Penyetaraan Matakuliah Mahasiswa Transfer Menggunakan Metode Profile Matching dan Logika Fuzzy

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyetaraan Matakuliah Mahasiswa Transfer Menggunakan Metode Profile Matching dan Logika Fuzzy"

Transkripsi

1 Elliana Gautama Penyetaraan Mahasiswa Transfer... ISSN Penyetaraan Mahasiswa Transfer Menggunakan Metode Profile Matching dan Logika Fuzzy Elliana Gautama Sistem Informasi, Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Abstract: Courses equalization process that cover course names and their related marks conversion must be put into place for all new students joining a particular study programme through the student transfer scheme. In particular, this practice is mandatory for new student with a Diploma degree who joins the Information Technology Faculty of Perbanas Institute to next pursue their Bachelor. The course equalization process is performed by the administrator of the study programme, after all required documents i.e. the legalized Diploma certificate and academic transcript have been provided. It has been experienced that the completion of this procedure is taking a lot of amount of work and time as thorough analysis and careful consideration have to be made. Therefore, this study develops and proposes an algorithm that is capable to automate the course equalization process by integrating the profile matching technique and the Fuzzy logic system. Keywords: fuzzy logic, profile matching, student transfer, value equivalency courses Abstrak: Proses penyetaraan diperlukan jika suatu perguruan tinggi menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain. Mahasiswa pindahan harus menyertakan transkrip nilai yang sudah dilegalisir dari perguruan tinggi asal untuk disetarakan dengan kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi tujuan. Pada FTI Perbanas Institute proses penyetaraan dilakukan oleh prodi yang bersangkutan. Proses penyetaraan ini sangat memerlukan waktu yang cukup lama karena banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh prodi. Pada penelitian ini penulis akan membuat algoritma untuk membantu proses penyetaraan tersebut dengan menggunakan perpaduan metode profile matching dan Logika Fuzzy, sehingga proses penyetaraan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Kata Kunci: logika fuzzy, mahasiswa transfer, penyetaraan matakuliah, profile matching I. PENDAHULUAN Proses penyetaraan diperlukan jika suatu perguruan tinggi menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain. Mahasiswa pindahan harus menyertakan transkrip nilai yang sudah dilegalisir dari perguruan tinggi asal untuk disetarakan dengan kurikulum yang berlaku di perguruan tinggi tujuan. Pada FTI Perbanas Institute proses penyetaraan dilakukan oleh prodi yang bersangkutan. Nilai matakuliah yang didapat dari perguruan tinggi asal disetarakan dengan matakuliah sesuai kurikulum pada prodi yang bersangkutan. Proses penyetaraan ini yang kadangkadang sangat menyita waktu program studi karena masih dilakukan satu persatu per matakuliah dan belum adanya standar minimal dalam melakukan proses penyetaraan. Kelas S Lanjutan program studi Sistem Informasi FTI Perbanas Institute pada saat ini mempunyai kurang lebih 8 mahasiswa aktif, dengan penambahan mahasiswa baru setiap semester sebanyak kurang lebih 2 mahasiswa. Untuk dapat mengikuti perkuliahan pada Kelas Lanjutan ini seorang calon mahasiswa harus sudah lulus program D3. Pada program studi Sistem Informasi calon mahasiswa tersebut harus menyerahkan transkrip nilai dari perguruan tinggi asalnya. Berdasarkan transkrip nilai dari perguruan tinggi asal inilah prodi SI akan melakukan penyetaraan sebanyak kurang lebih 8 sks, sehingga seorang mahasiswa baru pada kelas lanjutan dianggap sudah menempuh 8 sks, sedangkan untuk persyaratan lulus S adalah minimal sudah lulus 4 sks. Proses penyetaraan ini sangat memerlukan waktu yang cukup lama karena banyak pertimbangan 63

2 Kalbiscentia,Volume 3 No. 2, Agustus 26 yang harus dilakukan oleh prodi. Pada penelitian ini penulis akan membuat algoritma untuk membantu proses penyetaraan tersebut dengan menggunakan metode profile matching dan Logika Fuzzy. Dalam melakukan proses penyetaraan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu diantaranya adalah Kesamaan perguruan tinggi asal dan Nilai. Salah satu metode klasifikasi yang digunakan untuk melakukan proses penyetaraan adalah Profile Matching. Proses perhitungan pada metode Profile Matching, diawali dengan pendefinisian nilai minimum untuk setiap variabel-variabel penilaian. Selisih setiap nilai data testing terhadap nilai minimum masing-masing variabel, merupakan gap yang kemudian diberi bobot. Bobot setiap variabel akan dihitung rata-rata berdasarkan kelompok variabel Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF). Komposisi CF ditambah SF adalah %, tergantung dari kepentingan pengguna metode ini. Tahap terakhir dari metode ini, adalah proses akumulasi nilai CF dan SF berdasarkan nilai-nilai variabel data testing. [] Pembobotan pada metode Profile Matching, merupakan nilai pasti yang tegas pada nilai tertentu karena nilai-nilai yang ada merupakan anggota himpunan tegas (crisp set). Di dalam himpunan tegas, keanggotaan suatu unsur di dalam himpunan dinyatakan secara tegas, apakah objek tersebut anggota himpunan atau bukan dengan menggunakan fungsi karakteristik. Sedangkan di dalam teori himpunan Fuzzy, keanggotaan suatu elemen di dalam himpunan dinyatakan dengan derajat keanggotaan (membership values) yang nilainya terletak diantara [,]. [2][3] Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan Logika Fuzzy dalam proses pembobotan variabelvariabel proses penyetaraan matakuliah untuk mendapatkan hasil proses penyetaraan yang dikelompokan dengan predikat Sesuai dan Tidak Sesuai. Sehingga Program Studi dapat menerapkan kebijakan dalam melakukan proses penyetaraan. Predikat pengelompokan ini, berdasarkan pada Logika Fuzzy yang mampu menjembatani bahasa mesin yang presisi, dengan bahasa manusia yang menekankan pada makna atau arti (significance) berdasarkan bahasa alami. [2] II. METODE PENELITIAN A. Profile Matching Langkah-langkah metode profile matching adalah. [5]: () Menentukan variabel data-data yang dibutuhkan; (2) Menentukan aspek-aspek yang digunakan untuk penilaian; (3) Pemetaan Gap profil. Gap = Profil Minimal Profil data tes; (4) Setelah diperoleh nilai Gap selanjutnya diberikan bobot untuk masing-masing nilai Gap; dan (5) Perhitungan dan pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor. Setelah menentukan bobot nilai gap, kemudian dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu: (a) Core Factor (Faktor Utama), yaitu merupakan kriteria (kompetensi) yang paling penting atau menonjol atau paling dibutuhkan oleh suatu penilaian yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. NFC NC IC Keterangan: NFC : Nilai rata-rata core factor NC : Jumlah total nilai core factor IC : Jumlah item core factor (b) Secondary Factor (faktor pendukung), yaitu merupakan item-item selain yang ada pada core factor. Atau dengan kata lain merupakan faktor pendukung yang kurang dibutuhkan oleh suatu penilaian. NFS NS IS Keterangan: NFS : Nilai rata-rata secondary factor NS : Jumlah total nilai secondary factor IS : Jumlah item secondary factor 6. Perhitungan Nilai Total. Nilai Total diperoleh dari prosentase core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap hasil tiap-tiap profil. N = (x) % NCF + (x) % NSF Keterangan: N : Nilai Total dari kriteria NFS : Nilai rata-rata secondary factor NFC : Nilai rata-rata core factor (x) % : Nilai persen yang diinputkan 7. Perhitungan penentuan ranking. Hasil Akhir dari proses profile matching adalah ranking. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Ranking = (x) % NMA + (x) % NSA Keterangan : NMA : Nilai total kriteria Aspek Utama NSA : Nilai total kriteria Aspek Pendukung (x) % : Nilai persen yang diinputkan B. Fuzzy Logic. Himpunan Crisp Dan Himpunan Fuzzy Himpunan Crisp didefinisikan oleh item-item yang ada pada himpunan itu. Jika a anggota dari A, 64

3 Elliana Gautama Penyetaraan Mahasiswa Transfer... maka nilai yang berhubungan dengan a adalah. Namun, jika a bukan anggota dari A, maka nilai yang berhubungan dengan a adalah. Notasi A = {x P(x)} menunjukkan bahwa A berisi item x dengan P(x) benar. Jika X A merupakan fungsi karakteristik A dan properti P, maka dapat dikatakan bahwa P(x) benar, jika dan hanya jika XA(x) =. Himpunan fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik sedemikian sehingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval [,]. Nilai keanggotaannnya menunjukkan bahwa suatu item dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada atau, namun juga nilai yang terletak diantaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran suatu item tidak hanya bernilai benar atau salah. Nilai menunjukkan salah, nilai menunjukkan benar dan masih ada nilainilai yang terletak antara benar dan salah. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy [4]:(a) Variabel Fuzzy. Merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem fuzzy, contoh: umur, temperature, permintaan dan sebagainya; (b). Himpunan Fuzzy. Merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy; (c) contoh: Variabel umur dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy : muda, parobaya, tua dan Variabel temperature ibagi menjadi 5 himpunan fuzzy: dingin, sejuk, normal, hangat dan panas; (d) Semesta Pembicaraan. Keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy, contoh: semesta pembicaraan untuk variabel temperature: [ 4]; (e) Domain. Keseluruhan nilai yang diinginkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy; dan (f) Nilai Ambang Alfa-Cut. Merupakan nilai ambang batas domain yang didasarkan pada nilai keanggotaan untuk tiaptiap domain, dimana α- cut memiliki 2 kondisi: α -cut lemah dapat dinyatakan sebagai: μ (x) α dan α - cut kuat dapat dinyatakan sebagai : μ (x) > α [2] 2. Fungsi Keanggotaan Fungsi Keanggotaan. Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara sampai. Fungsi keanggotaan dapat dibuat kedalam beberapa bentuk kurva diantanya: (a) Representasi Linier Pada representasi linier, permukaan digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. Ada 2 kemungkinan keadaan himpunan fuzzy yang linier. Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nlai dominan yang memiliki derajat keanggotaan nol [] bergerak kekanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebiih tinggi seperti yang tergambar pada Gambar. [2] Derajat Keanggota an a b Gambar. Representasi linear naik Fungsi keanggotaan: ; x a x í x a / b a ; a x b ; x ³ b î Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah pada Gambar 2. [2] Derajat Keanggotaan (x) a Domain Gambar 2. Representasi linear turun Fungsi keanggotaan: x (b x) / (b a); a x b í î ; x ³ b b. Representasi Kurva Segitiga. Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linier seperti terlihat pada Gambar 3. [2] Derajat Keanggotaan (x) b a b c Gambar 3. Kurva segitiga 65

4 Kalbiscentia,Volume 3 No. 2, Agustus 26 Fungsi Keanggotaan : x ; x a atau x ³ c í (x a) / (b a); a x b (b x) / (c b); b x c î 3. Sistem Interferensi Fuzzy Metode Penalaran Monoton Metode penalaran monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik implikasi fuzzy. Meskipun penalaran dengan menggunakan teknik ini sudah jarang sekali digunakan, namun terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah direlasikan dengan implikasi sederhana sebagai berikut: IF x is A THEN y is B Transfer fungsi: y = f ( (x, A), B ) Maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari derajat keanggotaan yang berhubungan dengan antesendennya. [2] 4. Metodologi Desain Sistem Fuzzy Untuk melakukan perancangan suatu sistem fuzzy perlu dilakukan beberapa tahapan berikut ini: (a) Mendefinisikan karakteristik model secara fungsional dan operasional. Pada bagian ini perlu diperhatikan karakteristik apa saja yang dimiliki oleh sistem yang ada, kemudian dirumuskan karakteristik operasi-operasi yang akan digunakan pada model fuzzy.[2]; (b) Melakukan dekomposisi variabel model menjadi himpunan fuzzy. Dari variabel-variabel yang telah dirumuskan, dibentuk himpunan-himpunan fuzzy yang berkaitan tanpa mengesampingkan domainnya. [3]; (c) Membuat aturan fuzzy. Aturan pada fuzzy menunjukkan bagaimana suatu sistem beroperasi. Cara penulisan aturan secara umum adalah : If (X is A )..... (X a is A n ) Then Y is B dengan (. ) adalah operator (OR atau AND), X adalah scalar dan A adalah variabel linguistik.[2]. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat aturan adalah: Kelompokkan semua aturan yang memiliki solusi pada variabel yang sama; Urutkan aturan sehingga mudah dibaca; Gunakan identitas untuk memperlihatkan struktur aturan; Gunakan penamaan yang umum untuk mengidentifikasi variabel-variabel pada kelas yang berbeda; Gunakan komentar untuk mendeskripsikan tujuan dari suatu atau sekelompok aturan; Berikan spasi antar aturan; dan Tulis variabel dengan huruf-huruf besar-kecil, himpunan fuzzy dengan huruf besar dan elemen-elemen bahasa lainnya dengan huruf kecil. [2]; dan (d) Menentukan metode defuzzy untuk tiap-tiap variabel solusi. Pada tahap defuzzy akan dipilih suatu nilai dari suatu variabel solusi yang merupakan konsekuen dari daerah fuzzy. Metode yang paling sering digunakan adalah metode centroid, metode ini memiliki konsistensi yang tinggi, memiliki tinggi dan lebar total daerah fuzzy yang sensitif.[2] 5. Metode Tsukamoto Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus Tahapan Pengembangan Fuzzy Logic [5]: Penentuan Nilai Minimum Setiap Variabel Perhitungan Gap Data Tes Penentuan Bobot Penyetaraan Bobot Nilai Gap Data Tes Pengelompokan dan Perhitungan Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF) Pendekatan Fuzzy Logic dalam Perhitungan Nilai Gap Fuzzifikasi Pembentukan Rule Mesin Inferensi Defuzzifikasi Gambar 4. Tahapan pengembangan fuzzy logic 66

5 Elliana Gautama Penyetaraan Mahasiswa Transfer... direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot. [4] Z* ( z) ( 2z2) 2 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penyetaraan nilai dilakukan jika seorang mahasiswa lulusan D3 dari perguruan tinggi lain ingin melanjutkan ke Program S Lanjutan di Fakultas Teknologi Informasi Perbanas Institute. Untuk dapat melanjutkan di Kelas Lanjutan FTI Perbanas, lulusan D3 harus menyertakan transkrip nilai yang sudah dilegalisir dari perguruan tinggi asal. Proses penyetaraan dilakukan oleh prodi yang bersangkutan di FTI Perbanas. Nilai matakuliah yang didapat dari perguruan tinggi asal disetarakan dengan matakuliah sesuai kurikulum pada prodi yang bersangkutan. Misalnya untuk matakuliah Agama dan Etika dari Institut Teknologi Del dengan nilai A dan jumlah sks 2, disetarakan dengan matakuliah Pendidikan Agama di prodi Sistem Informasi FTI Perbanas Institute dengan jumlah sks 2 dan nilai yang sama yaitu A. Proses penyetaraan dilakukan sesuai dengan nama matakuliah yang sama atau mendekati sama, atau jika tidak ada matakuliah yang sama maka akan diambil dari matakuliah yang jumlah sks nya sesuai dan matakuliah yang satu bidang ilmu eksakta dengan eksakta dan yang non eksakta dengan non eksakta. Jika tidak ada jumlah sks yang sama dalam kelompok ilmu yang sama maka akan diambil jumlah sks yang mendekati dengan nilai terbaik. Variabel-variabel yang digunakan dalam penyetaraan nilai, diantaranya adalah kesamaan nama matakuliah dan Nilai. Pada penelitian ini akan dibahas dua metode yang digunakan, yaitu profile matching beserta perpaduannya dengan menggunakan Logika Fuzzy. A. Tahap Pertama: Penentuan Nilai Minimum Setiap Variabel Langkah pertama pada metode profile matching, adalah penentuan nilai minimum untuk setiap variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan penilaian. Adapun nilai minimum yang digunakan untuk variabel kesamaan nama matakuliah adalah 5 dan Nilai adalah 6. Sedangkan interval nilai yang digunakan antara dengan. B. Tahap Kedua: Perhitungan Gap data tes Langkah kedua, adalah perhitungan Gap antara nilai data tes dengan nilai minimum variabel. Data Tes yang akan digunakan dalam perhitungan ini, untuk matakuliah yang akan disetarakan adalah Pendidikan Agama, sedangkan matakuliah perguruan tinggi asal ada dua sampel yaitu Agama dan Etika dan Pancasila dan Kewarganegaraan, matakuliah asal dibandingkan dengan matakuliah tujuan, jika sama persis maka nilai Kesamaan adalah, jika tidak sama akan dibandingkan lagi dengan kata kunci, jika ada yang sama dengan kata kunci maka akan diberi nilai 6, jika tidak ada yang sama satupun maka akan diberi nilai. Tabel. Data testing No. Data Kesamaan Nilai Gap antara data tes dengan nilai minimum untuk setiap variabel adalah sebagai berikut : Tabel 2. Gap C. Tahap Ketiga : Penentuan Bobot Nilai Matakuli ah Agama dan Etika 6 2 Pancasila dan Kewarganegaraan No. Data Kesamaan Agama dan Etika 2 Pancasila dan Kewarganegar aan Nilai Langkah ketiga, adalah penentuan bobot berdasarkan nilai Gap yang diperoleh hasil pengurangan dari terhadap data tes Tabel 3. Daftar bobot No. Gap Bobot Keterangan 3 Tidak ada selisih 2 3,5 Kelebihan dari nilai minimal 3-2,5 Kekurangan dari nilai minimal Kelebihan 2 poin dari Kekurangan 2 poin dari 6 3 4,5 Kelebihan 3 poin dari 7-3,5 Kekurangan 3 poin dari Kelebihan 4 poin dari 9-4 Kekurangan 4 poin dari 67

6 Kalbiscentia,Volume 3 No. 2, Agustus 26 yang digunakan. Nilai bobot yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. D. Tahap Keempat : Penyetaraan bobot nilai Gap data tes Pada langkah keempat ini, nilai Gap pada Tabel 2 dikonversi ke nilai bobot yang tertera pada Tabel 3. Tabel 4. Bobot Gap E.Tahap Kelima: Pengelompokan dan perhitungan Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF) Pada langkah kelima, variabel-variabel yang digunakan dikelompokan menjadi dua kategori yaitu Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF). Dalam pengelompokan variabel-variabel ini, tidak ada aturan khusus yang harus diterapkan. Pengelompokan ini dilakukan dengan pertimbangan dari aspek pentingnya variabel terhadap kasus yang ada. Pada kasus ini, variabel yang masuk dalam katagori CF adalah Kesamaan. Sedangkan kategori SF adalah Nilai. Sehingga dapat dihitung nilai rata-rata masingmasing kategori berdasarkan nilai variabelnya. Dalam menentukan nilai akhir, kontribusi nilai CF dan SF dibedakan komposisinya. Nilai CF 68 No. Data Kesamaan Agama dan Etika 2 Pancasila dan Kewarganegar aan Nilai 3,5 5 5 NFC NC(kesamaan_nama_matakuliah) 3.5 IC 3.5 NFS N o. Data Agama dan Etika 2 Pancasi la dan Kewar ganega raan NS(nilai _ matakuliah) 5 IC 5 Tabel 5. Hasil nilai akhir Kesam aan Matak Nilai Mata kulia h CF SF Nilai Akhir uliah dianggap sebagai variabel-variabel penting, sehingga komposisi CF adalah 6% terhadap nilai akhir dan nilai SF adalah 4%. Nilai Akhir = (6% * NCF) + (4% * NSF) = (.6 * 3.5) + (.4 * 5) = = 4. Pada daftar bobot di Tabel 3 terdapat bobot dengan nilai selisih (nol) dengan nilai bobot 3. Pada kasus klasifikasi, nilai ini dijadikan sebagai nilai pemisah antara kategori sesuai dan tidak sesuai. Jika menghasilkan nilai akhir dengan lebih besar sama dengan 3, maka matakuliah tersebut dianggap sesuai dan diambil Tabel 5. untuk Hasil disetarakan Nilai Akhir ke matakuliah TIDAKSAMA x tujuan. Sedangkan, jika nilai akhir kurang dari 3, N Kesam Nilai CF SF Nilai TIDAKSAMA x maka dikategorikan tidak sesuai dan harus dicari o Data aan Mata Akhir ke matakuliah yang lain. Pada contoh di atas untuk. kulia matakuliah Agama dan Etika mempunyai hasil akhir Matak h 4. sedangkan Pancasila dan Kewarganegaraan uliah hasil akhir nya adalah 2.6 sehingga untuk penyetaraan SAMA x Agama í ke matakuliah Pendidikan Agama yang sesuai dan SAMA adalah matakuliah Agama dan Etika dengan hasil x í î x Etika akhir 4.. î 2 Pancasi F. Pendekatan la dan Fuzzy Logic dalam Perhitungan Nilai Kewar Gap ganega Berdasarkan bobot nilai Gap pada Tabel 3, dapat raan didefinisikan himpunan fuzzy. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6. [y] [y] KURA KURA Tabel 6. Himpunan Fuzzy Tabel 6. Himpunan Fuzzy N Fungsi Variabel Semesta Himpunan o. Pembic Fuzzy N Fungsi Variabel Semesta araan Himpunan o. Input Kesamaan Pembic [..5] Fuzzy [TIDAK araan SAMA, Input Kesamaan [..5] [TIDAK SAMA] 2 Input Nilai [..5] SAMA, [KURANG, SAMA] Gambar 6. Fu CUKUP, 2 Input Nilai [..5] [KURANG, BAIK] Gambar 6. Fun 3 Output Kesesuaian [..5] CUKUP, [KURANG, BAIK] CUKUP, 3 Output Kesesuaian [..5] [KURANG, BAIK] CUKUP, BAIK] KURANG y Tahap ke-: Fuzzifikasi KURANG y í. Kesamaan, terdiri dari atas 2 himpunan [x] fuzzy, TIDAK yaitu SAMA TIDAK SAMA dan SAMA. î [x] TIDAK SAMA SAMA,625 CUKUP y í (y,625,375 CUKUP y í (y (4 î,375 (4 î a= x=3,5 a= x=3,5 BAIK y í y Gambar 5. Gambar Fungsi 5. Keanggotaan Fungsi keanggotaan dari variabel dari Kesamaan variabel kesamaan nama matakuliah BAIK y í Gambar 5. Fungsi Keanggotaan dari variabel Kesamaan î y î

7 Elliana Gautama Penyetaraan Mahasiswa Transfer... SAMA ; x TIDAKSAMA x í 5 x / 4 ; x 5 ; x ³ 5 î ; x TIDAKSAMA x í 5 x / 4 ; x 5 ; x ³ 5 ; î x SAMA x í x / 4 ; x 5 ; x ³ 5 î ; x SAMA Nilai xkeanggotaan í / 4 ; untuk Kesamaan x adalah: ; x ³ 5 î mtidak SAMA(3.5) = (b-x)/(b-a) = (5-3.5)/(5-) =.5/4 =.375 msama(3.5) = (x-a)/(b-a) = (3.5-)/(5-) = 2.5/4 [y] KURANG CUKUP BAIK = Nilai, terdiri dari atas 3 himpunan fuzzy, yaitu KURANG, CUKUP dan BAIK. [y] KURANG CUKUP BAIK Gambar 6. Fungsi Keanggotaan dari variabel Nilai Gambar 6. Fungsi ; keanggotaan dari y variabel nilai matakuliah KURANG y í 3 y / 3 ; y 3 ; y î ; y ³ 3 KURANG y í 3 y / 3 ; y 3 î ; y ³ 3 ; y 2 atau y ³ 4 ; atau CUKUP y í (y 2) / (3 2); 2 y 3 CUKUP (y 2) (3 2); (4 x) / (4 3); 3 y 4 î (4 x) (4 3); BAIK y í ; y 3 y 3 / 5 3 ; 3 y 5 î ; y ³ 5 Nilai Keanggotaan untuk Nilai 5 adalah: mkurang(5) = mcukup(5) = mbaik(5) = Tahap Kedua : Pembentukan Rule Dalam hal ini rule-rule yang dibentuk sesuai dengan kebijakan Program Studi dalam melakukan proses penyetaraan matakuliah. Jika terdapat 2 variabel maka rule yang dibentuk ada 2 2 yaitu sebanyak 4 rule. Adapun rule-rule tersebut adalah sebagai berikut: [R] IF Kesamaan SAMA AND Nilai BAIK THEN Kesesuaian BAIK [R2] IF Kesamaan SAMA AND Nilai KURANG THEN Kesesuaian CUKUP [R3] IF Kesamaan TIDAK SAMA AND Nilai BAIK THEN Kesesuaian CUKUP [R4] IF Kesamaan TIDAK SAMA AND Nilai KURANG THEN Kesesuaian KURANG Tahap Ketiga: Mesin Inferensi Pada metode Tsukamoto, komposisi fungsi inferensi menggunakan MIN yaitu dengan cara mengambil nilai minimum dari variabel input sebagai outputnya. Berdasarkan rule-rule yang sesuai dengan kondisi yang ada, maka diperoleh hasil sebagai berikut: [R] IF Kesamaan SAMA AND Nilai BAIK THEN Kesesuaian BAIK a - Predikat = msama Ç mbaik =min(msama(3.5)ç mbaik(5)) = min(.625; ) =.625 Dengan menggunakan himpunan pada grafik keanggotaan variabel, didapat nilai z (z -a)/(b-a) = (z )/(5-) = (z )/4 =.625 z =.625 * (4) z = = 3.5 [R2] IF Kesamaan SAMA AND Nilai KURANG THEN Kesesuaian CUKUP a - Predikat 2 = msama Ç mkurang =min(msama(3.5)ç mkurang(5)) = min(.625; ) = Dengan menggunakan himpunan pada grafik keanggotaan variabel, didapat nilai z 2 (5-z 2 )/(b-a) = (5 - z 2 )/(5-) = (5 z 2 )/4 = 5 - z 2 = * (4) z 2 = 5 - = 5 69

8 Kalbiscentia,Volume 3 No. 2, Agustus 26 [R3] IF Kesamaan TIDAK SAMA AND Nilai BAIK THEN Kesesuaian CUKUP a - Predikat 3 = mtidak SAMA Ç mbaik = min(mtidak SAMA(3.5) Ç mbaik(5)) = min(.375; ) =.375 Dengan menggunakan himpunan pada grafik keanggotaan variabel, didapat nilai z 3 (5-z 3 )/(b-a) = (5 z 3 )/(5-) = (5 z 3 )/4 = z 3 =.375 * (4) z 3 = 5.5 = 3.5 [R4] IF Kesamaan TIDAK SAMA AND Nilai KURANG THEN Kesesuaian KURANG a - Predikat 4 = mtidak SAMA Ç mkurang =min(mtidaksama(3.5)ç mkurang(5)) = min(.375; ) = Dengan menggunakan himpunan pada grafik keanggotaan variabel, didapat nilai z 4 (5-z 4 )/(b-a) = (5 z 4 )/(5-) = (5 z 4 )/4 = 5 z 4 = * (4) z 4 = 5 = 5 Tahap Keempat : Defuzzifikasi Defuzzifikasi merupakan proses penyetaraan dari fuzzy output menjadi crisp output. Pada defuzzifikasi digunakan metode rata-rata (average) untuk mendapatkan nilai crisp output. Untuk mendapatkan nilai crisp dengan metode rata-rata (average) harus ditentukan sampel yang digunakan untuk menemukan kategori klasifikasi, didapat hasil sebagai berikut: ( Pred* z) ( Pr ed2* z2) ( Pred3* z3) ( Pr ed4* z4) Z* Pred Pred2 Pred3 Pr ed4 Z* (.625*3.5) (*5) (.375*3.5) (*5) Z* Z* 3.5 Z* = 3.5 Nilai Z* yang diperoleh dari proses fuzzifikasi dapat diketahui himpunannya melalui diagram output proses fuzzy logic yang ada. Setelah proses defuzzifikasi, didapatkan hasil nilai yang dapat dikategorikan ke dalam himpunan output fuzzy logic seperti dalam tabel di bawah ini: [z] Tabel 7. Kategori Hasil Akhir Maka hasil perhitungan dari kedua variabel dengan menggunakan metode fuzzy logic ini, penyetaraan matakuliah Agama dan Etika mendapatkan predikat Sesuai dengan matakuliah Pendidikan Agama. Hasil perhitungan untuk matakuliah Pancasila dan Kewarganegaraan adalah Z * =.83, jika dilihat ke dalam tabel kategori maka matakuliah ini mendapat predikat hasil akhir Tidak Sesuai. IV. SIMPULAN KURANG CUKUP BAIK Gambar 7. Diagram hasil output proses fuzzy logic Berdasarkan hasil analisa perhitungan nilai variabelvariabel yang digunakan dalam proses penyetaraan matakuliah dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: () Hasil akhir yang didapat dari proses klasifikasi adalah matakuliah Agama dan Etika dari perguruan tinggi asal, dapat disetarakan dengan matakuliah Pendidikan Agama dari program studi Sistem Informasi FTI Perbanas Institute; (2) Proses klasifikasi dengan menggunakan metode profile matching, memiliki hasil akhir nilai tegas; dan (3) Hasil klasifikasi dengan menggunakan metode fuzzy logic dapat mengatasi masalah nilai ketidakpastian pada saat melakukan proses penyetaraan oleh program studi. V. DAFTAR RUJUKAN 3.5 No. Z * Kategori Hasil Akhir Z < Kurang Tidak Sesuai 2 Z < 3 Kurang Tidak Sesuai 3 2 Z 4 Cukup Sesuai 4 3 Z < 5 Baik Sesuai 5 Z 5 Baik Sesuai [] Jumadi. Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Siswa Penerima Beasiswa, Jurnal Kajian 7

9 Elliana Gautama Penyetaraan Mahasiswa Transfer... Islam Sains dan Teknologi (ISTEK), Volume VI No.- 2 Edisi Juli, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. 22, 93 [2] S. Kusumadewi. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta. 23, 87 [3] T. Sutojo, E. Mulyanto dan V. Suhartono, Kecerdasan Buatan, Ed. I, Penerbit ANDI, Yogyakarta. 2, 32 [4] S. Kusumadewi & H. Purnomo. Aplikasi Logika Fuzzy Untuk Mendukung Keputusan. Graha Ilmu, Yogyakarta. 24, 26 [5] Jumadi et al. Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi, Bandung. 25, 75 7

Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian

Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian Pendekatan Logika Fuzzy untuk Perhitungan Gap pada Metode Profile Matching dalam Menentukan Kelayakan Proposal Penelitian Jumadi 1, a) Cecep Nurul Alam 2, b) 3, c) dan Ichsan Taufik 1, 2, 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO Ganjar Ramadhan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email : ganjar.ramadhan05@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Permintaan 2.1.1 Pengertian Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN: PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MENENTUKAN MAHASISWA BERPRESTASI DI STMIK CIKARANG MENGGUNAKAN JAVA NETBEANS DAN MYSQL Ema Dili Giyanti 1), Ali Mulyanto 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, STMIK Cikarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha Menggunakan Fuzzy Logic 1. Pendahuluan Jual beli motor merupakan suatu kegiatan transaksi yang mungkin sering kita temukan di kehidupan sehari-hari. Untuk

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan Ria Rahmadita Surbakti 1), Marlina Setia Sinaga 2) Jurusan Matematika FMIPA UNIMED riarahmadita@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH KECERDASAN BUATAN SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH AMARILIS ARI SADELA (E1E1 10 086) SITI MUTHMAINNAH (E1E1 10 082) SAMSUL (E1E1 10 091) NUR IMRAN

Lebih terperinci

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI BERBASIS WEB DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA SMA INSTITUT INDONESIA Eko Purwanto Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI) 1Venny Riana Agustin, 2 Wahyu H. Irawan 1 Jurusan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 233 247. PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Zati Azmiana, Faigiziduhu Bu ulolo, dan Partano Siagian Abstrak.

Lebih terperinci

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Asrianda 1 asrianda@unimal.ac.id Abstrak Bertambahnya permintaan mahasiswa atas kebutuhan makan seharihari, berkembangnya usaha warung

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Jenis Budidaya Ikan Dengan Mengukur Kualitas Air Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : Balai Benih Ikan di Pengujan Kabupaten Bintan) Rima Ayuningtyas

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Himpunan Tegas (Crisp)

Himpunan Tegas (Crisp) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Suatu cara untuk merepresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian (keraguan, ketidaktepatan, kekuranglengkapan informasi, dan kebenaran yang bersifat sebagian). Fuzzy System

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) PMDK adalah salah satu program penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Seminar Nasional Informatika 23 (semnasif 23) ISSN: 979-2328 UPN Veteran Yogyakarta, 8 Mei 23 FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR Sundari Retno Andani ) ) AMIK Tunas Bangsa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Denny Cristiono T.S., Yugowati P.,Sri Yulianto J.P. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dalam kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan beras, setiap manusia mempunyai cara-cara

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Penentuan Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno Shenna Miranda #1, Minora Longgom Nasution *2, Muhammad Subhan #3 #1 Student of Mathematics department State University

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY Hafsah, Heru Cahya Rustamaji, Yulia Inayati Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari No 2 Tambakbayan Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) Andrian Juliansyah ( 1011287) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy Asrianda 1 Teknik Informatika Kampus Bukit Indah Lhokseumawe email : asrianda@unimal.ac.id ABSTRAK Bertambahnya permintaan

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI

APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI APLIKASI BERBASIS WEB PEMILIHAN OBYEK PARIWISATA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE TAHANI Hafsah1), Wilis Kaswidjanti2), Tendi R. Cili3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi objek-objek yang mempunyai kesamaan sifat tertentu. Objek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota dari himpunan (Frans

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO oleh TAUFIQ HANIF TRI SUSELO M0107017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani

Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani Perancangan Aplikasi Rekomendasi Pemilihan Lokasi Rumah dengan Memanfaatkan Fuzzy Database Metode Tahani 23 Sathya Adi Dharma Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Informatika

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

Research of Science and Informatic

Research of Science and Informatic Sains dan Informatika Vol.2 (N0.2) (2016): 20-30 1 Rifa, Nency, Expert System For Determine Lecturer Performance JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic e-mail: jit.kopertis10@gmail.com

Lebih terperinci

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII)

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII) FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII) Arkham Zahri Rakhman 1, Helmanatun Nisa Wulandari 2, Geralvin Maheswara

Lebih terperinci

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN Khairul Saleh Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Sumatera Utara Jalan Universitas

Lebih terperinci

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum 1 Fitria Tri Suwarmi, 2 M. Yusuf Fajar,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

SIMULASI KENDALI MUTU DOSIS OBAT BERBASIS BOBOT DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI KENDALI MUTU DOSIS OBAT BERBASIS BOBOT DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Abstract SIMULASI KENDALI MUTU DOSIS OBAT BERBASIS BOBOT DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Panca Hariwan Program Studi Teknik Komputer AMIK Bina Sarana Informatika panca_hariwan@bsi.ac.id; panca_85@yahoo.com

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana Logika Fuzzy KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8 Entin Martiana 1 Kasus fuzzy dalam kehidupan sehari-hari Tinggi badan saya: Andi menilai bahwa tinggi badan saya termasuk tinggi Nina menilai

Lebih terperinci

UJI KOMPARASI PERHITUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) MENGGUNAKAN TYPE-1 FUZZY LOGIC (T1FL) DAN INTERVAL TYPE-2 FUZZY LOGIC (IT2FL) METODE MAMDANI ABSTRAK

UJI KOMPARASI PERHITUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) MENGGUNAKAN TYPE-1 FUZZY LOGIC (T1FL) DAN INTERVAL TYPE-2 FUZZY LOGIC (IT2FL) METODE MAMDANI ABSTRAK UJI KOMPARASI PERHITUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) MENGGUNAKAN TYPE-1 FUZZY LOGIC (T1FL) DAN INTERVAL TYPE-2 FUZZY LOGIC (IT2FL) METODE MAMDANI Agung Wibowo STMIK Nusa Mandiri Sukabumi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani BINA INSANI ICT JOURNAL, Vol.3, No. 2, Desember 2016, 279-290 ISSN: 2355-3421 (Print) ISSN: 2527-9777 (Online) 279 Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani Ghofar Taufik 1,*

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA Subhan Hartanto Sistem Informatika, Universitas Pembangunan Panca Budi Jl. Jend Gatot Subroto, Simpang Tj., Medan Sunggal, Kota Medan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Mobil Mesin terdiri atas beberapa bagian yang memiliki fungsinya masingmaning. Bagian-bagian atau komponen-komponen tersebut bekerja bersama-sama untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan Scientific Journal of Informatics Vol., No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/inde.php/sji e-issn 2460-0040 Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN MEUBEL JENIS KURSI LETER L MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN MEUBEL JENIS KURSI LETER L MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN MEUBEL JENIS KURSI LETER L MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO Sulistiyono 1), Wahyu Oktri Widyarto 2) 1 Information Technology Faculty

Lebih terperinci

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS 4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS Shofwatul Uyun Mekanisme FIS Fuzzy Inference Systems (FIS) INPUT (CRISP) FUZZYFIKASI RULES AGREGASI DEFUZZY OUTPUT (CRISP) 2 Metode Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Mamdani

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D- BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kualifikasi Akademik Ditjendikti - kemendiknas, (2010) menyatakan bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan

Lebih terperinci

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Versi Online tersedia di :  JURNAL TECH-E (Online) JURNAL TECH-E - VOL. 1 NO. 1 (17) Versi Online tersedia di : http://bsti.ubd.ac.id/e-jurnal JURNAL TECH-E 2581-1916 (Online) Artikel Perancangan Aplikasi Penentu Jurusan IPA atau IPS Pada SMA Menggunakan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masalah kinerja pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sangat mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT Maya Yusida 1, Dwi Kartini 2, Andi Farmadi 3, Radityo Adi Nugroho 4, Muliadi 5 123Prodi Ilmu Komputer

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEMINATAN MAHASISWA UNTUK TUGAS AKHIR. Yulmaini ABSTRACT

PENGGUNAAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEMINATAN MAHASISWA UNTUK TUGAS AKHIR. Yulmaini ABSTRACT PENGGUNAAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DALAM PEMILIHAN PEMINATAN MAHASISWA UNTUK TUGAS AKHIR Yulmaini Fakultas Ilmu Komputer Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A. Pagar Alam

Lebih terperinci

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto Zaenal Abidin Program studi Sistem Informasi STMIK Teknokrat Bandar Lampung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metode Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang

Lebih terperinci

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Seminar Nasional Teknologi Informatika, "The Future of Computer Vision", 27, ISBN : 978-62-56--7 Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani Sepri Yanti

Lebih terperinci

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB Analisa Tingkat di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB Popy Meilina Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Jakarta E-mail: Opi3_five@yahoo.com.sg Abstrak -- Fuzzy Logic

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN )

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN ) Marsono, ISSN : 1978-6603 Saiful Nur Arif, Iskandar Zulkarnain, Penerapan Metode Tsukamoto PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO Hamdani, Deviana Selywita SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO 1) Hamdani, 2) Deviana Selywita, Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH

IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY MAMDANI UNTUK MENENTUKAN HARGA GABAH Reino Adi Septiawan Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : a11.2009.04948@gmail.com

Lebih terperinci

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno CARA KERJA LOGIKA FUZZY MELIPUTI BEBERAPA TAHAPAN BERIKUT : 1. Fuzzyfikasi 2. Pembentukan basis pengetahuan fuzzy (rule dalam bentuk if..then).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) Junius_Effendi* Email : Cyberpga@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN METODE LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN METODE LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING DENGAN METODE LOGIKA FUZZY Ainul Yaqin 1), Ema Utami 2), Emha Taufiq Luthfi 3) 1,2,3 Magister Teknik informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 1,2,3 Jl Ring

Lebih terperinci