BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Struktur Pengertian Sebuah bangunan berawal dari sebuah gagasan dalam pikiran seseorang, sebuah keinginan untuk membangun suatu bangunan yang memiliki tujuan dan fungsi masing-masing. Untuk semua bangunan, langkah berikut setelah timbulnya gagasan adalah membuat desain bangunan, yaitu desain arsitektur dan desain struktur. Desain yang dibuat pertama kali pada proses perencanaan adalah desain arsitektur, yaitu rencana bentuk, ukuran, dan tata letak ruangan dari sebuah bangunan yang akan dibuat. Selanjutnya berdasarkan desain arsitektur, dibuat suatu desain struktur dari bangunan tersebut. Desain struktur ini menggambarkan : Bentuk komponen struktur Dimensi komponen struktur Tata letak komponen struktur dari suatu bangunan yang akan dibuat. Dalam desain struktur terdapat gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi tertulis dari tiap komponen struktur yang berfungsi untuk mendokumentasikan bagaimana bangunan itu harus dibuat dan dari apa bangunan itu dibuat. Selain itu, desain struktur yang dibuat harus dapat menjamin keamanan dari gedung tersebut, sehingga dalam pembuatannya harus mengikuti peraturan bangunan yang ada. II-1

2 2.1.2 Alternatif Desain Struktur Walaupun berawal sebagai sebuah abstraksi, sebuah bangunan dibuat di dalam sebuah realitas bahan. Para desainer sebuah bangunan bekerja berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang mungkin dan apa yang tidak. Mereka mampu, di satu sisi, untuk mengerahkan semua bahan-bahan bangunan yang beragam berikut metode pelaksanaannya. Di sisi lain, aksi mereka dibatasi, terikat oleh batasan-batasan fisis tertentu : dengan berapa luas tanah mereka harus bekerja; berapa berat bangunan yang dapat didukung; jenis-jenis bahan apa yang akan berkinerja baik di dalam lingkungan yang diberikan. Selain itu suatu desain konstruksi yang dirancang oleh insiyur / desainer dibatasi oleh anggaran konstruksi dan waktu pelaksanaan konstruksi. Dari batasan-batasan inilah dapat dibuat suatu alternatif desain struktur berdasarkan batasan / kriteria yang telah ditentukan sebelumnya untuk mencapai tujuan konstruksi tersebut. Para desainer bangunan harus melakukan pemilihan sebelum desainnya selesai dan siap dikonstruksikan. Dalam menetapkan pilihan-pilihan ini, mereka menghadapi empat pertanyaan mendasar : 1. Apa yang akan memberikan kinerja fungsional yang dibutuhkan? 2. Apa yang akan memberikan hasil estetis yang dikehendaki? 3. Apa yang secara hukum mungkin? 4. Apa yang lebih ekonomis? Selain empat pertanyaan diatas, para desainer dan insiyur juga harus menjawab keinginan dari pemilik bangunan yang akan dirancang. Pada tugas akhir ini batasan atau kriteria yang harus diperhitungkan dalam desain struktur adalah: 1. Penjadwalan konstruksi 2. Estimasi biaya konstruksi 3. Metode pelaksanaan konstruksi 4. Efektivitas desain struktur yang digunakan II-2

3 Selanjutnya dari kriteria-kriteria yang ada, dapat dibuat beberapa alternatif desain struktur untuk mendapatkan suatu desain struktur terbaik yang menjawab tujuan awal atau keinginan dari pemilik bangunan. 2.2 Penjadwalan Perencanaan jadwal ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Keterlambatan merupakan kerugian baik bagi pemilik pekerjaan maupun bagi kontraktor. Bagi pemilik, keterlambatan berarti mundurnya waktu pemanfaatan bangunan. Sedangkan bagi kontraktor akan berakibat bertambahnya biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi. Tujuan penjadwalan adalah : 1. Menetapkan jenis (kelompok) kegiatan atau pekerjaan dalam suatu proyek 2. Menetapkan hubungan antar kegiatan atau pekerjaan dalam suatu proyek 3. Merencanakan lama atau durasi suatu kegiatan atau pekerjaan 4. Merencanakan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan pekerjaan tersebut harus selesai Metoda penjadwalan yang umum digunakan adalah: 1. Diagram batang (barchart) 2. Jaringan kerja (network planning), terdiri atas: Program Evaluation and Review Techniques (PERT) Metoda Jalur Kritis (Critical Path Method CPM) Precedence Diagramming Method (PDM) 3. Diagram keseimbangan (Line Balance Diagram) II-3

4 2.2.1 Prosedur Penjadwalan Langkah penyusunan dokumen penjadwalan dapat dilihat pada diagram alir. Gambar 2. 1 Penyusunan dokumen penjadwalan Identifikasi Kelompok Kegiatan Identifikasi kelompok kegiatan melalui metode WBS (Work Breakdown Structure) adalah pengelompokan (breakdown) kegiatan atau pekerjaan (work) suatu proyek menjadi berbagai kelompok kegiatan atau pekerjaan yang lebih rinci dan disusun dalam bentuk struktur (structure) hirarki pekerjaan Perhitungan Volume Kegiatan Perhitungan volume kegiatan berdasarkan dua aspek, yaitu: Gambar rencana (design drawing) Spesifikasi teknis (specification) II-4

5 Identifikasi Sumber Daya dan Perhitungan Produktifitas Sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi adalah 5 M, yaitu : Man (tenaga kerja) Money (uang) Material (bahan) Machine (peralatan) Method (metode pelaksanaan) Produktifitas adalah rasio volume produk yang dihasilkan dalam satu satuan waktu (dengan jumlah sumber daya tertentu). ( output ) volume yang dihasilkan produktifi tas = = jumlah waktu penggunaan sumber daya ( input) volume satuan waktu Produktifitas diperoleh berdasarkan data-data pelaksanaan pekerjaan yang pernah dilakukan atau untuk peralatan data dari produsennya Estimasi Durasi Kegiatan Durasi atau lama suatu kegiatan/pekerjaan dihitung berdasarkan volume kegiatan/pekerjaan dibagi produktifitas kegiatan/pekerjaan tersebut. Volumekegiatan Durasi Kegiatan = = Satuan waktu kegiatan produktifitas Analisis Ketergantungan Antar Kegiatan Ketergantungan antar kegiatan diperoleh dengan menentukan kegiatan sebelum (predecessor) dan sesudah (succesor) dari suatu kegiatan. II-5

6 Penyusunan Jadwal Proyek (Barchart) Dalam penyusunan jadwal proyek dibutuhkan data-data sebagai berikut: 1. Kelompok kegiatan/pekerjaan yang disesuaikan dengan level WBS yang akan disusun jadwalnya 2. Durasi kelompok kegiatan/pekerjaan 3. Ketergantungan antar kelompok kegiatan/pekerjaan Syarat-syarat Jadwal Proyek Syarat-syarat yang berkaitan dengan jadwal proyek meliputi: 1. Durasi total kegiatan/pekerjaan proyek (tidak boleh lebih lama dari waktu yang telah disepakati dalam kontrak) 2. Saat kegiatan/pekerjaan proyek harus dimulai (setelah Surat Perintah Kerja SPK dikeluarkan) 3. Saat kegiatan/pekerjaan proyek harus selesai (sesuai batas akhir penyerahan bangunan) Diagram Batang (Bar Chart) Diagram batang (bar chart/gantt chart) adalah suatu diagram yang terdiri dari sekumpulan garis-garis yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai yang direncanakan untuk item-item pekerjaan didalam proyek. Dengan menggunakan diagram batang dapat diketahui apakah suatu item pekerjaan dilaksanakan sesuai, lebih cepat atau lebih lambat dari jadwal rencana. Kelemahan dari diagram batang adalah bahwa cara ini tidak memungkinkan seseorang segera melihat akibat keterlambatan suatu item pekerjaan terhadap item pekerjaan berikutnya. Sebelum membuat diagram batang, keterkaitan antara kegiatan perlu dipelajari dahulu dengan analisa network, baru kemudian diterjemahkan dalam diagram batang. II-6

7 Keadaan yang digambarkan biasanya adalah keadaan earliest start atau yang paling mulai cepat. Jika diperlukan dapat juga digambarkan float dan jalur kritisnya. Langkah pembuatan dan penulisan diagram batang adalah sebagai berikut: 1. Pada kolom paling kiri dituliskan item pekerjaan dengan volume dan satuannya (dapat juga dicantumkan harga satuan, harga total dan waktu pelaksanaan). 2. Memberikan skala horizontal untuk menggambarkan waktu pelaksanaan proyek (hari, minggu, bulan atau tahun). Untuk satuan hari, diagram batang dapat disusun berdasarkan hari kerja atau hari kalender. Untuk hari kalender harus diperhitungkan juga hari besar/hari libur dan hari kerja kontraktor yang bersangkutan (5, 6 atau 7 hari dalam seminggu). 3. Ditarik garis untuk menunjukkan saat mulai dan saat selesai setiap kegiatan Critical Path Method (CPM) Metode jalur kritis sering disebut dengan diagram anak panah. Ini karena kegiatan/ aktifitas dalam jaringan dinyatakan dengan nodal. menyatakan kejadian/ event menyatakan kegiatan/ activity Kejadian mempunyai variabel waktu (kapan terjadinya), sedangkan kegiatan mempunyai variabel durasi (berapa lama terjadinya). Kegiatan selalu didahului dan diakhiri oleh kejadian (event). II-7

8 Waktu Kejadian Untuk setiap kejadian, dikenal dua waktu, yaitu : Dimana : EET = Earliest Event Time (waktu kejadian paling cepat dapat terjadi) LET = Latest Event Time (waktu kejadian paling lambat harus terjadi agar waktu penyelesaian proyek tidak terlambat) i = menyatakan nomor kejadian Waktu Kegiatan Gambar 2. 2 Metoda Jalur Kritis Setiap kegiatan selain mempunyai durasi d, juga mempunyai 4 waktu, yaitu: 1. ES = Earliest Start (waktu suatu kegiatan paling cepat dapat dimulai) 2. EF = Earliest Finish (waktu suatu kegiatan paling cepat dapat diselesaikan) EF = ES + d 3. LS = Latest Start (waktu suatu kegiatan paling lambat harus dimulai) 4. LF = Latest Finish (waktu suatu kegiatan paling lambat harus diselesaikan) LF = LS + d II-8

9 Dari gambar diatas dapat dimengerti, bahwa: ES kegiatan i-j = EET kejadian i LF kegiatan i-j = LET kejadian j Penyusunan CPM Secara prinsip, dalam penyusunan jadwal dengan metoda jalur kritis (CPM = Critical Path Method) harus dipelajari keterkaitan antara setiap kegiatan. Tahapan yang harus dilalui adalah sebagai beikut : 1. Melakukan Pemilahan Pekerjaan (WBS = Work Breakdown Structure) Umumnya pemilahan proyek dilakukan dengan mempertimbangkan faktor berikut : Keahlian; proyek dipecah berdasarkan keahlian karena akan direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh suatu bidang keahlian yang sama. Lokasi; proyek dipecah berdasarkan lokasi karena letak yang berbeda akan menyulitkan pengendalian. Tahapan pekerjaan; proyek dipecah berdasarkan tahapan, untuk memudahkan proses pengendalian (perhitungan kemajuan dan pembayaran). 2. Menganalisis Organisasi Pelaksana (OBS) Kegunaannya untuk menentukan dan melokalisasi tanggung jawab pelaksanaan dan pengelolaan proyek. 3. Pengalokasian tanggung jawab melalui Integrasi WBS dan OBS Integrasi WBS dan OBS dapat menunjukkan dengan jelas sub-organisasi mana yang bertanggung jawab pada pelaksanaan setiap sub-proyek. Irisan antara unsur WBS dan OBS dinamakan cost account atau cost centre yang juga merupakan titik kendali manajemen. 4. Menetapkan Milestone Network Penetapan ini bertujuan untuk menetapkan dan mengetahui target waktu penyelesaian kegiatan yang dianggap penting. 5. Menyusun subnetwork II-9

10 6. Menganalisis keterkaitan (interface) antar subnetwork 7. Menyusun network secara keseluruhan. 2.3 Estimasi Biaya Pekerjaan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi karena estimasi adalah dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi. Selain itu estimasi merupakan peramalan kejadian pada proses pelaksanaan dan memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut. Dengan kata lain, estimasi biaya adalah perhitungan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak. Estimasi dibedakan menjadi dua jenis : 1. Estimasi Biaya Konseptual Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun. Dalam membuat estimasi biaya konseptual dapat dilakukan dalam beberapa metoda, yaitu : a. Metoda Indeks Harga Estimasi dilakukan dengan menggunakan data masa lalu yang diperbaharui dengan menggunakan indeks harga. b. Metoda Faktor Kapasitas Antara beberapa proyek bangunan sejenis namun besar dan luasnya berbeda terdapat suatu korelasi yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi biaya konseptual. c. Metoda Rasio Biaya Komponen Bangunan Tiap-tiap komponen bangunan memiliki rasio tertentu terhadap biaya total bangunan yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi konseptual. 2. Estimasi Biaya Detail Estimasi biaya secara detail adalah jenis estimasi yang memperhitungan semua komponen biaya konstruksi dalam suatu satu kesatuan. Dasar estimasi biaya secara detail adalah membuat quantity takeoff berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi dan kemudian menyatukan biaya material, tenaga kerja, peralatan, subcontracting dan biaya lainnya seperti overhead dan keuntungan. II-10

11 2.3.1 Estimasi Biaya Detail Pekerjaan estimasi secara detail didahului dengan mempelajari gambar kerja dan spesifikasi, sehingga jumlah material yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan teliti dan kemudian ditentukan harganya. Berapa fase utama dalam membangun estimasi secara detail adalah : 1. Perhitungan Kuantitas Material Material-material yang termasuk satu bagian pekerjaan disatukan. 2. Proses Pemberian Harga Satuan Pada tahap ini dihitung estimasi biaya material, tanaga kerja, subkontrak, peralatan, dan lain-lainnya. Nilai biaya-biaya tersebut dirangkum sesuai nomor urut. 3. Fase Rekapitulasi Fase ini merupakan ringkasan estimasi berdasarkan nomor urut. Fase ini diperlukan untuk menghitung berbagai biaya overhead seperti pajak, asuransi dan jaminan, sehingga merupakan gambaran umum dari hasil estimasi Komponen Biaya Estimasi Biaya Detail Komponen biaya estimasi detail terdiri dari: 1. Biaya Langsung Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk segala sesuatu yang menjadi komponen tetap hasil akhir proyek. Dalam hal ini yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan biaya bahan yang digunakan, alat yang digunakan dan pekerja yang terlibat untuk pekerjaan tersebut termasuk mandor yang digunakan langsung pada pelaksanaan konstruksi. Biaya langsung diajukan secara formal sebagai salah satu item utama dari pembayaran. II-11

12 2. Biaya Tak Langsung Biaya tak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk keperluan kelangsungan manajemen, pengawasan mutu dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi produk/konstruksi permanen, namum diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek. Biaya tak langsung terdiri dari : a) Biaya Overhead Biaya overhead adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja. Termasuk di dalam biaya overhead adalah : Biaya tender Biaya untuk mengadakan jaminan pelaksanaan Biaya untuk pembayaran premi asuransi Biaya untuk mengadakan jaminan uang muka Biaya operasional dan personil kontraktor Dana taktis pelaksanaan proyek b) Biaya tak terduga (contingency cost) Biaya tak terduga adalah biaya tambahan yang dialokasikan untuk pekerjaan tambahan yang mungkin terjadi, meskipun belum pasti terjadi, seperti : Kecelakaan kerja Kesalahan metoda kerja Kegagalan pelaksanaan pekerjaan Akibat dari pengaruh tidak menentunya cuaca Penyimpangan kondisi proyek (site) c) Keuntungan (profit) Keuntungan adalah jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak. II-12

13 d) Pajak (tax) Pajak adalah biaya yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban membayar pajak atas kegiatan proyek yang dilaksanakan. Dalam hal ini pajak berupa antara lain Pajak Pertaambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan Pajak Penghasilan (PPh) Metoda Analisis Biaya Satuan Pekerjaan Biaya tiap kegiatan atau pekerjaan disebut biaya satuan kegiatan atau pekerjaan (harga satuan pekerjaan). Dalam melakukan analisis biaya (harga) satuan pekerjaan terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu : 1. Metode 1: analisis biaya dilakukan dengan menentukan volume bahan, alat dan upah untuk menghasilkan 1 satuan pekerjaan. Gambar 2. 3 Metoda 1 analisis biaya satuan pekerjaan 2. Metode 2: analisis biaya dilakukan dengan menghitung biaya total untuk seluruh pekerjaan sejenis, kemudian dibagi volume pekerjaan sehingga diperoleh biaya satuan untuk pekerjaan tersebut. II-13

14 Gambar 2. 4 Metoda 2 analisis biaya satuan pekerjaan Kurva S Kurva S bertujuan memberikan gambaran kemajuan pekerjaan dengan waktu. Kemajuan pekerjaan dalam hal ini direfleksikan terhadap bobot penyerapan biaya. Penerapan kurva S ini menyangkut dua aspek, yaitu perencanaan dan pengendalian. Perencanaan berarti kita dapat merencanakan jadwal pendanaan (cash flow). Dengan cara yang sama kita dapat juga merencanakan sumber daya lainnya seperti :material, tenaga kerja dan peralatan. Pengendalian maksudnya dengan membandingkan kurva S rencana dengan kurva S aktual kita akan dapat mengetahui apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau mendahului jadwal rencana. Dengan demikian kita dapat mengantisipasi langkahlangkah yang perlu diambil untuk mencapai target waktu penyelesaian. II-14

15 2.4 Metoda Konstruksi Metoda konstruksi adalah serangkaian kegiatan untuk melaksanakan atau membangun bagian konstruksi dengan menggunakan peralatan dan sumber daya yang disesuaikan dengan dokumen kontrak dan kondisi lokasi pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi metoda konstruksi yang akan dipakai pada suatu proyek antara lain: 1. dokumen kontrak 2. desain/bentuk bangunan 3. kondisi lapangan (tanah, air tanah, cuaca, dll) 4. ketersediaan sumber daya Dalam memilih metoda konstruksi yang akan digunakan harus selalu disesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi metode yang akan digunakan dalam rangka mencapai tujuan (menepati unsur-unsur batasan biaya, waktu, dan mutu) yang telah ditetapkan sebelumnya dalam dokumen kontrak. Metode konstruksi selalu dikembangkan dalam rangka mencapai peningkatan efisiensi dan kemudahan pelaksanaan. Tinjauan konstruksi mempengaruhi pilihan struktural. Bisa saja terjadi suatu perakitan elemen-elemen struktur akan efisien apabila material mudah dibuat dan dirakit. Termasuk dalam tinjauan ini adalah meliputi tenaga kerja, jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu bangunan. II-15

16 2.4.1 Metoda Pelaksanaan Pembuatan Kolom Beton Langkah langkah pembuatan kolom beton adalah : Pemasangan bekisting Pekerjaan pembesian Pekerjaan pengecoran Perawatan Pelepasan bekisting & perapihan Metoda Pelaksanaan Pembuatan Balok Beton Langkah langkah pembuatan balok beton adalah : Pemasangan bekisting Pekerjaan pembesian Pekerjaan pengecoran Perawatan Pelepasan bekisting & perapihan Metoda Pelaksanaan Pembuatan Pelat Beton (Cor In Situ) Langkah langkah pembuatan pelat beton adalah : Pemasangan bekisting Pekerjaan pembesian Pekerjaan pengecoran Perawatan Pelepasan bekisting & perapihan Metoda Pelaksanaan Pembuatan Pelat Beton (Precast) Langkah langkah pembuatan pelat beton adalah : Pengangkatan pelat precast Pemasangan pelat precast Metoda Pelaksanaan Pemasangan Kolom Baja Langkah langkah pemasangan kolom baja adalah : Pengangkatan kolom Pemasangan kolom II-16

17 2.4.6 Metoda Pelaksanaan Pemasangan Balok Baja Langkah langkah pemasangan balok baja adalah : Pengangkatan balok Pemasangan balok Metoda Pelaksanaan Pemasangan Atap Kayu Langkah langkah pemasangan atap kayu adalah : Pekerjaan kuda-kuda Pekerjaan gording Pekerjaan reng dan kasau Pekerjaan atap genteng Metoda Pelaksanaan Pembuatan Atap Baja Langkah langkah pemasangan atap baja adalah : Pekerjaan kuda-kuda Pekerjaan gording Pekerjaan atap genteng 2.5 Struktur Ekonomis Suatu bangunan struktur dikatakan ekonomis bila struktur tersebut dapat memaksimalkan kapasitas yang dimilikinya. Untuk menetapkan kriteria yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan apakah suatu struktur dapat diterima atau tidak, diperlukan suatu pemodelan struktur. Dalam pemodelan struktur, diperlukan suatu analisis dan desain. Kriteria-kriteria tersebut antara lain yaitu : 1. Kemampuan Layan (Serviceability) Struktur harus mampu memikul beban secara aman, tanpa kelebihan tegangan pada material dan mempunyai batas deformasi yang masih dalam daerah yang diijinkan. Kemampuan struktur memikul beban tanpa mengalami kelebihan tegangan diperoleh II-17

18 dengan menggunakan faktor keamanan dalam desain struktur. Hal ini berkaitan dengan kriteria kekuatan. Sedangkan deformasi berkaitan dengan kriteria kekakuan struktur. Deformasi dikontrol dengan memvariasikan kekakuan struktur, karena kekakuan bergantung pada jenis besar dan distribusi bahan pada struktur. 2. Efisiensi Kriteria ini merupakan tujuan untuk mendapatkan desain struktur yang ekonomis. Ukuran yang biasa digunakan adalah banyaknya material yang diperlukan untuk memikul beban yang diberikan pada kondisi dan kendala yang ditentukan. Penggunaan material yang sama belum tentu memberikan kemampuan layan yang sama. Bisa terjadi suatu struktur tertentu akan memerlukan material lebih sedikit dibandingkan struktur yang lain. 2.6 Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah atau pencapaian satu tujuan dengan pengumpulan fakta-fakta dan data-data dalam menentukan alternatif yang baik untuk mengambil suatu tindakan yang tepat. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan : 1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan. 2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada sistematika tertentu dan tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil. 3. Masalah harus diketahui dengan jelas. 4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis. 5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang. Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. II-18

19 2.6.1 Metoda Pemecahan Masalah Prinsip utama untuk menetapkan suatu masalah adalah mengetahui fakta, kemudian memisahkan fakta tersebut dan melakukan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah tersebut. Untuk memecahkan suatu masalah maka sebagai permulaan yang harus dicari tahu adalah masalah sesungguhnya, penyebabnya, dan mempertimbangkan cara-cara baru serta kreatif untuk menyelesaikannya. Model pemecahan masalah enam langkah dapat digunakan sebagai peta yang akan membantu untuk menemukan solusi yang tepat. 1. Definisikan Masalah 6. Implementasikan Solusi dan Evaluasi Perkembangan 2. Analisis Sebab-sebab Potensial 5. Susun Rencana Tindakan 3. Identifikasi Solusi yang Memungkinkan 4. Pilih Solusi Terbaik Gambar 2. 5 Metoda Pemecahan Masalah Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diatas adalah salah satu penyelesaian yang dinamis. Berikut ini penjelasan singkat mengenai apa yang terjadi pada masing-masing dari enam langkah tersebut: II-19

20 1. Definisikan masalah Langkah pertama untuk berhasil memecahkan suatu masalah adalah mendefinisikannya dengan cara sedemikian rupa sehingga masalah itu dapat dipecahkan. Tujuannya adalah menemukan solusi jangka panjang dari masalah. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah kurang tepat mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu identifikasi masalah adalah langkah yang paling penting. Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah. Ada dua hal untuk berhasil mendefinisikan masalah, yaitu: Susun pernyataan masalah Pernyataan masalah harus objektif dan ditulis dengan kalimat yang jelas dan sederhana. Identifikasi keadaan yang diinginkan (tujuan) Mendefinisikan keadaan atau tujuan yang diinginkan, bisa memberikan fokus dan arahan. Suatu tujuan yang terukur, memungkinkan untuk mengikuti perkembangan pada saat masalah sedang dipecahkan dan juga membuat evaluasi efektivitas solusi menjadi lebih mudah. 2. Analisis sebab-sebab potensial Menganalisis sebab-sebab potensial adalah tahap pemecahan masalah ke tempat mana pertanyaan perlu diajukan dan informasi perlu dikumpulkan serta disaring. Sebuah jebakan yang mudah menjerumuskan adalah jebakan yang mengasumsikan bahwa kita mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan suatu masalah tanpa perlu menghabiskan waktu dan upaya untuk menggali lebih dalam. Jebakan ini akan memikat kita untuk menganalisis berbagai gejala, ketimbang memberi kebebasan untuk menggali akar penyebab yang sesungguhnya dari masalah yang telah didefinisikan. Langkah-langkah untuk menganalisis sebab-sebab potensial secara efektif adalah sebagai berikut: II-20

21 Identifikasi sebab-sebab potensial Identifikasikan semua sebab potensial yang memberi andil pada masalah. Sebab- sebab potensial ini bisa dikategorikan dengan berbagai cara, seperti 3M dan 1P (Materials, Methods, Machines, dan People) atau 4S (Surroundings, Suppliers, Systems, dan Skills) tergantung pada jenis situasinya. Tentukan sebab-sebab yang paling memungkinkan Identifikasi akar penyebab yang sesungguhnya 3. Identifikasi solusi yang memungkinkan Bila sebab-sebab permasalahan telah teridentifikasi maka penting untuk membangkitkan gagasan dan alternatif untuk memecahkan masalah. Karena berhadapan dengan masalah dalam suatu organisasi, reaksi alaminya adalah berpikir tentang segala kendala, aturan, dan prosedur yang mungkin menyempitkan kemungkinan pilihan untuk memecahkan suatu masalah. Identifikasi solusi merupakan proses yang terdiri dari dua bagian, yaitu: Buat daftar kemungkinan solusi Proses ini bertujuan untuk mengejar kuantitas dengan suatu daftar kemungkinan solusi yang luas. Tentukan solusi terbaik Pada proses ini dilakukan penyempitan daftar solusi yang didapat pada proses sebelumnya. Memulai dengan daftar kemungkinan yang jauh lebih panjang memperbesar kesempatan untuk meneliti berbagai solusi yang lebih inovatif dan tidak biasa, yang mungkin tidak akan dipertimbangkan sebaliknya. 4. Pilih solusi terbaik Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Baik buruknya sesuatu keputusan yang II-21

22 diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Langkah yang harus dilakukan dalam menyeleksi solusi terbaik adalah: Kembangkan dan berikan bobot pada kriteria Implementasikan kriteria Pilih solusi terbaik 5. Susun rencana tindakan Buat rincian rencana yang memuat tahap-tahap tindakan, orang yang bertanggung jawab, tanggal mulai/berakhir, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan biaya. 6. Implementasikan solusi dan evaluasi perkembangan Kita harus siap memodifikasi rencana tindakan kita, bila diperlukan, untuk menanggung kejadian yang tidak diharapkan. Langkah proses pemecahan masalah inilah yang akan membuat pendekatan terstruktur sebagai suatu lingkaran tertutup. Pentingnya pendekatan lingkaran tertutup untuk memecahkan masalah menjadi jelas ketika kita menyadari bahwa keadaan, situasi, orang, dan preferensi berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Dengan mengikuti implementasi rencana tindakan dan mengevaluasi perkembangan, kita dapat memastikan bahwa solusi diterapkan dengan macam-macam perubahan tersebut Format Pengambilan Keputusan Langkah utama proses pengambilan keputusan adalah sama dengan proses pemecahan masalah. Fase ini termasuk mendefinisikan tujuan, memunculkan pilihan, II-22

23 mengidentifikasi keuntungan dan kerugian masing-masing pilihan, memprioritaskan pilihan, menseleksi pilihan yang paling baik untuk menilai sebelum mendefinisikan tujuan, implementasi dan evaluasi. Dalam mengimplementasikan kriteria dalam pengambilan keputusan, digunakan formulir penilaian kriteria sebagai berikut: Tabel 2. 1 Formulir Penilai Kriteria Bobot Kriteria (%) Skala Penilaian : 1 sampai 5 Alternatif Solusi A B C D E Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Nilai Total Langkah-langkah dalam pengisian formulir penilaian kriteria adalah sebagai berikut: 1. Beri persentase bobot kriteria untuk alternaltif solusi yang ada. Jumlah total persentase bobot kriteria adalah Beri penilaian masing-masing kemungkinan solusi terhadap kriteria. Nilai yang dimasukkan dalam rentang 1 sampai Setelah skor diberikan untuk tiap kotak, kalikan skor tersebut dengan bobot kriteria yang telah ditentukan. 4. Jumlahkan skor yang sudah diberi bobot untuk tiap solusi. 5. Solusi terbaik adalah solusi dengan jumlah skor tertinggi. Dalam formulir penilaian kriteria, solusi yang dihasilkan bisa berbeda bila bobot penilaian kriteria diubah. II-23

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU I. DIAGRAM JARING / CRITICAL PATH METHODE (CPM) A. PENDAHULUAN Diagram jaring atau Network Planning atau Critical Path Methode (CPM) adalah salah satu metode yang digunakann

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pembahasan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pembahasan BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Pembahasan Metodologi memberikan gambaran mengenai runtutan langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan atau kegiatan. Metodologi dibuat

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT Irma Lidi NRP : 0221047 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii PERSEMBAHAN iv MOTTO v ABSTRAK vi ABSTRACT vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 Giri Dhamma Wijaya 1, Felix Marsiano 2, Sentosa Limanto 3 ABSTRAK : Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT Natalia Ranti Yunus NRP : 0521043 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir.MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003 STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003 Domy Christoferson NRP : 9921022 Pembimbing : Ir. V. Hartanto,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada bab ini penulis ingin menguraikan tentang segala sesuatu yang bersifat penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiaptiap tahap saling berhubungan satu sama lain, tiap tahap merupakan bagian

Lebih terperinci

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT Ricky Martua Sihombing NRP : 0521053 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Konstruksi Biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu proyek. Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD Anthonius Boro Adimuntja NRP: 0321067 Pembimbing: Ir. Maksum Tanubrata, MT ABSTRAK Salah satu komponen dari perencanaan suatu proyek

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU

MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU MINGGU KE-5 MANAJEMEN WAKTU Berdasarkan statemen ruang lingkup dan WBS yang telah dibuat dapat dikembangkan jadwal pelaksanaan proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu BAB III LANDASAN TEORI III. 1. Manajemen Proyek Kemajuan dan perkembangan dalam perindustrian telah mendorong untuk melakukan beberapa aspek pengelolaan dan manajemen yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS Chandra Karnadi NRP : 9421016 NIRM : 41077011940269 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E mail : dts_ugm@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction management).

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR Oleh : HENRY PALMER SIREGAR (3105 100 015) Dosen Pembimbing : TRIJOKO WAHYU ADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 6] Studi Kelayakan Sistem Informasi Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Jogiyanto[1993], Studi kelayakan (feasibility study) adalah suatu studi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Proyek Suatu proyek yang akan dilaksanakan harus terjadwal terlebih dahulu, sehingga kita dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5 UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E mail : dts_ugm@yahoo.com

Lebih terperinci

PENJADWALAN DENGAN METODE DIAGRAM PRESEDEN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

PENJADWALAN DENGAN METODE DIAGRAM PRESEDEN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG PENJADWALAN DENGAN METODE DIAGRAM PRESEDEN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG Enniche Yoice Ester NRP : 0221003 Pembimbing : Dr. Ir. Purnomo Soekirno JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS Kartika Andayani NRP : 0121077 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK Fransisko Noktavian Wowor B. F. Sompie, D. R. O. Walangitan, G. Y. Malingkas Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu proyek pembangunan gedung yang menjadi permasalahan adalah waktu pelaksanaan, yang terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan proyek. Ketidaktepatan waktu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL Ivan Pratama Setiadi 1, Andi 2 ABSTRAK: Ada sebuah metode penjadwalan baru yang dikembangkan tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: KORNELIUS GINTING NIM : 0905141014 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan bangunan atau konstruksi, yaitu suatu lingkungan buatan yang bermanfaat bagi manusia.

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi maksud dari optimalisasi pada penelitian ini adalah proses pencapaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Cara membuat network planning manual

Cara membuat network planning manual Cara membuat network planning manual Melanjutkan artikel sebelumnya tentang pengertian network planning selanjutnya kita akan mencoba membuat secara sederhana dan untuk memudahkanya maka dirangkum dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II) OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II) Kristi Elsina Leatemia R. J. M. Mandagi, H. Tarore, G. Y. Malingkas Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu

MANAJEMEN PROYEK. Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu Program Mata Kuliah Terbuka MANAJEMEN PROYEK Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka & Terpadu MATERI DAN REFERENSI Dokumen ini merupakan rangkaian dari dokumen pembelajaran program mata kuliah terbuka MANAJEMEN

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Dan Manajemen Proyek Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-keluaran

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) Pertemuan ke-7 Dosen: Ir. Bambang Herumanta, M.T. / Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 237 242. PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) Gea Geby Aurora Syafridon 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

Tesis, Optimasi Penjadwal Tenaga kerja Proyek Konstruksi

Tesis, Optimasi Penjadwal Tenaga kerja Proyek Konstruksi Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Konstruksi merupakan aktivitas pekerjaan yang memiliki karakteristik unik yang tidak berulang, di mana proses yang terjadi pada suatu proyek tidak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO)

PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO) PENERAPAN METODE CPM PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KOMPLEKS EBEN HAEZAR MANADO) Ezekiel R. M. Iwawo Jermias Tjakra, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) David M. Walean R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur bawah dan atas, dengan kata lain girder berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Agar proyek dermaga dapat selesai tepat waktu, diperlukan suatu metode penjadwalan yang dapt menjelaskan urutan kegiatan, hubungan kegiatan, durasi kegiatan yang sangat berguna dalam penentuan durasi total

Lebih terperinci