UJI PERFORMA MESIN DISEL BRV10 RSG-GAS SETELAH PENGGANTIAN MONITOR SUHU SW112

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI PERFORMA MESIN DISEL BRV10 RSG-GAS SETELAH PENGGANTIAN MONITOR SUHU SW112"

Transkripsi

1 UJI PERFORMA MESIN DISEL BRV10 RSG-GAS SETELAH PENGGANTIAN MONITOR SUHU SW112 Asep Saepuloh 1, Kiswanto 2, Muh. Taufiq 3 PRSG BATAN Kawasan Puspiptek Ged. 31 Serpong, Tangsel - Banten Telp. (021) saepuloh@batan.go.id ABSTRAK UJI PERFORMA MESIN DISEL BRV10 RSG-GAS SETELAH PENGGANTIAN MONITOR SUHU SW112. Untuk mengetahui bahwa disel masih mampu bekerja pada continous powernya maka perlu diuji. Perawatan disel bertujuan untuk menunjukkan bahwa batas performa mesin disel dan komponenkomponennya mampu beroperasi secara optimal. Metode yang dilakukan yaitu menguji performa mesin disel dengan moda operasi test run. Beban test run adalah bukan beban sebenarnya tetapi beban semu. Telah terjadi penyimpangan operasi pada disel BRV10, saat saklar beban di panel GS003 memasuki step 2 beberapa menit kemudian beban semu kembali nol sehingga step 2 tidak tercapai. Miniature air flow monitor tipe SW112 yang berfungsi sebagai pengontrol suhu udara pada cerobong tidak bekerja kemudian timbul gangguan Flow fail. Art. Load yang terlihat di panel control sehingga test run BRV10 menjadi tidak sempurna. Kesimpulan setelah penggantian komponen SW112, sistem pembebanan semu normal kembali sehingga step 2 beban 340 kw untuk mesin disel BRV10 tercapai. Kata Kunci : Monitor SW112, uji performa, BRV10 ABSTRACT TEST PERFORMANCE OF DIESEL BRV10 IN RSG-GAS AFTER EXCHANGE A TEMPERATURE MONITOR SW112. To know that diesel is still able to work on a continuous power, it should be tested. Maintenance of the diesel is aims to show that limit the performance of diesel engines and components able to operate optimally. The method is carried out to test the performance of diesel engines with mode of test run operation. Load of test run is artificial load system. It has been deviation of operation on BRV10 when selector switch enter to step 2 which in a few minutes the power of atificial load back to zero, so that step 2 canot reached. Miniature air flow monitor SW112 components which serves as the air temperature controller on the chimney does not work then alarm Flow fail. Art. Load" appear on the control panel so that the results of test run BRV10 not perfect. After the replacement of SW112 components, artificial loading system back normally so that step 2 load 340 kw for diesel engines BRV10 reached. Keyword : SW112 monitor, performance test, BRV10 1. PENDAHULUAN Mesin disel merupakan salah satu jenis motor bakar dalam (internal combustion engine) yaitu motor bakar yang proses pembakarannya terletak dalam motor itu sendiri. Pembakaran pada motor disel dihasilkan oleh adanya bahan bakar, udara bersih serta adanya panas. Di sini panas dihasilkan karena adanya tekanan yang dihasilkan oleh piston pada langkah kompresi di dalam silinder sehingga mampu meningkatkan suhu pada ruang bakar. Pada dasarnya mesin disel mampu beroperasi di semua kondisi beban pada periode tertentu, baik itu pada kondisi overload maupun pada kondisi kerjanya. Pada kondisi overload dapat mengakibatkan overheating yang dapat membuat engine mengalami kerusakan (Calder, 1992). [1] Kondisi seperti ini akan dapat mengakibatkan berkurangnya Time Between Overhoul (TBO) atau dapat mengurangi life time dari mesin disel, sehingga kondisi overload sebisa mungkin dihindari dalam operasi mesin disel. Latar belakang penulisan adalah bahwa disel sebagai pembangkit catu daya darurat dalam posisi standby harus siap melayani operasi beban-beban darurat apabila terjadi gangguan pada jalur catu daya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 392 Asep Saepuloh dkk

2 utama dari PLN sehingga performa mesin disel harus terjaga. Pada saat mesin disel menerima sinyal gangguan dari RPS (reactor protection system), dalam ukuran detik maka disel akan beroperasi secara otomatis. Ada tiga jenis sistem moda operasi disel yaitu ; operasi otomatis saat trip catu daya utama, operasi test run untuk fungsi perawatan, serta operasi manual. Untuk mengetahui bahwa engine mampu bekerja pada continuous powernya maka dalam kegiatan perawatan mengharuskan dilakukan uji performa yang disebut dengan test run, tujuannya menunjukkan bahwa batas performa mesin disel dan komponen-komponennya mampu beroperasi pada kondisi pembebanan hingga 100%. Selama test run mesin disel diberikan pembebanan 0%, 50%, dan 100% sesuai petunjuk pelaksanaan perawatan disel yang berlaku. Di RSG-GAS ada tiga unit mesin disel yaitu BRV10/20/30 sebagai catu darurat dengan masing-masing kapasitas daya disel pembangkit adalah 550 kva. Metoda yang digunakan pada uji performa mengamati parameter-parameter terukur pada setiap pembebanan, mengamati penyimpangan operasi pada disel BRV10 saat masuk step 2 yang tidak pernah tercapai setiap dilakukan test run, serta menganalisa miniature flow monitor SW112 yang fungsinya sebagai pengontrol suhu yang diduga penyebab adanya penyimpangan pada sistem operasi pembebanan. Hasil yang diharapkan dari pembahasan ini setelah diketahui penyebab penyimpangan operasi pada disel BRV10, dapat dilakukan perbaikan atau penggantian komponen sehingga pengujian pembeban dapat tercapai. Akhirnya performa mesin disel sebagai pembangkit catu daya darurat di RSG- GAS, baik dari segi pengoperasiannya atau komponen-komponennya tetap terpelihara. 2. TEORI Mesin disel adalah termasuk sejenis mesin pembakaran dalam, lebih spesifik lagi sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin disel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin disel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (before top dead center), bahan bakar disel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar ke dalam ruang khusus akan berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada, ini disebut dengan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, lalu mendorong piston kebawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. [2] SISTEM OPERASI MESIN DISEL Untuk meningkatkan kemampuan mesin disel, umumnya ditambah komponen-komponen sebagai berikut : [2] 1. Turbocharger, untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo. 2. Intercooler, untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak. Mesin disel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar disel mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat mempengaruhi sistem bahan bakar dari tangki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai untuk memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur bahan bakar secara elektronik, misal dipasang heater yang suhu operasinya diatur dengan batas suhu atas dan suhu bawah oleh kontaktor dan relay. 3. Governor, mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin disel selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin disel turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun, peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka bisa mengakibatkan over voltage yang akan bisa merusak peralatan listrik. Asep Saepuloh dkk 393 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

3 Komponen Sistem Beban Semu Monitor suhu SW112 terbuat dari bahan polamida dan alumunium, sensornya terbuat dari keramik kaca dipasivasi, power suplai yang dibutuhkan adalah 24V AC/ 19-32V DC, adapun kisaran suhu menengah dan monitor bagian atas adalah -20 C +60 C. Monitor dilengkapi LED (light emitting diode) dengan indikasi lampu hijau pada ujung bagian bawah dan potensiometer untuk men-seting daerah kerja. Prinsip kerja komponen miniature air flow monitor SW 112 beroperasi berdasarkan prinsip kalorimetrik/ udara panas dan dirancang untuk beroperasi dengan udara. sensor head sendiri dengan rangkaian elektronik terpisah. Daya yang dibangkitkan mesin disel panasnya dibuang melalui cerobong udara, sedangkan beban disel yang merupakan beban semu juga panasnya dibuang ke lingkungan oleh rangkaian resistor atau tahanan di dalam cerobong tersebut. Panas/ kalor pada cerobong dipantau oleh komponen SW112, semakin tinggi tahap pembebanan maka suhu pada cerobong akan semakin naik, untuk itu daerah kerja pada SW112 dibatasi tertinggi pada suhu 40 C yang diseting melalui potensiometer pada ujung komponen SW112. Selama test run, fungsi disel sebagai catu daya darurat tidak terjadi catu daya ganda dengan catu daya utama PLN karena telah diatur oleh ACB (automatic circuit breaker), maka pada saat test run posisi lampu indikator pada panel untuk sakelar MCB (main circuir breaker) harus kondisi on (nyala) dan sakelar GCB (generator circuit breaker) harus kondisi off (mati). Pada sistem pembebanan semu ada terdiri dari komponen sebagai berikut ; - Sakelar pilihan untuk step 0, step I dan step II. - Kontaktor dan Sekering step I dan step II. - Kabel beban dari panel GS001 ke box panel diatas cerobong. - Komponen miniature air flow monitor tipe SW 112 dan rangkaiannya. - Kabel kontrol dan monitor sinyal gangguan. Data teknis dan skema rangkaian dari monitor miniature air flow tipe SW 112 : SW 112 merah + (-) coklat 24V AC/DC hitam - (+) Gambar 1: Skema rangkaian komponen SW 112 Berdasarkan fitur, komponen miniature air flow monitor SW 112 ; - Ada setelan/potensiometer untuk daerah kerja laju alir secara kalorimetrik. - Tidak ada bagian yang bergerak dalam laju alir suhu. - Operasi tidak tergantung dari diameter pipa atau ducting - Dilengkapi indikasi light emitting diod ( LED) status warna lampu hijau Berdasarkan data teknis operasi miniature air flow monitor tipe SW 112 seperti terlihat pada tabel 1 berikut : [3] Asep Saepuloh 394 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN \

4 Uraian Tabel 1: Data teknis miniature air flow monitor SW 112 Penjelasan Kisaran suhu menengah dan monitor bag. atas -20 C +60 C/-4 F Electronic control unit -20 C C/-4 F F. Suplai tegangan AC 24 V +10% / -15% / DC V Perkiraan konsumsi arus ma Relay output laju aliran 1 normal kontak terbuka, AC/DC 24V, max beban 0,7A Arus respon tingkat penyesuaian (step dengan 0,5 m / s m / s / 1,64 65,6 fps... fps cara potensiometer) Jenis dan ukuran monitor bagian atas ø 18 mm/0.709 masuk untuk flange mount atau PG Tekanan resistensi monitor bagian atas 1 bar/14, 5 psi (tekanan relatif) Kabel standar Panjang monitor bagian atas 2 m (3 x 0,20 mm2/awg 24) / 6,56 ft (3 x 0,31 in ) Bahan Poliamida, aluminium. sensor keramik, kaca-dipasivasi. elektronik kontrol unit PVC/poliamida Berat 84 lb g/ TATA KERJA Sebelum test run ada beberapa persiapan penting yang dilakukan, antara lain; [4] 1. Pengecekan visual pada level air batere, air pendingin, oli mesin, tangki harian bahan bakar dan tangki cadangan bahan bakar. 2. Pengecekan visual kebocoran sistem bahan bakar, sistem oli dan sistem pendingin. 3. Pengecekan fungsi pada heater pendingin dan pada mesin pembangkit. 4. Mengontrol fungsi alat pengontrol kebocoran. 5. Pengecekan sistem pengisian pada batere dan lampu-lampu panel indikator. Mulai A Test run sesuai prosedur operasi disel beban beban 0 Catat data Data step 0 beban 1 Catat data Data step 1 beban 2 Catat data Data step 2 1 beban 0 Catat data Data step 0 Selesai Gambar 2: Flowchart test run disel BRV10 Asep Saepuloh dkk 395 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

5 Adapun waktu yang dibutuhkan setiap tahap operasi dalam uji performa atau test run sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pengoperasian mesin disel yaitu : 5 menit Operasi tanpa beban 20 menit Dengan pembebanan 50 % 40 menit Dengan pembebanan 100 % 5 menit Dengan tanpa beban (nol) 1 Step 2 tdk tercapai Input=Perbaikan SW112 normal Seting ulang Input=test run pd step 2 A Ganti SW112 Step 2 tdk tercapai Selesai Gambar 3: Flowchart perbaikan SW112 BRV10 Gambar 2-3 di atas adalah memperlihatkan flowchart pelaksanaan test run disel BRV10 dari awal hingga penyelesaian kasus penyimpangan operasi pada BRV10. Langkah-langkah ini dibuat bertujuan untuk menemukan akar permasalahan, melakukan solusi perbaikan pada komponen pemantau suhu SW112 sehingga sistem beban semu pada mesin disel BRV10 dapat beroperasi normal kembali. PENGAMATAN DAN PERBAIKAN KOMPONEN SW112 Memasuki awal 5 menit pertama mesin disel beroperasi tanpa beban sebagai tahap pemanasan, kemudian masuk 20 menit di step 1 beban menunjukan 170 kw, kemudian masuk 40 menit di step 2 beban menunjukan 340 kw, tetapi selang beberapa menit beban semu tersebut hilang menjadi nol kembali sehingga pembebanan disel BRV10 tidak sempurna. Dugaan pada saat masuk step 2 suhu udara pada cerobong semakin naik tetapi tidak terkontrol oleh monitor SW112, karena monitor SW112 mengalami gangguan maka sinyal kontrol memerintahkan kontaktor beban semu menjadi off, akibatnya timbul sinyal gangguan Flow fail. Art. load di panel GS003 dan penunjukan parameter beban menjadi nol, sinyal gangguan tidak dapat di-reset maka step 2 tidak tercapai, kasus ini terus berulang setiap melakukan test run. Pada tabel 2 ditampilkan beberapa data pengukuran yang tercatat pada lembar pengujian disel, diantaranya adalah ; tegangan, arus dan beban. Bahwa terlihat ada penyimpangan operasi pada Asep Saepuloh 396 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN \

6 mesin disel BRV10 dimana pada beban 2 seharusnya mencapai kapasitas daya 100% tetapi justru beban kembali ke nol. Untuk tegangan V 0, V 1, V 2 adalah sama yaitu 400 Volt, untuk arus I 0, I 1, I 2 sudah menunjukan nilai sesuai yaitu pada beban semu 50% adalah sebesar 250 Amper dan beban semu 100% adalah sebesar 500 Amper, sedangkan pada pembebanan semu P 0, P 1, P 2 hanya mampu mencapai 50% (Lihat pada tabel 2). Nama Disel Tabel 2: Data pengukuran saat test run disel BRV10/20/30 Data Pengukuran V 0 V 1 V 2 I 0 I 1 I 2 P 0 P 1 P 2 BRV BRV BRV Pada Gambar 4 terlihat jelas pembebanan step 2 disel BRV10 harga pengukuran dari parameter yang terukur beban 1 ke beban 2 menunjukkan penurunan, pembebanan semu yang dibangkitkan sebesar 170 kw selama 20 menit dan kemudian di pembebanan 2 grafiknya turun menjadi nol. Gambar 4: Grafik pengukuran saat test run Beban yang dibangkitkan oleh pembebanan semu selama test run panasnya dibuang ke lingkungan melalui suatu rangkaian resistor ke cerobong udara buang. Kabel untuk beban semu terdiri dari dua busbar, pertama untuk beban 1 dan satunya untuk beban 2 yang terpasang dari panel BRV10 GS001 ke panel di atas cerobong udara buang, seperti terlihat pada Gambar 5. Tanda lingkaran di atas ducting menunjukan lokasi panel yang di dalamnya terdapat 2 busbar U 1,V 1,W 1 dan U 2,V 2,W 2, miniature air flow monitor SW112, dan kabel kontrol. Dari analisa dicoba dilakukan langkah-langkah perbaikan pada monitor suhu tipe SW112 dengan men-set ulang potensiometer untuk batasan daerah kerja suhu pada saat masuk step 2, indikasi lampu hijau menyala menunjukkan monitor suhu SW112 bekerja. Dari percobaan tersebut monitor suhu SW112 tetap tidak dapat merespon sehingga selang beberapa menit kemudian kabel kontrol dari SW112 memerintahkan untuk mematikan kontaktor beban semu step 2 sehingga terbaca penunjukan parameter beban step 2 kembali menunjuk nol. Konektor kabel tegangan Gambar 5: Lokasi SW112 pada cerobong udara [5] Gambar 6 adalah panel BRV10 GS001 yang memperlihatkan 2 unit kontaktor yang merupakan bagian dari sistem pembebanan semu. 1 unit kontaktor untuk busbar step 1 dengan tiga buah Asep Saepuloh dkk 397 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

7 sekering dan 1 unit kontaktor untuk busbar step 2 dengan tiga buah sekering. Pada gambar terlihat penghubung antara kontaktor,sekering dan busbar menggunakan plat tembaga dimana tujuannya untuk efisiensi sehubungan jarak antar komponen cukup dekat sehingga kalau menggunakan kabel diameter besar agak sulit dibengkokan dan plat tidak terpengaruh suhu dan kondisi lingkungan. Gambar 6: Panel GS001 setelah perbaikan [5] 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah miniature air flow monitor SW112 diganti, step 2 dapat tercapai dan sinyal gangguan flow fail. Art. Load sebagai indikasi gangguan pada beban semu telah dapat teratasi. Hasil data parameter terukur pada setiap step (tahapan) operasi yang tercantum pada lembar data test run, antara lain ; tegangan, arus, beban, rpm, suhu pendingin, suhu bahan bakar, suhu oli, dan lain-lain menunjukkan harga ukur sesuai dengan nilai batas yang ditentukan. [4] Kasus seperti ini termasuk kasus yang jarang terjadi dan beberapa kali analisis yang dilakukan dari kasus tersebut awalnya dilakukan percobaan men-set ulang komponen SW112 pada daerah kerja step 2 tetapi komponen tersebut ternyata sudah tidak merespon karena rusak sehingga disimpulkan untuk diganti yang hasilnya terbukti setiap melakukan test run kejadian tersebut sudah tidak terulang lagi. Tabel 3 memperlihatkan hasil uji performa atau test run disel BRV10 setelah penggantian miniature air flow monitor SW112 dibandingkan dengan nilai-nilai pengukuran mesin disel BRV20 dan BRV30. Dari table 3 tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam pelaksanaan sistem pembebanan mesin disel BRV10. Saat memasuki pembebanan step 2, kapasitas beban sebesar 340 kw tercapai. Tabel 3: Hasil data pengukuran test run pasca perbaikan Nama Disel Hasil Data Pengukuran V 0 V 1 V 2 I 0 I 1 I 2 P 0 P 1 P 2 BRV BRV BRV menunjukan grafik yang semakin naik, artinya uji pembebanan step 1 atau kapasitas beban 50% sebesar 175 kw dan step 2 atau kapasitas beban 100% sebesar 350 kw berhasil. Begitu juga arus yang dibangkitkan dari I 1 sampai I 3 menunjukkan kenaikan, sedangkan tegangan yang dibangkitkan dari keseluruhan mesin disel pada setiap tahap pembebanan adalah sama sebesar 400 V. Gambar 8: Grafik pengukuran BRV10 pasca perbaikan Secara grafik terlihat pada Gambar 8 bahwa hasil pengukuran dari beban 0 hingga beban 2 4. KESIMPULAN Sesuai hasil uraian pembahasan diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa miniature air flow monitor tipe SW112 pada disel pembangkit BRV10 sudah kembali fungsi sebagai pemantau laju alir suhu pada cerobong dan selama test run sistem pembebanan kembali normal tanpa adanya gangguan timbulnya sinyal Flow fail. Art. Load pada panel BRV10 GS003, data-data parameter yang terukur sudah sesuai petunjuk pelaksanaan pengoperasian Asep Saepuloh 398 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN \

8 mesin disel BRV10/20/30 di RSG-GAS sehingga secara umum setelah dilakukan uji performa dengan moda operasi test run yang dilaksanakan secara berkala, mesin disel BRV10 sebagai catu daya darurat di RSG-GAS integritas dan kehandalannya tetap terjaga. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. p&biw=800&bih=461&q=pengaruh+overload+d isel+thd+komponen+utama+disel&gbv=2&oq=p engaruh+overload+disel+thd+komponen+utama +disel&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e&gs_upl= l631821l2l634155l26l26l0l25l0l0l507l507l5-1l1l0, Makalah dari Faculty of Marine Technology, Tentang pengaruh overload terhadap komponen disel, Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya, internet, diakses juli Tentang Mesin Disel,diakses Juli f-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en- US:official&client=firefox-a#sclient=psyab&hl=id&client=firefoxa&hs=mlm&rls=org.mozilla:en- US%3Aofficial&source=hp&q=miniature+airflo w+monitor+sw112&pbx=1&oq=miniature+airflo w+monitor+sw112&aq=f&aqi=&aql=&gs_sm=e &gs_upl=13986l28683l0l30444l31l27l0l0l0l0l29 92l2992l9-1l2l0&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=b e47919c0e&biw=800&bih=461, tentang komponen miniature Air Flow Monitor tipe SW112, diakses Juli ASEP SAEPULOH, Petunjuk Pelaksanaan Pengoperasian Mesin Disel BRV10/20/30 di RSG-GAS, No. Ident : RSG.SR Rev.0 (2011) 5. ANONIMOUS, Dokumentasi Perawatan dan Perbaikan Miniature Air Flow Monitor tipe SW112 Disel BRV10 di RSG-GAS. Asep Saepuloh dkk 399 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis. A. Sebenernya apa sih perbedaan antara mesin diesel dengan mesin bensin?? berikut ulasannya. Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya

Lebih terperinci

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN RUSTON TIPE 16 RKC DI PUSAT LISTRIK SUKAHARJA KETAPANG Ismael Marjuki Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Negeri Ketapang email : marjuki_ismael@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS. Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S

EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS. Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI RSG-GAS Asep Saepuloh, Kiswanto, Muh. Taufiq, Yuyut S ABSTRAK EVALUASI PENYEBAB GANGGUAN MESIN DIESEL BRV10 DI REAKTOR SERBA GUNA G.A.SIWABESSY. Diesel

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP Teguh Sulistyo, Yuyut Suraniyanto, M. Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) - BATAN ABSTRAK PENGUJIAN KEBOCORAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin Ma ruf Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian busi terhadap prestasi genset mesin bensin yang meliputi konsumsi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin

Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin Parlindungan P. Marpaung 1* 1 Institut Teknologi Indonesia, Jln. Raya Puspiptek

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kriteria dan karakteristik PLTD Dapat merancang PLTD

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kriteria dan karakteristik PLTD Dapat merancang PLTD BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan listrik pada elemen masyarakat sangatlah besar baik dari kalangan industri, rumah tanggga, dan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Kebutuhan akan listrik

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS YAN BONY MARSAHALA PRSG - BATAN KAWASAN PUSPIPTEK- SERPONG, TANGERANG 15310 Abstrak PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN

Lebih terperinci

OPTIMASI PERFORMA GENSET SEBAGAI CATU DAYA DARURAT DI RSG-GAS

OPTIMASI PERFORMA GENSET SEBAGAI CATU DAYA DARURAT DI RSG-GAS ABSTRAK OPTIMASI PERFORMA GENSET SEBAGAI CATU DAYA DARURAT DI RSG-GAS Asep Saepuloh 1, Yayan Andriyanto 2 1,2 PRSG-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 30 Serpong, 15310 E-mail: saepuloh@batan.go.id Diterima Editor

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 KARAKTERISASI PERFORMA MESIN SISTEM DUAL FUEL MENGGUNAKAN PRESSURE REDUCER ADAPTIVE DENGAN VARIASI KONSTANTA (k) PEGAS HELIX TEKAN DAN TEKANAN GAS KELUAR PADA STAGE DUA Dori Yuvenda 1) dan Bambang Sudarmanta

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

MAX GUARD.

MAX GUARD. MAX GUARD ALARM MOTOR DENGAN PASSWORD ZN-P204 DIPRODUKSI OLEH ZUVITRON DIGITAL http://zuvitronic.tripod.com Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Max Guard ZN-P204 sebagai pengaman

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET

BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET 26 BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET 3.1 Generator set Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilakan daya listrik. Disebut sebagai generator set dikarenakan ia adalah suatu set peralatan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR Nana Supriyana Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Purwokerto Email: Nana.sttw@gmail.com Taufiq Hidayat Fakultas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS

MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 3.1 Sistem Proteksi Kelistrikan pada Motor Control Center (MCC) Sistem proteksi kelistrikan pada motor control center

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Berikut adalah diagram alir ( flowchart) tahapan penelitian perancangan dan pembuatan pembangkit stirling engine Generator magnet permanen: Gambar 3.1

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66 SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66 KISWANTO, TEGUH SULISTYO Sub Bidang Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci