KONSEP NEGARA HUKUM DALAM ISLAM DAN RELEVANSINVA DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP NEGARA HUKUM DALAM ISLAM DAN RELEVANSINVA DI INDONESIA"

Transkripsi

1 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) KONSEP NEGARA HUKUM DALAM ISLAM DAN RELEVANSINVA DI INDONESIA Yusuf Faisal Ali 1 ABSTRAK Diskusi mengenai negara hukum selalu menarik untuk dikaji. Secara sederhana, negara hukum berarti negara berdasar atas hukum dan bukan berdasar kekuasaan belaka. Istlah negara hukum dalam bahasa Belanda disebut rechtsstaat, dan juga digunakan untuk menunjukkan konsep negara hukum yang diterapkan Di Eropa Kontinental seperti di Belanda, Jerman dan Perancis. Istlah lain adalah rule of law yang digunakan di negara-negara Anglo Saxon atau yang menganut sistem common law antara lain Inggris dan Amerika. Di negara-negara sosialis dan Uni Soviet digunakan istilah sosialis. Konsep negara hukum dalam Islam atau yang disebut dengan nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yang mengacu pada hukum Islam dan memiliki prinsip-prinsip umum yaitu: (1) prinsip kekuasaan sebagai amanah; (2) prinsip musyawarah; (3) prinsip keadilan; (4) prinsip persamaan; (5) prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8) prinsip kesejahteraan; dan (9) prinsip ketaatan rakyat. Gagasan mengenai nomokrasi Islam merupakan pemetaan dan konsep siyasah diniyah yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun. Kata Kunci : Hukum Islam, Negara Hukum, Syariat islam PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Diskusi mengenai negara hukum selalu menarik untuk dikaji. Secara sederhana, negara hukum berarti negara berdasar atas hukum dan bukan berdasar kekuasaan belaka. Istlah negara hukum dalam bahasa Belanda disebut rechtsstaat, dan juga digunakan untuk menunjukkan konsep negara hukum yang diterapkan di Eropa Kontinental seperti di Belanda, Jerman dan Perancis. Istilah lain adalah rule of law yang digunakan di negaranegara Anglo Saxon atau yang menganut sistem common law antara lain Inggris dan Amerika. Di negara-negara sosialis dan Uni Soviet digunakan istilah sosialis legality (Senoadji, Oemar. 1980: 11-23, Wahyono, 1984: 67, Hartono. 1982: 85). Pemikiran negara hukum di Barat dimulai sejak Plato ( SM) dengan konsepnya bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik yang disebut dengan istilah Nomoi. Kemudian ide tentang negara hukum atau rechtsstaat mulai populer kembali pada abad 17 sebagai akibat dari situasi sosial politik yang didominir oleh absolutisme (Azhari, 2007: 89). 1 Yusuf Faisal Ali adalah Dosen Jurusan Pendidikan IPS, Prodi. PPKn Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan, Cimahi. 107

2 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia Dua orang sarjana Barat yang berjasa dalam pemikiran negara hukum yaitu Immanuel Kant ( ) dan Friedrich Julius Stahl telah mengemukakan buah pikiran mereka. Kant memahami negara hukum sebagai negara penjaga malarn Nachtwaker atau Nachtwachterstaat yang tugasnya adalah menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat. Gagasan negara hukum menurut Kant mi dinamakan negara hukum liberal (Gautama, Sudargo. 1973: 1973: 7). Konsep Stahl tentang negara hukum ditandai oleh empat unsur pokok yaitu: (1) adanya pengakuan dan perlindungan hakhak asasi manusia; (2) negara didasarkan pada teori trias politica, (3) pmerintahan diselenggarakan berdasarkan undangundang; dan (4) peradilan administrasi negara yang bertugas menangani kasus perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah (Budiardjo, 1982: 57-58, Ismatullah, 2006: 39). Menurut Scheltema, unsur rechtsstaat adalah (1) kepastian hukum; (2) persamaan; (3) demokrasi; dan (4) pemerintahan yang melayani kepentingan umum. Karena konsep rechtstaat di Eropa Kontinental sejak semula didasarkan pada sifat liberal, maka ciri individualistik itu sangat menonjol dalam pemikiran negara hukum menurut konsep Eropa kontinental itu (Wahyono, 1984 : 2-3). Negara hukum atau rechtsstaat menurut Philipus H. Hadjon Ciri-ciri: (1) adanya UUD atau konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa dan rakyat; (2) adanya pembagian kekuasaan negara; (3) diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat (Hadjon, 1987: 76). Konsep negara hukum yang berkembang di negara-negara Anglo Saxon semula dipelopori oleh Albert Venn Dicey dengan sebutan rule of law. Konsep ini menekankan pada tiga unsur utama yaitu (1) supremasi hukum (supremacy of law); (2) persamaan di hadapan hukum (equality before the law); dan (3) konstitusi yang didasarkan atas hak perorangan (the contitunon based on individual right). Ciri yang menonjol pada konsep ini ialah ditegakkannya hukum yang adil dan tepat (Hadjon, 1987: 76). Perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of law ialah pada konsep yang pertama peradilan administrasi negara merupakan sarana yang sangat penting dan sekaligus pula ciri yang menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sebaliknya pada rule of law, peradilan administrasi tidak ditetapkan karena kepercayaan masyarakat yang begitu besar pada peradilan umum (Hadjon, 1987: 76). Socialist Legality yang dianut negara-negara komunis/sosial hendak mengimbangi konsep rule of law yang dipelopori negara-negara Anglo Saxon. Inti socialist legality berbeda dengan konsep Barat. Karena dalam socialist legality hukum ditempatkan di bawah sosialisme. Hukum adalah sebagai alat untuk mencapai sosialisme. Hak perseorangan dapat disalurkan kepada prinsip-prinsip sosialisme, meskipun hak tersebut patut mendapat perlindungan (Senoadji, 1980: 18). Patut dikemukakan bahwa socialist legality ada suatu jaminan konstitusional tentang propaganda anti agama yang memang merupakan watak dan negara komunis /sosialis yang diwarnai oleh doktrin komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat. Sebagaimana diketahui bahwa komunisme mengajarkan sikap anti Tuhan (Senoadji, 1980: 18). Dan sini 108

3 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) dapat diketahui bahwa konsep socialist legality sulit untuk dapat dikatakan sebagai suatu konsep negara hukum yang bersifat universal. Tetapi mungkin konsep ini dilihat dan segi kepentingan negaranegara komunis merupakan konsep yang mereka pandang sesuai dengan doktrin komunisme. Berbeda denga konsep Barat yang bertujuan ingin melindungi individu sebagai manusia yang bermartabat terhadap tindakan yang sewenang-wenang dan pemenntah, maka dalam socialist legality yang terpenting sosialisme itu sendin (Senoadji, 1980: 23). Setelah memperhatikan uraian singkat di atas mengenai konsep negara hukum yang dikemukakan dalam konsep Barat (rule of law dan rechtsstaat), lalu bagaimana konsep negara hukum dalam Islam dan konsep negara hukum yang diterapkan di Indonesia. Dan stressing dalam tulisan ini meliputi kedua konsep tersebut dengan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep negara hukum dalam Islam? 2. Bagaimana konsep negara hukum yang dikembangkan di Indonesia? 3. Bagaimana relevansinya di antara kedua konsep tersebut? Pembahasan Konsep Negara Hukum dalam Islam Negara hukum dalam Islam dimaksudkan negara hukum menurut al- Qur an dan Sunnah. Untuk konsep tersebut, Muhammad Tahir Azhary cenderung menggunakan istilah nomokrasi Islam dan Malcom H. Kerr. Demikian juga, Majid Khaddun menggunakan istilah nomokrasi untuk konsep negara dan sudut Islam. Dalam pandangan Muhammad Tahir Azhary, penggunaan istilah nomokrasi Islam itu dinilai lebih tepat, karena di samping untuk memperlihatkan kaitan nomokrasi atau negara hukum itu dengan hukum Islam, juga untuk membedakan dengan konsep negara hukum menurut konsep Barat (Senoadji, 1980: 24). Gagasan tentang negara hukum telah dikemukakan oleh pemikir muslim yaitu Ibn Khaldun. Menurutnya, negara hukum itu ada dua macam: (1) siyasah dinniyyah dan (2) siyasah aqliyyah. Kedua bentuk negara hukum tersebut diterjemahkan dengan nomokrasi Islam dan nomokrasi sekuler. Ciri pokok yang menjadi pembeda di antara keduanya ialah pelaksanaan hukum Islam untuk nomokrasi Islam dan rasio untuk nomokrasi sekuler. Dalam nomokrasi Islam, baik syari at maupun hukum yang didasarkan pada rasio manusia, kedua-duanya berfungsi dan berperan dalam negara. Sebalikya, dalam nomokrasi sekuler manusia hanya menggunakan hukum semata mata sebagai hasil pemikiran mereka (Azhary, 2007: 85). Wagar Ahmad Husami menamakan siyásah diniyyah atau nomokrasi Islam dengan istilah Negara Syari ah. Dan nomokrasi Islam bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat universal baik di dunia maupun di akhirat (al-mashãbh al-kfiffah) (Husaini, S. Waqar Ahmad. 1983: 217) Menurut Muhammad Tahir Azhary, nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yang memiliki prinsip-pnnsip umum yaitu: (1) prinsip kekuasaan sebagai amanah; (2) prinsip musyawarah; (3) prinsip keadilan; (4) prinsip persamaan; (5) prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8) prinsip kesejahteraan; dan (9) prinsip 109

4 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia ketaatan rakyat (Azhary, 2007: ). Untuk uraian ringkas sebagai berikut: Prinsip Kekuasaan sebagai Amanah Dalam nomokrasi Islam, kekuasaan merupakan sebuah amanah dengan landasan normatif sebagaimana berdasarkan firman-nya Q.S. a1- Nisa14:57. Dalam konteks kekuasaan negara, amanah dapat dipahami sebagai suatu pendelegasian atau pelimpahan kewenangan. Atas dasar itu, kekuasaan dapat disebut sebagat mandat yang berasal dart Allah, karena Ia adalah sumber dari segala kekuasaan (Azhary, 2007: ). Prinsip kekuasaan sebagai amanah akan berimplikasi adanya prinsip pertanggungjawaban kekuasaan. Prinsip tersebut bermakna bahwa setiap pribadi yang mempunyai kedudukan fungsional dalam kehidupan politik dituntut agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya (jujur dan adil), dan bahwa kelalatan terhadap kewajiban tersebut akan mengakibatkan keruglan bagi dirinya sendiri (Ahmad, Musnad AI-Imam Ahmad, ; Muslim, al-jami. al-shahib) Dan sini dapat dapat dipahami bahwa kekuasaan dalam nomokrasi Islam adalah kewenangan dan kewajiban di satu sisi dan pertanggungjawaban di sisi lain. Prinsip Musyawarah Musyawarah sebagat salah satu prinsip dasar dari nomokrast Islam dapat ditemukan dalarn al-qur an pada dua locus yaitu surat al-syura/142:38 dan surat Ali Imran/3:159. Dilihat dan sudut kenegaraan, musyawarah ialah suatu prinsip konstitusional dalam nomokrasi Islam yang wajib dilaksanakan dalam suatu pemerintahan dengan tujuan untuk mencegah lahirnya keputusan yang merugikan kepentingan umum (El- Awa, 1983: 114). Sebagai suatu prinstp konstitusional, maka dalam nomokrasi Islam, musyawarah berfungst sebagat pencegah adanya kekuasaan yang absolut dart seorang penguasa atau kepala negara (al-buraey, 1983: 114). Prinsip Keadilan Tema pembahasan mengenai keadilan banyak dijelaskan dalam ayat-ayat al- Qur an, begitu pula dalam Sunnah Nabi saw. Prinsip keadilan apabiladikaitkan dengan nomokrasi Islam, maka to harus dilihat dart fungsi kekuasaan negara. Fungst tersebut mencakup tiga kewajiban pokok bagi pcnyelenggara negara atau pemegang kekuasaan, yaitu: (1) kewajiban menerapkan kekuasaan negara dengan adil, jujur dan bijaksana. Semua rakyat harus dapat memperoleh hak-haknya secara adil tanpa suatu diskriminasi. (2) kewajiban menerapkan kekuasaan kehakiman dengan seadil-adilnya. (3) kewajiban penyelenggara negara untuk mewujudkan suatu tujuan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Hal int berkaitan dengan keadilan sejahtera (Azhary, 2007: 123) Pnnsip keadilan dalarn nomokrasi Islam mengandung satu konsep yang bernilai tinggi. Ia tidak identik dengan keadilan yang dibuat oleh manusia. Keadilan buatan manusta dengan doktrin humanisme telah melangsungkan nilai-nilai transendental dan terlalu mengagungkan manusta sehingga manusia menjadi titik sentral. Sebaliknya konsep keadilan dalam nomokrast Islammenempatkan manusia pada kedudukannya yang wajar baik sebagat individu maupun sebagai masyarakat. Manusia bukan merupakan titik sentral, melainkan ia. hamba Allah 110

5 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) yang nilainya sangat ditentukan oleh hubungannya dengan Allah dan dengan sesama manusia (Azhary, 2007: 123). Prinsip Persamaan Prinsip ini dalam Islam dapat dipahami antara lain dari Q.S. al-hujurat/49:13. Apabila dikaitkan dengan nomokrasi Islam, prinsip persamaan merupakan salah satu tiang utama dalam bangunan negara hukum. Prinsip ini dalam nomokrasi Islam mengandung aspek yang luas. Ia mencakup persamaan dalam bidang kehidupan yang meliputi bidang hukum, politik, ekonomi, sosial dan persamaan dalam bidang hukum memberi jaminan akan perlakuan dan perlindungan hukum yang sama terhadap semua orang tanpa diskriminasi (Yamani, 1980: 75). Prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia. Dalam nomokrasi Islam hak-hak asasi manusia bukan hanya diakui tetapi juga dilindungi sepenuhnya. Karena itu dalam hubungannya ini ada dua prinsip yang sangat penting yaitu prinsip pengakuan hak-hak asasi manusia dan prinsip perlindungan terhadap hak-hak tersebut. Terkait dengan prinsip ini secara tegas digariskan dalam firman-nya Q.S. al- Isra /17:70. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia sebagai hak-hak dasar yang dikaruniakan Allah kepadanya, yang dalam nomokrasi Islam ditekankan pada tiga hal: (1) persamaan manusia; (2) martabat manusia; dan (3) kebebasan manusia (Azhary, 2007: ). Prinsip Peradilan Bebas Pnnsip ini berkaitan erat dengan prinsip erat dengan prinsip keadilan dan persamaan. Dalam nomokrasi Islam seorang halum memiliki kewenangan yang bebas dalam makna bahwa setiap putusan yang la ambil bebas dan pengaruh siapapun. Hakim wajib menerap prinsip keadilan dan persamaan terhadap siapapun sebagaimana dipahami dalam Q.S. an-nisa/4:57 Prinsip peradilan bebas dalam nomokrasi Islam tidak boleh bertentangan tujuan hukum Islam24 jiwa al-qur an dan Sunnah. Dalam melaksanakan prinsip peradilan bebas hakim wajib memperhatikan pula prinsip amanah, karena kekuasaan kehakiman yang berada di tangannya adalah suatu amanah pula dan rakyat kepadanya yang wajib dipelihara sebaik-baiknya (Ali, 1990: 19). Prinsip Perdamaian al-qur an sangat menjunjung tinggi dan mengutamakan perdamaian, dan nomokrasi Islam harus ditegakkan atas dasar pnnsip tersebut. Hubungan dengan negara-negara lain harus dijalin dan berpegang pada prinsip perdamaian. Pada dasarnya sikap bermusuhan atau perang merupakan sesuatu terlarang dalam al- Qur an. Perang hanya merupakan suatu tindakan darurat dan bersifat defensif atau membela diri. al-qur an hanya mengizinkan tindakan kekerasan atau perang apabila pihak lain memulamya. Pengaturan hukum perang telah digariskan dalam Q.S. al-bagarah/2:190 dan 194. Prinsip kesejahteraan. Prinsip kesejahteraan dalam nomokrasi Islam bertujuan mewujudkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi seluruh anggota masyarakat (rakyat). Pengertian keadilan sosial dalam nomokrasi Islam bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan materil, akan tetapi mencakup pula pemenuhan kebutuhan spiritual seluruh rakyat. Dalam nomokrasi Islam 111

6 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia keadilan sosial dan keadilan ekonomi dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penimbunan harta di tangan seseorang atau sekelompok orang sementara anggota masyarakat lainnya mengalami kemiskinan. Untuk mewujudkan prinsip kesejahteraan ini al-qur an menggambarkannya dengan ungkapan baldat(un) thayyibat (un) wa Rabb(un) ghafur(un) (Q.S. Saba /34:15). Prinsip Ketaatan Rakyat Untuk menata menata hubungan antara pemerintah dengan rakyat, al- Qur an telah menetapkannya suatu prinsip yang dinamakan prinsip ketaatan rakyatsebagaimana ditegaskan dalam firman- Nya Q.S. al-nisa /4:59. Prinsip ketaatan mengandung makna bahwa seluruh rakyat tanpa kecuali berkewajiban mentaati pemerintah. Dan melalui prinsip ini pula rakyat berhak untuk mengoreksi setiap kekeliruan yang dilakukan oleh penguasa. Dalam nomokrasi Islam, pemerintah atau penguasa wajib mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Dengan demikian ketaatan rakyat terhadap penguasa atau pemerintah mengandung suatu asas timbal balik. Konsep Negara Hukum di Indonsia Dalam UUD 1945 pasal I ayat (3) disebutkan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum Yaitu negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan (akuntabel) (Al Rasid, 2002: 2). Pasal tersebut dimaksudkan untuk memperteguh paham bahwa Indonesia adalah negara hukum baik dalam penyelenggaraan negara maupun kehidupan berbangsa dan bermasyarakat (MPR RI, 2012: 29). Atas dasar bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, ini artinya baik pemerintah/negara maupun warga negara dalam bertindak harus berdasar atas dan melalui hukum. Dan sini dipahami pula, bahwa negara Indonesia bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka (Kencana, 2011: 66). Kekuasan negara dibatasi oleh, dan juga berdasarkan atas hukum. Tujuan pembatasan terhadap kekuasaan negara oleh hukum ini ialah agar kepentingan rakyat atau hak-hak asasi rakyat dapat terjamin atau dijaga terhadap kemungkinan tindakan kesewenangan dan penguasa. Sehingga dengan demikian terdapat keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, dan dimana warga negara atau penguasa tunduk kepada ketentuan yang berlaku (Darmodihaijo dkk, 1991: 68). Sehubungan dengan negara Indonesia sebagai negara hukum, maka dalam kaitan ini timbul pertanyaan, negara hukum yang bagaimanakah yang dianut di Indonesia? Apakah identik dengan konsep negara hukum Eropa Kontinental atau tidak? Pertanyaan ini tentu saja cukup beralasan, karena negara Indonesia adalah negara hukum dengan latar belakang tradisi Eropa kontinental dengan menggunakan istilah rechtsstaat. Demikian pula dalam penjelasan UUD 45 dikemukakan bahwa negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan (machtsstaat) belaka (Alrasid, 1983: 15). Bahkan ada pula kecenderungan interpretasi yang mengarah pada konsep rule of law sebagaimana yang berkembang di negara-negara Anglo Saxon (Kaelan M.S. dan Zubaidi, 2010: 133-4). Terkait dengn persoalan tersebut, Oemar Senoadji berpendapat bahwa 112

7 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri khas Indonesia. Karena Pancasila harus diangkat sebagai dasar pokok dan sumber hukum, maka negara hukum Indonesia dapat pula dinamakan Negara Hukum Pancasila. Salah satu ciri pokok dalam negara hukum Pancasila ialah adanya jaminan terhadap freedom of religion atau kebebasan beragama. Tetapi, kebebasan beragama di negara hukum Pancasila selalu dalam konotasi yang positif, artinya tidak ada tempat bagi ateisme atau propaganda anti agama di bumi Indonesia. Hal mi sangat berbeda dengan misalnya di Amerika yang memahami konsep freedom of religion baik dalam art positif maupun negatif. Sementara itu, di Uni Soviet dan negara komunis lainnya freedom of religion memberikan pula jaminan konstitusional propaganda anti agama. Ciri berikutnya dan Negara Hukum Indonesia ialah tiada pemisahan yang rigid dan mutlak antara agama dan negara. Karena agama dan negara berada dalam hubungan yang harmonis, hal demikian sangat berbeda dengan Amerika Serikat yang menganut doktrin pemisahan antara agama dan gereja secara ketat (Senoadji, 1980: 24-58). Pandangan serupa dikemukakan pula oleh Padmo Wahyono. Ia menelaah Negara Hukum Pancasila dengan bertitik tolak dan asas kekeluargaan yang tercantum dalam UUD 45. Dalam asas kekeluargaan maka yang diutamakan adalah rakyat banyak, namun harkat dan martabat manusia dihargai. Hal tersebut direfleksikan dalam pasal 33 UUD 45 yang menjelaskan bahwa yang terpenting itu adalah kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran perseorangan. Akan tetapi perseorangan itu berupaya sejauh tidak mengenai haiat hidup orang banyak. Negara Hukum Pancasila dapat dipahami melalui penelaahan pengertian negara dan pengertian hukum dilihat dari sudut asas kekeluargaan. Dalam kaitan ini, Padmo Wahyono mengemukakan bahwa hukum adalah suatu alat atau wahana untuk menyelenggarakan kehidupan negara atau ketertiban dan menyelengarakan kesejahteraan sosial (Wahyono, 1984: 4-19). Terhadap asas kekeluargaan, sebagaimana telah disinggung di atas, Muhammad Tahir Azhary menambahkan satu asas lags yaitu asas kerukunan. Kedua asas itu asas kekeluargaan dan asas kerukunan mencerminkan bangsa dan negara Indonesia merupakan satu persatuan dan kesatuan dengan semangat kekeluargaan dan kerukunan hidup. Setiap manusia Indonesia berkewajiban memelihara persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia. Asas kekeluargaan ini harus selalu dikaitkan dengan konotasi yang positif dan mendorong terwujudnya suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, dalam makna menikmati keadilan dan kemakmuran itu. Dengan menggunakan asas kekeluargaan dan kerukunan sebagai dua asas yang terpadu hal-hal yang bersifat negatif dan akan merugikan kehidupan bangsa dan negara kiranya dapat dihindari (Azhary, 2007: 97) Dengan merujuk pada dua pendapat pakar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa konsep Negara Hukum yang dianut di Indonesia bukan konsep negara hukum Barat atau Eropa Kontinental dan bukan pula rule of law darn Anglo Saxon melainkan konsep Negara Hukum Pancasila yang bercirikan: (1) ada hubungan erat antara agama dan negara; (2) bertumpu pada Ketuhanan yang Maha Esa; (3) kebebasan 113

8 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia beragama dalam arti positif; (4) ateisme tidak dibenarkan clan komunisme dilarang; dan (5) asas kekeluargaan dan kerukunan. Adapun yang menjadi unsur pokok negara hukum R.I adalah (1) Pancasila; (2) MPR; (3) sistem konstitusi; (4.) persamaan; dan (5) peradilan bebas (Ismatullah, 2006: 72-74) Patut untuk dikemukakan, bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam Negara Hukum Pancasila: (1) kebebasan beragama harus mengacu pada makna positif sehingga pengingkaran terliadap Tuhan YME (ateisme) ataupun sikap yang memusuhi Tulian YME tidak dibenarkan, seperti terjadi di negara-negara komunis yang membenarkan propaganda anti agama; dan (2) ada hubungan yang erat antara negara dan agama, karena itu baik secara rigid atau mutlak maupun secara longgar atau nisbi Negara Indonesia tidak mengenal doktrin pemisahan antara agama dan negara. Karena doktrin semacam ini sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45. Adapun lima unsur utama, sebagaimana telah dijelaskan di atas bertumpu pada suatu prinsip yang sangat mendasar bagi segenap bangsa Indonesia yaitu sila pertama darn Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena sila pertama ini mempunyai posisi yang istimewa, ia terletak di luar ciptaan akal budi manusia (Hazairin, 1973: 5). Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Pancasila memilik bukan hanya suatu ciri tertentu tetapi ciri yang paling khusus dams semua konsep negara hukum, baik konsep Barat (rule of law dan rechtsstaat) maupun apa yang disebut sebagai socialist legality. Sila pertama dart Pancasila itu mencerminkan konsep monoteisme atau tauhid (unitas). Hal ini sesuai dengan doktrin al-qur an dalam surat al-kahfi/18:10 yang mengajarkan bahwa Tuhan bagi seluruh manusia adalah Allah Yang Maha Esa. Sila pertama merupakan pula dasar kerohaniaan dan dasar moral bags Bangsa Indonesia dalam bernegara dan bermasyarakat. Artinya, bahwa penyelenggaraan kehidupan bernegara dan bermasyarakat wajib mengimplementasikan petunjuk petunjuk Tuhan YME (Basyir, 1985: 9-10). Atas dasar itu, dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan dengan empat sila lainnya setiap orang yang arif dan bijaksana akan melihat banyak persamaan antara nomokrasi Islam dengan konsep Negara Hukum Pancasila. Persamaan itu antara lain tercermin dan lima sila Pancasila yang sudah menjadi Asas Bangsa dan Negara Indonesia. Dari uraian singkat di atas, dapat dipahami bahwa negara hukum yang dimaksud dalam UUD 45 pasal I ayat (3) sama sekali tidak identik dengan konsep negara hukum Eropa Kontinental dan juga tidak identik dengan konsep negara hukum Anglo Saxon, bahkan sangat berbeda dengan konsep socialist legality. Namun demikian apabila memperhatikan UUD 45 hasil amandemen, terlihat bahwa meskipun konsep Negara Hukum Indonesia tidak identik dengan konsep negara hukum Eropa Kontinental, di lain sisi Indonesia menerima dan melembagakan adanya peradilan tata usaha negara (PTUN) di dalam sistem peradilannya sebagaimana tradisi Eropa Kontinental. Ini terbukti, berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (2) UUD 45 bahwa negara hukum Indonesia mengenal adanya Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebagar salah satu lingkungan peradilan di samping peradilan umum, peradilan militer dan peradilan. 114

9 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) Sementara itu penggunaan istilah rechtsstaat dihapus clan Undang-Undang Dasar sejalan dengan ditiadakannya unsur penjelasan setelah Undang- Undang Dasar negara dilakukan empat kali perubahan. Istilah resmi yang dipakai sekarang, seperti yang dimuat dalam pasal 1 ayat (3) adalah negara hukum yang bisa menyerap unsur rechtsstaat dan rule of law sekaligus. Unsur konsepsi negara hukum yang berasal dan tradisi Anglo Saxon (rule of law) di dalam UUD 45 terlihat dan bunyi pasal 27 ayat (1) yang menegaskan bahwa Setiap warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjungjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Konsekuensi ketentuan itu adalah setiap sikap, kebijakan, dan perilaku alat negara dan penduduk (warga negara dan orang asing) harus berdasarkan dan sesuai dengan hukum. Ketentuan itu sekahgus dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesewenangan-wenangan dan arogansi kekuasaan, baik di lakukan oleh alat negara maupun oleh penduduk. Paham negara hukum sebagaimana tercantum dalam ketentuan pasal 1 ayat (3) terkait erat dengan negara kesejahteraan (welfare state) atau paham negara hukum materiil sesuai dengan bunyi alinea keempat Pembukaan dan ketentuan pasal 34 UUD 45. Pelaksanaan paham negara hukum materiil akan mendukung dan mempercepat terwujudnya kesejahteraan di Indonesia (MPR RI, 2012: 70) Negara Indonesia sebagai negara kesejahteraan herarti terdapat tanggungjawab negara untuk mengembangkan kebijakan negara dalam berbagai bidang kesejahteraan serta meningkatkan kualitas pelayanan umum yang baik melalui penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat (MPR RI, 2012: 139). Relevansi antara Nomokrasi Islam dan Negara Hukum Pancasila Indonesia adalah suatu negara nasional yang memililu dasar dan filsafat Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 45. Dalam pembukaan UUD 45 alinea keempat dijumpai rumusan Pancasila sebagai berikut:... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dan rumusan ini melahirkan Pancasila yang terdiri dan lima sila atau dasar yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) persatuan Indonesia, (4) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, dan (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Darmodihardjo, 1991: 25-32) Dilihat dan sudut hukum Islam, sila pertama dapat dipahami identik dengan tauhid yang merupakan inti ajaran Islam, dengan pengertian bahwa dalam ajaran Islam diberikan toleransi, kebebasan dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pemeluk agama lain untuk melaksanakan ajaran agama mereka masing-masing. Sila pertama itu ditegaskan kembali dalam pasal 29 butir (1) UUD 45 Negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. 115

10 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia Dilihat dan struktur Pancasila itu sendiri, sila pertama menempati posisi yang paling tinggi dalam urutannya itu. Ini artinya bahwa sila pertama menjadi dasar yang memimpin sila-sila yang lainnya (Azhary, 2007: ). Dengan demikian, sila pertama mempunyai hubungan organik dengan sila-sila lainnya. Dan sini terlihat jelas, bahwa antara nomokrasi Islam dengan negara hukum Pancasila ditemukan beberapa persamaan (Bakry, 2010: 21). Prinsip-prinsip pokok yang terdapat dalam nomokrasi Islam seperti musyawarah, keadilan, persamaan dan kebebasan secara konstitusional, balk secara eksplisit maupun secara implisit dapat dijumpai dalam UUD Prinsip musyawarah, dirumuskan dalam sila keempat dan Pancasila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan memiliki karakterstik tersendiri. Karena itu, maka kerakyatan disini tidak otomatis identik dengan demokrasi Barat, meskipun jiwa demokrasi terdapat di dalamnya. Demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Yaitu demokrasi sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh semua pihak-pihak Bangsa Indonesia semenjak dahulu kala dan masih dijumpai sekarang ini dalam praktek hidup masyarakat-masyarakat hukum adat (Hazairin, 1973: 21-22) Terdapat pokok perbedaan antara demokrasi Barat dan demokrasi Indonesia. Dalam demokrasi Barat kekuatan golongan atau kekuatan partai politik sangat ditonjolkan, sehingga perbedaan antara yang berkuasa dan yang dikuasai menonjol ke depan dan pertandingan adu kekuatan antara partai-partai merupakan hal yang umum. Demokrasi Indonesia lebih menekankan aspek persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (Hazairin, 1973: 23). Ide persatuan adalah suatu gagasan yang banyak diajarkan baik dalam al-qur an dan Sunnah. Karena itu, tujuan musyawarah itu sendiri adalah untuk kemaslahatan umum dan untuk memelihara persatuan dan kesatuan manusia. Dan sudut ini, dapat dilihat adanya persamaan dalam penerapan musyawarah yang dijumpai dalam demokrasi Pancasila. Persamaan itu terletak terutama pada esensi musyawarah yang kooperatif dan bukan kompetitif. Semangat musyawarah, baik dalam nomokrasi Islam maupun dalam demokrasi Pancasila adalah kerjasama dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Prinsip musyawarah ini digunakan balk dalam kehidupan publik (kenegaraan) maupun dalam kehidupan privat (kekeluargaan). Karena itu dapat dikatakan, bahwa prinsip musyawarah telah memberikan warna budaya spesifik bagi rakyat dan Bangsa Indonesia yang menurut kenyataan religo sosio-kultural sebagian besar bangsa Indonesia adalah penganut agama Islam (Azhary, 2007; ). Prinsip musyawarah dalam nomokrasi Islam merupakan suatu pnnsip yang sangat penting. Prinsip mi tidak dapat berdiri sendiri. Ia ditunjang oleh prinsip pnnsip lamnya seperti keadilan, persamaan dan kebebasan. Pada dasarnya prinsi prinsip tersebut dicantumkan balk dalam pembukaan UUD 45 maupun dalam batang tubuhnya. Pnnsip keadilan telah ditranformasikan ke dalam pembukaan UUD 45 yaitu melalui sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan dan sila kedua itu ialah ingin menempatkan manusia sesuai denga harkatnya sebagai 116

11 MORES: Jurnal Pendidikan (Hukum, Politik, dan Kewarganegaraan), Vol. I, No.2 (Agustus 2014) makhluk Tuhan. Prinsip yang terkandung dalam sila kedua itu merupakan suatu pandangan filosofis bangsa Indonesia yang tidak menginginkan adanya penindasan manusia oleh manusia lain; baik secara lahiriah maupun secara batiniah, baik oleh bangsa sendiri maupun oleh bangsa lain. Dengan melalui sila kedua itu pula tercermin suatu sikap yang tegas bahwa bangsa Indonesia yaitu anti penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Sila kedua tersebut tidak hanya bersifat nasional tetapi sesuai dengan universal yang diakui oleh masyarakat internasional (Jantnika, 1987: ). Tentang prinsip persamaan dan kebebasan, keduanya dengan tegas dijamin dalam UUD 45. Melalui pembukaan UUD 45 alinea pertarna bangsa Indonesia dengan tegas menyatakan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia hams dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaa dan peri keadilan Pernyataan ini mengandung nmakna bahwa semua manusia memiliki persamaan dan kebebasan. Keduanya merupakan hak asasi manusia. karena tidak ada seorang pun manusia atau satu kelompok manusia yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih tmggi dan yang lain. Persamaan dan kebebasan merypakan hakhak universal, karena hak-hak tersebut wajib Terkait dengan pnnsip kebebasan dapat dilihat melalui pasal 28 UUD 45 yang berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Tujuan dari ketentuan ini ialah untuk menciptakan suatu masyarakat yang demokratis berdasarkan Pancasila. 117 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul adalah hak-hak dasar manusia. demikian pula kemerdekaan mengeluarkan pendapat dan pikiran baik secara lisan maupun tulisan dan dengan cara-cara lain adalah salah satu hak asasi manusia yang fundamental. Kesimpulan Dengan memperhatikan uraian singkat sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa: 1. Konsep negara hukum dalam Islam atau yang disebut dengan nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yang mengacu pada hukum Islam dan memiliki prinsip-prinsip umum yaitu: (1) prinsip kekuasaan sebagai amanah; (2) prinsip musyawarah; (3) prinsip keadilan; (4) prinsip persamaan; (5) prinsip pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia; (6) prinsip peradilan bebas; (7) prinsip perdamaian; (8) prinsip kesejahteraan; dan (9) prinsip ketaatan rakyat. Gagasan mengenai nomokrasi Islam merupakan pemetaan dan konsep siyasah diniyah yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun. 2. Konsep negara hukum yang dianut di Indonesia adalah Negara Hukum Pancasila, yang secara philosofis jelas berbeda dengan konsep negara hukum Barat yang liberal dan sekuler. Meslupun secara philosofis berbeda dengan konsep negara hukum Barat, namun di sisi lain negara Indonesia dalam sistem hukumnya menyerap unsur rechtstaat dengan melembagakan Peradilan Administrasi (di Indonesia PTUN) sebagaimana tradisi Eropa kontinental dan unsur rule of law dengan menerapkan prinsip equality before the law.

12 yusuf Faisal ali Konsep Negara Hukum dalam Islam dan Relevansinva di Indonesia 3. Negara Hukum Pancasila memililu banyak persamaan dengan nomokrasi Islam dalam hal prinsip-prinsip umum sebagai sebuah negara hukum. Prinsip prinsip umum dalam nomokrasi Islam di Indonesia diimplementasikan dalam Undang- Undang Dasar Negara DAFTAR PUSTAKA Ahmad. Musnad al-imam Ahmad Jilid III. Beirut, Libanon: Dar al-fikr Al-Buraey, Muhammad Sistem Politik dalam Pemerintahan Islam. Surabaya: Bina Ilmu Ali, M.Daud Asas-Asas Hukum Islam (Hukum Islam 1): Penganrat Ilmu dan Tata hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press Al Rasid, Harun Naskah UUD Negara Republik indonesia Tahun 1945.Jakarta: UI Press Al Rasid Himpunan Peraturan Hukum Tata negara. Jakarta: UI Press Azhari, Muhammad Tahir Negara Hukum. Jakarta: Kencana Bakry, Noor M.S Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Puskata pelajar Basyir, Ahmad Azhar. Hubungan Agama dan Pancasila. Yogyakarta: UII Budiardjo, Miriam Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Darmodiharjo, Darmo Santiaji Panasila (Suatu Tinjauan Filosofis, historis, dan yuridis Konstitusional. Surabaya: Konstitusi nasional El-Ewa, Muhammad S Sistem Politik dalam Pemerintahan Islam. Surabaya: Bina Ilmu Gautama, Sudargo Pengertian Tentang Negara Hukum. Bandung: Alumni Hartono, Sunaryati Apakah the Rule of Law. Bandung: Alumni Hadjon, Philipus Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia. Surabaya: Bina Ilmu Hazairin Demokrasi Pancasila. Jakarta: Tintamas Husaini, S. Waqar Ahmad Sistem Pembinaan Masyarakat Islam. Bandung: Pustaka Salman ITB Ismatullah, Dedi Gagasan Pemerintahan Modern dalam Konstitusi Madinah. Bandung: Pustaka Attadhir Jatnika, Rahmat Filsafat hukum Islam dalam Berbagai Bidang dalam Filsafat Islam.Jakarta: Depag RI Kealan, M.S dan Zubaidi Pendidikan Kewargangeraan. Yogyakarta: Paradigma Kencana, Inu Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka CipTa MPR RI Panduan Pemasyarakatn UUD 1945 dan ketetatapan MPR RI Muslim. Al-Jami al-shohih Jilid III. Beirut, Libanon: Dar al-fikr Praja, Juhaya Teori Hukum dan Aplikasinya. Bandung: Pustaka Setia Senoadji, Oemar Peradilan Bebas Negara Hukum. Jakarta: Erlangga Wahyono, Padmo Beberapa Teori Ketatanegaraan. Jakarta: UI Press Yamani, Ahmad Zaki Syariat Islam yang Abadi: Menjawab Tantangan Masa kini. Bandung: Al Maarif 118

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Pengertian Hukum yaitu : Seperangkat asas dan akidah yang mengatur kehidupan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Peradilan administrasi merupakan salah satu perwujudan negara hukum, peradilan administrasi di Indonesia dikenal dengan sebutan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM dan KONSTITUSI

NEGARA HUKUM dan KONSTITUSI NEGARA HUKUM dan KONSTITUSI R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Hukum Tata Negara Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 1 st Draft (2 April 2008) Pokok Bahasan Memahami

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA

NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA Angga Setiawan P.U Ari Widido Bayu Gilang Purnomo Arsyadani Hasan Binabar Sungging L Dini Putri P K2510009 K2510011 K2510019 K2111007 K2511011 K2511017 N E G A R

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara

Lebih terperinci

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA (Penyusun: ) Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Dasar Negara Indikator: Untuk dapat menguji pengetahuan tersebut, mahasiswa akan

Lebih terperinci

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

Bab IV Penutup BAB IV PENUTUP

Bab IV Penutup BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Pengaturan negara hukum di dalam tiap UUD terdapat perbedaan terutama perumusan dalam UUD 1945 dengan UUD 1945 amandemen. Pengaturan negara hukum dalam UUD 1945 di atur

Lebih terperinci

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut 2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut diamandemen. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 5

BAHAN TAYANG MODUL 5 Modul ke: PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945 SERTA PENJABARAN PADA PASAL- PASAL UUD 1945 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA SEMESTER GASAL

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI A. PENGANTAR Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari jaman Plato

Lebih terperinci

PERADILAN SEBAGAI PILAR NEGARA HUKUM DALAM PERSPEKTIF PANCASILA

PERADILAN SEBAGAI PILAR NEGARA HUKUM DALAM PERSPEKTIF PANCASILA Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.19, No.1 Juni 2014, hlm. 71 81 E-mail: fhukum@yahoo.com Website: www.jchunmer.wordpress.com PERADILAN SEBAGAI PILAR NEGARA HUKUM DALAM PERSPEKTIF PANCASILA Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 Di susun oleh : Nama : Garna Nur Rohiman NIM : 11.11.4975 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Tahajudin Sudibyo, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep mengenai kedaulatan di dalam suatu negara, berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Konsep mengenai kedaulatan di dalam suatu negara, berkembang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mengenai kedaulatan di dalam suatu negara, berkembang cukup kompleks di seluruh dunia. Berbagai pandangan seperti kedaulatan Tuhan, kedaulatan negara, kedaulatan

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 29 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014 Indonesia adalah negara yang berdasar

Lebih terperinci

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi.

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi. Materi Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah ========================================================== Oleh : Jumiati ABSTRACT This article tries to elaborate the matters

Lebih terperinci

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM : PAPER PANCASILA Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : Nama : Eko Hernanto NIM : 11.11.4791 Kelompok Jurusan Program studi : C : S1-TI :Pancasila SEKOLAH TINGGI TEKNIK

Lebih terperinci

EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA

EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA Jurnal Yuridis Vol. 1 No. 1, Juni 2014 : 43 56 ISSN 16934458 EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sulawesi Barat E-mail:

Lebih terperinci

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional

Lebih terperinci

EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA

EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA EKSISTENSI PERADILAN ADMINISTRASI DALAM SISTEM NEGARA HUKUM INDONESIA Putera Astomo Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Jl. Imam Barjo, SH, No. 1 Semarang email :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN 2015-2019 Uraian dalam bab sebelumnya memberikan gambaran bahwa sesungguhnya pembangunan hukum nasional memerlukan landasan yang kuat. Terdapat 2 (dua) landasan

Lebih terperinci

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN Dosen Nama : Dr. Abidarin Rosyidi, MMA :Ratna Suryaningsih Nomor Mahasiswa : 11.11.5435 Kelompok : E Program Studi dan Jurusan : S1 Sistem Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA A. PENGANTAR Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat

Lebih terperinci

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun 1945 Dr.Hj. Hesti HAK ASASI MANUSIA NASIONAL INTERNASIONAL LOKAL / DAERAH INTERNASIONAL dalam konteks pergaulan antar bangsa (Internasional) Penghargaan dan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum merupakan suatu sarana untuk memilih orang agar dapat mengisi jabatan tertentu di dalam suatu negara. Bagi negara yang menganut sistem demokrasi,

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, tanggal : Senin, 9 Juni 2008 Waktu : 60 Menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN

THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN Dosen Pembimbing : Qudzi Fauzy Penyusun: 1. Catherine F. S (081012008) 2. Nuky F. F. C (081012030) 3. Faraniena Y. R (081012041)

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA

MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA MAKALAH PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA Dosen : Dr. Abidarin Rosidi M.M. Disusun Oleh : Reenato Gilang 11.11.5583 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi?

Lebih terperinci

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd. Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia Selly Rahmawati, M.Pd. 1 Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia Pancasila sebagai dasar Negara merupakan asas kerokhanian atau dasar filsafat

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Modul ke: Fakultas 11MKCU Program Studi Manajemen PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara.drs. Sugeng Baskoro, M.M. Pengertian sila Ketuhanan Yang

Lebih terperinci

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM PANCASILA DAN HAM Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM Oleh: Rony Irwan Syah 11.11.5287 Kelompok : E S1 Teknik Informatika Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, MMa. STMIK

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam Pasal UUD 1945 dan Kebijakan Negara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI I. Negara Hukum Aristoteles merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila 1

Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila 1 Seminar 533 Nasional Aloysius R. Hukum Entah Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016, 533-542 Fakultas Hukum, Faculty of Law Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila 1 Aloysius R. Entah* Fakultas Hukum,

Lebih terperinci

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Disusun oleh : Nama : Oky Prasetya Aji P. NIM : 11.11.4984 Program Studi : Pancasila Jurusan : S1 Teknik Informatika Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo

Lebih terperinci

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999 6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan Hak mendapatkan pengajaran Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat C. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia adalah membangun sebuah negara hukum. Cita-cita negara hukum tersebut tidak bisa

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA Disusun Oleh : M. Rizky Ramadhan 11.12.5974 Kelompok : Nusantara Dosen Pengampu : Mohammad Idris P.Drs,MM Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain

Lebih terperinci

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Disusun oleh Nama : Asilka Islamey Nim : 11.11.5124 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Drs. Tahajudin Sudibyo

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM TERTINGGI DISUSUN OLEH NAMA : ALFAN RASYIDI NIM : 11.12.5949 KELOMPOK : I DOSEN : Drs.Mohammad Idris.P,MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Pancasila ditinjau dari pendekatan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1

Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1 LEMBAR KERJA Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1 Kompetensi Dasar : Menghargai semangat kebangsaan dan kebernegaraan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam menetapkan UUD 1945

Lebih terperinci

Negara dan Konstitusi

Negara dan Konstitusi Negara dan Konstitusi Negara dan Konstitusi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara Penyelenggaraan bernegara Indonesia juga didasarkan

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM

HAK ASASI MANUSIA. Pengertian HAM HAK ASASI MANUSIA Pengertian HAM HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati yang fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd DEMOKRASI Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd Demokrasi Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos dan kratos/kratein. Demos berarti rakyat, dan kratein berarti kekuasaan/berkuasa

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM

DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA : FAUZAN AZIZ NIM : : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM DEMOKRASI PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FAUZAN AZIZ NIM : 11.02.8001 PROG. STUDI JURUSAN DOSEN : PENDIDIKAN PANCASILA : D3 MI : M KHALIS PURWANTO, Drs, MM 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA SURYA ADE CANDRA PRABOWO/11.11.5595/KELOMPOK F/11-S1TI-14 PEMBIMBING: Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Abstraksi Pancasila memiliki arti lima dasar

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. DEMOKRASI PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PENGERTIAN, PAHAM ASAS DAN SISTEM DEMOKRASI Yunani: Demos

Lebih terperinci

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM Tugas Akhir STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 11.12.6036 Taufik Rizky Afrizal Kelompok I S1 Sistem Informasi Drs. Muhammad Idris P, MM HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ABSTRAK Dalam makalah yang membahas abstrak

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT 37 BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT A. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia Demokrasi adalah bentuk

Lebih terperinci

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

MATERI UUD NRI TAHUN 1945 B A B VIII MATERI UUD NRI TAHUN 1945 A. Pengertian dan Pembagian UUD 1945 Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundangan dalam suatu Negara. Hukum dasar merupakan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: 05Fakultas Nurohma, FASILKOM KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Abstraksi dan Kompetensi ABSTRAKSI = Memahami pengertian

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 09 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Hak Asasi Manusia : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Modul ke: 10 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA. ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM SERTA HUKUM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

KATA PENGANTAR. Penulis. iii KATA PENGANTAR Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

Lebih terperinci

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ujian Akhir Sekolah Tahun 2004 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMA-04-01 Wujud nyata sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dilakukan dengan cara... A. mengakui adanya perbedaan agama

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MATERI AUDIENSI DAN DIALOG DENGAN FINALIS CERDAS CERMAT PANCASILA, UUD NEGARA RI TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR Dr. H. Marzuki Alie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benua dan lautan yang sangat luas, maka penyebaran agama-agama yang dibawa. melaksanakan kemurnian dari peraturan-peraturannya.

BAB I PENDAHULUAN. benua dan lautan yang sangat luas, maka penyebaran agama-agama yang dibawa. melaksanakan kemurnian dari peraturan-peraturannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di lihat dari letak geografis kepulauan Indonesia yang strategis antara dua benua dan lautan yang sangat luas, maka penyebaran agama-agama yang dibawa oleh pendatang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II KONSEP DAN PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, DEMOKRASI KOSTITUSIONAL INDONESIA, SEMANGAT KEBANGSAAN,CINTA TANAH AIR SERTA

Lebih terperinci

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA Dosen : Tahajudin S, Drs Disusun Oleh : Nama : Ilham Prasetyo Mulyadi NIM : 4780 Kelompok : C Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara Modul ke: 06 Fakultas HUMAS Setelah membaca modu ini mahasiswa diharapkan menguasai pengetahuan tentang : hubungan Pancasila dengan Pembukaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI DALAM

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA 1 ALINEA KE IV PEMBUKAAN UUD 1945 MEMUAT : TUJUAN NEGARA, KETENTUAN UUD NEGARA, BENTUK NEGARA, DASAR FILSAFAT NEGARA. OLEH KARENA ITU MAKA SELURUH

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi I. PEMOHON Pungki Harmoko II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

Lebih terperinci

KISI UAS PPKN 20 Desember 2014

KISI UAS PPKN 20 Desember 2014 KISI UAS PPKN 20 Desember 2014 1. Asas Kekeluarganegaraan 2. Sistem Kekeluarganegaraan 3. Deninisi Hukum 4. Hukum Campuran 5. HAM 6. Pembagian / Jenis HAM 7. Pembangunan Nasional 8. Demokrasi PEMBAHASAN

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.  Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Dasar Negara www.mercubuana.ac.id Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen Dasar Negara Indonesia dalam pengertian historisnya merupakan

Lebih terperinci

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL SAMSURI FISE UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester Gasal 2010/2011 TOPIK MATERI PEKAN INI KONSEP KONSTITUSI dan DEMOKRASI KONSTITUSIONAL PERAN WARGA NEGARA MENURUT

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL. Modul ke: 12 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM HUKUM DAN HAM )

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA Disusun oleh: Nama : Gigih Fajar Kurniawan Nim : 11.11.5519 Kelompok Jurusan Nama Dosen : F : S1-TI :Abidarin

Lebih terperinci

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4 1 TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4 DISUSUN OLEH: NAMA NIM PRODI : IIN SATYA NASTITI : E1M013017 : PENDIDIKAN KIMIA (III-A) S-1 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

Lebih terperinci

B A B N E G A R A. A. Pengertian Negara

B A B N E G A R A. A. Pengertian Negara B A B V N E G A R A A. Pengertian Negara Negara = Staat (Bld-Jerman) = State (Inggris) = Etat (Perancis) Negara adalah suatu organisasi yang hidup yang harus mengalami segala peristiwa yang menjadi pengalamannya

Lebih terperinci

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen PANCASILA Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis DEMOKRASI PANCASILA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengertian Demokrasi Pancasila Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) MENGATASI KONFLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Pelaksanaan tugas dan wewenang pemerintahan selalu bersinggungan dengan kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan;

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan; BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea ke-4 telah di sebutkan; melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA. Sunarto 1

RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA. Sunarto 1 RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA Sunarto 1 Abstrak: Istilah Rule of Law diambil dari sistem hukum Anglo Saxon, yang dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan sebagai negara

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1986 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1975 TENTANG PARTAI POLITIK DAN GOLONGAN KARYA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL

IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL Oleh : PROF.DR. ISMAIL SUNY, S.H., M.CL. IMPLIKASI AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP SISTEM HUKUM NASIONAL * PROF.DR. ISMAIL SUNY, S.H., M.CL. ** LATAR

Lebih terperinci

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

Lebih terperinci