LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR. Disusun Oleh: Nama : NIM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR. Disusun Oleh: Nama : NIM :"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama : NIM : Disusun Oleh: JURUSAN D3 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

2 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Disusun Oleh: NAMA :... NIM :... JURUSAN D3 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i

3 LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Disusun Oleh: NAMA :... NIM :... Telah diperiksa, disetujui, dan disahkan oleh: Mengetahui Ketua Lab Elektro Malang,... Instruktur Ir. Diding Suhardi, MT Khusnul Hidayat, ST ii

4 LEMBAR KEGIATAN ASISTENSI NAMA :... NIM :... Foto 3x4 Percobaan Tanggal Catatan Asistensi TTD Malang,... Kepala Lab. Elektro Ir. Diding Suhardi, MT iii

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, kekuatan, taufik serta hidayah-nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga sahabat dan para pengikut setianya, Amin. Atas kehendak Allah sajalah, penulis dapat menyelesaikan modul praktikum ini. Praktikum elektronika dasar merupakan pengimplementasian praktik untuk menerapkan teori yang sudah dipelajarai dalam mata kuliah Elektonika Dasar. Tentunya ilmu yang akan didapatkan dalam prkatikum ini akan lebih bertambah dan lebih berkembang jika parkatikum ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kesungguhan dan ketertiban dalam melakukan praktikum merupakan prasyarat utama untuk mecpai keberhasilan praktikum anda. Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat di masa sekarang dan masa mendatang. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis mohon maaf apabila ada kekeliruan baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Malang, 21 Desember 2015 Penulis iv

6 TATA TERTIB 1. Setiap praktikan wajib memiliki buku petunjuk praktikum dengan satu lembar pas foto ukuran 3x4 cm. 2. Laporan praktikan harus menggunakan tinta warna biru. 3. Praktikan harus berpakaian rapi serta sopan dan bersepatu pada waktu praktikum. 4. Sebelum mengerjakan praktikum, praktikan wajib mengumpulkan tugas pendahuluan. 5. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan praktikan, menjadi tanggung jawab kelompok praktikan. 6. Pada akhir praktikum, praktikan diwajibkan menyusun buku laporan praktikum yang merupakan kumpulan laporan setiap percobaan. 7. Praktikan wajib mengikuti keseluruhan percobaan. v

7 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR KEGIATAN ASISTENSI... iii KATA PENGANTAR... iv TATA TERTIB... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi 1 RESISTOR, HUKUM OHM, DAN KIRCHHOFF Tujuan Instrumen yang Digunakan Teori Resistor Rangkaian Resistor Seri dan Paralel Hukum Ohm Hukum Kirchhoff Tugas Pendahuluan Langkah Percobaan Percobaan Karakteristik Resistor dan Hukum Ohm Percobaan Rangkaian Seri dan Hukum Kirchhoff Tegangan Percobaan Rangkaian Paralel dan Hukum Kirchhoff Arus Data Percobaan Data Hasil Pengukuran Data Hasil Perhitungan Analisa Data Kesimpulan KARAKTERISTIK DIODA SEMIKONDUKTOR Tujuan Instrumen yang Digunakan Teori Bahan Semikonduktor Ikatan Kovalen (Covalent Bonding) dan Bahan Intrinsik Sambungan PN (PN Junction) Dioda vi

8 2.3.5 Kurva Karakteristik Dioda Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Data Percobaan Analisa Data Kesimpulan RANGKAIAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Tujuan Instrumen yang Digunakan Teori Penyearah Setengah Gelombang Penyearah Gelombang Penuh Metode Bridge Penyearah Gelombang Penuh Dengan Travo CT (Center Tapped) Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Penyearah Setengah Gelombang Penyearah Gelombang Penuh Dengan Metode Bridge Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT Data Percobaan Percobaan Penyearah Setengah Gelombang Percobaan Penyearah Gelombang Penuh Metode Bridge Percobaan Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT Analisa Kesimpulan RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER Tujuan Instrumen yang Digunakan Teori Clipper Clamper Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Clipper Seri Clipper Parallel Clipper Seri Dibias Clipper Parallel Dibias vii

9 4.5.5 Clamper Clamper Dibias Data Percobaan Data Rangkaian Clipper Seri Data Rangkaian Clipper Parallel Data Clipper Seri Dibias Clipper Parallel Dibias Clamper Clamper Dibias Analisa Kesimpulan KARAKTERISTIK DIODA ZENER DAN REGULASI TEGANGAN Tujuan Instrumen yang Digunakan Teori Sumber Tegangan dan Beban Tetap Sumber Tegangan Tetap dan Beban Bervariasi Sumber Tegangan Bervariasi dan Beban Tetap Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Karakteristik Dioda Zener Regulasi Tegangan Data Percobaan Analisa Kesimpulan Karakteristik LED Tujuan Instrumen Yang Digunakan Teori Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Data Percobaan Analisa Kesimpulan KARAKTERISTIK KONFIGURASI KOLEKTOR BERSAMA PADA BJT Tujuan viii

10 7.2 Instrumen Yang Digunakan Teori Konstruksi Transistor Operasi Transistor Konfigurasi Common-Base Konfigurasi Common-Emitter Konfigurasi Common-Collector Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Data Percobaan Ananlisa Kesimpulan TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK Tujuan Instrumen Yang Digunakan Teori Konfigurasi Prategangan Tetap (Fixed-Bias) Transistor Sebagai Saklar Elektronik Tugas Pendahuluan Prosedur Percobaan Data Percobaan Ananlisa Kesimpulan ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor...2 Tabel 1.2 Percobaan karakteristik resistor dan hukum Ohm...8 Tabel 1.3 Percobaan rangkaian seri dan hukum Kirchhoff tegangan...8 Tabel 1.4 Percobaan rangkaian paralel dan hukum Kirchhoff arus...8 Tabel 1.5 Perhitungan percobaan hukum Ohm...9 Tabel 1.6 Perhitungan percobaan rangkaian seri dan hukum Kirchhoff tegangan...9 Tabel 1.7 Perhitungan percobaan rangkaian paralel dan hukum Kirchhoff arus...9 Tabel 2.1 Hasil pengukuran percobaan karakteristik dioda Tabel 3.1 Tegangan penyearah setengah gelombang Tabel 3.2 Tegangan penyearah gelombang penuh metode bridge Tabel 3.3 Tegangan penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Tabel 3.4 Rippel Factor Tabel 5.1 Data pengukuran karakteristik zener Tabel 5.2 Data regulasi zener pada praktik dan teori dengan = 200 Ω Tabel 5.3 Data regulasi zener pada praktik dan teori dengan = 680 Ω Tabel 6.1 Light-Emitting Diodes Tabel 6.2 Data karakteristik LED saat bias maju Tabel 7.1 Data percobaan karakteristik kolektor bersama Tabel 8.1 Data percobaan transistor sebagai saklar x

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Urutan cincin warna pada resistor...1 Gambar 1.2 Resistor 4 cincin warna...2 Gambar 1.3 Resistor 5 cincin warna...3 Gambar 1.4 Rangkaian resistor secara seri...3 Gambar 1.5 Rangkaian resistor secara paralel...3 Gambar 1.6 Diagram hukum Ohm...4 Gambar 1.7 Ilustrasi KVL pada single-loop...4 Gambar 1.8 Ilustrasi penerapan hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel...5 Gambar 1.9 Resistor dan kode warnanya...6 Gambar 1.10 Rangkaian resistor seri dan paralel...6 Gambar 1.11 Rangkaian percobaan hukum Ohm...6 Gambar 1.12 Rangkaian resistor secara seri...7 Gambar 1.13 Percobaan rangkaian paralel...8 Gambar 2.1 Struktur atom (a) silicon, (b) germanium, dan (c) gallium dan arsenic Gambar 2.2 Ikatan kovalen pada atom silicon Gambar 2.3 Ikatan kovalen pada kristal GaAs Gambar 2.4 Pasangan elektron-lubang (electron-hole pair) Gambar 2.5 Material tipe-n dan tipe-p Gambar 2.6 Distribusi muatan saat sambungan PN tidak terbias Gambar 2.7 Simbol dioda Gambar 2.8 (a) aliran arus dapat mengalir. (b) aliran arus tidak dapat mengalir Gambar 2.9 Pengukuran tegangan pada rangkaian dioda: (a) Forward biased (b) Reverse biased. 17 Gambar 2.10 Bertambahnya forward-bias dari (a) ke (b) Gambar 2.11 Karakteristik tegangan dan arus pada dioda Gambar 2.12 Percobaan karakteristik dioda saat (a) forward bias (b) reverse bias Gambar 2.13 Kurva karakteristik dioda saat forward bias Gambar 2.14 Kurva karakteristik dioda saat reverse bias Gambar 3.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang Gambar 3.2 Penyearah gelombang penuh metode bridge Gambar 3.3 Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Gambar 3.4 Kondisi rangkaian saat sinyal input setengah siklus positif Gambar 3.5 Kondisi rangkaian saat sinyal input setengah siklus negatif Gambar 3.6 Percobaan penyearah setengah gelombang Gambar 3.7 Percobaan penyearah gelombang penuh Gambar 3.8 Percobaan penyearah gelombag penuh dengan trafo CT Gambar 3.9 Gelombang tegangan lilitan sekunder trafo Gambar 3.10 Tegangan keluaran penyearah setengah gelombang Gambar 3.11 Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh metode bridge Gambar 3.12 Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Gambar 4.1 Clipper seri (a) negatif dan (b) positif Gambar 4.2 Clipper parallel (a) negatif dan (b) positif Gambar 4.3 Clipper seri dibias (a) negatif dan (b) positif Gambar 4.4 Clipper parallel dibias (a) negatif dan (b) positif xi

13 Gambar 4.5 Clamper (a) positif dan (b) negatif Gambar 4.6 Clamper dibias (a) positif dan (b) negatif Gambar 5.1 Karakteristik kurva V-I dari dioda zener yang umum Gambar 5.2 Rangkaian equivalen dioda zener Gambar 5.3 Regulator menggunakan zener Gambar 5.4 Menentukan kondisi dioda zener Gambar 5.5 Mensubstitusikan equivalen zener untuk kondisi on Gambar 5.6 Rangakain regulasi dioda zener Gambar 5.7 Rangkaian percobaan karakteristik zener Gambar 5.8 Rangkaian percobaan regulasi zener Gambar 5.9 Kurva kerakteristik dioda zener saat bias mundur Gambar 6.1 (a) Proses pembangkitan cahaya pada LED; (b) Simbol skematik Gambar 6.2 Pita konduksi dan valensi pada isolator, semikonduktor, dan konduktor Gambar 6.3 Rangkaian percobaan karakteristik LED Gambar 6.4 Kurva karakteristik LED saat bias maju Gambar 7.1 Tipe transistor: (a) pnp; (b) npn Gambar 7.2 Prategangan pada transistor: (a) bias maju; (b) bias mundur Gambar 7.3 Aliran arus pembawa mayoritas dan minoritas Gambar 7.4 Notasi dan simbol pada common-base: (a) transistor pnp; (b) transistor npn Gambar 7.5 Karakteristik input amplifier konfigurasi CB Gambar 7.6 Karakteristik outpu amplifier konfigurasi CB Gambar 7.7 Arus saturasi mundur Gambar 7.8 Notasi dan simbol pada common-emitter: (a) transistor npn; (b) transistor pnp Gambar 7.9 Karakteristik common-emitter: (a) kolektor; (b) basis Gambar 7.10 Kondisi rankaian saat saat arus basis samadengan nol Gambar 7.11 Notasi dan simbol pada common-collector: (a) transistor pnp; (b) transistor npn Gambar 7.12 Percobaan karakteristik kolektor bersama Gambar 7.13 Kurva karakteristik kolektor bersama Gambar 8.1 Inverter transistor Gambar 8.2 Rangkaian inverter untuk tugas pendahuluan Gambar 8.3 Percobaan transistor sebagai saklar xii

14 1 RESISTOR, HUKUM OHM, DAN KIRCHHOFF 1.1 Tujuan 1) Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2) Mampu menghitung nilai resistansi melalui urutan cincin warnanya. 3) Mampu merangkai resistor secara seri maupun paralel. 4) Memahami penggunaan hukum ohm pada rangkaian resistor. 5) Mampu menerapkan hukum Kirchhoff pada rangkaian seri dan parallel. 1.2 Instrumen yang Digunakan 1) Power-supply 2) Panel percobaan 3) Multimeter 4) Kabel penghubung 1.3 Teori Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki yang saling bersebrangan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cicin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 dan Tabel 1.1 dibawah. Gambar 1.1 Urutan cincin warna pada resistor 1

15 Besarnya resistor sangat tergantung dengan watt atau daya maksimum yang mampu ditahan oleh resistor. Umumnya dipasar tersedia ukuran ⅛, ¼, ½, 1, 2, 5, 10, dan 20 watt. Resistor yang memiliki daya maksimum 5, 10, dan 20 watt umumnya berbentuk balok berwarna putih dan nilai resistansinya dicetak langsung dibadannya. Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor Warna Cincin Cincin I Angka ke-1 Cincin II Angka ke-2 Cincin III Angka ke-3 Cincin IV Pengali Cincin V Toleransi Cincin VI Koefisien Suhu Hitam Coklat % 100ppm Merah % 50ppm Jingga ppm Kuning ppm Hijau % Biru % Ungu % Abu-abu Putih Emas % Perak % Tanpa warna 20% Contoh 1.1 Berapakah nilai hambatan resistor karbon pada Gambar 1.2. Gambar 1.2 Resistor 4 cincin warna Jawaban: Urutan cincin warna pada resistor diatas adalah coklat, hitam, merah, dan emas. Coklat Hitam Merah Emas Nilai Hasil % 1kΩ 5% 2

16 Contoh 1.2 Berapakah nilai hambatan resistor metal-film pada Gambar 1.3. Gambar 1.3 Resistor 5 cincin warna Jawaban: Urutan cincin warna pada resistor diatas adalah coklat, hitam, coklat, hitam, dan coklat. Coklat Hitam Coklat Hitam Coklat Nilai Hasil % 101Ω 1% Rangkaian Resistor Seri dan Paralel Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara seri. Gambar 1.4 Rangkaian resistor secara seri Pada rangkaian resistor seri seperti pada Gambar 1.4 berlaku rumus: = + + (1.1) Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil. Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel. Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus: Gambar 1.5 Rangkaian resistor secara paralel 1 = (1.2) 3

17 1.3.3 Hukum Ohm Dari hukum Ohm diketahui bahwa tegangan berbanding lurus dengan jumlah arus yang mengalir melalui resistor tersebut. Jika tegangannya double maka arus yang mengalir juga double, jika tegangan triple maka arus yang mengalir juga tripe. Gambar 1.6 Diagram hukum Ohm = (1.3) dimana = beda potensial, Volt = arus, Ampere = resistansi, Ohm = daya, Watt Hukum Kirchhoff Hukum Kirchhoff pada rangkaian seri atau sering disebut Kirchhoff s Voltage Law (KVL) berbunyi: selisih tegangan sumber dengan jumlah tegangan jatuh pada masing-masing beban adalah nol. Untuk mengilustrasikan KVL, meninjau rangkaian pada Gambar 1.7. Langkah pertama adalah membari tanda polaritas tegangan pada masing-masing beban. Maka tegangannya akan menjadi, +, +,, dan +. Gambar 1.7 Ilustrasi KVL pada single-loop 4

18 Jadi, dengan KVL akan menghasilkan = 0 (1.4) Dimana dan adalah tegangan sumber,,, dan adalah tegangan jatuh pada beban. + + = + (1.5) Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada masing-masing beban sama besarnya dengan arus pada rangkaian. = = + (1.6) maka + + = + (1.7) dan = (1.8) Sedangkan hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel atau sering disebut Kirchhoff s Current Law (KCL) berbunyi: jumlah arus yang mengalir menuju satu titik sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut. Gambar 1.8 Ilustrasi penerapan hukum Kirchhoff pada rangkaian paralel = 0 = + + (1.9) (1.10) Pada Gambar 1.5, tegangan yang jatuh pada masing-masing beban samadengan tegangan sumber. = = = (1.11) 5

19 1.4 Tugas Pendahuluan 1) Hitunglah nilai tahanan masing-masing resistor pada Gambar 1.9 berikut: (a) (b) (b) Gambar 1.9 Resistor dan kode warnanya 2) Hitunglah dan pada Gambar 1.10 berikut: Gambar 1.10 Rangkaian resistor seri dan paralel 1.5 Langkah Percobaan Percobaan Karakteristik Resistor dan Hukum Ohm 1) Buatlah rangkaian seperti Gambar 1.11 dengan R =... Ω. Gambar 1.11 Rangkaian percobaan hukum Ohm 2) Sumber tegangan =... Volt. 3) Catat besar arus yang mengalir. 4) Ulangi percobaan di atas sebanyak tiga kali dengan mengganti nilai tahanan tanpa merubah tegangan sumber. 5) Ulangi langkah ke-1 sampai ke-4 sebanyak tiga kali dengan merubah tegangan power supply dan urutan nilai tahannya sama dengan percobaan sebelumnya. 6) Catat hasilnya pada Tabel

20 1.5.2 Percobaan Rangkaian Seri dan Hukum Kirchhoff Tegangan 1) Susunlah rangkaian seperti Gambar 1.12 dibawah ini. Gambar 1.12 Rangkaian resistor secara seri 2) Ukurlah nilai resistansi pada masing-masing resistor. 3) Ukurlah besar nilai resistansi total pada rangkai tersebut (R Total). 4) Tegangan sumber V S =... Volt. 5) Ukurlah besar arus yang mengalir pada rangkaian I Total, V R1 dan V R2. 6) Catat semua hasil pengukuran pada Tabel Percobaan Rangkaian Paralel dan Hukum Kirchhoff Arus 1) Susunlah rangkaian seperti Gambar ) Ukurlah nilai resistansi pada masing-masing resistor. 3) Ukurlah nilai resistansi pengganti (R T) pada rangkaian. 4) Berilah tegangan sebesar V S =... Volt. 5) Ukurlah besar arus yang mengalir pada rangkaian I Total, I R1, dan I R2. 6) Catat semua hasil pengukuran pada Tabel 1.4 7

21 Gambar 1.13 Percobaan rangkaian paralel 1.6 Data Percobaan Data Hasil Pengukuran Tabel 1.2 Percobaan karakteristik resistor dan hukum Ohm No Tegangan power supply (V) Tahanan yang digunakan (Ω) R1 R2 R3 Arus yang mengalir (ma) Tabel 1.3 Percobaan rangkaian seri dan hukum Kirchhoff tegangan V S (V) R 1 (Ω) R 2 (Ω) R T (Ω) V R1 (V) V R2 (V) I T (ma) Tabel 1.4 Percobaan rangkaian paralel dan hukum Kirchhoff arus V S (V) R 1 (Ω) R 2 (Ω) R T (Ω) I R1 (ma) I R2 (ma) I T (ma) 8

22 1.6.2 Data Hasil Perhitungan Tabel 1.5 Perhitungan percobaan hukum Ohm Tahanan yang digunakan (Ω) No Tegangan Sumber (V) R1 R2 R3 Arus yang mengalir (ma) Tabel 1.6 Perhitungan percobaan rangkaian seri dan hukum Kirchhoff tegangan V S (V) R 1 (Ω) R 2 (Ω) R T (Ω) V R1 (V) V R2 (V) I T (ma) Tabel 1.7 Perhitungan percobaan rangkaian paralel dan hukum Kirchhoff arus V S (V) R 1 (Ω) R 2 (Ω) R T (Ω) I R1 (ma) I R2 (ma) I T (ma) 9

23 1.7 Analisa Data 10

24 1.8 Kesimpulan 11

25 2 KARAKTERISTIK DIODA SEMIKONDUKTOR 2.1 Tujuan 1) Mengetahui komponen elektronika dioda semikonduktor 2) Mengetahui karakteristik dioda semikonduktor 2.2 Instrumen yang Digunakan 1) Power supply 2) Panel percobaan 3) Multimeter 4) Kabel penghubung 2.3 Teori Bahan Semikonduktor Setiap komponen elektronika diskrit atau IC (integrated circuit) terbuat dari bahan semikonduktor sebagai bahan utamanya. Secara umum, bahan semikonduktor terbagi menjadi dua: kristal tunggal (single-cystal) dan campuran (compound). Semikonduktor single-crystal adalah germanium (Ge) dan silicon (Si) yang memiliki struktur atom yang sama, sedangkan semikonduktor campuran seperti gallium arsenide (GaAs), cadmium sulfide (Cds), gallium nitride (GaN), dan gallium arsenide phosphide (GaAsP) yang kesemua terbuat dari dua atau lebih bahan semikonduktor yang memiliki struktur atom berbeda. Tiga bahan semikonduktor yang paling sering digunakan untuk membuat komponen elektronika adalah Ge, Si, dan GaAs. Pada awal penemuan dioda tahun 1939 dan transistor pada tahun 1947, bahan germanium digunakan untuk membuat dioda dan transistor, karena germanium sangat mudah didapat dan sangat banyak jumlahnya. Pada awal mula pembuatan dioda dan transistor dengan bahan germanium, sangat buruk tingkat kehandalannya terutama karena sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Akhirnya para ilmuan mencoba dengan bahan lain yaitu silicon, dan cukup berhasil membuat dioda dan transistor yang tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suhu, tapi proses penyulingan untuk membuat silicon dari tingkat yang sangat tinggi kemurniannya masih sangat sulit dan masih tahap pengembangan. Akhirnya pada tahun 1954, transistor pertama dari bahan silicon telah dibuat dan silicon dengan cepat menjadi bahan semikonduktor pilihan karena selain tidak begitu terpengaruh dengan perubahan suhu, bahan silicon juga sangat berlimpah. Seiring waktu berjalan, komputer dituntut dapat beroperasi pada kecepatan sangat tinggi, maka bahan semikonduktor harus mampu memenuhi kubutuhan tersebut. Akhirnya pada tahun 12

26 1970-an transistor dengan bahan GaAs dikembangkan dan transistor baru ini memiliki kecepatan operasi hingga lima kali lipat dari Si, kerana proses penyulingan kemurnian GaAs masih sangat susah harganya jauh lebih mahal daripada SI. Hingga sampai sekarang GaAs masih terus dikembangkan dan digunakan sebagai bahan dasar desain rangkain VLSI (very large scale integrated) dengan kecepatan tinggi Ikatan Kovalen (Covalent Bonding) dan Bahan Intrinsik Untuk memahami mangapa Si, Ga, dan GaAs dipilih sebagai bahan semikonduktor untuk industri elektronik memerlukan beberapa pemahaman tentang struktur atom dan bagaimana atom dapat terikat untuk membentuk struktur kristal. Komponen fundamental dari sebuah atom adalah elektron, proton, dan neutron. Proton dan neutron membentuk inti atau sering disebut sebagai nucleus, dan elektron berada pada orbit yang tetap di sekitar inti. Model Bohr untuk tiga bahan semikonduktor ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Struktur atom (a) silicon, (b) germanium, dan (c) gallium dan arsenic Di dalam fisika atom, model Bohr adalah model atom yang diperkenalkan oleh Niels Bohr pada tahun Model ini manggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit sirkular mengelilingi inti, mirip sistem tata surya, tetapi peran gaya gravitasi digantikan oleh gaya elektrostatik. Seperti terlihat pada Gambar 2.1, silicon mempunyai 14 elektron, germanium memiliki 32 elektron, gallium memiliki 31 elektron, dan arsenic memiliki 33 elektron. Untuk germanium dan silicon, mereka memiliki empat elektron di orbit terluar, atau sering disebut sebagai elektron valensi 13

27 (valence electrons). Gallium memiliki tiga elektron valensi dan arsenic memiliki lima elektron valensi. Atom yang memiliki empat elektron valensi disebut tetravalent, begitu juga yang memiliki tiga elektron valensi disebut trivalent, dan yang lima disebut pentavalent. Dalam bidang kimia, elektron valensi adalah elektron-elektron sebuah atom yang dapat ikut membentuk ikatan kimia dengan atom lainnya. Elektron-elektron valensi yang terdapat di sebuah atom netral bebas dapat berikatan dengan elektron-elektron valensi atom lain untuk membentuk ikatan kimia. Gambar 2.2 Ikatan kovalen pada atom silicon Pada kristal silicon atau germanium yang masih murni (intrinsik), satu atom memiliki empat elektron valensi yang membentuk ikatan kovalen dengan empat elektron yang berdekatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2. Iktan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Gambar 2.3 Ikatan kovalen pada kristal GaAs Karena GaAs adalah semikonduktor campuran, antara dua atom yang berbeda akan saling berbagi elektron, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. masing-masing atom, gallium atau arsenik, dikelilingi oleh atom dari jenis lain yang saling melengkapi. 14

28 Meskipun ikatan kovalen akan menghasilkan ikatan yang kuat antara elektron valensi dan induknya atom, masih mungkin bagi elektron valensi untuk menyerap energi kinetik dari luar yang menyebabkan pecahnya ikatan kovalen dan elektron tersebut dalam kondisi bebas atau disebut elektron bebas. Semakin besar energi cahaya berupa photon dan energi panas atau radiasi yang diberikan semakin banyak jumlah elektron bebas yang keluar dari ikatan kovalen, semakin banyak juga lubang (hole) pada ikatan kovalen, maka akan ada pasangan elektron-lubang (electron-hole pair) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4, dengan kata lain konduktivitas bahan semakin meningkat. Gambar 2.4 Pasangan elektron-lubang (electron-hole pair) Sambungan PN (PN Junction) Crystal tipe N tersusun dari elemen semukonduktor (Silicon atau Germanium) yang di-doping dengan elemen yang memiliki pentavalent (empat elektron pada orbit terluar) yaitu Arsenic (As), karena hanya empat elektron yang saling berpasangan maka akan ada satu elektron yang bebas. Sedangkan crystal tipe P terbentuk dari elemen semikonduktor yang di-doping dengan elemen yang memiliki trivalent (tiga elektron pada orbit terluar) yaitu Boron, Galium, dan Indium sehingga akan ada satu elektron yang tidak memiliki pasangan, kekurangan/lowongan elektron ini biasa disebut hole. Elektron bebas dan hole pada crystal yang sudah di-doping sering disebut majority carriers. Dalam keadaan intrinsik (sebelum di-doping), ada beberapa jumlah elektron yang tidak berpasangan atau bebas pada Silicon atau Germanium, ini disebabkan adanya kotoran pada elemen tersebut yang tidak bisa dihilangkan. Sehingga pada tipe-n juga masih memiliki beberapa hole, begitu juga pada tipe-p terdapat beberapa elektron bebas. Elektron bebas dalam keadaan intrinsik ini sering disebut sebagai minority carrier. 15

29 Gambar 2.5 Material tipe-n dan tipe-p Menggabungkan material tipe-p dan tipe-n menjadi satu crystal akan menghasilkan sebuah sambungan PN (PN Junction) pada permukaan kedua tipe material tersebut. Saat kedua material tersebut disambungkan, elektron bebas pada permukaan sambungan material tipe-n akan berpindah ke hole pada permukaan material tipe-p sehingga akan membentuk ion positif dan negatif atau disebut depletion region. Gambar 2.6 Distribusi muatan saat sambungan PN tidak terbias Dioda Fungsi dioda secara umum yaitu komponen elektronik yang hanya mengalirkan arus dalam satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya. Jika sebuah dioda diletakkan dalam rangkaian battery dan lampu seperti pada Gambar 2.8, dioda akan membiarkan atau mencegah arus yang melalui lampu tergantung pada polaritas tegangan yang diberikan. Gambar 2.7 Simbol dioda 16

30 Gambar 2.8 (a) aliran arus dapat mengalir. (b) aliran arus tidak dapat mengalir. Untuk melakukan pengukuran besaran beda potensial antara dua kaki (knee voltage) pada dioda baik pada kondisi bias maju (forward biased) atau bias mundur (reverse biased) dapat dilakukan sepeti pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Pengukuran tegangan pada rangkaian dioda: (a) Forward biased (b) Reverse biased Dioda yang dipakai secara umum, terbuat dari bahan Germanium atau Silikon. Dioda tersebut mempunyai tegangan kaki (knee voltage) sebesar ±0.7 Volt untuk dioda berbahan Silikon dan ±0.3 Volt untuk dioda Germanium. Pada Gambar 2.10 dibawah, dioda yang digunakan adalah Silikon. Jika sumber tegangan kurang dari 0.7 Volt maka tidak ada arus yang mengalir. Sebaliknya jika lebih dari atau sama dengan 0.7 Volt, maka ada arus yang mengalir melalui dioda. Gambar 2.10 Bertambahnya forward-bias dari (a) ke (b) Kurva Karakteristik Dioda Pada Gambar 2.11, menunjukkan tiga macam kurva, yaitu dioda berbahan Germanium (Ga), Silicon (Si), dan Gallium Arsenide (GaAs). Bagian kiri bawah dari grafik pada gambar tersebut merupakan kurva karakteristik dioda saat mendapatkan bias mundur, sedangkan pada bagian kanan atas dari grafik merupakan kurva karakteristik dioda saat mendapatkan bias maju. 17

31 Gambar 2.11 Karakteristik tegangan dan arus pada dioda 2.4 Tugas Pendahuluan 1) Jelaskan definisi dan cara kerja dioda! 2) Sebutkan beberapa aplikasi yang menggunakan komponen dioda! 2.5 Prosedur Percobaan 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 2.12 (a). 2) Rubahlah tegangan sumber dan lakukanlah pengukuran arus pada saat tegangan dioda 0 V, 0.1 V, 0.2 V, 0.3 V, 0.4 V, 0.5 V, 0.6 V, dan 0.7 V. 3) Gambarlah grafik arus dioda ( ) terhadap tegangan dioda ( ) pada Gambar ) Baliklah pemasangan arah dioda seperti pada Gambar 2.12 (b). 5) Rubahlah tegangan sumber dan lakukanlah pengukuran arus pada saat tegangan dioda 0 V, 10 V, 20 V, 30 V, 40 V, 50 V, 60 V, 70 V. 6) Gambarlah grafik arus dioda ( ) terhadap tegangan dioda ( ) pada Gambar

32 (a) (b) Gambar 2.12 Percobaan karakteristik dioda saat (a) forward bias (b) reverse bias. 2.6 Data Percobaan Tabel 2.1 Hasil pengukuran percobaan karakteristik dioda No Bias Maju Bias Mundur V D I D V D I D

33 Gambar 2.13 Kurva karakteristik dioda saat forward bias Gambar 2.14 Kurva karakteristik dioda saat reverse bias 20

34 2.7 Analisa Data 21

35 2.8 Kesimpulan 22

36 3 RANGKAIAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH 3.1 Tujuan 1) Dapat merancang rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh. 2) Mengetahui cara karja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh. 3.2 Instrumen yang Digunakan 1) Power supply 2) Panel percobaan 3) Multimeter 4) Kabel penghubung 5) Osciloscope 3.3 Teori Penyearah Setengah Gelombang Sebuah penyearah adalah merupakan rangkaian yang mengkonversikan sinyal ac (bolakbalik) menjadi sinyal dc (searah). Diode banyak digunakan pada penyearah. Penyearah setengah gelombang satu fasa adalah merupakan rangkaian penyearah yang paling sederhana sehingga jarang sekali digunakan pada aplikasi industri. Namun demikian, penyearah ini berguna untuk memahami prinsip dari opersi penyearah. Diagram rangkaian dengan beban resislif ditunjukkan pada Gambar 3.1. Prinsip kerja dari penyearah setengah gelombang adalah pada saat sinyal input bersiklus positif maka dioda mendapat prategangan maju (forward bias) sehingga arus dapat mengalir ke beban, dan sebalinya bila sinyal input berupa siklus negatif maka dioda mendapat prategangan mundur (reverse bias) sehingga arus tidak dapat mengalir. 23

37 Gambar 3.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang Ada beberapa jenis rangkaian penyearah, dan kinerjanya dihitung dengan parameterparameter sebagai berikut: Nilai rata-rata tegangan keluaran (beban), Nilai rata-rata arus keluaran (beban), Keluaran dc power, = (3.1) Nilai rms tegangan keluaran, Nilai rms arus keluaran, Keluaran ac power, = (3.2) Efisiensi (rectification ratio) sebuah penyearah dapat didefinisikan sebagai = (3.3) Tegangan keluaran dapat dikatakan merupakan gabungan dua buah komponen: (1) nilai komponen dc, dan (2) komponen ac atau ripple. Nilai efektif (rms) dari komponen ac adalah = (3.4) Faktor bentuk (Form Factor), yang mengukur bentuk tegangan keluaran adalah = (3.5) Faktor ripple (Ripple Factor), yang mengukur kandungan ripple adalah = (3.6) Dengan mensubtitusikan Persamaan (3.4) ke dalam Persamaan (3.6) maka faktor ripple dapat dinyatakan sebagai 24

38 = 1 = 1 (3.7) adalah Untuk tegangan sinusoidal ( )= sin untuk 0 2, nilai rms tegangan keluar Tegangan rms pada sekunder trafo adalah = 2 (3.8) = 2 (3.9) Tegangan keluaran rata-rata dc pada penyearah setengah gelombang adalah = = = (3.10) Penyearah Gelombang Penuh Metode Bridge Proses terjadinya output gelombang penuh metode bridge adalah ketika tegangan input sinusoida ( ) setengah siklus gelombang positif, maka dan akan konduksi karena mendapat prategangan maju (forward bias), sedangkan dan tidak konduksi karena mendapat prategangan mundur (reverse bias), sehingga arus akan mengalir melalui,, dan. Pada saat rangkaian jembatan mendapat bagian negatif dari siklus sinyal ac, maka dan akan konduksi karena mendapat prategangan maju, sedangkan dan tidak konduksi karena mendapat prategangan mundur, sehingga arus akan mengalir melalui,, dan. Gambar 3.2 Penyearah gelombang penuh metode bridge Tegangan rata-rata dc pada penyearah gelombang penuh adalah = = 2 = (3.11) Nilai rms tegangan kuluaran adalah = 2 (3.12) 25

39 3.3.3 Penyearah Gelombang Penuh Dengan Travo CT (Center Tapped) Penyearah gelombang penuh yang kedua adalah seperti pada Gambar 3.3 yang hanya membutuhkan dua dioda tapi membutuhkan trafo CT. Gambar 3.3 Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Saat tegangan input sinusoida ( ) setengah gelombang positif, mendapat prategangan maju sehingga akan konduksi sedangkan mendapat prategangan mundur sehingga tidak akan konduksi, maka arus akan mengalir melalui dan. Tegangan beban akan memiliki bentuk yang sama dengan tegangan sinyal input setengah siklus positif. Gambar 3.4 Kondisi rangkaian saat sinyal input setengah siklus positif Saat tegangan input sinusoida ( ) setengah gelombang negatif, mendapat prategangan maju sehingga akan konduksi sedangkan mendapat prategangan mundur sehingga tidak akan konduksi, maka arus akan mengalir melalui dan. Tegangan beban akan memiliki bentuk yang sama dengan tegangan sinyal input setengah siklus negatif. Gambar 3.5 Kondisi rangkaian saat sinyal input setengah siklus negatif 26

40 3.4 Tugas Pendahuluan 1) Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input ( ( )= 5 sin(100 )) dan gelombang outputnya. 2) Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan Center-Tapped dan gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input ( ( )= 10 sin( )) dan gelombang outputnya. 3) Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan mode bridge dan gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input ( ( )= 15sin( )) dan gelombang outputnya. 3.5 Prosedur Percobaan Penyearah Setengah Gelombang 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar ) Ukur tegangan lilitan sekunder trafo ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada Tabel ) Ukur tegangan keluaran ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada Tabel ) Simpan gelombang masukan ( ) dan keluaran ( ) pada oscilloscope. Gambar 3.6 Percobaan penyearah setengah gelombang Penyearah Gelombang Penuh Dengan Metode Bridge 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar ) Ukur tegangan lilitan sekunder trafo ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada Tabel ) Ukur tegangan keluaran ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada. 4) Simpan gelombang masukan ( ) dan keluaran ( ) pada oscilloscope. 27

41 Gambar 3.7 Percobaan penyearah gelombang penuh Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar ) Ukur tegangan lilitan sekunder trafo ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada Tabel ) Ukur tegangan keluaran ( ) menggunakan oscilloscope dan catat pada Tabel ) Simpan gelombang masukan ( ) dan keluaran ( ) pada oscilloscope. Gambar 3.8 Percobaan penyearah gelombag penuh dengan trafo CT 3.6 Data Percobaan Percobaan Penyearah Setengah Gelombang 1) Hitunglah nilai tegangan keluaran secara teori dan masukkan pada Tabel ) Gambarlah bentuk gelombang tegangan lilitan sekunder trafo ( ) pada Gambar ) Gambarlah bentuk gelombang tegangan keluaran ( ) pada Gambar ) Hitung Ripple Factor dan masukkan ke Tabel 3.4. Tabel 3.1 Tegangan penyearah setengah gelombang Tegangan Input Praktik Tegangan Output Teori 28

42 Gambar 3.9 Gelombang tegangan lilitan sekunder trafo Gambar 3.10 Tegangan keluaran penyearah setengah gelombang Percobaan Penyearah Gelombang Penuh Metode Bridge 1) Hitunglah nilai tegangan keluaran secara teori dan masukkan pada Tabel ) Gambarlah bentuk gelombang tegangan keluaran ( ) pada Gambar ) Hitung Ripple Factor dan masukkan ke Tabel

43 Tabel 3.2 Tegangan penyearah gelombang penuh metode bridge Tegangan Input Praktik Tegangan Output Teori Gambar 3.11 Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh metode bridge Percobaan Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT 1) Hitunglah nilai tegangan keluaran secara teori dan masukkan pada Tabel ) Gambarlah bentuk gelombang tegangan keluaran ( ) pada Gambar ) Hitung Ripple Factor dan masukkan ke Tabel 3.4. Tabel 3.3 Tegangan penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Tegangan Input Praktik Tegangan Output Teori 30

44 Gambar 3.12 Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh dengan trafo CT Tabel 3.4 Rippel Factor Percobaan FF RF

45 3.7 Analisa 32

46 3.8 Kesimpulan 33

47 4 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 4.1 Tujuan 1) Memahami hubungan antara sinyal input dengan sinyal output pada rangkaian seri dan parallel dioda clipper. 2) Memahami tegangan output dari rangkaian clamper positif dan negatif. 4.2 Instrumen yang Digunakan 1) Power supply 2) Panel percobaan 3) Multimeter 4) Kabel penghubung 5) Osiloskop 4.3 Teori Clipper Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai pembatas tegangan (voltage limiter). Rangkaian ini berguna untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu level tegangan tertentu. Rangkaian ini juga berguna untuk pembentukan sinyal dan melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Berdasarkan level tegangan yang dibatasi terdapat dua jenis rangkaian clipper : Positive limiter: pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian positifnya. Negative limiter: pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian negatif-nya. Berdasarkan susunan rangkaian terdapat dua jenis rangkaian clipper: Clipper Seri Pada rangkaian clipper seri, dioda dirangkai secara seri dengan sumber sinyal input. Arah kutub dioda menentukan jenis sinyal terpotong. 34

48 (a) (b) Gambar 4.1 Clipper seri (a) negatif dan (b) positif Contoh kasus pada Gambar 4.1b, saat sinyal input bernilai positif maka dioda akan berada dalam keadaan bias mundur (reverse bias) sehingga tidak ada arus yang mengalir pada resistor, akibatnya tidak ada tegangan output. Saat sinyal input negatif, dioda akan dalam keadaan bias maju (forward bias) sehingga arus dapat mengalir pada resistor dan dihasilkan tegangan output. Besaran tegangan keluaran ( ) yaitu: = + (4.1) Dimana adalah hambatan dioda, saat keadaan bias maju nilai sangat kecil sehingga =, dengan demikian pada negatif tidak ada tegangan yang terpotong. Clipper Parallel Pada rangkaian clipper parallel, dioda dipasang secara parallel dengan sumber sinyal input ( ). Pada dasarnya cara kerja clipper parallel sama dengan clipper seri. (a) (b) Gambar 4.2 Clipper parallel (a) negatif dan (b) positif (a) Gambar 4.3 Clipper seri dibias (a) negatif dan (b) positif (b) 35

49 Clipper Seri Dibias Pada rangkaian clipper seri dibias, dioda dipasang secara seri dengan sumber sinyal input ( ). Pada dasarnya cara kerja clipper parallel dibias sama dengan clipper seri dibias. Clipper Parallel Dibias Pada rangkaian ini dioda diberi bias dari sumber tegangan ( ). Besar tegangan yang terpotong akan tergantung pada tegangan bias yang diberikan. Pada clipper dibias, agar dioda dapat konduksi, harus lebih besar dari. Selama kondisi itu terpenuhi maka dioda berlaku sebagai saklar tertutup, sehingga =. Ketika kurang dari dioda berfungsi seperti saklar terbuka dan rangkaian kembali seperi pembagi tegangan biasa. (a) (b) Gambar 4.4 Clipper parallel dibias (a) negatif dan (b) positif Clamper Rangkaian clamper adalah rangkaian yang terbuat dari dioda, resistor, dan kapasitor. Fungsi rangkaian clamper adalah untuk menggeser sinyal sehingga puncak sinyal jatuh pada suatu level tegangan tertentu tanpa mengubah bentuk sinyal inputnya. Untuk mempermudah analisa, penggeseran sinyal yang diakibatkan oleh kapasitor dapat digantikan dengan sumber dc (battery). Pemilihan nilai resistor dan kapasitor pada rangkaian clamper harus dipastikan konstanta waktunya yang didapat dari persamaan = sengat besar untuk memastikan tegangan kapasitor tidak berkurang secara signifikan selama dioda tidak konduksi. Dalam rangka untuk tujuan praktik, kita asumsikan bahwa lama kapasitor untuk mengisi muatan sampai penuh dan discharge adalah lima kali dari konstanta waktu, jadi 5 2. (a) Gambar 4.5 Clamper (a) positif dan (b) negatif (b) 36

50 Pada clamper dibias, tegangan dc yang ditambahakan pada sumber sumber ac tidak hanya berasal dari kapasitor akan tetapi juga berasal dari sumber dc lain. Penambahan sumber dc ini dapat digunakan untuk mengatur posisi gelombang yang di-clamper. 4.4 Tugas Pendahuluan (a) (b) Gambar 4.6 Clamper dibias (a) positif dan (b) negatif 1) Sebutkan perbedaan antara rangkaian clamper dan clipper! 2) Buat simulasi rangkaian clipper positif dan clamper negatif dengan menggunakan perangkat lunak Proteus! (Print screen gambar rangkaian, sinyal dan sinyal ) 4.5 Prosedur Percobaan Clipper Seri 1) Buatlah rangkaian clipper seri positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh Clipper Parallel 1) Buatlah rangkaian clipper parallel positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh Clipper Seri Dibias 1) Buatlah rangkaian clipper seri dibias positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh Clipper Parallel Dibias 1) Buatlah rangkaian clipper parallel dibias positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh. 37

51 4.5.5 Clamper 1) Buatlah rangkaian clamper positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh Clamper Dibias 1) Buatlah rangkaian clamper dibias positif dan negatif seperti pada Gambar ) Beri input tegangan ac.... 3) Hubungkan oscilloscope dengan output rangkaian. 4) Amati dan simpan gambar dari sinyal tegangan yang diperoleh. 38

52 4.6 Data Percobaan Data Rangkaian Clipper Seri Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clipper Positif Output Rangkaian Clipper Negatif 39

53 4.6.2 Data Rangkaian Clipper Parallel Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clipper Positif Output Rangkaian Clipper Negatif 40

54 4.6.3 Data Clipper Seri Dibias Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clipper Seri Dibias Positif Output Rangkaian Clipper Seri Dibias Negatif 41

55 4.6.4 Clipper Parallel Dibias Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clipper Dibias Positif Output Rangkaian Clipper Dibias Negatif 42

56 4.6.5 Clamper Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clamper Positif Output Rangkaian Clamper Negatif 43

57 4.6.6 Clamper Dibias Gambar Sinyal Input Output Rangkaian Clamper Dibias Positif Output Rangkaian Clamper Dibias Negatif 44

58 4.7 Analisa 45

59 4.8 Kesimpulan 46

60 5 KARAKTERISTIK DIODA ZENER DAN REGULASI TEGANGAN 5.1 Tujuan 1) Mengetahui komponen elektronika dioda zener. 2) Mengetahui karakteristik dioda zener. 5.2 Instrumen yang Digunakan 1) Power supply 2) Panel percobaan 3) Multimeter 4) Kabel penghubung 5.3 Teori Sebagaian besar kegunaan dioda zener adalah untuk regulator tegangan pada catudaya dc. Dioda zener adalah divais PN junction silicon yang berbeda dengan dioda rectifier, karena dioda zener beroperasi pada daerah reverse. Pada Gambar 5.1 ditunjukkan kurva karakteristik dioda zener. Dari kurva tersebut terlihat bahwa terlihat bahwa, ketika dioda mencapai tegangan breakdown, maka tegangannya hampir dapat dikatakan konstan, meskipun terjadi perubahan arus yang besar. Dioda zener didesain untuk beroperasi pada reverse breakdown. Kemampuan untuk menjaga tegangan konstan pada terminalnya adalah kunci utama dari dioda zener. Nilai minimum arus reverse ( ), harus agar dioda tetap pada breakdown untuk dapat menghasilkan regulasi tegangan. Begitu juga arus maksimumnya ( ) harus dijaga agar tidak melebihi power dissipasinya, yang dapat merusakkan dioda. 47

61 Gambar 5.1 Karakteristik kurva V-I dari dioda zener yang umum Pada Gambar 5.2(a) memperlihatkan model ideal dari dioda zener pada reverse breakdown. Pada keadaan ini tegangan konstan yang diberikan oleh dioda sama dengan tegangan nominalnya. Pada Gambar 5.2(b) ditunjukkan model pada kenyataannya di lapangan pada dioda zener, dimana terdapat resistansi zener ( ). Karena kurva tegangan tidak benar-benar vertikal, maka perubahan arus zener yang cukup besar akan menghasilkan perubahan kecil pada tegangan zener, seperti diilustrasikan pada Gambar 5.2(c). Perbandingan antara perubahan tegangan ( ) dan arus zener ( ) adalah resistansi zener ( ). = (5.1) (a) Ideal (b) Secara praktik (c) Kurva karakteristik Gambar 5.2 Rangkaian equivalen dioda zener 48

62 Dioda zener beroperasi pada nilai daya tertentu. Besarnya daya maksimum yang diperbolehkan, dispesifikasikan dengan power dissipasi dc ( ). Sebagai contoh, dioda zener dengan seri 1N746 mempunyai nilai = 500 mw dan seri 1N3305A mempunyai nilai = 50 W. Power dissipasi dc ditentukan dengan persamaan: = (5.2) Masing-masing dioda zener mempunyai tegangan nominal ( ). Sebagai contoh, dioda zener dengan seri 1N4738 mempunyai nilai tegangan nominal = 8.2 V, dengan toleransi 10%, sehingga nilai tegangannya 7.38 V sampai dengan 9.02 V. Sedangkan arus dc maksimum untuk dioda zener ( ) dapat didekati dengan persamaan: = (5.3) Dioda zener dapat digunakan untuk meregulasi tegangan dc yang bervariasi. Apabila tegangan input bervariasi (tentu dengan batasan tertentu), maka dioda zener menjaga tegangan output pada terminalnya mendekati konstan. Pada rangkaian regulasi zener secara umum terdapat tiga macam kondisi, yaitu (1) regulasi zener dengan sumber tegangan dan beban tetap, (2) sumber tegangan tetap dan beban bervariasi, dan (3) sumber tegangan bervariasi dan beban tetap Sumber Tegangan dan Beban Tetap Rangkaian dioda zener sebagai regulator ditunjukkan pada Gambar 5.3. Sumber tegangan dc dan beban yang digunakan tetap. Untuk menganalisanya dapat dilakukan dengan dua tahap. Gambar 5.3 Regulator menggunakan zener 1. Menentukan keadaan dioda zener ( on atau off ) dengan cara menghilangkan dioda zener pada rangkaian dan menghitung tegangan rangkaian terbuka. 49

63 Gambar 5.4 Menentukan kondisi dioda zener Dengan menghilangkan dioda zener, akan menghasilkan rangkaian seperti pada Gambar 5.4. Menggunakan aturan pembagi tegangan akan menghasilkan = = + (5.4) Jika, dioda zener dalam keadaan on. Jika, dioda zener dalam keadaan off. 2. Mensubstitusikan rangkaian equivalen dioda zener dan menyelesaikan yang belum diketahui. Untuk rangkaian pada Gambar 5.3, keadaan on akan menghasilkan rangkaian equivalen seperti pada Gambar 5.5. Semenjak terhubung secara parallel dengan maka nilai tegangan harus sama, maka = (5.5) Gambar 5.5 Mensubstitusikan equivalen zener untuk kondisi on Dengan menggunakan hukum Kirchhoff arus, menghasilkan dimana = + (5.6) = (5.7) dan = = (5.8) Jika dioda zener dalam keadaan on, tegangan dioda tidak atau melainkan volt. 50

64 5.3.2 Sumber Tegangan Tetap dan Beban Bervariasi Terlalu kecil nilai resistansi beban akan membuat tegangan menjadi lebih kecil dari dan dioda zener akan dalam keadaan off. Saat menentukan nilai resistansi beban minimal pada Gambar 5.3 saat dioda zener dalam keadaan on, nilai akan menghasilkan tegangan beban sama dengan tegangan dioda zener ( = ). = = + Menyelesaikan, akan menjadi = (5.9) Setiap nilai resistansi beban lebih besar dari yang dihitung menggunakan Persamaan (5.9) akan memastikan dioda zener dalam keadaan on dan dioda zener dapat digantikan dengan sumber tegangan. Dan maksimal arus pada beban adalah = = (5.10) Saat dioda zener keadaan on, tegangan akan selalu tetap pada Dan juga tetap pada = (5.11) Arus dioda zener adalah = (5.12) = (5.13) Dari Persamaan (5.13) akan menghasilkan minimum jika maksimum, dan maksimum jika minimum, saat konstan. Pada datasheet, dibatasi oleh, ini akan berpengaruh terhadap dan. Mensubstitusikan untuk akan menghasilkan minimum. dan maksimum resistansi beban adalah = (5.14) = (5.15) 51

65 5.3.3 Sumber Tegangan Bervariasi dan Beban Tetap Untuk memastikan dioda zener on, tegangan intput input adalah harus besar, dan minimal tegangan = = + dan = ( + ) (5.16) Nilai maksimum tegangan input dibatasi oleh maksimum arus dioda zener. = + (5.17) Ketika tetap pada dan adalah nilai masimum, maksimum dapat dicari dengan = + = + (5.18) 5.4 Tugas Pendahuluan 1) Rangkain regulasi dioda zener seperti pada Gambar 5.6, tentukan,,, dan. 2) Ulangi tugas nomer (1) dengan mengganti = 3 kω. 5.5 Prosedur Percobaan Karakteristik Dioda Zener Gambar 5.6 Rangakain regulasi dioda zener 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar ) Ukurlah dan mulai dari sumber tegangan dc 0 V, kemudian sumber tegangan dc dinaikkan secara berlahan dengan step 1 V sampai mencapai 15 V, kemudian tuliskan datanya pada Tabel

66 5.5.2 Regulasi Tegangan Gambar 5.7 Rangkaian percobaan karakteristik zener 1) Buatlah rangkaian seperti pada Gambar ) Ukurlah arus total, arus zener, arus beban, dan tegangan output, kemudian tuliskan datanya pada Tabel ) Ulangi langkah (1) dengan mengganti nilai resistansi beban = 680 Ω. 4) Ukurlah arus total, arus zener, arus beban, dan tegangan output, kemudian tuliskan datanya pada Tabel Data Percobaan Gambar 5.8 Rangkaian percobaan regulasi zener 1) Dari data pada Tabel 5.1, gambarkan kurva karakteristik zener untuk kondisi reverse bias. 2) Dari gambar kurva karakteristik yang telah dibuat, tentukan tegangan knee =... volt. 3) Hitungkan secara teori nilai arus total, arus zener, arus beban pada percobaan regulasi zener denan resistansi beban = 200 Ω, kemudian tuliskan datanya pada Tabel ) Hitungkan secara teori nilai arus total, arus zener, arus beban pada percobaan regulasi zener denan resistansi beban = 680 Ω, kemudian tuliskan datanya pada Tabel

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

RESISTOR DAN HUKUM OHM

RESISTOR DAN HUKUM OHM MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 03 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 1 TUJUAN Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal

Lebih terperinci

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani Bab 1 Bahan Semikonduktor By : M. Ramdhani Tujuan instruksional : Mengerti sifat dasar sebuah bahan Memahami konsep arus pada bahan semikonduktor Memahami konsep bahan semikonduktor sebagai bahan pembentuk

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR SEMIKONDUKTOR ELKDAS.29 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor

Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor 1. RINGKASAN TEORI Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA

MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA DISUSUN OLEH: NAMA: SUBHAN HUSAIN NIM:300014003 JURUSAN: D3 TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

TRANSISTOR. Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TRANSISTOR Pengantar Teknik Elektronika Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto TIK Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa memahami

Lebih terperinci

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LSTRK 9.1 Bahan Semikonduktor Dalam pengetahuan bahan teknik listrik dikenal tiga jenis material, yaitu bahan konduktor, bahan semikonduktor, dan bahan isolator. Bahan konduktor

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom

Atom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat

Lebih terperinci

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id Teori Semikonduktor Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana maulana.lecture.ub.ac.id Content Konduktor Semikonduktor Kristal silikon Semikonduktor Intrinsik Jenis aliran Doping semikonduktor Doping ekstrinsik

Lebih terperinci

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda KEGIATAN BELAJAR 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari dioda b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i diode c. Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda 4.4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit

ELEKTRONIKA DASAR. Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit ELEKTRONIKA DASAR Kode matkul : 727 SKS : 4 SKS Waktu : 180 menit Tujuan mata kuliah ELDAS Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari komponenkomponen elektronika dan penerapan dalam suatu rangkaian. POKOK

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Listrik & Bahan Semikonduktor. Rudi Susanto

Praktikum Rangkaian Listrik & Bahan Semikonduktor. Rudi Susanto Praktikum Rangkaian Listrik & Bahan Semikonduktor Rudi Susanto 1 Praktikum Electronics Workbench (EWB) Electronics Workbench (EWB) adalah sebuah software yang menyediakan berbagai komponen dan instrumen

Lebih terperinci

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur BAB III Rangkaian Doda Dan Aplikasi 3.1 Pendahuluan 3.2 Metoda Grafis 3.2.1 Analisa Rangkaian DC 3.2.2 Analisa Rangkaian AC 3.3 Metoda Dengan Model 3.3.1 Penggunaan Aproksimasi 3.3.2 Contoh-Contoh Penerapan

Lebih terperinci

Semikonduktor. PDF created with pdffactory Pro trial version

Semikonduktor. PDF created with pdffactory Pro trial version Semikonduktor Prinsip Dasar Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain 1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto telk telk LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 28 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 204 MODUL MATA

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

ELEKTRONIKA. Materi 4 : Fisika Semikonduktor. Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana ELEKTRONIKA Materi 4 : Fisika Semikonduktor Oleh: I Nyoman Outline Konduktor Inti atom Elektron bebas Semikonduktor Atom silikon Ikatan kovalen Penyatuan valensi Hole Rekombinasi & lifetime Semikonduktor

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 1 TUJUAN Memahami perbedaan konfigurasi

Lebih terperinci

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : DIODA Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END Materi 6 : Dioda Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa hal berikut : 1. Karakteristik Dioda 2. Jenis Dioda

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Tingkat Energi & Orbit Elektron ANALISIS LANJUTAN Pita Energi Semikonduktor Intrinsik Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Elektronika 1 23 Irwan Arifin 2004 P-N Junction Elektronika 1 24 Irwan Arifin

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Resistor. Gambar Resistor

Resistor. Gambar Resistor Resistor Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. TRANSISTOR Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Untuk membedakan transistor PNP dan NPN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Operational Amplifier Gambar 3.1 Operational Amplifier Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener 2. Memahami pengunaan dioda-dioda tersebut 3. Mempelajari macam-macam filter yang biasa

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener. 2. Memahami penggunaan dioda-dioda tersebut. 2. Pendahuluan 2.1 Karakteristik Dioda Dalam

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

PENGERTIAN SEMIKONDUKTOR

PENGERTIAN SEMIKONDUKTOR KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN SEMIKONDUKTOR Lembar Informasi 1. Struktur Atom Semikonduktor Operasi semua komponen benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta OpAmp atau rangkaian

Lebih terperinci

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

Satuan Acara Perkuliahan

Satuan Acara Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan Mata kuliah : ELEKTRONIKA DASAR Kode : F1 442 SKS : 3 SKS Nama Dosen : 1. Drs Purwanto Fajar HM,M.Pd 2. Drs.Agus Danwan, M.Si. 3. Dra.Yiyu R Tayubi, M.Si. Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I

LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I LAPORAN KERJA ELEKTRONIKA DASAR SEMICONDUCTOR I DisusunOleh : NAMA NIM 1. RizkaCindyantika Tiara AyuPratiwi 0220120070 2. WillyartoKuswanto 0220120074 3. Yoga Damara 0220120075 PRODI : MEKATRONIKA POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

MODUL 5 RANGKAIAN AC 2. STUDI PUSTAKA

MODUL 5 RANGKAIAN AC 2. STUDI PUSTAKA MODUL 5 RANGKAIAN AC Ingmar Ramzan Shidqi (13214057) Asisten: Muhammad Arief Maru (13212024) Tanggal Percobaan: 9/2/2016 EL2205-Praktikum Elektronika Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias Transistor Bipolar Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

KRISTAL SEMIKONDUKTOR

KRISTAL SEMIKONDUKTOR KRISTAL SEMIKONDUKTOR Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor

Lebih terperinci

Nama : Asisten : NPM : Kelompok :

Nama : Asisten : NPM : Kelompok : Nama : Asisten : NPM : Kelompok : Gambarkan grafik karakteristik I-V silicon diode pada kotak yang disediakan Jelaskan berdasarkan gambar yang kalian buat a. Zener Region b. Reverse bias c. Forward bias

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA DIODA Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya untuk melindungi perangkat tersebut jika anda

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan Transistor Bipolar oleh aswan hamonangan Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias

Lebih terperinci

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL SEMIKONDUKTOR OLEH: KELOMPOK III. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2011/2012

KUMPULAN SOAL SEMIKONDUKTOR OLEH: KELOMPOK III. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2011/2012 Tugas Material Elektro Teknik KUMPULAN SOAL SEMIKONDUKTOR OLEH: KELOMPOK III Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2011/2012 PUTU NOPA GUNAWAN ( D411 10 009) 1. Urutkan unsure semikonduktor

Lebih terperinci

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya! TUGAS DAN EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya? Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan elektronika solid-state untuk pengendalian dan konversi tenaga listrik. Elektronika

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH

Lebih terperinci