Sudut sudut yang diperhalus dengan bentuk lengkung sehingga tercipta kesan satu kesatuan. Difokuskan untuk mengakomodasi umat dan petugas liturgi sert
|
|
- Ivan Surya Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI IMPLEMENTASI KONSEP DESAIN INTERIOR 6.1. Konsep Citra Menampilkan citra esensial gereja yang mencerminkan : 1) Spiritualisme dan kedamaian yang ditawarkan dan yang ingin dicapai, dengan menguatkan bentuk bentuk khas gereja Katolik seperti lengkung runcing pada dinding belakang altar dan profil ceiling serta railing balkon. Embelishment pilar yang memberikan kesan pergerakan keatas menuju kesederhanaan surgawi dari keruwetan manusiawi. 2) Kesucian yang tidak dapat ditemukan di ruang / tempat lainnya dengan bantuan penggunaan warna putih yang dominan dan bersifat suci, bersih, dan sederhana. 3) Keterbukaan terhadap siapa saja yang ingin masuk ke rumah Tuhan dengan desain yang tidak mengintimidasi dan warna yang hangat dan netral. 4) Kesunyian / kesyahduan dari kebisingan dunia luar dengan menggunakan material kaca pada dinding gereja, karpet pada lantai ruang pengakuan dosa, dan pencahayaan yang intim. 5) Keasrian / kesetaraan lingkungan untuk semua ras, golongan, status sosial, usia, profesi, keadaan diri dan keamanan serta kenyamanan untuk berada di ruang / lingkungan gereja dengan penggunaan material alami seperti batu alam, konkrit dan kayu untuk semua elemen furniture gereja. 1
2 Sudut sudut yang diperhalus dengan bentuk lengkung sehingga tercipta kesan satu kesatuan. Difokuskan untuk mengakomodasi umat dan petugas liturgi serta kongregasi dalam pencapaian momentum spiritual secara klimaks / maksimal. Gambar 6.1. Implementasi Konsep Citra 2
3 6.2. Konsep Bentuk Penginjil : Berikut adalah bentuk yang digunakan dalam desain gereja St. Yohanes 1) Bentuk bentuk organis dan dinamis yang melambangkan pergerakan / fleksibilitas gereja dalam beradaptasi terhadap lingkungan sekitar, seperti bentuk lengkung yang digunakan dalam treatment sudut dinding altar, sudut ruang pengakuan dosa, sudut devosi, dan bangku umat. Embelishment pada pilar kolom utama, meja altar dan stand tabernakel yang agak geometris melambangkan arah pergerakan keatas yang menuju kesederhanaan. 2) Bentuk bentuk yang jelas, sehingga membantu menciptakan batas batas sirkulasi dengan jelas, dengan digunakannya tidak lebih dari 2 dua bentuk pada satu area. 3) Bentuk bentuk dengan permukaan dan kesan halus, tidak mengintimidasi dan mengalir sehingga tidak mengganggu konsentrasi / perhatian umat seperti sudut sudut yang diperhalus dengan bentuk yang lebih melengkung. 4) Bentuk bentuk yang asli ciri khas gereja Katolik dengan elemen elemen dan dekorasinya seperti yang digunakan pada profil ceiling, railing balkon, dan kaca belakang altar dan depan gereja. 3
4 Difokuskan untuk mendukung filosofi / pandangan gereja yang beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Gambar 6.2. Implementasi Konsep Bentuk 6.3. Konsep Material Material yang digunakan dalam desain gereja St. Yohanes Penginjil adalah sebagai berikut: i. Batu alam : Melambangkan material yang solid, firm, tradisional, dan tahan lama. Digunakan pada lantai area umat, altar, ruang sakristi, dan ruang misdinar. ii. Kaca : Sebuah material yang modern dan sustainable. Digunakan pada dinding gereja, pintu, dan stasi jalan salib 4
5 iii. Kayu : Material yang tradisional, khas negara tropis, dan solid. Digunakan pada salib, pintu ruang pengakuan dosa, bangku umat, sandaran lutut, seluruh kursi dan furniture lainnya, gagang railing balkon, pintu ruang sakristi dan misdinar, serta pintu toilet. iv. Alumunium : Sebuah metal yang bersifat modern, ringan, dan sustainable. Digunakan pada frame kaca dinding belakang altar dan depan gereja, frame pintu dan dinding kaca gereja. v. Stainless steel : Material metal yang ringan, dan modern, digunakan sebagai material embelishment meja altar, dan embelishment pilar / kolom utama. vi. Baja : Solid, kuat, kokoh, modern, durable, dan sustainable merupakan sifat dari material tersebut. Digunakan sebagai struktur dalam bangunan gereja dan candelabra. dan railing balkon. vii. Konkrit : Semen merupakan material yang tahan lama, kuat, kokoh, solid, dan juga tradisional. Digunakan pada struktur bangunan gereja, stand tabernakel, dan konstruksi meja altar. 5
6 viii. Kain & kulit : Merupakan material yang tradisional. Kain digunakan sebagai bantalan kursi misdinar, koor, dan kursi pastor di ruang pengakuan dosa. Kulit digunakan sebagai material pelapis sandaran lutut. Difokuskan untuk mendukung perancangan yang sesuai filosofi dan aturan bangunan gereja, juga mendukung perancangan sustainable and durable design. 6
7 Gambar 6.3. Implementasi Konsep Material 6.4. Konsep Warna Efek psikologis yang ingin ditimbulkan oleh penggunaan warna adalah sebagai berikut : i. Putih : Pada seluruh dinding konkrit gereja dan pilar utama, untuk memberikan efek bersih, terbuka, suci, anggun, dan netral. ii. Abu abu tua, abu abu muda, hitam, & perak : Warna abu abu muda pada bangku umat, mimbar, kredens, meja persembahan, dan altar. Warna abu abu tua dan kitam pada kursi misdinar, sedilia, dan kursi anggota kor. Kedua tone abu abu tersebut dan hitam memberikan kesan anggun. Aksen 7
8 warna perak menegaskan dan memberi kesan hidup terhadap kombinasi warna warna tersebut. iii. Off white, beige, &kayu muda : Netral dan menenangkan adalah kesan yang ditimbulkan oleh warna warna tersebut. Warna off white dengan arah tone keabu - abuan digunakan pada lantai gereja dan toilet. Warna kayu muda digunakan pada partisi, dinding ruang pengakuan dosa, dan furniture ruang pengakuan dosa serta furniture ruang sakristi dan ruang misdinar. Beige digunakan pada ruang sakristi, misdinar, dan gudang. Difokuskan untuk menghindari kesan tua, gelap, gloomy dan spooky. 8
9 Gambar 6.4. Implementasi Konsep Warna 6.5. Konsep Furniture Furniture yang digunakan harus merupakan furniture yang mampu mengakomodasi umat dan petugas gereja, seperti : i. Furniture yang praktis, yang memungkinkan untuk digeser / dipindahkan untuk masalah maintenance. ii. Klasik, yang mampu dipakai untuk jenjang waktu yang lama sehingga tidak lekang waktu dan secara desain mampu masuk ke beragam style, dengan tidak menggunakan desain yang kaku dan statis. iii. Dapat membaur dengan elemen desain gereja lainnya, sehingga menciptakan sebuah kesatuan. Hal ini diimplementasikan 9
10 dengan penggunaan bentuk lengkung pada bangku umat yang disesuaikan dengan mayoritas bentuk lengkung area sakral dan sudut dinding gereja serta profil ceiling dan kaca belakang altar. iv. Solid, mampu menahan berat beban dengan kuat dan juga tahan lama, dengan diberikan semprotan pelapis anti jamur dan rayap pada bangku umat, juga seluruh furniture kayu lainnya. Material solid yang lainnya adalah standtabernakel dan meja altar yang terbuat dari konkrit. v. Nyaman untuk digunakan oleh siapapun, tidak tergantung usia, gender, status, ataupun ras dengan tidak menggunakan warna yang mencolok atau dominan dan dengan material cushion pada bagian punggung dan bokong pada bangku umat serta seluruh kursi gereja dan juga sandaran lutut. vi. Simple. Sehingga tidak mengurangi nilai fungsi dan mendistraksi perhatian / konsentrasi umat dan petugas gereja, dengan desain yang tidak melibatkan banyak ornamen dan hiasan pada seluruh furniture gereja. Difokuskan untuk mendukung sirkulasi, tata letak, serta pencapaian momentum spiritual umat dan peugas liturgi. 10
11 Gambar 6.5. Implementasi Konsep Furniture 6.6. Konsep Pencahayaan Selain pencahayaan alami, gereja St. Yohanes Penginjil menggunakan pencahayaan buatan sebagai berikut : i. Downlight, digunakan pada seluruh area umat, ruang pengakuan dosa, sakristi, ruang misdinar, dan toilet ii. Uplight, diletakkan di lantai area umat untuk mempertegas jalur sirkulasi umat dan memberikan kesan dramatis 11
12 iii. Spotlight. digunakan pada area sudut devosi, dan dinding kaca belakang altar dan depan gereja. iv. Click Strip, pada profil gipsum ceiling, untuk memberikan kesan glowing dan menguatkan ambience v. Wall Washer, digunakan untuk memberikan kesan glowing dan dramatis pada pilar / kolom utama Difokuskan untuk mendukung daya visual umat dan petugas liturgi yang terdiri dari beragam usia, kondisi fisik, dalam membaca teks, melihat area altar dan sekitarnya, menerangi jalur sirkulasi dengan baik dan membantu pencapaian momentum spiritual. Gambar 6.6. Implementasi Konsep Pencahayaan 12
13 6.7. Konsep Penghawaan Dukungan sistem penghawaan buatan sangat dibutuhkan diseluruh area gereja. Menggunakan 12 unit AC casette (sentral) pada area umat dan sakral, 2unit AC standing 2 PK pada balkon, 1 unit AC 1 1/2 PKpada masing masing ruangan sakristi dan ruang misdinar. Difokuskan untuk menunjang kenyamanan umat dengan beragam usia dan kondisi fisik. Gambar 6.7. Implementasi Konsep Penghawaan 6.8. Pemaknaan Dalam Implementasi Desain Begitu umat masuk pintu utama area umat dirancang sebuah ruangan dimana umat dapat merasa nyaman dengan keadaan diri mereka masing masing dan menemukan kedamaian serta dapat meninggalkan beban yang ada dalam diri mereka masing masing. Namun kenyamanan tersebut bukan kenyamanan dan 13
14 kedamaian manusiawi, melainkan yang datang dari sesuatu yang besar, diluar kuasa atau kemampuan manusia. Hal ini dapat didukung dari suasana dan citra / suasana ruang yang intim, suci, syahdu dan bersih. Berikut ini adalah penjelasan pemaknaan dalam implementasi desain pada gereja St. Yohanes Penginjil Blok B Pemaknaan Pada Lantai Area Umat Analogi tuntunan cahaya yang menuntun umat dari kegelisahan atau keadaan diri yang resah menuju tempat yang dapat digunakan untuk mencari solusi, pencerahan, dan berterima kasih pada kuasa besar merupakan pemaknaan yang diterapkan pada bagian lantai gereja. Peletakan titik lampu di lantai yang mengarahkan umat kepada tempat yang dapat mereka gunakan untuk bersujud syukur, menyembah, meminta tolong kepada Tuhan merupakan salah satu contoh penerapan yang dirancang untuk menciptakan analogi tersebut. Selain titik lampu, penggunaan material lantai dirancang untuk menimbulkan kesan bahwa umat memasuki ruangan tersebut, yang merupakan sebuah dunia; tetapi bukan dunia yang umat itu diami sekarang, pada saat itu. Melainkan sebuah dunia yang dituju oleh umat. Material marmer digunakan untuk mencerminkan kesan natural; yang diciptakan oleh alam, bukan manusia. Marmer dapat mencitrakan sesuatu yang bersih, yang dapat mencerminkan ketuhanan itu sendiri. Kilapan marmer dapat menjadi analogi pantulan / refleksi keadaan diri umat saat itu. Penggunaan marmer pada seluruh lantai gereja juga bertujuan agar tercipta satu kesatuan umat yang bersama sama sebagai anggota kongregasi gereja berjalan menuju kesakralan. 14
15 Pemaknaan Pada Dinding Area Umat Ketika memasuki ruangan gereja umat harus dapat meninggalkan sejenak kehidupan / rutinitas manusiawi mereka. Hal ini dapat dibantu dengan memberikan stimulus atau dorongan kepada setiap umat agar mendapatkan kesan spiritual yang tidak mereka dapatkan di kehidupan sehari hari. Umat harus merasa nyaman, lepas dari kejengahan, rasa takut, dan keresahan untuk mencapai momentum spiritual. Hal ini dapat diciptakan dengan mengurangi sudut ruangan semaksimal mungkin dengan menggunakan lengkungan untuk menutupi sudut sudut tersebut. Penggunaaan lengkungan tersebut juga dapat memberikan rasa kesatuan, keamanan, halus, mengalir dan dinamis. Pada beberapa bagian dinding gereja dilapisi dengan marmer sehingga mempertegas kesan satu kesatuan antara masing masing umat dan juga dengan petugas liturgi. Umat datang ke gereja dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah merefleksikan keadaan diri mereka saat itu yang berkaitan erat dengan faktor faktor manusiawi. Material kaca yang digunakan pada sebagian besar dinding gereja memberikan batasan kasat mata yang memisahkan antara dunia luar / manusiawi dengan umat yang berada di dalam gereja tanpa memusnahkan atau menghilangkan dunia manusiawi tersebut. Penggunaan material kaca juga memberikan kesan lapang, terbuka untuk siapa saja yang ingin masuk ke rumah Tuhan, dan telanjang dalam artian siapa saja yang masuk rumah Tuhan tidak memiliki perbedaan ras, gender, status sosial, atau predikat predikat manusiawi lainnya. 15
16 Pada masing masing sisi gereja terdapat pilar pilar penopang atap gereja yang dibungkus dengan lempengan lempengan stainless steel di setiap pilar. Hal ini melambangkan panjatan doa dan iman umat yang menuju / ditujukan kepada keilahian. Semakin keatas, semakin lurus pula lempengan stainless steel tersebut, yang melambangkan pergerakan menuju kesempurnaan, atau pencerahan yang berasal dari Tuhan. Material stainless steel digunakan untuk memberikan kesan modern dan licin (sleek) serta pengadaptasian filosofi gereja terhadap perkembangan zaman. Pemberian titik lampu pada pilar bertujuan untuk memberikan makna keintiman relasi umat dengan Tuhan. Sebuah relasi yang mesra tetapi tidak vulgar / ekstrim, dan juga tidak seadanya. Demikian halnya akan tercipta sebuah perjalanan spiritual yang erat, mesra, suci, misterius, dan nyaman Pemaknaan Pada Ceiling Area Umat Umat datang ke gereja untuk menghadap kepada sebuah kuasa yang lebih besar, yang tidak mampu diraih secara harafiah oleh manusia. Tidak ada manusia yang lebih sempurna, lebih besar, dan lebih baik daripada Tuhan. Namun pergerakan iman manusia yang mencari kesempurnaan dalam nama Tuhan atau mencari pencerahan agar menjadi manusia yang lebih baik merupakan penggerak gereja unuk tetap hidup / berjalan. Hal ini dapat diperkuat / dilambangkan dengan pemberian batas setinggi tiga meter pada masing masing sisi gereja dan bagian belakang gereja. Ceiling ini juga dilengkapi dengan titik lampu, dimana titik titik lampu tersebut memberikan pendar cahaya yang memberikan analogi titik iman yang dicari oleh 16
17 umat, dan dapat melambangkan juga titik terang dalam setiap kehidupan manusia Pemaknaan Pada Sirkulasi Area Umat Sirkulasi yang berada di dalam gereja merupakan sebuah sirkulasi yang sangat berbeda dari sirkulasi yang terdapat di dalam gedung perkantoran, mal, atau rumah. Hal ini dikarenakan sirkulasi yang di dalam gereja mempunyai arti dan makna yang sangat khusus, yang mengandung makna religius. Umat datang ke gereja untuk mendapatkan alasan, ketenangan, dan momentum spiritualnya masing masing. Oleh karena itu, setiap umat harus terhindar dari distraksi yang dapat ditimbulkan oleh umat lainnya atau karena lingkungan sekitarnya. Sirkulasi utama dalam gereja St. Yohanes Penginjil Blok B merupakan jalur yang berada di tengah dengan kelebaran sebesar 2.8 meter. Hal ini dirancang untuk mengumpulkan arus umat ketika mengikuti sakramen komuni, dimana seluruh umat harus bangkit dari bangkunya dan menyambut tubuh Kristus yang dibagikan oleh pastor dan pembagi komuni yang ada di jalur utama tersebut. Jalur ini sangat lebar mempunyai tujuan agar masing masing umat tidak merasa terganggu dan tidak berdesak desakan sehingga kekhushukan umat tetap terjaga. Hal ini juga untuk memberikan makna bahwa semua umat berkumpul di gereja untuk satu tujuan yang sama, dan bahwa semua umat merupakan sebuah kongregasi yang setara satu sama lainnya. Sirkulasi utama mempunyai 17
18 besaranyang lebih luas dibandingkan sirkulasi yang lain juga memberi tujuan bahwa pintu masuk dan keluar utama terdapat sejajar dengan sirkulasi tersebut. Sirkulasi sekuler terdapat di sisi kiri dan kanan gereja selebar dua meter. Sirkulasi ini bertujuan untuk memberikan jalur yang jelas dan cukup leluasa kepada umat untuk kembali ke tempat duduk masing masing tanpa harus bersenggolan satu sama lain. Jalur ini juga diperuntukkan bagi keleluasaan petugas liturgi yang harus membawa perlengkapan liturgi. Jalur sekuler tidak mempunyai besaran selebar jalur utama yang bertujuan agar memberi makna setelah berkumpul bersama sama menyambut tubuh Kristus, umat kembali dengan hidup dan pengutusannya masing masing Pemaknaan Pada Lantai Area Sakral Area sakral merupakan pusat konsentrasi dari liturgiekaristi dan liturgi sabda. Area sakral harus memberikan makna bahwa area tersebut masih merupakan satu kesatuan dari keseluruhan kongregasi gereja, dimana terdapat didalamnya tabernakel yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tubuh dan darah kristus. Berdasarkan makna tersebut dirancang sebuah area sakral yang menggunakan material yang sama pada lantai area umat yaitu marmer. Hal ini dilakukan untuk melambangkan bahwa gereja merupakan sebuah bahtera kesatuan ilahi dan Yesus Kristus sebagai nahkoda yang memimpin umatnya. Terdapat permainan level pada area sacral, yang bertujuan untuk memberikan batasan atau mempertegas hierarki gereja. Tidak sembarang orang bisa memasuki area sakral, karena area sakral mempunyai tuntutan dan batasannya tertentu. 18
19 Pemaknaan Pada Dinding Area Sakral Ketika perhatian umat tertuju ke area sakral, area sakral tersebut harus memberikan efek psikologis spiritual yang tinggi terhadap umat, melambangkan keagungan Tuhan dan kuasanya, serta melambangkan kehadiran Tuhan pada saat liturgi, dimana memancarkan kesucian, kebersihan, kebesaran, dan keagungannya. Ciri khas gereja Katolik yang berupa lengkungan runcing ditampilkan di dinding latar area sakral. Hal ini bertujuan untuk memberikan stimulus peningkat dan mengingat kembali akan dimana umat sedang berada. Bentuk lengkung juga digunakan pada bagian bawah dinding latar untuk menghilangkan sudut ruangan, sehingga menguatkan suasana kesatuan. Dinding latar gereja menggunakan kaca yang bertujuan untuk mengakomodasi masuknya sinar alami matahari pada pagi dan siang hari untuk mengurangi pemakaian listrik. Hal ini juga memberikan pemaknaan akan kuasa Tuhan yang begitu besar, menciptakan sebuah penerangan alami yang tidak mungkin bisa disamai oleh kemampuan manusia. Makna tersebut juga dapat diwakili olah material marmer yang digunakan di masing masing sisi area sakral. Pada dinding latar area sakral, terdapat satu elemen esensial yang dimiliki oleh seluruh gereja. Salib dengan Yesus Kristus yang tersalib diatasnya. Salib ini menggunakan material kayu yang memberikan makna Yesus sebagai Putra Bapa merupakan satu kesatuan dengan alam yang merupakan hasil ciptaan Tuhan 19
20 Yang Maha Kuasa, yang juga menciptakan kita, manusia sehingga kita merupakan satu kesatuan dengan Yesus Kristus dan Allah Bapa Pemaknaan Pada Ceiling Area Sakral Struktur existing ceiling gereja yang mempunyai ketinggian sebesar 12 meter memberikan dan menguatkan makna akan keagungan dan kebesaran Tuhan serta betapa kecilnya manusia dihadapan Tuhan. Penggunaan kembali bentuk lengkung yang merupakan ciri khas gereja Katolik bertujuan untuk mengenang kembali akan ciri khas iman Katolik dan juga sebagai stimulus yang memberikan efek psikologis kepada umat bahwa mereka berada dalam suatu wadah spiritual yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain. Disinilah mereka akan mendapatkan sebuah perjalanan menuju momentum spiritual yang dapat memberikan mereka pencerahan, rahmat, pertolongan, dan kedamaian. Penggunaan material gipsum untuk menciptakan bentuk lengkung pada profil di ceiling tersebut bertujuan agar menciptakan garis lengkung yang tegas, bersih, smooth, dan dinamis. Peletakan lampu click strip dibelakang profil tersebut bertujuan agar memberikan pendar cahaya yang intim, tidak vulgar, misterius, dan glowing. Hal ini memberikan makna akan cara kerja Tuhan yang misterius / terselubung dalam menjawab pertanyaan atau memberikan jalan keluar untuk umatnya; namun titik terang pasti akan ada ketika kita berusaha sebaik mungkin dan sepenuh iman serta bersabar dalam perjalanan menuju titik tersebut. 20
21 Pemaknaan Pada Sirkulasi Area Sakral Pada pusat konsentrasi ibadat ini, sirkulasi menjadi penting karena pemimpin liturgi melakukan banyak pergerakan yang melibatkan tabernakel, meja altar, mimbar, dan kursi pemimpin. Area sakral juga melibatkan pemazmur, lektor, misdinar, koor dan derigen; sehingga sirkulasi harus diolah menjadi sesederhana mungkin agar tidak terjadi perselisihan jalur dan tetap menghormati tabernakel. Meja altar diletakkan di bagian terdepan area sakral agar dapat dilihat dengan baik oleh seluruh umat. Tabernakel berada diatas stand agar terlihat dengan jelas oleh umat meskipun berada di belakang meja altar. Sirkulasi pada area sakral yang dirancang juga memberikan keleluasaan gerakan pada pemimpin liturgi, lektor, misdinar, koor, derigen dan pemazmur sehingga memberikan kesan dan pemaknaan bahwa yang berada di area sakral merupakan mereka yang mempunyai tugas khusus dan merupakan utusan Tuhan untuk membantu memberikan pengalaman / momentum spiritual kepada umat. 21
22 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Gereja St. Yohanes Penginjil Blok B Lampiran 2. Potongan Melebar Gereja St Yohanes penginjil Blok B 22
23 Lmapiran 3. Potongan Memanjang Gereja St Yohanes penginjil Blok B Lampiran 4. Implementasi Desain Area Sakral 23
24 Lampiran 5. Implementasi Desain Area Umat Lampiran 6. Implementasi Desain Area Balkon 24
25 Lampiran 7. Implementasi Desain Ceiling Lampiran 8. Implementasi Desain Ruang Pengakuan Dosa 25
diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental
Lebih terperincibahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan
BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM... x
ABSTRAK ABSTRAK Biara Katolik SSCC di Yogyakarta merupakan salah satu fasilitas sosial religius yang ditujukan untuk tempat tinggal dan pelatihan para calon imam. Biara ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinci1. Serambi dan Badan Gereja Badan gereja merupakan tempat dimana umat Gereja mengikuti Misa dan kegiatan yang berhubungan dengan acara di Gereja St. M
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin ditampilkan pada Gereja St. Maria Emaculata adalah ruangan dengan sentuhan kesan modern cultural, dimana ruangan berkesan
Lebih terperinciNatural Friendly Neoclassical Style. Architecture
Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4
ABSTRAKSI Gereja adalah salah satu objek arsitektur rumah ibadah yang memiliki banyak makna, tidak hanya makna pragmatic atau fungsional, namun mengandung makna-makna keagamaan, yang di ciptakan peradaban
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciArchitecture. Home Diary #008 / 2015
Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciDOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI
AR 3232 - Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE Nama / NIM : Teresa Zefanya / 152 13 035 DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI Sebuah bidang yang diangkat dapat membentuk
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA
Lebih terperinciELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR
ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila
Lebih terperinciPutih Abu Hitam Coklat
KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa.
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TATA LAKSANA DI GEREJA
TUJUAN TATA LAKSANA Petugas Tata Laksana diperlukan dalam perayaan Misa di Gereja dengan tujuan sebagai berikut: Perayaan Misa dan Ekaristi dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Umat dapat beribadah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL
BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN
Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciGambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1
BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat menghargai adanya perbedaan, bukan hanya perbedaan pada suku, ras atau kebangsaan melainkan perbedaan dalam
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Rak dan Gantungan Pakaian Perancangan rak dan gantungan pakaian yang akan ditempatkan dalam bis khusus rancangan alternatif 3. Dimensi dari lemari gantungan
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANG DALAM
UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan
Lebih terperinciArchitecture. Home Diary #007 / 2014
Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinci1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.
ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciInterior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013
Interior Pe n u lis Mufliah Nurbaiti Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS 72 Kian terbatasnya lahan hunian serta keinginan kemudahan akses mencapai tempat beraktivitas merupakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinci5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut : - Meja Kerja Meja kerja memiliki
Lebih terperinciANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,
Lebih terperincihunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi
1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih
Lebih terperinciDramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.
APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN
Lebih terperinciBAB 4. Analisis dan Bahasan
BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang
Lebih terperinciHASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek
BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kehidupan rutinitasnya menyebabkan kelelahan secara fisik maupun mental. Manusia membutuhkan pembaharuan terutama dalam aspek spiritual karena didalam jiwa yang sehat terdpat tubuh yang sehat.
Lebih terperinciTEoRI DAN DeSAIN TERPILIH
TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciAspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Theravada Konsep ini muncul dari tiga elemen penting dalam interior yaitu e
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR V.1. Konsep Perencanaan Interior Aspek Manusia : Bagan 5.1. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Manusia 54 Aspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep
Lebih terperinciABSTRAK. manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap. manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang
ABSTRAK Kematian merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh banyak orang di manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang
Lebih terperinci1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis
RUANG SAKRA Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti Dasar Biblis 1 Kitab Nabi Yehezkiel 40:48 47:12 Bait Suci yang Baru Yesus Menyucikan Bait Allah RumahKu adalah Rumah Doa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.I. Fungsi Perancangan Fashion center ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion. Untuk menciptakan efisiensi,efektivitas dan optimalitas
Lebih terperinciGEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciStudi aktifitas dan kebutuhan ruang
Studi aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Dimensi Perawatan rambut 1.Mencuci rambut sebeum meakukan perawatan untuk rambut 2.Perawatan rambut (cutting/creambath/hairspal/
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove
Lebih terperinciObservasi Citra Visual Rumah Tinggal
Tugas AR2212 Perilaku dan Desain Arsitektur Observasi Citra Visual Rumah Tinggal Teresa Zefanya / 15213035 Rumah Bagus 1 Gambar 1. Rumah Bagus 1 Rumah di atas berlokasi di Jalan Pager Gunung, Bandung.
Lebih terperinciMATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO
DENAH merupakan bagian yang paling sensitif dari sebuah bangunan karena sangat berpengaruh terhadap sirkulasi didalamnya, yang bersinggungan langsung dengan tata telat furnitur dan desain interior, pemilihan
Lebih terperinciDATA PENULIS. Alamat di Bandung : Terusan Babakan Sukaresik No.3, Bandung. Alamat Asal : Jendral Sudirman No.93 Brebes - Jawa Tengah
DATA PENULIS Nama : Zefanya Haryanto Alamat di Bandung : Terusan Babakan Sukaresik No.3, Bandung Alamat Asal : Jendral Sudirman No.93 Brebes - Jawa Tengah No. Telp. Bandung : 022-2009696 No. Telp. Asal
Lebih terperinciAllah atas penganugrahan kekhusyukan pada hambanya atas dasar usaha. ketenangan jasad adalah dengan meminimalisasi sesuatu yang dapat
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Pendekatan Arsitektural pada Pendukungan Konsep Kekhusyukan Dengan dasar pertimbangan dari ayat-ayat Al-Qur'an, hadist dan keterangan seperti yang telah dijelaskan pada
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan rancangan proyek perencenaan interior Harley Davidson Center
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari rancangan proyek perencanaan interior Harley Davidson Center Jawa Barat adalah, permasalahan yang terdapat di dalam proyek, yaitu perbedaan yang terdapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciEKSTERIOR SIANG HARI
1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang
Lebih terperinciPUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK
PUSAT PAMERAN DAN KONVENSI DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR FUTURISTIK Tegar Adhityatma 1, Musyawaroh 2, Amin Sumadyo 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta 1,2,3
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak gereja yang didirikan. Gereja digunakan sebagai sarana untuk memperdalam rohani dan menjalin hubungan dengan sang pencipta maupun sesama
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )
SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang
Lebih terperinci