Esensi Volume 10 No. 3/2007 ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT XYZ DENGAN METODE PEARLS. Albert Budiyanto STIE Nusantara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Esensi Volume 10 No. 3/2007 ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT XYZ DENGAN METODE PEARLS. Albert Budiyanto STIE Nusantara"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT XYZ DENGAN METODE PEARLS Albert Budiyanto STIE Nusantara Koperasi yang ada di Indoensia saat ini bukanlah usaha dengan kemampuan rendah dan modal yang kecil, hal ini terbukti dengan banyaknya koperasi kredit yang mampu bertahan hingga memiliki modal yang jumlahnya milyaran rupiah. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah menganalisa kinerja keuangan koperasi karyawan XYZ, Jakarta dengan menggunakan metode PEARLS periode laporan keuangan -. Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan koperasi karyawan kelompok Gobel dapat disimpulkan bahwa koperasi karyawan Gobel dalam perlindungan assetnya secara keseluruhan sangat baik. Dalam pertumbuhan struktur keuangan yang efektif secara keseluruhan kurang baik. Terhadap kualitas Asset secara keseluruhan baik, dalam tingkat pengembalian dan biaya secara keseluruhan kurang baik. Tingkat likuiditas cukup baik. Sebaiknya koperasi karyawan kelompok Gobel lebih meningkatkan pemberian kredit kepada anggotanya, meningkatkan bunga dalam simpanan anggota. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era Globalisasi, persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama cenderung semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perubahan yang terjadi harus diperhitungkan dan diantisipasi. Demikian halnya dengan para pelaku ekonomi khususnya koperasi, terutama terhadap kinerja keuangan koperasi yang dituntut untuk cepat tanggap dalam mengambil keputusan untuk mencegah hilangnya peluang keuntungan yang ada atau sebaliknya akan mendatangkan kerugian bagi koperasi. Sehubungan dengan hal itu, koperasi harus lebih tangguh dalam menghadapai perubahan dan persaingan yang terjadi didalam lingkungan koperasi itu sendiri atau bersaing dengan lembaga keuangan bukan bank lainnya, baik secara nasional, regional, maupun internasional. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang sangat strategis sebagai awal menuju kemandirian. Dalam mewujudkan koperasi yang mandiri, banyak yang harus dihadapi baik masalah intern koperasi seperti permodalan, manajemen, maupun masalah ekstern koperasi seperti mekanisme pasar, campur tangan pemerintah, dan sebagainya. Dari segi kuantitatif perkembangan koperasi cukup banyak, namun secara kualitatif belum sepenuhnya menggembirakan. Oleh karena itu, koperasi harus diarahkan pada orientasi strategis dan gerakan koperasi harus menumbuhkan manusia-manusia yang mampu menghimpun berbagai sumber daya terutama dana yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada. Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dam masyarakat pada umumnya., serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional Indonesia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur berlandaskan Pancasila dan Undanng Undang Dasar Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu koperasi adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dianalisis dengan cara menganalisis perbandingan dari berbagai pos keuangan. Dengan menganalisis pos-pos keuangan, maka dapat diinterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu koperasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan Koperasi Karyawan Kelompok Gobel dengan menggunakan metode PEARLS (Protection, Effective Financial Structure, Asset Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 23

2 Quality, Rates of Return and Cost, Liquidity, dan Sign of Growth). Metode tersebut digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi struktur keuangan dalam neraca dan mengevaluasi tingkat pertumbuhan. Adapun rumusan dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZ dalam perlindungan asetnya? 2. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZl dalam menentukan potensi pertumbuhan struktur keuangan yang efektif? 3. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZ terhadap kualitas asetnya? 4. Tingkat pengembalian dan biaya pada Koperasi Karyawan XYZ? 5. Tingkat kemampuan Likuiditas Koperasi Karyawan XYZ? 6. Tanda-tanda pertumbuhan pada Koperasi Karyawan XYZ? 2 TINJAUAN TEORI 2.1. PENGERTIAN KOPERASI Secara harfiah kata Koperasi berasal dari : COOPERATION ( latin ), atau cooperation ( Inggris, atau Co-operatie ( Belanda ), dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, atau bekerjasama, atau kerjasama, Sudarsono hal 1 [1]. Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Berkembangnya suatu koperasi dapat dilihat melalui 3 (tiga) criteria, M Tohar, hal 2 [2] 1) Sehat Mental Maju mundurnya suatu koperasi dapat dilihat dari sehat mental para pengurus koperasi, yang hendaknya tidak mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. 2). Sehat Organisasi Koperasi harus benar-benar berjalan berdasarkan AD dan ART. Untuk mencapai organisasi yang sehat, maka koperasi harus mendayagunakan manajemen pengurus, unit badan pemeriksa dan unit usaha koperasi secara optimal. 3). Sehat Usaha Usaha yang dilaksanakan merupakan realisasi keinginan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya MODAL USAHA KOPERASI Modal adalah kekayaan yang dimasukkan dalam proses produksi untuk memperoleh kekayaan yang tergabung secara bersama-sama dan saling, M. Tohar, hal 8 [2]. Sedangkan dari segi akuntansi modal adalah selisih seluruh barang-barang modal dengan seluruh jumlah hutang. Pengertian permodalan adalah usahauntuk memperoleh modal dan mempergunakannya dengan carayang lebih efektif dan efisien untuk mempertahankan pendapatan guna kelangsungan hidupkoperasi. Sedangkan modal kapitalisasi adalah nilai accounting dari keseluruhan modal yang telah digunakan dalam perusahaan berbentuk saham dan utang jangka panjang, M. Tohar, hal 10 [2]. Struktur modal adalah perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Sedangkan modal asing adalah modal yang bersifat sementara yang diperoleh dari luar perusahaan. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang ditanam dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu, M. Tohar, hal 14 [2]. Sumber-sumber permodalan koperasi dari segi asalnya : Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 24

3 a. Sumber Intern yaitu modal yang diperoleh dari dalam perusahaan sendiri. Komponen dari sumber intern antara lain : 1. Laba yang ditahan : diperoleh dari keuntungan koperasi yang tidak dibagi pada akhir tahun kepada para anggotanya. 2. Cadangan penyusutan : diperoleh dari hasil penyusutan alat-alat produksi tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang berlaku pada koperasi. b. Sumber Ekstern yaitu, modal yang diperoleh dari luar koperasi baik dari para anggota maupun dari kreditor Kendala dalam memelihara permodalan, likuiditas dan rentabilitas untuk memenuhi tingkat kesehatan koperasi menurut, Ross Mc. Leod/Choesni, hal 11 [3] antara lain : 1. Masalah simpanan seperti tabungan yang jumlahnya dan jangka waktunya tidak dapat diperkirakan karena sewaktu-waktu dapat diambil oleh anggota. 2. Masalah memperkirakan dana yang terhimpun dari para anggotanya dalam bentuk tabungan atau simpanan serta memperkirakan dana yanga akan disalurkan oleh koperasi kepada para anggotanya, sehingga tidak terjadidana yang menganggur dan dapat menambah pendapatan bunga pinjaman kepada koperasi. 3. Masalah menarik anggota baru untuk dijadikan anggota tetap koperasi serta mempertahankan anggota lama untuk tetap menyimpan dananya pada koperasi dan menambah kepercayaan pada para anggotanya. 4. Masalah kredit macet dimana para anggota yang telah meminjam pada koperasi dalam kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo terabaikan. 5. Masalah penyediaan dana-dana lainnya oleh koperasi diluar dana simpanan. Sumber modal suatu koperasi didapat dari dua sumber yaitu : Sumber intern dan Sumber ekstern. Dari sumber intern suatu koperasi memperoleh modal melalui antara lain: 1) Simpanan anggota Pada simpanan anggota didapat dari sumber antara lain : a. Simpanan pokok yaitu simpanan yang dikenakan oleh setiap anggota dengan sejumlah uang yang telah ditentukan besarnya oleh suatu koperasi. b. Simpanan wajib yaitu simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap anggotakoperasi yang disetor secara periodic baik secara mingguan, bulanan maupun menurut jadwal yang telah ditetapkan oleh RA. c. Simpanan sukarela yaitu sejumlah uang dengan nilai tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan. d. Simpanan lain-lain. Bentuk simpanan lain-lain seperti : a) Deposito anggota Deposito anggota berbentuk simpanan sukarela dari anggota yang identik dengan deposito di bank-bank pada umumnya. b). Simpanan khusus Simpanan khusus ini biasanya telah diputuskan oleh Rapat Anggota bahwa masing-masing anggota harus menambah jenis dan bentuk simpanan selain yang telah disebutkan di atas. 2). Pendayagunaan penyusutan aktiva Sumber modal koperasi intern dengan memberdayakan secara efektif dan efisien penyusutan aktiva pada koperasi. Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 25

4 3). SHU tidak dibagi Sumber modal intern suatu koperasi dapat diperoleh dari SHU tidak dibagi seperti : a. Cadangan dana yaitu bentuk modal yang dibentuk dari SHU yang disimpan oleh suatu koperasi. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi untuk menutupi kerugian koperasi. Cadangan dana biasanya ditetapkan ole RA yang berasal dari SHU 25 harus disimpan pada bank. Cadangan dana ini dapat dibagikan oleh anggota walaupun koperasi akan bubar. b. Dana social yaitu dana yang besarnya telah ditentukan oleh RAT untuk keperluan di luar aktivitas koperasi yang bertujuan social. Dana social ini setiap tahun dikeluarkan oleh koperasi 10 dari SHU yang diperoleh koperasi. c. Dana pendidikan yaitu dana yang dikeluarkan untuk program pendidikan dan program pelatihan karyawan tersebut. Untuk meningkatkan sumber daya manusia pada koperasi tersebut, biasanya dana pendidikan ini ditetapkan melalui RAT yang besarnya 10 dari SHU yang diperoleh koperasi. d. Dana pembangunan yaitu dana yang digunakan untuk memperbaiki atau memperluas gedung dan atau mendirikan gedung baru atau cabang koperasi. Jumlah dari dana pembangunan ini tidak dapat ditentukan berapa besarnya karena tergantung pada perolehan SHU koperasi. 4). Penundaan pembayaran anggota Sumber modal intern suatu koperasi dapat diperoleh melalui penundaan pembayaran anggota seperti : a. Sisa Hasil Usaha (SHU) yaitu pendapatan koperasi yang diperoleh 1 (satu) tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan. SHU tidak dapat dibagi habis karena pembagian SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah atau RAT yang memutuskan SHU tahun buku bersangkutan tatap tinggal dalam rekening simpanan masing-masing anggota. b. Transaksi yaitu pembayaran dari pendapatan bunga anggota dan disimpan di bank umum yang selisih bunganya menjadi pendapatan koperasi. Sedangkan dari sumber ekstern antara lain seperti : 1). Pinjaman atau kredit yaitu sumber modal koperasi dari ekstern yang berupa antara lain : a. Kredit dari bank yaitu sumber modal ekstern koperasi dari pinjaman bank umum yang mau memberikan kredit kepada koperasi. b. Kredit dari pemerintah yaitu kredit yang diberikan pemerintah biasanya melalui bank-bank yang menjadi milik Negara seperti : BRI, BTN, Bank Mandiri. Pada masa lalu, bank Indonesia juga memberikan kredit kepada koperasi. c. Lembaga keuangan yaitu perolehan kredit yang bersumber dari leasing company yang biasanya berbentuk barang-barang produksi untuk koperasi produksi. 2). Donasi yaitu sumber ekstern modal koperasi yang diperoleh dari sumbangan atau hadiah dari pihak-pihak tertentu yang berkeinginan untuk mengembangkan usaha koperasi. 3). Uang muka vilasi yaitu modal ekstern suatu koperasi dari kredit penjualan yang didapat sebagai uang muka pembelian produk yang Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 26

5 dipesan oleh pihak asing atau modal asing, biasanya bentuk koperasi penjualan barang-barang ekspor PERKREDITAN Arti kredit berasal dari bahasa latin credere berarti percaya. Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Perbankan, pasal 1 : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar pihak bank dengan pihak lainnya, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Menurut segi ekonomi arti kredit adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa keuntungan atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit yang dianggap layak diperoleh kreditor dari debitur untuk memelihara kelangsungan usaha atau memperluas usaha, M. Tohar. Hal 87 [3] Unsur-unsur kredit menurut, Thomas Suyatno, dkk, hal 14 [4], antara lain : 1). Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan akan diterimanya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan diterima kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2). Waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. 3). Degree of risk yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. 4). Prestasi yaitu obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Jenis-jenis kredit menurut, M. Tohar, hal 91 [3], antara lain : 1). Dari segi lembaga pemberi dan peneima uang kredit, yaitu : a. Kredit perbankan yaitu pemberian kredit dari bank kepada masyarakat untuk kegiatan uasaha atau konsumsi. b. Kredit likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank yang berprestasi dan selanjutnyadigunakan untuk kegiatan perkreditan. c. Kredit langsung yaitu kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia atau Bank swasta kepada perseorangan untuk keperluan konsumsi. d. Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan untuk tujuan memperlancar proses produksi. 2). Dari segi besar kecilnya aktivitas pemutaran usaha, yaitu : a. Kredit kecil yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang tergolong pengusaha kecil. b. Kredit menengah yaitui kredit yang diberikan kepada pengusaha yang tergolong pengusaha menengah. c. Kredit besar yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang tergolong pengusaha besar. 3). Dari segi waktu, yaitu : a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang diberikan berjangka waktu maksimum 1 tahun, misalnya kredit penjualan dan kredit wesel. b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang diberikan berjangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, misalnya Kredit Modal Kerja Permanen. Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 27

6 c. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang diberikan berjangka waktu lebih dari 3 tahun, misalnya kredit investasi. Instrumen pengendalian kredit, antara lain : a. Degree of risk yaitu usaha untuk mengurangi risiko atau memperkecil risiko yang timbul. b. Manajerial yaitu satu arah kebijakan kredit yang berpedoman pada segi pencapaian rentabilitas tanpa mengabaikan segi keamanan kredit tersebut. c. Bersifat technical yaitu kredit yang dilakukan dengan cara intensif. d. Mengadakan pembinaan dengan cara bimbingan dan pendekatan konstruktif ANALISIS RASIO Analisis Rasio adalah suatu teknik analisis yang menghubungkan antara suatu pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau perhitungan hasil usaha maupun kombinasi dari kedua laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangannya. Sejak tahun 1990, Dewan koperasi kredit Dunia WOCCU ( World Council of Credit Union) telah menerapkan seperangkat Rasio keuangan yang dikenal dengan sebutan PEARLS yaitu, Protection, Effective Financial Structure, Assets Quality, Rates of Return and Cost, Liquidity, dan Sign of Growth. PEARLS adalah suatu system monitoring yang tepat berisikan 41 indikator kuantitatif dan menyediakan analisis rasio yang terpadu serta memberikan gambaran tentang keuangan koperasi kredit, Leonardus Saiman, hal 50 [5] 2.5. KOMPONEN PEARLS Protection (Perlindungan) Perlindungan yang memadai atas harta merupakan sesuatu yang mendasar dalam pengelolaan koperasi kredit model baru perlindungan diukur dengan cara membandingkan cadangan resiko terhadap jumlah kelalaian pinjaman. Tingkat perlindungan dinyatakan cukup jika koperasi kredit mempunyai cadangan resiko yang cukup melindungi 100 jumlah kelalaian pinjaman yang lebih dari 12 bulan dan 35 bagi kelalaian pinjaman antara 1-12 bulan. Prinsip WOCCU : Cadangan resiko merupakan lapis pertama pertahanan terhadap kelalaian pinjaman, Leonardus Saimam, hal 51 [5] Effective Financial Structure (Struktur keuangan yang efektif) Struktur keuangan koperasi kredit merupakan factor penting dalam menentukan potensi pertumbuhan, kepastian pendapatan dan kekuatan keuangan secara keseluruhan. Perbandingan harta, kewajiban dan modal yang ideal sebagai berikut : 1. Harta : Harta koperasi meliputi harta produktif dan tak produktif, dengan komposisi : 1). 95 Harta produktif terdiri dari pinjaman beredar ( ) dan investasi lancer ( ), dan 2). 5 Harta tak prduktif terutama berupa harta tatap ( tanah, bangunan, sarana dan lain-lain Pinjaman beredar dalam memaksimalkan agar mencapai pendapatan yang memadai. Liquiditas berlebihan dihindari agar keuntungan investasi lancer lebih rendah. Asset tidak menghasilkan dihindari karena setelah dibeli sulit dicairkan 2. Kewajiban : Antara simpanan non saham anggota Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 28

7 Indikasinya : 1). Koperasi mencapai kemandirian keuangan 2). Anggota percaya, rajin menabung untuk meminjam lebih besar, memperoleh bunga yang kompetitif. 3. Modal : Antara modal saham anggota 10 Modal lembaga, Leonardus Saiman, hal 51 [5] Asset Quality (Kualitas Harta) 1. Rasio kelalaian pinjaman = kurang dari 5 Rasio kelalaian pinjaman menjadi ukuran terpenting dari kelemahan koperasi kredit. Jika kelalaiannya tinggi, biasanya berpengaruh pada semua bidang pokok pengelolaan koperasi kredit. Kelalaian pinjaman menjadi peringatan dini sebelum krisis berkembang 2. Rasio harta tidak menghasilkan ( Non Earning Asset ) = maksimal 5 Rasio pokok kedua adalah persentase dari harta tidak menghasilkan. Semakin tinggi rasionya, semakin sulit memperoleh pendapatan yang cukup, Leonardus Saiman, hal 51 [5] Rates of Return and Cost (Tingkat Pengembalian dan Biaya) Sistem PEARLS memilah semua komponen utama pendapatan bersih untuk membantu manajemendalam menghitung hasil investasi dan biaya operasi. Dengan membandingkan struktur keuangan dengan hasil-hasil investasi memungkinkan untuk menetapkan bagaimana koperasi kredit mampu menempatkan secara efektif sumber-sumber produktifnya dalam investasi yang memberikan hasil terbaik, Leonardus Saiman, hal 52 [5] Liquidity (Likuiditas) Manajemen likuiditas yang efektif merupakan keterampilan yang sangat penting karena kepentingan simpanan non saham lebih sering berubah-ubah. Sekarang likuiditas merujuk pada uang kas yang diperlukan untuk melayani penarikan simpanan non saham, Leonardus Saiman, hal 52 [5] Sistem PEARLS menganalisis likuiditas, yaitu : a). Cadangan likuiditas keseluruhan Indikator ini mengukur persentase simpanan non saham yang diinvestasikan dalam harta lancer baik di koperasi kredit tingkat sekunder maupun Bank umum. Nilai idealnya adalah antara 10 sampai dengan 20 dari simpanan non saham. b). Cadangan likuiditas Cadangan likuiditas di tingkat sekunder atau badan lain sebaiknya menjadi kewajiban bagi ssetiap koperasi kredit. Dana Likuiditas Sentral harus diciptakan dan dikapitalisasikan oleh koperasi kredit. c). Dana lancar menganggur Cadangan likuiditas ini penting, tetapi juga berarti biaya yang kehilangan peluang. Maka cadangan likuiditas menganggur diupayakan sampai tingkat minimum Signs of Growth (Tanda-tanda Pertumbuhan) Satu-satunya cara yang paling berhasil untuk memelihara nilai harta yang kuat dan akseleratif disertai dengan profitabilitas berkelanjutan. Pertumbuhan koperasi kredit diukur dalam bidang-bidang pokok seperti : a). Aset target idealnya mencapai pertumbuhan positif setiap tahun. b). Pinjaman beredar merupakan asset koperasi kredit yang terpenting dan menguntungkan. Pertumbuhan yang ideal adalah sinkron dengan pertumbuhan asset. Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 29

8 c). Simpanan non saham, mampu melakukan program pemasaran yang agresif. d). Simpanan saham, koperasi kredit memberikan keleluasaan bahwa pertumbuhan simpanan non saham lebih tinggi dari simpanan saham. e). Modal lembaga merupakan indicator terbaik dari profitabilitas. Pertumbuhan diupayakan lebih besar dari pertumbuhan asset, Leonardus Saiman, hal 52 [5] 3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah termasuk penelitian Deskriptif, yaitu suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih ( Variabel yang berdiri sendiri ). Sugiyono, hal : 28 [6] Teknik Pengunpulan Data A. Study Pustaka (Library research) Yakni membaca dan mempelajari berbagai literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan mengutip teori yang relevan dengan pembahasan skripsi ini, sehingga diperoleh pengetahuan mengenai masalah yang akan dibahas. B. Penelitian Lapangan (Field research) Penelitian yang dilakukan dalam metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data secara langsung dari obyek yang diteliti Teknik Analisis Data Dalam PEARLS terdapat 6 komponen yaitu (Protection, Effective FinancialStructure, Asset Quality, Rates of Return and Cost, Liquidity, dan Sign of Growth), dan setiap komponen memiliki sub komponen yang lebih terinci lagi yang akan membantu pihak manajemen untuk memecahkan berbagai masalah yang terjadi didalam koperasi. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam PEARLS TABEL 3-1 : ASPEK DAN RUMUS PEARLS NO. ASPEK DAN RUMUS IDEAL I P = PROTECTION 1-P1 Rasio Cadangan Resiko Cadangan Resiko x 100 Kelalaian Pinjaman > 12 bulan P2 3-P3 Rasio Cadangan Bersih Cadangan Resiko Bersih x 100 Kelalaian Pinjaman 1-12 bulan 35 Rasio Penghapusan Kelalaian Pinjaman > 12 bulan Jika Kelalaian Pinjaman >12 bulan = 0, berarti ideal/bagus. Sebaliknya berarti tidak ideal. = P4 Rasio Penghapusan Pinjaman Macet Akm. Penghapusan thn ini Penghapusan thn lalu x 100 Rata-rata Pinjaman Beredar Seminimal mungkin Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 30

9 5-P5 Rasio Penghapusan Pinj. yang dapat ditagih kembali Akm. Penghapusan yg dpt ditagih kembali x 100 Akm. Penghapusan Esensi Volume 10 No. 3/ P6 Rasio Solvabilitas {Total Aset-(Kelalaian Pinj.+Aset Bermasalah+Kwjbn)}x100 (Total Simpanan Non Saham+Simpanan Saham) P7 II 1-E1 Rasio Modal Bersih {Modal Lembaga (Kel. Pinj.+Aset Bermasalah)}x 100 Total Aset E = EFFECTIVE FINANCIAL STRUCTURE Rasio Pinjaman Beredar Saldo Pinjaman x 100 Total Aset E2 Rasio Investasi Lancar Investasi Lancar x 100 Total Aset 20 3-E3 4-E4 5-E5 Rasio Investasi Keuangan Investasi Keuangan x 100 Total Aset Rasio Investasi Non Keuangan Investasi Non Keuangan x 100 Total Aset Rasio Simpanan Non Saham Total Simpanan Non Saham x 100 Total Aset 10 Seminimal Mungkin E6 7-E7 8-E8 III 1-A1 2-A2 3-A3 Rasio Pinjaman Yang diterima Total Pinjaman Yang Diterima x 100 Total Aset Rasio Simpanan Saham Total Simpanan Saham x 100 Seminimal Mungkin Total Aset Rasio Modal Lembaga (Dana Cad. Umum+Cad. Risiko+Donasi) x 100 Total Aset 10 A = ASSET QUALITY Rasio Kelalaian Pinjaman Total Kelalaian x Total Saldo Pinjaman Rasio Harta Tidak Produktif Aset yang tidak Menghasilkan x Total Aset Rasio Dana Tidak Berbiaya Total Dana tidak berbiaya x 100 Total Harta tidak menghasilkan 100 Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 31

10 IV 1-R1 2-R2 Esensi Volume 10 No. 3/ R = RATES OF RETURN AND COSTS Rasio Pendapatan dari Pinjaman (Bunga+Service Fee+Denda) x 100 Rata-rata Saldo Pinjaman Rasio Pendapatan dari Investasi Lancar Total Pendapatan Investasi Lancar x 100 Rata-rata Investasi Lancar Harga Pasar 3-R3 Rasio Pendapatan Investasi Keuangan Total Pendapatan Investasi Keuangan x 100 Rata-rata Investasi Keuangan Harga Pasar 4-R4 5-R5 6-R6 7-R7 8-R8 9-R9 10- R R R12 V 1-L1 2-L2 3-L3 4-L4 Rasio Pendapatan Investasi Non Keuangan Total Pendapatan Investasi Non Keuangan x 100 Rata-rata Investasi Non Keuangan R! Rasio Biaya untuk Simpanan Non Saham Total Biaya Simpanan Non Saham x 100 > Inflasi Rata-rata Saldo Simpanan Non Saham Rasio Biaya Pinjaman yang diterima Total Biaya Bunga Utang x 100 R5 Rata-rata Saldo Utang Rasio Biaya Simpanan Saham (Deviden) Total Deviden x 100 R5 Rata-rata Simp. Saham Rasio SHU Kotor (Total Pendptn Kotor Biaya Bunga Deviden)x 100 Rata-rata Aset Rasio Biaya Operasional Total Biaya Operasional x 100 Rata-rata Aset 3-10 Rasio Cadangan Risiko Cadangan Risiko x 100 > Kelalaian Rata-rata Aset. Rasio Pendapatan atau Biaya Insidental Pendapatan atau Biaya x 100 Rata-rata Aset Seminimal Mungkin Rasio SHU Bersih SHU Bersih x 100 Rata-rata Aset > 1 L = LIQUIDITY Rasio Likuiditas Aset (Aset Likuid Kewajiban <30 hari)x Total Simpanan Non Saham Rasio Cadangan Likuiditas Cadangan Likuiditas x 100 Total Simpanan Non Saham 10 Rasio Aset Likuid Tak Produktif Likuiditas yang tidak menghasilkan x 100 Total Aset < 1 Rasio Simpanan Non Saham di Puskopdit Total Simpanan Non Saham di Puskopdit x 100 (Total Investasi Lancar + Aset Lancar tdk menghasilkan) 100 Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 32

11 VI 1-S1 2-S2 3-S3 4-S4 Esensi Volume 10 No. 3/ S = SIGN OF GROWTH Pertumbuhan Aset (Total Aset thn ini Total Aset thn lalu) x 100 Total Aset tahun lalu Pertumbuhan Pinjaman (Saldo Pinjaman thn ini Saldo Pinjaman thn lalu) x 100 Saldo Pinjaman thn lalu Pertumbuhan Simpanan Non Saham (Simp.Non Saham thn ini Simp.Non Saham thn lalu)x 100 Simp. Non Saham thn lalu Pertumbuhan Pinjaman yang Diterima Saldo Utang thn ini Saldo Utang thn lalu) x 100 Saldo Utang thn lalu > Inflasi > = < S1 E1 > = < S1 E5 > = < S5 E6 5-S5 6-S6 Pertumbuhan Simpanan Saham (Simpanan Saham thn ini - Simpanan thn lalu) x 100 Simpanan Saham thn lalu Pertumbuhan Modal Lembaga (Modal lembaga thn ini Modal lembaga thn lalu) x 100 Modal Lembaga thn lalu > = < S1 E7 > = < S1 E8 7-S7 Pertumbuhan Anggota (Jumlah Anggota thn ini Jumlah Anggota thn lalu) x 100 Jumlah Anggota thn lalu > 5 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisis kinerja keuangan pada Koperasi Karyawan Kelompok Gobel, penulis menggunakan metode PEARLS ( Protection, Effective Financial Structure, Asset Quality, Rates of Return and Cost, Liquidity, dan Sign of Growth). Data yang digunakan adalah laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi Karyawan XYZ pada Rapat Anggota Tahuanan (RAT) untuk periode -. dalam analisis PEARLS terdapat 41 indikator kuantitatif, namun penulis hanya menganalisis terhadap 31 indikator saja. Dengan menggunakan analisis PEARLS ini diharapkan manajer dapat menempatkan bidang-bidang pokok yang bermasalah, kemudian menyusun peraturan-peraturan yang diperlukan sebelum masalah menjadi serius. Intinya, PEARLS adalah system peringatan dini yang dapat memberikan informasi bagi pengurus manajemen koperasi kredit yang berharga. 5.1 Analisis Rasio Perlindungan ( Protection ) Perlindungan yang memadai atas harta merupakan sesuatu yang mendasar dalam pengelolaan koperasi model baru. Perlindungan diukur dengan cara membandingkan cadangan resiko terhadap jumlah kelalaian. Koperasi tersebut harus melindungi 100 jumlah kelalaian pinjaman lebih dari 12 bulan dan 35 untuk melindungi kelalaian pinjaman 1-12 bulan. TABEL 5 1 : Analisis Rasio Perlindungan ( Protection ) Tahun Perhitungan Hasil 1 P x ,73 Kenaikan / Penurunan IDEAL 511,95 Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 33

12 6 P6 7 P x x x x x Esensi Volume 10 No. 3/ 6.749,68 297,26 182,54 1,66 1, , , Rasio Cadangan Resiko (P1) Rasio Cadangan Resiko bertujuan untuk mengukur kemampuan cadangan resiko untuk menanggung kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian pinjaman > 12 bulan. Berdasarkan hasil perhitungan, rasio cadangan resiko yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ jauh diatas standar ideal 100 yaitu 6.237,73 (2003); 6.749,68 (2004), kenaikannya hingga mencapai 511,95. Hal ini disebabkan oleh kelalaian pinjaman yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sangat kecil jumlahnya dibandingkan dengan jumlah cadangan resiko yang dimiliki Rasio Solvabilitas (P6) Rasio Solvabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan koperasi untuk membayar semua utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio solvabilitas yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sudah mencapai standar ideal 100 yaitu 2.605,80 (2003); 182,54 (2004), walaupun mengalami penurunan, tetapi masih dalam standar ideal. Hal ini memperlihatkan koperasi Karyawan XYZ mampu mengembalikan hak-hak anggotanya apabila terjadi likuidasi. Diharapkan hal ini dapat dipertahankan Rasio Modal Bersih (P7) Rasio Modal Bersih bertujuan untuk mengukur nilai kekayaan koperasi kredit. Berdasarkan perhitungan tahun, rasio modal bersih yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal 10 yaitu 1,66 (); 1,50 (). Ini dikarenakan jumlah kelalaian pinjaman yang besar tidak sesuai dengan modal lembaga yang dibentuk oleh Koperasi Karyawan XYZ. 5.2 Analisis Rasio Struktur Keuangan yang Efektif ( Effective Financial Structure ) Indikator dari struktur keuangan yang efektif adalah untuk mengukur komposisi nomor-nomor perkiraan yang paling penting didalam laporan keuangan. Suatu struktur keuangan yang efektif perlu untuk menjaga keamanan, kepastian mencapai tujuan, dan kemampuan memperoleh keuntungan, dimana pada saat yang sama, koperasi kredit perlu menduduki posisi dengan pertumbuhan yang tinggi. TABEL 5 2 : Analisis Rasio Struktur Keuangan yang Efektif ( Effective Financial Structure ) Tahun Perhitungan Hasil Kenaikan / Penurunan IDEAL Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 34

13 1 E x x E x x E x x E x x E x x E x x E x x ,26 4,63 1,32 1,81 0,40 0,34 1,40 3,61 89,60 89,40 2,10 2,20 1,68 1,51 Esensi Volume 10 No. 3/ - 1, , , , ,2 Seminimal Mungkin 0, , Rasio Pinjaman Beredar (E1) Rasio Pinjaman Beredar bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang iinvestasikan dalam pinjaman. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio pinjaman beredar yang dimiliki oleh koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal 70 80, yaitu 6,26 (); 4,63 (). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah harta yang diinvestaikan dalam pinjaman masih sedikit Rasio Investasi Lancar (E2) Rasio Investasi Lancar bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diinvestasikan dalam bentuk harta lancar. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio investasi lancar yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sudah mencapai standar ideal 20 yaitu 1,32 (); 1,81 () Rasio Investasi Keuangan (E3) Rasio Investasi Keuangan bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diinvestasikan dalam bentuk investasi keuangan. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio investasi keuangan yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sudah mencapai standar ideal 10 yaitu 0,40 (); 0,34 (). Investasi keuangan dapat menambah pendapatan koperasi, karena termasuk aset yang menghasilkan Rasio Simpanan Non Saham (E5) Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 35

14 Rasio Simpanan Non Saham bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diperoeh dari simpanan non saham. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio simpanan non saham yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ masih jauh dibawah standar ideal yaitu 1,40 (); 3,61 (). Walaupun masih jauh dibawah standar ideal tetapi terjadi kenaikan pada tahun. Semakin banyak anggota menabung akan semakin baik mempengaruhi simpanan non saham Rasio Pinjaman yang diterima (E6) Rasio Pinjaman yang diterima bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diperoleh dari pinjaman (utang) dari pihak luar. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio pinjaman yang diterima oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal seminimal mungkin yaitu 89,60 (); 89,40 (). Hal itu terjadi karena peningkatan hutang pada pihak luar setiap tahunnya Rasio Simpanan Saham (E7) Rasio Simpanan Saham bertujuan untuk mengukur persentase seluruh harta yang diperoleh dari simpanan saham anggota. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio simpanan saham yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal yaitu 2,10 (); 2,20 () Rasio Modal Lembaga (E8) Rasio Modal Lembaga bertujuan mengukur persentase seluruh harta yang murni menjadi milik (Modal) lembaga. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio modal lembaga yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ jauh dibawah standar ideal 10 yaitu 1,68 (); 1,51 (). Hail ini karena jumlah aset yang besar tidak sesuai dengan modal lembaga. 5.3 Analisis Rasio kualitas Aset ( Asset Quality ) a. Rasio Kelalaian Pinjaman = kurang dari 5 Rasio kelalaian pinjaman menjadi ukuran terpenting untuk melihat kelemahan koperasi kredit. b. Rasio harta tidak menghasilkan = maksimal 5 Rasio pokok kedua adalah persentase harta tidak menghasilkan, semakin tinggi rasionya semakin sulit untuk memperoleh pendapatan yang cukup. TABEL 5 3 : Analisis Rasio Kualitas Aset ( Asset Quality ) Tahun Perhitungan Hasil Kenaikan / IDEAL Penurunan 1 A x 100 0, , x 100 0, A x 100 0,36-0, x 100 0, A x , , x , Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 36

15 5.3.1 Rasio Kelalaian Pinjaman (A1) Rasio Kelalaian Pinjaman bertujuan mengukur persentase kelalaian pinjaman terhadap saldo pinjaman yang diberikan. Rasio kelalaian pinjaman yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ pada tahun sudah mencapai standar ideal 5 yaitu 0,35 (); 0,40 () Rasio Harta Tidak Produktif (A2) Rasio Harta Tidak Produktif bertujuan mengukur persentae seluruh harta yang tidak menghasilkan pendapatan. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio harta tidak produktif yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sudah mencapai standar ideal 5 yaitu 0,36 (); 0,33 (). Semakin tinggi rasio harta tidak produktif semakin sulit Koperasi Karyawan XYZ memperoleh pendapatan Rasio Dana Tidak Berbiaya (A3) Rasio Dana Tidak Berbiaya bertujuan mengukur persentase seluruh dana yang tidak berbiaya untuk membiayai harta tidak menghasilkan. Berdasarkan hasil perhitungan tahun, rasio dana tidak berbiaya yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ telah jauh melebihi standar ideal 100 yaitu 574,45 (); 662,11 (). 5.4 Analisis Rasio Tingkat Pengembalian dan Biaya (Rates of Return and Cost) Sistem PEARLS memilah semua komponen utama pendapatan bersih untuk membantu manajemen dalam menghitung hasil investasi dan biaya operasi. Dengan membandingkan struktur keuangan dengan hasil-hasil investasi memungkinkan untuk menetapkan bagaimana koperasi kredit mampu menempatkansecara efektif sumber-sumber produktifnya dalam investasi yang menghasilkan hasil terbaik. TABEL 5 4 : Analisis Rasio Tingkat Pengembalian dan Biaya (Rates of Return and Cost) Tahun Perhitungan Hasil Kenaikan / Penurunan IDEAL 1 R x , R x ,95 Harga Pasar 3 R3 5 R5 7 R x x x ,83 Harga Pasar 2,71 > Inflasi 0,09 R5 8 R x , Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 37

16 9 R x R x R x , ,36 > Kelalaian 0,65 > Rasio Pendapatan dari Pinjaman (R1) Rasio Pendapatan dari Pinjaman bertujuan mengukur persentase seluruh pendapatan yang diperoleh dari pinjaman beredar. Rasio pendapatan dari pinjaman yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal yaitu 4,23 (). Tidak ada system denda pada Koperasi Karyawan XYZ Rasio Pendapatan dari Investasi Lancar (R2) Rasio Pendapatan dari Investasi Lancar bertujuan mengukur persentase seluruh pendapatan yang diperoleh dari investasi jangka pendek. Rasio pendapatan dari investasi lancar yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sebesar 3,95. Standar idealnya yaitu harga pasar (tingkat suku bunga) BI 7,39 () Rasio Pendapatan Investasi Keuangan (R3) Rasio Pendapatan dari Investasi Keuangan bertujuan mengukur persentase seluruh pendapatan yang diperoleh dari investasi jangka panjang. Rasio pendapatan dari investasi keuangan yang dimiliki Koperasi Karyawan XYZ jauh berada di atas harga pasar (suku bunga) BI yaitu 44,83 () Rasio Biaya untuk Simpanan Non Saham (R5) Rasio Biaya untuk Simpanan Non Saham bertujuan mengukur biaya untuk simpanan non saham. Rasio yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal > inflasi yaitu 2,71 (), inflasi yang terjadi 6,40 (). Hasil ini menunjukkan biaya atau bunga yang diberikan Koperasi Karyawan XYZ belum baik. Harus berusaha meningkatkan biaya atau bunga simpanan non saham hingga mencapai standar ideal. Agar anggota tertarik dan meningkatkan jumlah simpanan non sahamnya Rasio Biaya Simpanan Saham ( Deviden ) (R7) Rasio Biaya Simpanan Saham bertujuan mengukur deviden simpanan saham anggota. Rasio yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal R5 yaitu 0,09 () Rasio SHU Kotor (R8) Rasio SHU Kotor bertujuan mengukur pendapatan kotor yang cukup untuk membiayai operasional dan modal lembaga. Rasio SHU Kotor yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ belum mencapai standar ideal yaitu 1,56 (). Rasio ini menunjukkan bahwa pendapatan kotor koperasi belum cukup untuk membiayai kegiatan operasional dan memupuk modal lembaganya Rasio Biaya Operasional (R9) Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 38

17 Rasio Biaya Operasional bertujuan mengukur biaya yang berkaitan dengan pengelolaan harta koperasi dan menunjukkan tingkat efisiensi operasional. Rasio Biaya Operasional yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ tahun tidak ideal yaitu 1,46 (), standar idealnya Rasio Cadangan Risiko (R10) Rasio Cadangan Risiko bertujuan mengukur kerugian dari harta berisiko karena kelalaian pinjaman. Rasio cadangan risiko yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ sebesar 1,36 (2004). Hasil ini menunjukkan bahwa Koperasi Karyawan XYZ sudah mencapai standar ideal > kelalaian. Kelalaian yang dimiliki sebesar 0, Rasio SHU Bersih (R12) Rasio SHU Bersih bertujuan mengukur pendapatan bersih setelah deviden dan pajak untuk membentuk modal lembaga. Rasio SHU Bersih yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ tahun belum mencapai standar ideal > 1 yaitu 0, Analisis Rasio Likuiditas ( Liquidity ) Manajemen likuiditas yang efektif mupakan keterampilan yang sangat penting karena kepentingan simpanan non saham lebih sering berubah-ubah. Sekarang likuiditas merujuk pada uang kas yang diperlukan untuk melayani penarikan simpanan non saham. TABEL 5 5 : Analisis Rasio Likuiditas ( Liquidity ) Tahun Perhitungan Hasil 1 L x , x , L x 100 0, x 100 0, Kenaikan / Penurunan IDEAL - 37, ,034 < Rasio Likuiditas Aset ( L1 ) Rasio Likuiditas Aset bertujuan mengukur kecukupan dana likuid untuk memenuhi penarikan tabungan anggota. Rasio likuiditas aset yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ tahun sudah melebihi standar ideal yaitu 85,88 (); 48,52 (). Ini disebabkan aset likuid yang tersedia melebihi dari distandarkan untuk memenuhi permintaan penarikan tabungan anggota. Aset likuid yang besar juga tidak baik karena dana tersebut akan memberikan pendapatan yang kecil jika dibandingkan pendapatan dari investasi yang lain misalnya piutang Rasio Aset Likuid Tidak Produktif ( L3 ) Rasio Aset Likuid Tidak Produktif bertujuan mengukur persentase harta lancar yang tidak menghasilkan. Rasio aset likuid tidak produktif pada Koperasi Karyawan XYZ tahun sudah mencapai standar ideal < 1 yaitu 0,11 (); 0,76 (). Ini berarti koperasi karyawan XYZ telah mengurangi aset tidak menghasilkannya. 5.6 Analisis Rasio tanda-tanda pertumbuhan ( Sign of Growth ) Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 39

18 Analisis tersebut merupakan cara yang paling berhasil untuk memelihara nilai harta yang kuat dan akseleratif disertai dengan profitabilitas berkelanjutan. Pertumbuhan koperasi kredit duikur dalam bidang-bidang pokok seperti : harta, pinjaman beredar, atau piutang koperasi, simpanan non saham, simpanan saham, modal lembaga dan jumlah anggota koperasi. TABEL 5 6 : Analisis Rasio Tanda-tanda Pertumbuhan ( Sign of Growth ) Tahun Perhitungan Hasil 1 S1 2 S x x Kenaikan / Penurunan IDEAL 18,65 < Inflasi - 12,22 >=< S1 E1 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S x x x x ( ) x ,46 >=< S1 E5 19,41 >=< S5 E6 24,14 >=< S1 E7 6,71 >=< S1 E8-0,56 > Rasio Pertumbuhan Aset (S1) Rasio Pertumbuhan Aset bertujuan mengukur pertumbuhan aset yang terjadi selama setahun. Rasio pertumbuhan aset pada Koperasi Karyawan XYZ sebesar 18,65 (). Hasilnya diatas standar ideal inflasi yang ditetapkan 6,40 (). Peningkatan total aset setiap tahunnya menunjukkan Koperasi Karyawan XYZ selalu mengatur aset yang dimiliki lebih produktif Rasio Pertumbuhan Pinjaman (S2) Rasio Pertumbuhan Pinjaman bertujuan mengukur pertumbuhan pinjaman selama setahun. Rasio pertumbuhan pinjaman pada Koperasi Karyawan XYZ yaitu 12,25 (). Standar idealnya > = < S1 E1, untuk standar ideal S1 (> inflasi) adalah 6,40 () berarti belum mencapai standar ideal. Sedangkan E1 (70 80) berarti tahun 4 belum mencapai standar ideal. Kesimpulannya rasio pertumbuhan pinjaman belum mencapai standar ideal Rasio Pertumbuhan Simpanan Non Saham (S3) Rasio Pertumbuhan Simpanan Non Saham bertujuan mengukur pertumbuhan simpanan non saham dalam setahun. Rasio pertumbuhan simpanan non saham yang dimiliki Koperasi Karyawan XYZ yaitu 206,46 (). Standar ideal rasio pertumbuhan simpanan non saham yaitu > = < S1 E5. Standar S1 (> Inflasi) yaitu 6,40 () hasilnya ideal, karena hasilnya jauh lebih besar dari inflasi. Jika menggunakan standar ideal E5 (70 80), hasilnya tidak ideal. Kesimpulannya adalah rasio pertumbuhan simpanan non saham ideal jika menggunakan standar ideal S1, hasilnya jauh diatas inflasi yang terjadi Rasio Pertumbuhan Pinjaman yang Diterima (S4) Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 40

19 Rasio Pertumbuhan Pinjaman yang Diterima bertujuan mengukur pertumbuhan pinjaman yang diterima. Rasio pertumbuhan pinjaman yang diterima oleh Koperasi Karyawan XYZ yaitu 19,41 (). Standar idealnya > = < S5 E6. Untuk standar ideal S5 hasilnya ideal untuk tahun. Sedangkan standar ideal E6 (seminimal mungkin) hasilnya tidak ideal Rasio Pertumbuhan Simpanan Saham (S5) Rasio Simpanan Saham bertujuan mengukur pertumbuhan simpanan saham dalam setahun. Rasio pertumbuhan simpanan saham yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ yaitu 24,14 (). Standar ideal rasio pertumbuhan simpanan saham yaitu > = < S1 E7. Standar ideal S1 (> Inflasi) hasilnya ideal, karena lebih besar dari inflasi. Jika menggunakan standar ideal E7 (10 20), hasilnya tidak ideal. Kesimpulannya adalah rasio pertumbuhan simpanan saham ideal jika menggunakan standar ideal S1, hasilnya di atas inflasi yang terjadi Rasio Pertumbuhan Modal Lembaga (S6) Rasio Pertumbuhan Modal Lembaga bertujuan mengukur pertumbuhan modal lembaga. Rasio pertumbuhan modal lembaga yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ yaitu 6,71 (). Standar ideal > = < S1 E8. Standar ideal S1 (> Inflasi) hasilnya ideal, karena lebih besar dari inflasi. Jika menggunakan standar ideal E8 ( 10), hasilnya tidak ideal. Kesimpulannya adalah rasio pertumbuhan modal lembaga ideal jika menggunakan standar ideal S Rasio Pertumbuhan Anggota (S7) Rasio Pertumbuhan Anggota bertujuan untuk mengukur pertumbuhan anggota dalam setahun. Rasio pertumbuhan anggota pada Koperasi Karyawan XYZ tahun belum mencapai standar ideal > 5 yaitu 0,56. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa pada tahun 2004 tidak terjadi peningkatan anggota pada Koperasi Karyawan XYZ. 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZ dalam perlindungan asetnya secara keseluruhan sangat baik, terutama pada pos Cadangan Resiko. Cadangan Resiko yang dimiliki oleh Koperasi Karyawan XYZ mampu menutupi 100 kelalaian yang terjadi. Hal ini terjadi selama periode. Dalam Rasio Solvabilitas terlihat pula bahwa Koperasi karyawan XYZ mampu mengembalikan hak-hak anggotanya apabila terjadi likuidasi 2. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZ dalam menentukan potensi pertumbuhan struktur keuangan yang efektif periode secara keseluruhan kurang baik, pada Rasio Pinjaman Beredar menunjukkan bahwa jumlah harta yang diinvestasikan dalam pinjaman masih sedikit. Pada Rasio Simpanan Non Saham terlihat bahwa jumlah anggota yang menabung pada Koperasi Karyawan XYZ masih sedikit. Pada Rasio Pinjaman yang diterima juga terlihat bahwa terjadi peningkatan hutang setiap tahunnya pada pihak luar. Begitu pula yang terjadi pada Rasio Simpanan Saham dan Rasio Modal Lembaga. 3. Tingkat kemampuan Koperasi Karyawan XYZ terhadap kualitas asetnya secara keseluruhan sudah baik, hanya saja pada Rasio Harta Tidak Produktif mengalami penurunan pada tahun Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 41

20 4. Tingkat pengembalian dan biaya Koperasi Karyawan XYZ secara keseluruhan kurang baik, pada Rasio Pendapatan dari Pinjaman terlihat belum mencapai standar ideal. Pada Rasio Biaya untuk Simpanan Non Saham menunjukkan bahwa biaya atau bunga yang diberikan Koperasi Karyawan XYZ belum sesuai dengan keinginan anggota. Dan Koperasi Karyawan XYZ dalam Rasio SHU Kotor terlihat pendapatan kotor koperasi belum cukup untuk membiayai kegiatan operasional dan modal lembaga. Begitu pula yang terjadi pada Rasio biaya Operasional dan Rasio SHU bersih. 5. Tingkat kemampuan likuiditas Koperasi Karyawan XYZ sudah cukup baik, namun pada Rasio Likuiditas Aset periode sudah melebihi standar ideal. Hal ini disebabkan aset likuid yang tersedia melebihi dari yang distandarkan untuk memenuhi permintaan penarikan tabungan anggota. Aset likuid yang besar juga tidak baik karena dana tersebut akan memberikan pendapatan yang kecil jika dibandingkan pendapatan dari investasi yang lain. 6. Tingkat pertumbuhan Koperasi Karyawan XYZ secara menyeluruh menunjukkan hasil yang cukup baik, namun pada Rasio Pertumbuhan anggota tidak terjadi peningkatan anggota pada Koperasi Karyawan XYZ 6.2 Saran-saran Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis mensarankan : 1. Koperasi Karyawan XYZ lebih meningkatkan pemberian kredit kepada anggotanya. Jika dilihat dari total aset yang besar sangat memungkinkan Koperasi Karyawan XYZ dalam meningkatkan pemberian kredit kepada anggotanya. 2. Koperasi Karyawan XYZ meningkatkan bunga dalam simpanan anggota, agar anggota lebih tertarik lagi dalam menyimpan uangnya pada Koperasi. 3. Koperasi Karyawan XYZ hendaknya mencari media investasi lain untuk memperkecil aset likuid yang dimiliki oleh Koperasi dan untuk memperbesar pendapatan Koperasi. Karena aset likuid yang besar juga tidak baik karena akan memberikan pendapatan yang kecil bagi koperasi. DAFTAR PUSTAKA [1] Edilius dan Sudarsono, Koperasi Dalam Teori Dan Praktik, Penerbit Rieneka Cipta, 1996 [2] M Tohar, Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Penerbit Kanisius, 2000 [3] Ros Mc Leod / Choesni, Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi Perbankan Bagian Kedua, Penerbit Universitas Indonesia, 1991 [4] Thomas Suyatno, dkk, Dasar-dasar Perkreditan, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1995 [5] Leonardus Saiman, Ekonomi / Manajemen Koperasi, STIE Nusantara, 2005 [6] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, 2004 Albert Budiyanto Ananlisa Kinerja Keuangan Koperasi... 42

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Bank adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Bank adalah sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi hampir tidak mungkin terhindar dari peran lembaga keuangan. Lembaga keuangan memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data-data angka (numerika) yang diolah datanya. penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada data-data angka (numerika) yang diolah datanya. penelitian 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Artinya pendekatan yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis 1. Sumber Daya Perusahaan a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 : pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS 47 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode PEARLS Berdasarkan PBI no.9/1/2007 Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan bank pada dasarnya menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka BAB I PENDAHULUAN A. Later Belakang Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. 1. Waktu : Mei 2009 2. Tempat penelitian : Koperasi Kredit Usaha Sejahtera Jl. Bambu Kuning IX No. 3B Cengkareng Jakarta Barat Koperasi Kredit

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG ABSTRAKSI Nita albinus_tini@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari peristiwa-perisiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-04-18 Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 di Indonesia telah membawa dampak yang sangat luas dan telah berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI TUJUAN PEMBELAJARAN 1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN Diharapkan peserta mengerti dan memahami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV RASIO KEUANGAN BAB IV RASIO KEUANGAN 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) A. Rasio Lancar (Current Ratio) Aktiva Lancar Current Ratio = -------------------------- Hutang Lancar Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan ( Financial Management ), atau dalam literature lain di sebut pembelanjaan, adalah segala aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi Sesuai dengan hasil forum koperasi sedunia (International Cooperative Alliance= ICA) di Manchester Inggris yang dikenal dengan sebutan International Cooperative Alliance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS 1. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 5 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan perusahaan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan, pengendalian, perolehan serta pendistribusian asset-aset keuangan perusahaan. Aktivitas yag dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

SUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

METADATA INFORMASI DASAR

METADATA INFORMASI DASAR METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS ABSTRAKSI Anyap kk.anyap@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Credit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang pesat menjadikan iklim persaingan dalam dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya Manajemen Dana Bank yaitu: Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian global yang semakin cepat terutama sejak memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya industri

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 4 Analisis Ratio BAB 4 Analisis Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka,

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat memulai suatu penelitian diperlukan suatu landasan teori yang relevan dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini cenderung terjadi stagnasi akibat dari inflasi yang berlangsung lama yang dapat melumpuhkan perekonomian. Kondisi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010-2012 DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06 Latar Belakang Menurut UU RI No 10 1998 tanggal

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari anggota masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci