS ARIYANTO,SpM Pendahuluan Memiliki mata yang sehat sudah menjadi impian semua orang, karena mata merupakan salah satu indra terpenting dan paling

Lebih terperinci

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS Tujuan Pemeriksaan: 1. Menentukan jenis lensa bantu yang memberikan penglihatan paling jelas untuk mengkoreksi kelainan refraksi

Lebih terperinci

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60. Pemeriksaan Refraksi Subjektif dan Objektif 1. Pemeriksaan Visus Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan dengan memakai Snellen Chart atau dengan chart jenis lainnya. Jarak antara kartu Snellen dengan

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK MATA

ALAT - ALAT OPTIK MATA ALAT - ALAT OPTIK MATA Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan isis sebagai alat optik : A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization penyebab kebutaan paling banyak di dunia adalah kelainan refraksi, katarak, dan disusul oleh glaukoma. Dari semua kelainan

Lebih terperinci

Alat Optik dalam Kehidupan

Alat Optik dalam Kehidupan Mata merupakan alat optik yang terpenting bagi manusia, tetapi daya penglihatan mata manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibuatlah alatalat optik lain untuk membantu manusia, misalnya untuk melihat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tepat di retina (Mansjoer, 2002). sudah menyatu sebelum sampai ke retina (Schmid, 2010). Titik fokus

TINJAUAN PUSTAKA. tepat di retina (Mansjoer, 2002). sudah menyatu sebelum sampai ke retina (Schmid, 2010). Titik fokus BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Miopia a. Definisi Miopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Bola Mata Gambar 1 : Anatomi Bola Mata Bola mata mempunyai bentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. bagian depan bola mata (kornea) mempunyai kelengkungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata. atau dewasa (Vaughan dan Asbury, 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata. atau dewasa (Vaughan dan Asbury, 2009) BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi Bola Mata Bola mata merupakan organ penglihatan manusia yang menempati bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata diameter

Lebih terperinci

BAB III CARA PEMERIKSAAN

BAB III CARA PEMERIKSAAN BAB III CARA PEMERIKSAAN A. Daftar keterampilan yang harus dikuasai 1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan/visus 2. Pemeriksaan posisi dan gerakan bola mata 3. Pemeriksaan lapang pandangan secara konfrontasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan diseluruh dunia. Oleh karena itu, terjadi pergeseran paradigma oftalmologi dari rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi organ penglihatan Gambar 2.1. Anatomi bola mata Mata merupakan sebuah bola yang berisi cairan dengan diameter kurang lebih 24 mm. 8 Secara garis besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mata adalah panca indera penting yang perlu pemeriksaan dan perawatan secara teratur. Pemeriksaan rutin pada mata sebaiknya dimulai pada usia dini. Pada anak 2,5-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa tidak

Lebih terperinci

Mata Manusia. Eye Structure

Mata Manusia. Eye Structure OPTICAL DEVICES Suryani Dyah Astuti Mata Manusia Eye Structure MATA MANUSIA: lensa korekti CAHAYA masuk melalui LENSA, Diaragma (SELAPUT PELANGI) menyesuaikan secara otomatis banyaknya cahaya yg masuk

Lebih terperinci

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG MATA Kornea, bagian depan mata memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya Aquaeous humor, berfungsi membiaskan cahaya yang

Lebih terperinci

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb ERGONOMI - PENCAHAYAAN - Ajeng Yeni Setianingrum Universitas Mercu Buana 2011 Sistem Penglihatan Manusia KORNEA IRIS PUPIL LENSA RETINA SARAF OPTIK dsb http://www.google.co.id/imgres?q=mata&hl=id&biw=1024&bih=437&gb

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B 119 BAB BAB 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di klinik Instalasi

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201

ALAT-ALAT OPTIK. Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya. Created by Ius 201 ALAT-ALAT OPTIK Adalah alat-alat yang ada hubungannya dengan cahaya Created by Ius 201 Yang termasuk alat-alat optik Mata Kaca mata Kamera Lup Mikroskop Teleskop Diaskop OHP MATA Bagian-bagian mata Retina

Lebih terperinci

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer Abstrak Fitri Permatasari 1, Yunani

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:

A. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina: A. ALAT-ALAT OPTIK Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sering kamu jumpai banyak kakek atau nenek yang kesulitan membaca buku/koran pada jarak terlalu dekat juga kesulitan melihat benda yang jauh. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dengan sifatnya yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dengan sifatnya yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi Mata Kornea merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dengan sifatnya yang transparan merupakan

Lebih terperinci

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pekerjaan : Alamat : Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitian Prevalensi Kebutaan Akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti terhadap

Lebih terperinci

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. 1 Terdapat

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B

ALAT-ALAT OPTIK B A B B A B Alat-alat Optik 119 B A B B A B 6 ALAT-ALAT OPTIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian pernah melihat alat seperti gambar di atas? Apakah alat tersebut? Alat itu dinamakan teropong. Teropong merupakan

Lebih terperinci

R E F R A K S I PR P O R SE S S E S P E P N E G N L G IHA H TAN 1

R E F R A K S I PR P O R SE S S E S P E P N E G N L G IHA H TAN 1 R E F R A K S I PROSES PENGLIHATAN 1 Caaya merupakan sala satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik Panjang gelombang caaya adala 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan kerucut

Lebih terperinci

REFERAT LASIK (LASER-ASSISTED IN SI TU KERATOMILEUSIS)

REFERAT LASIK (LASER-ASSISTED IN SI TU KERATOMILEUSIS) REFERAT LASIK (LASER-ASSISTED IN SI TU KERATOMILEUSIS) Oleh Latifa Sary,S.Ked 201310401011049 Pembimbing dr. Basuki Rokhmad, Sp. M KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD GAMBIRAN KEDIRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan menajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Gambar 2.1 Anatomi Mata 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan fisologi Mata Gambar 2.1 Anatomi Mata Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula).

Lebih terperinci

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu: BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. KERANGKA TEORI Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu: 1. Miopia 2. Hipermetropia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Histologi Mata Gambar 2.1. Anatomi Mata Sumber: Oftalmologi Umum, Riordan, 2014 Bola mata orang dewasa normal hampir bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan jaringan yang tidak memiliki pembuluh darah (avaskular). Kornea berfungsi sebagai membran pelindung

Lebih terperinci

Jari-jari yang lain bersandar pada dahi dan pipi pasien. Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian

Jari-jari yang lain bersandar pada dahi dan pipi pasien. Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian Tonometri digital palpasi Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan jari pemeriksa Alat : jari telunjuk kedua tangan pemeriksa Teknik : Mata ditutup Pandangan kedua mata menghadap kebawah Jari-jari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anatomi bola mata Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi, 2011). Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu. Bab 18 Alat-Alat Optik Sumber: www.google.com Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Coba kamu perhatikan orang yang sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Orang tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lensa kontak adalah salah satu terapi refraksi yang lazim digunakan selain kacamata. Penggunaan lensa kontak makin diminati karena tidak mengubah struktur wajah dan

Lebih terperinci

REFRAKSI dan KELAINAN REFRAKSI. Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 6/12/2012 1

REFRAKSI dan KELAINAN REFRAKSI. Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 6/12/2012 1 REFRAKSI dan KELAINAN REFRAKSI Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 6/12/2012 1 Media penglihatan kornea lensa badan kaca retina selaput jala ( serabut penerus ) 6/12/2012

Lebih terperinci

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu: BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. KERANGKA TEORI Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu: 1. Miopia 2. Hipermetropia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah melalui mata. Mata sering disebut

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

ALAT OPTIK ALAT OPTIK

ALAT OPTIK ALAT OPTIK 3 ALAT OPTIK Setelah mempelajari materi "Alat Optik" diharapkan Anda mampu menganalisis fungsi bagian-bagian, dan pembentukan bayangan pada alat optik mata, kacamata, kamera, lup, mikroskop, dan teropong

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Anatomi Mata Gambar 1. Penampang bola mata Mata adalah indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata 1. Definisi Mata Mata merupakan organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) sinar

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. B a b 6. A. Mata dan Kacamata B. Kamera C. Lup D. Mikroskop E. Teropong

Alat-Alat Optik. B a b 6. A. Mata dan Kacamata B. Kamera C. Lup D. Mikroskop E. Teropong B a b 6 Alat-Alat Optik Sumber: vo ager. pl.nasa.gov Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip kerja alat-alat optik dengan cara menganalisis alat-alat optik secara kuantitati

Lebih terperinci