RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA. Sunarto 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA. Sunarto 1"

Transkripsi

1 RELASI ANTARA RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN HAK AZASI MANUSIA Sunarto 1 Abstrak: Istilah Rule of Law diambil dari sistem hukum Anglo Saxon, yang dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan sebagai negara hukum. Asas negara hukum merupakan salah asas yang dianut oleh UUD Dengan asas negara hukum berarti bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh warga masyarakat maupun pemerintah diatur oleh aturan hukum, dengan sanksi yang dikenakan kepada siapapun yang melanggarnya. Asas lain yang juga dianut oleh UUD 1945 adalah asas demokrasi atau kedaulatan rakyat, yang biasa diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kedua asas ketatanegaraan itu dipertemukan pada titik simpul yaitu perlindungan terhadap hak azasi manusia. Artinya bahwa negara dikatakan menganut prinsip rule of law atau negara hukum apabila hak azasi manusia mendapatkan perlindungan secara baik. Begitu juga dengan demokrasi, bahwa suatu negara dikatakan berdemokrasi apabila terdapat perlindungan terhadap hak azasi manusia, karena perlindungan hak azasi manusia merupakan wujud penghargaan atas harkat dan martabat kemanusiaan dari warga negara sebagai pemilik kekuasaan. Suatu hal yang sulit untuk dipahami ketika suatu negara menyatakan dirinya berdemokrasi akan tetapi hak azasi manusia tidak mendapatkan perlindungan secara wajar. Dengan alur pemikiran yang demikian maka menjadi suatu keniscayaan bagi sebuah negara demokrasi untuk menjunjung tinggi prinsip rule of law, karena dengan itu negara akan terhindar dari adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemerintah, dan yang pada gilirannya akan melanggar hak azasi warga negara. Kata Kunci: rule of law, demokrasi, hak azasi manusia PENDAHULUAN Prinsip Rule of Law, demokrasi, dan hak azasi manusia di antara ketiganya terdapat kaitan yang sangat erat. Rule of law berarti pemerintahan oleh hukum, yang dapat dikontraskan maknanya dengan pemerintahan menurut kehendak orang perorang. Begitu pun dengan demokrasi, yang sering diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dengan pengertian yang demikian artinya bahwa kekuasaan dalam negara itu bukan milik seseorang atau sekelompok orang, melainkan milik seluruh rakyat. Oleh karena itu siapa pun yang memegang kekuasaan, harus mdenggunakan kekuasaan itu untuk melayani kepentingan rakyat, dan bukan hanya untuk melayani kepentingan orang-orang tertentu. Keduanya bermuara pada penyelenggaraan negara yang dapat membawakan kebahagiaan, kesejahteraan, dan keamanan bagi warhanya. Sedangkan hak asasi manusia merupakan hak dasar yang dimiliki oleh manusia secara kodrati sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Perlindungan terhadap hak asasi manusia dapat dipandang sebagai penghargaan 1 Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 88

2 terhadap harkat dan martabat kenamusiaan. Dikaitkan dengan prinsip Rule of law dan demokrasi, perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan salah satu unsur dasar dari keduanya. Artinya bahwa suatu negara yang menganut prinsip Rule of law seharusnya memberikan perlindungan hak asasi warganya dengan baik. Sebab hukum diberlakukan salah satu tujuannya agar setiap individu dapat menikmati hakhaknya dengan baik. Begitu pun dengan demokrasi. Ketika dalam demokrasi dipahami bahwa pemilik kekuasaan dalam negara adalah rakyat, maka siapa pun yang memerintah dalam negara harus menghargai rakyat sebagai pemilik kekuasaan. Wujud penghargaan kepada rakyat sebagai pemilik kekuasaan adalah dengan memberikan perlindungan terhadap hak asasi rakyatnya. Hal yang perlu disadari tentang ketiganya adalah bahwa muncul dan berkembangnya pemikiran tentang Rule of law, demokrasi, dan hak asasi manusia, bukanlah di ruang hampa yang terlepas dari konteks tertentu. Ketiganya muncul dan berkembang dalam konteks sosial pada jamannya. Oleh karena itu bagaimana ketiganya harus diterapkan dan cara mensikapi berbagai persoalan menyangkut Rule of law, demokrasi, dan hak asasi manusia harus senantiasa memperhatikan konteks sosial kapan dan di mana prinsip tersebut hendak diterapkan. Tanpa memperhatikan konteks sosial tersebut, masalah Rule of law, demokrasi, dan hak asasi manusia akan kehilangan relevansi dan kurang memberikan manfaat bagi masyarakat. PRINSIP RULE OF LAW DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA Istilah rule of law biasa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu negara hukum. Istilah tersebut bukan sekedar peristilahan yang memiliki padanan kata tertentu tetapi mengacu pada suatu prinsip atau asas dalam penyelenggaraan kehidupan negara yang memiliki cakupan makna yang luas dan kompleks. Konsep rule of law berkembang secara evolusioner (Hadjon dalam: Huda, 2010: 74), dan berkembang dalam sistem hukum Anglo Saxon yang bertumpu pada sistem hukum common law. Konsep rule of law lebih mengutamakan equality before the law (Mahfud MD, 2011:178). Paham rule of law lebih menaruh perhatian pada perlunya persamaan atau kesetaraan setiap warga masyarakat di depan hukum tanpa membedakan antara warga masyarakat biasa ataupun pejabat pemerintah, yang keduanya dapat dihadapkan pada peradilan yang sama. Menurut Dicey, Rule of Law mempunyai tiga arti atau dapat ditinjau dari 3 (tiga) sudut, yaitu (Dicey, 2014: 264): Pertama: Rule of Law berarti supremasi atau superioritas hukum mengatasi kekuasaan yang sewenangwenang dari pemerintah, dan mencabut kekuasaan bertindak yang terlalu besar pihak pemerintah sebagai akibat kesewenang-wenangan tersebut. 89

3 Kedua: Rule of Law berarti kesetaraan di depan hukum, ketaatan yang sama dari semua golongan (classes) kepada hukum yang ditegakkan oleh mahkamah hukum biasa, dengan mengabaikan gagasan pengecualian kepada pejabat pemerintah atau orang-orang lain dari kewajiban untuk mematuhi hukum. Ketiga: Rule of Law merupakan formula untuk merumuskan fakta, bahwa di negara Inggris hukum konstitsusi itu bukan sumber, melainkan konsekuensi (akibat) daripada hak-hak individu yang dirumuskan dan dipertahankan oleh pengadilan-pengadilan sehingga dengan demikian konstitusi itu merupakan hasil dari hukum biasa di Inggris. Perkembangan negara hukum juga diwarnai oleh adanya pemikiran dari para filsuf kenegaraan yang masing-masing muncul dengan latar belakang sejarah politis, ekonomis, maupun sosial budaya pada jamannya. Pemikiran tersebut antara lain adalah dari Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl, di mana pemikiran keduanya sering dikatakan sebagai pemikiran negara hukum paham Eropa Kontinental dan istilah yang digunakan untuk negara hukum adalah Rechtsstaat. Ada sedikit perbedaan antara Rule of Law menurut faham Anglo Saxon dengan Rechtsstaat menurut faham Eropa Kontinental. Dengan Rule of Law menurut paham Anglo Saxon, yang ditekankan adalah masalah persamaan, sehingga semua golongan wajib tunduk kepada pengadilan yang biasa. Atas dasar itu maka menurut faham ini di suatu negara tidak diperlukan adanya peradilan khusus yang menangani sengketa-sengkera tertentu, karena semua kasus diselesaikan oleh peradilan yang biasa, termasuk kasus yang timbul akibat pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat negara dalam menjalankan tugasnya. Sedangkan Rechtsstaat menurut paham Eropa Kontinental, yang hendak ditekankan adalah pembatasan kekuasaan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang. Pada abad XX terutama setelah Perang Dunia II terjadi perubahan yang besar dalam lapangan sosial dan ekonomi. Perubahan itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya kecaman terhadap eksesekses dalam industrialisasi dan sistem kapitalis, tersebarnya faham sosialisme yang menginginkan pembagian kekayaan secara merata, serta kemenangan beberapa partai sosialis di Eropa seperti Swedia dan Norwegia. Berhubung dengan itu, masalahmasalah sosial dan ekonomi semakin kompleks dan dengan demikian pemerintah harus campur tangan di dalamnya. Dengan demikian konsep negara hukum bergeser menjadi negara kesejahteraan (welfare state). Sejalan dengan itu, konsep demokrasi pun meluas bukan hanya dalam arti politik akan tetapi juga dalam arti ekonomi dengan memperkecil perbedaan sosial ekonomi, terutama yang timbul dari distribusi kekayaan yang tidak merata akibat sistem monopoli, pesaingan bebas, dan sebagainya. Negara Indonesia sesuai ketentuan UUD 1945 juga menganut prinsip negara hukum (rechtsstaats). 90

4 Hal itu dapat dibaca pada Penjelasan UUD 1945 (sebelum amandemen) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaats), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Sejalan dengan itu juga dianut Sistem Konstitusional, dalam pengertian bahwa pemerintahan berdasar sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Dengan amandemen UUD 1945, prinsip negara hukum itu ditegaskan dalam pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Musyawarah Nasional III Persahi mengenai Rule of Law yang diselenggarakan bulan Desember 1966 di Jakarta, merumuskan bahwa negara hukum membawakan sifat di mana alat perlengkapanmya hanya dapat bertindak menurut dan terikat pada aturan-aturan yang telah ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasakan untuk mengadakan aturan itu. Sedangkan ciri-ciri negara hukum menurut hasil seminar tersebut adalah : a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan di bidang politik, hukum, ekonomi, dan kebudayaan. b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu kekuasaan atau kekuatan apapun juga. c. Legalitas dalam segala bentuknya. Gagasan tentang negara hukum tersebut telah diadopsi oleh pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan hukumnya melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun I, di mana rule of law menurut dokumen rencana pembangunan tersebut mencakup tiga unsur kebijakan, yaitu bahwa hak-hak asasi manusia diakui dan dilindungi, bahwa peradilan harus bebas dan tidak memihak, dan asas legalitas akan dipegang teguh (Wignyosubroto, 2009: 261). PAHAM DEMOKRASI Secara harfiah demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Kemudian oleh Abraham Lincoln diberi pengertian yang kemudian menjadi sangat populer yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam demokrasi dipahami bahwa rakyat adalah pemilik kekuasaan, sedangkan pemerintah berkuasa karena mendapatkan delegasi kekuasaan dari rakyat. Oleh karena itu dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah harus benar-benar memperhatikan keinginan rakyat dan berusaha melayani kepentingan rakyat. Jadi dalam sistem demokrasi rakyat menempati posisi yang sangat penting. Walaupun sulit dibayangkan bahwa rakyat yang sedemikian banyaknya ikut menjalankan kekuasaan, akan tetapi dengan faham demokrasi rakyat merasa berhak untuk ikut mempengaruhi jalannya pemerintahan, sedangkan di pihak lain pemerintah tidak dapat menjalankan pemerintahan menurut kehendaknya sendiri tanpa 91

5 memperhatikan keinginan rakyat. Dalam kerangka pemahaman dan kesadaran tentang kekuasaan rakyat, maka terdapat pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah sehingga pemerintah tidak dapat berlaku sewenang-wenang. Pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah tersebut tercermin dalam undangundang dasar atau konstitusi. Oleh karena itu di negara yang berdemokrasi memiliki undangundang dasar atau konstitusi. Suatu pendapat menyatakan bahwa cara terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah adalah dengan suatu konstitusi. Konstitusi menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan sedemikian rupa sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi oleh kekuasaan parlemen dan lembagalembaga hukum. Gagasan ini dinamakan Konstitusionalisme (Budiardjo, 2010: 112). Henry B. Mayo dalam tulisannya menyatakan bahwa A democratic political system is one in which public policies are made on a majority basis, by representatives subject to effective popular control at periodic elections which are conducted on the principle of political equality and under conditions of political freedom. (Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik).(mahfud MD, 2000: 19). Demokrasi menjadi asas pemerintahan yang sangat populer sejak selesainya Perang Dunia II, di mana negara-negara yang muncul setelah selesainya Perang Dunia II menyatakan bahwa pemerintahan negaranya adalah pemerintahan yang demokratis. Walaupun dalam kenyataan tampilan sistem pemerintahan mereka berbeda antara satu dengan yang lain. Kendati dari berbagai pengertian itu terlihat bahwa rakyat diletakkan pada posisi sentral rakyat berkuasa (government or role by the people) tetapi dalam prakteknya oleh UNESCO disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap ambiguity atau ketaktentuan mengenai lembaga-lembaga atau caracara yang dipakai untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural serta historik yang mempengaruhi istilah, ide, dan praktek demokrasi. Hal ini bisa dilihat betapa negara-negara yang sama-sama menganut asas demokrasi ternyata mengimplementasikannya secara tidak sama. Ketidaksamaan tersebut bahkan bukan hanya pada pembentukan lembagalembaga atau aparatur demokrasi tetapi juga menyangkut perimbangan porsi yang terbuka bagi peranan negara maupun bagi peranan rakyat. Oleh karena itu maka perlu dibedakan pengertian demokrasi, antara demokrasi sebagai ide atau konsep dan demokrasi sebagai mekanisme pemerintahan yang aktual. Dalam pengungkapan Afan Gaffar, ada dua macam pemahaman tentang demokrasi, yaitu pemahaman secara normatif dan 92

6 pemahaman secara empirik (Gaffar, 2002: 3). Apa yang normatif belum tentu dapat dilihat dalam konteks kehidupan politik sehari-hari dalam suatu negara. Oleh karena itu sangat perlu untuk melihat bagaimana makna demokrasi secara empirik, yaitu demokrasi dalam perwujudannya dalam kehidupan politik praktis. Demokrasi sebagai ide atau konsep adalah adalah demokrasi sebagaimana ada dalam kerangka berpikir atau kerangka konseptual kita. Sedangkan demokrasi sebagai mekanisme pemerintahan aktual adalah demokrasi sebagaimana tampak dalam praktek pemerintahan, atau demokrasi sebagaimana diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Secara konseptual, hampir semua orang sepakat mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk melayani kepentingan rakyat. Di samping itu secara konseptual juga dapat disusun suatu daftar mengenai arti, makna dan sikap serta perilaku yang tergolong demokratis. Kedaulatan tertinggi ditangan rakyat; adanya kebebasan berbicara, berkumpul dan berserikat; adanya kebebasan memilih dalam pemilihan umum adalah beberapa contoh ide yang terdapat dalam demokrasi. Sebagai praksis, demokrasi sudah menjelma menjadi sistem pemerintahan yang aktual. Ketika telah menjadi sistem pemerintahan, pelaksanaan demokrasi terikat oleh seperangkat aturan main tertentu dan dipengaruhi oleh ideologi yang dianut serta sistem nilai budaya masyarakat di mana demokrasi itu diterapkan. Apabila dalam sistem demokrasi ini ada orang atau kelompok yang dalam menjalankan aktivitas berdemokrasinya tidak mentaati aturan main yang berlaku, maka aktivitas ini, walaupun secara ide atau konsep dapat dianggap demokratis, akan merusak demokrasi yang ada. Dengan kata lain, aktivitas ini menjadi aktivitas yang tidak demokratis. Dalam konteks perbedaan ideologi dan sistem nilai budaya, walaupun negara-negara yang ada sama-sama menyatakan berdemokrasi, akan tetapi dalam kenyataan tampilan pemerintahannya sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Karena itulah ada beberapa predikat atau sebutan yang biasa disertakan pada demokrasi, seperti demokrasi liberal (liberal democracy), demokrasi rakyat (people democracy), demokrasi terpimpin (guided democracy). Di Indonesia sendiri sejak memasuki masa Orde Baru diintrodusir sebuah sistem demokrasi yang disebut Demokrasi Pancasila. Walaupun demokrasi bisa tampil dengan wajah yang berbeda, namun bukan berarti tidak ada parameter untuk menentukan apakah suatu negara itu menerapkan sistem demokrasi atau tidak. Para ilmuwan politik, setelah mengamati praktik demokrasi di berbagai negara, merumuskan demokrasi secara empirik dengan menggunakan sejumlah indikator tertentu, misalnya Juan Linz, G. Bingham Powell Jr, dan Robert Dahl. Dari semua indikator yang 93

7 diajukan oleh ilmuwan politik tersebut, kemudian dapat disimpulkan ada lima indikator untuk melihat apakah suatu negara itu betul-betul demokratis atau tidak (Gaffar, 2002:7). Kelima indikator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya, ucapannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang bahkan akan dijalaninya. 2. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama sekali. 3. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut. 4. Pemilihan umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilakukan secara teratur. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih serta bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya. 5. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di dalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, dan hak untuk menikmati pers bebas. PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA Memperhatikan beberapa pemikiran tentang negara hukum sebagaimana diuraikan di atas tampak semua pemikir sepakat bahwa di negara hukum harus ada perlindungan terhadap hak asasi manusia. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya masalah perlindungan hak asasi itu sehingga setiap pemerintah perlu mengupayakan hal tersebut. Perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan wujud penghargaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa hak azasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, 94

8 pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan. Hak-hak itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Dengan ungkapan lain dapat dinyatakan bahwa hak azasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari rumusan pengertian tersebut tampak bahwa hak azasi manusia merupakan hak dasar sebagai pemberian Tuhan, dan bukan pemberian pemerintah, maupun pemberian masyarakat. Adapun kewajiban pemerintah adalah memberikan perlindungan terhadap hak azasi tersebut melalui berbagai instrumen peraturan perundangundangan. Sedangkan kewajiban sesama warga masyarakat adalah saling menghormati satu sama lain atas hak azasi masing-masing. Perlu juga disadari bahwa hak azasi manusia terkait langsung dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Oleh karena itu menghargai hak azasi manusia berarti menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Hak azasi manusia memiliki cakupan yang sangat luas dan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Hak azasi manusia meliputi hak azasi politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan sebagainya. Bahkan cakupan itu dari waktu ke waktu tampak semakin luas dan kompleks sejalan dengan semakin kompleksnya kehidupan manusia. Banyak hal yang dialami dalam kehidupan manusia yang sebelumnya tidak pernah dilihat dan dikaitkan dengan perspektif hak azasi manusia, sekarang mulai dikaitkan dengan hak azasi manusia. Perihal perlindungan terhadap seseorang dari kekerasan dalam rumah tangga, perlindungan seseorang dari praktek perdagangan manusia (human trafficking), perlindungan masyarakat dari pencemaran lingkungan, perlindungan konsumen atas produk-produk yang dikonsumsinya, semua itu sekarang mulai mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari perspektif hak azasi manusia. Di antara berbagai macam hak azasi manusia itu ada yang digolongkan sebagai derogable rights dan ada yang digolongkan sebagai non-derogble rights. Apa yang dimaksud dengan derogable rights adalah hak zazasi manusia yang dalam kondisi yang sangat memaksa dapat dikesampingkan, seperti kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat, kebebasan berorganisasi, hak pilih dalam pemilu, dan sebagainya. Sedangkan nonderogable rights adalah hak azasi manusia yang dalam kondisi apapun tidak boleh dikesampingkan, seperti kebebasan beragama dan kebebasan menjalankan ibadah. Seperti halnya dengan negaranegara baru lainnya, Indonesia telah 95

9 mencatumkan beberapa hak asasi di dalam undang-undang dasarnya, baik dalam UUD 1945 maupun dalam undang-undang dasar berikutnya. Hakhak asasi yang tercantum dalam UUD 1945 tersebar dalam beberapa pasal, terutama pasal 27 sampai pasal 34. Akan tetapi hak-hak asasi yang dimuat dalam UUD 1945 itu sangat terbatas jumlahnya dan dituangkan dalam rumusan yang singkat. Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa naskah ini disusun pada akhir masa pendudukan Jepang dan dalam suasana yang sangat mendesak, sehingga tidak memungkinkan untuk membicarakan masalah hak-hak asasi tersebut secara mendalam. Selain dari itu diantara tokohtokoh yang tergabung dalam BPUPKI sebagai badan yang menyusun rancangan undang-undang dasar, terdapat perbedaan pendapat mengenai pentingnya penuangan hak-hak asasi manusia di dalam undang-undang dasar. Soekarno misalnya, pada waktu itu menyatakan, jikalau kita betul-betul hendak mendasarkan negara kita kepada faham kekeluargaan, faham tolong menolong, faham gotong royong dan keadilan sosial, enyahkanlah tiap-tiap pikiran, tiap faham individualisme dan liberalisme daripadanya. Sebaliknya Hatta, menyatakan bahwa walaupun kita hendak membentuk negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa hak dari warga negara, agar jangan sampai timbul negara kekuasaan. Dalam perkembangannya, penuangan hak asasi manusia yang sangat singkat dalam UUD 1945, dianggap kurang memadai lagi dengan tuntutan perkembangan jaman, di mana hak asasi manusia menjadi salah satu isu global yang mengundang perhatian masyarakat dunia. Oleh karena itu melalui Amandemen UUD 1945, pengaturan hak asasi manusia dalam UUD 1945 dilengkapi dengan menjabarkannya secara lebih rinci dalam pasal-pasalnya. Bahkan kemudian juga muncul berbagai macam peraturan perundangan yang mengatur masalah hak asasi manusia. RULE OF LAW, DEMOKRASI, DAN PERLINDUNGAN HAM DI INDONESIA Rule of Law, demokrasi, dan hak azasi manusia merupakan hal yang sulit dipisahkan satu sama lain. Sebagai prinsip penyelenggaraan negara, Rule of Law menekankan pada gagasan dan praktek penyelenggaraan negara di mana negara diselenggarakan bukan menurut kehendak orang-perorang, melainkan dikendalikan oleh hukum. Hukum sebagai landasan penyelenggaraan negara mengatur dan mengikat setiap orang, baik sebagai penyelenggara negara maupun warga negara biasa. Sedangkan prinsip demokrasi menekankan pada gagasan dan praktek penyelenggaraan negara, di mana kekuasaan negara adalah bersumber dari rakyat sehingga pemerintah tidak dapat bertindak menurut keinginannya sendiri, 96

10 melainkan berusaha melayani kepentingan masyarakat. Prinsip Rule of Law dan prinsip demokrasi ini berkait erat satu sama lain, di mana pemerintahan yang berdemokrasi tidak dapat terwujud tanpa adanya penegakan supremasi hukum yang mengatur kehidupan negara. Sedangkan perlindungan terhadap hak azasi manusia merupakan salah satu indikator dari prinsip Rule of Law dan prinsip demokrasi. Sebagaimana diuraikan di atas, baik Rule of Law maupun demokrasi keduanya mengandung indikator perlindungan terhadap hak azasi manusia. Baik Rule of Law maupun demokrasi dipahami sebagai penyelenggaraan negara di mana warga negara harus ditempatkan dalam harkat dan martabatnya sebagai manusia, sehingga tidak dapat diperlakukan sewenang-wenang oleh penguasa yang memerintah. Dalam perspektif sosiologis, bahwa hukum tidak pernah bekerja dalam lingkungan yang hampa. Berbagai struktur, kelembagaan, dan proses dalam masyarakat berada dan bekerja berdampingan dengan hukum. Bahkan dapat juga dikatakan bahwa hukum merupakan bagian dari proses sosial yang lebih besar, tetapi biasanya dikatakan antara hukum dan masyarakat terdapat hubungan saling memasuki dan saling mempengaruhi (Rahardjo, 2010: 130). Sesuai perspektif tersebut, hal yang perlu dipahami adalah bahwa Rule of Law dan demokrasi lahir dalam situasi dan kondisi sosio-budaya masyarakat pada jamannya. Oleh karena itu ketika kedua prinsip itu diadopsi oleh suatu negara, maka tidaklah pada tempatnya apabila kedua prinsip tersebut diterapkan sama persis dengan makna asli yang dikandung sejak kelahirannya. Penerapan prinsip Rule of Law dan pelaksanaan sistem demokrasi perlu dilakukan secara kontekstual, disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kondisi sosiobudaya masyarakat di mana kedua prinsip itu hendak diterapkan. Begitu pun masalah perlindungan hak azasi. Bagaimana perlindungan hak azasi harus dilaksanakan, juga tidak harus sama antara satu negara dengan negara lain karena sistem nilai yang dianut oleh masyarakatnya berbeda. Setiap negara memiliki sistem hukumnya sendiri sesuai dengan kondisi sosio-budaya masyarakatnya. Ketika prinsip Rule of Law megharuskan adanya supremasi hukum dan persamaan setiap warga negara di hadapan hukum, setiap masyarakat negara akan dapat memiliki penafsiran yang berbeda. Masyarakat yang sudah maju dan modern di mana proses pelembagaan hukum yang dilakukan oleh pemerintah juga sedemikian jauh, mereka cenderung memaknai hukum sebagai aturan yang tertulis yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sementara dalam masyarakat tradisional perilaku mereka lebih terikat pada kebiasaankebiasaan hidup bermasyarakat yang muncul bersamaan dengan perjalanan hidup mereka, dan nilai-nilai dalam kebiasaan itu yang mereka yakini sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang 97

11 patut, begitu juga mencerminkan rasa keadilan mereka. Di sinilah dalam konteks sosiologis penerapan prinsip Rule of Law dalam masyarakat yang masih tradisional tampak kurang begitu relevan. Begitupun ketika berbicara persamaan di depan hukum yang merupakan salah satu aspek dari Rule of Law. Dalam tatanan masyarakat yang masih diwarnai oleh stratifikasi sosial yang tajam, yakni masyarakat yang masih dilingkupi oleh budaya feodalisme, prinsip persamaan di depan hukum merupakan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan dalam kenyataan. Masyarakat yang demikian merasakan bahwa perbedaan sosial di antara mereka adalah bagian dari kodrat hidup yang harus mereka terima, tanpa ada sesuatu yang harus dipersoalkan. Kondisi yang demikian akan mewarnai cara mereka berhukum, dan prinsip persamaan di depan hukum tidak dirasa sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan. Hal yang dianggap lebih penting adalah bagaiamana dalam perbedaan sosial yang ada mereka dapat menikmati kehidupan yang tenang, tenteram, dan bahagia, tanpa adanya pertentangan di antara mereka. Hal ini lepas dari penilaian baik/buruk yang datang dari pihak lain terhadap kondisi tersebut. Pemikiran demokrasi lahir dalam konteks sosial di mana masyarakat diwarnai oleh faham dan budaya leberalisme individualistik. Dalam budaya dan faham yang demikian nilai keutamaan yang hendak diwujudkan adalah kebebasan individu. Masyarakat yang dicita-citakan adalah masyarakat yang dapat memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk melaksanakan hak-haknya. Dalam konteks kehidupan berdemokrasi suara individu yang lebih dihargai sehingga pengambilan keputusan mesti berdasarkan voting di mana setiap individu menyampaikan suaranya dan keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. Ketika prinsip demokrasi diterapkan dalam konteks sosial yang berbeda yaitu di tengah-tengan masyarakat yang lebih menilai tinggi aspek kebersamaan, demokrasi sebagaimana dikemukakan di atas menjadi kehilangan relevansi. Persoalan yang muncul adalah di mana aspirasi atau keinginan dari kelompok yang jumlah suaranya lebih kecil dalam pemungutan suara itu mendapatkan penyaluran. Muncullah kemudian apa yang dinamakan kelompok oposisi. Dalam konteks sosial yang menilai tinggi aspek kebersamaan, demokrasi mesti diterapkan melalui cara yang berbeda. Kalau dalam masyarakat liberal-individualistik demokrasi diwujudkan melalui pengambilan keputusan dengan suara terbanyak, demokrasi dalam masyarakat yang diwarnai kebersamaan diwujudkan melalui pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian apa yang diputuskan mencerminkan kehendak bersama dari masyarakat atau kelompok yang bersangkutan dan tidak ada pihak yang kalah yang kemudian menjadi kelompok oposisi. 98

12 Begitupun terkait dengan masalah perlindungan hak azasi. Walaupun sering dikatakan bahwa hak azasi manusia itu adalah nilai yang bersifat universal namun dalam pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan nilai-nilai falsafah dan pandangan hidup bangsa serta kondisi sosio-budaya masyarakat. Dengan demikian pelaksanaan hakazasi manusia di Indonesia harus disesuaikan dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila. Dalam hal ini sistem nilai Pancasila merupakan margin of appreciation bagi pelaksanaan hak azasi manusia di Indonesia, yakni sistem nilai yang memberikan batasan mengenai sejauh mana pelaksanaan hak azasi manusia itu dapat diterapkan di Indonesia. SIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rule of law, demokrasi, dan HAM merupakan prinsip penyelenggaraan negara, secara sosiologis merupakan prinsip yang lahir dalam konteks sosial tertentu dengan kondisi jaman dan budayanya masing-masing. Oleh karena itu relevansi dari prinsip rule of law, demokrasi, dan HAM sangat tergantung pada kondisi sosio-budaya masyarakatnya. Dengan demikian ketika prinsip tersebut diterapkan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia, hal itu perlu disesuaikan dengan kondisi sosio-budaya masyarakat Indonesia. Kalau rule of law, demokrasi, dan HAM lahir dalam konteks masyarakat Barat yang individualistik, penerapannya di Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi sosio-budaya masyarakat Indonesia yang secara sosiologis merupakan masyarakat yang memiliki budaya kekeluargaan. Dalam konteks penghargaan tergadap hukum, kaidah hukum yang hidup di masyarakat Indonesia bukan semata-mata hukum tertulis, namun kebiasaan atau adat istiadat dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tertib kemasyarakatan. Begitu pun tentang penghargaan terhadap hak asasi manusia, bahwa HAM di Indonesia tidak berada dalam konteks pengutamaan kepentingan individu untuk melaksanakan hakhaknya, melainkan diletakkan dalam konteks keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakatnya. Dengan demikian perlu ditekankan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. DAFTAR RUJUKAN Afan, Gaffar Politik Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dicey, A.V Pengantar Studi Hukum Konstitusi. Bandung: Penerbit Nusa Media Ni matul Huda Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Notohamidjojo O Makna Negara Hukum. Jakarta: Badan Penerbit Kristen. Miriam Budiardjo Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 99

13 Moh. Mahfud MD Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia: Studi tentang Interaksi Politik dan kehidupan Ketatanegaraan. Jakarta: Rineka Cipta Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi. Jakarta: Rajawali Press. Soetandyo Wignosoebroto Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional: Suatu Kajian tentang Dinamika Sosial Politik dalam Perkembangan Hukum Selama Satu Setengah Abad di Indonesia ( ). Yogyakarta: Genta Publishing. Satjipto Rahardjo Sosiologi Hukum: Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah. Yogyakarta: Genta Publishing. 100

NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA

NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA NEGARA HUKUM DAN NEGARA HUKUM INDONESIA Angga Setiawan P.U Ari Widido Bayu Gilang Purnomo Arsyadani Hasan Binabar Sungging L Dini Putri P K2510009 K2510011 K2510019 K2111007 K2511011 K2511017 N E G A R

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Pengertian Hukum yaitu : Seperangkat asas dan akidah yang mengatur kehidupan manusia dalam

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA KELOMPOK 2: 1. Hendri Salim (13) 2. Novilia Anggie (25) 3. Tjandra Setiawan (28) SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG 2015/2016 Hakikat Warga Negara Dalam Sistem Demokrasi Warga Negara

Lebih terperinci

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi.

Kata Kunci: Negara hukum, Hak Asasi Manusia, Konstitusi. Materi Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah ========================================================== Oleh : Jumiati ABSTRACT This article tries to elaborate the matters

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP 2013 Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP Perhatian : Jawaban tertera pada kalimat yang ditulis tebal. 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Peradilan administrasi merupakan salah satu perwujudan negara hukum, peradilan administrasi di Indonesia dikenal dengan sebutan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Maria Alfonsa Chintia Dea P. NIM : A12.2013.04844 Kelompok : A12.6701 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM

Lebih terperinci

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL KONSTITUSI DAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL SAMSURI FISE UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester Gasal 2010/2011 TOPIK MATERI PEKAN INI KONSEP KONSTITUSI dan DEMOKRASI KONSTITUSIONAL PERAN WARGA NEGARA MENURUT

Lebih terperinci

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 29 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014 Indonesia adalah negara yang berdasar

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI I. Negara Hukum Aristoteles merumuskan negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya

Lebih terperinci

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya

Dalam perkembangannya demokrasi secara langsung mulai sulit dilaksanakan, karena : Tidak adanya tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya Demokrasi Demokrasi berasal bahasa Yunani Yaitu Demos yang berarti rakyat Cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan Abad ke-4 SM dan ke-6 M Direct Democracy di Yunani Dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan, cita-cita bangsa Indonesia ialah membangun sebuah Negara hukum. Cita-cita Negara hukum itu dicantumkan dalam tiap-tiap

Lebih terperinci

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag 3.2 Uraian Materi 3.2.1 Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam hal

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI A. PENGANTAR Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari jaman Plato

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. DEMOKRASI PANCASILA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PENGERTIAN, PAHAM ASAS DAN SISTEM DEMOKRASI Yunani: Demos

Lebih terperinci

Demokrasi. Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO

Demokrasi. Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO Demokrasi Negara Dalam Perspektif Hukum Islam LOGO Diagram Demokrasi Demos adalah Rakyat atau penduduk suatu tempat (People) Cratein atau cratos adalah Kekuasaan atau kedaulatan atau aturan (rule) Definisi

Lebih terperinci

Macam-macam konstitusi

Macam-macam konstitusi Macam-macam konstitusi C.F Strong, K.C. Wheare juga membuat penggolongan terhadap konstitusi. Menurutnya konstitusi digolongkan ke dalam lima macam, yaitu sebagai berikut: 1. 1. 1. konstitusi tertulis

Lebih terperinci

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1 MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1 Oleh: Siti Awaliyah, S.Pd, S.H, M.Hum Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang A. Pengantar Kedaulatan merupakan salahsatu

Lebih terperinci

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: 05 Fakultas PSIKOLOGI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Demokrasi: Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengantar: Arti, Makna,

Lebih terperinci

Bab IV Penutup BAB IV PENUTUP

Bab IV Penutup BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. 1. Pengaturan negara hukum di dalam tiap UUD terdapat perbedaan terutama perumusan dalam UUD 1945 dengan UUD 1945 amandemen. Pengaturan negara hukum dalam UUD 1945 di atur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151

Lebih terperinci

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti

HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun Dr.Hj. Hesti HAK ASASI MANUSIA dalam UUD Negara RI tahun 1945 Dr.Hj. Hesti HAK ASASI MANUSIA NASIONAL INTERNASIONAL LOKAL / DAERAH INTERNASIONAL dalam konteks pergaulan antar bangsa (Internasional) Penghargaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : KELOMPOK : I (NUSA) DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : KELOMPOK : I (NUSA) DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MAKALAH RANCANGAN PANCASILA MENYANGKUT `HAM` NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : 11.12.5850 KELOMPOK : I (NUSA) PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Latar Belakang

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL. Modul ke: 12 Fakultas TEKNIK AKTUALISASI SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ( DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, HANKAM HUKUM DAN HAM )

Lebih terperinci

Konsep Hukum dan Demokrasi dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang wenangan dari kekuasaan yang mempraktekkan sistem yang absolut dan

Konsep Hukum dan Demokrasi dilahirkan untuk membendung adanya kesewenang wenangan dari kekuasaan yang mempraktekkan sistem yang absolut dan Di Susun Oleh : 1. Lukman Hakim (08230064) 2. Bagus Pamuji Rahardjo (08230067) 3. Ar y Indra Djatmika (08230082) 4. Rahmad Hanafi (08230070) Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang 2011 Konsep

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang 2011

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang 2011 Disusun Oleh : Lilik Rahayu (08230016) Nurkholis Majid (08230010) Debby Fajar Mulia (08230028) M. Khoiron (08230029) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945 Di susun oleh : Nama : Garna Nur Rohiman NIM : 11.11.4975 Kelompok : D Jurusan Dosen : S1-TI : Tahajudin Sudibyo, Drs Untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, baik besar maupun kecil. Keadaan geografis ini menyebabkan terjadinya heterogenitas masyarakat

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan PANCASILA Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM : PAPER PANCASILA Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : Nama : Eko Hernanto NIM : 11.11.4791 Kelompok Jurusan Program studi : C : S1-TI :Pancasila SEKOLAH TINGGI TEKNIK

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UKG PKn SMP

CONTOH SOAL UKG PKn SMP CONTOH SOAL UKG PKn SMP 1. Di bawah ini merupakan harapan-harapan dalam terciptanya kehidupan yang demokratis, kecuali. a. Pemerintahan yang bebas. b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak. c. Pelaksanaan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA

MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA MODUL VII HAK AZAZI MANUSIA Pengertian Hak Azazi Manusia Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal Dasar-dasar HAM tertuang dalam

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: 05Fakultas Nurohma, FASILKOM KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Abstraksi dan Kompetensi ABSTRAKSI = Memahami pengertian

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. PERTEMUAN KE 4 DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara Hukum BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sebagai hukum dasar yang digunakan untuk penmbentukan dan penyelenggaraan Negara Indonesia adalah Undang-undang Dasar, yang pertama kali disahkan berlaku sebagai konstitusi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Kuliah ke 13) suranto@uny.ac.id 1 A. UUD adalah Hukum Dasar Tertulis Hukum dasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) Hukum dasar tertulis yaitu UUD, dan

Lebih terperinci

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999 6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan Hak mendapatkan pengajaran Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat C. Konsep

Lebih terperinci

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI

HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI Makna dan Hakikat Demokrasi Macam-macam pengertian demokrasi: 1. Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu demos yang berarti rakyat

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK DANI YUNIARTA (O ) AGUSTINO ZULFA ( ) SURYA TRIYO ATMOJO ( ) PUJI RAHMAT PRATAMA ( )

ANGGOTA KELOMPOK DANI YUNIARTA (O ) AGUSTINO ZULFA ( ) SURYA TRIYO ATMOJO ( ) PUJI RAHMAT PRATAMA ( ) DEMOKRASI DAN HAM ANGGOTA KELOMPOK DANI YUNIARTA (O8230063) AGUSTINO ZULFA (08230011) SURYA TRIYO ATMOJO ( 08230068 ) PUJI RAHMAT PRATAMA ( 08230069 ) JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Modul ke: 07 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi 2. Hakikat dan Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang telah mengalami beberapa masa kepemimpinan yang memiliki perbedaan karakteristik perlakuan hak politik setiap warga negara

Lebih terperinci

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA (Penyusun: ) Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Dasar Negara Indikator: Untuk dapat menguji pengetahuan tersebut, mahasiswa akan

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -------------- KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Negara Hukum. Manusia

Negara Hukum. Manusia Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia Negara hukum / Rule of Law / Rechtsstaat yang bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa Negara demokrasi adalah negara hukum, namun negara hukum belum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan Pengertian dan

Lebih terperinci

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen PANCASILA Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis DEMOKRASI PANCASILA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengertian Demokrasi Pancasila Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi

Lebih terperinci

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang. BAB II PEMBAHASAN A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat

Lebih terperinci

KEWEWENANGAN PRESIDEN DALAM BIDANG KEHAKIMAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945

KEWEWENANGAN PRESIDEN DALAM BIDANG KEHAKIMAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945 KEWEWENANGAN PRESIDEN DALAM BIDANG KEHAKIMAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945 Oleh : Masriyani ABSTRAK Sebelum amandemen UUD 1945 kewenangan Presiden selaku kepala Negara dan kepala pemerintahan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah- Nya yang wajib dihormati,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1 Konsep Hak dan Kewajiban asasi Manusia Apa itu HAK? Apa itu Kewajiban? HAK adalah suatu yang kita terima, dapat berupa

Lebih terperinci

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGAWAL DEMOKRASI DI KALBAR ANDI MURSIDI Ketua STKIP Singkawang Di Sampaikan Dalam Seminar Pemudan & MUSPIMDA PMII Kalimantan Barat dan Di Aula Kampus STKIP Singkawang Jumat 28

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 09 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Hak Asasi Manusia : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM

HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM HAK AZASI MANUSIA DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM Oleh : ANI PURWANTI, SH.M.Hum. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 PENGERTIAN HAM HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat

Lebih terperinci

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM) Jamuan Ilmiah tentang Hukum Hak Asasi Manusia bagi Tenaga Pendidik Akademi Kepolisian Semarang Jogjakarta Plaza Hotel, 16 18 Mei 2017 MAKALAH INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM) Oleh: Despan Heryansyah,

Lebih terperinci

Pakuan Law Review Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2017

Pakuan Law Review Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2017 PERSPEKTIF PENGATURAN TINDAK PIDANA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN STUDI TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

RINGKASAN PUTUSAN.

RINGKASAN PUTUSAN. RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 40/PUU-VIII/2010 tanggal 19 Juli 2010 atas Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

Oleh : Gea Tri Gusti* ABSTRAK

Oleh : Gea Tri Gusti* ABSTRAK SYARAT PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENURUT PASAL 6A AYAT (2) UNDANG-UNDANG DASAR TAHUN 1945 DI TINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA Oleh : Gea Tri Gusti* ABSTRAK Salah satu bentuk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

KONSEP DASAR HAM. Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) KONSEP DASAR HAM Standar Kompetensi: 3. Menampilkan peran serta dalam upaya pemajuan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis upaya pemajuan, Penghormatan,

Lebih terperinci

THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN

THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN THE RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA Makalah ini untuk memenuhi tugas PKN Dosen Pembimbing : Qudzi Fauzy Penyusun: 1. Catherine F. S (081012008) 2. Nuky F. F. C (081012030) 3. Faraniena Y. R (081012041)

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM Tugas Akhir STMIK AMIKOM Yogyakarta 2011 11.12.6036 Taufik Rizky Afrizal Kelompok I S1 Sistem Informasi Drs. Muhammad Idris P, MM HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ABSTRAK Dalam makalah yang membahas abstrak

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA 1 ALINEA KE IV PEMBUKAAN UUD 1945 MEMUAT : TUJUAN NEGARA, KETENTUAN UUD NEGARA, BENTUK NEGARA, DASAR FILSAFAT NEGARA. OLEH KARENA ITU MAKA SELURUH

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MATERI AUDIENSI DAN DIALOG DENGAN FINALIS CERDAS CERMAT PANCASILA, UUD NEGARA RI TAHUN 1945, NKRI, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN KETETAPAN MPR Dr. H. Marzuki Alie

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Telp. 8446802 Semarang Website.www.smp 37.smg.sch.id Email: smp 37 smg @ yahoo.co.id ULANGAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI) A. Pengertian Politik POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI) Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan kerakyatan adalah bersifat cita-cita kefilsafatan, yaitu bahwa negara adalah untuk keperluan rakyat. Oleh karena itu maka

Lebih terperinci

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: KONSTITUSI DAN RULE OF LAW Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan definisi dan pengertian rule of law 2.

Lebih terperinci

Materi Kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI INDONESIA. Modul 7. Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/

Materi Kuliah PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI INDONESIA. Modul 7. Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/ PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah DEMOKRASI INDONESIA Modul 7 Oleh : Rohdearni Tetty Yulietty Munthe, SH/08124446335 53 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011: 34 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Judicial Review Kewenangan Judicial review diberikan kepada lembaga yudikatif sebagai kontrol bagi kekuasaan legislatif dan eksekutif yang berfungsi membuat UU. Sehubungan

Lebih terperinci

1. Asas Pancasila 2. Asas Kekeluargaan 3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) 4. Asas Pembagian Kekuasaan 5. Asas Negara Hukum

1. Asas Pancasila 2. Asas Kekeluargaan 3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) 4. Asas Pembagian Kekuasaan 5. Asas Negara Hukum 1. Asas Pancasila 2. Asas Kekeluargaan 3. Asas Kedaulatan Rakyat (Demokrasi) 4. Asas Pembagian Kekuasaan 5. Asas Negara Hukum A. Bentuk negara (staats-vormen) B. Bentuk Pemerintahan (regeringsvormen) C.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dalam kehidupan bernegara Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Oni Tarsani,

Lebih terperinci

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut

2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut 2.4.1 Struktur dan Anatomi UUD NRI tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak ikut diamandemen. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

Lebih terperinci

Demokrasi juga dapat diterjemahkan sebagai rakyat berkuasa.

Demokrasi juga dapat diterjemahkan sebagai rakyat berkuasa. ) Demokrasi telah dicita-citakan di Indonesia sejak awal. Bukti yuridisnya, UUD 1945 sebelum amandemen dalam pasal 1 (2) menyatakan, Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh majelis

Lebih terperinci