ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
|
|
- Hengki Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA Oleh : Fitria Fathan 1, Liliasari 2, Ijang Rohman 3 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI fitfatfathan@yahoo.com 1 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI liliasari@upi.edu 2 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA ijangrh@upi.edu 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi kesetimbangan kimia. Penelitian ini merupakan penelitian Kuasi Eksperimen menggunakan One Group Pretest-Postest Design. Subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa di salah satu SMA di kota Garut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran kesetimbangan kimia dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata N-Gain sebesar 54,27%. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. Konsep yang paling dikuasai oleh siswa setelah belajar dengan menggunakan courseware MMI Chemical Equilibrium adalah Prinsip Le Chatelier dan faktorfaktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dengan rata-rata N-Gain 58,64% dan konsep yang kurang dikuasai siswa adalah kesetimbangan kimia dalam bidang industri dengan rata-rata N-Gain 46,32%. Indikator keterampilan berpikir kritis yang paling dikuasai adalah membuat induksi dan mempertimbangkan induksi dengan rata-rata N-Gain 74,28%, sedangkan yang kurang dikuasai adalah mengidentifikasi asumsi dengan rata-rata N-gain sebesar 45,97%. Siswa dan guru memberikan tanggapan yang baik terhadap penggunaan courseware multimedia interaktif pada pembelajaran kesetimbangan kimia. Namun terdapat kelemahan dalam courseware ini, yaitu dalam hal pengoperasian, siswa mengalami kesulitan terkendala bahasa yang digunakan. Kata Kunci : multimedia interaktif, pengusaan konsep, keterampilan berpikir kritis, kesetimbangan kimia. TEACHING OF CHEMICAL EQUILIBRIA BY INTERACTIVE MULTIMEDIA TO INCREASE SENIOR HIGH STUDENT CONCEPT COMPREHENSION AND CRITICAL THINKING SKILLS. Abstract The objective of this research is to increase student concept comprehension and critical thinking skills at chemical equilibrium concepts. Research methode was designed using one group pretest and postest quasi experiment. The reseasrch subject were thirty students of one of the Senior High School in Garut. The result showed that application of multimedia model could increasing student learning output by N-Gain average at 54.27%. Increasing the learning output is indication of student concept comprehension and critical thinking skills. 76
2 The most student understanding concepts after using courseware interactive multimedia Chemical Equilibrium were Principle of Le Chatelier and influence factors of into chemical equilibria by average N-Gain at 58,64%. While the less understanding concept was chemical equilibria in industry area by N-Gain average at 46.32%. The most student understanding of critical thinking indicators were induction making and induction cosideration by average N-Gain at 74.28%. While the less understanding critical thinking indicators was consideration of assumption by N- Gain average at 45.97%. Both teachers and students gave a positive respond in using of courseware interactive multimedia at chemical equilibria. However they still have the difficulty in opertaion and techical language. Keyword: interactive multimedia, concept comprehension, critical thinking skills, chemical equilibria. PENDAHULUAN Pendidikan sains di Indonesia sekarang ini masih menghadapi berbagai permasalahan. Salah satunya adalah pencapaian mutu pendidikan yang masih kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun Literasi Sains peserta didik Indonesia berada di urutan ke-35 dari 49 negara dengan pencapaian skor 433, dan masih di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Rata-rata pencapaian skor sains siswa Indonesia menurut cakupan materi adalah: Biologi 428, Kimia 421, Fisika 432, dan Ilmu Bumi 442. Adapun rata-rata persentase pencapaian jawaban benar siswa Indonesia menurut cakupan materi sains adalah total soal Sains TIMSS 2007; 39 dari 74 (0,6), sedangkan sebelumnya (TIMSS 2003) 40 dari 74 (0,6), untuk soal kimia (14 butir soal) turun dari 0,6 menjadi 0,4. Data tersebut menunjukkan bahwa mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang masih dirasakan sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengajarkan konsep-konsep kimia agar mudah dipahami oleh siswa adalah melalui kegiatan laboratorium atau praktikum. Kegiatan praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek serta keadaan suatu proses. Oleh sebab itu, kegiatan praktikum dirasakan dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari kimia sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu konsep kimia. Pembelajaran praktikum ini memiliki banyak kelebihan, namun pembelajaran praktikum masih memiliki banyak kendala dalam pelaksanaannya. Pada kenyataannya pembelajaran kimia dengan metode praktikum di SMA masih jarang dilakukan. Alasan yang biasanya muncul diantaranya ketersedian alat dan bahan, fasilitas laboratorium yang belum memadai, serta keterbatasan waktu, khususnya waktu persiapan menjelang praktikum dan alokasi waktu belajar di kelas. Selain itu, tidak semua topik dalam pembelajaran kimia dapat disampaikan dengan metode praktikum. Kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari yang jarang diselenggarakan dengan menggunakan metode praktik karena memerlukan penggunaan alat dan bahan yang mahal, pengerjaan praktikum yang membutuhkan waktu yang lama, memerlukan perlakuan khusus serta dilakukan dengan skala yang besar. Sementara itu, konsep ini memegang 77
3 peranan penting dalam mempelajari ilmu kimia. Selain kesulitan tersebut, karakteristik konsep kesetimbangan kimia bersifat abstrak yang membutuhkan kemampuan visualisasi yang baik merupakan salah satu kendala tersendiri dalam usaha peningkatan penguasaan konsep. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi komputer. Model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer adalah model pembelajaran dengan menggunakan courseware multimedia interaktif (MMI). Seiring dengan bergesernya paradigma dalam bidang pendidikan pengajaran dari teacher oriented menuju student oriented yang secara tidak langsung akan menuntut tersedianya fasilitas belajar mandiri yang menarik bagi siswa. Multimedia merupakan saluran pilihan dalam menyampaikan informasi dengan cara yang lebih berkesan. Pembelajaran yang menyenangkan atau berkesan juga dapat memusatkan perhatian siswa secara penuh dalam belajar sehingga waktu curah perhatian siswa cukup tinggi. Perhatian yang tinggi pada apa yang dipelajari akan sangat membantu dan memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran (Phing, 2007). Penggunaan multimedia interaktif dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep abstrak yang sulit untuk dipraktekkan di kelas. Kozma (Ardac, 2004) pemanfaatan teknologi berbasis komputer dapat memberikan sarana yang ampuh untuk pemahaman molekuler. Selain penguasaan konsep, pembelajaran sains termasuk mata pelajaran kimia juga perlu mengembangkan keterampilan berpikir siswa diantaranya adalah keterampilan berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006, bahwa tujuan pembelajaran pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Disamping itu, beberapa hasil penelitian pendidikan menunjukkan bahwa berpikir kritis ternyata mampu menyiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu, serta dapat dipakai untuk pemenuhan kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik, karena dapat mempersiapkan peserta didik untuk menjalani karir dan kehidupan nyatanya (Liliasari, 2009). Oleh karena itu, courseware multimedia interaktif yang digunakan pada penelitian ini menggunakan courseware yang telah disusun oleh Sagita (2010) dengan memperhatikan aspek-aspek keterampilan berpikir kritis. Penelitian mengenai penggunaan multimedia interaktif kesetimbangan kimia dan pengaruhnya terhadap penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis telah dilakukan oleh Sagita (2010). Namun demikian dari hasil kajian yang dilakukan, masih diperlukan perbaikan-perbaikan dari segi animasi, konten, dan keterbacaan teks. Hal tersebut yang mendasari dilakukannya penelitian lanjutan mengenai peranan courseware MMI dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kesetimbangan kimia. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah Bagaimana peranan multimedia interaktif pada pembelajaran kesetimbangan kimia dalam meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa SMA. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Memperbaiki courseware MMI Kesetimbangan Kimia yang telah dikembangkan oleh peneliti sebelumnya. (2) Meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA pada pokok bahasan kesetimbangan kimia dengan menggunakan courseware MMI dalam pembelajaran. (3) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada pokok bahasan 78
4 kesetimbangan kimia dengan menggunakan courseware MMI. Peran Multimedia Interaktif pada Pembelajaran Media pembelajaran menempati posisi penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Pada awalnya media hanya terbatas pada alat peraga dan media cetak, seperti tulisan, gambar, atau bagan. Perkembangan teknologi informasi sangat mempengaruhi perkembangan media itu sendiri. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, berkembang media audio (tape, radio), media video (slide) dan media audio-visual. Perkembangan terkini menunjukkan bahwa media audio-visual dan media cetak dapat digabungkan menjadi sebuah media interaktif yang lazim disebut multimedia. Fenrich (dalam Pranomo, 2008) menyatakan bahwa manfaat multimedia dalam pembelajaran bagi siswa adalah sebagai berikut: a. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan dan keinginan mereka. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran. b. Siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan siswa. c. Siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik seketika. d. Siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan. e. Siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar. Pembelajaran tidak lagi bersifat teacher oriented namun bersifat student oriented. Siswa secara aktif bereksplorasi materi, berelaborasi dan mengkonfirmasikan temuannya secara mandiri, namun cukup menyenangkan (Muhammad, 2002). Pembelajaran yang menyenangkan atau berkesan juga dapat memusatkan perhatian siswa secara penuh dalam belajar, sehingga waktu curah perhatian siswa cukup tinggi. Perhatian yang tinggi pada apa yang dipelajari akan sangat membantu dan memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran (Phing, 2007). Keterampilan Berpikir Kritis Berpikir didefinisikan sebagai proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Dalam proses tersebut terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan yang diketahui untuk memecahkan masalah (Arifin, 2003). Kegiatan berpikir yang dilakukan dalam proses, digunakan keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Menurut Costa (1985) yang termasuk keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi, klasifikasi, hubungan variabel, transformasi, dan hubungan sebab akibat. Sedangkan keterampilan berpikir kompleks melibatkan aspek-aspek pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kreatif dan berpikir kritis. Di antara proses berpikir tingkat tinggi di atas salah satu yang digunakan dalam pembentukan sistem konseptual IPA adalah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan apa yang harus dilakukan (Ennis dalam Costa, 1985). Indikator keterampilan berpikir kritis dibagi menjadi lima kelompok yaitu: memberikan penjelasan sederhana, membangun 79
5 keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, serta mengatur strategi dan taktik. Indikator-indikator keterampilan berpikir kritis ini dirinci lebih lanjut yang lebih spesifik dan yang sesuai dengan pembelajaran IPA. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya adalah: (1) memfokuskan pada sebuah pertanyaan, (2) menganalisis argumen, (3) mempertimbangkan kredibilitas sebuah sumber, (4) meng - observasi dan mempertimbangkan hasil observasi, (5) membuat induksi dan memper-timbangkan induksi, (6) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, (8) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi, (9) mengidentifi-kasi asumsi, dan (10) memutuskan sebuah tindakan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest- Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan di suatu SMA Negeri Kabupaten Garut pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas XI. Untuk pengumpulan data digunakan tiga jenis instrumen, yakni soal tes, angket siswa, dan pedoman wawancara terhadap guru. Soal tes berisi item-item soal yang bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep kesetimbangan kimia dan mengukur penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa baik sebelum (pretes) maupun setelah implementasi pembelajaran (postes). Hasil pre-tes dan pos-tes diolah dan dianalisis untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan Penguasaan Konsep Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa secara umum siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep dengan nilai N-Gain(%) sebesar 54,27. Terhadap peningkatan tersebut dilakukan uji signifikansi antara data pretes dan postes dengan menggunakan uji Wilcoxon pada program SPSS Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi 0,000 < taraf nyata 0,05. berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pretes dan postes berbeda secara signifikan. Pembelajaran kesetimbangan kimia ini terdiri atas 5 label konsep. Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep terjadi pada semua label konsep. Peningkatan penguasaan konsep tertinggi terjadi pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia dengan nilai N- Gain(%) 58,64, sedangkan peningkatan yang terendah terjadi pada konsep kesetimbangan kimia di bidang industri dengan nilai N-Gain(%) 46,32. Gambar 1. Persentase N-Gain pada Setiap Konsep Keterangan: 1 : Definisi Kesetimbangan dinamis 2 : Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen 3 : Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan K c dan K p 4 : Prinsip Le Chatelier, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetim-bangan 5 :Kesetimbangan Kimia di Bidang Industri. Peningkatan Penguasaan Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Keterampilan Berpikir Kritis yang dikembangkan diantaranya adalah: (1) memfokuskan pada sebuah pertanyaan, (2) 80
6 menganalisis argumen, (3) mempertimbangkan kredibilitas sebuah sumber, (4) meng - observasi dan mempertimbangkan hasil observasi, (5) membuat induksi dan mempertimbangkan induksi, (6) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (7) membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, (8) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi, (9) mengidentifikasi asumsi, dan (10) memutuskan sebuah tindakan. Penggunaan multimedia interkatif pada pembelajaran kesetimbangan kimia dapat meningkatkan kesepuluh indikator keterampilan berpikir kritis tersebut seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2 Grafik Persentase N-Gain pada Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Keterangan: KBK 1 : Memfokuskan pada sebuah pertanyaan KBK 2 : Menganalisis argument KBK 3 : Mempertimbangkan kredibilitas sebuah sumber KBK 4 : Mengobservasi dan Mempertimbangkan hasil bservasi KBK 5 : Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi KBK 6 : Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi KBK 7 : Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan KBK 8 : Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi KBK 9 : Mengidentifikasi asumsi KBK 10 : Memutuskan sebuah tindakan. Terhadap peningkatan tersebut dilakukan uji signifikansi pada setiap indikator data. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa nilai taraf signifikansi 0,000 < taraf nyata 0,05. Berdasarkan uji tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan terjadi secara signifikan. Tanggapan Siswa dan Guru terhadap Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan MMI dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan angket. Angket diisi oleh seluruh siswa setelah implementasi pembelajaran. Angket yang digunakan merupakan angket terbuka dengan skala Likert. Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap penggunaan courseware MMI pada pembelajaran kimia dapat dirangkum dalam tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Angket Siswa No Tanggapan Siswa Mean Pembelajaran dengan menggunakan MMI merupakan model pembelajaran baru bagi saya. Belajar dengan menggunakan MMI ini menyenangkan sehingga meningkatkan minat dan motivasi belajar. Penggunaan MMI ini dapat meningkatkan penguasaan konsep. Belajar dengan menggunakan MMI ini dapat melatih kemampuan berpikir. Kualitas courseware MMI "Chemical Equilbrium" % p Untuk mengetahui tanggapan guru dilakukan wawancara terhadap guru kimia di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket siswa, dapat diketahui bahwa pembelajaran kesetimbangan kimia dengan menggunakan MMI ini mendapatkan tanggapan yang baik dari siswa maupun guru. Siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan MMI ini membantu siswa lebih mudah memahami konsep kimia, meningkatkan 81
7 minat, rasa ingin tahu, dan motivasi siswa dalam belajar. Mengenai kualitas courseware MMI ini, sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang baik, siswa mengungkapkan bahwa courseware MMI ini mudah dioperasikan video, simulasi, animasi, grafik, dan tabel merupakan hal yang membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diketahui pula bahwa guru memberikan tanggapan yang baik. Pembelajaran dengan menggunakan courseware MMI ini sebagai alternatif model yang efektif dan cocok digunakan jika didukung fasilitas yang menunjang dan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kimia. Pembelajaran dengan courseware MMI lebih fleksibel artinya siswa dapat belajar secara mandiri. Pembelajaran dengan courseware MMI relatif lebih singkat dibandingkan jika melaksanakan kegiatan praktikum, bahkan dengan courseware MMI siswa dapat memahami kimia pada aspek yang lebih mendalam, siswa dapat mengamati fenomena yang bersifat molekuler, yang selama ini menjadi kesulitan dalam mempelajari kimia. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum peningkatan penguasaan konsep dialami oleh seluruh siswa. Peningkatan penguasaan konsep siswa juga terjadi pada kelima konsep yang dikembangkan pada materi kesetimbangan kimia, meskipun besar peningkatannya berbeda-beda. Walaupun demikian peningkatan penguasaan konsep siswa pada setiap konsep yang dikembangkan seluruhnya terjadi secara signifikan. Peningkatan tersebut salah satunya diakibatkan oleh meningkatnya motivasi belajar siswa. Konsep-konsep kesetimbangan kimia disajikan secara menarik dalam courseware MMI Chemical Equilibrium dengan menyajikan animasi-animasi secara molekuler yang jarang diperlihatkan pada pembelajaran biasa. Hal ini sejalan dengan apa yang ditemukan Tasker dan Dalton (2006) bahwa animasi tingkat molekuler dapat memotivasi siswa dan merupakan sumber belajar yang efektif. Ariani dan Haryanto (2010) menyatakan bahwa animasi dapat membantu proses pembelajaran karena peserta didik dapat lebih mudah melakukan proses kognitif jika dibantu dengan animasi, sedangkan tanpa animasi proses kognitif tidak dapat dilakukan secara maksimal sebab kurang memotivasi siswa dan merangsang daya kognitif siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep siswa adalah perhatian siswa terhadap apa yang sedang dipelajari. Pada pembelajaran dengan menggunakan MMI setiap siswa berkesempatan untuk mengoperasikan sendiri MMI, sehingga perhatian siswa dapat terpusat. Hal ini sesuai dengan Phing (2007) perhatian siswa yang tinggi pada apa yang dipelajari akan sangat membantu dan memudahkan siswa mempelajari materi pembelajaran. Peningkatan terjadi pula pada seluruh indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan dengan rata-rata N- Gain(%) 54,27. Hal ini menunjukkan bahwa courseware MMI dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Wiederhold (Costa, 1985) mengemukakan bahwa berbagai jenis sistem yang dapat diprogram oleh komputer merupakan sarana waktu untuk mengulang pembelajaran. Namun terdapat kekurangan dalam courseware MMI ini yaitu dalam hal bahasa yang digunakan. Hal ini terjadi terutama ketika siswa mengisi jawaban pertanyaan, keberagaman kosakata bahasa Inggris yang dimiliki siswa dalam menjawab pertanyaan sangat mempengaruhi proses pengoperasian, karena courseware MMI ini menggunakan bahasa Inggris dan hanya membutuhkan satu jawaban yang sesuai. Oleh karena itu, siswa harus teliti dalam menjawab pertanyaan yang tersedia namun hal ini dapat diminimalisir karena 82
8 pertanyaan pada courseware MMI ini menyediakan tiga kesempatan untuk memberikan jawaban yang paling sesuai. Kesulitan bahasa yang dihadapi dapat diminimalkan dengan pengarahan langsung secara individu yang mengalami kesulitan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang mengarah kepada rumusan masalah penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Penggunaan courseware MMI dalam pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep kesetimbangan kimia dengan rata-rata N-gain sebesar 54,27% yang menunjukkan kategori sedang; (2) konsep yang paling dikuasai oleh siswa adalah konsep faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia dengan nilai N-gain sebesar 58,54% yang menunjukkan kategori sedang, sedangkan konsep yang kurang dikuasai adalah kesetimbangan kimia dalam bidang industri dengan rata-rata N-gain sebesar 46,32% yang menunjukkan kategori sedang; (3) penggunaan courseware MMI dalam pembelajaran materi kesetimbangan kimia dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan rata-rata N-gain sebesar 54,27% yang menunjukkan kategori sedang. Indikator keterampilan berpikir kritis yang paling dikuasai oleh siswa adalah membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan nilai N-gain sebesar 74,28% yang menunjukkan kategori tinggi, sedangkan yang kurang dikuasai adalah mengidentifikasi asumsi, dengan nilai N- gain sebesar 45,97% yang menunjukkan kategori sedang; dan (4) pembelajaran kesetimbangan kimia dengan multimedia interaktif mendapatkan tanggapan yang positif dari siswa maupun guru. REFERENSI Ariani, N., Dani H. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya. Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: IMSTEP JICA. Costa, A.L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Virginian Association for Supervision and Curriculum Development. Depdiknas. (2003). Panduan Umum Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas. Gonzales, P., Williams, T., Jocelyn, L., Roey, S., Kastberg, D., and Brenwald, S. (2008). Highlights From TIMSS 2007: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourth- and Eighth-Grade Students in an International Context (NCES ). National Center for Education Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. Washington, DC. Kozma, R. (1997). Multimedia and Understanding: Expert and Novice Responses to Different Representations of Chemical Phenomena. Journal of Research in Science Teaching. 34.(9) Liliasari. (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Kimia Menuju Profesionalitas Guru. [online]. Tersedia: [17 Januari 2011]. Phing, B.S, Tse-Kian. (2007). Interactive Multimedia: Students Attitudes and Learning Impact in An Animation Course. The Turkish Online Journal of Educational Technology. 6.(3) Pranomo. (2008). Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Modul Pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun Jakarta: Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional. Tasker, R. Dalton, R. (2006). Research into Practice: visualization of the molecular world using animation. Chemistry Education Research and Practice.7.(2)
ARTIKEL TUSZIE WIDHIYANTI
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL TUSZIE WIDHIYANTI 0 5 6 3 6 0 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI Oleh : Meli Siska B 1, Kurnia 2, Yayan Sunarya 3 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sains memiliki potensi dan peranan strategis dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi tuntutan globalisasi dan industrialisasi.
Lebih terperinciUSING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT
0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,
Lebih terperinci(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh KHOIRUNNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 PENGARUH
Lebih terperinciPENGARUH AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA. (Artikel) Oleh IMRON ROSADI
PENGARUH AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA (Artikel) Oleh IMRON ROSADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2014 PENGARUH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Istigfar Romadon 1, Darlen Sikumbang 2, Pramudiyanti 3 Email: adonistigfar@gmail.com HP: 085768209631 ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti
PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING. Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra
ISSN 1693-7945 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI MELALUI MODEL JOYFUL LEARNING ABSTRAK Oleh: Sugianto Universitas Wiralodra Proses pembelajaran biologi menggunakan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS SISWA
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 3 No. 1 (2017) PENERAPAN PENDEKATAN DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PROSES SAINS
Lebih terperinciANALISIS PENGUASAAN KONSEP KIMIA SISWA SMA DALAM MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-Ei-Hd. Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari**, Sadijah Ahmad***
ANALISIS PENGUASAAN KONSEP KIMIA SISWA SMA DALAM MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-Ei-Hd Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari**, Sadijah Ahmad*** * Dosen Jurusan Pend. Kimia FPMIPA UPI ** Dosen Sekolah
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF RELATIVITAS KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF RELATIVITAS KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MAKALAH SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA Palembang, 14 Mei
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN INFERENSI LOGIKA SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI 1 BOJONEGORO
PENGARUH LATIHAN INFERENSI LOGIKA SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI 1 BOJONEGORO Novia Nur Aini dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
Lebih terperinciRia Septiana, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung
THE IMPROVEMENT OF SKILLS IN GIVING SIMPLE EXPLANATIONS AND IMPLEMENTING ACCEPTABLE CONCEPTS IN SALT HYDROLYSIS MATERIAL THROUGH GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL. Ria Septiana, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar,
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES
ISSN: 1693-1246 Juli 2009 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 108-112 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES 1 2 2 U. Nugroho,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 PEMBELAJARAN BERBASIS VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang meliputi tahapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persentase Skor (%) 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui ketercapaian
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM Dra. Gebi Dwiyanti, M.Si., dan Dra. Siti Darsati, M,Si. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan IPA Volume III No. 1, Maret 2009, ISSN : , Halaman : 21-30
MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF RELATIVITAS KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA Ketang Wiyono Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya Agus Setiawan,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP
PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP Oleh: Imas Teti Rohaeti (1) Bambang Avip Priatna (2) Endang Dedy (2) ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciMODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM
MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAIMUNAH queenahakim@gmail. com Program Studi Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya (Winarno, 2007). Proses belajar dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja terlepas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment). Syamsuddin dan Vismaia
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DI SMAN 3 LAMONGAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE
Lebih terperinciPENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh WELLY MENTARI
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh WELLY MENTARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 PENGARUH
Lebih terperinciKorelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer
Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Lovy Herayanti dan Habibi Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa dan salah satu aset masa depan yang menentukan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan standar pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Salah satu standar pendidikan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciIKHSANUDDIN (055853) TUSZIE WIDHIYANTI
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK HIDROLISIS GARAM DAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL IKHSANUDDIN
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 1 PASURUAN IMPLEMENTATION OF
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mandiri. Dimyati (2006:8) mengemukakan secara umum dikatakan bahwa pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Interaksi ini terjadi antara guru dan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA Heizlan Muhammad, Tina Yunarti, Rini Asnawati Anheizlan@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP OPTIK BAGI CALON GURU
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP OPTIK BAGI CALON GURU Gunawan, Ahmad Harjono, Haerunnisyah Sahidu, Sutrio Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram, NTB Email:
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK
Lebih terperinciPengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa
Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Ratna Azizah Mashami dan Ahmadi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram Email: ratna1742@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciWidhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING
ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING Riestania Faradilla, Ila Rosilawati, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung riestania.faradilla@gmail.com
Lebih terperinciUnesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 Vol. 2, No. 3, pp. 19-23 September 2013
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI POGIL PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO LEARNING IMPLEMENTATION
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENGGUNAAN MEDIA SIMULASI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA LINTAS MINAT
Lebih terperinci: 07/UP/SNK/HKI-Kaltim/2014 Lamp. : - : Undangan sebagai Pemakalah Oral Kepada Yth. Iis Intan Widiyowati di Universitas Mulawarman Samarinda
No. : 07/UP/SNK/HKI-Kaltim/2014 Lamp. : - Hal : Undangan sebagai Pemakalah Oral Kepada Yth. Iis Intan Widiyowati di Universitas Mulawarman Samarinda Dengan Hormat, Bersama ini kami Panitia Seminar Nasional
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ASSAF TERHADAP CAPAIAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA. Achmad Samsudin
IMPLEMENTASI ASSAF TERHADAP CAPAIAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA Achmad Samsudin Dosen Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, Bandung email: achmadsamsudin@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Lebih terperinciDAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v vii ix x xi BAB I. BAB II. PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Praktikum Virtual Berbasis Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa
Pengaruh Penerapan Praktikum Virtual Berbasis Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Bengkulu, email
Lebih terperinciJournal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn
PENGEMBANGAN INTERACTIVE PROBLEM BASED MODULE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA B. Seftian 1), Anna Permanasari 2), Bibin Rubini 3) 1) Program Studi Pendidikan IPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran bukan hanya sekedar proses transfer ilmu pengetahuan yang berlangsung secara
Lebih terperinciWardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI CRITICAL THINKING SKILL OF STUDENT SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR
ISSN : 2337-9820 Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN CERMIN DATAR Suprianto, S.Pd., M.Si (1),
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK
38 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MATERI PENGUATAN LOGAM PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK Darul Quthni 1, Ariyano 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Nurhada,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan yang paling penting dan meresap di sekolah adalah mengajarkan siswa untuk berpikir. Semua pelajaran sekolah harus terbagi dalam mencapai tujuan ini
Lebih terperinciYosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2
Y. Indagiarmi dan Abd Hakim S: Pengaruh Model p-issn-7x e-issn -7 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER II PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIK
Lebih terperinciISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA TOPIK APLIKASI REAKSI REDUKSI OKSIDASI Oleh : Fitriani Tekistia Darmawan 1 ), Wawan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI PLOSO JOMBANG IMPROVING SCIENCE PROCESS SKILL WITH GUIDED INQUIRY
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI
PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 PENGARUH BAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam, perkembangan pesat dibidang teknologi informasi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS. (Artikel) Oleh SILFI AULIYANTI
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS (Artikel) Oleh SILFI AULIYANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PRACTICE STUDENT PROCESS SKILLS AT RATE OF REACTION INFLUENCE FACTORS SUBJECT
Lebih terperinciCici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT
The Application of Cooperative Learning Model Type of Group Project on Enviroment Pollution Concept (Experiment Study at 10 th Grade Students of Madrasah Aliyah Public School Tasikmalaya 2012/2013) Cici
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE THE EFFECTIVENESS OF THE LABORATORY UTILIZATION TOWARD MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh RIA MUSTIKA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Artikel) Oleh RIA MUSTIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2014 PENGARUH MODEL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENGOPRASIKAN JARINGAN PC DENGAN SISTEM OPERASI MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMKN 1 JAKARTA
Nama : Dayu Indah Setiyani Prodi : PTIK Reguler 2012 NIM : 5235122721 e-mail : dayu05setiyani@gmail.com waktu kuliah : Kamis jam ke 4 PEMBELAJARAN MENGOPRASIKAN JARINGAN PC DENGAN SISTEM OPERASI MENGGUNAKAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ELEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
IMPLEMENTASI ELEARNING PADA MATA KULIAH FISIKA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA Anita 1,a), Eka Trisianawati 2) 1,2 IKIP PGRI Pontianak, Jalan Ampera
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA KALOR DAN PERUBAHAN SUHU
PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA KALOR DAN PERUBAHAN SUHU Herni Suryaneza¹ ¹ Science Education, Indonesia University of Education
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP Syukriah 1, Mustafa Sabri 2, Muhibbuddin 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Biologi Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari masing-masing variabel
Lebih terperinciEFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Siti Aminah dan Derlina Physics Education Program, Graduate State University of Medan Email:
Lebih terperinciPENERAPAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIAK
PENERAPAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 2 SIAK Anabella Puspitaloka, R. Usman Rery, Sri Haryati Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2
Lebih terperinciMuhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta Alamat
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (DL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT MOTIVASI SISWA
Lebih terperinciDAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL
DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 MAESAN ARTIKEL Oleh Sri Yuliastutik NIM 090210102010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,
Lebih terperinciPENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Endah Tri Septiani 1, Tri Jalmo 2, Berti Yolida 2 e-mail: endahtriseptiani@yahoo.co.id HP: 08984380068 ABSTRAK The purpose of this study was to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA
Fitria, dkk., Penggunaan Multimedia Interaktif. 161 PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MEMINIMALISASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA Fitria*, Sigit Priatmoko, Kasmui Jurusan
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA
Lebih terperinciKEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI PADA KONTEKS MATERI SEL AKI UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciDarussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.
Jurnal 8 Biotik, Rahmatan ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 8-14 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP PENCEMARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan adalah faktor penentu kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trends In International Mathematics and Sciencel Study (TIMSS) adalah studi internasional tentang prestasi sains dan matematika siswa. Studi ini dikoordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational Statistic, USA), menunjukkan bahwa prestasi sains Indonesia di tingkat SMP pada Trend International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA TOPIK TEORI DOMAIN ELEKTRON MELALUI SIMULASI INTERAKTIF PhET MOLECULE SHAPES
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA TOPIK TEORI DOMAIN ELEKTRON MELALUI SIMULASI INTERAKTIF PhET MOLECULE SHAPES Elva Stiawan, Liliasari, dan Ijang Rohman Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciPEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. (Artikel) Oleh NI WAYAN NILA SRI LESTARI
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Artikel) Oleh NI WAYAN NILA SRI LESTARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, semua infomasi dengan sangat mudah masuk ke dalam diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa harus berpikir secara
Lebih terperinci