Analisis, Juni 2012, Vol1 No.1 : ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis, Juni 2012, Vol1 No.1 : ISSN"

Transkripsi

1 Analisis, Juni 2012, Vol1 No.1 : ISSN HUBUNGAN INTERVENSI PEKERJA SOSIAL DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL PENYANDANG CACAT DALAM BERADAPTASI SOSIAL Relationship Between Social Worker Intervention with Social Attitude Change for Disability People in Social Adaptation La Tatong 1, Maria Pandu 2, Syaifullah Cangara 2 1 Panti Sosial Bina Laras Budi Luhur, Banjar Baru, Kalimantan Selatan 2 Fakultas Ilmu sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pelayanan rehabilitasi sosial penyandang cacat, menganalisis pelaksanaan intervensi pekerja sosial dalam pemulihan prilaku sosial penyandang cacat tubuh klien PSBDW Makassar, menganalisis korelasi intervensi pekerja sosial dengan perubahan prilaku sosial penyandang cacat di Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar.Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di UPT Kementerian Sosial RI mulai bulan Juni 2010 s/d Nopember Intervensi Pekerja Sosial yang dilakukan mulai dari pendekatan awal, asessment, penyusunan rencana intervensi, intervensi dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial dan pelatihan keterampilan bermanfaat bagi penyandang cacat tubuh klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. Berdasarkan Penelitian dengan uji regresi sederhana menujukkan pula bahwa ada hubungan yang signifikan antara intervensi pekerja sosial dengan perubahan prilaku sosial penyandang cacat tubuh untuk dapat beradaftasi dengan lingkungan sosialnya. Intervensi Pekerja Sosial telah membentuk prilaku sosial penyandang cacat tubuh memiliki kedisiplinan, Interaksi sosial, tanggung jawab dan hasil kerja yang oleh masyarakat menilainya sangat baik. Hasil penelitian menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% intervensi pekerja sosial akan meningkatkan sikap/opini penyandang cacat tubuh sebasar 2.00%. Olehnya itu kompetensi pekerja sosial yang didukung oleh sarana dan prasarana perlu ditingkatkan agar dapat memberi pelayanan yang lebih profesional. Kata Kunci: Perilaku, rehabilitasi, interaksi sosial ABSTRACT This study aims to analyze the implementation of social rehabilitation services people with disabilities, to analyze the implementation of the intervention of social workers in the restoration of the social behavior of persons with disabilities Makassar PSBDW clients, analyzing the correlation of social work intervention with changes in social behavior with disabilities in the Elderly Social Development is Daksha Wirajaya Makassar.Penelitian studies using quantitative approaches. Research conducted at the Ministry of Social Affairs Unit began in June 2010 s / d November Social Worker interventions are carried out starting from the initial approach, asessment, planning interventions, interventions in the form of physical guidance, mental, and social skills training for persons with disabilities benefit clients of Social Institutions Development Daksha Wirajaya Makassar. Based on research with a simple regression test showed also that there is a significant relationship between the intervention of social workers with the changing social attitudes to disability can beradaftasi body with its social environment. Intervention Social Worker has established social behavior persons with disabilities have the discipline, social interaction, responsibility and the work that the community is very good judge. The study states that every 1% increase in social workers' intervention will improve the attitude / opinion disabilities sebasar 2.00% of the body. Her social worker's competence are supported by facilities and infrastructure need to be improved in order to provide a more professional service. Keywords : Behavioral, rehabilitation, social interaction 78

2 Perilaku, rehabilitasi, interaksi sosial ISSN PENDAHULUAN Penyandang Cacat atau ODK karena kondisinya mengalami permasalahan diantaranya kurang kemampuan mengadakan adaftasi sosial yang positif, lalu mereka mengembangkan sikap dan prilaku menyerah, tidak mampu dan merasa rendah diri serta merasa sangat sial. Kondisi ini akan berdampak pada rendahnya penyandang cacat untuk melakukan sosialisasi dan menunjukkan eksistensi dalam kehidupan yang lebih luas. Kondisi ODK sebagaimana diatas, sehingga memerlukan penanganan secara khusus, sebab mereka mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang no 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. McChesney (2003) menyatakan bahwa prinsip fundamental hak asasi manusia antara lain memperlakukan manusia secara terhormat dan bermartabat. Untuk memperlaukan ODK secara terhormat maka dilakukan rehabilitasi yang dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemauan dan kemampuan penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungi sosialnya secara optimal dalam bermasyarakat. ( Pasal 50 PP No 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat). Diantaranya melalui Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar yang merupakan salah satu tempat para Pekerja Sosial melaksanakan peraktek pekerjaan sosial dalam penyelesaian masalah kesejahteraan sosial penyandang cacat tubuh berupa intervensi psikososial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar melalaui tehnik dan metode pekerjaan sosial. Intervensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) diartikan sebagai campur tangan dalam suatu masalah. Selanjutnya yang dimaksud dengan Intervensi Sosial dalam (Kamus Social Work Dictionary Edisi 3) adalah keterlibatan pekerja sosial dalam penyelesaian masalah antar kelompok, dalam kejadian-kejadian baik dalam perencanaan kegiatan-kegiatan atau kelompok konflik individu. Sedangkan Intervensi dalam kerangka pekerjaan sosial adalah membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan adanya ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan pada ketahanan sosial yang mereka hadapi. Intervensi Pekerja Sosial dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam penyelesaian masalah kesejahteraan sosial penyandang cacat tubuh melalui metode dan tehnik pekerja sosial secara profesional. Intervensi tersebut dilakukan dengan maksud antara lain ; 1) Membantu klien dalam meningkatkan dan menggunakan kemampuannya secara efektif dalam mencapai tujuan. Tugas pekerja sosial dalam hal ini adalah; Mengidentifikasikan dan mengadakan kontak dengan klien yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan kelompok, Memberikan pemahaman, dorongan, dan dukungan pada klien yang terlibat dalam kelompok. Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaanmental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek, dan keadaan (Gamea, 2008). Walgito (1994) menyatakan faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, agama dan faktor emosional. Suatu sikap belum otomatisterwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap menjadisuatu tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas, support dari orang lain (Hani, 1989). Pola sikap seseorang dipengaruhi orang lain yang dianggap penting yaitu seseorang yang diharapkan persetujuanya bagi setiap gerak, tindakan dan pendapatnya, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang mempunyai arti khusus, sepeti orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru dan sebagainya. Pada umumnya sikap konformitas (searah) dengan orang yang dianggap penting. Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas penulis mencoba meneliti tentang hubungan intervensi Pekerja Sosial terhadap pemulihan perilaku sosial penyandang cacat tubuh Klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. METODE PENELITIAN Lokasi penilitian ini adalah Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Adapun alasan penetapan lokasi peneletian adalah karena panti sosial tersebut merupakan panti percontohan yang menangani permasalahan sosial penyandang cacat 79

3 La Tatong, Maria Pandu, Syaifullah Cangara ISSN tubuh di Kawasan Timur Indonesia, yang sumbersumber peyelenggaraan pelayanan sosial telah cukup reprensentatif dimana sumber tenaga pegawai cukup tersedia, prosedur dan mekanisme pelayanan telah berjalan sebagai mana mestinya dan sarana dan prasarana tersedia. Sehingga diperlukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial di Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dalam usaha menguji hipotesa yang telah disusun Metoda analisis yang dipergunakan adalah: Regresi Sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah suatu metode statistik umum yang dipergunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel tak terbatas dengan beberapa variabel bebas. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar yang telah mendapat intervensi pekerja sosial dan akan dilakukan terminasi sebanyak 70 orang. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:kuisoner,wawancara, pengamatan (observasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Intervensi pekerja sosial di PSBD Wirajaya Makassar terhadap penyandang cacat dilakukan baik langsung maupun tidak langsung. Intervensi secara langsung merupakan bagian utama dari keterlibatan pekerja sosial dengan klien. Adapun pertemuan langsung yang dimaksud antara lain; penyuluhan, bimbingan sosial, wawan muka antara klien dengan pekerja sosial. Selain dari itu tidak kalah pentingnya pula kegiatan-kegiatan bantuan yang dilakukan peksos secara tidak langsung, seperti menghubungkan klien dengan sumber kesejahteraan sosial, mengadakan pengkajian dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti. Melaksanakan kemitraan dengan stakeholder atau badan usaha dan instansi terkait untuk memperoleh bantuan yang dibutuhkan. Intervensi Pekerja Sosial dalam penanganan masalah penyandang cacat meliputi seluruh proses pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diprogramkan oleh PSBD Wirajaya Makassar, mulai dari: Kegiatan pendekatan awal. Peran pekerja sosial dalam kegiatan pendekatan awal adalah melaksanakan home visit guna melakukan orientasi, konsultasi, motivasi, seleksi serta penerimaan. Pada kegiatan ini terjadi proses pelamaran Penyandang Cacat Tubuh yang mengalami permasalah sosial yang ditandai dengan adanya kontrak calon klien dengan Pekerja Sosial sebagai salah satu syarat dilakukannya praktek pekerjaan sosial. Penalaahan dan pengungkapan masalah (asesmen).peran pekerja sosial dalam kegiatan ini adalah melakukan proses pengungkapan dan penelahaan masalah melalui wawancara dan tes asesment dalam rangka mendapat informasi yang menyeluruh tentang kondisi dan permasalahan klien guna pengambilan keputusan penempatan pada program yang tepat, meliputi: Pemeriksaan aspek fisik dan kesehatan, Pemeriksaan aspek mental psikologis, Pemeriksaan aspek sosial, Pemeriksaan aspek vokasional. Data data mengenai hal tersebut oleh pekerja sosial disimpan dengan baik pada folder masing-masing klien dan bersifat rahasia. Setelah memperolah hasil pengungkapan dan penelaahan masalah kelayan, selanjutnya pekerja sosial melaksanakan case comperence (CC) guna menyusun rencana intervensi dan penempatan pada program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Pada proses ini Pekerja Sosial Tigkat Ahli menyusun rancangan kegiatan untuk dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Tingkat terampil, meliputi rencana kegiatan bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, dan pelatihan keterampilan. Adapun model rancangan kegiatan berisi tentang pendahuluan, nama kegiatan, tujuan, sasaran, proses, pelaksana sarana dan prasarana,keunggulan dan keterbatasan, kondisi program yang dibutuhkan. Rencana kegiatan intervensi yang telah disusun oleh Pekerja Sosial selanjutnya dilaksanakan dengan menggunakan Metode Case Work atau Group Work, tergantung jenis permasalahannya. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di rujuk kepada pihak lain seperti Psycolog untuk masalah mental pesykologis, dokter/tim medis untuk masalah kesehatan. Demikian halnya dengan permasalahan lainnya. Pekerja Sosial dalam tahapan pelaksanaan intervensi ini terkadang berperan sebagai motivator, guru, konselor, ataupun mediator. Sehingga hampir semua kegiatan seperti bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, dan pelatihan keterampilan, telah dibagi 80

4 Perilaku, rehabilitasi, interaksi sosial ISSN habis oleh tujuh belas orang pekerja sosial yang ada di PSBDW Makassar. Kegiatan dilakukan dalam bentuk tim work seperti Tim Pendekatan awal, Tim work asesmen, Panpel OPP, Tim Work Bimbingan Sosial, Panpel Bimbingan Keterampilan Peraktis, Panpel Peraktek Belajar Kerja, Panpel Bimbingan Kewirausahaan, Panpel Rekreasi, Panpel Ujian Akhir, Panpel Penyaluran, Tim Bimbingan Lanjut. Tim Work tersebut diatas sifatnya ada yang personilnya permenen namun ada pula yang berubah-ubah berdasarkan kebutuhan. Setiap kegiatan dilaksanakan berdasarkan rencana intervensi yang telah disusun oleh pekerja sosial. Evaluasi dalam tahapan proses intervensi pekerja sosial merupakan rangkaian kegiatan untuk melihat kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam memberikan intervensi kepada klien. Dalam hal ini pekerja sosial bukan hanya melihat proses dan hasil, tetapi juga menentukan kriteria proses yang berhasil dan hasil yang baik. Diantara kegiatan dilakukan adalah pelaksanaan ujian akhir, yakni evaluasi dilakukan setelah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti telah dilaksanakan. Namun pada setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan pula supervisi dan evaluasi oleh pekerja sosial.kegiatan intervensi lainnya adalah terminasi, pekerja sosial pada Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar melaksanakan terminasi atas dasar : Klien telah selesai masa rehabilitasinya di panti, Permintaan Klien untuk mengakhiri proses pertolongan/ intervensi, Adanya permasalahan baru yang mengakibatkan masalah tersebut perlu dirujuk ke lembaga lain. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Tubuh Untuk memulihkan dan mengembangkan kemauan dan kemampuan penyandang cacat tubuh agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara oftimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Kemeterian Sosial RI melaksanakan Rehabilitasi Sosial. Rehabilitasi sosial merupakan proses kegiatan pelayanan yang terkoordinir, bertujuan memulihkan dan mengembangkan kemauan dan kemampuan penyandang cacat, agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara optimal. Mencakup upayaupaya medis, sosial, edukasional dan vokasional. dalam penerapannya disesuaikan dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan pengalaman penyandang cacat, serta situasi dan kondisi keluarga, kelompok dan masyarakat. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya bermacam usaha pembaharuan, ia juga akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan (Maltis, 2000). Pendidikan yang dicapai seseorang diharapkan menjadi faktor determinan produktifitas antara lain knowledge, skills, abilities, attitude dan behavior, yang cukup dalam menjalankan aktifitas pekerjaanya (Newland, 1984). Agar penyandang cacat tubuh yang telah menjalani rehabilitasi sosial dapat termotivasi memulai usaha kerja, maka mereka dibekali dengan Paket Usaha Prdoduktif. Disamping itu pemagangan pada Workshop Wirajaya Makassar hingga memperoleh peluang kerja atau usaha mandiri bagi mereka yang belum mendapat kesempatan kerja pada perusahaan atau usaha mandiri. Intervensi Pekerja Sosial dalam Pemulihan Prilaku Sosial Penyandang Cacat Tubuh Intervensi pekerja sosial adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam penyelesaian masalah kesejahteraan sosial penyandang cacat tubuh melalui metode dan tehnik pekerja sosial secara profesional. Pada Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar Intervensi pekerja sosial terhadap penyandang cacat dilakukan baik langsung maupun tidak langsung. Intervensi secara langsung merupakan bagian utama dari keterlibatan pekerja sosial dengan klien. Adapun pertemuan langsung antara lain; penyuluhan, bimbingan sosial, wawan muka antara klien dengan pekerja sosial. Selain dari itu tidak kalah pentingnya pula kegiatan-kegiatan bantuan yang dilakukan peksos secara tidak langsung, seperti menghubungkan klien dengan sumber kesejahteraan sosial, mengadakan pengkajian dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti. Melaksanakan kemitraan dengan stakeholder atau badan usaha dan instansi terkait untuk memperoleh bantuan yang dibutuhkan. Uraian diatas dapat diperoleh gambaran mengenai pelaksanaan Intervensi Pekerja Sosial 81

5 La Tatong, Maria Pandu, Syaifullah Cangara ISSN dalam penanganan masalah penyandang cacat meliputi seluruh proses pelayanan dan rehabilitasi sosial yang diprogramkan oleh PSBD Wirajaya Makassar,mulai dari kegiatan pendekatan awal. Yang didalamnya terjadi proses pelamaran yang ditandai dengan adanya kontrak calon klien dengan Pekerja Sosial sebagai salah satu syarat dilakukannya praktek pekerjaan sosial. Dilanjutkan dengan penalaahan dan pengungkapan masalah (asesmen) dalam rangka mendapat informasi yang menyeluruh tentang kondisi dan permasalahan klien guna pengambilan keputusan penempatan pada program yang tepat. Setelah memperolah hasil pengungkapan dan penelaahan masalah klien, selanjutnya pekerja sosial melaksanakan case comperence (CC) guna menyusun rencana intervensi dan penempatan pada program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Pada proses ini Pekerja Sosial Tigkat Ahli menyusun rencana kegiatan untuk dilaksanakan oleh Pekerja Sosial Tingkat terampil. Yang meliputi rencana kegiatan bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, dan pelatihan keterampilan. Rencana kegiatan intervensi yang telah disusun oleh Pekerja Sosial selanjutnya dilaksanakan dengan menggunakan Metode Case Work atau Group Work, tergantung jenis permasalahannya. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di rujuk kepada pihak lain. Sehingga hampir semua kegiatan seperti bimbingan fisik, bimbingan mental, bimbingan sosial, dan pelatihan keterampilan. telah dibagi habis oleh tujuh belas orang pekerja sosial yang ada di PSBDW Makassar. Kegiatan dilakukan dalam bentuk tim work seperti Tim Pendekatan awal, Tim work asesmen, Panpel OPP, Tim Work Bimbingan Sosial, Panpel Bimbingan Keterampilan Peraktis, Panpel Peraktek Belajar Kerja, Panpel Bimbingan Kewirausahaan, Panpel Rekreasi, Panpel Ujian Akhir, Panpel Penyaluran, Tim Bimbingan Lanjut. Tim Work tersebut diatas sifatnya ada yang personilnya permenen namun ada pula yang berubah-ubah berdasarkan kebutuhan. Setiap kegiatan dilaksanakan berdasarkan rencana intervensi yang telah disusun oleh pekerja sosial. Evaluasi dalam tahapan proses intervensi pekerja sosial merupakan rangkaian kegiatan untuk melihat kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam memberikan intervensi kepada klien. Dalam hal ini Pekerja Sosial bukan hanya melihat proses dan hasil, tetapi juga menentukan kriteria proses yang berhasil dan hasil yang baik. Diantara kegiatan dilakukan adalah pelaksanaan ujian akhir, yakni evaluasi dilakukan setelah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial di panti telah dilaksanakan. Namun pada setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan pula supervisi dan evaluasi oleh pekerja sosial. Kegiatan terakhir setelah intervensi dilaksanakan adalah terminasi. Supervisi adalah sebagai seorang anggauta dari managemen lini pertama yang bertanggung jawab atas pekerjaan kelompoknya kepada managemen tingkat lebih tinggi, kerena mereka pada suatu kedudukan yang menentukan untuk mempengaruhi. Supervisi dilukiskan sebagai orang orang yang mengendalikan kegiatan orang lain (Dharma, 2004). Menurut Swansberg (1990) supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber sumber yang diperlukan staf untuk menyelesaikan tugas tugasnya. supervisi adalah sebagai suatu kegiatan pembinaan, bimbingan, atau pengawasan oleh pengelola program terhadap pelaksanaan ditingkat administrasi yang lebih rendah dalam rangka menetapkan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Walin, 2005). Hubungan Intervensi Pekerja terhadap Perubahan Prilaku Sosial Penyandang Cacat Modal utama seseorang untuk dapat beradaptasi sosial adalah apabila telah memiliki fisik dan mental yang kuat, interaksi sosial yang baik, dan memiliki keterampilan kerja. Keberhasilan intervensi pekerja sosial terhadap perubahan perilaku sosial penyandang cacat tubuh agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya tergambar pada pernyataan penyandang cacat tubuh yang menjadi informan dimana tabel 1 diatas menunjukkan bahwa ada 57 orang responden atau 81 % dari 70 responden yang bimbingan fisik sangat bermanfaat guna perubahan prilaku sosial penyandang cacat. Sasaran bimbingan fisik yang dilakukan di Pekerja Sosial adalah terutama agar klien memiliki kebugaran sehingga mereka memiliki kesiapan fisik dalam melakukan aktifitas seharihari. Olehnya itu dilakukanlah senam kesegaran jasmani setiap pada jam wita dan latihan penggunaan alat bantu tubuh serta olah raga rekreasi. Selain itu kelayan yang memiliki bakat dan potensi untuk berprestasi dibidang olah raga 82

6 Perilaku, rehabilitasi, interaksi sosial ISSN dilaksanakan pula latihan olah raga prestasi seperti atletik, renang dan olah raga permainan. Sejumlah Kelayan Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar telah berhasil menjadi atlit berprestasi ditingkat nasional, regional maupun internasional. Selanjutnya mengenai pendapat responden tentang bimbingan mental yang diberikan kepadanya, menunjukkan bahwa ada 63 orang responden atau 90 % dari seluruh responden yang bimbingan mental sangat bermanfaat guna perubahan prilaku sosial penyandang cacat. Hal ini membuktikan intervensi tidaklah sia-sia dan ada hasil yang dirasakan oleh klien. Intervensi yang tak kalah pentingya dalam rehabilitasi sosial adalah bimbingan sosial. Berdasarkan hasil penelitian diatas menggambarkan bahwa ada 59 orang responden atau 84 % dari seluruh responden yang bimbingan sosial sangat bermanfaat guna perubahan prilaku sosial penyandang cacat tubuh. Bimbingan keterampilan adalah intervensi pekerja sosial yang diharapkan agar klien memiliki keterampilan kerja sehingga mereka dapat menghidupi dirinya dan bertanggungjawab terhadap keluarganya berpartisi aktif dalam pembangunan bangsa. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada 67 orang responden atau 96 % dari seluruh responden yang bimbingan keterampilan kerja sangat bermanfaat guna perubahan prilaku sosial penyandang cacat tubuh. Sedangkan penilaian masyarakat/ pengguna jasa tenaga kerja penyandang cacat tubuh paska informan mengikuti kegiatan peraktek belajar kerja pada bulan Oktober 2010 hingga tanggal 20 Nopember 2010 sebagaimana yang tercantum pada Laporan Pelaksanaan PBK Klien PSBD Wirajaya Makassar Tahun menujukkan bahwa ada perubahan prilaku sosial penyandang cacat tubuh setelah mendapat intervensi Pekerja Sosial melalui proses rehabilitasi di Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, dimana oleh pihak pengguna jasa tenaga kerja penyandang cacat tubuh, menilai klien telah memiliki kedisiplinan yang rata-rata sangat baik, Interaksi sosial, tanggungjawab dan hasil kerja juga dinilai sangat baik oleh pimpinan perusahaan sebagai pengguna jasa. Dalam keadaan yang demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Intervensi Pekerja Sosial terhadap penyandang cacat tubuh klien PSBDW Makassar cukup efektif berubah prilaku sosialnya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dengan analisis menggunakan Regresi Sederhana diperoleh hasil (1) Uji Korelasi, bahwa tingkat signifikan koefisien korelasi satu sisi dari out put (diukur dari probabilitas) menghasilkan angka 0.000, oleh karena angka ini jauh dari probabilitas 0.05 atau 5 %, maka korelasi diantara varibel intervensi pekerja sosial dengan sikap/opini penyandang cacat tubuh adalah sangat nyata. Selanjutnya besarnya pengaruh varibel intervensi Pekerja Sosial terhadap sikap/opini penyandang cacat tubuh digunakan (2) analisis determinasi dengan menggunakan SPSS versi Dari tabel luaran SPSS versi 17.0 diketahui nilai R Square sebesar 0.262, yang diperoleh dari perkalian R, yaitu x0.512= Dalam hal ini bermakna bahwa 26.2% sikap penyandang cacat tubuh dapat diterangkan oleh intervensi pekerja sosial. Sedangkan selebihnya yaitu 100%-26,2%= 73.8% disebabkan oleh sebab lain yang tidak diteliti. Berdarkan uji regresi dapat digambarkan persamaan regresi yakni :Y=5, X yang menunjukkan bahwa konstanta sebesar menyatakan bahwa jika ada upaya peningkatan intervensi pekerja sosial, maka peningkatan sikap/opini penyandang cacat tubuh adalah Koefisien regresi intervensi pekerja sosial (x) sebesar 0,200, menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% intervensi pekerja sosial akan meningkatkan sikap/opini penyandang cacat tubuh sebasar 2.00%. Atas seluruh hasil uji regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Intervensi Pekerja Sosial dengan perubahan perilaku sosial Penyandang Cacat Tubuh Klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar dalam beradaftasi sosial. KESIMPULAN DAN SARAN Selain masih menggunakan peralatan manual, keterampilan belum memadai bila dibanding dengan jumlah peserta pelatihan. Sementara itu sejumlah pekerja sosial yang ditugas di keterampilan tidak berlatar pendidikan sebagai seorang instruktur. Namun mereka 83

7 La Tatong, Maria Pandu, Syaifullah Cangara ISSN ditempatkan atas pertimbangan telah memiliki pengetahuan tentang suatu keterampilan kerja. Kebijakan penempatan instruktur seperti kasus dimaksud karena PSBDW Makassar kekurangan tenaga berlatar pendidikan tehnik. Hal ini bila tidak dibenahi sudah barang tentu akan berpengaruh baik kepada keluaran PSBDW Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan intervensi melalui bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan bermanfaat bagi penyandang cacat tubuh klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar. Atas seluruh hasil uji regresi sederhana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Intervensi Pekerja Sosial dengan perubahan perilaku sosial Penyandang Cacat Tubuh Klien Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar dalam beradaptasi sosial. Saran kepada Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar kiranya memberikan kesempatan dan dukungan yang seluas-luasnya kepada pekerja sosial untuk dapat melaksanakan praktek pekerjaan sosial secara professional dan mandiri sesuai dengan otoritas yang dimiliki. Diantaranya memberikan kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya melalui diklat teknis maupun diklat fungsional (Sertifikasi) yang ditunjang sarana dan prasarana memadai. Selain itu perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja bagi pekerja sosial agar terjadi keseimbangan kebutuhan pekerja sosial dan melaksanakan pengkajian dan mencari model intervensi sosial yang lebih efektif dalam mengubah perilaku sosial penyandang cacat. Untuk maksud tersebut maka peningkatan kompetensi pekerja sosial baik melalui pendidikan formal maupun melalui diklat, seminar, pertemuan profesi secara rutin perlu dilakukan. Kepada Penyandang Cacat kiranya mengaktualisasikan hasil intervensi sosial yang telah diberikan oleh pekerja sosial selama mengikuti program rehabilitasi sosial. DAFTAR PUSTAKA Dharma, Agus. (2004). Manajemen Supervisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Gamea & Faustino.(2008). Manajemen Sumberdaya Manusia. Jogyakarta Hani. (1989) Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BpFE. Jogyakarta. Maltis, Robet. (2000). Manajemen Sumberdaya Manusia. Salemba. Jakarta. McChesney, Allan.(2003). Memajukan Dan Membuka Hak Ekonomi,Sosial, dan Budaya: Sebuah Buku Pegangan (terjemahan: Irawan), Institut, Yogyakarta. Newland. (1984). Kesehatan dan Keluarga Berencana. Sinar Harapan. Jakarta. Walgito, (1994), Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Andi Offset, Yogyakarta Walin. (2005) Hubungan Antara Supervisi kinerja Perawat di Puskesmas rawat Inap (Tesis). Kabupaten Kebumen.. 84

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang. Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatera Utara Pasca

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang. Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatera Utara Pasca Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014 Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

UPAYA PANTI SOSIAL BINA DAKSA (PSBD) BAHAGIA SUMATERA UTARA DALAM PENINGKATAN FUNGSI SOSIAL ORANG DENGAN KECACATAN (ODK) SKRIPSI

UPAYA PANTI SOSIAL BINA DAKSA (PSBD) BAHAGIA SUMATERA UTARA DALAM PENINGKATAN FUNGSI SOSIAL ORANG DENGAN KECACATAN (ODK) SKRIPSI UPAYA PANTI SOSIAL BINA DAKSA (PSBD) BAHAGIA SUMATERA UTARA DALAM PENINGKATAN FUNGSI SOSIAL ORANG DENGAN KECACATAN (ODK) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href="http://www.upi.edu">universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=http://www.upi.edu>universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a> Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi Oleh Didi Tarsidi universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 1. Definisi Istilah konseling rehabilitasi yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas. disebagian masyarakat Indonesia berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas. disebagian masyarakat Indonesia berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas mungkin kurang akrab

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H No.790, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Habilitasi dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP MENGENAI DISABILITY DAN EMPLOYMENT

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP MENGENAI DISABILITY DAN EMPLOYMENT DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP MENGENAI DISABILITY DAN EMPLOYMENT LATAR BELAKANG 1. Paradigma tentang pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas dari bekerja Untuk orang penyandang disabilitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA 29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Nurkhasanah, H.M.Entang, Oding Sunardi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara supervisi kepala sekolah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pekerjaan Sosial PB :

Pekerjaan Sosial PB : Pekerjaan Sosial PB : Suatu bidang praktik profesi pekerjaan sosial dimana Peksos menggunakan keahlian khusus untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melaksanakan peran sosial mereka

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN KETERAMPILAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS TUBUH DI PANTI SOSIAL BINA DAKSA (PSBD) BAHAGIA SUMATERA UTARA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT).KEMENTERIAN SOSIAL RI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelum istilah Disabilitas mungkin kurang akrab disebagian

Lebih terperinci

METODE PEKERJAAN SOSIAL BY AGUS SURIADI

METODE PEKERJAAN SOSIAL BY AGUS SURIADI METODE PEKERJAAN SOSIAL BY AGUS SURIADI METODE PEKERJAAN SOSIAL Metode Pekerjaan Sosial adalah suatu prosedur kerja yang teratur dan dilaksanakan secara sistematis digunakan oleh pekerja sosial dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Rumah Singgah Anak Mandiri A. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Provinsi merupakan unsur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.43, 2015 KEMENSOS. Rehabilitasi Sosial. Profesi. Pekerjaan Sosial. Standar. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Putu Rivan Gregourian Budiarta 1), Chreisye K. F. Mandagi 1),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA Istilah Community Based Rehabilitation (CBR) Di Indonesiakan : Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) Sejarah perkembangan

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pe

2015, No Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Pe BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.928, 2015 KEMENSOS. Rehabilitasi Sosial Anak. Hukum. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN REHABILITASI SOSIAL ANAK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN REHABILITASI SOSIAL ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM OLEH LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Daerah Lamongan) Kenda Laksa Shaylendra Mochamad Djudi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL Artikel Jurnal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Meytha Mandagi*, Christian R. Tilaar*, Franckie R.R Maramis*

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO

PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO THE INFLUENCES OF COMPENSATION, WELFARE, AND WORK ATMOSPHERE TO THE EMPLOYEE PERFORMANCE ON BPJS

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV CIBALUNG HAPPY LAND BOGOR

PENGARUH PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV CIBALUNG HAPPY LAND BOGOR PENGARUH PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV CIBALUNG HAPPY LAND BOGOR Nancy Yusnita Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Lecturer of Economic Faculty at Pakuan University Feriza

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan No.1942, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Standar Pelayanan Rehabilitasi. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN REHABILTASI BAGI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT 1 KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG Devi Oktarina 1, Fifi Yasmi 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja (Prabadwipa)

Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja (Prabadwipa) Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja (Prabadwipa) Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) Kalimantan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (4): 626-635 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN TELEMARKETING PADA PT. COMMENT INDONESIA (HOMEDIRECT) JAKARTA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN TELEMARKETING PADA PT. COMMENT INDONESIA (HOMEDIRECT) JAKARTA PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN TELEMARKETING PADA PT. COMMENT INDONESIA (HOMEDIRECT) JAKARTA Karina Noerlestari, Anita Silvianita Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR Hardianti, Abd. Hafid Amirullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN Melyna Putri Wijayasari 1, Wahyu Hidayat 2 & Saryadi 3 Abstract The research

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) This study aimed to determine whether there was influence of

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh gelar S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Dwi Cahyadi NIM : C4C006387

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh gelar S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Dwi Cahyadi NIM : C4C006387 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, PELATIHAN, DAN POSISI DI PEMERINTAHAN TERHADAP PEMAHAMAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH (STUDI EMPIRIS PADA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF DI LEMBAGA PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Lia, et al, Pengaruh Etos Kerja, Gaya Kepemiminan Berorientasi Tugas...

Lia, et al, Pengaruh Etos Kerja, Gaya Kepemiminan Berorientasi Tugas... Pengaruh Etos Kerja, Gaya Kepemimpinan Berorientasi Tugas dan Gaya Kepemimpinan Berorientasi Hubungan terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Besuk Kabupaten Probolingo (The Influence of Work Ethic,

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG Ninda Ayu Pangestuti *), Syamsulhuda BM **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak. Kehilangan pendengaran yang ringan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendampingan Pekerja Sosial terhadap Klien. Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendampingan Pekerja Sosial terhadap Klien. Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendampingan Pekerja Sosial terhadap Klien 1. Pengertian Pendampingan Pekerja Sosial terhadap Klien Pendampingan adalah suatu proses pemberian kemudahan (fasilitas) yang diberikan

Lebih terperinci

PENGARUH MUTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ROKAN HULU

PENGARUH MUTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ROKAN HULU PENGARUH MUTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN ROKAN HULU Nurhayani Hasibuan 1 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian 19 Agustus 2013 Nuryaniyani_78@yahoo.com

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1410, 2015 KEMENSOS. Anak Penyandang Disabilitas. Pelayanan Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN SOSIAL BAGI ANAK

Lebih terperinci

PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU PENGARUH KETERAMPILAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FKIP UNIVERSITAS RIAU FITRI AFRIDA YANTI Dibawah Bimbingan: Suarman dan Riadi Armas Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Nahar, SH, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2016 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Nahar, SH, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas Rahmat dan Karunia-Nya tim telah mampu menyelesaikan penyusunan Pedoman Kegiatan Pos Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :, a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH BUNDLING TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. WAHANA TRANS LESTARI MEDAN

PENGARUH BUNDLING TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. WAHANA TRANS LESTARI MEDAN PENGARUH BUNDLING TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. WAHANA TRANS LESTARI MEDAN Peri Afera Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Email : feri_aferabancin@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA. Oleh : HERIYANTO

PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA. Oleh : HERIYANTO PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA Oleh : HERIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT "The Effect

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2017 KEMENKUMHAM. Layanan Rehabilitasi Narkotika. Tahanan dan WBP. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang ada pada bab IV serta uji hipotesis, Mutu Kinerja Pengawas Sekolah Menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan Anak dalam Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS)/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)/Rumah Tahanan Negara (Rutan)/Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X ISSN 1410-9859 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X Sri Kandariyah Nawangsih, M.Psi. Fitria Linayaningsih, M.Psi. Abstrak Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi ekonomi dan perubahan lingkungan pasar dunia seperti yang sedang terjadi saat ini telah melahirkan kompetisi dunia usaha yang semakin ketat

Lebih terperinci

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PGASCOM PALEMBANG

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PGASCOM PALEMBANG PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PGASCOM PALEMBANG Wiwin Agustian 1, Trian Alfian 2 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang

Lebih terperinci

Muchamad Nasrudin Suparji. Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK

Muchamad Nasrudin Suparji. Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK PENERAPAN ISO 9001:2008 PADA BIDANG PENDIDIKAN DITINJAU DARI REALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Muchamad Nasrudin Suparji Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK

PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK Agus Sjafari Email : agussjafari@yahoo.com Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Pancasila

Lebih terperinci

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER Jl. Budi Murni III No. 66 Rt. 008/04 Ceger Cipayung Jakarta Timur Telp. 8445016 Fax. 8445016 TUGAS POKOK O DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT C GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Santi Oktavia 1,Yuzarion Zubir 2,Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang) PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang) Fahrian M A N Bambang Swasto Sunuharyo Hamidah Nayati Utami Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa. PERAN PERAWAT HOME CARE Disampaikan oleh Djati Santosa. AWAL PERJALANAN Home Care sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan yang sangat sederhana. Kunjungan perawat kepada pasien yang tidak mampu menuju

Lebih terperinci

I. UMUM. menjadi...

I. UMUM. menjadi... PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI I. UMUM Anak merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SIDRAP

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SIDRAP PENGARUH PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SIDRAP Hj. Nurlina*) Abstract : This study aims to determine the rare - rare development

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56 / HUK / 2009 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 56 / HUK / 2009 TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kompensasi memegang peranan penting terhadap motivasi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya di perusahaan. Bagi para karyawan sendiri, kompensasi menjadi sebuah simbol penghargaan yang menunjukan

Lebih terperinci

Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi Guru

Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi Guru STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017; ISSN 1978-8169 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SMH Serang, Banten Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 1, Pebruari 2016, hlm. 44-49 HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS Rendra Gumilar,

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS

PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS PENGEMBANGAN PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT *) dr. Henni D. Supriadi K, MARS 1. Pendahuluan Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem kesehatan dan merupakan unsur strategis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO ISSN 2087-3581 MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO Louisa Nicolina Kandoli 1 ABSTRACT This study

Lebih terperinci